PUSKESMAS GARUNG
No. Kode : Ditetapkan Oleh Kepala
PedomanMut Terbitan : 01 Puskesmas Garung
u Pelayanan
No. Revisi : 00
Puskesmas Unit Kerja
Tgl. Mulai Berlaku : 01-01-
Garung Puskesmas 2014 Dr. Isni Nur Harjanto
NIP 19710607
Halaman : 1-41
200212 1 003
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang amat
penting di Indonesia. Puskesmas merupakan unit yang strategis dalam
mendukung terwujudnya perubahan status kesehatan masyarakat menuju
peningkatan derajat kesehatan yang optimal. Untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal tentu diperlukan upaya pembangunan sistem
pelayanan kesehatan dasar yang mampu memenuhi kebutuhan mayarakat.
B. Tujuan Pedoman
Tersedianya pedoman bagi Kepala Puskesmas, penanggung jawab
dan pelaksana pelayanan Puskesmas, dalam melakukan pelayanan di
Puskesmas. Sehingga pelayanan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana
serta memperolah hasil sesuai dengan yang diharapkan.
C. Definisi
Mutu disebutkan sebagai kepatuhan terhadap standar yang sudah
ditetapkan atau yang memenuhi persyaratan yang diinginkan pelanggan,
serta stake holder dan provider. Mutu juga berarti kesesuaian terhadap
persyaratan yang ditetapkan.
D. Dimensi mutu
Dimensi mutu meliputi :
a. Akses
b. Efektifitas
c. Efisiensi
d. Keselamatan dan Keamanan
e. Kenyamanan
f. Kesinambungan Pelayanan
g. Kopetensi petugas
h. Informasi dan Dokumentasi,
2. Pengorganisasian
3. Sarana Prasarana
4. Sumber Daya Manusia
5. Proses Pelayanan baik UKP maupun UKM
6. Pelaksanaan Audit dan Evaluasi serta Pencegahaan Kejadian Tidak di
inginkan
7. Upaya perbaikan berkesinambunngan.
F. Landasan Hukum
1. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan,
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 374/Menkes/SK/V/2009 tentang
Sistem Kesehatan Nasional,
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/ Menkes/SK/11/2004
tentang Kebijakan Dasar Puskesmas.
5. Peraturan Mentri Kesehatan RI No. 75 Tahun 2014
BAB II
INDIKATOR, STANDART DAN KRITERIA
A. INDIKATOR
Indikator adalah suatu ukuran yang menjadi rujukan suatu hasil.
Menyusun indikator menggunakan rumusan sebagai batasan dan
sifatnya. Umumnya indikator harus SMART yang merupakan
singkatan dari
Spesific yaitu ukuran yang tidak bias untuk satu fenomena atau
kegiatan
Measurable yaitu dapat diukur dengan kuantitas bukan kualitas
Accecible yaitu dapat dicapai
Reasonable yaitu ukuran itu masuk akal untuk dicapai
Time bound yaitu ada batasan waktu untuk pencapaian.
Penetapan indikator dapat diperoleh dari Dimensi Mutu yaitu segi
Akses, Efektifitas, Efisiensi, Kenyamanan, Kepuasan serta
keselamatan pelanggan.
Dari aspek Input indikator bisa berupa INDIKATOR
PERSYARATAN MINIMAL,, aspek output berupa INDIKATOR
PENAMPILAN atau CAPAIAN MINIMAL.
B. STANDAR
Standar adalah pernyataan yang dapat diterima untuk suatu ukuran
terhadap bahan, proses dan suatu produk barang atau jasa.
C. KRITERIA
Kriteria adalah spesifik dari suatu indikator, atau variabel yang
ditentukan sebagai spesifik yang diindikatorkan. Misalkan suatu
indikator “waktu tunggu pasien” kriterianya adalah waktu pasien
menunggu antri pendaftaran sampai diperiksa. Standarnya 5 menit.
BAB III
PENYELENGGARAAN
A. Penyelenggaraan
B. Organisasi
C. VISI MISI
VISI
Visi Puskesmas Garung adalah :
Mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan
menuju kecamatan Garung yang lebih maju dan sejahtera.
MISI
Untuk mencapai masyarakat Kecamatan Garung sehat yang mandiri
dan berkeadilan, maka ditetapkan 4 ( empat ) misi sebagai berikut :
D. KEBIJAKAN MUTU
E. PENETAPAN INDIKATOR
1) INDIKATOR KINERJA UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
(UKM) 2015
N Jenis Indikator
Standar Target 2015
o Pelayanan Jenis Uraian
2. Kelengkapan Informed
Concent setelah
100 % 100%
mendapatkan informasi
yang jelas
peraturan
perundangan
d.PH 6-9
3. Ketepatan waktu
pengusulan kenaikan 100 % 100%
pangkat
5. Ketepatan waktu
penyusunan laporan 100 % 100%
keuangan
akuntabilitas kinerja
J. Produk Pelayanan
Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang
mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh
setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.
1. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
d. Upaya Perbaikan Gizi
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
f. Upaya Pengobatan.
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas.
Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan
pokok puskesmas yang telah ada, yakni :
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Olah Raga
c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
d. Upaya Kesehatan Kerja
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
f. Upaya Kesehatan Jiwa
g. Upaya Kesehatan Mata
1. Pendaftaran Pasien
Pendaftaran pasien adalah pelayanan rutin untuk menertibkan
urutan pelayanan dan memudahkan mendapatkan informasi rekam
medis bagi seluruh fasilitas pelayanan yang tersedia di Puskesmas. Yang
dimulai dari persiapan, kedatangan pasien sampai dengan pengiriman
kartu rekam medis ke masing2 unit pemeriksaan, kemudian
mengembalikan lagi kartu rekam medis kedalam tempat semula.
