Anda di halaman 1dari 88

dr.

Dina Dariana MKK

No. Hp. :
085217980963
Alamat email :
dariana_dina@yahoo.com
Pendidikan :
Dokter umum FK Unair
S2 Kedokteran Kerja FK UI
Peserta mampu
melakukan
pengelolaan gizi
pekerja
Peserta mampu :
1. Melakukan identifikasi sasaran 7. Mengidentifikasi masalah gizi
dan daya serap sasaran pekerja
2. Menyusun materi sesuai 8. Memfasilitasi penetapan
sasaran
kebutuhan gizi bagi pekerja
3. Menentukan media dan metode
4. Melakukan pengenalan gizi 9. Memfasilitasi pengkajian
pekerja hambatan pelaksanaan gizi
5. Melakukan penilaian status gizi pekerja
pekerja 10. Melaksanakan gizi pekerja
6. Memantau pelaksanaan gizi di
tempat kerja
PERMASALAHAN GIZI DI INDONESIA

Kekurangan gizi Kelebihan gizi

Kurang vitamin
A (KVA) obesitas
Kurang
yodium (GAKI)
Gizi kurang
Gangguan pertumbuhan
Stunting Gangguan produksi kerja
Gangguan pertahanan tubuh
Anemia Gangguan struktur dan fungsi otak
Lamanya proses pemulihan
dari penyakit

Perkembangan otak tidak


maksimal →kemampuan mental
dan belajar yang kurang, serta
prestasi sekolah yang buruk.
Sebagai salah satu faktor risiko
diabetes, hipertensi, obesitas
dan kematian akibat infeksi.
Ketidak
Penyakit Penyakit
seimbangan
pencernaan
asupan zat Infeksi
& absorbsi
gizi
MASALAH GIZI
Usia subur dan perempuan hamil:
Susenas 1999
• Kurang Energi Kronis (KEK) pada WUS 24.2 %
• KEK pada perempuan dewasa sebesar 15.1%
• Ibu hamil yang mengalami risiko KEK adalah 27.6 %
→ mempunyai risiko kematian ibu mendadak pada masa
perinatal atau risiko melahirkan bayi dengan berat
lahir rendah
→ banyak ibu yang meninggal karena perdarahan
→ meningkatkan angka kematian ibu dan anak.
STATUS
GIZI
Beban
kerja

Kapasitas Lingkungan
pekerja kerja

Kesehatan
pekerja
Hasil penelitian → terdapat 3 masalah gizi pada
pekerja di Indonesia :
o 24-42% pekerja ♀ & 18-30% pekerja ♂
menderita anemia gizi → kapasitas kerja ↓
o 28.5% pekerja ♀ berstatus gizi kurang
(Mulyani, 2007)
o 36.4% pekerja berstatus gizi lebih (Bardosono
& Amri , 2009)
• Pekerja yang anemia (Scholz dkk, 1997; Untoro dkk,
1998):
o produktivitas kerja 20% lebih rendah dari pada
pekerja sehat
o output kerjanya rata-rata 5% lebih rendah dari
pada pekerja yang tidak anemia
o kapasitas kerja rata-rata/minggu 6.5 jam lebih
rendah
• Pekerja yang sarapan pagi → hasil kerjanya 28%
lebih tinggi dari pada yang tidak sarapan pagi
• Studi efektivitas pelaksanaan progam
penanggulangan anemia gizi bagi pekerja ♀ pada
beberapa perusahaan di NTB : perusahaan yang
tidak menjalankan program gizi → prevalensi
anemia lebih tinggi
• Kekurangan zat gizi mengakibatkan kematian &
kecacatan → kerugian nasional 5% produk
domestik bruto (Bank Dunia)
• Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi yang
normal menghasilkan produktivitas di atas rata-rata
dibandingkan dengan status gizi yang lainnya, di PT
DPG Mulia Keramik Group 2016

• Pabrik di Jakarta 2009 : 36,4 % pekerja status gizi


lebih, 8,3% gizi kurang, 17,7 % obesitas lingkar
perut , 32,3 % anemia subjective, 84,4 % komposisi
makanan tidak seimbang. (Bardosono & Amri, 2009)
Dari 57 pegawai Bapelkes Cikarang terdapat :
• 29 orang (51 %) obesitas
• 21 pegawai IMT Normal (37 % )
• 6 orang risiko obesitas ( 11%)
• BB kurang 1 orang (1%)
( Atiq 2014)
Tantangan dalam penanggulangan masalah gizi
pada pekerja:

▪ Kurangnya kesadaran pekerja, kesibukan


para pekerja & faktor ekonomi
▪ Kurangnya kesadaran & komitmen pengusaha
• anggaran untuk program gizi masih dianggap
beban bagi perusahaan
• rendahnya produktivitas pekerja dianggap
semata-mata karena malas, kurang inisiatif
▪ Pemerintah belum melakukan pembinaan
secara optimal.
POKOK BAHASAN
1. Identifikasi Sasaran dan Kemampuan Daya Serap Sasaran
2. Penyusunan Materi sesuai Sasaran
3. Penentuan Media dan Metode
4. Pengenalan Gizi Pekerja
5. Penilaian Status Gizi Pekerja
6. Pelaksanaan Gizi di Tempat Kerja
7. Identifikasi Masalah Gizi Pekerja
8. Fasilitasi Penetapan Kebutuhan Gizi bagi Pekerja
9. Fasilitasi Pengkajian Hambatan Pelaksanaan Gizi Pekerja
10. Pelaksanaan Gizi Pekerja
11. Penyusunan dan Penyampaian Saran / Rekomendasi kepada
Pemberi Kerja / Pengusaha / Pengurus untuk Program Gizi
Pekerja
Pokok Bahasan 1

Identifikasi
sasaran dan
kemampuan
daya serap
sasaran
Sasaran program gizi di tempat kerja
1.Pimpinan tempat kerja/perusahaan → komitmen,
dukungan, mendorong partisipasi
2.Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (P2K3) → mengenalkan K3,
mengembangkan dan mengevaluasi manajemen
risiko di tempat kerja termasuk masalah gizi
3.Pengelola makanan → memahami gizi kerja,
melakukan edukasi tentang gizi, mengolah
makanan dengan benar
4.Petugas/dokter yang memeriksa kesehatan
pekerja → menilai risiko kesehatan bagi pekerja
Sasaran program gizi di tempat kerja
5. Petugas Dinas Kesehatan → meningkatkan
partisipasi pengusaha atau pemberi kerja dalam
promosi kesehatan, pemberian penghargaan
6. Petugas Dinas ketenagakerjaan → memastikan
apakah pelaksanaan program gizi bagi pekerja
sudah terlaksana sesuai dengan peraturan yang ada
7. Pekerja → Masalah yang sering muncul pada
pekerja kantoran adalah over nutrisi yang
mengakibatkan kegemukan dan obesitas serta
penyakit degeneratif, pada pekerja lapangan
penyakit yang umumnya muncul adalah kurang gizi
(under nutrition) dan penyakit infeksi (Modjo, 2014).
Identifikasi daya serap sasaran
Latar belakang
pendidikan Pengetahuan

Sosial budaya

Lokasi kerja, dll


PENYUSUNAN MATERI Pokok Bahasan 2
SESUAI SASARAN
Contoh :
- Pengolahan makanan yang benar bagi pengelola/
penjamah makanan di tempat kerja
- Kandungan zat gizi pada makanan bagi pekerja
- Kebutuhan zat gizi bagi pekerja, dll
PESAN DASAR GIZI SEIMBANG
PESAN DASAR GIZI SEIMBANG
1. Makanlah aneka ragam makanan
2. Makanlah makanan untuk memenuhi
kecukupan energi
3. Makanlah makanan sumber KH, ½ dari
kebutuhan energi
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak ¼ dari
kecukupan energi
5. Gunakan garam beryodium
6. Makanlah makanan sumber zat besi
PESAN DASAR GIZI SEIMBANG
7. Biasakan makan sebelumnya bekerja
8. Minumlah air bersih, aman dan cukup
jumlahnya
9. Lakukan kegiatan fisik dan olah raga
secara teratur
10. Hindari minuman beralkohol
11. Makanlah makanan yang aman bagi
kesehatan
12. Bacalah label pada makanan yang
dikemas
Pokok
Bahasan 3

