I.PENDAHULUAN
Asam sitrat (2-hydroxy-1,2,3-propanetricarboxylic acid) merupakan asam
organik yang penggunaannya cukup luas di dunia industri. Hampir 70%
produksi asam sitrat dunia diserap oleh industri makanan. Industri makanan
menggunakan asam sitrat sebagai bahan tambah makanan karena memiliki
rasa yang menyenangkan dan aman dikonsumsi. Industri farmasi
memanfaatkan asam sitrat sebagai bahan penolong untuk pembuatan
antacid, tablet effervescent multivitamin dan senyawa pelarut aspirin. Asam
sitrat digunakan sebagai senyawa pengkelat logam, dan dapat bereaksi
dengan logam-logam berat seperti besi dan tembaga menghasilkan senyawa
kompleks sehingga banyak dipakai untuk membersihkan boiler dan instalasi
sejenis.
1
Produksi Asam Sitrat oleh Aspergillus niger
2
Produksi Asam Sitrat oleh Aspergillus niger
2.2.1 Karbon
Umumya hanya monosakarida yang dapat digunakan secara cepat oleh
jamur untuk fermentasi asam sitrat. Pada kebanyakan kasus sukrosa atau
molase dapat juga digunakan sebagai sumber karbon namun tetap saja
glukosa atau fruktosa (yang diperoleh dari hidrolisis polisakarida) lebih
mudah dimetabolisme. Polisakarida lebih sukar digunakan karena hidrolisis
3
Produksi Asam Sitrat oleh Aspergillus niger
Molase dari bit atau tebu, jus tebu dan berbagai hasil hidrolisa tepung sering
digunakan pula sebagai seumber karbon untuk fermentasi asam sitrat.
Namun yang sering menjadi masalah dalam penggunaan sumber karbon
tersebut adalah tingginya konsentrasi io-ion logam dan adanya komponen-
komponen yang dapat menghambat proses pembentukan asam sitrat.
Sehingga diperlukan pra-treatment terhadap sumber karbon agar dapat
digunakan sebagai sumber karbon.
2.2.2 Nitrogen
Umumnya nitrogen disediakan dalan bentuk ammonium sulfate atau atau
nitrat. Nitrogen dalam bentuk ammonium dipilih karena selama proses
fermentasi. Ammonium yang dikonsumsi oleh mikroba akan menurunkan
pH larutan. pH rendah dibutuhkan untuk pembentukan asam sitrat.
Konsentrasi ion ammoniun dalam media produksi berkisar antara 0,3 – 1,5 g
NH4+/lt. Penambahan ammonium dapat meningkatkan produksi asam sitrat
jika dilakukan pada tahap dimana produksi asam sitrat mengalami
penurunan.
2.2.3 Fosfat
Produksi asam laktat yang tinggi dalam media cair teraduk terjadi pada saat
konsentrasi fosfat dalam media produksi berkurang. Pada kondisi ion-ion
logam dibatasi konsentrasinya, maka konsentrasi fosfat dalam media
produksi tidak perlu dibatasi. Namun pada kondisi ion-ion logam tidak
4
Produksi Asam Sitrat oleh Aspergillus niger
2.2.4 Aerasi
Pada prosesfermentasi submerged, aerasi sangat menentukan dalam
pembentukan asam sitrat. Produksi asam sitrat akan bertambah dengan
meningkatnya aerasi. Aerasi harus dilakukan terus-menerus selama proses
fermentasi, jika aerasi dihentikan sesaat akan menghambat proses
pembentukan asam sitrat secara irreversibel. Artinya jika diberikan kembali
aerasi, tidak akan mengembalikan proses ke kondisi semula.
2.2.5. Alkohol
Metanol telah digunakan secara luas untuk meminimalisasi efek dari logam-
logam trace, selain menggunakan Cu dan HFC. Penambahan 1-5% (v/v)
metanol, etanol, n-propanol, isopropanol atau metil asetat dapat mengurangi
5
Produksi Asam Sitrat oleh Aspergillus niger
6
Produksi Asam Sitrat oleh Aspergillus niger
7
Produksi Asam Sitrat oleh Aspergillus niger
Selain proses koji, fermentasi asam laktat dapat dilakukan dengan metoda
fermentasi pertmukaan. Proses fermentasi dilakukan dalam baki berukuran
2m x 2,5 m x 0,15m, dengan ketebalan media fermentasi 0,008 – 0,12 m.
Ruang fermentasi harus dilengkapi dengan sirkulasi udara sebagai penyuplai
oksigen, pengendali temperatur dan kelembaban. Bahan baku yang paling
umum digunakan untuk fermentasi permukaan adalah molase yang telah
dihilangkan trace elemennya. Inokulasi dilakukan dengan beberapa cara
8
Produksi Asam Sitrat oleh Aspergillus niger
3.1 Mikroorganisme
Mikroba yang digunakan pada penelitian ini adalah jamur Aspergillus niger.
yang ditumbuhkan dalam media agar miring Potato Dextrose Agar (PDA) sebagai
stock culture dan disimpan pada suhu 40C.
