Anda di halaman 1dari 16

Ikan zebra

• Halaman
• Pembicaraan
• Baca
• Lihat sumber
• Lihat riwayat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ikan zebra

Danio rerio

Status konservasi

Risiko rendah

IUCN 166487

Taksonomi

Kerajaan Animalia

Filum Chordata
Kelas Actinopteri

Ordo Cypriniformes

Famili Cyprinidae

Genus Danio

Spesies Danio rerio


(Hamilton, 1822, 1822)

Tata nama

• Barilius rerio
Sinonim
takson
• Brachydanio rerio

• Cyprinus chapalio

• Cyprinus rerio

• Danio frankei

• Danio lineatus

• Nuria rerio

• Perilamopus
striatus

Protonim Cyprinus rerio

Distribusi

Endemik Asia Selatan

Ikan Zebra

Ekologi

Wilayah Asia Selatan


Geografi

Negara India, Nepal, Pakistan, Bangladesh, Bhutan, Myanmar

Geologi Perairan dangkal dengan tanah berpasir, berlanau, atau


berkerikil

Jenis Tropis
iklim

Ikan zebra (Danio rerio) adalah salah satu spesies ikan bermarga Danio dari
keluarga siprinide.[1] Penggunaan nama umum "ikan zebra" pada Danio rerio didasari
oleh adanya garis-garis pigmen horizontal pada tubuh ikan zebra yang menyerupai
garis-garis pada tubuh zebra.[2] Ukuran tubuh ikan zebra sekitar 3–5 sentimeter dengan
kulit belang berwarna biru kehitaman dan jingga kekuningan.[3] Ikan zebra hidup di
perairan yang tenang dengan permukaan tanah berpasir, berlanau, atau berkerikil di
area persawahan, lahan basah, dan akuarium.[4] Habitat asli ikan zebra adalah di
negara-negara yang termasuk dalam kawasan Asia Selatan.[5]
Siklus hidup ikan zebra dimulai dari tahap embrio, larva, ikan muda, hingga ke tahap
ikan dewasa.[6] Ikan zebra merupakan salah satu jenis ikan omnivora.[7] Makanan ikan
zebra berupa organisme hidup yang berukuran lebih kecil dari ukuran
tubuhnya.[8] Pemangsa utama bagi ikan zebra dewasa adalah ikan kepala ular, ikan
gabus, dan ikan jarum air tawar.[9] Parasit yang paling sering ditemui pada tubuh ikan
zebra adalah Pseudoloma neurophilia.[10]
Tubuh ikan zebra terdiri dari mata, mulut, otak, organ-organ pencernaan, hidung, otot,
darah, tulang, dan gigi.[11] Selain itu, ikan zebra juga memiliki lima sirip.[12] Ikan zebra
memiliki indera penglihatan yang baik serta memiliki telinga dan gurat sisi sebagai
organ penyensor gerakan. Penciuman ikan zebra berfungsi sebagai sensor tanda akan
adanya bahaya dan sebagai isyarat kekerabatan.[13]
Di alam liar, ikan zebra bereproduksi setiap musim hujan, sedangkan di laboratorium,
reproduksi berlangsung sepanjang tahun.[14] Ikan zebra suka membentuk kawanan dan
kelompok-kelompok yang mempunyai penampilan dan tingkah laku yang
serupa.[15] Dalam suatu kawanan ikan zebra selalu terdapat ikan
pejantan yang dominan.[15] Kehadiran pemangsa juga menimbulkan reaksi ketakutan
pada ikan zebra.[16]
Variasi genetik lebih banyak ditemukan pada ikan zebra yang berada di alam liar. Di
laboratorium penelitian, variasi genetik ikan zebra sangat rendah.[17] Ikan zebra memiliki
hubungan kekerabatan dengan kelompok spesies Danio aesculapii, Danio kyathit,
dan Danio nigrofsciatus, serta dengan subkelompok spesies Danio albolineatus, Danio
jaintianensis, Danio quagga, dan Danio tinwini.[18]
Saat ini, lebih dari 10.000 mutan dan beberapa jalur transgenik ikan zebra telah
dihasilkan untuk mempelajari penyakit manusia.[19] Ikan zebra memiliki beberapa
karakteristik khusus yang membuat para peneliti memanfaatkannya sebagai organisme
model serba guna pada berbagai bidang penelitian.[20] Selain itu, ikan zebra cukup
populer sebagai ikan hias.

Taksonomi
Ikan zebra (Danio rerio) adalah salah satu spesies ikan bermarga Danio dari
keluarga siprinide.[1] Nama ilmiah dari spesies ikan zebra adalah Danio rerio. Nama
ilmiah ini diberikan oleh Francis Hamilton pada tahun 1822.[21] Hamilton merupakan
seorang dokter berkebangsaan Skotlandia yang bekerja sebagai peneliti di
bidang biologi bagi Perusahaan Hindia Timur Britania.[22] Nama ilmiah ikan zebra telah
terdaftar dalam Sistem Informasi Taksonomi Terpadu dengan Nomor Seri
Taksonomi 163699. Danio rerio juga bersinonim dengan nama ilmiah Brachydanio
rerio dan Cyprinus rerio. Kedua nama tersebut juga diberikan oleh Hamilton pada tahun
yang sama.[21] Penggunaan nama umum "ikan zebra" pada Danio rerio didasari oleh
adanya garis-garis pigmen horizontal pada tubuh ikan zebra yang menyerupai garis-
garis pada tubuh zebra.[2]
Ikan zebra dulunya bermarga Brachydanio. Pengubahan marga dilakukan setelah
diketahui bahwa urutan asam deoksiribonukleat (DNA) ikan zebra tidak sama dengan
spesies ikan-ikan yang termasuk dalam marga Brachydanio. Nama Danio berasal dari
kata "Dhani". Kata ini berasal dari bahasa Bengali yang diterjemahkan sebagai
"persawahan yang hijau".[23] Nama rerio merupakan sebutan ikan zebra yang diberikan
oleh masyarakat lokal yang berada di sekitar habitat alaminya.[24]