Penentuan media
dan metode
PENENTUAN MEDIA DAN METODE

• Poster • Penyuluhan
Media

Metode
• Pamflet / • Ceramah tanya
leaflet jawab
• Curah pendapat
• Stiker
• Pemutaran film
• LCD proyektor • Permainan
• Film, dll • Demonstrasi
Pengenalan gizi pekerja
• Gizi untuk melakukan suatu pekerjaan sesuai
dengan jenis pekerjaan dan beban kerjanya;
atau
Pokok • Ilmu gizi yang diterapkan kepada masyarakat
Bahasan 4 pekerja untuk meningkatan taraf kesehatan
pekerja sehingga tercapai tingkat
produktivitas dan efisiensi kerja yang
setinggi-tingginya;
• Kecukupan gizi pegawai/tenaga kerja setiap
hari sangat berperan dalam upaya efisiensi
dan peningkatan produktivitas.
Gizi Kerja : Pemberian Gizi
yang diterapkan kepada
masyarakat pekerja dengan
tujuan meningkatkan derajat
kesehatan, efisiensi dan
produktivitas kerja (Tarwaka,
2004)
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
KEBUTUHAN GIZI
PEKERJA
USIA
Dengan
pertambahan usia,
kebutuhan gizi relatif
↓ per kg BB.
JENIS
KELAMIN

Secara umum
kebutuhan gizi
♂ >> ♀
UKURAN
TUBUH

Tubuh lebih besar,


kebutuhan gizinya makin
besar → terutama
ditentukan komponen
lemak dari BB
FAKTOR LAIN
PENENTU
KEBUTUHAN GIZI
PEKERJA

JENIS
PEKERJAAN
Makin berat
kerjanya,
kebutuhan gizi ↑
KATEGORI PEKERJAAN , FAO/WHO 1985

40% waktu
untuk duduk &
berdiri
60% untuk kerja
KERJA KERJA khusus di bidang
RINGAN SEDANG pekerjaannya

75% dari waktu


untuk duduk &
berdiri
25% untuk kegiatan 25% waktu untuk
berdiri & kegiatan
duduk & berdiri
yg bergerak pindah KERJA 75% untuk kegiatan
BERAT kerja khusus di bidang
pekerjaannya
KATEGORI PEKERJAAN →King & Burger 1993
Berdasarkan tingkat aktivitas fisik rata2 tiap
orang selama 24 jam
• Duduk memotong kedua ujung batang rokok (P)
Kerja • Berdiri di depan mesin memasukkan seng ke dalam mesin
ringan pembuat tutup kaleng (L)
• Kegiatan kantor (di belakang meja)

• Berdiri mengisikan batang korek api ke dlm kotak (P)


Kerja • Mengambil kotak berisi pentul korek api & berjalan
memindahkannya ketempat sekitar mesin (L)
sedang • Pekerjaan rumah tangga, bekerja dng naik turun tangga
• Olah raga ringan

• Ngeprek batu (P)


Kerja • Berdiri mengangkat balok kayu & memasukkan ke dalam
berat mesin (L)
• Pekerja lapangan, kuli bangunan
KEADAAN
FISIOLOGIS

Kebutuhan meningkat
pada :
• Hamil & menyusui
• Kondisi tertentu:
pemulihan kesehatan
& anemia, obesitas
LINGKUNGAN
KERJA
Suhu ekstrim,
tekanan udara,
radiasi, dan bahan
kimia → me↑kan
kebutuhan zat gizi
Kebutuhan energi yg diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan

1)Metabolisme Basal : energi minimal yg diperlukan


untuk melaksanakan aktifitas biologi selama 24 jam

2)Energi untuk melakukan kerja luar : jumlah energi


yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan selama
satu hariditambah basal metabolisme
KEBUTUHAN GIZI PEKERJA

Kebutuhan energi SELAMA


BEKERJA (8 jam) → ± 40 – 50 %
kebutuhan sehari
Kebutuhan Energi dan Protein selama bekerja (8 jam)
Kebutuhan Gizi Per Hari bagi Pekerja menurut Umur, Jenis
Kelamin, dan Aktivitas Fisik
Standar porsi makanan bagi pekerja menurut usia dan
kategori aktivitas fisik selama bekerja (8 jam)
KEBUTUHAN GIZI KONDISI KHUSUS
 Risiko lingkungan kerja
o Suhu tinggi → kebutuhan air & garam pengganti
cairan
o Bahan kimia → tambahan zat gizi
o Bahan Radiasi → tambahan protein & antioksidan
untuk regenerasi sel
 Parasit dan Mikroorganisme
o Kecacingan → tambahan zat gizi
Penilaian Status Gizi (PSG) pekerja
Mengetahui status gizi
Menilai adanya malnutrisi
Mengidentifikasi populasi atau
individu yang berisiko
Dengan 3 metode
Pokok 1) METODE SECARA LANGSUNG: terdiri dari penilaian
dengan melihat tanda klinis, tes laboratorium, metode
Bahasan
biofisik, dan antropometri. Untuk tujuan
5
Kemudahan/Kepraktisan dalam pelaksanaan
ANTROPOMETRI yang paling sering digunakan, antara
lain Indeks Masa Tubuh (IMT)
2) METODE TINDAK LANGSUNG: melihat statistik
kesehatan.
3) PENILAIAN DENGAN MELIHAT VARIABEL EKOLOGI.
Berat Badan (Kg)
IMT : -------------------------------------------------------------------
Tinggi Badan (m) x (Tinggi Badan (m)
IMT

