Anda di halaman 1dari 24

GIZ334 PERCOBAAN MAKANAN

SEMESTER GENAP T.A. 2021/2022

PRAKTIKUM KE-2

PEMBANGKITAN IDE DAN PENYARINGAN IDE PRODUK MAKANAN


BARU

Kelompok/Paralel: 1/3

Kontribusi dalam praktikum dan Tanda


No Nama NIM
pembuatan laporan tangan
1 Aini S I14190003 Pendahuluan, Hasil dan
Pembahasan
2 Ajeng LN I14190004 Hasil dan Pembahasan

3 Alya R I14190005 Metode, Hasil dan Pembahasan

4 Annisa F I14190009 Metode, Hasil dan Pembahasan

5 Della NR I14190010 Hasil dan Pembahasan, Simpulan,


Editor

Asisten Praktikum: 1) Egi Barnas Arifin (I14180067)


2) Nadya Fitriasih Nabiu (I1501202012)

2022
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
IPB UNIVERSITY
I PENDAHULUAN

Usaha untuk mengembangkan produk melalui product development dan


product innovation menjadi sangat menentukan dan sangat kritikal terutama pada
era perkembangan zaman yang semakin cepat dan selalu berubah-ubah mengikuti
perubahan pola gaya hidup para trend setter. Pengembangan produk merupakan
aktivitas lintas disiplin yang membutuhkan kontribusi dari hampir semua fungsi
yang ada di perusahaan, tetapi tiga fungsi yang selalu paling penting bagi proyek
pengembangan produk meliputi pemasaran (marketing), perancangan (design),
dan manufaktur. Proses pengembangan produk terdiri atas delapan tahapan, yaitu
penciptaan ide produk, penyaringan ide produk, pengembangan dan pengujian
konsep, pengembangan strategi pemasaran, analisis bisnis, pengembangan
produk, uji pemasaran skala kecil, dan komersialisasi (Purnomo 2017).
Pembentukkan ide merupakan langkah awal dalam perencanaan pengembangan
produk baru. Ide adalah buah pikir manusia yang muncul karena adanya suatu
pengamatan yang secara rasional dianggap logis dan memiliki nilai manfaat baru.
Ide dapat mengubah sesuatu yang sederhana menjadi kompleks, atau sebaliknya.
Ide atau gagasan dapat diperoleh melalui berbagai metode seperti melakukan riset,
mengikuti perkembangan tren, mengamati fenomena yang terjadi di masyarakat,
berdiskusi, dan kegiatan lainnya (Firmansyah dan Roosmawarni 2019). 
Tahap selanjutnya setelah mendapatkan sekian ide produk adalah
melakukan penyaringan atau screening atas semua ide produk tersebut. Screening
atas ide produk dimaksudkan untuk mendapatkan ide produk yang benar-benar
layak untuk diproses ke tahap selanjutnya, untuk mengurangi biaya proses, untuk
meminimalkan resiko gagal produk, dan untuk memilih hanya ide produk yang
benar-benar bagus dan bisa dikerjakan oleh perusahaan saja yang akan diproses
lebih lanjut. Proses screening atau penyaringan tentu saja harus dilakukan
menggunakan atau memiliki mekanisme khusus untuk setiap tujuan produk,
dimana mekanisme ini didasarkan pada beberapa hal, seperti tujuan penciptaan
produk (manfaat dan sasaran), sumber daya perusahaan, proses produksi, proses
pemasaran, regulasi (pemerintah, lingkungan, dll), estimasi profit yang bisa
didapatkan dari penjualan dan tingkat ROI, serta ketersediaan bahan baku beserta
kandungan gizinya (Prihadyanti dan Sari 2019). Kandungan zat gizi dalam suatu
produk makanan baru yang tujuannya untuk mengatasi permasalahan gizi
merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam produksi
produk makanan baru.
Kandungan gizi yang terkandung dalam suatu produk makanan dapat
berkurang atau rusak jika proses pengolahan yang dilakukan kurang tepat.
Pengolahan bahan pangan merupakan pengubahan bentuk asli kedalam bentuk
yang mendekati bentuk untuk dapat segera dimakan. Salah satu proses pengolahan
bahan pangan adalah menggunakan pemanasan. Pengolahan pangan dengan
menggunakan pemanasan dikenal dengan proses pemasakan yaitu proses
pemanasan bahan pangan dengan suhu 100⁰C atau lebih dengan tujuan utama
adalah memperoleh rasa yang lebih enak, aroma yang lebih baik, tekstur yang
lebih lunak, untuk membunuh mikroba dan menonaktifkan semua enzim. Namun
proses pengolahan juga dapat bersifat menguntungkan terhadap beberapa
komponen zat gizi bahan pangan tersebut yaitu perubahan kadar kandungan zat
gizi, peningkatan daya cerna dan penurunan berbagai senyawa antinutrisi (Sundari
et al. 2015). Oleh karena itu, sebagai calon ahli gizi perlu mempertimbangkan
berbagai aspek yang memengaruhi kandungan gizi bahan pangan dalam
mengembangkan ide produk makanan baru sehingga akhirnya dapat mencapai
tujuan yaitu mengatasi permasalahan gizi dan pangan.

