Anda di halaman 1dari 13

NASKAH AKADEMIK

RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN


BANYURESMI

3 EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAITPENDAHULUAN

BAB
EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT 3
3.1 KETERKAITAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH
DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
LAINNYA
3.1.1 Peraturan Perundang-undangan tentang Pemerintah Daerah
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 29 Tahun 2011 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Garut Tahun 2011 – 2031 di Kecamatan Banyuresmi
yaitu sebagai berikut:
A. Rencana Sistem Perkotaan Banyuresmi
a. Menurut arahan struktur ruang Kecamatan Banyuresmi sebagai Pusat Pelayanan
Kegiatan (PPK).
b. Menuru arahan RTRW juga 2 (dua) desa di Kecamatan Banyuresmi masuk ke PKL
(Pusat Kegiatan Lokal) Perkotaan Garut yaitu Desa Pamekarsari dan Desa
Sukasenang. Kedua desa ini lebih lanjut tidak akan dimasukan kedalam deliniasi
Perkotaan Banyuresmi.
B. Rencana Sistem Transportasi Darat
Sistem jaringan transportasi darat yang terdiri dari sistem jaringan jalan, jaringan
prasarana lalu lintas dan angkutan jalan dan jaringan pelayanan lalu lintas dan
angkutan jalan.

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

Berdasarkan arahan kebijakan RTRW Kabupaten Garut terkait sistem jaringan


jalan dan jembatan yaitu:
1. jaringan jalan kabupaten;
2. jaringan jalan desa; dan
3. jembatan
Sistem jaringan jalan yaitu sebagai berikut
1. Jaringan jalan provinsi
Pemantapan ruas jalan kolektor primer 2 (dua) terdiri atas:
• Jalan Garut-Bandung
2. Jaringan jalan kabupaten
Pembangunan ruas jalan terdiri atas:
• Karangpawitan - Banyuresmi;
• Banyuresmi - Bagendit;
3. Peningkatan fungsi ruas jalan menjadi kolektor primer 4 (empat) terdiri atas:
• Cipicung - Wanaraja;
4. pembangunan jembatan terdiri atas:
• Cimurah pada ruas Jalan Cimurah - Cipicung;
C. Rencana Prasarana Lainnya
Operasionalisasi perwujudan sistem prasarana lainnya Kawasan Kecamatan
Banyuresmi meliputi rencana sistem jaringan energi, rencana sistem jaringan
telekomunikasi, rencana sistem jaringan sumber daya air dan rencana sistem
jaringan infrastruktur perkotaan.

Tabel 3.1 Rencana Sistem Prasarana Lainnya Menurut RTRW Kabupaten Garut

di Kecamatan Banyuresmi

No. Rencana Sistem Prasarana Lainnya


Sistem Sistem Jaringan Energi
1. Jaringan Pipa Minyak Dan Gas Bumi
‐ pengembangan Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji
(SPPBE);
2. Jaringan Prasarana Tenaga Listrik
‐ Pembangunan Gardu Distribusi
3. Jaringan Tenaga Transmisi Energi Listrik
‐penambahan dan perbaikan jaringan listrik
‐optimalisasi pelayanan listrik
Sistem Sistem Jaringan Telekomunikasi
‐ pengembangan jaringan telekomunikasi di desa yang belum
terjangkau sinyal telepon seluler;

