Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
karuniaNya penulis R dapat menyelesaikan Modul Materi Pembelajaran Manajemen
Keperawatan Program Studi Diploma Tiga Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Palembang.

Modul Materi Pembelajaran Manajemen Keperawatan ini dibuat untuk


memberikan gambaran dan panduan kepada mahasiswa sehingga mahasiswa dapat
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan keterampilan dan
pengetahuan manajemen keperawatan yang memadai. Modul Materi Pembelajaran
Manajemen Keperawatan ini diharapkan dapat menjadi acuan belajar bagi
mahasiswa untuk mencapai kompetensi keperawatan manajemen keperawatan.

Penulis menyadari bahwa Buku Materi Pembelajaran Manajemen


Keperawatan belum sempurna, oleh karena itu penulis mohon masukkan dan
saran yang positif demi perbaikan Modul Materi Pembelajaran Manajemen
Keperawatan ini dimasa mendatang, semoga buku materi ini dapat memberikan
manfaat bagi mahasiswa.

Palembang, 06 November 2021

Penulis

Prahardian Putri, S.Kp., M.Kes

ii
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN

A. Definisi .................................................................................................. 1
B. Proses .................................................................................................... 1
C. Pentingnya Komunikasi Efektif ............................................................ 2
D. Komunikasi Asertif ............................................................................... 2
E. Hambatan Proses Komunikasi .............................................................. 3
F. Komunikasi dalam Organisasi .............................................................. 3
G. Cara Membina Hubungan yang Efektif dan Terapeutik ....................... 4
H. Hambatan Komunikasi .......................................................................... 4

PENGARAHAN DALAM KEPERAWATAN

A. Definisi Pre dan Post Conference .......................................................... 5


B. Tujuan Pre dan Post Conference ........................................................... 6
C. Syarat Pre dan Post Conference ............................................................ 7
D. Panduan perawat pelaksanaan dalam melaksanakan konferensi ........... 7
E. Definisi Ronde Keperawatan................................................................. 8
F. Karakteristik Ronde keperawatan ......................................................... 9
G. Tujuan Ronde Keperawatan .................................................................. 9
H. Tipe Ronde Keperawatan ...................................................................... 9
I. Tahapan Ronde Keperawatan ................................................................ 10
J. Kriteria Evaluasi .................................................................................... 11

PENGARAHAN DALAM KEPERAWATAN

A. Pendahuluan ......................................................................................... 13

iii
B. Kesimpulan ........................................................................................... 16

TEORI MOTIVASI

A. Pengertian Motivasi ............................................................................... 17


B. Teori Motivasi Abraham Maslow ......................................................... 17
C. Teori Motivasi Mccleland ..................................................................... 18
D. Teori X dan Teori Y .............................................................................. 18
E. Teori Motivasi Higiene ......................................................................... 18
F. Teori ERG ( Eksistensi, Relatedness dan Growth ) .............................. 20

iv
KOMUNIKASI DALAM

PELAYANAN KEPERAWATAN

A. Definisi
Komunikasi adalah proses yang digunakan oleh manusia untuk mencari
kesamaan arti melalui transmisi pesan simbolik. Arti komunikasi :
 Komunikasi melibatkan orang lain dan memahami komunikasi termasuk
mencoba mamahami cara manusia saling berhubungan.
 Komunikasi termasuk kesamaan arti  agar dapat berkomunikasi harus
menyetujui definisi istilah yang digunakan.
 Komunikasi termasuk symbol, gerakan badan, suara, huruf, angka dan kata
hanya dapat mewakili ide dimaksudkan untuk dikomunikasikan.

B. Proses Komunikasi

Pengirim  penyandian  saluran  p’artian  p’terimaan

Gangguan

 Pengirim : seseorang dng informasi, kebutuhan atau keinginan dan dgn tujuan
mengkomunikasikannya kepada orang lain.

 Penerima : orang yang menerima pesan dari pengirim.