Morfologi

Ikan zebra dewasa

Panjang tubuh ikan zebra dewasa dapat mencapai 3–5 sentimeter. Permukaan tubuh
ikan zebra ditutupi oleh suatu pola khas yang memadukan antara warna gelap dan
warna terang. Garis-garis yang berwarna gelap sebagian besar menampakkan warna
biru kehitaman, sedangkan garis-garis yang terang menampakkan warna jingga
kekuningan. Kedua garis ini membentang dari kepala hingga ke sirip ekor.
Sel melanofor yang menghasilkan melanin merupakan sel yang menimbulkan warna
gelap, sedangkan warna terang dihasilkan oleh xantofor yang
mengandung pigmen pteridin dan karotenoid. Warna-warna lain yang terlihat pada
tubuh ikan zebra dihasilkan oleh trombosit di dalam sel pigmen irodofor. Trombosit ini
mengandung guanin yang berlimpah. Tubuh ikan zebra juga memiliki tulang
belakang, insang berongga, dan kantung apung, serta sirip yang terbentuk dari duri-duri
bertulang.[3]
Bentuk tubuh ikan zebra jantan lebih kurus dari betinanya. Ikan zebra jantan
mempunyai tubuh yang menyerupai bentuk torpedo. Pejantan juga ditandai dengan
adanya warna emas pada bagian perut dan seluruh sirip. Pada saat musim kawin, ikan
yang melakukan pengejaran ke ikan lainnya adalah pejantan. Sementara itu, ikan zebra
betina terlihat lebih gemuk dan tidak memiliki warna emas pada bagian bawah
perutnya. Ikan zebra betina akan terlihat lebih besar dan gemuk ketika perutnya terisi
oleh telur [8]

Ekologi
Habitat

Habitat alami ikan zebra: (A,F) = sungai utama, (B, D, E) = sungai cabang, dan (C) kolam resapan

Pada umumnya, ikan zebra hidup di sungai yang arusnya mengalir dengan pelan. Ikan
zebra suka berada di dalam air dengan permukaan tanah yang tertutup oleh
pasir, lanau, atau kerikil. Jenis habitat ini banyak ditemukan pada percabangan antara
anak sungai dan sungai utama. Habitat ini juga ditemukan pada persawahan hijau
dan lahan basah. Di laboratorium, ikan zebra ditempatkan di dalam akuarium tanpa
struktur khusus saat eksperimen tidak dilakukan; ketika eksperimen akan diadakan,
mereka ditempatkan di akuarium yang identik dengan habitat alaminya. Ikan zebra juga
dapat berbagi habitat dengan spesies ikan lain yang serupa dengannya dalam hal
ukuran tubuh, makanan, maupun perilaku.[4]
Variasi suhu di habitat alami ikan zebra sangat beragam. Ikan zebra dapat hidup di
alam liar pada kisaran suhu 6 °C hingga 38,6 °C. Di laboratorium, ikan zebra
ditempatkan dalam lingkungan dengan kisaran suhu 22 °C hingga 31 °C. Habitat
dengan suhu yang mendekati batas minimum dan batas maksimum memengaruhi
kondisi tubuh serta tingkat reproduksi ikan zebra.[25] Ikan zebra juga ditemukan pada
ketinggian 8 hingga 1.576 meter di atas permukaan laut. Tingkat pH (derajat keasaman)
di habitat alaminya berkisar antara 5,9 hingga 9,8. Sementara itu,
tingkat salinitasnya berkisar antara 0,01 hingga 0,8.[22]
Persebaran
Habitat asli ikan zebra berada di negara-negara kawasan Asia Selatan,
yaitu Pakistan, India, Bangladesh, Nepal, dan Bhutan. Selain di Asia Selatan, ikan
zebra juga ditemukan di kawasan Asia Tenggara, yaitu di negara Myanmar.[5] Ikan zebra
terdistribusi secara luas di perairan dangkal yang arusnya mengalir pelan di anak benua
India.[26] Tempat persebaran utama ikan zebra di India yaitu di bagian selatan dan barat
semenanjung India, serta di bagian timur laut khususnya negara bagian Bihar. Ikan
zebra juga menyebar ke Pakistan dan Nepal di sebelah utara India, serta ke
Bangladesh dan Myanmar di sebelah timur India.[22] Sungai-sungai yang berada di
wilayah pegunungan Ghat Barat merupakan tempat distribusi alami ikan zebra. Sungai
ini mendistribusikan ikan zebra dari Semenanjung India hingga ke Himalaya Barat dan
Timur Laut.[27]
Ikan zebra juga terdistribusi ke negara-negara bagian Amerika Serikat,
yaitu Kalifornia, Florida, dan New Mexico. Sebagian besar distribusi ini merupakan
akibat dari pelepasan ikan di peternakan ikan lokal yang berlokasi di Amerika
Serikat.[28] Ikan zebra juga tersebar ke negara Spanyol, Australia, dan Meksiko.
Penyebaran dengan jumlah yang sangat kecil ke benua Amerika, benua Australia, dan
benua Eropa belum dapat dikategorikan sebagai suatu populasi ikan zebra.[29]
Siklus hidup

