Ikan Zebra
Ikan Zebra
• Halaman
• Pembicaraan
• Baca
• Lihat sumber
• Lihat riwayat
Ikan zebra
Danio rerio
Status konservasi
Risiko rendah
IUCN 166487
Taksonomi
Kerajaan Animalia
Filum Chordata
Kelas Actinopteri
Ordo Cypriniformes
Famili Cyprinidae
Genus Danio
Tata nama
• Barilius rerio
Sinonim
takson
• Brachydanio rerio
• Cyprinus chapalio
• Cyprinus rerio
• Danio frankei
• Danio lineatus
• Nuria rerio
• Perilamopus
striatus
Distribusi
Ikan Zebra
Ekologi
Jenis Tropis
iklim
Ikan zebra (Danio rerio) adalah salah satu spesies ikan bermarga Danio dari
keluarga siprinide.[1] Penggunaan nama umum "ikan zebra" pada Danio rerio didasari
oleh adanya garis-garis pigmen horizontal pada tubuh ikan zebra yang menyerupai
garis-garis pada tubuh zebra.[2] Ukuran tubuh ikan zebra sekitar 3–5 sentimeter dengan
kulit belang berwarna biru kehitaman dan jingga kekuningan.[3] Ikan zebra hidup di
perairan yang tenang dengan permukaan tanah berpasir, berlanau, atau berkerikil di
area persawahan, lahan basah, dan akuarium.[4] Habitat asli ikan zebra adalah di
negara-negara yang termasuk dalam kawasan Asia Selatan.[5]
Siklus hidup ikan zebra dimulai dari tahap embrio, larva, ikan muda, hingga ke tahap
ikan dewasa.[6] Ikan zebra merupakan salah satu jenis ikan omnivora.[7] Makanan ikan
zebra berupa organisme hidup yang berukuran lebih kecil dari ukuran
tubuhnya.[8] Pemangsa utama bagi ikan zebra dewasa adalah ikan kepala ular, ikan
gabus, dan ikan jarum air tawar.[9] Parasit yang paling sering ditemui pada tubuh ikan
zebra adalah Pseudoloma neurophilia.[10]
Tubuh ikan zebra terdiri dari mata, mulut, otak, organ-organ pencernaan, hidung, otot,
darah, tulang, dan gigi.[11] Selain itu, ikan zebra juga memiliki lima sirip.[12] Ikan zebra
memiliki indera penglihatan yang baik serta memiliki telinga dan gurat sisi sebagai
organ penyensor gerakan. Penciuman ikan zebra berfungsi sebagai sensor tanda akan
adanya bahaya dan sebagai isyarat kekerabatan.[13]
Di alam liar, ikan zebra bereproduksi setiap musim hujan, sedangkan di laboratorium,
reproduksi berlangsung sepanjang tahun.[14] Ikan zebra suka membentuk kawanan dan
kelompok-kelompok yang mempunyai penampilan dan tingkah laku yang
serupa.[15] Dalam suatu kawanan ikan zebra selalu terdapat ikan
pejantan yang dominan.[15] Kehadiran pemangsa juga menimbulkan reaksi ketakutan
pada ikan zebra.[16]
Variasi genetik lebih banyak ditemukan pada ikan zebra yang berada di alam liar. Di
laboratorium penelitian, variasi genetik ikan zebra sangat rendah.[17] Ikan zebra memiliki
hubungan kekerabatan dengan kelompok spesies Danio aesculapii, Danio kyathit,
dan Danio nigrofsciatus, serta dengan subkelompok spesies Danio albolineatus, Danio
jaintianensis, Danio quagga, dan Danio tinwini.[18]
Saat ini, lebih dari 10.000 mutan dan beberapa jalur transgenik ikan zebra telah
dihasilkan untuk mempelajari penyakit manusia.[19] Ikan zebra memiliki beberapa
karakteristik khusus yang membuat para peneliti memanfaatkannya sebagai organisme
model serba guna pada berbagai bidang penelitian.[20] Selain itu, ikan zebra cukup
populer sebagai ikan hias.