 Penyandian : ketika pengirim menterjemahkan info untuk dikirimkan menjadi


serangkaian simbol.

 Pengartian : proses yang dilakukan oleh penerima untuk menginterprestasikan


pesan dan menterjemahkan ke dalam info yang mempunyai arti.

 Gangguan : faktor yang mengganggu, membingungkan atau mencampuri


komunikasi.

1
C. Pentingnya Komunikasi Efektif
 Komunikasi menyediakan saluran umum untuk proses manajemen  POAC.
 Ketrampilan komunikasi yg efektif dapat membuat manajemen menggunakan
berbagai bakat yg tersedia dalam dunia multibudaya dari organisasi.
 Manajer menghabiskan waktunya untuk berkomunikasi.
 Komunikasi dalam keperawatan merupakan pendekatan terencana dan dipakai
secara sadar untuk mempengaruhi orang lain. Cont: staf, pasien , dll.
 Kemampuan melakukan komunikasi yg efektif dan terapautik tidak terjadi
secara otomatis tetapi ketrampilan tsb harus direncanakan, dipelajari dan
dipraktekan scr berulang baik pada diri sendiri atau pada lingkungan.
 Jika tidak  menghambat kematangan pribadi shg akan cenderung bergumul
dgn konflik internal dan dapat terlibat konflik eksternal.

D. Komunikasi Asertif
Adalah kemampuan menyampaikan scr tepat baik pikiran & perasaan
seseorang dgn tetap menghormati & menghargai hak-hak & martabat orang lain.
Cara komunikasi asertif : kehangatan, menghargai, tulus, mendengar asertif,
sikap asertif.
Sikap Asertif adalah ketrampilan untuk menyatakan diri secara nyata,
sungguh-sungguh untuk mendapatkan sesuatu dgn tetap respek & menghargai
orang lain.
Tingkah laku Asertif :
 Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, pendapat pada orang lain tanpa
menyinggung perasaan orang lain.
 Berbicara dengan volume yang sesuai.
 Menempatkan diri dng tk yang sesuai.
 Kehidupan emosinya relatif stabil
 Mempunyai percaya diri yg sesuai integritas diri yg jelas.

2
E. Hambatan Proses Komunikasi
 Perbedaan persepsi.
 Reaksi emosional.
 Ketidakkonsistenan komunkasi verbal & non verbal.
 Curiga atau tidak percaya.

F. Komunikasi Dalam Organisasi


Semua faktor dalam hubungan komunikasi antar pribadi berlaku untuk
komunikasi organisasi. Ada beberapa faktor yg unik : cont. struktur, wewenang.
1) Faktor yang mempengaruhi komunikasi organisasi :
 Saluran komunikasi formal
Adalah cara komunikasi yg didukung & dikendalikan oleh manajer.Dapat
mempengaruhi kefektifan :
1. Saluran bertambah panjang krn pengemnbangan & pertumbuhan
orang.
2. Dapat memahami arus bebas informasi antar tk dlm organisasi.
 Struktur wewenang
Perbedaan status & kekuasaan menentukan siapa yg bisa berkomunikasi.
 Spesialisasi pekerjaan
 Kepemilikan informasi
2) Pesan yang disampaikan
 Komunikasi verbal
Agar efektif :
Jelas, sederhana, nyata, tepat, singkat.
Konsisten, kesatuan yg bulat tidak bertentangan.
Cukup, info hendaknya memadai kebutuhan & dapat langsung dikerjakan.
Tepat waktu & bersangkut paut.
Sampai pada orang yg dituju.
 Komunikasi non verbal

3
G. Cara membina hubungan yang efektif dan terapeutik
 Sullivan : hubungan intim yg sehat ditandai dgn peka akan kebutuhan orang
lain dan saling menghargai.
 Rogers : hubungan yg sehat ditandai dengan komunikasi saling terbuka,
menerima orang lain sebagai individu yg berharga & empoati yg mendalam.
 Pemimpin harus mempunyai kebiasaan mempersiapkan diri untuk
berhubungan dgn orang lain untuk memperlancar berkembanganyta
kematangan pribadi.