Siklus hidup ikan zebra

Siklus hidup ikan zebra dimulai dari tahap embrio, larva, ikan muda, hingga ke tahap
ikan dewasa. Tahap embrio berlangsung selama 0–3 hari setelah pembuahan. Setelah
tahap embrio selesai, ikan zebra berada di tahap larva. Tahap larva terbagi dua, yaitu
tahap larva muda dan tahap larva akhir yang masing-masing berlangsung selama 3–13
hari dan 14–29 hari setelah pembuahan. Larva akan berubah bentuk menjadi ikan
muda pada usia satu bulan setelah pembuahan. Tahap ikan muda berlangsung hingga
tiga atau empat bulan. Tahap dewasa pada ikan zebra ditandai dengan
matangnya organ reproduksi.[6]
Di laboratorium, kematangan organ reproduksi ikan zebra terjadi setelah empat hingga
enam minggu sejak tahap ikan muda tercapai. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk
pematangan organ reproduksi ikan zebra di alam liar belum diketahui.[22]
Makanan

Pesaing ikan zebra dalam mencari makanan: (G) Esomus danricus, (H) Danio dangila, (I) Oryzias,
(J) Aplocheilus panchax, dan (K) Puntius shalynius.

Di alam liar, ikan zebra memakan organisme hidup yang berukuran lebih kecil
darinya.[8] Ikan zebra merupakan salah satu jenis ikan omnivora. Sistem pencernaan
makanannya berupa usus panjang yang dapat mencerna makanan dalam jumlah yang
banyak. Zooplankton dan lalat menjadi makanan utama ikan zebra di habitat alaminya.
Selain itu, ikan zebra juga memakan fitoplankton, alga berserat, tumbuhan
vaskular, lalat, dan telur krustasea.[7] Di laboratorium penelitian, ikan zebra diberi
makanan kering dengan porsi yang disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan ikan
zebra. Larva ikan zebra dapat diberi makan paramecium dan rotifera berukuran hingga
100 mikron. Ikan zebra dewasa dapat diberi makanan kering hingga 400 mikron
maupun makanan hidup berupa telur udang laut.[30] Di alam liar, pesaing ikan zebra
dalam mencari makanan meliputi ikan-ikan dari spesies Danio dangila dan Aplocheilus
panchax serta ikan-ikan dari genus Esomus, Puntius, dan Oryzias.[22]

Pemangsa ikan zebra: (L) Mastacembelus, (M) ikan gabus (N) ikan jarum air tawar dan Barilius, dan (O) ikan
putak.

Pemangsa
Pemangsa utama bagi ikan zebra dewasa adalah ikan kepala ular, ikan gabus, dan ikan
jarum air tawar. Belut berduri merupakan pemangsa utama embrio dan telur ikan zebra.
Larva capung dan ikan zebra dewasa menjadi pemangsa bagi larva ikan zebra dan ikan
zebra muda. Pada dataran banjir di anak benua India, bangau tambak
India, blekok India, dan raja udang merupakan pemangsa utama ikan zebra.[9]
Parasit
Pseudocapillaria tomentosa merupakan parasit pertama yang diketahui
menginfeksi tubuh ikan zebra. Tubuh ikan zebra yang terinfeksi oleh parasit ini akan
terlihat berwarna gelap, kurus dan pergerakannya melambat.
Keberadaan Pseudocapillaria tomentosa juga mengakibatkan anemia dan
pembengkakan pada hati.[31] Parasit yang paling sering ditemui pada tubuh ikan zebra
adalah Pseudoloma neurophilia. Parasit ini dapat mengakibatkan
infeksi subklinis maupun infeksi kronis dengan manifestasi berupa kekurusan dan
perubahan bentuk tulang belakang (lordosis dan skoliosis), serta mengurangi
kemampuan reproduksi ikan zebra.[10] Parasit lain yang ditemukan pada tubuh ikan
zebra adalah Pleistophora hyphessobryconis. Parasit ini menurunkan kekebalan tubuh
ikan zebra yang berakibat pada infeksi klinis bahkan kematian.[32]

Anatomi dan fisiologi


Fisiologi ikan zebra sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidupnya. Ikan zebra
memiliki telinga dan organ gurat sisi yang berfungsi sebagai sistem sensor gerakan.
Garis lateral ini berfungsi untuk mengetahui adanya getaran yang timbul di dalam air.
Fungsi keseimbangan tubuh dan pendengaran dilakukan oleh telinga. Ikan zebra hanya
memiliki telinga dalam. Telinga ini terhubung langsung dengan kantung renang dan
tulang-tulang kecil. Indera penglihatan ikan zebra mampu melihat warna merah, hijau,
dan biru, serta cahaya ultraungu. Penciuman ikan zebra berfungsi sebagai sensor
tanda akan adanya bahaya dan isyarat kekerabatan, serta berfungsi untuk mencari
makanan dan mencium bau feromon pada masa perkawinan.[13]