< 18 tahun
Pokok Bahasan 6
Memantau pelaksanaan gizi
di tempat kerja

• Status kesehatan umum


• Status gizi
• Penyediaan tablet besi khususnya
bagi pekerja AGB (Anemia Gizi
Besi)
• Komitmen perusahaan
• Makanan sesuai pedoman
kecukupan gizi bagi pekerja
• Angka kesakitan
Indikator keberhasilan
• Berkurangnya angka absensi
akibat sakit
• Meningkatnya status gizi
pekerja
• Menurunnya biaya untuk
pemeliharaan kesehatan
pekerja
Pokok Bahasan 7 Identifikasi Masalah
Gizi Pekerja
Masalah gizi pada pekerja
dipengaruhi:
▪ Kurangnya perhatian pengusaha
dan pekerja;
▪ Diberikannya uang makan tanpa
menyediakan makanan;
▪ Bagaimana cara menyediakan
makanan;
▪ Berapa yang harus diberikan;
▪ Apa dan kapan makanan
diberikan;
▪ Keracunan makanan.
Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan/perilaku
Pola kegiatan : kerja ringan, sedang, dan berat
Faktor biologis pada perempuan
Ketidaktahuan mengenai gizi
Tingginya penyakit parasit dan infeksi pada alat
pencernaan
Kesehatan lingkungan dan pelayanan kesehatan yang
belum memadai
Masalah Gizi pada Pekerja meliputi KECUKUPAN GIZI
menurut KONDISI KHUSUS PEKERJA diantaranya:

1) Kondisi fisiologis (selama hamil dan menyusui);


2) Kondisi tertentu (Anemia Gizi Besi; Kelebihan Berat
Badan; Hiperkolesterol; Kencing Manis/DM; Hipertensi;
Asam Urat Tinggi);
3) Kondisi Tempat Kerja (lembur dan shift kerja);
4) Risiko Lingkungan Kerja (suhu, bahan kimia, bahan
radiasi, parasit ,mikroorganisme).
Pekerja hamil
Butuh tambahan
Kondisi fisiologis energi, zat besi,
asam folat

Tambahan energi
untuk status gizi baik
dengan aktifitas
ringan-sedang :
• Trimester 1 → +180
kkal/hr
• Trimester 2 & 3 →
+300 kkal/hr
Bagi pekerja hamil konsumsi Tablet
Tambah Darah (TTD) setiap hari
selama kehamilan minimum 90 tab
dan sedini mungkin.

Remaja putri dan WUS, konsumsi


TTD seminggu sekali
Pekerja menyusui
Perlu tambahan
energi dan zat gizi
lain
Kondisi
fisiologis
Kebutuhan tambahan
energi :
• 6 bln ke-1 → +500
kkal/hr
• 6 bln ke-2 → +550
kkal/hr
Pekerja anemia

• Suplemen tablet
besi 60 mg 2 kali
seminggu sampai
anemia teratasi.
Kondisi tertentu • Konsumsi
makanan kaya zat
besi
Asupan
Penyakit
gizi

Lingkungan
Pekerja Fisiologis kerja
anemia

Daya tahan tubuh ↓


Penyakit infeksi ↑

Produktifitas menurun
Pencegahan anemia pada
pekerja perempuan • Pemberian
tablet besi
dengan dosis
60 mg per
minggu selama
16 minggu
setiap tahun.
• Selama masa
haid diberikan
60 mg zat
besi tiap hari.
Pekerja dengan gizi kurang
o Cepat lelah → reaksi lamban
o Kurang motivasi → tidak
punya inisiatif
o Mudah sakit → izin tidak
masuk kerja

Produktifitas
menurun
Kelebihan
Kondisi tertentu berat badan
• Perencanaan makan
atau diet rendah kalori
seimbang
• Mengurangi asupan
lemak
• Gizi seimbang
• Perbanyak sayuran
dan buah
• Makanan selingan
buah , susu
• Olahraga teratur4-5x/
minggu selama 20-30
detik
• Pengukuran BB
secara berkala
Hindari konsumsi :
- Kue-kue, cake, tart
yang dibuat dari full
cream (susu penuh),
kuning telur, mentega,
kelapa, dan lemak
jenuh
- Semua daging
berlemak