Taksonomi
Ikan zebra (Danio rerio) adalah salah satu spesies ikan bermarga Danio dari
keluarga siprinide.[1] Nama ilmiah dari spesies ikan zebra adalah Danio rerio. Nama
ilmiah ini diberikan oleh Francis Hamilton pada tahun 1822.[21] Hamilton merupakan
seorang dokter berkebangsaan Skotlandia yang bekerja sebagai peneliti di
bidang biologi bagi Perusahaan Hindia Timur Britania.[22] Nama ilmiah ikan zebra telah
terdaftar dalam Sistem Informasi Taksonomi Terpadu dengan Nomor Seri
Taksonomi 163699. Danio rerio juga bersinonim dengan nama ilmiah Brachydanio
rerio dan Cyprinus rerio. Kedua nama tersebut juga diberikan oleh Hamilton pada tahun
yang sama.[21] Penggunaan nama umum "ikan zebra" pada Danio rerio didasari oleh
adanya garis-garis pigmen horizontal pada tubuh ikan zebra yang menyerupai garis-
garis pada tubuh zebra.[2]
Ikan zebra dulunya bermarga Brachydanio. Pengubahan marga dilakukan setelah
diketahui bahwa urutan asam deoksiribonukleat (DNA) ikan zebra tidak sama dengan
spesies ikan-ikan yang termasuk dalam marga Brachydanio. Nama Danio berasal dari
kata "Dhani". Kata ini berasal dari bahasa Bengali yang diterjemahkan sebagai
"persawahan yang hijau".[23] Nama rerio merupakan sebutan ikan zebra yang diberikan
oleh masyarakat lokal yang berada di sekitar habitat alaminya.[24]
Morfologi
Panjang tubuh ikan zebra dewasa dapat mencapai 3–5 sentimeter. Permukaan tubuh
ikan zebra ditutupi oleh suatu pola khas yang memadukan antara warna gelap dan
warna terang. Garis-garis yang berwarna gelap sebagian besar menampakkan warna
biru kehitaman, sedangkan garis-garis yang terang menampakkan warna jingga
kekuningan. Kedua garis ini membentang dari kepala hingga ke sirip ekor.
Sel melanofor yang menghasilkan melanin merupakan sel yang menimbulkan warna
gelap, sedangkan warna terang dihasilkan oleh xantofor yang
mengandung pigmen pteridin dan karotenoid. Warna-warna lain yang terlihat pada
tubuh ikan zebra dihasilkan oleh trombosit di dalam sel pigmen irodofor. Trombosit ini
mengandung guanin yang berlimpah. Tubuh ikan zebra juga memiliki tulang
belakang, insang berongga, dan kantung apung, serta sirip yang terbentuk dari duri-duri
bertulang.[3]
Bentuk tubuh ikan zebra jantan lebih kurus dari betinanya. Ikan zebra jantan
mempunyai tubuh yang menyerupai bentuk torpedo. Pejantan juga ditandai dengan
adanya warna emas pada bagian perut dan seluruh sirip. Pada saat musim kawin, ikan
yang melakukan pengejaran ke ikan lainnya adalah pejantan. Sementara itu, ikan zebra
betina terlihat lebih gemuk dan tidak memiliki warna emas pada bagian bawah
perutnya. Ikan zebra betina akan terlihat lebih besar dan gemuk ketika perutnya terisi
oleh telur [8]
Ekologi
Habitat
Habitat alami ikan zebra: (A,F) = sungai utama, (B, D, E) = sungai cabang, dan (C) kolam resapan
Pada umumnya, ikan zebra hidup di sungai yang arusnya mengalir dengan pelan. Ikan
zebra suka berada di dalam air dengan permukaan tanah yang tertutup oleh
pasir, lanau, atau kerikil. Jenis habitat ini banyak ditemukan pada percabangan antara
anak sungai dan sungai utama. Habitat ini juga ditemukan pada persawahan hijau
dan lahan basah. Di laboratorium, ikan zebra ditempatkan di dalam akuarium tanpa
struktur khusus saat eksperimen tidak dilakukan; ketika eksperimen akan diadakan,
mereka ditempatkan di akuarium yang identik dengan habitat alaminya. Ikan zebra juga