H. Macam komnunikasi
 Vertikal
Tdr komunikasi keatas & kebawah lewat rantai komando organisasi.
Kebawah  biasanya disaring, dimodifikasi atau dihentikan kesetiap tingkat.
Keatas  disaring, dopadatkan atau diubah oleh manajer menengah yg
melihatnya sbg bagian dr pekerjaan mereka untuk melindungi manajer tk atas
dr data yg tidak penting yg berasal dr tk bawah.
 Lateral & informal
Teknik komunikasi terapeutik : mendengarkan dgn penuh perhatian,
menunjukkan penerimaan, bertanya, mengulang ucapan, menbgklarifikasi,
memfokuskan dll.

4
DEFINISI PRE DAN POST CONFERENCE

DAN RONDE DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. Definisi Pre dan Post Conference


Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari.
Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau
malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan. konference sebaiknya
dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar.
Konferensi terdiri dari pre conference dan post conference yaitu :
 Pre Conference
Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah
selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh
ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut
hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah
rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari katim dan
PJ tim(Modul MPKP, 2006)

Waktu : Setelah operan

Tempat : Meja masing – masing tim

Penanggung jawab : Ketua tim atau Pj tim

Kegiatan :

1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara


2) Ketua tim atau pj tim menanjakan rencana harian masing – masing
perawat pelaksana
3) Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait
dengan asuhan yang diberikan saat itu.
4) Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement.
5) Ketua tim atau Pj tim menutup acara

5
 Post Conference
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana
tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift
berikut. Isi post conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting
untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh katim atau Pj tim
(Modul MPKP, 2006)

Waktu : Sebelum operan ke dinas berikutnya.

Tempat : Meja masing – masing tim.

Penanggung jawab : ketua tim atau Pj tim

Kegiatan :

1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara.


2) Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah
diberikan.
3) Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien yang
harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya.
4) Ketua tim atau Pj menutup acara.

B. Tujuan Pre dan Post Conference


Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-
masalah secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah,
mendapatkan gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan
untuk menyusun rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri
dalam pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk
menghasilkan perubahan non kognitif (McKeachie, 1962). Juga membantu
koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi
pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan
(T.M.Marelli, et.al, 1997).

6
1) Tujuan pre conference adalah:
 Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan
asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
 Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
 Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
2) Tujuan post conference adalah:
Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan
membandingkan masalah yang dijumpai.

C. Syarat Pre dan Post Conference


1) Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan post
conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan
2) Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit
3) Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien,
perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan
4) Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota
tim

D. Panduan perawat pelaksanaan dalam melaksanakan konferensi


Adapun panduan bagi PP dalam melakukan konferensi adalah sebagai berikut:
(Ratna Sitorus, 2006).
1) Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas
pagi atau sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana.
2) Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya masing –
masing.
3) Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil evaluasi
kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam. Hal hal yang
disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi :
a) Utama klien
b) Keluhan klien

7
c) TTV dan kesadaran
d) Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru.
e) Masalah keperawatan
f) Rencana keperawatan hari ini.
g) Perubahan keadaan terapi medis.
h) Rencana medis.
4) Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan perawat asosiet tentang
masalah yang terkait dengan perawatan klien yang meliputi :
a) Klien yang terkait dengan pelayanan seperti :
b) keterlambatan, kesalahan pemberian makan, kebisikan pengunjung lain,
kehadiran dokter yang dikonsulkan.
c) Ketepatan pemberian infuse.
d) Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan.
e) Ketepatan pemberian obat / injeksi.
f) Ketepatan pelaksanaan tindakan lain,
g) Ketepatan dokumentasi.
5) Mengiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.
6) Mengiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan kemajuan
masing –masing perawatan asosiet
7) Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang tidak dapat
diselesaikan.
8) Tahap – tahap inilah yang akan dilakukan oleh perawat – perawat ruangan
ketika melakukan pre conference

E. Definisi Ronde Keperawatan


Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien
yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk membahas
dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat associate
yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim.