II TUJUAN PRAKTIKUM

Praktikum ini bertujuan membangkitkan ide produk makanan baru yang


ingin dikembangkan untuk menjawab permasalahan gizi dan pangan yang telah
dipilih.

III METODOLOGI

3.1 Pembangkitan ide pengembangan produk makanan baru


Pembangkitan ide pengembangan produk makanan baru dilakukan melalui
diskusi kelompok. Setiap anggota kelompok memberikan dua buah ide terkait
produk makanan baru. Berikut daftar ide yang telah diberikan setiap anggota
kelompok ditampilkan pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Ide pengembangan produk makanan baru
Metode
No  Jenis Produk Bahan Baku
Pengolahan

1. Kebab cemia Kulit kebab, daging sapi, bayam Dipanggang


(Kebab merah, kacang merah, selada,
pencegah mayonnaise
anemia)

2. Domi (Donat Tepung terigu, ragi, gula, gara, susu, Digoreng


untuk anemia) margarine, bayam merah, keju, abon
sapi

3. Yam-So (Bakso Daging sapi, bayam merah, tepung Direbus


daging isi tapioka,telur
bayam)

4. Macho (Kurma Kurma, bubuk cokelat, susu, gula Dibekukan


choco) halus, mentega

5. Dimsum Daging sapi, hati ayam, labu siam, Dikukus


telur, tepung terigu, tepung tapioka,
bayam merah
Tabel 3.1 Ide pengembangan produk makanan baru (lanjutan)
6. Pukis Spingo Bayam, mangga, telur, tepung terigu, Baking pan
(Spinach- mentega, ragi
Mango)

7. Nugget tempe- Hati ayam, tempe, telur tepung terigu, Dikukus


hati ayam tepung panir, dan bumbu

8. Brownies Tempe, bayam merah, tepung terigu, Dikukus


Tempe-bayam telur, mentega, baking powder, bubuk
merah cokelat dan gula pasir

9. Keripik torba Bayam, tepung jagung, gula, garam, Dipanggang


(tortilla bayam) bawang putih, penyedap rasa, merica
bubuk 

10. Es krim baja Jambu, susu full cream, susu skim, Dibekukan
(bayam merah- gula, emulsifier
jambu biji)

Tabel 3.1 menunjukkan ide yang telah terkumpul dari setiap anggota
kelompok. Ide yang disampaikan mencakup jenis produk, bahan baku, serta
metode pengolahan. Total dari keseluruhan adalah 10 ide pengembangan produk
makanan baru. Seluruh ide kemudian akan disaring sehingga menghasilkan satu
ide yang akan dilanjutkan.

