Anda di halaman 1dari 12

DOKUMEN

STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)


BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
UPTD UNIT PUSKESMASKARANGGAYAM I

Alamat: Jalan Karanggayam No. 1 Kecamatan Karanggayam Kab. Kebumen.

0
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Semangat Perubahan Puskesmas menjadi PPK-BLUD
Tuntutan perbaikan pelayanan kesehatan di puskesmas diilhami oleh gagasan
untuk mengoptimalkan pemberian hak-hak dasar masyarakat berupa penyediaan jasa
pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan semua pihak. Tuntutan tersebut tidak
memperdulikan eksistensi puskesmas sebagai unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan
yang dalam menyelenggarakan pelayanan dipengaruhi oleh batas kewenangan birokrasi,
berbagai yuridiksi dan intervensi politik yang seringkali bersifat asimetris terhadap upaya-
upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang baik.
Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang
Badan Layanan Umum yang memberikan peluang bagi puskesmas untuk melepaskan diri
dari permasalahan tersebut, terutama dalam pengelolaan keuangannya. Tentu saja dengan
adanya keleluasaan itu mensyaratkan puskesmas untuk menjalankan praktik-praktik bisnis
yang sehat sehingga diharapkan mampu bertahan bahkan bersaing, mandiri dan tumbuh
dengan tetap sinergi dengan program-program pelayanan yang ditetapkan pemerintah.
Yang lebih penting dalam keleluasaan tersebut adalah dilandasi semangat perubahan dari
para pemangku kepentingan (stakeholder) puskesmas, politisi, birokrasi, manajemen,
komite medis, paramedis, pegawai dan masyarakat untuk merubah perilaku menuju ke arah
kinerja pelayanan yang lebih baik.
Dengan PPK_BLUD, puskesmas masih tetap sebagai instansi di lingkungan
pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan jasa pelayanan kesehatan yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan
dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
Implementasi praktek bisnis yang sehat yang sesuai prinsip efisinsi dan
produktivitas dapat diketahui jika; kinerja puskesmas dapat diukur, dievaluasi, dan dijadikan
umpan balik perencanaan berikutnya. Siklus tersebut membutuhkan suatu dokumen standar
tentang penyelenggaraan pelayanan yang minimum harus diselenggarakan oleh puskesmas
atau Standar Pelayanan Minimum yang selanjutnya akan dijadikan target pembanding
apakah pelayanan puskesmas produktivitasnya bertumbuh secara efisien sesuai kualitas
yang diharapkan dari tahun ke tahun.

2. Posisi BPKB dalam mendorong PPK-BLUD


Menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley, Auditor adalah
sebagai rekan bisnis strategi : ......... auditor membuat dan membantu mengiplementasikan
rekomendasi yang memperbaiki keuntungan dengan memperkuat pendapatan atau
mengurangi biaya termasuk mengurangi kesalahan dan penyimpangan, dan dengan
1
memperbaiki pengendalian internal (the auditor is strategic business partner : ..........
auditors often make and help implement recommendations that improve profitability by
enhancing revenue or reducing cost including the reduction of error and fraud, and by
improving operational controls). Sejalan dengan tujuan PPK_BLUD, BPKB sebagai
auditor internal pemerintah selain berfungsi sebagai pengawal kebijakan pemerintah juga
memberikan bantuan perbaikan sistem pengendalian manajemen agar dapat meningkatkan
kinerja dalam memenuhi visi yang diemban penyelenggara pelayanan agar lebih efisien,
efektif dan produktif.
Untuk membantu penerapan PPK-BLUD maka BPKB berkewajiban secara terus
menerus mengembangkan kemampuan tehnis di bidang manajemen sektor publik (New
Public Management) pada badan-badan pemerintah khususnya puskesmas dalam memenuhi
persyaratan administrasi BLUD dan tentunya dalam meningkatkan kinerja pelayanan sesuai
dengan amanat PP 23 tahun 2005 tentang PPK-BLU

B. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Pedoman


1. Penyusunan pedoman asistensi penyusunan SPM BLUD bertujuan untuk memberikan
petunjuk dalam pelaksanaan asistensi penyusunan standar palayanan minimum sekaligus
sebagai upaya mengurangi deferensiasi persepsi diantara berbagai kalangan profesi tentang
penerapan SPM untuk pemenuhan PPK-BLUD. Petunjuk yang dimaksud mencakup
tahapan perencanaan, teknis penyampaian materi dan produk-produk hasil asistensi.
2. Pedoman ini sebagai starting point untuk pengembangan PPK-BLUD sehingga harus
dipandang memiliki sifat on going process, yang terbuka bagi setiap pengembangan baru
sebagai model asistensi yang lebih mudah dicerna dan diterapkan bagi entitas pengguna
khususnya bagi puskesmas yang mempersiapkan menjadi PPK-BLUD
3. Mengingat penyusunan SPM mewajibkan kaidah-kaidah profesi, yaitu memenuhi penetapan
resiko pengendalian, mempertimbangkan sistem pengumpulan data dengan tolok ukur yang
dapat diterapkan dalam proses pengambilan keputusan bagi manajemen, maka pedoman ini
juga memberi tuntunan penerapan Standar Pelayanan Minimum dalam pengelolaan
keuangan daerah yaitu perencanaan, penganggaran dan pertanggungjawaban kinerja.

C. Ruang Lingkup
Pekerjaan asistensi penyusunan standar pelayanan minimum tidak lebih dari kegiatan
tugas BPKP selaku auditor dalam upaya membantu puskesmas menyiapkan persyaratan
kelengkapan administrasi menuju BLUD. Persyaratan tersebut belum dapat menjamin
tercapainya persyaratan tehnis khususnya menilai secara obyektif perbaikan kinerja puskesmas,
namun demikian aistensi BPKP mengarahkan penyusunan SPM yang mampu diterapkan
sebagai salah satu alat penilaian kinerja bagi tim penilai BLUD dalam melakukan evaluasi
menuju PPK-BLUD secara penuh.

2
Ruang lingkup pedoman aistensi ini meliputi langkah-langkah kerja sistematis
pelaksanaan asistensi mulai pekerjaan persiapan sampai dengan penyususnan draf SPM
sehingga kaidah-kaidah SPM yang diamanatkan dalam peraturan yang berlaku dapat
diimplementasikan. Tim BPKP dalam proses pelaksanaan asistensi tidak bertanggungjawab
terhadap hasil draf SPM, namun bertanggungjawab terhadap penyediaan alat pengumpulan data
dan mengarahkan pihak puskesmas untuk mengkonsolidasikan seluruh unit pelayanan agar
memahami konsepsi dasar SPM.

3
PEDOMAN PENYUSUNAN SPM

DASAR HUKUM :
 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005
TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN
MINIMAL
 PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 741/MENKES/PER/VII/2008
TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI
KABUPATEN / KOTA
 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR 828/MENKES/SK/IX/2008
TENTANG PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG
KESEHATAN DI KABUPATEN / KOTA

