Layanan yang terbaik adalah layanan yang mampu memberikan kepuasan kepada masyarakat yang dilayani
karena sesuai dengan harapan mereka. Apabila layanan yang diberikan lebih rendah dari apa yang diharapkan,
maka layanan dianggap kurang berkualitas. Layanan yang berkualitas antara lain karakteristik, terpercaya,
terandalkan, kompetensi, berkualitas, empati, sesuai, cepat dan tanggap.
Tujuan dari layanan perpustakaan adalah agar koleksi yang dimiliki perpustakaan dapat dimanfaatkan
seoptimal mungkin oleh pemustaka, dan pemustaka dapat mengetahui informasi maupun kegiatan-kegiatan
yang ada di perpustakaan, misalnya kegiatan promosi perpustakaan, pemutaran film, workshop, dan
sebagainya. Layanan yang diberikan dengan memperhatikan kepuasan pemustaka merupakan tahap awal
dalam keberhasilan suatu perpustakaan. Layanan perpustakaan bertujuan untuk memberi informasi yang
dibutuhkan pemustaka. Layanan perpustakaan berorientasi kepada kepuasan pemustaka.
Layanan prima atau excellent service adalah suatu layanan yang diberikan, di mana layanan tersebut
melampaui kebutuhan dan ekspektasi dari pelanggan.
Layanan prima perpustakaan adalah sikap dan perilaku pustakawan terhadap pemustaka baik yang datang ke
perpustakaan maupun yang berhubungan lewat telepon, media sosial, dan sebagainya dengan tujuan agar
pemustaka merasa puas dan dipentingkan serta diperhatikan oleh pustakawan.
Kepedulian kepada pelanggan dengan memberikan layanan terbaik untuk pemenuhan kebutuhan pemustaka,
agar mereka selalu loyal kepada perpustakaan. Layanan terbaik cepat tepat dan sederhan sehingga
memberikan kepuasan kepada pemustaka.
Tujuan layanan prima perpustakaan adalah memuaskan kebutuhan informasi pemustaka atau melayani
dengan hati sesuai kebutuhan informasi pemustaka, sehingga merasa puas dan dipentingkan serta diperhatikan
oleh pustakawan.
1. Mengenali pemustakanya.
Pemustaka merupakan bagian yang penting dari perpustakaan. Bagaimanapun megahnya suatu
perpustakaan, tidaklah ada artinya tanpa pemustaka. Pemustaka di perpustakaan sangat beragam,
dilihat dari usia, jenis kelamin, pendidikan, tingkat sosial dan lain-lain. Perbedaan tersebut
menampilkan perilaku yang berbeda dan menuntut pelayanan yang berbeda pula. Oleh karena itu
seorang pustakawan harus benar-benar mengenal karakteristik pemustakanya.
unsur penting dalam perpustakaan yaitu pemustaka, Karakteristik Pemustaka: Pendiam, banyak
bicara, sok tau, bingung, tidak sabaran, senang berdebat, sombong, suka curiga,
Salah satu manfaat dari layanan prima perpustakaan adalah upaya meningkatkan kualitas layanan
perpustakaan kepada para pemustaka, serta dapat menjadi acuan untuk pengembangan penyusunan
standar pelayanan.
1. Manfaat utama adalah agar sumber daya perpustakaan dimanfaatkan secara maksimal
2. Meningkatkan kinerja perpustakaan
3. Meningkatkan hubungan antara pemustaka dan tenaga perpustakaan
4. Kreativitas
5. citra
Rangkuman
Layanan prima merupakan suatu layanan yang memenuhi standar kualitas. Layanan yang memenuhi
standar kualitas adalah suatu layanan yang sesuai dengan harapan dan kepuasan
pelanggan/masyarakat. Layanan prima perpustakaan adalah sikap dan perilaku pustakawan terhadap
pemustaka baik yang datang ke perpustakaan maupun yang berhubungan lewat telepon, media
sosial, dan sebagainya agar pemustaka merasa puas dan dipentingkan serta diperhatikan oleh
pustakawan.