3.2 Penyaringan ide pengembangan produk makanan baru


Proses dalam pengembangan produk baru meliputi beberapa tahapan, yaitu
pembangkitan ide, penyaringan ide, pengujian konsep, analisa bisnis,
pengembangan produk, pengujian pasar, dan komersialisasi (Charisa 2015).
Tahap pembangkitan ide dalam pengembangan produk makanan baru oleh setiap
anggota tim sebelumnya telah dilakukan, setiap anggota tim menyumbang
minimal dua ide produk sehingga diperoleh banyak ide terkait produk makanan
baru.  Ide-ide produk tersebut telah dilengkapi dengan jenis produk, bahan baku,
dan metode pengolahan yang akan digunakan nantinya. Penyaringan ide
dilakukan dengan mengevaluasi setiap ide yang ada dan dieliminasi hingga
ditemukan ide yang ingin diterapkan. Penyaringan ide ini bertujuan untuk
memilih tiga ide teratas yang nantinya akan dibahas lebih lanjut. Kemudian, dari
ide-ide yang terpilih kemudian dirancang konsep yang sesuai. Penyaringan ide
produk makanan baru dilakukan dengan metode diskusi bersama dengan semua
anggota tim, selanjutnya setiap anggota tim memaparkan idenya masing-masing
kemudian dilakukan voting oleh setiap anggota untuk memilih tiga ide terbaik
disertai alasan singkat memilih produk tersebut. Tiga ide yang memperoleh voting
terbanyak akan menjadi ide yang akan dibahas lebih lanjut.
Berdasarkan hasil diskusi dan voting, diperoleh tiga ide teratas, yaitu
Dimsum, Yam-so (Bakso Daging isi Bayam), dan nugget hati ayam dan tempe.
Ide produk Dimsum memiliki keunggulan dari bahan baku mudah ditemukan,
bahan utama yang menggunakan pangan hewani juga menjadi sumber zat besi
yang baik, serta proses pembuatannya yang cukup mudah. Selain itu, dimsum
sangat populer bagi remaja putri. Produk Yam-so (Bakso Daging isi Bayam)
dipilih karena bahan yang mudah dicari dan harganya cukup ekonomis. Selain itu,
metode pengolahan yang sederhana dan peralatan masak yang digunakan juga
tidak terlalu banyak. Selain itu, daging menjadi bahan untuk pertimbangan zat
besi dari produk ini, kemudian bahan tambahan bayam merah selain untuk
kebutuhan zat besi dapat membuat warna dimsum menjadi lebih menarik. Produk
Nugget hati ayam tempe dipilih karena pangan olahan nugget banyak diminati
oleh masyarakat. Bahan bakunya mudah didapat, harga bahannya cukup
terjangkau, serta proses pengolahan yang mudah. Bahan utama tempe dan hati
ayam menjadi hal yang menarik untuk produk nugget, selain itu tinggi akan zat
besi.
Produk-produk lain yang tidak terpilih dikarenakan memikirkan beberapa
pertimbangan dari segi proses produksinya, pengemasan, penyimpanan, serta
ketersedian sarana dan prasarana selama pengolahannya. Salah satunya, untuk
produk es krim bayam merah dan jambu biji tidak dipilih dikarenakan selama
proses penyimpanannya membutuhkan suhu freezer, sehingga dikhawatirkan akan
cukup sulit dalam distribusi maupun penyimpanannya nanti. Ketiga produk yang
dipilih semua sudah melalui berbagai pertimbangan-pertimbangan dari segala sisi
sehingga ketiga produk tersebut diharapkan mampu membantu mengatasi latar
belakang masalah yang telah dipilih sebelumnya yaitu anemia pada remaja putri.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembangkitan ide pengembangan produk makanan baru


Pembangkitan ide pengembangan produk makanan baru dilakukan melalui
diskusi kelompok. Setiap anggota kelompok memberikan dua buah ide terkait
produk makanan baru. Berikut daftar ide yang telah diberikan setiap anggota
kelompok dan juga contoh gambar produk yang ditampilkan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Pembangkitan ide pengembangan produk makanan baru
Metode
No Jenis produk Bahan baku Gambar contoh produk
pengolahan
1 Kebab cemia Kulit kebab, Dipanggang
(Kebab daging sapi,
pencegah bayam merah,
anemia) kacang merah,
selada, mayonaise