Anatomi ikan zebra

Sumsum tulang belakang


Tulang-tulang ikan zebra berbeda dengan mamalia. Tulang ikan zebra tidak
memiliki rongga meduler. Selain itu, jaringan sumsum tulang belakang terletak
pada stroma limpa. Interstisium ginjal anterior dan posterior merupakan tempat
pembentukan utama sel-sel sumsum tulang belakang. Sel induk sumsum tulang
belakang ikan zebra mirip dengan sumsum tulang pada mamalia. Sel-
sel endotel melapisi sinus-sinus yang berfungsi menyaring sel-sel darah yang tidak
berguna. Darah ini berasal dari vena portal ginjal, dan sel endotel ini berfungsi
menyaring sel-sel mati dan menambah sel-sel baru ke sirkulasi darah.[33]
Sirkulasi darah
Penyaluran oksigen dan karbon dioksida dilakukan oleh eritrosit (sel darah merah).
Eritrosit ikan zebra berbentuk oval dan memiliki inti. Senyawa penyedia energi adenosin
trifosfat (ATP) dibuat menggunakan metabolisme aerobik. Ikan zebra
memiliki trombosit (keping darah) yang memiliki inti dan berfungsi dalam pembekuan
darah. Pertahanan dari penyakit luar dan masuknya bahan asing dilakukan
oleh leukosit (sel darah putih). Di antara leukosit ikan zebra, ditemukan
kelompok granulosit neutrofilik dan granulosit eosinofilik. Komposisi granulosit
neutrofilik lebih banyak dibandingkan dengan granulosit eosinofilik. Morfologi granulosit
neutrofilik mirip dengan neutrofil mamalia, sedangkan morfologi granulosit eosinofilik
sangat berbeda dengan eosinofil mamalia. Leukosit ikan zebra tersusun
atas limfosit dan monosit. Komposisi monosit sekitar 5–15%, sedangkan komposisi
limfosit sekitar 71–92%.[34]
Limpa
Tubuh ikan zebra tidak dapat menghasilkan kelenjar getah bening. Karakter ini sama
dengan ikan teleost lainnya. Fungsi penyaringan sel darah yang rusak dan
penghalauan bahan asing yang masuk ke organ tubuh dilakukan oleh limpa dan ginjal.
Limpa ikan zebra berwarna merah gelap dan terletak di rongga peritoneum,
berdampingan dengan salah satu lobus yang ada di hati.[35]
Jantung
Sirkulasi darah pada ikan hanya melalui satu sirkuit tunggal. Ikan zebra juga hanya
memiliki dua bilik jantung dengan atrium tunggal dan ventrikel tunggal. Pengumpulan
darah ke jantung dilakukan melalui atrium, sedangkan pemompaan darah ke insang
dilakukan melalui ventrikel. Sirkuit ini dikenal dengan nama sirkuit insang.[36]
Letak jantung ikan zebra adalah di rongga tubuh bagian depan, di antara perut
dan kerongkongan. Sinus venosus berfungsi sebagai tempat pengaliran
darah vena yang miskin oksigen. Darah mengalir melewati katup sinoatrium menuju
ke atrium. Selanjutnya, kontraksi atrium terjadi dan menyebabkan darah melewati katup
atrioventrikular menuju ke ventrikel. Kontraksi vertikel yang tinggi mampu memompa
darah ke bulbus arteriosus. Setelah melewati jantung, distribusi darah ke insang
dilakukan oleh aorta ventral melalui arteri cabang aferen.[37] Pada masing-masing
insang, arteri bercabang menjadi kapiler. Setelah melalui arteri cabang aferen, kapiler
menyatu menjadi aorta dorsal berpasangan yang memanjang ke arah posterior hingga
ke sirip ekor. Setiap pasangan aorta dorsal bercabang dan membagi-bagikan darah
yang kaya oksigen ke seluruh organ tubuh dan otot kepala. Selanjutnya darah yang
kaya karbon dioksida dikembalikan ke jantung oleh sistem vena.[38]
Ginjal
Ikan zebra memiliki jenis ginjal yang paling sederhana yaitu pronefros. Pada pronefros
ikan zebra, tidak ditemukan segmen ekstremitas tipis di antara tubulus lurus proksimal.
Fungsi pronefros ikan zebra setara dengan metanefros mamalia. Garis
bilateral mesoderm menengah memberikan dua nefron yang menyusun pronefros ikan
zebra. Glomeruli yang terletak di garis tengah embrio, terhubung dengan kedua saluran
pronefrik bilateral. Dari glomerulus ke kloaka, saluran pronefrik dilapisi oleh epitel. Air di
dalam tubuh ikan zebra dikeluarkan oleh ginjalnya.[39]
Ikan zebra memiliki glomerulus pronefrik yang berbeda dengan sebagian besar spesies
ikan bersirip tulang. Glomerulus ikan zebra berjenis lebur, sedangkan sebagian besar
ikan bersirip tulang memiliki glomerulus berjenis terpisah. Ikan zebra hanya memiliki
