Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
karuniaNya penulis R dapat menyelesaikan Modul Materi Pembelajaran Manajemen
Keperawatan Program Studi Diploma Tiga Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Palembang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................... i
A. Definisi .................................................................................................. 1
B. Proses .................................................................................................... 1
C. Pentingnya Komunikasi Efektif ............................................................ 2
D. Komunikasi Asertif ............................................................................... 2
E. Hambatan Proses Komunikasi .............................................................. 3
F. Komunikasi dalam Organisasi .............................................................. 3
G. Cara Membina Hubungan yang Efektif dan Terapeutik ....................... 4
H. Hambatan Komunikasi .......................................................................... 4
A. Pendahuluan ......................................................................................... 13
iii
B. Kesimpulan ........................................................................................... 16
TEORI MOTIVASI
iv
KOMUNIKASI DALAM
PELAYANAN KEPERAWATAN
A. Definisi
Komunikasi adalah proses yang digunakan oleh manusia untuk mencari
kesamaan arti melalui transmisi pesan simbolik. Arti komunikasi :
Komunikasi melibatkan orang lain dan memahami komunikasi termasuk
mencoba mamahami cara manusia saling berhubungan.
Komunikasi termasuk kesamaan arti agar dapat berkomunikasi harus
menyetujui definisi istilah yang digunakan.
Komunikasi termasuk symbol, gerakan badan, suara, huruf, angka dan kata
hanya dapat mewakili ide dimaksudkan untuk dikomunikasikan.
B. Proses Komunikasi
Gangguan
Pengirim : seseorang dng informasi, kebutuhan atau keinginan dan dgn tujuan
mengkomunikasikannya kepada orang lain.
1
C. Pentingnya Komunikasi Efektif
Komunikasi menyediakan saluran umum untuk proses manajemen POAC.
Ketrampilan komunikasi yg efektif dapat membuat manajemen menggunakan
berbagai bakat yg tersedia dalam dunia multibudaya dari organisasi.
Manajer menghabiskan waktunya untuk berkomunikasi.
Komunikasi dalam keperawatan merupakan pendekatan terencana dan dipakai
secara sadar untuk mempengaruhi orang lain. Cont: staf, pasien , dll.
Kemampuan melakukan komunikasi yg efektif dan terapautik tidak terjadi
secara otomatis tetapi ketrampilan tsb harus direncanakan, dipelajari dan
dipraktekan scr berulang baik pada diri sendiri atau pada lingkungan.
Jika tidak menghambat kematangan pribadi shg akan cenderung bergumul
dgn konflik internal dan dapat terlibat konflik eksternal.
D. Komunikasi Asertif
Adalah kemampuan menyampaikan scr tepat baik pikiran & perasaan
seseorang dgn tetap menghormati & menghargai hak-hak & martabat orang lain.
Cara komunikasi asertif : kehangatan, menghargai, tulus, mendengar asertif,
sikap asertif.
Sikap Asertif adalah ketrampilan untuk menyatakan diri secara nyata,
sungguh-sungguh untuk mendapatkan sesuatu dgn tetap respek & menghargai
orang lain.
Tingkah laku Asertif :
Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, pendapat pada orang lain tanpa
menyinggung perasaan orang lain.
Berbicara dengan volume yang sesuai.
Menempatkan diri dng tk yang sesuai.
Kehidupan emosinya relatif stabil
Mempunyai percaya diri yg sesuai integritas diri yg jelas.
2
E. Hambatan Proses Komunikasi
Perbedaan persepsi.
Reaksi emosional.
Ketidakkonsistenan komunkasi verbal & non verbal.
Curiga atau tidak percaya.
3
G. Cara membina hubungan yang efektif dan terapeutik
Sullivan : hubungan intim yg sehat ditandai dgn peka akan kebutuhan orang
lain dan saling menghargai.
Rogers : hubungan yg sehat ditandai dengan komunikasi saling terbuka,
menerima orang lain sebagai individu yg berharga & empoati yg mendalam.
Pemimpin harus mempunyai kebiasaan mempersiapkan diri untuk
berhubungan dgn orang lain untuk memperlancar berkembanganyta
kematangan pribadi.
H. Macam komnunikasi
Vertikal
Tdr komunikasi keatas & kebawah lewat rantai komando organisasi.
Kebawah biasanya disaring, dimodifikasi atau dihentikan kesetiap tingkat.