dapat berbagi habitat dengan spesies ikan lain yang serupa dengannya dalam hal
ukuran tubuh, makanan, maupun perilaku.[4]
Variasi suhu di habitat alami ikan zebra sangat beragam. Ikan zebra dapat hidup di
alam liar pada kisaran suhu 6 °C hingga 38,6 °C. Di laboratorium, ikan zebra
ditempatkan dalam lingkungan dengan kisaran suhu 22 °C hingga 31 °C. Habitat
dengan suhu yang mendekati batas minimum dan batas maksimum memengaruhi
kondisi tubuh serta tingkat reproduksi ikan zebra.[25] Ikan zebra juga ditemukan pada
ketinggian 8 hingga 1.576 meter di atas permukaan laut. Tingkat pH (derajat keasaman)
di habitat alaminya berkisar antara 5,9 hingga 9,8. Sementara itu,
tingkat salinitasnya berkisar antara 0,01 hingga 0,8.[22]
Persebaran
Habitat asli ikan zebra berada di negara-negara kawasan Asia Selatan,
yaitu Pakistan, India, Bangladesh, Nepal, dan Bhutan. Selain di Asia Selatan, ikan
zebra juga ditemukan di kawasan Asia Tenggara, yaitu di negara Myanmar.[5] Ikan zebra
terdistribusi secara luas di perairan dangkal yang arusnya mengalir pelan di anak benua
India.[26] Tempat persebaran utama ikan zebra di India yaitu di bagian selatan dan barat
semenanjung India, serta di bagian timur laut khususnya negara bagian Bihar. Ikan
zebra juga menyebar ke Pakistan dan Nepal di sebelah utara India, serta ke
Bangladesh dan Myanmar di sebelah timur India.[22] Sungai-sungai yang berada di
wilayah pegunungan Ghat Barat merupakan tempat distribusi alami ikan zebra. Sungai
ini mendistribusikan ikan zebra dari Semenanjung India hingga ke Himalaya Barat dan
Timur Laut.[27]
Ikan zebra juga terdistribusi ke negara-negara bagian Amerika Serikat,
yaitu Kalifornia, Florida, dan New Mexico. Sebagian besar distribusi ini merupakan
akibat dari pelepasan ikan di peternakan ikan lokal yang berlokasi di Amerika
Serikat.[28] Ikan zebra juga tersebar ke negara Spanyol, Australia, dan Meksiko.
Penyebaran dengan jumlah yang sangat kecil ke benua Amerika, benua Australia, dan
benua Eropa belum dapat dikategorikan sebagai suatu populasi ikan zebra.[29]
Siklus hidup
Siklus hidup ikan zebra dimulai dari tahap embrio, larva, ikan muda, hingga ke tahap
ikan dewasa. Tahap embrio berlangsung selama 0–3 hari setelah pembuahan. Setelah
tahap embrio selesai, ikan zebra berada di tahap larva. Tahap larva terbagi dua, yaitu
tahap larva muda dan tahap larva akhir yang masing-masing berlangsung selama 3–13
hari dan 14–29 hari setelah pembuahan. Larva akan berubah bentuk menjadi ikan
muda pada usia satu bulan setelah pembuahan. Tahap ikan muda berlangsung hingga
tiga atau empat bulan. Tahap dewasa pada ikan zebra ditandai dengan
matangnya organ reproduksi.[6]
Di laboratorium, kematangan organ reproduksi ikan zebra terjadi setelah empat hingga
enam minggu sejak tahap ikan muda tercapai. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk
pematangan organ reproduksi ikan zebra di alam liar belum diketahui.[22]
Makanan
Pesaing ikan zebra dalam mencari makanan: (G) Esomus danricus, (H) Danio dangila, (I) Oryzias,
(J) Aplocheilus panchax, dan (K) Puntius shalynius.
Di alam liar, ikan zebra memakan organisme hidup yang berukuran lebih kecil
darinya.[8] Ikan zebra merupakan salah satu jenis ikan omnivora. Sistem pencernaan
makanannya berupa usus panjang yang dapat mencerna makanan dalam jumlah yang
banyak. Zooplankton dan lalat menjadi makanan utama ikan zebra di habitat alaminya.
