PRAKTIKUM KE-2
Kelompok/Paralel: 1/3
2022
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
IPB UNIVERSITY
I PENDAHULUAN
II TUJUAN PRAKTIKUM
III METODOLOGI
10. Es krim baja Jambu, susu full cream, susu skim, Dibekukan
(bayam merah- gula, emulsifier
jambu biji)
Tabel 3.1 menunjukkan ide yang telah terkumpul dari setiap anggota
kelompok. Ide yang disampaikan mencakup jenis produk, bahan baku, serta
metode pengolahan. Total dari keseluruhan adalah 10 ide pengembangan produk
makanan baru. Seluruh ide kemudian akan disaring sehingga menghasilkan satu
ide yang akan dilanjutkan.
Kekurangan:
Harga daging
sapi relatif
mahal
5. Dimsum
Dimsum merupakan salah satu jenis makanan yang berasal dari negara Cina
dan merupakan makanan ringan. Dimsum pada umumnya terbuat dari tepung
terigu dan teknik pembuatan dimsum pada umumnya dimasak dengan cara
dikukus, digoreng, direbus, dan dipanggang. Umumnya dimsum memiliki rasa
asin yang gurih biasanya dihidangkan sebagai camilan. Ragam bentuk dan
tampilan dimsum begitu kaya. Jenisnya ada beberapa macam, diantaranya
dumpling, yaitu dimsum dengan kulit transparan, diisi daging sapi, udang, ayam,
dan sayuran. Jenis lainnya adalah pao kukus, yaitu roti kukus isi daging. Lumpia
juga termasuk dimsum, ada juga ceker ayam, siomay, dan lain-lain (Sipahutar
2019). Ide produk makanan berupa dimsum ini terbuat dari bahan-bahan yang
bergizi dan baik untuk mencegah dan mengatasi permasalahan anemia pada
remaja. Isian dimsum mengkombinasikan dua bahan utama, yaitu daging sapi dan
hati ayam, bahan pangan yang dikenal sebagai salah satu sumber zat besi.
Menurut TKPI Kemenkes (2019), daging sapi mengandung zat besi sebesar 2,8
mg/100 g. Hati ayam mengandung 15,8 mg zat besi/100 g. Selain isian, kulit
dimsum juga dibuat dengan menambahkan sari daun bayam merah yang
mengandung zat besi sebesar 7 mg/100 g bayam merah.
Pembuatan dimsum dimulai dengan mempersiapkan bahan-bahan untuk
membuat kulit dimsum terlebih dahulu, yaitu sari daun bayam merah, tepung
terigu, tapioka, garam, minyak, dan air. Selanjutnya, mencampurkan tepung
terigu, tapioka, garam, dan sari daun bayam merah hingga rata kemudian
menambahkan air dan minyak goreng sedikit demi sedikit ke dalam adonan
sambil diuleni hingga adonan kalis dan tidak lengket. Bulatkan adonan dan tutup
rapat dengan kain bersih atau plastik wrap, diamkan adonan selama 30 menit agar
adonan lebih kalis dan lentur. Setelah 30 menit, uleni lagi adonan dan taburi
tepung maizena agar tidak lengket. Selanjutnya adonan dibagi menjadi beberapa
bagian dan gilas tiap adonan menggunakan rolling pin atau alat lain sampai tipis.
Cetak adonan kulit dimsum menggunakan tutup gelas besar atau benda lain yang
berbentuk bulat. Proses dilakukan sampai semua bahan adonan habis dan taburi
dengan tepung maizena setiap lembar kulit dimsum agar tidak lengket. Pembuatan
isian dimsum diawali dengan mencampurkan daging sapi cincang, hati ayam,
tepung tapioka, telur, dan bumbu kemudian diaduk hingga rata. Selanjutnya,
ambil kulit dimsum yang telah dibuat sebelumnya, masukkan 1 sdm adonan ke
bagian tengah kulit lalu bentuk menjadi dimsum hingga rapi, kemudian
tambahkan topping daun bayam hijau diatasnya. Langkah selanjutnya yaitu
mengukus dimsum selama 15 menit atau hingga matang.