satu glomerulus pronefrik yang merupakan peleburan dari dua glomeruli asli. Pada ikan
lainnya terdapat dua glomerulus pronefrik yang terpisah satu sama lain.[40]
Mulut
Mulut ikan zebra berfungsi sebagai alat bantu sistem pernapasan dan sistem
pencernaan. Makanan dimasukkan ke mulut untuk dicerna sebelum dimasukkan ke
usus. Sistem pernapasan dilakukan melalui rongga bukal di dalam mulut. Lapisan
rongga bukal tersusun dari mukoid epitel. Lapisan ini mengandung banyak sel goblet.
Rongga bukal terhubung langsung dengan kerongkongan. Kerongkongan ini terdiri atas
kantung esofagus, dan bantalan faring. Ikan zebra juga memiliki gigi. Gigi ini tersusun
dari lapisan enamel, lapisan dentin, dan inti gigi.[41]
Insang
Insang ikan zebra memiliki empat lengkungan berongga yang mengarah
ke filamen ganda. Lamela sekunder ganda ditemukan pada tiap filamen tersebut.
Lapisan eksternal pada lamella dan filamen dibentuk oleh sel-sel pengerasan poligonal.
Sel trotoar, sel mukosa, sel klorida, dan sel basal, merupakan sel-sel dasar yang
membentuk epitel. Epitel sekunder hanya dibentuk oleh lapisian luar dari sel trotoar dan
lapisan dalam dari sel basal.[42]
Mata
Ikan zebra memiliki mata yang mirip dengan mata vertebrata lainnya. Mata ikan zebra
terdiri dari beberapa lapisan, yaitu tunika fibrosa, tunika vaskulosa, dan retina. Tunika
fibrosa terdiri atas kornea dan sklera. Tunika vaskulosa terdiri atas koroid, retor koroid,
dan iris. Retina terdiri atas lapisan epitel pigmen, lapisan nuklir eksternal, sel-sel
bipolar, dan sel-sel ganglion.[43]
Sirip
Ikan zebra memiliki lima jenis sirip. Sirip-sirip tersebut yaitu sirip dada, sirip panggul,
sirip punggung, sirip anal, dan sirip ekor. Pada sirip-sirip ikan zebra tidak ditemukan
otot-otot penggerak.[12]
Tulang rusuk dan kulit
Pada prosesus transversus, tulang rusuk tumbuh pada bagian utama di tulang belakang
ikan zebra. Lengkungan tulang rusuk menyatu dengan sumsum tulang belakang.
Tulang rusuk dan kulit melekat pada tulang belakang akibat adanya otot-otot rangka.
Otot-otot ini menjadi kekuatan pendorong saat terjadi kontraksi otot. Permukaan kulit
ikan zebra hampir seluruhnya berupa selaput lendir. Hanya pada bagian rahang dan
sirip yang memiliki epitel keratin.[44]
Memori periodik
Keberadaan memori periodik pada ikan zebra ditandai melalui perilaku mencari
makanan. Ikan zebra mencari makanan pada berbagai area yang sama di sekitar
lingkungan hidupnya. Ikan zebra juga dapat membedakan aroma dari makanan alami
dan makanan buatan. Ikan zebra juga mampu membedakan ikan-ikan dengan beragam
spesies yang melakukan simbiosis mutualisme.[45]
Perilaku
Perilaku reproduksi
Musim kawin ikan zebra di alam liar berkaitan dengan kelangsungan musim hujan dan
ketersediaan makanan di lingkungan hidupnya. Di laboratorium, ikan zebra dapat
melakukan reproduksi sepanjang tahun dengan diberi penyinaran selama 12–14 jam
sehari. Awal perkawinan ditandai dengan aksi saling kejar antara hewan jantan dan
betina. Berlangsungnya perkawinan ditandai dengan pejantan yang berulang kali
mencium bagian tubuh betinanya dengan mulutnya. Berakhirnya perkawinan ditandai
dengan pejantan yang mengawal betinanya menuju ke situs pemijahan.[14]
Sebuah penelitian di Austria dilakukan untuk menyelidiki perilaku reproduksi ikan zebra.
Ikan yang diteliti berasal dari cabang sungai Brahmaputra di wilayah Assam, India.
Mereka ditempatkan pada 4 tangki berukuran 130 × 65 × 50 sentimeter yang masing-
masing diisi 100 ikan zebra dan didesain menyerupai lingkungan sungai Assam. Ikan
zebra diberi makan 5 hari dalam seminggu dan 3 kali dalam sehari. Pemilihan ikan
zebra jantan dan betina untuk eksperimen dilakukan secara acak. Pengamatan perilaku
dilakukan pada 4 tangki terpisah yang berukuran 135 × 100 × 81 sentimeter. Di tiap
tangki, satu sesi percobaan diulang sebanyak 28 kali terhadap 4 ikan zebra jantan dan
4 ikan zebra betina. Ikan zebra yang telah melalui satu sesi percobaan tidak digunakan
kembali pada sesi percobaan yang baru.[46]
