Dalam agama islam dikenal dua pilar penting yang menjadi pedoman hidup bagi
seorang muslim, yaitu Rukun Iman dan Rukun Islam. Iman. Menurut bahasa, artinya
membenarkan. Sedangkan, iman menurut istilah syariat, maksudnya mengakui dengan
lisan (perkataan), membenarkan (tashdiiq)
dengan hati dan mengamalkannnya dengan anggota tubuh.
Adapun Rukun iman itu sendiri terdiri atas 6 rukun antara lain:
1. Iman kepada Allah.
2. Iman kepada para malaikat.
3. Iman kepada kitab-kitab Allah.
4. Iman kepada Nabi dan Rasul
5. Iman kepada had akhir (kiamat).
6. Iman kepada Qodar Allah yang baik atau yang buruk.
1. Meyakini bahwa penciptaan manusia adalah kehendak Allah dan tidak mahkluk
lain yang terdapat di semesta alam tanpa pengetahuan Allah swt,
2. Meyakini bahwa Allah lah yang menciptakan bumi dan alam semesta dan Allah
pulalah yang memberikan reski kepada manusia dan mahkluk lainnya.
3. Meyakini bahwa Allahlah yang patut disembah dan hanya kepadaNyalah segala
ibadah ditujukan, misalnya berzikir, sujud, berdoa, dan meminta. Semuanya
hanya kepada Allah semata.
4. Meyakini sifat-sifat Allah yang tercantum dalam alquran (Asmaul Husna)
Selain itu Pula, makna beriman kepada hari akhir yaitu kita mengimani kejadian
gaib lainnya seperti dibangkitkannya manusia dari kubur, dikumpulkannya manusia di
padang mashar, adanya hari pembalasan, adanya siksa kubur dan nikmat kubur, dan
meyakini adanya surga dan neraka. Semua dilakukan semata-mata untuk mendekatkan
diri kepada Allah.
Dalam agama islam, terdapat lima pilar yang mencirikhaskan seorang muslim.
Pilar ini disebut sebagai Rukun islam. Rukun Islam inilah yang menjadi pedoman umum
seroang muslim dalam beribadah kepada Allah.
Adapun Rukun Islam itu sendri, antara lain:
1. Syahadat (Pengakuan bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah, selain Allah
SWT)
2. Mendirikan Shalat.
3. Menunaikan Zakat.
4. Puasa Pada Bulan Ramadhan dan
5. Haji Ke Baitullah
Adapun bacaan surah dalam raka‟at pertama maupun kedua boleh apa saja
3. Sholat Dhuha
Merupakan sholat sunah yang dikerjakan pada sekitar jam 7 pagi, waktu dimana
matahari terbit atau naik sekitar 7 hasta sampai terasa panas menjelang Dzuhur.
Sebaiknya dikerjakan pada seperempat kedua hari atau sekitar pukul 9 pagi.
boleh dikerjakan sendiri maupun berjamaah.
Sholat Dhuha dilakukan dalam satuan dua kali raka‟at untuk satu kali salam.
Jumlah raka‟atnya ada delapan, namun adapula yang mengatakan boleh
dubelas raka‟at, atau tidak ada batasan.
1. Niat
5. Sholat Tahajud
Sholat Tahajud merupakan Sholat sunnat yang dikerjakan pada waktu sunat
yang dikerjakan pada waktu malam hari/ dikerjakan dalam satuan 2 Raka‟at
untuk satu kali salam. Dikerjakan apabila telah terbangun dari tidur dan sudah
mengerjakan sholat isya.
Dilaksanakan di Awal malam yakni antara waktu Isya sampai sekitar pukul 10
malam (sepertiga pertama maalam). Atau dikerjakan pada tengah malam, antara
pukul 10 sampai pukul 1 dini hari (sepertiga kedua malam). Dan paling utama
apabila dikerjakan pada hari sampai menjelang sholat subuh (sepertiga akhir
malam).
Niatnya
Ushhali sunnatat tahajjud rak‟ataini lilaahi ta‟aalaa‟. Artinya, “aku niat sholat
sunnat tahajud dua raka‟at, karena Allah Ta‟ala”.
Artinya :
“Wahai Allah, Milik-Mu lah segala puji. Engkaulah penegak dan pengurus langit
dan bumi serta makhluk yang ada didalamnya. Milik-Mu lah segala puji.
Engkaulah penguasa (raja) langit dan bumi serta makhluk yang ada didalamnya.