6. Pukis
Pukis adalah salah satu jenis kue basah khas Indonesia dengan bahan dasar
tepung terigu yang menggunakan bahan tambahan (ragi) sebagai pengembang
volume adonan yang selanjutnya dipanggang dalam cetakan (Salim et al. 2020).
Kue pukis memiliki bentuk dan warna yang khas. Bagian atas kue pukis berwarna
kuning dan bagian bawahnya kecoklatan. Kue pukis memiliki bentuk yang khas
karena menggunakan cetakan khusus kue pukis saat proses pemanggangan
(Holidya 2019). Pukis ini terbuat dari Bayam, yang merupakan sayuran yang
banyak mengandung Fe (zat besi) yang kemudian dikombinasikan dengan
Mangga yang mana termasuk buah-buahan yang kaya akan vitamin C sehingga
dapat meningkatkan penyerapan besi oleh tubuh secara maksimal (Pibriyanti et al.
2021). Bayam mengandung 3,5 mg zat besi per 100g nya, sedangkan mangga
mengandung 12 mg vitamin C yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Pukis
Spingo (spinach-mango) dibuat dengan cara mengocok telur bersamaan dengan
gula pasir hingga tercampur dan sedikit mengembang, setelah itu dicampurkan
dengan mentega yang sudah dicairkan terlebih dahulu dan sari buah mangga
secara perlahan sambil tetap di mixer sambil dimasukkan tepung terigu sedikit
demi sedikit. Setelah itu dimasukkan sedikit ragi guna mengembangkan adonan.
Langkah terakhir, dimasukkan santan dengan tetap dikocok hingga merata dan
tercampur dengan sempurna. Setelah itu, adonan ditutup selama satu jam hingga
adonan mengembang sempurna. Setelah adonan mengembang, adonan siap untuk
di panggang pada cetakan, sebelum adonan dimasukkan ke dalam cetakan, tempat
cetakan dilumuri dengan mentega guna mencegah adonan lengket dan menambah
cita rasa pukis. Setelah pukis hampir matang, diberikan taburan garnish bayam.
Hal ini dilakukan guna mempertahankan kadar zat besi yang terkandung di dalam
bayam.
lebih mudah diabsorbsi pada usus halus (Andaruni dan Nurbaety 2018).
Saat ini permasalahan gizi di Indonesia masih saja terjadi, salah satunya
adalah anemia pada remaja. Asupan zat gizi yang adekuat dapat mengarasu
permasalahan gizi yang terjadi di Indonesia. Salah satu solusi untuk mengatasi
berbagai permasalahan gizi yang terjadi adalah dengan mengembangkan berbagai
ide dan inovasi produk makanan baru. Sebanyak sepuluh ide telah dikembangkan
bertujuan untuk mengatasi permasalahan gizi yaitu anemia pada remaja.
Kemudian dilakukan penyaringan ide yang didasarkan pada berbagai faktor
sehingga terpilih tiga ide produk pengembangan makanan baru. Tiga produk
terpilih yaitu Dimsum, Yam-so (Bakso daging bayam merah), dan Nugget tempe-
hati ayam. Ketiga ide tersebut disaring menjadi satu ide yang akan dikembangkan
lebih lanjut yaitu Yam-so (Bakso daging bayam merah). Adanya pengembangan
ide produk makanan baru diharapkan bisa menjawab permasalahan gizi dan
pangan salah satunya anemia pada remaja.
VI DAFTAR PUSTAKA
Andaruni NQR, Nurbaety BQ. 2018. Efektivitas pemberian tablet zat besi (Fe),
vitamin c, dan jus buah jambu terhadap peningkatan kadar hemoglobin (Hb)
remaja putri di Universitas Muhammadiyah Mataram. Midwifery Journal.
3(2): 104-107.
Baitirahman AN, Utami NP. 2019. Pengaruh penambahan varian ubi jalar
terhadap sifat organoleptik es krim. Journal of Food and Culinary. 2(1): 11-
16.
Charisa AR. 2015. Perancangan pengembangan produk baru pada cv sekawan
Sidoarjo. AGORA. 3(1): 68-74.
Elisa. 2013. Bakso Istimewa; Alami dan Praktis. Surabaya (ID): Linguakata.