9
Produksi Asam Sitrat oleh Aspergillus niger
10
Produksi Asam Sitrat oleh Aspergillus niger
11
Produksi Asam Sitrat oleh Aspergillus niger
12
Produksi Asam Sitrat oleh Aspergillus niger
13
Produksi Asam Sitrat oleh Aspergillus niger
Tabel 4.1. Parameter kinetika untuk media sintetis H.J Peppler dan Shu &
Johnson
14
Produksi Asam Sitrat oleh Aspergillus niger
Yield produk terhadap substrat (YP/S) untuk media sintesis Shu & Johnson
yaitu 0,02 lebih kecil dibandingkan media sintetis Peppler (0,04). Kondisi
yang mendukung pembentukan asam sitrat adalah konsentrasi gula yang
tinggi antara 14 – 22%(w/v), konsentrasi fosfat yang rendah, pH 1,7 - 2, laju
aerasi yang tinggi dan ketiadaan trace element.Agar jumlah asam sitrat yang
diekskresikan lebih banyak maka pertumbuhan biomassa harus dicegah
dengan cara membatasi konsentrasi fosfat dan trace elemen seperti Fe, Mn
dan Zn. Akumulasi asam sitrat akan tercapai jika konsentrasi fosfat, Fe dan
Zn lebih rendah dari konsentrasi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
optimum biomassa. Pada kondisi konsentrasi trace elemen sangat terbatas
maka konsentrasi fosfat tidak perlu dibatasi. Namun jika jika konsentrasi
trace elemen tidak bisa dikendalikan maka konsentrasi fosfat harus rendah
agar terjadi akumulasi asam sitrat. Beberapa sumber karbon seperti molase
tebu ataupun beet, sukrosa ataupun hidrolisis starch harus dilakukan pra-
treatment berupa pengendapan ion-ion logam. Konsentrasi ion ammonium
selama proses fermentasi asam sitrat berada dalam rentang yang cukup luas
yaitu 0,3 – 1,5 g NH4+/lt. Penambahan ion ammonium secara bertahap
selama proses fermentasi berlangsung akan meningkatkan produksi asam
sitrat, terutama pada saat laju produksi asam sitrat menurun. Pada
metabolisma asam sitrat, Fe berperan untuk mengaktifkan enzim acotinase,
yang mengakibatkan reaksi reversibel antara asam sitrat, akotinat dan
isositrat.
15
Produksi Asam Sitrat oleh Aspergillus niger
Dari Tabel 4.2 terlihat bahwa bahwa penambahan Fe, Zn dan P akan
meningkatkan kecepatan pertumbuhan spesifik dan perolehan biomassa
terhadap substrat Y X/S. Namun sebaliknya penambahan Fe, Zn dan P
menurunkan perolehan produk terhadap substrat Y P/S.
16
Produksi Asam Sitrat oleh Aspergillus niger
17
Produksi Asam Sitrat oleh Aspergillus niger
Dari Tabel 4,3 terlihat bahwa penambahan glukosa yang lebih banyak dari
media standar tidak berakibat pada peningkatan biomassa secara
keseluruhan. Penambahan glukosa yang terlalu tinggi akan menurunkan
kecepatan pertumbuhan spesifik dan yield biomassa terhadap substrat. Hal
ini terjadi karena adanya efek penghambatan oleh substrat berlebih.
Konsentrasi substrat yang terlalu tinggi tidak akan meningkatkan kecepatan
pertumbuhan spesifik biomassa tapi akan menghambatnya. Pada konsentrasi
glukosa awal yang optimal, glukosa masuk ke dalam sel secara osmosis
yaitu dari larutan hypotonis (kurang pekat) ke dalam sel yang memiliki
larutan hipertonis (lebih pekat). Tetapi pada konsentrasi glukosa yang
terlalu tinggi mejadikan larutan substrat menjadi hypertonis dan
protoplasma menjadi hypotonis sehingga protoplasma akan berosmosis ke
media fermentasi dan isi sel akan berkurang. Bila proses ini terus menerus
berlangsung maka akan terjadi plasmolisis yaitu lepasnya protoplasma dari
dinding sel.
Asam sitrat yang terbentuk lebih sedikit dibanding dengan media Shu &
Johnson standar. Asam sitrat merupakan metabolit primer yang pola
pembentukan produknya berasosiasi dengan pertumbuhan, sehingga dapat
dipahami jika kecepatan pertumbuhan biomassa menurun maka produksi
asam sitrat juga akan menurun.
18
Produksi Asam Sitrat oleh Aspergillus niger
V. KESIMPULAN
Produksi asam sitrat oleh Aspergillus niger sangat dipengaruhi oleh
komposisi media fermentasi. Produksi asam sitrat yang tinggi akan tercapai
pada konsentrasi gula antara14 – 22 % (w/v). Konsentrasi gula yang terlalu
tinggi akan menjadi inhibibitor pada proses metabolisme. Sumber nitrogen
dalam bentuk ammonium ataupun urea tidak mempengaruhi produksi asam
sitrat. Akumulasi asam sitrat akan tercapai jika konsentrasi fosfat, Fe , Zn,
dan Mn lebih rendah dari konsentrasi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
optimum biomassa. Pada kondisi konsentrasi trace elemen Fe, Zn dan Mn
sangat terbatas maka konsentrasi fosfat tidak perlu dibatasi. Namun jika jika
konsentrasi trace elemen Fe, Zn dan Mn tidak bisa dikendalikan maka
konsentrasi fosfat harus rendah agar terjadi akumulasi asam sitrat. Alkohol
akan meningkatkan produksi asam sitrat jika ditambahkan pada media
fermentasi yang konsentrasi trace elemen dan pengotornya cukup tinggi,
namun akan menurunkan produksi asam sitrat jika ditambahkan pada media
fermentasi yang tidak mengandung trace elemen/pengotor.
19
Produksi Asam Sitrat oleh Aspergillus niger
DAFTAR PUSTAKA
20
Produksi Asam Sitrat oleh Aspergillus niger
21