Milik-Mu lah segala puji. Engkaulah cahaya langit dan Bumi serta makhluk yang
ada didalamnya. Milik-Mu lah segala puji. Engkaulah yang Hak (benar), janji-Mu
lah yang benar, pertemuan dengan-Mu adalah benar, perkataan-Mu benar, surga
itu benar (ada), neraka itu benar (ada). Para nabi itu benar, nabi Muhammad
SAW itu benar, dan hari kiaamat itu benar (ada). Wahai Allah ! hanya kepada-Mu
lah aku berserah diri, hanya Kepada-Mu lah aku beriman. Hanya kepada-Mu lah
bertawakkal hanya kepada-Mu lah aku kembali, hanya dengan-Mu lah kuhadapi
musuhku, dan hanya Kepada-Mu lah aku berhukum, oleh karena itu ampinilah
aku segala dosaku, yang telah kulakukan dan yang mungkin akan kulakukan,
yang kurahasiakan dan yang kulakukan secara terang-terangan, dan dosa-dosa
lainnya yang engkau lebih mengetahuinya dari pada aku. Engkaulah yang maha
terdahulu dan engkaulah dan engkaulah yang maha terakhir. Tak ada tuhan
selain engkau, dan tak adanya upaya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan
Allah.”
Tetapi jika kita membatasi arti dari Puasa Islam ini pengertian literal, kita akan
sedikit keliru. Puasa tidak hanya mengenai lapar fisik dan haus yang merupakan
puasa Muslim, tetapi malam sebelum awal puasa memperoleh karakter yang jauh
lebih penting dan memainkan peran sentral dalam institusi puasa. Kaum Muslim
bangun berjam-jam sebelum fajar untuk berdoa dan mengingat Allah. Juga Al-
Quran dibacakan di setiap rumah Muslim lebih banyak dibandingkan hari-hari biasa.
Sebagian besar dari malam demikian dihabiskan dalam latihan spiritual yang
membentuk diri sehingga puasa jadi lebih bermakna.
Pada siang hari, selain menahan dari makanan dan air, semua umat Islam
terutama didesak dari bicara sia-sia, pertengkaran dan perkelahian, atau dari
pekerjaan seperti di bawah martabat seorang mukmin sejati. Tidak mengumbar
kesenangan duniawi diperbolehkan, bahkan suami dan istri di siang hari menjalani
kehidupan yang terpisah, kecuali untuk hubungan manusia formal yang umum
untuk semua orang.
Macam-macam puasa
Puasa dalam Islam bermacam-macam, dan perlu dikaji secara mendalam.
Ada dua jenis perintah berkaitan dengan puasa. Satu berkaitan dengan puasa wajib
dan yang lain puasa yang bersifat sunnah (pilihan).
1. Puasa wajib
Puasa Wajib yaitu buasa yang dilakukan pada bulan kesembilan dalam kalender
islam, yaitu bulan ramadhan, dilakukan selama satu bulan penuh dan diakhiri deangan
salat idul fitri.
2. Puasa sunnah
Ada kalanya dianjurkan untuk melakukan puasa sunah, sepeti Tradisi Nabi
Muhammad saw. Di antara waktu: Setiap hari Senin dan Kamis dari seminggu
Hari ke-13, 14, dan 15 setiap bulan lunar Enam hari di bulan Syawal (bulan setelah
Ramadhan) Hari Arafat (tanggal 9 Dzulhijjah di (Hijriah) Islam kalender) Hari Ashuraa
(10 Muharram dalam (Hijriah) Islam kalender), dengan satu hari lagi puasa sebelum
atau setelahnya.
3. Puasa kafarat
Yakni bayaran yang diberikan karena tidak mampu memberikan apa yang
seharusnya dari hukum yang dilanggar dikarenakan lalai menjalankan kewajiban.
Penyebab puasa ini berdasarkan antara lain:
a. Apabila seseorang tidak mampu memberi makan sepuluh fakir miskin
sebanyak atau membebaskan seorang budak, maka ia harus berpuasa
selama tiiga hari.
b. Jika seseorang membunuh seorang mukmin dan ia tidak mampu
membayar uang darah (tebusan) atau mungkin memerdekakan seorang
budak, maka ia harus berpuasa selama dua bulan berturut-turut.