Selain itu, ikan zebra juga memakan fitoplankton, alga berserat, tumbuhan
vaskular, lalat, dan telur krustasea.[7] Di laboratorium penelitian, ikan zebra diberi
makanan kering dengan porsi yang disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan ikan
zebra. Larva ikan zebra dapat diberi makan paramecium dan rotifera berukuran hingga
100 mikron. Ikan zebra dewasa dapat diberi makanan kering hingga 400 mikron
maupun makanan hidup berupa telur udang laut.[30] Di alam liar, pesaing ikan zebra
dalam mencari makanan meliputi ikan-ikan dari spesies Danio dangila dan Aplocheilus
panchax serta ikan-ikan dari genus Esomus, Puntius, dan Oryzias.[22]
Pemangsa ikan zebra: (L) Mastacembelus, (M) ikan gabus (N) ikan jarum air tawar dan Barilius, dan (O) ikan
putak.
Pemangsa
Pemangsa utama bagi ikan zebra dewasa adalah ikan kepala ular, ikan gabus, dan ikan
jarum air tawar. Belut berduri merupakan pemangsa utama embrio dan telur ikan zebra.
Larva capung dan ikan zebra dewasa menjadi pemangsa bagi larva ikan zebra dan ikan
zebra muda. Pada dataran banjir di anak benua India, bangau tambak
India, blekok India, dan raja udang merupakan pemangsa utama ikan zebra.[9]
Parasit
Pseudocapillaria tomentosa merupakan parasit pertama yang diketahui
menginfeksi tubuh ikan zebra. Tubuh ikan zebra yang terinfeksi oleh parasit ini akan
terlihat berwarna gelap, kurus dan pergerakannya melambat.
Keberadaan Pseudocapillaria tomentosa juga mengakibatkan anemia dan
pembengkakan pada hati.[31] Parasit yang paling sering ditemui pada tubuh ikan zebra
adalah Pseudoloma neurophilia. Parasit ini dapat mengakibatkan
infeksi subklinis maupun infeksi kronis dengan manifestasi berupa kekurusan dan
perubahan bentuk tulang belakang (lordosis dan skoliosis), serta mengurangi
kemampuan reproduksi ikan zebra.[10] Parasit lain yang ditemukan pada tubuh ikan
zebra adalah Pleistophora hyphessobryconis. Parasit ini menurunkan kekebalan tubuh
ikan zebra yang berakibat pada infeksi klinis bahkan kematian.[32]
Variasi genetik
Variasi genetik diamati pada semua lokus mikrosatelit. Indikator yang menentukan
perbedaan genetik meliputi jumlah alel yang diamati, kekayaan alel yang
diamati, heterozigositas yang diamati, heterozigositas harapan, konten
identifikasi polimorfik, dan jarak genetik antara ikan individu. Variasi genetik lebih
banyak ditemukan pada ikan zebra yang berada di alam liar. Di laboratorium, variasi
genetik ikan zebra sangat rendah. Galur yang paling banyak ditemukan pada ikan zebra
adalah galur AB. AB(S), TE, dan TL. Perbedaan tingkat variasi genetik dapat terjadi
pada jenis ikan yang sama namun diperoleh dari sumber yang berbeda. Pembatasan
populasi untuk pemuliaan ikan zebra akan menurunkan variasi genetik.[17] Variasi
genetik dari galur tipe liar adalah sebagai berikut:[52]
• AB • KOLN • SPF 5-D
• AB/C32 • DAR • SPF AB
• AB/EKW • EKW • NA
• ABO • HK/AB • NHGRI-1
• AB/TL • HK/SING • RW
• AB/TU • HK • SAT
• C32 • IND • SING
• CB • INDO • SJA
Kekerabatan
Ikan zebra transgenik umumnya dihasilkan melalui transfer gen. Metode transfer gen
yang palng umum digunakan adalah mikroinjeksi. Melalui metode ini, transgen dapat
dikirim langsung ke nukleus. Transgen disuntik ke pronuklei jantan dari telur yang
dibuahi. Pada ikan zebra, asam deoksiribonukleat (DNA) disuntikkan
ke sitoplasma telur ikan zebra. Asam ini dapat berintegrasi dengan genom ikan dan
dapat diwariskan dalam garis benih (germline). Pewarisan dapat mencapai 20% dari
total gen yang ditransfer.[53]
Ikan zebra transgenik juga dihasilkan dengan metode mutagenesis. Metode ini