Fauziah A, Fajri R, Hermanto RA. 2019. Daya terima dan kadar zat besi nugget
hati ayam dengan kombinasi tempe sebagai pangan olahan sumber zat besi.
Journal of Holistic and Health Sciences. 3(2): 65-74.
Fauziah NA, Maulany N. 2021. Konsumsi buah kurma untuk meningkatkan kadar
hemoglobin ibu hamil trimester III dengan gangguan anemia. Majalah
Kesehatan Indonesia. 2(2): 49-54.
Firmansyah MA, Roosmawarni A. 2019. Kewirausahaan: Dasar dan Konsep.
Surabaya (ID): Qiara Media.
Fitriany J, Saputri AI. 2018. Anemia Defisiensi Besi. Jurnal Averrous. 4(2): 1-14.
Hadi A, Siratunnisak N. 2016. Pengaruh penambahan bubuk coklat terhadap sifat
fisik, kimia, dan organoleptik minuman instan bekatul. AcTion Journal.
1(2): 121-129.
Holidya N. 2019. Pengaruh substitusi tepung MOCAF (modified cassava flour)
dan penambahan puree daun kelor (Moringa oleifera) terhadap sifat
organoleptik ke pukis. e-Journal Tata Boga. 8(3): 439-447.
[Kemenkes RI] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Tabel
Komposisi Pangan Indonesia. Jakarta (ID): Kemenkes RI.
[Kemenkes RI] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Tabel
Komposisi Pangan Indonesia. Jakarta (ID): Kemenkes RI.
Ntau E, Djarkasi GSS, Lalujan LE. 2021. Pengaruh penambahan gelatin terhadap
kualitas fisik es krim sari jagung manis. Sam Ratulangi Journal of Food
Research. 1(1): 10-19.
Pibriyanti K, Nurohmi S, Sari DS. 2021. Efektivitas suplementasi zat besi dan
vitamin c untuk memperbaiki status anemia santri. MGMI. 12(2): 93-106.
Prihadyanti D, Sari K. 2020. Proses inovasi produk pangan fungsional: studi kasus
perusahaan-perusahaan lokal di Indonesia. Jurnal Manajemen Teknologi.
19(2): 196-220.
Purnomo B. 2017. Pengembangan produk dan inovasi produk pada teh hijau cap
pohon kurma (studi pada PT Panguji Luhur Utama). Jurnal Maksipreneur.
6(2): 27-35.
Rahmawati. 2020. Kandungan gizi tepung jamur tiram dan bayam alternatif bahan
olahan pangan. FoodTech: Jurnal Teknologi Pangan. 3(2): 12-20.
Roselyn AP, Khusuma A, Agata A. 2018. Pemberian buah kurma (Phoenix
Dactylifera) ke penderita anemia pada remaja putri terhadap kadar
hemoglobin di SMA Negeri 1 Natar Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Selatan. Jurnal Analisis Medika Bio Sains. 5(1): 1-6.
Salim A, Azni IN, Giyatmi. 2020. Pengaruh konsentrasi ubi jalar ungu terhadap
mutu pukis. Agritechnology. 3(2): 87-97.
Sipahutar WN. 2019. Penentuan kadar protein pada dimsum siomay dengan
menggunakan metode kjeldahl sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
(SNI) [skripsi]. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Sundari D, Almasyhuri, Lamid A. 2015. Pengaruh proses pemasakan terhadap
komponen zat gizi bahan pangan sumber protein. Media Litbangkes. 25(4):
235-242.
Syarifah AN, Amrih D. 2021. Pengaruh variasi tepung sayuran pada keripik
tortila. Jurnal Agercolere. 3(1): 14-20.
[USDA]. United States Departemen Agriculture. 2010. National Nutrient
Database for Standard Reference. Washington DC: FoodData Central
Yudhistira B, Sari TR, Affandi R. 2019. Karakteristik fisik, kimia, dan
organoleptik cookies bayam hijau (Amaranthus tricolor) dengan
penambahan tomat (Solanum lycopersicum) sebagai upaya pemenuhan
defisiensi zat besi pada anak-anak. Journal of Agro-Based Industry. 36(2):
83-95.