Abstrak
Program ekonomi berkelanjutan merupakan penjabaran dari UUD’45 untuk
mensejahtrakan rakyat Indonesia. percepatan dan pemerataan pembangunan wilayah
dengan menekankan keunggulan kompetitif prekonomian wilayah berbasis sumber daya alam
yang dimiliki, sumber daya manusia yang berkualitas dan berkompeten, penyedian
infrastruktur, dan meningkatkan kemampuan ilmu dan teknologi secara berkelanjutan.
Kebijakan Kawasan Ekonomi Khsus (KEK)mengandung makna bahwa haruslah
mempertimbangkan keunggulan pada aspek sumber-sumber daya ekonomi dan lokasi yang
strategis dalam konteks perekonomian nasional dan global.
Kata Kunci : Kebijakan, Program Ekonomi, danKEK
Pendahuluan
Pemerintah berusaha menjalankan amanah yang termatup dalam Undang-undang
Dasar 1945. Aplikasi kebijakan yang direncanakan dalam jangka pendek, menegah dan
jangka panjang merupakan visi dan misi dimasa yang akan datang. Semua kebijakan tersebut
saling berkaitan anatara jangka pendek hingga jangka panjang yang kemungkinan dapat
tercapai pada tahun 2025. Menciptakan kondisi Indonesia menjadi negara maju masyarkat
adil makmur dan sejahtra merupakan visi dan misi Pemerintahan saat ini.
Program “Nawacita” merupakan selogan yang dibumingkan oleh pemerintah saat ini.
Menciptakan kondisi perekonomian “Tanah Air” yang berkelanjutan dengan tranformasi
fundamental ekonomi dan mengubah paradigma pembangunan dari yang bersifat konsuntif
keproduktif. Ini dapat diartikan bahwa pemerintah menginginkan semua komponen dan
sektor saling mendukung demi menciptakan kondisi ekonomi lebih memiliki inovasi yang
lebih kreatif. Kondisi keamanan yang kondusip, aman dan tentram diharapkan dapat
mendukung dan berpastisipasi didalamnya.
Melihat tujuan dari pembangunan pemerintah yang secara umum memiliki arti untuk
mensejahtrakan seluruh rakyat Indonesia. Keberhasilah pembangunan harus didukung oleh
kontribusi semua sektor yang terkait, seperti sektor keamanan, ekonomi, pertanian,
perikanan, danindustri. Terkait dengan hal tersebut, semua sektor tidak ada yang
mendominasi tetapi saling melengkapi. Visi dan misi dari program ekonomi untuk
Halaman 12 dari 109
JURNAL DEVELOPMENT
persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap
Zona peruntukkan yang penetapan Zonanya dilakukan dengan rencana rinci tata ruang.
Menurut UU 39/2009, pasal 3, bahwa aspek zoning dalam KEK dapat diklasifikasikan
menjadi 7 (tujuh) zona, yaitu:
a. Pengolahan ekspor,
b. Logistik,
c. Industri,
d. Pengembangan teknologi,
e. Pariwisata,
f. Energi, dan/atau
g. Ekonomi lain.
KEK dapat terdiri atas satu atau beberapa Zona, didalam kawasan KEK, harus ada
fasilitas pendukung dan perumahan bagi pekerja. Dan di dalam setiap KEK disediakan lokasi
untuk usaha mikro, kecil, menengah (UMKM), dan koperasi, baik sebagai Pelaku Usaha
maupun sebagai pendukung kegiatan perusahaan yang berada di dalam KEK.
Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskritifkan fenomena yang terjadi dengan merujuk
beberapa literatur penelitian yang berkaitan dan memberikan informasi secara rinci tentang
kondisi Kabupaten Rokan Hulu. Strategi ini merupakan masukan bagi penetapan Kebijakan
Pemerintah Pusat untuk menjadi rekomendasi dan evaluasi yang tepat dalam menuntukan
daerah Rokan Hulu menjadi salah satu kawasan KEK.
pengelolaan Balai Benih Ikan di Kecamatan Rokan IV Koto, Kecamatan Rambah dan di
Kecamatan Kepenuhan; (5) pengembangan sarana dan prasarana penunjang pengelolaan
kegiatan perikanan; (6) pengembangan manajemen pengelolaan kegiatan perikanan yang
lebih terorganisir.
Program pengembangan kawasan peternakan yaitu : 1) pengembangan peternakan
potensial pada lokasi transmigrasi dan pusat-pusat pemukiman serta pada areal lahan kering
pada kawasan perkebunan yang tersebar diperkotaan dan perdesaan, 2) pengembangan sarana
dan prasarana pendukung pengelolaan peternakan, 3) pengembangan manajemen pengelolaan
kegiatan peternakan yang lebih terorganisir.
