Oleh:
Bahril Hidayat
Agar organisasi dapat tampil efektif, maka individu dan kelompok yang saling tergantung itu
harus menciptakan hubungan kerja yang saling mendukung satu sama lain, menuju pencapaian
tujuan organisasi. Namun, sabagaimana dikatakan oleh Gibson, et al. (1997:437), selain dapat
menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini
terjadi jika masing-masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri-
sendiri dan tidak saling bekerjasama satu sama lain.
Jadi, konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidak sesuaian atau
perbedaan antara dua pendapat (sudut pandang), baik itu terjadi dalam ukuran (organisasi),
derajat spesialisasi yang diberikan kepada anggota keorganisasi, kejelasan jurisdiksi (wilayah
kerja), kecocokan antara tujuan anggota dengan tujuan organisasi, gaya kepemimpinan, dan
sistem imbalan yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat, baik pengaruh positif maupun
2
pengaruh negatif . Namun secara umum Konflik Hirarki (Sruktur) adalah konflik yang terjadi di
berbagai tingkatan organisasi.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa semakin kaku struktur dan kultur organisasi yang
bersangkutan, maka makin tidak menguntungkan konflik yang terjadi. Lebih jauh lagi, dalam
sesuatu konflik, komunikasi antara subunit dapat menyusut sehingga dengan demikian masing-
masing sub unit tidak dapat membuat keputusan-keputusan yang sehat. Berkaitan dengan hal
itu, bagian terpenting dari sebuah organisasi adalah tim-tim yang bekerja sama di dalam
organisasi tersebut untuk mencapai tujuan yang disepakati.
Langkah awal untuk membentuk sebuah tim yang baik adalah setiap anggota terlebih dahulu
harus memahami tujuan dan misi team secara jelas. Setiap anggota seharusnya mampu
menjawab pertanyaan Mengapa saya berada di sini, demikian dikemukakan oleh Margot
Helphand (1994). Berikutnya, menentukan peran dan tanggung jawab masing-masing anggota.
3
Tim yang Baik
Yadi Haryadi mengetengahkan tentang ciri-ciri ketua dan anggota tim yang baik. Keutamaan
sebuah tim terletak pada dua aspek, yaitu ketua tim dan anggota tim. Ciri-ciri ketua tim yang
baik adalah sebagai berikut.
Berikut ini juga berisi sumber-sumber yang dapat menolong individu dalam mengembangkan
kerja tim di kelompok.
Kerja tim yang yang menggunakan keterampilan serta bakat berbeda yang dimiliki
dalam kelompok (perbedaan yang terbuka).
Pendelegasian tugas secara efektif untuk memberi wewenang kepada anggota tim.
Memproses tim, yaitu memahami bagaimana sebuah tim akan berjalan melalui tahap-
tahap perkembangan yang berbeda.
Mempertahankan kerja tim yang bagus- petunjuk mengatasi konflik.
Peran dalam tim- memahami bagaimana pribadi-pribadi yang berbeda bertingkah laku
dalam tim.
Pelajaran dari sekumpulan Angsa dengan formasi V- pelajaran luar biasa tentang kerja
tim dari alam.
4
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kegagalan Tim
5
REFERENSI
Gibson, James L. et al. (1977). Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. Alih bahasa oleh Adriani.
Jakarta: Binarupa Aksara.
Lubis, B. H., & Nashori, F. (2002). Dialektika psikologi dan pandangan Islam. Unri Press.
Winardi. J. (2001). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Yadi Haryadi (tt). Team Work. (Bahan Presentasi Tim Pengembangan Dewan Pendidikan dan
Komite Sekolah)