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

No. Rencana Sistem Prasarana Lainnya


‐ penataan menara telekomunikasi; dan
‐ pemanfaatan menara telekomunikasi secara bersama
Sistem Sistem Jaringan Sumber Daya Air
1. jaringan sumber daya air lintas Kabupaten
‐ Sungai Cimanuk
3. Sistem Jaringan Irigasi Kabupaten
‐ pembangunan jaringan irigasi teknis berupa Daerah Irigasi (DI)
terletak di DI Leuwigoong
‐ peningkatan pengelolaan jaringan irigasi dalam DI kewenangan
Kabupaten; dan
‐ rehabilitasi pada bangunan dan saluran irigasi primer, sekunder
dan tersier dalam DI
Pengembangan Jaringan Air Baku Untuk Air Bersih
1 Penanganan Ketersediaan Air Baku Dilakukan Dengan Cara:
‐ perlindungan terhadap daerah resapan air; dan
‐ perluasan daerah tangkapan air.
2. Pemanfaatan Sumber Air Baku Dilakukan Dengan Memanfaatkan
Sungai Yangberada Di Daerah Meliputi:
‐ Sungai Cimanuk;
Sistem Penyediaan Air Minum;
‐ pengembangan sistem perpipaan di kawasan perkotaan;
‐ pengembangan sistem perpipaan dan non perpipaan di Ibu Kota
Kecamatan (IKK);
‐ peningkatan cakupan dan kapasitas pelayanan air minum;
‐ peningkatan pengelolaan air minum berbasis masyarakat pada
kawasan perdesaan; dan
‐ pengembangan alternatif sumber pembiayaan
Sistem Jaringan Persampahan
1. ‐ optimalisasi Tempat Pengelolaan Sampah Sementara (TPSS)
‐ pengembangan Pengelolaan Persampahan dengan metoda recycle,
reuse, reduce (3R) dan sistem pengomposan;
‐ Revitalisasi dan penataan TPAS Pasir Bajing
‐ Pembangunan TPAS
Sistem Jaringan Air Limbah
‐ peningkatan akses pengelolaan air limbah baik sistem on site
maupun off site (terpusat) di perkotaan maupun perdesaan
Sistem Pengelolaan Drainase
‐ pengembangan drainase mikro meliputi:
 pembangunan prasarana drainase permukiman perkotaan dan
perdesaan; dan
 penataan sistem prasarana drainase secara terpadu, meliputi
primer, sekunder dan tersier.
‐ pengembangan drainase makro melalui normalisasi dan rehabilitasi
sungai;
‐ peningkatan pelibatan stakeholders;
‐ peningkatan kapasitas pengelolaan maupun kelembagaan; dan
‐ pengembangan alternatif pembiayaan pelayanan drainase.
Jalur Evakuasi Bencana:
‐ penetapan jalur dan ruang evakuasi bencana letusan gunungapi;

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

No. Rencana Sistem Prasarana Lainnya


dan
‐ Penetapan jalur dan ruang evakuasi bencana gempa bumi,
gerakan tanah dan banjir meliputi:
 jalur ruas jalan kolektor; dan
 ruang evakuasi berupa ruang terbuka dan/atau fasilitas umum
terdekat.
Sumber: Perda Nomor 6 tahun 2019 Tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 29
Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Garut Tahun 2011 - 2031

3.1.2 Peraturan Perundang-undangan tentang Penataan Ruang


Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang menetapkan bahwa
penataan ruang diklasifikasikan berdasarkan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah
administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan, dengan ketetapan
selanjutnya sebagai berikut.
1. Penataan ruang berdasarkan sistem terdiri atas sistem wilayah dan sistem internal
perkotaan (Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang pasal 5
ayat (1)).
2. Penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan terdiri atas kawasan lindung dan
kawasan budi daya(Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang pasal 5 ayat (2)).
3. Penataan ruang berdasarkan wilayah administratif terdiri atas penataan ruang
wilayah nasional, penataan ruang wilayah provinsi, dan penataan ruang wilayah
kabupaten/kota (Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
pasal 5 ayat (3)).
4. Penataan ruang berdasarkan kegiatan kawasan terdiri atas penataan ruang kawasan
perkotaan dan penataan ruang kawasan perdesaan (Undang-Undang Nomor 26
Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang pasal 5 ayat (4)).
5. Penataan ruang berdasarkan nilai strategis kawasan terdiri atas penataan ruang
kawasan strategis nasional, penataan ruang kawasan strategis provinsi, dan penataan
ruang kawasan strategis kabupaten/kota (Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
Tentang Penataan Ruang pasal 5 ayat (5)).
Mempertimbangkan fokus kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan
Banyuresmi, serta memperhatikan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang
Penataan Ruang pasal 5 ayat (4) di atas, maka tinjauan terhadap Undang-Undang Nomor
26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang akan lebih difokuskan pada tataran kawasan
perkotaan, khususnya Kecamatan Banyuresmi. Merujuk kepada pasal 6 ayat (4) dalam
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang maka penataan ruang