Pada tahun 2013 jumlah ternak tercatat 26.057 ekor sapi, 2.498 ekor kerbau, 15.691 ekor
kambing dan 1.005 ekor domba. Populasi unggas di Kabupaten Rokan Hulu tahun 2013
tercatat 2.608 ekor ayam ras, 231.500 ekor ayam buras dan 22.797 ekor itik. Produksi
perikanan di Kabupaten Rokan Hulu tahun 2013 jumlah nilai produksi perikanan 52,38
persen dari perikanan air tawar, 46,42 persen dari kolam dan 1,20 persen dari keramba.
Kawasan Sentra Pertanian
Meliputi Kecamatan Rambah Samo dengan Ibukota Danau Sati. Kawasan ini merupakan
daerah yang memiliki potensial perluasan areal persawahan. Salah satu upaya yang dilakukan
untuk mencapai swasembada beras tahun 2013 dengan memaksimalkan sentra poduksi padi
melalui pendekatan indeks pertanaman padi dari IP 100 menjadi IP 200 sampai IP 300 dan
tidak menutup kemungkinan menjadi IP 400.
Tabel 4 Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman
Tahun 2010-2013 di Kabupaten Rokan Hulu
No Tanaman Tahun Pertumbuhan
2010 2011 2012 2013 (%)
Luas Areal (Ha)
1 Padi sawah 4.214 4.739 4.739 5.414 22,16
2 Padi ladang 12.056 10.734 10.734 10.386 16,06
3 Palawija 5.385 5.824 5.824 2.803,80 -92,06
Total Produksi (Ton)
1 Padi sawah 19.133,31 24.524,55 24.524,55 24.784,79 22,80
2 Padi ladang 25.140,71 25.019,45 25.019,45 27.776,40 9,49
3 Palawija 15.092,78 18.053,13 18.053,13 13.138,77 -14,87
Sumber: Rokan Hulu Dalam Angka2009-2014
Program pengembangan kawasan pertanian lahan basah yaitu : (a) penetapan kawasan
pertanian lahan basah sebagai kawasan pertanian pangan berkelanjutan yang perlu dilindungi
dari alih fungsi lahan, (b) peningkatan produktivitas lahan padi sawah yang ada di Kabupaten
Rokan Hulu, (c) pengembangan sarana dan prasarana pendukung kegiatan pertanian lahan
basah, (d) pengembangan manajemen pengelolaan kegiatan pertanian lahan basah yang lebih
terorganisir, (e) pengembangan dan perluasan kegiatan pertanian lahan kering dan
hortikultura, (f) pengembangan manajemen pengelolaan kegiatan pertanian lahan kering dan
hortikultura yang lebih terorganisir.
Pertanian tanaman pangan meliputi padi sawah, ladang, palawija, sayur-sayuran dan
buah-buahan. Tahun 2013 luas panen padi sawah 5.414 ha dengan produksi sebesar
24.784,79 ton, sedangkan untuk padi ladang luas panen 10.386 ha dengan produksi 27.776,40
ton. Tiga kecamatan penghasil padi terbesar di Kabupaten Rokan Hulu tahun 2013 adalah
Kecamatan Rambah Samo 13.852,06 ton (3.378 ha), Kecamatan Bangun Purba 7.417,82 ton
(2.208 ha) dan Kecamatan Rambah 7.121,78 ton (1.758 ha).
Pembahasan
Berdasarkan potensi pengembangan wilayah Kabupaten Rokan Hulu pada masing-masing
komoditas unggulan pertanian di Kabupaten Rokan Hulu tersebut terdiri dari 11 komoditas
unggulan pertanian secara berurutan yaitu: padi ladang, karet, ubi jalar, ayam kampung, itik,
sapi, domba, ikan perairan umum, kedelai, kakao dan kopi.
Melihat komoditas pertanian yang menjadi komoditas unggulan pertanian di Kabupaten
Rokan Hulu terdiri dari kelompok komoditas pertanian tanaman pangan yaitu padi ladang dan
ubi jalar, tanaman palawija yaitu kedelai, tanaman perkebunan yaitu komoditas karet, kakao
dan kopi selanjutnya adalah kelompok komoditas peternakan yaitu komoditas ayam
kampung, itik, sapi, domba, kemudian kelompok komoditas perikanan dimana perikanan
perairan umum termasuk kategori tinggi.