Ketika Islam diperkenalkan agama ini tak tertandingi, benih ditanam tercipta
sebuah pohon yang terus tumbuh dengan kebajikan tak terbatas dan produk yang tak
ternilai. Berikut adalah penjelasan tentang makna spiritual dari Puasa Islam:
1. Cinta yang tulus: karena ketika ia mengamati Puasa dia melakukannya karena kasih
yang mendalam bagi Allah. Dan orang yang mengasihi Allah benar-benar adalah orang
yang benar-benar tahu apa itu cinta.
2. Melengkapi manusia dengan rasa kreatif harapan dan pandangan optimis terhadap
kehidupan, karena ketika ia berpuasa ia berharap untuk menyenangkan Allah dan
mencari karunia-Nya.
3. Menumbuhkan dalam diri manusia kebajikan kebenaran akan devosi yang efektif,
dedikasi jujur dan kedekatan dengan Allah, karena ketika ia berpuasa ia melakukannya
untuk Tuhan dan demi-Nya sendiri.
4. Melatih Manusia dalam kesabaran dan tidak mementingkan diri sendiri, melalui
puasa, ia merasa sakit kekurangan tapi dia bertahan. Mereka sabar.
5. Puasa adalah resep Ilahi untuk diri-jaminan dan pengendalian diri.
1. Cara Memandikan
Ada beberapa tahap pelaksanaan memandikan jenazah.
a. Menyediakan peralatan dan bahan yang dipergunakan untuk memandikan.
- Kapas.
- Dua buah sarung tangan atau dua helai sapu tangan dari kafan.
- Spon penggosok.
- Alat penggerus, dipakai untuk menghaluskan kafur barus.
- Shampoo.
- Daun bidara atau sabun mandi untuk menghilangkan bau jenazah.
- Masker (jika diperlukan).
- Air secukupnya.
- Minyak wangi atau pengusir bau busuk.
b. Menyediakan tempat khusus yang tertutup dari umum.
c. Menutup aurat jenazah, dengan menutupkan kain kebat di sekujur jenazah.
d. Melunakan persendian, memotong kuku yang panjang dan bulu ketiak
seperlunya. Dan tidak membuangnya, melainkan dimasukan ke dalam kafannya
jenazah.
e. Menghilangkan kotoran dari tubuh si mayit dan ditinggikan.
f. Mewudhukan si mayit. Seperti wudhu ketika akan shalat.
Bahkan kalau perlu sebelum wudhu, jenazah disiwak terlebih dahulu. Tidak
perlu dengan kayu „ud atau sikat gigi. Cukup menggunakan kain basah saja, lalu
digosok-gosokkan pada gigi jenazah secara pelan-pelan.
Demikianhalnya membersihkan setiap lubang yang terbuka secara hati-hati.
g. Membasuh tubuh jenazah.
Agar air tidak masuk ke dalam rongga jenazah, maka kalau perlu posisi
memandikannya dengan kemiringan sekitar 75 derajat, ditopang oleh lutut yang
memandikan jenazah yang lain. Tapi, jika masih bisa diatasi tidak perlu.
a. Ambillah perasan daun bidara atau air sabun agar mudah membasuh anggota
tubuh jenazah.
b. Mulai dari meremas-remas rambut jenazah pelan-pelan dengan jemari, karena
takut rontok. Biasanya dibantu dengan sisir berbuku lebar.
c. Membasuh bahu kanan, ketiak, lengan, lambung, paha kanan, betis dan telapak
kakinya.
d. Membalikan sisi tubuhnya hingga miring ke sebelah kiri, lalu membasuh belahan
punggung yang sebelah kanan.
e. Selanjutnya dengan cara yang sama membasuh anggota tubuh sebelah kiri.
Afhaliyahnya membasuh sebanyak 3 kali. Meskipun sekali pun sudah cukup.
Pengulangan dilakukan seperlunya saja dengan hitungan ganjil, jika 2 kali jadi 3
kali dan seterusnya. Adapun air yang dipakai adalah air yang sejuk dan air
mutlak. Dihindarkan air yang terlalu dingin dan terlalu panas. Jika ada kotoran
yang sulit dihilangkan, tidak perlu dikerik atau digosok dengan keras, cukup
menggunakan air hangat dan sabun.
f. Pada akhir proses memandikan dianjurkan untuk menambahkan kafur barus
yang dihaluskan.