Batasi konsumsi :
- Daging sapi dan ayam
tidak berlemak, lidah

Asupan kolesterol <


Pekerja dengan 300 mg/hari
Hiperkolesterol Konsumsi serat > 30
gram/hari
Pekerja dengan
Kencing Manis

Hindari
• Gula murni : gula pasir
dan gula jawa
• Makanan dan minuman
yang yang terbuat dari
gula murni

Batasi
• Makanan yang
mengandung karbohidrat
seperti nasi, ubi,
singkong, roti, mie,
kentang, jagung, tepung
Pekerja dengan
Hipertensi

Diet rendah
garam
Pekerja dengan
Asam Urat Tinggi
Yang harus dibatasi
- Daging ayam, ikan (tongkol,
tenggiri, bawal, bandenga),
maksimum 50 gram/hari
- Kacang-kacangan kering
maksimum 25 gram/hari
- Tahu, tempe, oncom
maksimum 50 gram/hari
- Minyak
- Asparagus, kacang polong,
kacang buncis, kembang
kol, bayam, jamur,
maksimum 50 gram/hari

Yang harus dihindari


- Sarden, jeroan ,ekstrak daging
(kaldu), bebek.
- Kerang, angsa, burung
- Minumam yang mengandung
alkohol, ragi.
Pokok
Bahasan 8 Memfasilitasi penetapan
kebutuhan gizi bagi pekerja
Pemeriksaan
kesehatan

untuk
Upaya mencukupi
Motivasi
untuk Penyuluhan kebutuhan gizi
tentang
upaya penetapan gizi bagi yang sesuai
karyawan dengan jenis
perbaikan
gizi kebutuhan dan keluarga
pekerjaan atau
gizi pekerja kegiatannya

Penyediaan
makanan
bergizi di
tempat kerja
Dalam menentukan kebutuhan gizi pekerja
mencakup gizi makro, gizi mikro dan cairan
PENYEDIAAN MAKANAN BAGI PEKERJA

Proporsi KH, protein, & lemak dalam menu agar


seimbang (WNPG VIII, 2004):
- KH 50-65%
- Protein 10-20%
- Lemak 20-30%
Makanan utama di tempat
kerja → diberikan saat
istirahat (4-5 jam setelah
kerja) diselingi pemberian
kudapan
Contoh Menu Makan Selingan & Makan
Siang di tempat kerja (660-760 kkal)
Waktu Menu Jumlah (g)

Jam 10.00 Teh manis 1 gls

Siang Nasi 1¼ gls


Telur balado 1 btr
Tumis tempe cb hijau 2 ptg sdg
Sayur oyong 1 gls
Pisang barangan 2 bh
Contoh Menu Makan Selingan & Makan
Siang di tempat kerja (800-960 kkal)

Waktu Menu Jumlah (g)

Jam 10.00 Teh manis 1 gls

Siang Nasi 1½ gls


Ayam goreng 1 ptg sdg
Perkedel tahu 2 ptg sdg
Sup sayuran 1 gls
Semangka 1 ptg sdg
Contoh menu ± 855 Kkal
Contoh Menu ± 968 Kkal
Pokok
Bahasan 9
Fasilitasi pengkajian hambatan
pelaksanaan gizi pekerja

Pengkajian ditujukan untuk mengatasi


hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan
program gizi pekerja dengan segera.

Dapat dilakukan langsung di lokasi dan pada


sasaran terjadinya hambatan sehingga dapat
/ mudah tertangani dan terselesaikan dengan
segera.
Pokok
Bahasan 10 Pelaksanaan Gizi Pekerja

Empat macam PROGRAM GIZI


PEKERJA (Modjo, 2010 dalam Modjo
2014):
1. Nutrition Awareness Programs
2. Behavior Change Programs
3. Weight Control Programs
4. Healthy Foods Programs
Nutrition Awareness Programs

Meningkatkan • Selft-Help
pengetahuan Education
dan kesadaran Materials
pekerja tentang • Group
pentingnya Presentations
memperhatikan • Experential
asupan gizi Opportunities.