8
Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang
memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan
teoritis ke dalam peraktik keperawatan secara langsung.

F. Karakteristik Ronde Keperawatan


1) Klien dilibatkan secara langsung
2) Klien merupakan fokus kegiatan
3) Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
4) Kosuler memfasilitasi kreatifitas
5) Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat
6) Primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.

G. Tujuan Ronde Keperawatan


Adapun tujuan ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
1) Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.
2) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari
masalah klien.
3) Meningkatkan validitas data klien.
4) Menilai kemampuan justifikasi.
5) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
6) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.

H. Tipe Ronde
Tipe ronde keperawatan dikenal dlm studi kepustakaan. Diantaranya ialah
menurut Close & Castledine (2005) ada empat tipe ronde yaitu matrons’ rounds,
nurse management rounds, patient comfort rounds & teaching nurse.
1) Matron nurse menurut Close & Castledine (2005) seorang perawat
berkeliling ke ruangan-ruangan, menanyakan keadann pasien sesuai jadwal
rondenya. Yg dikerjakan perawat ronde ini ialah memeriksa standart

9
pelayanan, kebersihan & kerapihan, & menilai penampilan & kemajuan
perawat dlm memberikan pelayanan pada pasien.
2) Nurse management rounds menurut Close & Castledine (2005) ronde ini
ialah ronde manajerial yg melihat pada rencana pengobatan & implementasi
pada sekelompok pasien. Buat melihat prioritas tindakan yg sudah
dikerjakan serta melibatkan pasien & keluarga pada proses interaksi. Pada
ronde ini tak terjadi proses pembelajaran antara perawat & head nurse.
3) Patient comport nurse menurut Close & Castledine (2005) ronde disini
berfokus pada kebutuhan utama yg dibutuhkan pasien di rumah sakit. Fungsi
perawat dlm ronde ini ialah mencukupi semua kebutuhan pasien. Misalnya
ketika ronde dikerjakan dimalam hari, perawat menyiapkan tempat tidur buat
pasien tidur.
4) Teaching rounds menurut Close & Castledine (2005) dikerjakan antara
teacher nurse dgn perawat / mahasiswa perawat, dimana terjadi proses
pembelajaran. Teknik ronde ini biasa dikerjakan karena perawat / mahasiswa
perawat.Dgn pembelajaran langsung. Perawat / mahasiswa bisa langsung
mengaplikasikan ilmu yg didapat langsung pada pasien.
5) Daniel (2004) walking round yg tersusun dari nursing round, physician-
nurse rounds / interdisciplinary rounds. Nursing rounds ialah ronde yg
dikerjakan antara perawat dgn perawat. Physician-nurse ialah ronde pada
pasien yg dikerjakan karena dokter dgn perawat, sedangkan interdisciplinary
rounds ialah ronde pada pasien yg dikerjakan karena aneka macam tenaga
kesehatan meliputi dokter, perawat, ahli gizi serta fisioterapi, dsb.

I. Tahapan Ronde Keperawatan


Ramani (2003), tahapan ronde keperawatan ialah :
1) Pre-rounds, meliputi: preparation (persiapan), planning (perencanaan),
2) orientation (orientasi).

10
3) Rounds, meliputi: introduction (pendahuluan), interaction (interaksi),
observation (pengamatan), instruction (pengajaran), summarizing
(kesimpulan).
4) Post-rounds, meliputi: debriefing (tanya jawab), feedback (saran), reflection
(refleksi), preparation (persiapan).