2 Domi (Donat Tepung terigu, Digoreng


untuk ragi, gula, gara,
anemia) susu, margarine,
bayam merah,
keju, abon sapi
Tabel 4.1 Pembangkitan ide pengembangan produk makanan baru (lanjutan)
3 Yam-So Daging sapi, Direbus
(Bakso bayam merah,
daging isi tepung
bayam) tapioka,telur

4 Macho Kurma, bubuk Dibekukan


(Kurma cokelat, susu, gula
choco) halus, mentega

5 Dimsum Daging sapi, hati Dikukus


ayam, labu siam,
telur, tepung
terigu, tepung
tapioka, bayam
merah

6 Pukis Spingo Bayam, mangga, Baking pan


(Spinach- telur, tepung
Mango) terigu, mentega,
ragi

7 Nugget Hati ayam, tempe, Dikukus


tempe-hati telur tepung terigu,
ayam tepung panir, dan
bumbu

8 Brownies Tempe, bayam Dikukus


Tempe- merah, tepung
bayam merah terigu, telur,
mentega, baking
powder, bubuk
cokelat dan gula
pasir

9 Keripik torba Bayam, tepung Dipanggang


(tortilla jagung, gula,
bayam) garam, bawang
putih, penyedap
rasa, merica
bubuk 
Tabel 4.1 Pembangkitan ide pengembangan produk makanan baru (lanjutan)
1 Es krim baja Jambu, susu full Dibekukan
0 (bayam cream, susu skim,
merah-jambu gula, emulsifier
biji)

Setiap anggota kelompok menyumbang dua ide terkait produk makanan


baru. Ide produk makanan yang dikembangkan oleh anggota kelompok memiliki
kekurangan maupun kelebihan dari segi bahan baku dan proses pengolahan.
Berikut merupakan kelebihan, kekurangan, kesesuaian dengan permasalahan gizi
yang ditangani, dan target konsumen dari ide produk makanan yang sudah
dikembangkan.
Tabel 4.2 Kelebihan dan kekurangan ide produk
No Nama Bahan Baku Proses Kesesuaian Target
Produk Pengolahan dengan Konsumen
Permasalahan
Gizi yang
Ditangani

1 Kebab Kelebihan: Kelebihan: Konsumsi Remaja


cemia Bahan pangan Relatif mudah daging sapi, perempuan
daging sapi, bayam merah,
bayam merah, dan kacang
kacang merah, merah yang
dan selada mengandung
mengandung Kekurangan: kadar zat besi
zat gizi yang Menggunakan yang tinggi
bermanfaat margarine saat sehingga bisa
untuk memanggang mencegah
kesehatan. sehingga anemia.
Bahan pangan menambah
mudah kandungan
ditemukan lemak

Kekurangan:
Harga daging
sapi relatif
mahal

2 Doremi Kelebihan: Kelebihan: Konsumsi Remaja


Bahan pangan Belajar proses abon sapi perempuan
abon daging pengolahan sapi, bayam
sapi, bayam menggunakan merah, yang
merah, telur, ragi mengandung
dan susu
Tabel 4.2 Kelebihan dan kekurangan ide produk (lanjutan)
mengandung Kekurangan: yang tinggi
zat gizi yang Menggunakan sehingga bisa
bermanfaat minyak saat mencegah
untuk menggoreng anemia.
kesehatan. sehingga Penambahan
Bahan pangan menambah susu yang
mudah kandungan mengandung
ditemukan. lemak. vitamin B12
bisa
Kekurangan: membantu
Harga abon sapi penyerapan
relatif mahal. zat besi.

3 Yam- Kelebihan: Kelebihan:  Daging sapi Remaja


So Bahan pangan Proses baik untuk perempuan
berupa daging pengolahan meningkatkan
sapi dan bayam praktis. kadar Hb
yang dalam darah
mengandung Kekurangan: dan mampu
kadar Fe tinggi Mesin mencegah
dapat penggilingan anemia pada
membantu mungkin sulit remaja karena
mencegah untuk dicari. mengandung
anemia. Bahan 2,9 mg
pangan juga Fe/100 gram
mudah ditemui. (Kemenkes
Kekurangan: 2018). Bayam
Harga daging merah
sapi relatif mengandung
mahal. zat besi (Fe)
3.9 mg/ 100 g
yang baik
untuk
pencegahan
dan anemia
pada remaja
(Yudhistira et
al. 2019). 