menerapkan penggantian sekuen basa nukleotida pada DNA dengan basa nukeotida
lain. Melalui metode mutagenesis, perubahan sifat pada organisme dapat terjadi.[54]
Melalui ikan zebra transgenik, sel endotel dapat ditandai secara genetika dengan
penanda yang dikodekan, serta dapat menentukan karakter dari komponen
sistem vaskular seperti arteri, vena, dan jaringan limfatik. Dalam studi in vivo, ikan
zebra transgenik digunakan untuk menentukan karakter jalur molekuler dan genetika,
serta kondisi patologis yang berkaitan dengan pembuluh darah.[55]
Metode skrining genetika menghasilkan mutan ikan zebra. Skrining skala besar
dilakukan oleh para peneliti di Tubingen dan Boston pada tahun 1996 dengan bantuan
bahan kimia N-etil-N-nitrosourea. Metode ini menghasilkan ribuan mutan yang
dimanfaatkan untuk memahami cara kerja dari proses-proses biologis.[56] Pada akhir
tahun 1999, 30 gen mutan ikan zebra telah diidentifikasi. Salah satu mutan itu belum
mampu diperoleh dari spesies lain, sehingga dapat digunakan untuk diferensiasi usus
normal. Gen mutan yang lain telah teridentifikasi pada organisme lainnya dan
digunakan untuk memahami pola jalur persinyalan pada awal perkembangan embrio
vertebrata.[57] Studi di berbagai bidang biologi menggunakan identifikasi mutan sebagai
salah satu strategi yang paling penting bagi kemajuan penelitian.[20] Saat ini, lebih dari
10.000 mutan dan beberapa jalur transgenik ikan zebra telah dihasilkan untuk
mempelajari penyakit manusia.[19]
Pemanfaatan
Sebagai organisme model
Ikan zebra banyak digunakan pada penelitian tentang tahap awal perkembangan.
Tubuh yang transparan hingga tahap larva membuat ikan zebra sesuai untuk digunakan
pada studi embrionik.[58] Pada ikan zebra, perkembangan embrio terjadi di luar rahim.
Selain itu, embrio ikan zebra juga transparan. Kejelasan secara optik memudahkan
akses untuk melakukan eksperimen dan pengamatan.[20] Embrio ikan zebra juga
berkembang dengan sangat cepat. Hanya memerlukan waktu 3 jam dan 5 jam bagi
embrionya untuk menyelesaikan tahap blastulasi dan tahap gastrulasi. Telinga, mata,
otot segmentasi, dan otak ikan zebra telah berkembang dengan baik hanya dalam
waktu 18 jam. Segmentasi selesai dalam waktu 24 jam dan embrio menetas dalam
waktu 72 jam setelah pembuahan. Dua hari setelah menetas, larva ikan zebra sudah
mampu berburu makanan. Dua hari berikutnya, larva mulai berubah menjadi ikan muda.
Penyederhanaan pengembangan dan studi genetik dapat tercapai karena
perkembangan ikan zebra yang cepat.[20]
Keunggulan embrio ikan zebra mengatasi kelemahan tikus dalam penelitian tahap awal
perkembangan. Embrio tikus lebih sulit diamati karena berada di dalam
rahim.[58]Tikus hanya mampu melahirkan 1 sampai 10 anak setiap kali berkembang biak.
Maksimum perkembangbiakan seekor tikus hanya 3 kali. Ini menjadi suatu kelemahan,
karena penelitian ilmiah harus dilakukan berulang-ulang kali agar hasilnya
akurat.[11] Berbeda dengan tikus, ikan zebra hanya perlu waktu 10 minggu untuk
mencapai kematangan organ reproduksi. Selain itu, tingkat kesuburan reproduksi ikan
zebra cukup tinggi. Pada kondisi optimal, dalam seminggu ikan zebra dapat bertelur
sebanyak 200 butir. Di dalam kondisi laboratorium, ikan zebra dapat melakukan
pemijahan sepanjang tahun.[20]
Ikan zebra juga mengatasi beberapa masalah penggunaan mamalia sebagai organisme
model. Mamalia memerlukan fasilitas berupa ruangan yang besar untuk keperluan
perkembangbiakan dan eksperimen yang menyebabkan biaya pemeliharaan
meningkat. Penanganan mamalia juga cukup sulit dilakukan di ruangan yang luas.