Langkah-langkah Ronde Keperawatan ialah sebagai berikut:


1) Persiapan
• Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
• Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.
2) Pelaksanaan
• Penjelasan tentang klien karena perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan & rencana tindakan yang mau/
sudah dikerjakan & memilih prioritas yang butuh didiskusikan.
• Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
• Pemberian justifikasi karena perawat primer/ perawat konselor/ kepala
ruangan tentang kasus klien serta tindakan yang mau dikerjakan.
• Tindakan keperawatan pada kasus prioritas yg sudah & yg mau
ditetapkan.
3) Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan & tindakan pada klien tersebut serta menetapkan
tindakan yg butuh dikerjakan.

J. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan ialah sebagai berikut.
1) Struktur
• Persyaratan administratif (informed consent, alat & lainnya).
• Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan.
• Persiapan dikerjakan sebelumnya.

11
2) Proses
• Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
• Seluruh perserta berperan aktif dlm kegiatan ronde sesuai peran yg sudah
ditentukan.
3) Hasil
• Klien merasa puas dgn hasil pelayanan.
• Kasus klien bisa teratasi.
• Perawat bisa : Menumbuhkan cara berpikir yg kritis, Menaikkan cara
berpikir yg sistematis, Menaikkan kemampuan validitas data klien,
Menaikkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan,
Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yg berorientasi
pada kasus klien, Menaikkan kemampuan memodifikasi rencana askep,
Menaikkan kemampuan justifikasi, Menaikkan kemampuan menilai hasil
kerja.

12
PENGARAHAN DALAM KEPERAWATAN

A. Pendahuluan
Seorang pimpinan harus mengetuahui bagaimana menangani orang lain dan
mampu mempertahankan pandangan mereka dengan penuh percaya diri dan
antusias. Manajer harus belajar terus menerus dan mendidik oranglain pada
semua tingkat keberhasilan dalam tugasnya masing-masing.
Pengarahan adalah penugasan dan instruksi yang memungkinkan karyawan
memahami apa yang diharapkan darinya, dan pedoman serta pandangan
karyawan sehingga dapat berperan secara efektif dan efesien untuk mencapai
tujuan organisasi (menurut Douglas).

1) Ativitas Teknis / Objektif Fungsi Pengarahan


 Merumuskan tujuan bidang keperawatan yang realistis sesuai dengan visi
, misi dan tujuan rumah sakit.
 Menentukan prioritas utama untuk mencapai tujuan bidang keperawatan /
rumah sakit.
 Melaksanakan koordinasi dengan departemen lain/penujang untuk
mencapai tujuan pelayanan keperawatan.
 Mengidentifikasi tanggung jawab untuk seluruh kegiatan yang dilakukan
oleh kepala ruang.
 Mengelola yan keperawatan yang bermutu, aman dan berkesinambungan.
 Mempertimbangkan kebutuhan terhadaptugas-tugas yang bervariasi dan
pengembangan staf keperawatan
 Mempercayai anggota untuk mengikuti perjanjian yang telah mereka
sepakati.
 Mengiterpretasikan protokol untuk berespon terhadap hal-hal yang
insidentil.
 Menjelaskan prosedur yang harus diikuti dalam keadaan darurat.

13
 Menggunakan proses kontrol manajemen untuk mengkaji kualitas
pelayanan yang diberikan dan mengevaluasi penampilan kerja kepala
ruang dan kelompok staf keperawatan.
2) Komando
Seorang manajer dapat melakukan komando dengan tepat bila mendapat
“masukan yang akurat dan cepat dari unitnya dalam kaitan dengan semua
masalah yang ada di unit. Untuk dapat melaksanakan pengarahan dengan
baik manajer harus mengenal personil dengan kelebihan dan
keterbatasannya.
3) Koordinasi
Dalam melaksanakan Koordinasi manajer akan menciptakan
keharmonisan diantara semua aktivitas untuk mencapai tujuan pelayanan
keperawatan. Manfaat Koordinasi :
 Menghindari perasaan lepas antar tugas dan merasa lebih penting.
 Menumbuhkan rasa saling membantu
 Menimbulkan kesatuan tindakan dan sikap antar staf
4) Pendelegasian
Pendelegasian merupakan elemen utama fungsi pengarahan dari
manajemen keperawatan. Pendelegasian merupakan kemampuan dari
manajemen yang efektif dimana manajer perawatan dapat melakukan
tugasnya melalui kerja bawahannya.