4 Macho Kelebihan: Kelebihan: Kurma Remaja


Kurma, coklat Macho diolah mengandung perempuan
bubuk, susu, dengan cara Fe dalam
mentega, dan yang praktis jumlah cukup
gula halus tanpa tinggi yang
mengandung memerlukan dapat
zat gizi yang alat khusus. berfungsi
untuk
Tabel 4.2 Kelebihan dan kekurangan ide produk (lanjutan)
membantu Kekurangan: meningkatkan
mencegah Masih perlu kadar
anemia dan mempertimbang hemoglobin
bermanfaat bagi kan cara agar di dalam sel
kesehatan. coklat batang darah
tidak meleleh. sehingga
Kekurangan: dapat
Beberapa bahan mencegah
pangan terjadinya
mengandung anemia pada
lemak yang remaja
tinggi. (Roselyn et
al. 2018).
Cokelat
bubuk
menyumbang
zat besi
sebesar 12
mg/100g
coklat bubuk
(Hadi dan
Siratunnisak
2016).

5 Dimsu Kelebihan: Kelebihan: Isian dimsum Remaja


m Daging sapi, Dimsum diolah mengkombin perempuan
hati ayam, dan dengan cara asikan dua
bayam merah dikukus bahan utama,
yang sehingga dapat yaitu daging
merupakan menjaga sapi dan hati
bahan pangan kandungan gizi ayam, bahan
sumber zat besi dalam produk pangan yang
yang dapat makanan. dikenal
membantu sebagai salah
memenuhi Kekurangan: satu sumber
kebutuhan zat Proses zat besi yang
besi dan pengolahan cocok untuk
mencegah cukup panjang dikonsumsi
anemia. Bahan karena harus dalam rangka
baku mudah membuat kulit mencegah
didapat. dan isian anemia.
dimsum. Selain isian,
Kekurangan: kulit dimsum
Harga daging juga dibuat
sapi yang relatif dengan.
mahal.
Tabel 4.2 Kelebihan dan kekurangan ide produk (lanjutan)
Perlu perlakuan menambahka
khusus terhadap n sari daun
hati ayam bayam merah
karena dapat yang
menyebabkan mengandung
produk berbau zat besi
amis. sebesar 7
mg/100g.

6 Pukis Kelebihan: Kelebihan: Pukis ini Remaja


Spingo Bahan-bahan Pengolahan terbuat dari perempuan
(Spinac berupa tepung dilakukan Bayam, yang dan anak-
h- terigu, ragi, dengan cara
merupakan anak
Mango) bayam, mangga baking. sayuran yang
relatif murah, banyak
serta Kekurangan: mengandung
mengandung Diperlukan Fe (zat besi)
zat gizi yang cetakan khusus yang
bermanfaat bagidalam kemudian
tubuh. memanggang dikombinasik
kue pukis. an dengan
Mangga yang
Kekurangan: termasuk
Mangga buah-buahan
termasuk jenis kaya akan
buah musiman. vitamin C
sehingga
dapat
meningkatkan
penyerapan
besi oleh
tubuh secara
maksimal
(Pibriyanti et
al. 2021). 

7 Nugget Kelebihan: Kelebihan: Bahan utama Remaja


tempe- Bahan yang Proses nugget ini Perempua
hati digunakan pembuatannya adalah hati n
ayam berupa Hati dikukus dan ayam dan
ayam, tempe, digoreng.  tempe. Hati
dan telur   ayam
mengandung Kekurangan: merupakan
zat gizi yang Proses pangan tinggi
bermanfaat pembuatan zat besi yang
untuk nugget cukup dapat
mencegah panjang dimulai digunakan
Tabel 4.2 Kelebihan dan kekurangan ide produk (lanjutan)
anemia. Bahan dari pembuatan untuk
yang adonan, mencegah
dibutuhkan dikukus, anemia. 100 g
harganya cukup dilumuri hati ayam
terjangkau.  dengan tepung terkandung
panir, zat besi
Kekurangan: didinginkan, sebesar 15,8
Perlu lalu digoreng. mg.
penanganan Kemudian,
khusus agar hati tempe dipilih
ayam tidak karena
berbau amis. mengandung
zat besi
sebanyak 4
mg/100 g
tempe
(Kemenkes
2018).