Proses tersebut di atas sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW,
اج َع ْلنَ ِفي اْالَ ِخ َر ِة َكافُ ْو ًرا ً اِ ْغ ِس ْلنَ َها ثَالَثًا ا َ ْو خ َْم
ْ سا ا َ ْو ا َ ْكث َ َر ِم ْن َذا ِل َن ا ِْن َرا َ ْيت ُ َّن َذا ِل َن ِب َماءٍ َو ِسد ٍْر َو
ٍ َش ْع َرهَا ثَالَثَةَ اَثْال
ث لَ ْرنَ ْي َها ُ اضعِ اْ ُلو
َ َض ْو ِء ِم ْن َها ف
َ ظفَّ ْرنَا ِ َش ْيئًا ِم ْن َكافُ ْو ٍر َوا ْب َد ْءنَ بِ َمي
ِ امنِ َها َو َم َو َ ا َ ْو
) ْ َار ِ َاصيَتِ َها ( َر َوااُ اْلبُخ ِ َون
“Basuhlah ia tiga kali, atau lima kali atau lebih dari itu, jika kalian melihat hal yang
demikian (pergunakanlah) dengan air dan bidara pada permulaannya, dan gunakanlah
kafur atau campurkan sedikit kafur dalam basuhan terakhir. Mulailah dari bagian tubuh
sebelah kanan dan tempat-tempat wudhu”. Lalu Ummu „Athiyyah berkata: “Lalu kami
menyela-nyela rambutnya tiga kali kali berulang tanduk dan ubun-ubunnya.” (HR. al-
Bukhariy).
g. Setelah selesai, kemudian jenazah dikeringkan dengan handuk kering.
2. Cara Mengkapani
A. Tentunya kaffan disediakan setelah selesai memandikan jenazah. Caranya :
a. Jenazah laki-laki
1. Hamparkan tikar.
2. Letakan lima utas tali pengikat di atas tikar.
3. Kain kaffan dipotong tiga. Ukurannya disesuaikan jenazah ditambah 60
cm.
4. Atau lapisan bisa ditumpuk tiga saja
5. Satu lembar kain kurung di atas kaffan 1,2 dan 3.
b. Jenazah perempuan
Seperti halnya persediaan kaffan jenazah laki-laki, hanya saja ditambah 2
lembar lagi yakni 1 lembar untuk sarung dan 1 lagi untuk celana dalam.
B. Lalu di atasnya, dihamparkan kapas gulung, taburan ramuan minyak-minyakan
seperti serbuk
kayu cendana, air mawar, kafur barus dan daun pandan.
C. Untuk jenazah perempuan, pakaikanlah celana dalamnya kain ke-5).
D. Balutkan sarungnya (kain ke-4).
E. Tutupkan kain kurungnya (kerudung) yang bagian depan (jenazah perempuan).
F. Bungkus jenazah dengan kain kaffan ke-3.
G. Bungkus kembali dengan kain kaffan ke-2.
H. Kain kaffan yang ke-1, dilibatkan (mennutupi) kain ke-2 dan ke-3).
I. Ikatlah jenazah dengan 5 (lima) ikat tali yang sudah disediakan.
3. Cara Menyalati
Menyalati jenazah, merupakan rangkain proses tajhizul janaiz (persiapan jenazah),
yang agak berbeda dengan shalat pada umumnya. Karena dalam shalat ini, jama‟ah
tidak ruku‟ dan sujud. Dengan kata lain, mereka cukup berdiri, sehingga niatnya pun
dikaitkan dengan 4 (empat) kali tabkir.
Imam Taqiyyudin dalam kitab kifayatul Akhyar bahwa rukun shalat jenazah ada 7, yakni
:
1. Niat.
2. Berdiri bagi yang mampu.
3. Membaca takbir 4 kali.
4. Membaca al-Fatihah pada takbir ke-1.
5. Membaca shalawat, wajib setelah takbie ke-2.
6. Membaca do‟a, mayit wajib setelah takbir ke-3.
7. Salam pertama, wajib setelah takbir ke-4.
Atau:
: ض اْل ِكفَايَ ِة ِ َّّلِلِ تَعَالَى ٍ ) ا َ ْربَ َع ت َ ْكبِي َْرا....(علَى فُالَ ِن
َ ت فَ ْر َ ُأ
َ ص ِلّيِى
“Aku berniat mendirikan shalat atas jenazah Pulan …………….4 kali takbir fardlu
karena Allah Ta‟ala: ….