4
DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR KW-SPM BIDANG KESEHATAN
PERMENKES RI NOMOR 741/MENKES/PER/VII/2008 Tentang SPM Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota
KEPMENKES RI NOMOR 828/MENKES/SK/IX/2008 Tentang Petunjuk Teknis SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
TARGET
NO INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL PEMBILANG PENYEBUT
2010 2011 2012 2013 2014 2015
PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1. Persentase Cakupan ibu hamil yang telam Jumlah ibu hamil yang Jumlah sasaran ibu hamil di 95% 95% 95% 95% 95% 95%
cakupan memperoleh pelayanan memperoleh satu wilayah kerja dalam
kunjungan ibu antenatal sesuai dengan standar pelayanan antenatal kurun waktu yang sama
hamil K4 paling sedikit 4 kali di satu K4 di satu wilayah
wilayah kerja pada kurun kerja pada kurun
waktu tertentu waktu tertentu
2. Persentase Cakupan Komplikasi Jumlah komplikasi Jumlah ibu dengan 80% 80% 80% 80% 80% 80%
cakupan kebidanan yang ditangani kebidanan yang komplikasi kebidanan di satu
komplikasi adalah ibu dengan komplikasi mendapat penanganan wilayah dalam kurun waktu
kebidanan yang kebidanan di satu wilayah kerja definitif di satu yang sama
ditangani pada kurun waktu tertentu yang wilayah dalam kurun
mendapat penanganan sesuai waktu tertentu
dengan standar oleh tenaga
kesehatan terlatih pada tingkat
pelayanan dasar dan rujukan
3. Persentase Cakupan pertolongan Jumlah ibu bersalin Jumlah seluruh sasaran ibu 90% 90% 90% 90% 90% 90%
cakupan persalinan oleh tenagan yang ditolong oleh bersalin di satu wilayah
pertolongan kesehatan yang memiliki tenaga kesehatan di dalam kurun waktu tertentu
persalinan oleh kompetensi kebidanan adalah satu wilayah kerja
tenaga kesehatan ibu bersalin yang mendapat pada kurun waktu
yang memiliki pertolongan persalinan oleh tertentu
kompetensi tenaga kesehatan yang
kebidanan memiliki kompetensi
kebidanan di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu
4. Persentase Cakupan pelayanan nifas Jumlah ibu nifas yang Seluruh ibu nifas di satu 90% 90% 90% 90% 90% 90%
5
cakupan adalah pelayanan kepada ibu telah memperoleh 3 wilayah dalam kurun waktu
pelayanan nifas dan neonatal pada masa 6 Jam kali pelayanan nifas sama
sampai dengan 42 hari pasca sesuai standar di satu
persalinan sesuai standar wilayah pada kurun
waktu tertentu
5. Persentase Cakupan neonatus dengan Jumlah neonatus Jumlah seluruh neonatus 80% 80% 80% 80% 80% 80%
cakupan neonatus komplikasi yang ditangani dengan komplikasi dengan komplikasi yang ada
dengan adalah neonatus dengan yang tertangani
komplikasi yang komplikasi di satu wilayah
ditangani kerja pada kurun waktu
tertentu yang ditangani sesuai
dengan standar oleh tenaga
kesehatan terlatih di seluruh
sarana pelayanan kesehatan
6. Persentase Cakupan kunjungan bayi Jumlah bayi Jumlah seluruh bayi lahir 90% 90% 90% 90% 90% 90%
cakupan adalah cakupan bayi yang memperoleh hidup di satu wilayah dalam
kunjungan bayi memperoleh pelayanan pelayanan kesehatan kurun waktu tertentu
kesehatan sesuai dengan sesuai standar di satu
standar oleh dokter, bidan, dan wilayah kerja pada
perawat yang memiliki kurun waktu tertentu
dokumentasi klinis kesehatan
paling sedikit 4 kali di satu
wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
7. Persentase Cakupan Desa/Kalurahan Jumlah Desa/ Jumlah Seluruh Desa/ 100% 100% 100% 100% 100% 100%
cakupan Universal Child Immunization Kalurahan UCI Kalurahan
Desa/kalurahan (UCI) adalah Desa/Kalurahan
UCI dimana ≥ 80% dari jumlah bayi
yang ada di desa tersebut sudah
mendapat imunisasi dasar
lengkap dalam waktu satu
tahun
8. Persentase Cakupan pelayanan anak balita Junmal anak balita Jumlah seluruh bayi lahir 90% 90% 90% 90% 90% 90%
cakupan adalah anak balita (12 – 59 yang memperoleh hidup di satu wilayah dalam
pelayanan anak bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan kurun waktu yang sama
6
balita pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal
pertumbuhan dan 8 kali di satu wilayah
perkembangan kerja pada kurun
waktu tertentu
9. Persentase Cakupan pemberian makanan Jumlah anak usia 6-24 Jumlah seluruh anak usia 6- 100% 100% 100% 100% 100% 100%
cakupan pendamping ASI pada anak 6- bulan keluarga miskin 24 bulan keluarga miskin
pemberian 24 bulan keluarga miskin yang mendapat MP-
makanan adalah pemberian makanan ASI
pendamping ASI pendamping ASI pada anak
pada anak 6-24 usia 6-24 bulan dari keluarga
bulan keluarga miskin selama 90 hari
miskin
10. Persentase Cakupan balita gizi buruk Jumlah gizi buruk Jumlah gizi b uruk yang 100% 100% 100% 100% 100% 100%
cakupan balita mendapat perawatan adalah yang dirawat di sarana ditemukan di satu wilayah
gizi buruk adalah balita gizi buruk yang pelayanan kesehatan kerja pada kurun waktu yang
mendapat ditangani di sarana pelayanan di satu wilayah kerja sama
perawatan kesehatan sesuai tata laksana pada kurun waktu
gizi buruk di satu wilayah kerja tertentu
pada kurun waktu tertentu
11. Persentase Cakupan pemeriksaan Jumlah murid SD dan Jumlah murid SD dan 70% 70% 70% 70% 70% 70%
penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat yang setingkat di satu wilayah
kesehatan siswa setingkat adalah cakupan siswa diperiksa kerja pada kurun waktu yang