2. Upaya Pengobatan
Layanan klinis adalah pelayanan klinis yang dilakukan untuk
pasien dengan melibatkan seluruh tim kesehatan sesuai dengan
masalah kesehatan klien. Dimulai dari anamnesa sampai dengan
tindakan dan pengobatan yang sesuai dengan diagnosanya.
Upaya Pengobatan, meliputi kegiatan di :
a. Pelayanan Umum,
b. Pelayanan Gigi,
c. Pelayanan KIA,
d. Pelayanan MTBS, dan
e. Pelayanan KB.
3. Pemeriksaan Laboratorium
1. Upaya KIA
Upaya KIA adalah upaya dibidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu meneteki, bayi
dan anak balita serta anak prasekolah.
Upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu
sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta
mengurangi angka kematian ibu.
2. Upaya P2P
3. Upaya Kesling
Kesehatan lingkungan yaitu upaya pelayanan kesehatan
lingkungan puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan
pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan
dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran lingkungan
dengan peningkatan peran serta masyarakat. Untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
BAB IV
STANDAR KETENAGAAN
BAB V
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
Tata laksana pelayanan merupakan proses dalam sistem menegemen.
Dalam upaya peningkatan mutu maka harus ditetapkan standar proses yang
merupakan jawaban dari dimensi mutu meliputi akses, efisiensi, kenyamanan
dan keselamatan pelanggan baik
1. Pendaftaran Pasien
Pendaftaran pasien adalah pelayanan rutin untuk menertibkan
urutan pelayanan dan memudahkan mendapatkan informasi rekam
medis bagi seluruh fasilitas pelayanan yang tersedia di Puskesmas. Yang
dimulai dari persiapan, kedatangan pasien sampai dengan pengiriman
kartu rekam medis ke masing2 unit pemeriksaan, kemudian
mengembalikan lagi kartu rekam medis kedalam tempat semula.
2. Upaya Pengobatan
Layanan klinis adalah pelayanan klinis yang dilakukan untuk
pasien dengan melibatkan seluruh tim kesehatan sesuai dengan
masalah kesehatan klien. Dimulai dari anamnesa sampai dengan
tindakan dan pengobatan yang sesuai dengan diagnosanya.
Upaya Pengobatan, meliputi kegiatan di :
f. Pelayanan Umum,
g. Pelayanan Gigi,
h. Pelayanan KIA,
i. Pelayanan MTBS, dan
j. Pelayanan KB.
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laborat adalah salah satu sarana kesehatan yang
melakukan kegiatan pemeriksaan guna menunjang diagnose suatu
penyakit, berdasarkan rujukan dari unit pemeriksaan .yang dimulai dari
kedatangan pasien atas rujukan dari init pelayanan sampai dengan
diperoleh hasil laboratorium pasien.
4. Kefarmasian
Kefarmasian adalah proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka
memenuhi kebutuhan obat yang meliputi aspek teknis dan non teknis
mulai dari perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan,
distribusi, pelayanan, pengendalian obat, pencatatan dan pelaporan.
BAB V
LOGISTIK
berapa lama hal itu terjadi. Berapa banyak bahan yang kadaluarsa atau rusak
atau tidak dapat dipakai lagi.
B. Penganggaran
Fungsi berikutnya adalah menghitung kebutuhan diatas dengan
harga satuan (dapat berdasarkan harga pembeli waktu yang lalu atau
menurut informasi yang terbaru), sehingga akan diketahui kebutuhan
anggaran untuk pengadaaan bahan logistik tersebut.
C. Pengadaan
Fungsi berikutnya adalah pengadaan, yaitu semua kegiatan yang
dilakukan untuk mengadakan bahan logistik yang telah direncanakan, baik
melalui prosedur :
1. Pembelian
2. Produksi sendiri, maupun dengan
3. Sumbangan dari pihak lain yang tidak mengikat
Untuk pengadaan obat di Puskesmas dilakukan oleh Gudang
Farmasi Kabupaten berdasarkan usulan kebutuhan obat dari Puskesmas.
D. Penyimpanan
Fungsi penyimpanan ini sebenarnya termasuk juga fungsi
penerimaan barang, yang sebenarnya juga mempunyai peran strategi.
Secara garis besar yang harus dicek kebenarannya adalah :
E. Pendistribusian
F. Penghapusan
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Assesment Resiko
suatu KTD akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan
yang mutakhir.
Misal :
*) Pasien menerima obat yang sebenarnya kontra indikasi tetapi tdk timbul
reakasi.
**) Obat dengan lethal overdosis akan diberikan tetapi diketahui staf lain
dan membatalkannya sebelum obat dikonsumsi pasien.
***) Obat dengan lethal overdosis diberikan tetapi diketahui secara dini dan
diberikan antidotum-nya
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Internal puskesmas
Seluruh karyawan
3. RTL dari Audit Internal Mei – Juli 2014
puskesmas
Cek dokumen yang Semua Tim
4. Mei – Juli 2014
kurang Akreditasi
Seluruh karyawan
5. Tinjauan Manajemen Agustus 2014
puskesmas
Semua Tim
6. Self Assesment September 2014
Akreditasi
7. Audit Eksternal
BAB IX
PENUTUP