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pemijahan dilakukan oleh
pasangan ikan zebra secara terpisah dari kawanan. Ikan zebra betina akan memilih
situs pemijahan yang dekat dengan sumber makanan dan menjaga situs pemijahannya
dari pasangan ikan zebra lainnya. Pemijahan berlangsung selama 30 menit. Setelah
pemijahan selesai, pasangan ikan zebra akan berenang dengan perlahan di sekitar
situs pemijahannya.[47]
Kawanan-kawanan kecil akan terbentuk dengan jumlah yang sangat banyak pada masa
awal pemijahan, sedangkan kawanan-kawanan besar sangat jarang ditemukan. Setelah
beberapa hari, jumlah kawanan kecil akan mulai berkurang dan jumlah kawanan besar
mulai bertambah. Ikan zebra merapatkan jarak dengan ikan zebra lain di dalam
kawanan selama masa pemijahan. Selama masa awal pemijahan, beberapa ikan zebra
akan berkumpul di tanaman yang sama. Setelah beberapa hari, jumlah ikan zebra yang
berada di tanaman yang sama akan berkurang.[48]
Para penjantan ikan zebra tidak memiliki perilaku reproduksi yang sama. Sebagian
besar pejantan aktif selama masa reproduksi, namun hanya sebagian kecil yang
melakukan pembuahan telur ke ikan zebra betina pasangannya. Sebagian besar
reproduksi ikan zebra dilakukan oleh satu pasangan pejantan dan satu betina yang
sama. Ikan betina yang melakukan reproduksi dengan lebih dari satu pejantan sangat
jarang terjadi. Selama reproduksi, pejantan selalu aktif melakukan gerakan bolak-balik
dan berputar-putar.[49] Perilaku reprodusi ikan zebra tidak dipengaruhi oleh panjang
tubuh maupun berat tubuhnya.[50]
Perilaku sosial
Ikan zebra suka membentuk kawanan dan kelompok-kelompok yang mempunyai
penampilan dan tingkah laku yang serupa. Kawanan ikan zebra terbentuk karena
adanya daya tarik perilaku satu sama lain, sedangkan daya tarik lingkungan tidak
menjadi pertimbangan utama. Kawanan berfungsi untuk mempermudah dalam
mengetahui adanya pemangsa, mempermudah perburuan makanan, dan menentukan
teman. Karakteristik kawanan ikan zebra berubah-ubah sesuai dengan keadaan
lingkungannya. Dalam lingkungan baru, ikan zebra akan saling berjauhan dengan ikan
zebra lain yang baru ditemuinya. Lingkungan dengan banyak pemangsa membuat ikan
zebra akan saling merapatkan jarak. Ikan zebra suka bergabung dengan kawanan yang
besar dengan sebagian besar ikan terlihat mirip dari segi penampilan. Saat ingin
bergabung dalam suatu kawanan, ikan zebra memberi suatu isyarat gerakan dengan
kepala .[51]
Dalam suatu kawanan ikan zebra selalu ditemukan beberapa pejantan yang
memiliki dominasi dibandingkan ikan penjantan lainnya. Ikan pejantan dominan ini
dapat ditandai dengan perilakunya yang suka menggigit, menyerang, dan mengejar
ikan lain di luar kawanannya. Dalam kawanan, tugas menjaga wilayah perburuan
makanan dilakukan oleh ikan pejantan yang lebih kuat dan berani. Dominasi pejantan
dalam suatu kawanan mengalami penurunan bila jumlah pejantan meningkat.
Penurunan dominasi sekaligus mengurangi agresi di antara para pejantan, serta
menurunkan tingkat stres pada ikan zebra. Ini ditandai dengan rendahnya
kadar kortisol pada tubuh ikan zebra.[15]
Kehadiran pemangsa juga menimbulkan reaksi ketakutan pada ikan zebra. Ikan zebra
akan memberikan isyarat visual dan penciuman untuk melarikan diri dari pemangsa.
Ukuran tubuh pemangsa memengaruhi kecepatan respon ikan zebra. Kecepatan
respon ikan zebra tidak menurun terhadap pemangsa yang sama setelah tidak saling
bertemu dalam jangka waktu yang lama. Kawanan ikan zebra memiliki fungsi anti-
pemangsa. Ketika tubuhnya mengalami cedera, seekor ikan zebra akan
mengeluarkan feromon yang menjadi pertanda bahaya bagi ikan zebra lainnya. Adanya
bahaya ditandai dengan perilaku merapatkan jarak antar anggota kawanan, berenang
secara tidak teratur, dan melakukan banyak agresi. Respon ikan zebra lain terhadap
bahaya lebih dipengaruhi oleh keberadaan feromon. Ikan zebra lebih cepat merespon
tanda bahaya dengan air yang mengandung substansi bahaya. Feromon menjadi
pertanda bahwa ikan zebra lain sedang mengalami cedera pada sel epidermis.[16]