Atau:
ِ َّ ِ ض اْل ِكفَايَ ِة
: ّلِل تَعَالَى ٍ ت ْال ُم ْس ِل ْميْنَ ا َ ْربَ َع ت َ ْكبِي َْرا
َ ت فَ ْر َ علَى َم ْن َح
ِ ض َر ِم ْن ا َ ْم َوا َ ُأ
َ ص ِلّيِى
“Aku berniat mendirikan shalat atas jenazah muslim yang hadir, 4 kali takbir fardlu
kifayat karena Allah Ta‟ala: ….
Atau:
: عالَى
َ َت ِض اْل ِكفَايَ ِة ِ َّّلِل َ صلَّى
ٍ علَ ْي ِه اْ ِال َما ُم ا َ ْربَ َع ت َ ْكبِي َْرا
َ ت فَ ْر َ علَى َم ْن َ ُأ
َ ص ِلّيِى
“Aku berniat mendirikan shalat atas jenazah yang dishalati imam, 4 kali takbir fardlu
karena Allah Ta‟ala: …
Atau:
: عالَى ِ َّ ِ ض اْل ِكفَا َي ِة
َ َ ّلِل ت ٍ ) ا َ ْر َب َع ت َ ْك ِبي َْرا....(علَى فُالَنَ ِة
َ ت فَ ْر َ ُأ
َ ص ِلّ ِيى
“Aku berniat mendirikan shalat atas jenazah Pulan …………….4 kali takbir fardlu
karena Allah Ta‟ala: ….
Atau:
َ َ ض اْل ِكفَا َي ِة ِ َّّلِلِ ت
: عالَى ٍ ت ْال ُم ْس ِل ْميْنَ ا َ ْر َب َع ت َ ْك ِبي َْرا
َ ت فَ ْر ِ ت ِم ْن ا َ ْم َوا َ علَى َم ْن َح
ْ ض َر َ ُأ
َ ص ِلّ ِيى
“Aku berniat mendirikan shalat atas jenazah muslim yang hadir, 4 kali takbir fardlu
kifayat karena Allah Ta‟ala: ….
Atau:
ِ َّ ِ ض اْل ِكفَايَ ِة
: ّلِل تَعَالَى َ صلَّى
ٍ علَ ْي َها اْ ِال َما ُم ا َ ْربَ َع ت َ ْكبِي َْرا
َ ت فَ ْر َ علَى َم ْن َ ُأ
َ ص ِلّيِى
“Aku berniat mendirikan shalat atas jenazah yang dishalati imam, 4 kali takbir fardlu
karena Allah Ta‟ala: ….
c. Jika jenazah yang tidak hadir (ghaib) dengan ucapan,
Atau:
: عالَى ِ َّ ِ ض اْل ِكفَايَ ِة
َ َ ّلِل ت ٍ علَ ْي ِه ا َ ْربَ َع ت َ ْك ِبي َْرا
َ ت فَ ْر َ ُ صالَة ِ َ علَى َم ْن ت
َّ ص ُّح ال َ ُأ
َ ص ِلّ ِيى
“Aku berniat mendirikan shalat atas jenazah yang shah shalat atasnya, 4 kali takbir
fardlu kifayat karena Allah Ta‟ala: ….
Atau:
ظلُ َم ِة
ُ ع ْب َدي َْن خ ََر َج ِم ْن ُر ْوحِ ال ُّد ْن َيا َو ِس َعتِ َها َو َم ْحب ُْوبُهُ َوا َ ْح َبابُهُ فِ ْي َها اِلَى َ ع ْبد َُن َواب ُْن َ اللُّ ُه َّم َه َذا
ع ْبد َُن َ ت َو ْح َد َن الَ ش َِري َْن لَ َن َوا َ َّن
َ س ِيّ َدنَا ُم َح َّم ٌد َ اْلمَب ِْر َو َما ُه َو الَ ِل ْي ِه َكانَ َي ْش َه ُد ا َ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ ا َ ْن
تص َب َح فَ ِمي ًْرا اِلَى َر ْح َمتِ َن َوا َ ْن َ ت َخي ُْر َم ْن ُز ْو ٍل ِب ِه َوا َ ْ ت ا َ ْعلَ ُم ِب ِه اللَّ ُه َّم اِنَّهُ نَزَ َل َوا َ ْن َس ْولُ َن َوا َ ْن ََو َر ُ