Mamalia seperti tikus juga mudah mengalami stres.[7] Dibandingkan dengan organisme
model vertebrata lainnya, ikan zebra lebih mudah dipelihara dan biaya
pemeliharaannya lebih murah. Satu laboratorium kecil dapat memelihara beberapa ribu
ikan zebra karena ukuran tubuhnya yang kecil.[30] Ikan zebra juga suka ditempatkan
dalam kawanan sehingga tidak menempati banyak ruang.[11] Dalam seminggu ikan
zebra dapat menghasilkan banyak telur sehingga persediaan embrio selalu ada dan
tidak harus dibeli.[59]
Ikan zebra juga mengatasi kelemahan cacing Caenorhabditis elegans sebagai
organisme model. Sebagian besar organ vertebrata dimiliki oleh ikan zebra, sehingga
studi perkembangan organ dapat dilakukan. Pembuluh darah ikan zebra dapat diamati
menggunakan mikroskop dengan pembesaran yang relatif rendah. Sekitar 80% gen
penyebab penyakit pada manusia, juga dimiliki oleh gen ikan zebra. Karakter ini
membuat penelitian terhadap gen tertentu dapat dilakukan dan berguna dalam
penemuan gen baru yang belum teridentifikasi.[58] Kelemahan organisme model lain,
seperti katak, anak ayam atau tikus, dapat diatasi menggunakan ikan zebra.
Kemudahan mempelajari gen ikan zebra membuat pertanyaan-pertanyaan yang tidak
dapat dijawab oleh organisme model lain dapat terselesaikan.[60]
Keunggulan fitur-fitur ikan zebra membuat para peneliti memanfaatkannya sebagai
organisme model serba guna pada berbagai bidang penelitian. Ikan zebra telah
digunakan untuk penelitian di bidang biologi
perkembangan, kanker, racun, obat, genetika, dan biomedis.[20] Ikan zebra juga
diterapkan pada berbagai model penyakit eksperimental seperti inflamasi pada saluran
pencernaan, model gangguan motilitas, model kanker, dan peradangan usus serta
metode penyembuhan lukanya.[61] Ikan zebra saat ini telah digunakan sebagai
organisme model di sekurangnya 1000 laboratorium di seluruh dunia.[62]
Sebagai ikan hias
Ikan zebra cukup populer sebagai ikan hias. Ikan zebra hanya perlu diberi tangki
akuarium dan makanan pokok setiap hari. Ikan zebra harus ditempatkan bersama
kawanannya dan dapat ditempatkan bersama dengan jenis ikan lain yang seukuran
dengannya. Satu kawanan dapat terdiri dari lima hingga tujuh ekor ikan zebra.
Penempatan secara berkelompok ini bertujuan agar ikan zebra tidak bersikap anti-
sosial.[63]
Selusin ikan zebra dapat ditampung dalam akuarium dengan volume setara
10 galon. Pompa udara dan penyaring air harus tersedia di dalam tangki. Pompa udara
berfungsi sebagai penyedia oksigen, sedangkan penyaring air berfungsi menjaga
kebersihan air di dalam tangki. Suhu normal untuk memelihara ikan zebra adalah 65 °F
(18 °C) hingga 77 °F (25 °C). Air dalam tangki tidak boleh mengandung klorin dan
bersifat asam. Nilai pH yang normal adalah 5,0 hingga 7,0. Permukaan dasar tangki
harus diisi dengan kerikil atau dua susun tumpukan kelereng.[63] Ikan zebra memakan
sesuatu yang lebih kecil dari ukuran tubuhnya. Mereka perlu diberi makan dua kali
sehari dengan pakan seperti serpihan tetra. Ikan zebra juga memakan sayuran yang
dipotong kecil-kecil.[63]