Variasi genetik
Variasi genetik diamati pada semua lokus mikrosatelit. Indikator yang menentukan
perbedaan genetik meliputi jumlah alel yang diamati, kekayaan alel yang
diamati, heterozigositas yang diamati, heterozigositas harapan, konten
identifikasi polimorfik, dan jarak genetik antara ikan individu. Variasi genetik lebih
banyak ditemukan pada ikan zebra yang berada di alam liar. Di laboratorium, variasi
genetik ikan zebra sangat rendah. Galur yang paling banyak ditemukan pada ikan zebra
adalah galur AB. AB(S), TE, dan TL. Perbedaan tingkat variasi genetik dapat terjadi
pada jenis ikan yang sama namun diperoleh dari sumber yang berbeda. Pembatasan
populasi untuk pemuliaan ikan zebra akan menurunkan variasi genetik.[17] Variasi
genetik dari galur tipe liar adalah sebagai berikut:[52]
• AB • KOLN • SPF 5-D
• AB/C32 • DAR • SPF AB
• AB/EKW • EKW • NA
• ABO • HK/AB • NHGRI-1
• AB/TL • HK/SING • RW
• AB/TU • HK • SAT
• C32 • IND • SING
• CB • INDO • SJA

Kekerabatan

Kerabat ikan zebra

Ikan zebra memiliki hubungan kekerabatan dengan kelompok spesies Danio


aesculapii, Danio kyathit, dan Danio nigrofsciatus. Hubungan kekerabatan juga
ditemukan antara ikan zebra dan subkelompok spesies Danio albolineatus, Danio
jaintianensis, Danio quagga, dan Danio tinwini. Danio aesculapii merupakan kerabat
terdekat dari ikan zebra. Aliran gen Danio aesculapii menunjukkan pola-pola yang
konsisten dalam garis keturunan yang mengarah ke ikan zebra. Pola-pola ini muncul
selama dan setelah proses spesiasi. Filogenografik yang menggabungkan antara data
biografi dan analisis finogeni menunjukkan bahwa Danio aesculapii merupakan spesies
saudara dari ikan zebra.[18]
Tidak ditemukan perbedaan morfologi antara ikan zebra dari suatu populasi dan ikan
zebra dari populasi lainnya. Perbedaan morfologi dalam hal ukuran dan bentuk tubuh
hanya ditemukan pada kerabat ikan zebra dari keluarga siprinide. Selain itu, perilaku
ikan zebra dan keluarga siprinide juga berbeda. Ikan zebra berkerabat dengan
spesies Danio dangila yang berukuran lebih besar. Ikan zebra juga memiliki hubungan
kekerabatan dengan marga lain, yaitu Danionella dan Paedocypris, yang berukuran
lebih kecil.[22]

Transgenik dan mutan


0:03
Transgenesis ikan zebra

Ikan zebra transgenik umumnya dihasilkan melalui transfer gen. Metode transfer gen
yang palng umum digunakan adalah mikroinjeksi. Melalui metode ini, transgen dapat
dikirim langsung ke nukleus. Transgen disuntik ke pronuklei jantan dari telur yang
dibuahi. Pada ikan zebra, asam deoksiribonukleat (DNA) disuntikkan
ke sitoplasma telur ikan zebra. Asam ini dapat berintegrasi dengan genom ikan dan
dapat diwariskan dalam garis benih (germline). Pewarisan dapat mencapai 20% dari
total gen yang ditransfer.[53]
Ikan zebra transgenik juga dihasilkan dengan metode mutagenesis. Metode ini
menerapkan penggantian sekuen basa nukleotida pada DNA dengan basa nukeotida
lain. Melalui metode mutagenesis, perubahan sifat pada organisme dapat terjadi.[54]
Melalui ikan zebra transgenik, sel endotel dapat ditandai secara genetika dengan
penanda yang dikodekan, serta dapat menentukan karakter dari komponen
sistem vaskular seperti arteri, vena, dan jaringan limfatik. Dalam studi in vivo, ikan
zebra transgenik digunakan untuk menentukan karakter jalur molekuler dan genetika,
serta kondisi patologis yang berkaitan dengan pembuluh darah.[55]
Metode skrining genetika menghasilkan mutan ikan zebra. Skrining skala besar
dilakukan oleh para peneliti di Tubingen dan Boston pada tahun 1996 dengan bantuan
bahan kimia N-etil-N-nitrosourea. Metode ini menghasilkan ribuan mutan yang
dimanfaatkan untuk memahami cara kerja dari proses-proses biologis.[56] Pada akhir
tahun 1999, 30 gen mutan ikan zebra telah diidentifikasi. Salah satu mutan itu belum
mampu diperoleh dari spesies lain, sehingga dapat digunakan untuk diferensiasi usus
normal. Gen mutan yang lain telah teridentifikasi pada organisme lainnya dan
digunakan untuk memahami pola jalur persinyalan pada awal perkembangan embrio
vertebrata.[57] Studi di berbagai bidang biologi menggunakan identifikasi mutan sebagai
salah satu strategi yang paling penting bagi kemajuan penelitian.[20] Saat ini, lebih dari
10.000 mutan dan beberapa jalur transgenik ikan zebra telah dihasilkan untuk
mempelajari penyakit manusia.[19]