Layanan prima sangat berpengaruh pada individu pustakawan terutama yang berhubungan dengan
sikap dan perilakunya. Pengendalian sikap dan perilaku pustakawan sangat menentukan baik tidaknya
layanan yang diberikan kepada pemustaka. Jadi untuk meningkatkan layanan menjadi layanan prima
yang harus diperbaiki bukan pada perpustakaannya sebagai lembaga tetapi kepada pustakawan
sebagai pelaku pemberi layanan kepada pemustakanya.
Tujuan layanan prima perpustakaan adalah melayani dengan hati atau memuaskan kebutuhan
informasi pemustaka atau melayani sesuai dengan keinginan pemustaka. Untuk dapat memberikan
pelayanan yang baik kepada pemustaka, pustakawan harus
mengembangkan sikap-sikap seperti berikut: mengenal pemustakanya, luwes dalam melayani,
mengetahui kemauan pemustaka, melayani sampai tuntas, tidak memaksakan kehendak, melayani
dengan wajah ceria, mau mendengarkan keluhan, tidak berprasangka negatif, pustakawan harus
selalu berprasangka positif, dan mengucapkan terima kasih.
Manfaat layanan prima perpustakaan adalah upaya meningkatkan kualitas layanan perusahaan atau
pemerintah kepada para pelanggan atau masyarakat, serta dapat menjadi acuan untuk pengembangan
penyusunan standar pelayanan. Standar layanan dapat diartikan sebagai tolak ukur atau patokan yang
digunakan untuk melakukan layanan dan juga sebagai acuan untuk menilai kualitas suatu pelayanan. Layanan
disebut prima jika pelanggan sudah merasa puas dan sesuai dengan harapan pelanggan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pemberian layanan prima adalah:
Apabila dikaitkan dengan tugas pemerintahan dalam memberikan layanan kepada masyarakat maka
layanan prima adalah layanan yang terbaik dari pemerintah kepada masyarakat;
Pelayanan prima dapat dilakukkan apabila ada standarnya
➢Untuk instansi yang sudah memiliki layanan prima, maka layanan prima adalah layanan yang
memenuhi standar;
➢Apabila layanan yang dilakukan oleh instansi telah memenuhi standar, maka layanan prima
adalah terebosan baru, yaitu layanan yang melebihi standar;
➢Bagi instansi yang belum mempunyai standar pelayanan, maka layanan prima adalah layanan
yang dianggap terbaik oleh instansi yang bersangkutan, tentu selanjutnya berusaha untuk menyusun
standar pelayana
Prinsip layanan prima harus mengandung unsur-unsur sebagai berikut: kesederhanaan, kejelasan dan
kepastian, keamanan, keterbukaan, efisiensi, ekonomis, keadilan, dan ketepatan waktu.
Untuk mewujudkan layanan prima di perpustakaan, maka diperlukan perilaku sebagai berikut: (1)
Percaya diri (Self Esteem), (2) Melampaui apa yang diharapkan (Exceed Expectation), (3)
Pembenahan (Recovery), (4) Visi, (5) Peningkatan (Improvement), (6) Perhatian (Care), (7)
Pemberdayaan (Empower).
6 unsur pokok layanan prima yaitu: kemampuan (ability), Sikap (attitude), penampilan
(appearance), perhatian (attention), iindakan (action), dan tanggung jawab (accountability)
1. Kemampuan (Ability)
Pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan seharusnya memiliki kemampuan dasar untuk
melakukan program pelayanan prima diperpustakaan, seperti: melakukan komunikasi efektif,
memahami SOP dasar untuk menangani keluhan pemustaka, dan memiliki kemampuan
memotivasi diri untuk selalu melakukan layanan prima.
2. Sikap (Attitude)
Pustakawan atau tenaga teknis perpustakaan seharusnya memiliki sikap yang ramah penuh
simpatik dan menjunjung tinggi profesionalisme pekerjaannya serta mempunyai rasa memiliki
yang tinggi terhadap perpustakaan.