8 Browni Kelebihan: Kelebihan: Brownies Remaja


es Bahan seperti Proses dibuat Perempua
tempe tempe dan pembuatan menggunakan n
bayam bayam merah brownies bahan utama
merah mudah dikukus dan berupa tempe
didapatkan, peralatan dapur dan bayam
harganya yang digunakan merah.
terjangkau dan juga tidak Tempe dan
bahan ini terlalu banyak. bayam merah
mengandung merupakan
zat besi yang Kekurangan: pangan yang
dapat untuk Perlu adanya memiliki
mencegah pengolahan kandungan
anemia.  terlebih dahulu zat besi yang
pada tempe agar cukup tinggi,
Kekurangan: brownies tidak sehingga
Banyaknya terasa tempe dapat
mentega yang dan berbau khas dijadikan
digunakan tempe. pangan untuk
membuat mencegah
brownies anemia.
memiliki Bayam merah
kandungan memiliki
lemak yang kandungan
cukup tinggi. zat besi
sebanyak 7
mg/100g
Tabel 4.2 Kelebihan dan kekurangan ide produk (lanjutan)
bayam
(Kemenkes
2018).

9 Keripik Kelebihan: Kelebihan: Keripik ini Remaja


torba Bayam, tepung Proses menggunakan perempuan
(tortilla jagung, gula, pembuatan bayam
bayam) garam, bawang mudah dan
sebagai bahan
putih, penyedap menggunakanyang
rasa, dan alat yang
memiliki
merica bubuk mudah kandungan
mudah ditemukan. zat besi yang
didapatkan lebih tinggi
dengan harga dibandingkan
terjangkau. bahan
Kekurangan: lainnya. Zat
Kekurangan: Proses yang besi memiliki
Tepung bayam dilakukan peran penting
jarang memerlukan dalam
ditemukan di beberapa tahap. pembentukan
pasar terdekat sel darah
sehingga harus merah.
dibuat tepung
bayam atau
membeli secara
online 

10 Es krim Kelebihan: Kelebihan: Kandungan Remaja


baja Jambu biji Dapat zat besi pada perempuan
(bayam merah, bayam dilakukan bayam
merah- merah, susu full secara membantu
jambu cream, susu konvensional proses
biji)  skim, whipping ataupun modern pembentukan
cream, agar- sel darah
agar bubuk, danKekurangan: merah,
telur mudah Jika dilakukan sedangkan
didapatkan di secara kandungan
berbagai pasar.konvensional vitamin C
membutuhkan pada jambu
Kekurangan: waktu yang biji
Harga whipping lebih lama. Jika membantu
cream sedang dilakukan penyerapan
meningkat secara modern zat besi pada
membutuhkan usus halus.
alat khusus.

1. Kebab Cemia (Kebab pencegah anemia)


Kebab merupakan salah satu makanan siap saji atau ready to eat
(RTE) yang populer di seluruh dunia termasuk di Indonesia.  Kebab
berasal dari Timur Tengah, kebab merupakan jajanan yang cukup popular
dikalangan remaja.  Bahan baku kebab ini tidak jauh berbeda dengan kebab
umumnya, namun terdapat penambahan bayam merah pada isian kebab. Isian
kebab pencegah anemia ini yaitu daging sapi, bayam merah, kacang merah,
selada, tomat, dan mayonaise, Bayam merah mengandung zat besi (Fe) 3,9 mg/
100 g yang baik untuk pencegahan dan anemia pada remaja (Yudhistira et al.
2019). Penggunaan daging sapi untuk isian kebab menyumbang zat besi sebesar
2,8 mg/ 100 g juga protein hewani yang mutu cernanya lebih baik daripada
pangan nabati. Kacang merah juga mengandung zat besi yang cukup tinggi yaitu
mencapai 6,8 mg/ 100 g (Kemenkes 2018). Teknik pengolahan yang digunakan
yaitu dipanggang dengan proses ini kebab akan memiliki tekstur garing diluar dan
kemungkinan turunnya kadar Fe cenderung tidak besar, karena menurut Ekafitri
et al. (2019) menyatakan bahwa zat besi memiliki stabilitas yang cukup baik
terhadap panas. Kekurangan dari kebab cemia ini yaitu cukup sulit untuk
membentuk kebab yang rapih agar isiannya tidak keluar sehingga tampilan
menarik.