Pemutaran film, seminar, presentasi


Behavior Change Programs

Menekankan pada
perubahan perilaku
Untuk mencegah atau
mengobati masalah
kesehatan → terutama
dengan faktor risiko,
modifikasi diet, olahraga,
mengelola stress, dan
berhenti merokok.
Disain program perubahan perilaku
Weight Control Programs

Diet, aktifitas
fisik

Mencapai
dan
Perubahan
menjaga perilaku
berat badan
seimbang
Dukungan
teman dalam
membangun
kepercayaan
diri
Healthy Foods Programs

• Menyediakan • Pemilahan • Memperhatikan


Kantin

Pengelolaan makanan

Pengelola makanan
makanan bahan kesehatan
bergizi makanan pengelola
• Pengolahan makanan
• Penyiapan
• Penyajian
• Penyimpanan
Hal-hal yang harus diperhatikan pada program gizi
pekerja:
1) Arus kerja: penerimaan-penyimpanan-pemasakan-penghidangan-
pembersihan-dan pembuangan sampah.
2) Cara penyelenggaraan: perusahaan sendiri, kerjasama dengan
perusahaan lain, perusahaan jasa boga dengan system borongan.
3) Sistem pelayanan: kafetaria (porsi diatur), Catu (lauk diporsikan),
Prasmanan (sesuai kebutuhan dan selera), Kotak (kerja lapangan).
4) Susunan menu dan nilai gizi: menu bervariasi, gizi seimbang,
menarik-enak dan sesuai, sesuai kebutuhan, biasa dimakan.
5) Dapur dan ruang makan: letak dapur, fasilitas dan ruang makan
cukup, kondisi.
6) Higiene dan sanitasi (Permenkes No.942/2003): Penjamah
Makanan, Peralatan, Air, Bahan Makanan, Bahan Tambahan, dan
Penyajian.
PERSYARATAN RUANG MAKAN/
KANTIN, DAPUR
• Mudah dijangkau semua pekerja
• Ruangan cukup luas sesuai dengan kapasitas pekerja
yang dilayani
• Sirkulasi udara baik dan penerangan cukup
• Lingkungan sekitarnya bersih dan tidak becek
• Tidak berdekatan dengan pembuangan sampah
• Tidak terkena polusi bahan kimia
• Tersedia fasilitas cuci tangan dengan air mengalir dan
sabun cuci tangan
Penyusunan dan penyampaian
saran/rekomendasi kepada Pemberi Kerja /
Pokok
Pengusaha / Pengurus untuk Program Gizi
Bahasan 11
Pekerja

Lima tahap dalam penyampaian rekomendasi program gizi


ditempat kerja (Maulana, 2007), yaitu:
1) Analisis khalayak dan program (yang menyampaikan
rekomendasi, program yang ada);
2) Penyusunan rancangan program komunikasi
(tujuan,sasaran, media);
3) Pengembangan (konsep pesan yang akan disampaikan);
4) Penerapan dengan membangun iklim organisasi;
5) Pemantuan hasil program.
Model Rekomendasi Double- SMART
• Specific (Bersifat Khusus)
• Measurable ( dapat diukur)
• Achievable (dapat dicapai)
• Result –oriented (berorientasi terhadap hasil)
• Time Bound (terikat waktu)
UNSUR YANG TERLIBAT
Dalam lingkungan perusahaan
 Pimpinan perusahaan
 Serikat pekerja
 Klinik perusahaan, kantin/ bag penyelenggaraan makanan
 Kader gizi/ kesehatan (pendidik sebaya)
 Tenaga kerja

Diluar lingkungan perusahaan


 Puskesmas → Pembina kesehatan→ bila perusahaan belum mempunyai unit
kesehatan→ dapat ditangani oleh Puskesmas setempat → koordinasi dengan
perusahaan
 RS terdekat
DUKUNGAN PERUSAHAAN
 Melakukan penyuluhan tentang Gizi & ASI kepada
karyawati
 Menyediakan materi penyuluhan
 Menyediakan sarana ruang untuk memerah dan
menyimpan ASI berikut perlengkapannya
 Menyediakan dukungan paket obat gizi, berupa Kapsul
Vitamin A, Tablet Fe
 Memberikan/menyediakan makanan bergizi di tempat
kerja
 dll
• Program Gizi di tempat kerja dapat
berperan untuk meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia dan
produktifitas kerja serta mendukung
program pemerintah dalam rangka
penurunan AKI , AKB dan
penangulangan stunting.
• Untuk terlaksananya program perlu
adanya komitmen dan dukungan dari
pimpinan
Sekian

Anda mungkin juga menyukai