SD dan setingkat SD dan setingkat yang kesehatannya oleh sama
diperiksa kesehatannya oleh tenaga terlatih di satu
tenaga kesehatan atau tenaga wilayah kerja pada
terlatih (guru UKS/dokter kurun waktu tertentu
kecil) melalui penjaringan di satu wilayah kerja
kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu
pada kurun waktu tertentu tertentu
12. Persentase Cakupan peserta KB aktif Jumlah PUS Seluruh Pasangan Usia Subur 70% 70% 70% 70% 70% 70%
cakupan peserta adalah jumlah peserta KB aktif menggunakan di satu wilayah kerja pada
KB aktif dibandingkan dengan jumlah kontrasepsi di satu kurun waktu tertentu di satu
Pasangan Usia Subur (PUS) di wilayah kerja pada wilayah kerja pada kurun
satu wilayah kerja pada kurun kurun waktu tertentu waktu yang sama
waktu tertentu
7
13. Persentase Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit:
a. AFP rate per Jumlah kasus AFP Non Polio Jumlah kasus AFP Jumlah penduduk ˂ 15 tahun 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100.000 yang ditemukan diantara Non Polio yang
penduduk ˂ 15 100.000 penduduk ˂ 15 tahun dilaporkan
tahun pertahun di satu wilayah kerja
tertentu
b. Penemuan Persentase balita dengan Jumlah penderita Jumlah perkeraan penderita 100% 100% 100% 100% 100% 100%
penderita pneumonia yang ditemukan pneumonia balita yang pneumonia balita di satu
pneumonia dan diberikan tata laksana ditangani di satu wilayah kerja padfa kurun
Balita sesuai standar di sarana wilayah dalam waktu waktu sama
kesehatan di satu wilayah satu tahun
dalam waktu satu tahun
c. Penemuan Angka penemuan pasien TB Jumlah pasien baru Jumlah perkiraan pasien baru 35% 35% 35% 35% 35% 35%
Pasien baru BTA Positif atau Case TB BTA Positif yang TB BTA Positif dalam satu
TB BTA Detection Rate (CDR) adalah ditemukan dan diobati wilayah dalam waktu satu
Positif persentase jumlah penderita dalam satu wilayah tahun
baru TB BTA Positif yang selama satu tahun
ditemukan dibandingkan
dengan jumlah perkiraan kasus
baru TB BTA Positif pada
wilayah tertentu dalam waktu
satu tahun
d. Penderita Persentase penderita DBD Jumlah penderita Jumlah penderita DBD yang 100% 100% 100% 100% 100% 100%
DBD yang yang ditangani sesuai standar DBD yang ditangani ditemukan di satu wilayah
ditangani di satu wilayah dalam waktu sesuai SOP di satu dalam waktu satu tahun
satu tahun dibandingkan wilayah dalam waktu
dengan jumlah penderita DBD satu tahun
yang ditemukan / dilaporkan
dalam kurun waktu satu tahun
yang sama
e. Penemuan Penemuan penderita diare Jumlah penderita diare Jumlah perkiraan penderita 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Penderita adalah jumlah penderita yang yang datang dan diare pada satu wilayah
Diare datang dan dilayani di sarana ditangani di sarana tertentu dalam waktu yang
kesehatan dan kader di suatu kesehatan dan kader di sama
wilayah tertentu dalam waktu satu wilayah tertentu
8
satu tahun dalam waktu satu
tahun
14. Persentase Persentase pelayanan Jumlah kunjungan Jumlah seluruh masyarakat 100% 100% 100% 100% 100% 100%
cakupan kesehatan dasar pasienpasien masyarakat miskin di satu wilayah
pelayanan masyarakat miskin adalah miskin di sarana tertentu dalam waktu yang
kesehatan dasar jumlah kunjungan pasienkesehatan strata satu sama
masyarakat masyarakat miskin di sarana
miskin kesehatan strata pertama di
satu wilayah kerja tertentu
pada kurun waktu tertentu
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
15. Persentase cakupan Cakupan rujukan pasien Jumlah pasien Jumlah masyarakat miskin 100 % 100% 100% 100% 100% 100%
pelayanan masyarakat miskin adalah masyarakat miskin di
kesehatan rujukan jumlah kunjungan pasien sarana kesehatan
pasien masyarakat masyarakat miskin di sarana strata dua dan strata
miskin kesehatan strata dua dan tiga
strata tiga pada kurun waktu
tertentu (lama & baru)
16. Persentase cakupan Pelayanan gawat darurat level Pelayanan gawat Jumlah RS Kab./Kota 100 % 100% 100% 100% 100% 100%
pelayanan gawat satu yang harus diberikan darurat level satu
darurat level satu sarana kesehatan (RS) di
yang harus diberi Kab./Kota
sarana kesehatan
(RS) di Kab/Kota
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PENANGGULANGAN
PENYAKIT
17. Persentase cakupan Cakupan desa/kalurahan Jumlah KLB di Jumlah KLB di 100% 100% 100% 100% 100% 100%
desa/kalurahan mengalami KLB yang desa/kalurahan yang desa/kalurahan yang terjadi
mengalami KLB ditangani ˂ 24 jam adalah ditangani ˂ 24 jam pada periode yang sama
yang dilakukan desa/kalurahan mengalami dalam periode tertentu
penyelidikan Kejadian Luar Biasa (KLB)
epidemiologi ˂ 24 yang ditangani ˂ 24 jam oleh
jam kab/kota terhadap KLB
periode/kurun waktu tertentu
PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
9
18. Persentase Desa Cakupan Desa Siaga aktif Jumlah desa siaga Jumlah desa siaga yang 80% 80% 80% 80% 80% 80%
Siaga Aktif adalah desa yang mempunyai yang aktif dibentuk
Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes) atau UKBM
lainnya yang buka setiap hari
dan berfungsi sebagai
pemberi pelayanan kesehatan
dasar, penanggulangan
bencana dan
kegawatdaruratan, surveilans
berbasis masyarakat yang
meliputi pemantauan
pertumbuhan (gizi), penyakit,
lingkungan dan perilaku
sehingga masyarakatnya
menerapkan PHBS
dibandingkan dengan jumlah
desa siaga