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

Kawasan Perkotaan Kecamatan Banyuresmi meliputi ruang darat dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berkenaan dengan uraian di atas, maka ketentuan penataan ruang yang diamanatkan
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang adalah sebagai berikut.
1. Pasal 1 ayat (29) menetapkan bahwa kawasan strategis provinsi adalah wilayah
yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting
dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
2. Pasal 8 ayat (1) menetapkan bahwa wewenang Pemerintah dalam penyelenggaraan
penataan ruang meliputi :
 pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang
wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, serta terhadap pelaksanaan
penataan ruang kawasan strategis nasional, provinsi, dan kabupaten/kota;
 pelaksanaan penataan ruang wilayah nasional; dan
 pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis nasional;
3. Pasal 13 ayat (3) menetapkan bahwa pemerintah daerah provinsi dan pemerintah
daerah kabupaten/kota menyelenggarakan pembinaan penataan ruang menurut
kewenangannya masing-masing.
4. Pasal 14 ayat (1) menetapkan bahwa Perencanaan tata ruang dilakukan untuk
mengasilkan :
a. Rencana umum tata ruang ; dan
b. Rencana rinci tata ruang
5. Selanjutnya dalam Pasal 14 ayat (3) ditetapkan bahwa rencana rinci tata ruang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas
a. Rencana tata ruang pulau/kepulauan dan rencana tata ruang kawasan strategis
nasional;
b. Rencana tata ruang kawasan strategis provinsi; dan
c. Rencana detail tata ruang kabupaten/kota dan rencana tata ruang kawasan
strategis kabupaten/kota.
6. Kemudian masih dalam Pasal 14 tetapi pada ayat (4) ditetapkan bahwa rencana rinci
tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas disusun sebagai
perangkat operasional rencana umum tata ruang.
7. Pasal 14 ayat (5) menetapkan bahwa Rencana rinci tata ruang sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf a dan huruf b disusun apabila:
a. rencana umum tata ruang belum dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang; dan/atau

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

b. rencana umum tata ruang mencakup wilayah perencanaan yang luas dan skala
peta dalam rencana umum tata ruang tersebut memerlukan perincian sebelum
dioperasionalkan.

3.2 POKOK-POKOK PIKIRAN DALAM PERATURAN PERUNDANG-


UNDANGAN TERKAIT
3.2.1 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional
Penataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan keharmonisan antara
lingkungan alam dan lingkungan buatan dan keterpaduan pengendalian pemanfaatan
ruang wilayah nasional, provinsi dan kabupaten/kota dalam rangk perlindungan fungsi
ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkunga akibat pemanfaatan ruang.
Untuk mencapai tujuan tersebut ditetapkan Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang
Wilayah Nasional meliputi kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang dan pola
ruang wilayah nasional.

Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi peningkatan akses pelayanan perkotaan


dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhirarki; dan peningkatan
kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi,
dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah nasional.

Strategi untuk peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi
wilayah meliputi:

a. menjaga dan mewujudkan keterkaitan antarkawasan perkotaan, antara kawasan


perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah di
sekitarnya;
b. mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh
pusat pertumbuhan;
c. mengembangkan pusat pertumbuhan kota maritim yang berkelanjutan;
d. mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan
lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitamya;
e. mengembangkan pelayanan kawasan perkotaan yang mendukung sektor
unggulan sebagai kota industri, wisata, dan maritime secara berkelanjutan; dan
f. mengembangkan kota dan kawasan perkotaan baru secara holistik dan
terintegrasi, inklusif, serta berkelanjutan.

Strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana meliputi:

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

a. meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan


pelayanan transportasi darat, laut, dan udara;
b. mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi terutama di kawasan
terisolasi;
c. meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan dan tak
terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan
tenaga listrik;
d. meningkatkan infrastruktur minyak dan gas bumi nasional yang optimal; dan
e. meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan sistem
jaringan sumber daya air.

Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi:

a. kebijakan dan strategi pengembangan, pemanfaatan, dan pengelolaan kawasan lindung;


b. kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budi daya; dan
c. kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategi nasional.

Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi kebijakan dan strategi
pengembangan kawasan lindung; kebijakan dan strategi pengembangan kawasan
budidaya; dan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis nasional.

Kebijakan pengembangan kawasan lindung meliputi pemeliharaan dan perwujudan


kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan pencegahan dampak negative kegiatan manusia
yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup.