2. Domi (Donat untuk Anemia)


Donat merupakan makanan yang berbahan dasar tepung terigu, telur, dan
ragi instan sebagai bahan pengembangnya. Teknik pengolahan donat mudah
dilakukan oleh siapa saja yaitu dengan digoreng. Umumnya donat memiliki cita
rasa yang manis dan dilengkapi topping warna warni, namun ada juga donat
bercita rasa gurih salah satunya Domi (Donat untuk Anemia). Donat ini ditujukan
untuk para penderita atau orang yang berisiko mengalami anemia, seperti remaja
putri. Anemia sendiri dapat diatasi dengan konsumsi pangan tinggi zat besi,
vitamin B12, serta asam folat. Domi menambahkan keju dan bayam merah ke
dalam adonan donat, karena keju mengandung vitamin B12 sebanyak 0.8 µg/ 100
g (USDA 2010). Bayam merah mengandung zat besi (Fe) 3,9 mg/ 100 g yang baik
untuk pencegahan dan anemia pada remaja (Yudhistira et al. 2019). Selain itu,
donat ini dilengkapi dengan topping abon sapi yang memiliki kandungan zat besi
sebesar 2.6 mg/ 100 g yang bermanfaat bagi penderita anemia (USDA 2010).
Teknik pengolahan donat diawali dengan membuat adonan donat dengan
mecampur bahan bahan lalu adonan dibentuk dan didiamkan sampai
mengembang, setelah itu donat bisa digoreng dan ditambah toping abon.
Kekurangan dari domi yaitu cukup sulit membuat adonan donat mengembang dan
membentuk donat agar terlihat rapi dan menarik.

3. Yam-so (Bakso Daging Isi Bayam)


Bakso merupakan salah satu kuliner yang sudah akrab di telinga masyarakat
Indonesia dengan bentuk bulat seperti bola. Bahan baku pembuatan bakso tidak
jauh berbeda dengan bakso pada umumnya. Bahan dasar pembuatan yam-so ini
adalah daging sapi. Isian bakso isian berupa daging cincang yang dikombinasikan
dengan bayam merah. Daging sapi baik untuk meningkatkan kadar Hb dalam
darah kita dan mampu mencegah anemia pada remaja karena mengandung 2,9 mg
Fe/100 gram (Kemenkes 2018). Bayam merah mengandung zat besi (Fe) 3.9 mg/
100 g yang baik untuk pencegahan dan anemia pada remaja (Yudhistira et al.
2019). 
Pembuatan bakso daging sapi harus memilih daging yang sesuai agar hasil
bakso lembut. Daging limas/tunjang/rump merupakan bagian paha belakang dari
sapi yang dipilih karena bagian terbaik untuk pembuatan bakso sapi serta minim
dari otot dan lemak. Bakso dibuat menggunakan boiling. Pengolahan bakso
diawali dengan pembuatan adonan dengan cara digiling menggunakan alat food
processor dengan kecepatan tinggi agar hasil adonan lebih cepat kompak dan
mesin menjadi tidak panas. Penambahan es batu dapat dilakukan saat
penggilingan adonan dengan tujuan agar membantu suhu adonan tidak panas.
Bentuk adonan menjadi bulat-bulat dan isikan daging cincang serta bayam merah.
Adonan yang sudah terbentuk dimasukkan ke dalam air hangat bersuhu 60-80℃
agar terbentuk lapisan kulit luar bakso. Setelah semua adonan terisi dalam panci
hangat, rebus adonan bakso hingga mengapung (Elisa 2013).

