Tubes - Fisika Ii - Kel 4
Tubes - Fisika Ii - Kel 4
FISIKA DASAR II
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
2020/2021
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA DASAR 2
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Jangka Sorong
2. Micrometer secrup
3. Spidol
4. Kuningan/besi
Alat ukur berat adalah alat yang sudah diukur sebagai acuan suatu benda
berdasarkan Standart Internasional (SI)
Micrometer Secrup
a. Spidol
Diameter luar ujung atas : 0,57mm
Diameter luar tengah : 0,51mm
Diameter luar ujung bawah : 0,95mm
+
Rata-rata : 0,677mm
Diameter dalam : 0,56 mm
Kedalaman : 0,53 mm
VI. KESIMPULAN
Setiap alat ukur memiliki kegunaan atau fungsi dengan parameter masing-
masing, misal neraca ohaus untuk mengukur massa suatu benda, micrometer
secrupuntuk diameter suatu benda, jangka sorong untuk mengukur diameter suatu
benda.
Setiap alat ukur juga memiliki cata-cara sendiri untuk dapat digunakan dan untuk
menunjukkan hasil pengukuran.
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA DASAR 2
LENTURAN BATANG
LAPORAN HASIL PRAKTKUM
LENTURAN BATANG
I. TUJUAN PERCOBAAN
5. Statis
6. Pengkait
7. Besi
8. Penggaris
9. Beban
Dimana :
E = koefisiensi pelengkungan
batang L = panjang kuningan
F = Gaya
a = tebal kuningan
b = lebar kuningan
h = tinggi kuningan
IV. LANGKAH PERCOBAAN
V. PEMBAHASAN
Modulus Elastis
a. Batang besi (penggaris besi)
- Panjang penggaris besi = 49cm = 0,49M
- Tinggi penggaris besi = 37,3cm = 0,373M
- Lebar peggaris besi = 2,8cm =0,028
- Tebal penggaris besi = 2,46cm = 0,0246M
- Gaya pengaris besi (g) = 9,8m/s
- Berat penggaris besi (m) = 10 gram = 0,01kg
(0,49)
0,373=1 3
0,098
4 (0,0246)3 0,28 𝐸
1 0,117 0,098
0,373=4 0,00001 0,28 𝐸
E = 2736,964 N/𝑚2
c. Hasil koefisien pada ketentuan batang. Sehingga masing masing beban pada
kelenturan batang memiliki koefisien.
Diketahui =
- beban awal (0gram) =5,14 Kg
- Beban 100 gram = 3,16 kg
- Beban 200 gram = 3,40 kg
- Beban 300 gram = 0,98 kg
1 0,117 0,1
0,28E=
4 0,00001 0,373 𝐸
1 0,117 0,2
0,28E=4 0,00001 0,373
0,28E= 0,25 x 11700 x 0,536
E = 5599,285 gr N/𝑚2
(0,49)
0,373=1 3
0,3
4 (0,0246)3 0,28 𝐸
1 0,117 0,098
0,28E=4 0,00001 0,373
E=8398,92 gr N/𝑚2
VI. KESIMPULAN
I. TUJUAN
Menentukan koefisiensi kekentalan zat cair dalam hal ini mengukur waktu jatuh
bola-bola kedalam fluida.
Setiap benda yang bergerak didalam fluida akan mendapatkan gesekan yang
disebabkan oleh kekentalan fluida tersebut. Gaya gesekan tersebut sebanding dengan
kecepatan relative benda terhadap fluida.
F = - konstanta . vm
Kalau sebuah bola yang bergerak melalui cairan diam, maka gaya gesekan yang dialami
benda menurut buku mstokes :
F = G . π . µ r. v
Dimana :
F = gaya gesek yang bekerja pada bola
µ = koefisiensi kekentalan zat cair
r = jari – jari bola
v = kecepatan relative bola terhadap zat cair
Apabila bola bergerak jatuh secara vertical maka berlaku gaya berat bola sebesar :
rumus :
𝟒
. 𝝅 . 𝒓𝟑 = ⍴ . 𝒈
𝟑
jika bola bergerak jatuh secara vertical maka berlaku gaya berat bola sebesar :
rumus :
𝟐 𝒕
µ= . 𝒓𝟐. 𝒈 𝒃𝒐𝒍 − ⍴𝒂𝒊𝒓)
(⍴ 𝒔
𝒂
𝟗
V. PEMBAHASAN
Neraca
a. Kelereng dan Gelas Ukur
- Beban gelas ukur pada titik awal (tanpa air) = 15,6 gr
- Beban kelereng = 4,8 gr
- Beban gelas ukur berisi air = 20,6 gr
Maka massa air = 20,6 – 15,6
= 5 gr
b. Jangka Sorong
- Diameter kelereng=1,5 + 0,6 x 0,01
= 1,506 cm
1
- Jari jari Kelereng = x 1,506
2
= 0,753 cm
4
- Volume kelereng = . 𝜋 . 𝑟3
3
= 4 . 3,14 . 0,7533
3
= 1,33 . 3,14 . 0,42695
=1,78749 cm
Sehingga massa jenis kelereng dan air yaitu sebagai berikut :
Massa kelereng 𝑚 4,8 = 2,685 𝑔𝑟
= =
⍴
1 𝑣 1,78749
Massa air =
𝑚
=
5
= 1 𝑔𝑟
⍴
2 𝑣 5
c. Aerometer
- Waktu 1 (𝑡1) = 10,28 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
- Waktu 2 (𝑡2) = 8,71 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
- Waktu 3 (𝑡3) = 9,08 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
- Waktu 4 (𝑡4) = 8,69 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
- Waktu 5 (𝑡5) = 9,53 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
10,28+8,71+9,08+8,69+9,53
Rata-rata = 5 = 9,258 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Maka viskonitas yaitu
(𝜌1− 𝜌2).𝑔 .𝑡
Viskonitas = 2 . 𝑟2
9 𝑠
2 (2,685−1).9,8 .9,258
= 9 . (0,753)2 . 10
2 (1,685).9,8 .9,258
= 9 . 0,567009 . 10
2 152,877354
= 9 . 0,567009 10
= 2 . 0,567009 . 15,2877354
9
g = 1,92628524
g = 1,9
VI. KESIMPULAN
1. Dengan bertambahnya kecepatan bola maka bertambah pula gaya STOKES pada
bola tersebut. Akhirnya bola tersebut akan bergerak dengan kostan, yaitu tercapai
kesetimbangan antara gaya berat, gaya pengapung, dan gaya stokes pada bola
tersebut.
2. Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil koefisiensi kekentalan zat cair
dalam hal ini Air adalah sebesar 1,9 poise.
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA DASAR 2
GAYA PEGAS
LAPORAN PRAKTIKUM
GAYA PEGAS
I. TUJUAN
a. Pegas
b. Neraca
c. Mistar
d. Statis
e. Beban
Pegas adalah salah satu contoh benda elastis, oleh sifat elastisnya ini suatu pegas
yang diberi gaya tekan atau gaya renggang akan kembali pada keadaan
setimbangnya mula-mula apabila gaya yang bekerja padanya dihilangkan. Gaya
pemulih pada pegas banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari – hari seperti
didalam SHOCK Breaker dang springbed.
Jika sebuah benda diberikan gaya maka hokum HOOKE hanya berlaku
sepanjang daerah elastic sampai pada titik yang menunjukan batas hukum HOOKE.
Apabila benda diberikan gaya dimana belum melewati bata selastisitas, maka benda
tersebut akan kembali semula.
Jika benda tersebut diberikan gaya yang sangat besar hingga melewati batas
elastisitas, maka benda tersebut masuk kedaerah plastis dan ketika gaya dihilangkan
benda tersebut tidak akan kembali kebentuk atau panjang semula.
Rumus : F = k . 𝚫𝐋
F = Gaya
ΔL = Pertambahan
Panjang k = konstanta
pegas
IV. LANGKAH PERCOBAAN
V. PEMBAHASAN
Pegas
a. Mengukur panjang pada pegas dari setiap beban yang ditentukan
- Panjang pegas tanpa beban (𝐿0) = 15 𝑐𝑚
- Panjang pegas dengan beban 25 gr (𝐿1) = 21,4 𝑐𝑚
- Panjang pegas dengan beban 50 gr (𝐿2) = 27,1 𝑐𝑚
- Panjang pegas dengan berat 75 gr (𝐿3) = 32,9 𝑐𝑚
b. Masing – masing beban pada data diatas memiliki gaya pada setiap beban. Berikut
perhitungan gaya pada masing – masing beban.
- Panjang pegas pada beban 25 gr (𝐿1)
Beban (25 gr) = f = k . x
m . g = k (21,4 – 15)
25 . 9,8 = k (6,4)
245 = k (6,4)
K = 38
- Panjang pegas pada beban 50 gr
Beban (50 gr) f=k.x
m . g = k (27,1 – 15)
50 . 9,8 = k (12,1)
490 = k (12,1)
k = 40,496
- Panjang pegas pada beban 75 gr
Beban (75 gr) f=k.x
m . g = k (32,9 – 15)
75,98 = k (17,9)
735 = k (17,9)
k = 41,061
Dimana = Gaya gravitasi (g) = 9,8 m/s
VI. KESIMPULAN
1. Hukum hooke adalah hokum yang berkaitan dengan benda yang elastis (pegas) yang
di beri beban sebagai gaya yang akan mengalami pertambahan panjang. Semakin
besarbeban (P) yang di gantungkan pada pegas maka akan semakin besar
pertambahan panjangnya (F max )
2. Nilai konstanta akan semakin besar seiring dengan bertambahnya beban( gaya ).
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA DASAR 2
KALOR LEBUR
LAPORAN HASIL PRAKTKUM
KALOR LEBUUR
.
I. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan kalor lebur es
V. PEMBAHASAN
Kalorimeter
a.Neraca
- kalorimeter tanpa air = 81gr
- beban kalorimeter dengan air hangat = 221gr
- beban calorimeter dengan air campuran dan air es = 241
gr b.Termometer
- suhu kamar normal = 31C
- suhu calorimeter air campuran = 32C
- suhu calorimeter air campur es = 28C
Maka massa air ρ = 221-81
=140gr
Massa es ρ =241 – 221
=20gr
Sehingga kalor lebur yaitu
(𝑚𝑤+𝑚𝑐.𝑐𝑐)(𝑡𝑚−𝑡𝑎)
L=
−𝑚𝑡.𝑡𝑎
𝑚𝑒
(140+81.0,22)(32−28)−
= 20
=8,196 kalor
VI. KESIMPULAN