Hasil identifikasi komoditas unggulan di Kabupaten Rokan Hulu dihasilkan 11 komoditas
yang menjadi unggulan yaitu komoditas kelapa sawit, kelompok komoditas pertanian
tanaman pangan yaitu padi ladang dengan nilai LQ sebesar 5,64 dan ubi jalar 1,80, tanaman
palawija yaitu kedelai dengan nilai LQ 1,26, tanaman perkebunan yaitu komoditas karet
dengan nilai LQ sebesar 4,97, kakao 1,11 dan kopi sebesar1,08 selanjutnya adalah kelompok
komoditas peternakan yaitu komoditas ayam kampung 1,67, itik 1,54, sapi 1,51, domba 1,37,
kemudian kelompok komoditas perikanan perairan umum sebesar 1,29.
Salah satu kriteria komoditas unggulan merupakan komoditas yang dapat bertahan dalam
jangka panjang, mulai dari fase kelahiran, fase pertumbuhan hingga fase kejenuhan atau
penurunan. Jika komoditas unggulan yang satu memasuki tahap kejenuhan atau penurunan
maka komoditas unggulan lainnya harus mampu menggantikannya. Komoditas lain selain
komoditas unggulan pertanian terpilih merupakan stok bagi Kabupaten Rokan Hulu untuk
dikembangkan di masa mendatang dengan mempertimbangkan kemampuan daerah.
Kabupaten Rokan Hulu terdapat berbagai komoditi dari sektor pertanian yang tergolong
menjadi produk unggulan, produk andalan dan produk potensial. Produk unggulan
merupakan produk yang mempunyai keunggulan baik dari sisi produksinya, kontiniuitas dan
daya saing sehingga diterima masyarakat dan dapat menarik investor.
Produk andalan adalah produk yang dapat diandalkan pada daerah tertentu karena banyak
diusahakan oleh masyarakat setempat dan mempunyai prospek pasar yang cerah dan produk
potensial adalah yang mempunyai peluang untuk dikembangkan dengan meningkatkan
produksi dan daya saing.
Peranan dan kontribusi sektor pertanian dalam mendukung PDRB Kabupaten Rokan Hulu
bisa menjadi basis utama dalam pengembangan KEK. Analisis Location Quontien merupakan
perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor/industri disuatu daerah terhadap peranan
suatu sektor/industri tersebut secara nasional atau di suatu kabupaten terhadap peranan suatu
sektor/industri secara regional atau tingkat provinsi. Jumlah produksi yang besar di suatu
kabupaten bukan merupakan faktor utama menjadi komoditi unggulan jika dianalisis
menggunakan metode LQ jika ternyata dibandingkan dengan tingkat provinsi nilainya kurang
dari 1.
Perhitungan dengan metode LQ bisa mengambarkan dari 11 komoditas yang ada
mempunyai nilai LQ > 1. Perbandingan komparatif inidapat digunakan untuk mengambil
keputusan komoditas mana yang ditetapkan sebagai prioritas pengembangan di Kabupaten
Rokan Hulu.
Sehingga Berdasarkan analisis LQ dan pertimbangan kecenderungan yang telah
disebutkan sebelumnya komoditi unggulan yang diambil adalah komoditi karet, peternakan
sapi dan perikanan darat. Ketiga komoditas tersebut diambil selain mempunyai nilai LQ>1,
oleh sebab itu sudah selayaknya Kabupaten ini bisa ditetapkan menjadi salah satu wilayah
yang masuk dalam pengembangan KEK.
Kesimpulan
Potensi yang sangat strategi untuk dikembangkan menjadi PAD (Pendapatan Asli Daerah)
bagi Kabupaten Rokan Hulu adalah sektor pertanian dengan beberapa komoditas. Komoditas
unggulan tersebut menjadi sebuahkebijakan ekonomi yang merupakan obat dari kesenjangan
pembangunan antar wilayah di Indonesia. Potensi sumber daya yang bisa dikembangkan dan
menjadi ujung tombak pembangunan wilayah dari mulai sektor pertanian hingga sektor
migasberusahadiramusebagaibagiandarisektorunggulan.
Dukungan pengembangan potensi wilayah yang dimiliki oleh Kabupaten Rokan Hulu
bisa terlihat dalam analisis Location Quontien. Analisis Location Quontien merupakan
perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor/industri disuatu daerah terhadap peranan
suatu sektor/industri tersebut secara nasional atau di suatu kabupaten terhadap peranan suatu
sektor/industri secara regional atau tingkat provinsi.