Keatas disaring, dopadatkan atau diubah oleh manajer menengah yg
melihatnya sbg bagian dr pekerjaan mereka untuk melindungi manajer tk atas
dr data yg tidak penting yg berasal dr tk bawah.
Lateral & informal
Teknik komunikasi terapeutik : mendengarkan dgn penuh perhatian,
menunjukkan penerimaan, bertanya, mengulang ucapan, menbgklarifikasi,
memfokuskan dll.
4
DEFINISI PRE DAN POST CONFERENCE
Kegiatan :
5
Post Conference
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana
tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift
berikut. Isi post conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting
untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh katim atau Pj tim
(Modul MPKP, 2006)
Kegiatan :
6
1) Tujuan pre conference adalah:
Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan
asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
2) Tujuan post conference adalah:
Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan
membandingkan masalah yang dijumpai.
7
c) TTV dan kesadaran
d) Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru.
e) Masalah keperawatan
f) Rencana keperawatan hari ini.
g) Perubahan keadaan terapi medis.
h) Rencana medis.
4) Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan perawat asosiet tentang
masalah yang terkait dengan perawatan klien yang meliputi :
a) Klien yang terkait dengan pelayanan seperti :
b) keterlambatan, kesalahan pemberian makan, kebisikan pengunjung lain,
kehadiran dokter yang dikonsulkan.
c) Ketepatan pemberian infuse.
d) Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan.
e) Ketepatan pemberian obat / injeksi.
f) Ketepatan pelaksanaan tindakan lain,
g) Ketepatan dokumentasi.
5) Mengiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.
6) Mengiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan kemajuan
masing –masing perawatan asosiet
7) Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang tidak dapat
diselesaikan.
8) Tahap – tahap inilah yang akan dilakukan oleh perawat – perawat ruangan
ketika melakukan pre conference
8
Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang
memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan
teoritis ke dalam peraktik keperawatan secara langsung.
H. Tipe Ronde
Tipe ronde keperawatan dikenal dlm studi kepustakaan. Diantaranya ialah
menurut Close & Castledine (2005) ada empat tipe ronde yaitu matrons’ rounds,
nurse management rounds, patient comfort rounds & teaching nurse.
1) Matron nurse menurut Close & Castledine (2005) seorang perawat
berkeliling ke ruangan-ruangan, menanyakan keadann pasien sesuai jadwal
rondenya. Yg dikerjakan perawat ronde ini ialah memeriksa standart
9
pelayanan, kebersihan & kerapihan, & menilai penampilan & kemajuan
perawat dlm memberikan pelayanan pada pasien.
2) Nurse management rounds menurut Close & Castledine (2005) ronde ini
ialah ronde manajerial yg melihat pada rencana pengobatan & implementasi
pada sekelompok pasien. Buat melihat prioritas tindakan yg sudah
dikerjakan serta melibatkan pasien & keluarga pada proses interaksi. Pada
ronde ini tak terjadi proses pembelajaran antara perawat & head nurse.
3) Patient comport nurse menurut Close & Castledine (2005) ronde disini
berfokus pada kebutuhan utama yg dibutuhkan pasien di rumah sakit. Fungsi
perawat dlm ronde ini ialah mencukupi semua kebutuhan pasien. Misalnya
ketika ronde dikerjakan dimalam hari, perawat menyiapkan tempat tidur buat
pasien tidur.
4) Teaching rounds menurut Close & Castledine (2005) dikerjakan antara
teacher nurse dgn perawat / mahasiswa perawat, dimana terjadi proses
pembelajaran. Teknik ronde ini biasa dikerjakan karena perawat / mahasiswa
perawat.Dgn pembelajaran langsung. Perawat / mahasiswa bisa langsung
mengaplikasikan ilmu yg didapat langsung pada pasien.
5) Daniel (2004) walking round yg tersusun dari nursing round, physician-
nurse rounds / interdisciplinary rounds. Nursing rounds ialah ronde yg
dikerjakan antara perawat dgn perawat. Physician-nurse ialah ronde pada
pasien yg dikerjakan karena dokter dgn perawat, sedangkan interdisciplinary
rounds ialah ronde pada pasien yg dikerjakan karena aneka macam tenaga
kesehatan meliputi dokter, perawat, ahli gizi serta fisioterapi, dsb.
10
3) Rounds, meliputi: introduction (pendahuluan), interaction (interaksi),
observation (pengamatan), instruction (pengajaran), summarizing
(kesimpulan).
4) Post-rounds, meliputi: debriefing (tanya jawab), feedback (saran), reflection
(refleksi), preparation (persiapan).
J. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan ialah sebagai berikut.
1) Struktur
• Persyaratan administratif (informed consent, alat & lainnya).
• Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan.
• Persiapan dikerjakan sebelumnya.
11
2) Proses
• Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
• Seluruh perserta berperan aktif dlm kegiatan ronde sesuai peran yg sudah
ditentukan.
3) Hasil
• Klien merasa puas dgn hasil pelayanan.
• Kasus klien bisa teratasi.
• Perawat bisa : Menumbuhkan cara berpikir yg kritis, Menaikkan cara
berpikir yg sistematis, Menaikkan kemampuan validitas data klien,
Menaikkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan,
Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yg berorientasi
pada kasus klien, Menaikkan kemampuan memodifikasi rencana askep,
Menaikkan kemampuan justifikasi, Menaikkan kemampuan menilai hasil
kerja.
12
PENGARAHAN DALAM KEPERAWATAN
A. Pendahuluan
Seorang pimpinan harus mengetuahui bagaimana menangani orang lain dan
mampu mempertahankan pandangan mereka dengan penuh percaya diri dan
antusias. Manajer harus belajar terus menerus dan mendidik oranglain pada
semua tingkat keberhasilan dalam tugasnya masing-masing.
Pengarahan adalah penugasan dan instruksi yang memungkinkan karyawan
memahami apa yang diharapkan darinya, dan pedoman serta pandangan
karyawan sehingga dapat berperan secara efektif dan efesien untuk mencapai
tujuan organisasi (menurut Douglas).
13
Menggunakan proses kontrol manajemen untuk mengkaji kualitas
pelayanan yang diberikan dan mengevaluasi penampilan kerja kepala
ruang dan kelompok staf keperawatan.
2) Komando
Seorang manajer dapat melakukan komando dengan tepat bila mendapat
“masukan yang akurat dan cepat dari unitnya dalam kaitan dengan semua
masalah yang ada di unit. Untuk dapat melaksanakan pengarahan dengan
baik manajer harus mengenal personil dengan kelebihan dan
keterbatasannya.
3) Koordinasi
Dalam melaksanakan Koordinasi manajer akan menciptakan
keharmonisan diantara semua aktivitas untuk mencapai tujuan pelayanan
keperawatan. Manfaat Koordinasi :
Menghindari perasaan lepas antar tugas dan merasa lebih penting.
Menumbuhkan rasa saling membantu
Menimbulkan kesatuan tindakan dan sikap antar staf
4) Pendelegasian
Pendelegasian merupakan elemen utama fungsi pengarahan dari
manajemen keperawatan. Pendelegasian merupakan kemampuan dari
manajemen yang efektif dimana manajer perawatan dapat melakukan
tugasnya melalui kerja bawahannya.
14
Hambatan dalam pendelegasian
15
Manfaat delegasi
16
Pengarahan paling efektif bila bawahan mempunyai satu atasan yang kontak
langsung dengannya. Pengarahan yang mendorong kepemimpinan, motivasi dan
teknik komunikasi, dan yang menekan aspek manusiawi yang paling disukai.
17
TEORI MOTIVASI
A. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi
untuk tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam
memenuhi beberapa kebutuhan indifidual.
Motivasi berbeda dengan prilaku. Motivasi melibatkan suatu proses
psikologis untuk mencapai puncak keinginan dan maksud seorang individu untuk
berprilaku dengan cara tertentu.
Perilaku menceminkan sesuatu yang dapat dilihat atau didengar. Perilaku
dipengaruhi tidak hanya motivasi, tapi juga input inifidu dan konteks pekerjaan.
Prestasi mencerminkan standar yang ditetapkan organisasi dan diukur oleh
manajer.Motivasi diperlukan tetapi bukan satu-satunya yang mempengaruhi
prestasi kerja.
18
Sosial : Mencakup kasih sayang, rasa dimiliki, diterima-baik, dan
persahabatan.
Penghargaan : mencakup rasa hormat internal seperti harga diri, otonomi dan
prestasi, dan faktor hormat eksternal seperti status, pengakuan dan perhatian.
19
mereka cenderung mengutip faktor-faktor ekstrinsik seperti kebijakan dan
pimpinan perusahaan, hubungan antar pribai dan kondisi kerja. Oleh sebab itu
jika ingin memotivasi seseorang pada pekerjaannya, maka ia menekankan
prestasi, pengakuan kerja itu sendiri, tanggungjawab dan pertumbuhan.
20