3. Penampilan (Appearance)
Penampilan pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan baik secara fisik maupun bukan fisik
merefleksikan kredibilitas perpustakaan, oleh karena itu penting untuk selalu menjaga
penampilan. Yang termasuk penampilan fisik adalah: memakai pakaian yang sopan, sepatu
formal, rambut tertata rapi, menggunakan tanda pengenal, dan memperhatikan kebersihan tubuh.
Adapun yang termasuk penampilan bukan fisik adalah: cara berdiri, berjalan, duduk, berjabat tangan,
kontak mata dan ekspresi wajah.
4. Perhatian (Attention)
Merupakan bentuk kepedulian kepada pemustaka yang berkaitan dengan kebutuhan dan keinginan
pemustaka, serta pemahaman atas kritik dan saran yang diberikan. Pustakawan dan tenaga teknis dapat
menunjukkan perhatian dengan cara berkomunikasi yang menarik. Bentuk perhatian layanan ini yaitu:
mendengar dan memahami kebutuhan pemustaka, memperhatikan perilaku pemustaka, dan mencurahkan
perhatian penuh pada pemustaka.
5. Tindakan (Action)
Melakukan tindakan nyata untuk memastikan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan pemustaka.
Dalam menghadapi pemustaka tidak hanya berdasarkan sikap dan perhatian saja, tetapi harus diikuti
tindakan seperti: mencatat pesanan pemustaka, menegaskan kembali pesanan pemustaka, mencari
kebutuhan informasi pemustaka, dan mewujudkan kebutuhan pemustaka, serta menyatakan terima kasih
dengan harapan kembali lagi berkunjung ke perpustakaan.
Komitmen pelayanan
1. Kejelasan Kejelasan segala hal yang berkaitan dengan sistem dan prosedur layanan menurut ketentuan yang
berlaku, tujuannya agar pemustaka mengerti hak dan kewajibannya dalam memperoleh layanan prima dari
pustakawan.
2. Konsisten Pejabat dan pustakawan atau tenaga teknis perpustakaan dituntut bersikap konsisten dalam
melaksanakan aturan. Prosedur layanan diharapkan konsisten dengan kenyataan dan harapan pemustaka.
3. Komunikasi Pemberi layanan perlu mengkomunikasikan bahwa sistem dan prosedur layanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tujuannya agar tercipta suasana yang harmonis antara
pustakawan dengan pemustaka.
4. Komitmen Komitmen yang kuat diperlukan dalam mengimplementasikan layanan prima kepada pemustaka.
Komitmen layanan prima dimulai dari pengambil keputusan hingga pelaksana, sehingga membentuk
harmonis seperti orkes simfoni
Hak Pemustaka
etika layanan perpustakaan yang harus diterapkan pustakawan dalam memberikan layanan perpustakaan
dan informasi.
1. Pustakawan atau tenaga teknis perpustakaan dapat menghadirkan interaksi dan menciptakan
kesan yang mampu menyentuh hati pemustaka secara positif. Untuk itu, pustakawan harus memiliki
kompetensi di bidang layanan perpustakaan dan informasi.
2. Pustakawan atau tenaga teknis perpustakaan harus terus meningkatkan sikap kerja profesional,
terutama keterampilan dalam komunikasi intra personal. Berikut adalah beberapa sikap kerja yang
harus dimunculkan pustakawan dalam memberikan layanan perpustakaan dan informasi:
Evaluasi
1. Jelaskan pengertian dari etika layanan perpustakaan.
2. Apakah yang menjadi acuan dari etika layanan perpustakaan?
3. Sebutkan tiga tujuan kode etik pustakawan Indonesia.
4. Jelaskan manfaat dari penerapan etika layanan perpustakaan.
5. Jelaskan cara penerapan etika layanan perpustakaan.
1. KENDALA BAHASA
2. KENDALA TEKNIS
Kendala teknis biasanya terjadi pada pemustaka yang kurang memahami dalam penggunaan layanan yang
berbasis komputer.
Kendala sarana prasarana bisa terjadi bila fasilitas yang diberikan kurang.
4. KENDALA PERILAKU