Kebijakan yang diramu harus merangkum seluruh keinginan lapisan masyarakat. Selain
sisi penawaran yang penting, sisi permintaan juga tidak boleh di kesampingkan. Penguatan
sisi penawaran kurang efektif jika dari sisi permintaan lemah. Oleh karenanya, kebijakan
yang terorganisir dan tersinergi serta dapat merangkum keinginan masyarakat sangat
ditunggu guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang sustainable dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Alfonso W., 1999. Ketidakseimbangan Kota dan Daerah, Ekonomi Keuangan Indonesia Vol.
XXVII. No.3.Jakarta, September.
Alkadri dan Djajadiningrat, 2002. Tiga Pilar Pembangunan Wilayah, Penerbit BPPT Jakarta.
Asnawi J. 2008. Sektor unggulan perekonomian Riau. Jurnal Teroka Riau. 8:104-107.
Aziz, J.I. 1994. Ilmu Ekonomi Regional dan Beberapa Aplikasinya di Indonesia. Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Bachrul Elmi, 2004. Studi Pembiayaan Pembangunan Perkotaan (urban development finance)
Kota Prabumulih, Kajian Ekonomi dan Keuangan., Vol.8, No.1. Maret.
Badan Pusat Statistik, 2011. Rokan Hulu Dalam Angka
Bendavid-Val., Avrom, 1991. Regional and Local Economic Analysis for Practitioners,
Fourth edition, New York: Prager Publisher.
David, F. R. 2006. Manajemen Strategis : Konsep Edisi Sepuluh. Jakarta : Salemba Empat.
Daryanto A dan Hafizrianda Y. 2010. Analysis Input-Output & Social Accounting Matrix
untuk Pembangunan Ekonomi Daerah. Bogor: IPB Press.
Farulian Y. 2010. Analisis sektor unggulan perekonomian Nusa tenggara timur: analisis
tingkat efisiensi dan ketergantungan antar sektor. [Tesis]. Bogor: Program
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Hendayana, R. 2003. Aplikasi metode location quotient (LQ) dalam penentuan komoditas
unggulan nasional. Informatika Pertanian 12 (2003): 1-21.
Hoover., E.M., 1977. An Introduction to Regional Economics. (1st ed.). New York: Alfred
A.Knopf, Inc.
Kuncoro, Mudrajad dan Hairul Aswandi. 2002. Evaluasi Penetapan Kawasan Andalan: Studi
Empiris Di Kalimantan Selatan 1993-1999, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia,
Vol 17, Nomor 1, Tahun 2002 : 27-45, BPFE, Yogyakarta
Miradini SD. 2010. Analisis Perencanaan Pembangunan Agroindustri Provinsi Jawa Timur;
Pendekatan Sektoral dan Regional. [Tesis]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Mudrajat Kuncoro, 2000, Ekonomi Pembangunan, Teori, Masalah, dan Kebijakan, Akademi
Peremajaan Perusahaan, YKPN, Yogyakarta, 2003. Analisis Spasial dan Regional:
Studi Aglomerasi dan Klaster Industri Indonesia. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.
Prasetyo Soepono, 2001. Teori Pertumbuhan Berbasis Ekonomi (eksport) Posisi dan
Sumbangannya bagi Perbendaharaan Alat-alat Analisis Regional. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Indonesia. Vol.16 No.1.
Rustiadi E, Saefulhakim S, dan Panuju RD. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.
Jakarta. Crestpten Press dan Yayasan Obor Indonesia.
Sadono Sukirno, 2002, Pengantar Teori Makro ekonomi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Soeparmoko, 2002. Ekonomi Publik Untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah. Edisi
pertama. Andi. Yogyakarta.
Sukatendel F. 2007. Analisis Keterkaitan Alokasi Anggaran dan Sektor Unggulan dalam
Mengoptimalkan Kinerja Pembangunan Daerah Di Kabupaten Bogor. [Tesis]. Bogor:
Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Syafrizal, 1993. Ekonomi Regional : Suatu Perkembangan dalam Ilmu Ekonomi. Ekonomi
Keuangan Indonesia. Vol.XXXI.No.2, Jakarta, Juni.
Syarifudin I. 2003. Studi pemilihan subsektor jasa unggulan dalam rangka mendukung Kota
Bandung sebagai kota jasa. [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor.
Tarigan, R. 2005. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. PT.Bumi Aksara, Jakarta.
Todaro MP, 2000. Economic Development (7th ed.) New York; Addition Wesley Longman,
Inc., 1997. Economic Development in the Third World. 6th Edition. London:
Longman.