10
HASIL PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA KW-SPM BIDANG KESEHATAN PUSKESMAS KARANGGAYAM I TAHUN 2013
ANGKA ABSOLUT ANGKA TARGET
Indikator
PEMBILANG PENYEBUT PENCAPAIAN 2013 2015
PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K4 248 248 100% 95% 95%
2 Cak. IBU HAMIL DGN KOMPLIKASI YG DITANGANI 25 25 100% 80% 80%

CAK. PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH BIDAN/NAKES YG


3 244 244 100% 90% 90%
BERKOMP

4 CAK. PEELAYANAN IBU NIFAS 244 244 100% 90% 90%


5 CAKUPAN NEONATAL DGN KOMPLIKASI YANG DITANGANI 17 17 100% 80% 80%
6 CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI 241 247 98% 90% 90%
7 DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) 4 4 100% 100% 100%
8 CAKUPAN PELAYANAN BALITA 911 1115 82% 90% 90%
CAKUPAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA ANAK
9 31 31 100% 100% 100%
USIA (6-24) BULAN KELUARGA MISKIN
10 CAKUPAN BALITA GIZI BURUK MENDAPAT PERAWATAN 0 17 0 100% 100%
11 PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT 295 295 100% 100% 100%
12 CAKUPAN PESERTA AKTIF KB 2252 2928 77% 70% 70%
PENEMUAN DAN PENANGANAN PENDERITA PENYAKIT MENULAR
13 0 4 0 100% 100%
Non polioi Accute Faccid Paralysis
14 Penemuan dan Penanganan Pneumonia Balita 0 123 0 100% 100%
15 Penemuan dan Penanganan TB BTA Positif 7 14 50% 35% 35%
16 Penemuan dan penanganan DBD 1 1 100% 100% 100%
17 Penemuan dan Penanganan Diare pada Balita 409 1100 37% 100% 100%
18 CAKUPAN RAWAT JALAN PASIEN GAKIN *) di Puskesmas 28534 21261 134% 100% 100%
SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN
19 0 0 0 100% 100%
GAWAT DARURAT YANG DAPAT DIAKSES MASYARAKAT
DESA/KELURAHAN MENGALAMI KLB YANG DILAKUKAN
20 0 4 0 100% 100%
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI < 24 JAM
PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
21 4 4 100% 80% 80%
1 Persentase cakupan desa siaga

11

Anda mungkin juga menyukai