Kebijakan pengembangan kawasan budidaya meliputi perwujudan dan peningkatan


keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya; dan pengendalian perkembangan
kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan.

Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara,
pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan,
termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia. Kebijakan pengembangan
kawasan strategis nasional meliputi pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem,
melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi
perlindungan kawasan, melestarikan keunikan bentang alam, dan melestarikan warisan
budaya nasional; peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara;
pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian
nasional yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian internasional;

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat; pelestarian dan peningkatan sosial dan budaya
bangsa; pelestarian dan peningkatan nilai kawasan lindung yang ditetapkan sebagai
warisan dunia, cagar biosfer, dan ramsar; dan pengembangan kawasan tertinggal untuk
mengurangi kesenjangan tingkat perkembangan antar kawasan.

Dalam kebijakan RTRWN ini, Kabupaten Kuningan termasuk dalam kawasan


Ciayumajakuning dan sekitarnya, arahan pengembangannya adalah :

Kawasan Cirebon – Indramayu – Majalengka – Kuningan (Ciayumaja Kuning dan


Sekitarnya):

 Pertanian
 Industri
 Perikanan
 Pertambangan
 Panas Bumi
 Minyak dan gas bumi

Wilayah Pengembangan Strategis: 

WP Ciayumajakuning diarahkan pada pengembangan kegiatan yang dapat mendorong


peningkatan produksi dan distribusi pangan (padi, jagung, kedelai dan protein hewani),
peningkatan investasi, pengembangan sumberdaya alam serta perdagangan dan jasa.

Kawasan konservasi di Kabupaten Kuningan meliputi :

 Taman Nasional Gunung Ciremai (II/A/4)


 Taman Wisata Alam Linggarjati (II/B/6)

3.2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan


Penataan Ruang
Penataan ruang merupakan upaya pengalokasian ruang bagi kegiatan pembangunan untuk
menjaga keberlanjutan fungsi ruang sekaligus meminimalkan dampak negatif terhadap
lingkungan. Penerbitan PP 15/2010 sebagai salah satu amanat UU Penataan Ruang (UU
26/2007) ditujukan untuk mewujudkan harmonisasi dan keterpaduan pengaturan
penyelenggaraan penataan ruang di berbagai tingkatan pemerintahan.

Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang memberi perhatian pada


pentingnya sinkronisasi antara rencana pembangunan dengan rencana tata ruang serta
pentingnya rencana detail tata ruang di wilayah perkotaan yang akan menjadi dasar

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

pemberian izin pemanfaatan ruang. Kebijakan mengenai insentif dan disinsentif juga
diperlukan dalam rangka mendukung upaya pemanfaatan ruang yang sejalan dengan
rencana tata ruang.

Berkaitan dengan proses mekanisme pemberian persetujuan substansi rancangan Perda


RTRW yang semula diberikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum, kedepan Kementerian
terkait berencana untuk proses pemberian persetujuan substansi Perda RTRW
dilaksanakan secara Dekonsentrasi, melalui Gubernur. Landasan  hukum rencana
pelaksanaan Dekonsentrasi, adalah Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 tentang
penyelenggaraan penataan ruang:

 Pasal 58 Ayat (2): Persetujuan substansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
terhadap rancangan peraturan daerah kabupaten/kota tentang rencana tata ruang kawasan
strategis kabupaten/kota dapat didekonsentrasikan kepada gubernur;
 Pasal 62 Ayat (2):Persetujuan substansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
terhadap rancangan peraturan daerah kabupaten/kota tentang rencana detail tata ruang dapat
didekonsentrasikan kepada gubernur; dan
 Pasal 68 ayat (2): Persetujuan substansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
terhadap rencana tata ruang kawasan perkotaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten
dapat didekonsentrasikan kepada gubernur.