Dalam pendelegasian diperhatikan

• Delegasikan pekerjaan yang dapat dilaksanakan Staf


• Staf mengetahui persis posisinya
• Garis wewenangnya jelas sehingga staf memahami kepada siapa dia
memberi wewenang, dari siapa menerima wewenang dan kepada siapa
dia bertanggung gugat dan bertanggung jawab
• Kesatuan komando

14
Hambatan dalam pendelegasian

Pendelegasian tidak mudah dilaksanakan karena beberapa hal, seperti :

• Keengganan manajer untuk mendelegasikan


• Keengganan bawahan menerima delegasi.

Strategi untuk mengatasi hambatan

• Berikan kebebasaan bawahan untuk menyelesaikan pekerjaan yang di


delegasikan
• Komando yang baik antara manajer + bawhan
• Metkan rumitnya tugas yang dilimpahkan dan derajat delegasi sampai
jangka waktu tertentu

15
Manfaat delegasi

• Makin banyak tugas yang didelegasikan makin banyak kesempatan untuk


menerima tugas yang lebih besar.
• Keputusan yang diambil baik, karena staf yang lebih tahu dan cenderung
lebih jelas tentang fakta-fakta yang ada
• Pengam. Kep lebih cepat, karena bawahan diberi wewenang untuk
mengambil kep
• Sebagai ajang pelatihan bagi bawahan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir + make pertimbangan sendiri
• Bawahan menjadi lebih bertj, karena diberi kepercayaan utk melaksanaan
tugas yang tidak selalu rutin
• Me kepercayaan diri + kesediaan untuk inisiatif

Prinsip Pendelegasian Efektif

 Keseimbangan antara tanggungjawab, kemampuan dan wewenang


 Prinsip delegasi adalah untuk memfokuskan manajer kepada tugas utama
dan untuk mengembangkan staf
 Rencanakan dan seleksi tugas yang akan didelegasikan
 Seleksi orang yang tepat dan waktu yang tepat
 Berikan arahan & motivasi staf untuk melakukannya ( tentukan tujuan
yang akan dicapai, batas waktu penyelesaiannya)
 Kunjungi staf secara periodik, diskusikan masalah-masalah moral yang
potensial, ketidaksetujuan, dan kemarahan-kemarahan.
 Kaji hasil, beri umpan balik, menerima kenyatan bahwa staf akan
menyelesaikan pendelegasian tugas dengan gayanya sendiri.
 Berikan penghargaan yang tepat
B. Kesimpulan
Pengarahan yang efektif menghasilkan hubungan kerja yang harmonis anatar
penyelia dan bawahan dan dalam pencapaian tujuan pribadi dan organisasi.

16
Pengarahan paling efektif bila bawahan mempunyai satu atasan yang kontak
langsung dengannya. Pengarahan yang mendorong kepemimpinan, motivasi dan
teknik komunikasi, dan yang menekan aspek manusiawi yang paling disukai.

17
TEORI MOTIVASI

A. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi
untuk tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam
memenuhi beberapa kebutuhan indifidual.
Motivasi berbeda dengan prilaku. Motivasi melibatkan suatu proses
psikologis untuk mencapai puncak keinginan dan maksud seorang individu untuk
berprilaku dengan cara tertentu.
Perilaku menceminkan sesuatu yang dapat dilihat atau didengar. Perilaku
dipengaruhi tidak hanya motivasi, tapi juga input inifidu dan konteks pekerjaan.
Prestasi mencerminkan standar yang ditetapkan organisasi dan diukur oleh
manajer.Motivasi diperlukan tetapi bukan satu-satunya yang mempengaruhi
prestasi kerja.