Pemanfaatan
Sebagai organisme model
Ikan zebra banyak digunakan pada penelitian tentang tahap awal perkembangan.
Tubuh yang transparan hingga tahap larva membuat ikan zebra sesuai untuk digunakan
pada studi embrionik.[58] Pada ikan zebra, perkembangan embrio terjadi di luar rahim.
Selain itu, embrio ikan zebra juga transparan. Kejelasan secara optik memudahkan
akses untuk melakukan eksperimen dan pengamatan.[20] Embrio ikan zebra juga
berkembang dengan sangat cepat. Hanya memerlukan waktu 3 jam dan 5 jam bagi
embrionya untuk menyelesaikan tahap blastulasi dan tahap gastrulasi. Telinga, mata,
otot segmentasi, dan otak ikan zebra telah berkembang dengan baik hanya dalam
waktu 18 jam. Segmentasi selesai dalam waktu 24 jam dan embrio menetas dalam
waktu 72 jam setelah pembuahan. Dua hari setelah menetas, larva ikan zebra sudah
mampu berburu makanan. Dua hari berikutnya, larva mulai berubah menjadi ikan muda.
Penyederhanaan pengembangan dan studi genetik dapat tercapai karena
perkembangan ikan zebra yang cepat.[20]
Keunggulan embrio ikan zebra mengatasi kelemahan tikus dalam penelitian tahap awal
perkembangan. Embrio tikus lebih sulit diamati karena berada di dalam
rahim.[58]Tikus hanya mampu melahirkan 1 sampai 10 anak setiap kali berkembang biak.
Maksimum perkembangbiakan seekor tikus hanya 3 kali. Ini menjadi suatu kelemahan,
karena penelitian ilmiah harus dilakukan berulang-ulang kali agar hasilnya
akurat.[11] Berbeda dengan tikus, ikan zebra hanya perlu waktu 10 minggu untuk
mencapai kematangan organ reproduksi. Selain itu, tingkat kesuburan reproduksi ikan
zebra cukup tinggi. Pada kondisi optimal, dalam seminggu ikan zebra dapat bertelur
sebanyak 200 butir. Di dalam kondisi laboratorium, ikan zebra dapat melakukan
pemijahan sepanjang tahun.[20]
Ikan zebra juga mengatasi beberapa masalah penggunaan mamalia sebagai organisme
model. Mamalia memerlukan fasilitas berupa ruangan yang besar untuk keperluan
perkembangbiakan dan eksperimen yang menyebabkan biaya pemeliharaan
meningkat. Penanganan mamalia juga cukup sulit dilakukan di ruangan yang luas.
Mamalia seperti tikus juga mudah mengalami stres.[7] Dibandingkan dengan organisme
model vertebrata lainnya, ikan zebra lebih mudah dipelihara dan biaya
pemeliharaannya lebih murah. Satu laboratorium kecil dapat memelihara beberapa ribu
ikan zebra karena ukuran tubuhnya yang kecil.[30] Ikan zebra juga suka ditempatkan
dalam kawanan sehingga tidak menempati banyak ruang.[11] Dalam seminggu ikan
zebra dapat menghasilkan banyak telur sehingga persediaan embrio selalu ada dan
tidak harus dibeli.[59]
Ikan zebra juga mengatasi kelemahan cacing Caenorhabditis elegans sebagai
organisme model. Sebagian besar organ vertebrata dimiliki oleh ikan zebra, sehingga
studi perkembangan organ dapat dilakukan. Pembuluh darah ikan zebra dapat diamati
menggunakan mikroskop dengan pembesaran yang relatif rendah. Sekitar 80% gen
penyebab penyakit pada manusia, juga dimiliki oleh gen ikan zebra. Karakter ini
membuat penelitian terhadap gen tertentu dapat dilakukan dan berguna dalam
penemuan gen baru yang belum teridentifikasi.[58] Kelemahan organisme model lain,
seperti katak, anak ayam atau tikus, dapat diatasi menggunakan ikan zebra.
Kemudahan mempelajari gen ikan zebra membuat pertanyaan-pertanyaan yang tidak
dapat dijawab oleh organisme model lain dapat terselesaikan.[60]
Keunggulan fitur-fitur ikan zebra membuat para peneliti memanfaatkannya sebagai
organisme model serba guna pada berbagai bidang penelitian. Ikan zebra telah
digunakan untuk penelitian di bidang biologi
perkembangan, kanker, racun, obat, genetika, dan biomedis.[20] Ikan zebra juga
diterapkan pada berbagai model penyakit eksperimental seperti inflamasi pada saluran
pencernaan, model gangguan motilitas, model kanker, dan peradangan usus serta
metode penyembuhan lukanya.[61] Ikan zebra saat ini telah digunakan sebagai
organisme model di sekurangnya 1000 laboratorium di seluruh dunia.[62]
Sebagai ikan hias
Ikan zebra cukup populer sebagai ikan hias. Ikan zebra hanya perlu diberi tangki
akuarium dan makanan pokok setiap hari. Ikan zebra harus ditempatkan bersama
kawanannya dan dapat ditempatkan bersama dengan jenis ikan lain yang seukuran
dengannya. Satu kawanan dapat terdiri dari lima hingga tujuh ekor ikan zebra.
Penempatan secara berkelompok ini bertujuan agar ikan zebra tidak bersikap anti-
sosial.[63]
Selusin ikan zebra dapat ditampung dalam akuarium dengan volume setara
10 galon. Pompa udara dan penyaring air harus tersedia di dalam tangki. Pompa udara
berfungsi sebagai penyedia oksigen, sedangkan penyaring air berfungsi menjaga
kebersihan air di dalam tangki. Suhu normal untuk memelihara ikan zebra adalah 65 °F
(18 °C) hingga 77 °F (25 °C). Air dalam tangki tidak boleh mengandung klorin dan
bersifat asam. Nilai pH yang normal adalah 5,0 hingga 7,0. Permukaan dasar tangki
harus diisi dengan kerikil atau dua susun tumpukan kelereng.[63] Ikan zebra memakan
sesuatu yang lebih kecil dari ukuran tubuhnya. Mereka perlu diberi makan dua kali
sehari dengan pakan seperti serpihan tetra. Ikan zebra juga memakan sayuran yang
dipotong kecil-kecil.[63]

Anda mungkin juga menyukai