سا ِن ِه َوا ِْن َكانَ شفَ َعا َء لَهُ .اللَّ ُه َّم ا ِْن َكانَ ُم ْح ِسنًا فَ ِز ْد ِف ْي ا ِْح َ ع َذا ِب ِه َولَ ْد ِجئْنَا َرا ِغ ِبيْنَ اِلَي َْن ُ ع ْن َ ي َ غ ِن ٌّ َ
افس ْح لَهُ فِ ْي لَب ِْر ِا َو َج ِ ان َولِ ِه فِتْنَةَ اْلمَب ِْر َو َ
ع َذابَهُ َوا َ ْف َ ض َ ع ْنهُ َولَ ِمّ ِه بِ َر ْح َمتِ َن ِر َ ُم ِس ْيئًا فَ َجا ِو ْز َ
ع َذا ِب َن َحتَّى ت َ ْب َعثَهُ ا َ ِمنًا اِلَى َجنَّتِ َن ِب َر ْح َمتِ َن يَاا َ ْر َح َم ع ْن َج ْن ِب ِه َولَ ِمّ ِه ِب َر ْح َمتِ َن اْالَ ْمنَ ِم ْن َ ض َ اْالَ ْر َ
اح ِميْنَ
الر ِ َّ
Atau untuk jenazah dewasa perempuan lebih lengkapnya,
ظلُ َم ِة
ت ِم ْن ُر ْوحِ ال ُّد ْنيَا َو ِسعَتِ َها َو َم ْحب ُْوبُ َها َوا َ ْحبَابُ َها فِ ْي َها اِلَى ُ اللُّ ُه َّم َه ِذ ِا ا َ َّمت ُ َن َوبِ ْنتُ ا َ َّمت ُ َن خ ََر َج ْ
ع ْبد َُن سيِّ َدنَا ُم َح َّم ٌد َت َو ْح َد َن الَ ش َِري َْن لَ َن َوا َ َّن َ َت ت َ ْش َه ُد ا َ ْن الَ اِلَهَ اِالَّ ا َ ْن َ ي الَلِ ْي َها َكان ْ اْلمَب ِْر َو َما ِه َ
ت فَ ِمي َْرة ً اِلَى َر ْح َمتِ َن ت َخي ُْر َم ْن ُز ْو ٍل ِب َها َوا َ ْ
ص َب َح ْ ت َوا َ ْن َت ا َ ْعلَ ُم ِب َها اللَّ ُه َّم اِنَّ َها نَزَ لَ ْ
س ْولُ َن َوا َ ْن َ َو َر ُ
سا ِن َها َت ُم ْح ِسنَةً فَ ِز ْد ِف ْي ا ِْح َ شفَ َعا َء لَ َها .اللَّ ُه َّم ا ِْن َكان ْ
ع َذا ِب َها َولَ ْد ِجئْنَا َرا ِغ ِبيْنَ اِلَي َْن ُ ع ْن َ ي َ ت َ
غ ِن ٌّ َوا َ ْن َ
س ْح لَها َ فِ ْي ان َولِ َها فِتْنَةَ اْلمَب ِْر َو َ
ع َذابَ َها َوا َ ْف َ ض َ ع ْن َها َولَ ِمّها َ بِ َر ْح َمتِ َن ِر َ َت ُم ِس ْيئَةً فَ َجا ِو ْز َ َوا ِْن َكان ْ
ع َذا ِب َن َحتَّى ت َ ْب َعث َ َها ا َ ِمنَةً اِلَى َجنَّتِ َن ع ْن َج ْن ِب َها َولَ ِمّ َها ِب َر ْح َمتِ َن اْالَ ْمنَ ِم ْن َ ض َ اف اْالَ ْر َ لَب ِْرهَا َو َج ِ
اح ِميْنَ ِب َر ْح َم ِت َن َياا َ ْر َح َم َّ
الر ِ
Atau untuk jenazah dewasa perempuan lebih lengkapnya,
b. Jika jenazah laki-laki yang masih kecil,
ظةً َوا ْعتِبَ ً سلَفًا َوذُ ْخ ًرا َو ِع َ اجعَ ْلهُ فَ َر ً
اللُّ ُه َّم ْ
ش ِف ْيعًا َوث َ ِمّ ْل بِ ِه َم َو ِاز ْينَ ُه َم َاوا َ ْف ِرغِ
ارا َو َ طا ِالَبَ َو ْي ِه َو َ
علَى لُلُ ْوبِ ِه َما َوالَ ت َ ْفتِ ْن ُه َما بَ ْع َداُ َوالَ ت َ ْح ِر ْم ُه َما ا َ ْج َراُصب َْر َ
ال َّ
Jika jenazah perempuan yang masih kecil,
Pengertian Hadist