3.2.3 Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi Jawa
Barat
Jawa Barat menegaskan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi yang tertuang dalam
Peraturan Daerah No. 22 Tahun 2010 terdiri atas:

1. Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan


a. Penetapan Kuningan sebagai PKL Perkotaan dengan wilayah pelayanan
kabupaten dan beberapa kecamatan;
b. Penetapan Cilimus, Ciawigebang, Luragung dan Kadugede sebagai PKL
Perdesaan.
2. Rencana Pengembangan Infrastruktur Jalan dan Perhubungan
a. Pengembangan jaringan jalan primer sebagai penghubung antara pusat-pusat
kegiatan, PKN, PKN dan PKW, antar PKW, PKW dan PKL, maupun
dengan kawasan strategis nasional dan provinsi.
- WP Ciayumajakuning yaitu Peningkatan jalan poros timur di jalur
Pangandaran – Ciamis – Cikijing – Cirebon Peningkatan kapasitas dan
kondisi ruas jalan strategis;
3. Rencana Pengembangan Infrastruktur Sumberdaya Air dan Irigasi

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

a. Pengembangan waduk/bendungan, situ, dan embung dalam rangka


konservasi dan pendayagunaan sumber daya air Waduk Lapangan Cinunjang
di Kabupaten Kuningan;
- Revitalisasi dan optimalisasi waduk dan danau/situ
- Rehabilitasi hutan dan lahan kritis di hulu DAS
- Pengembangan infrastruktur pengendali banjir
- Peningkatan kondisi jaringan irigasi
b. Pengembangan prasarana pengendali daya rusak air
- Pengembangan infrastruktur pengendali banjir
4. Infrastruktur Irigasi
a. Pengembangan jaringan irigasi.
- Peningkatan kondisi jaringan irigasi
5. Rencana Pengembangan Infrastruktur Energi dan Kelistrikan
a. Pengembangan Sumber Energi Panas Bumi Sangkan Hurip Gunung Ceremai
Kabupaten Kuningan
b. Pengembangan gas perkotaan (city gas);
c. Pengembangan stasiun pengisian gas (SPPBE);
d. Pengembangan pemanfaatan batubara untuk industri dan pembangkit
listrik;dan
e. Pengembangan desa-desa mandiri energi.
6. Rencana Pengembangan Infrastruktur Telekomunikasi:
a. Pengembangan infrastruktur telekomunikasi perdesaan khususnya di
Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Indramayu.
b. Pengembangan Cyber Province
7. Rencana Pengembangan Infrastruktur Permukiman
a. Infrastruktur Permukiman Perkotaan dan Perdesaan
- Infrastruktur Permukiman Perkotaan:
 Pengembangan kawasan siap bangun atau lingkungan siap bangun
 Peningkatan pelayanan air bersih berupa pembangunan IPA/WTP
dan jaringan pipa distribusi
 Peningkatan sistem pengelolaan air limbah;
 Penataan jaringan drainase perkotaan;
 Penataan permukiman kumuh;
 Pembangunan kawasan olah raga terpadu di PKN dan PKW dan
sarana olah raga di PKL;

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

 Pembangunan Rumah Sakit Tipe A di PKN, Rumah Sakit Tipe B


di PKW dan Rumah Sakit Tipe C di PKL;
- Infrastruktur Permukiman Perdesaan:
 Peningkatan infrastruktur dasar permukiman di desa tertinggal,
desa terpencil, desa perbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah,
permukiman kumuh nelayan, dan kawasan rawan bencana;
 Penataan kawasan permukiman perdesaan dengan prinsip
konservasi dan pengelolaan bencana;
 Pembangunan sarana olah raga dan pusat kegiatan belajar;
 PembangunanPuskesmas
3.2.4 Peraturan Perundang-Undang tentang Pemerintah Daerah (UU No. 23
Tahun 2014)
Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi
serta Daerah Kabupaten/Kota. didasarkan pada prinsip akuntabilitas, efisiensi, dan
eksternalitas, serta kepentingan strategis nasional. Berdasarkan prinsip tersebut, kriteria
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Provinsi adalah urusan
pemerintahan yanglokasinya lintas Daerak Kabupaten/Kota, urusan pemerintahan yang
penggunanya lintas daerah kabupaten/kota, urusan pemerintahan yang manfaat atau
dampak negatifnya lintas Dearha Kabupaten/Kota dan urusan pemerintahan yajng
penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh Daerah Provinsi.

Urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang yang menjadi
kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi adalah sebagai berikut:

a) Pengelolaan sumber daya alam dan bangunan pengaman pantai pada wilayah sungai,
lintas Kabupaten/Kota.
b) Pengembangan dan [engelolaan system irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi
yang luasnya 1000 ha – 3000 ha, dan daerah irigasi lintas Kabupaten/Kota.
c) Pengelolaan dan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum lintas Daerah
Kabupaten/Kota.
d) Pengembangan sistem dan pengelolaan persampahan regional.
e) Pengelolaan dan pengembangan sistem air limbah domestik regional.
f) Pengelolaan dan pengembangan system drainase yang terhubung langsung dengan sungai
lintas Kabupaten/Kota.
g) Penyelenggaraan infrastruktur pada permukiman di kawasan strategis Provinsi
h) Penetapan bangunan gedung untuk kepentingan strategis Daerah Provinsi.
i) Penyelenggaraah bangunan gedung untuk kepentingan strategis Daerah Provinsi.

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

j) Penyelenggaraan penataan bvangunan danlingkungan di kawasan strategis Provinsi dan


penataan bangunan dan lingkungannya lintas Kabupaten/Kota.
k) Penyelengaraan jalan provinsi.
l) Penyelenggaraan pelatihan tenaga ahli konstruksi.
m) Penyelenggaraan system informasi jasa konstruksi cakupan daerah provinsi.
n) Penyelenggaraan penataan ruang daerah provinsi.

Pemerintah Provinsi berhak menetapkan kebijakan Daerah untuk menyelenggarakan


Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah seperti yang disebutkan di atas.
Dalam menetapkan kebijakan daerah tersebut, Pemerintah Daerah harus berpedoman
pada norma, standar, prosedur, dan kriteria yang telah ditetapkan pemerintah pusat.

Penyelenggaraan desentralisasi mensyaratkan pembagian urusan pemerintahan antara


pemerintah dengan daerah otonom. Pembagian urusan pemerintahan tersebut didasarkan
pada pemikiran bahwa selalu terdapat berbagai urusan pemerintahan yang sepenuhnya/
tetap menjadi kewenangan pemerintah. Urusan pemerintahan tersebut menyangkut ter-
jaminnya kelangsungan hidup bangsa dan negara secara keseluruhan. Urusan
pemerintahan dimaksud meliputi politik luar negeri, pertahanan keamanan, moneter dan
fiskal nasional, yustisi dan agama. Di samping itu terdapat bagian urusan pemerintah
yang bersifat concurrent artinya urusan pemerintahan yang penanganannya dalam bagian
atau bidang tertentu dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah
daerah. Dengan demikian setiap urusan yang bersifat concurrent senantiasa ada bagian
urusan yang menjadi kewenangan pemerintah, ada bagian urusan yang diserahkan kepada
provinsi, dan ada bagian urusan yang diserahkan kepada kabupaten/kota. Urusan
pemerintahan konkuren, sebagaimana disebutkan dalam pasal 11 Undang-Undang Nomor
23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, meliputi urusan pemerintahan wajib dan
urusan pemerintahan pilihan. Urusan pemerintahan wajib terdiri atas urusan pemerintahan
wajib terkait pelayanan dasar dan urusan pemerintahan yang tidak berkaitan dengan
pelayanan dasar.

Selanjutnya dalam Pasal 12 disebutkan bahwa urusan pemerintah wajib yang berkaitan
dengan pelayanan dasar terdiri atas 6 urusan yaitu pendidikan, kesehatan, pekerjaan
umum, penataan ruang, perumahan rakyat, kawasan permukiman, ketenteraman,
ketertiban umum, pelindungan masyarakat, dan sosial. Sedangkan urusan pemerintahan
wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar yaitu meliputi urusan tenaga kerja,
pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, pangan, pertanahan, lingkungan hidup,
administrasi kependudukan dan pencatatan sipil, pemberdayaan masyarakat dan desa,
pengendalian penduduk dan keluarga berencana, perhubungan, komunikasi dan

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
NASKAH AKADEMIK
RENCANA TATA RUANG KAWASAN DAN PERATURAN ZONASI KECAMATAN
BANYURESMI

informatika, koperasi dan UKM, penanaman modal, kepemudaan dan olah raga, statistic,
persandian, kebudayaan, perpustakaan dan kearsipan. Selain urusan wajib, terdapat
urusan pemerintah pilihan yaitu hal-hal yang berkaitan dengan kelautan dan perikanan,
pariwisata, pertanian, kehutanan, energi dan sumber daya mineral, perdagangan,
perindustrian dan transmigrasi.

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT


1-1
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

Anda mungkin juga menyukai