B. Teori Motivasi Abraham Maslow


Aktualisasi diri
Penghargaan kebutuhan order tinggi (internal)
Sosial
Keamanan
kebutuhan order rendah (eksternal)
Faali

Jika ingin memotivasi seseorang, menurut Maslow perlu mengetahui


berada di anak tangga manakah orang itu, dan menfokuskan pada pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan itu atau kebutuhan di atas tingkat itu.
 Faali (fisiologi) : antara lain rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan
perumahan), seks, dan kebutuhan raga lainnya.
 Keamanan : antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian
fisik dan emosional.

18
 Sosial : Mencakup kasih sayang, rasa dimiliki, diterima-baik, dan
persahabatan.
 Penghargaan : mencakup rasa hormat internal seperti harga diri, otonomi dan
prestasi, dan faktor hormat eksternal seperti status, pengakuan dan perhatian.

C. Teori Motivasi Mccleland


3 kebutuhan manusia :
 Kebutuhan akan prestasi : dorongan untuk mengungguli, berprestasi
sehubungan dengan seperangkat standar bergulat untuk sukses. Beberapa
orang mempunyai dorongan yang kuat untuk berhasil. Mereka bergulat untuk
prestasi pribadi, mereka mempunyai hasrat untuk melakukan sesuatu engan
lebih baik atau lebih efisien daripada yang dilakukan sebelumnya. Dorongan
ini adalah kebutuhan akan prestasi
 Kebutuhan akan kekuasaan : kebutuhan untuk membuat orang lain berperilak
dalam suatu cara yang orang-orang (tanpa dipaksa) tidak akan berprilaku
demikian.
 Kebutuhan akan afiliasi : hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan
akrab. Kebutuhan ini disamakan dengan hasrat disukai dan diterima-baik.

D. Teroi X dan Teori Y


Teori X mengandaikan bahwa kebutuhan order rendah mendominasi
individu. Teori Y lebih sahih dari teori X. Oleh karna itu ia mengusulkan ide-ide
seperti pengambilan keputusan parisipatif, pekerjaan yang menantang dan
bertanggungjawab, dan hubungan kelompok yang baik sebagai pendekatan yang
akan memaksimalkan motivasi pekerjaan karyawan.

E. Teori Motivasi Higiene


Bila sedang senang, mereka cenderung menghubungkan karakteristik
tertentu yaitu faktor intrinsik seperti prestasi, pengakuan, tanggungjawab,
kemajuan dan pertumbuhan ke dirinya. Di pihak lain, bila mereka tidak puas,

19
mereka cenderung mengutip faktor-faktor ekstrinsik seperti kebijakan dan
pimpinan perusahaan, hubungan antar pribai dan kondisi kerja. Oleh sebab itu
jika ingin memotivasi seseorang pada pekerjaannya, maka ia menekankan
prestasi, pengakuan kerja itu sendiri, tanggungjawab dan pertumbuhan.

F. Teori ERG ( Eksistensi, Relatedness dan Growth )


Jika Malow berrgumen bahwa seorang indifidu akan tetap pada suatu
tingkat kebutuhan tertentu sampai kebutuhan tersebut terpenui. Teori ERG
menyangkal hal itu dengan berargumen bahwa jika suatu tingkat kebutuhan dari
urutan-lebih-tinggi terhalang, akan terjadi hasrat indifidu itu untuk meningkatkan
kebutuhan tingkat lebih-rendah. Jadi tingkat lebih rendah yang terpuaskan
menghantar ke hasrat untuk memenuhi kebutuhan order lebih tinggi, tetapi
kebutuhan ganda dapat beroperasi sebagi motivator sekaligus, dan halangan
dalam mencoba memuaskan kebutuhan tingkat lebih tinggi yang dapat
menghasilkan egresi ke suatu kebutuhan tingkat lebih-rendah.

20

Anda mungkin juga menyukai