4. Macho (Kurma choco)


Cokelat merupakan hasil olahan makanan yang berasal dari biji tanaman
kakao. Cokelat merupakan makanan yang digemari banyak orang dari berbagai
kalangan. Macho merupakan produk cokelat batang dengan varian rasa dari buah
kurma. Kurma mengandung Fe dalam jumlah cukup tinggi yang dapat berfungsi
untuk meningkatkan kadar hemoglobin di dalam sel darah sehingga dapat
mencegah terjadinya anemia pada remaja (Roselyn et al. 2018). Buah kurma
mengandung zat besi sebesar 1,2 mg dan vitamin C sebesar 6,1 mg. Vitamin C
digunakan dalam penyerapan zat besi, sedangkan zat besi itu sendiri diperlukan
dalam pembentukan darah (Fauziah dan Maulany 2021). Bahan pangan lain yang
mendukung pembuat macho adalah cokelat bubuk, gula halus, mentega, susu cair,
dan air. Cokelat bubuk menyumbang zat besi sebesar 12 mg/100 g cokelat bubuk
(Hadi dan Siratunnisak 2016).
Pembuatan macho diawali dengan memanaskan air putih dalam panci
dengan api sedang. Cokelat bubuk, mentega, dan potongan kurma dimasukkan ke
dalam sebuah wadah dan diaduk hingga rata tanpa ada adonan menggumpal.
Adonan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam air dan diaduk kembali sampai
suhu mulai naik dan jangan biarkan campuran adonan dan air tersebut mendidih.
Ketika campuran adonan dan air tersebut sudah terlihat seperti cokelat lumer,
tuangkan ke sebuah mangkuk kosong. Gula halus ditambahkan lalu diaduk sampai
merata.  Susu dapat ditambahkan dengan tujuan agar cokelat bertekstur lembut.
Terakhir, cokelat dituangkan ke dalam cetakan dan dimasukkan ke freezer selama
satu malam.

5. Dimsum
Dimsum merupakan salah satu jenis makanan yang berasal dari negara Cina
dan merupakan makanan ringan. Dimsum pada umumnya terbuat dari tepung
terigu dan teknik pembuatan dimsum pada umumnya dimasak dengan cara
dikukus, digoreng, direbus, dan dipanggang. Umumnya dimsum memiliki rasa
asin yang gurih biasanya dihidangkan sebagai camilan. Ragam bentuk dan
tampilan dimsum begitu kaya. Jenisnya ada beberapa macam, diantaranya
dumpling, yaitu dimsum dengan kulit transparan, diisi daging sapi, udang, ayam,
dan sayuran. Jenis lainnya adalah pao kukus, yaitu roti kukus isi daging. Lumpia
juga termasuk dimsum, ada juga ceker ayam, siomay, dan lain-lain (Sipahutar
2019). Ide produk makanan berupa dimsum ini terbuat dari bahan-bahan yang
bergizi dan baik untuk mencegah dan mengatasi permasalahan anemia pada
remaja. Isian dimsum mengkombinasikan dua bahan utama, yaitu daging sapi dan
hati ayam, bahan pangan yang dikenal sebagai salah satu sumber zat besi.
Menurut TKPI Kemenkes (2019), daging sapi mengandung zat besi sebesar 2,8
mg/100 g. Hati ayam mengandung 15,8 mg zat besi/100 g. Selain isian, kulit
dimsum juga dibuat dengan menambahkan sari daun bayam merah yang
mengandung zat besi sebesar 7 mg/100 g bayam merah. 
Pembuatan dimsum dimulai dengan mempersiapkan bahan-bahan untuk
membuat kulit dimsum terlebih dahulu, yaitu sari daun bayam merah, tepung
terigu, tapioka, garam, minyak, dan air. Selanjutnya, mencampurkan tepung
terigu, tapioka, garam, dan sari daun bayam merah hingga rata kemudian
menambahkan air dan minyak goreng sedikit demi sedikit ke dalam adonan
sambil diuleni hingga adonan kalis dan tidak lengket.  Bulatkan adonan dan tutup
rapat dengan kain bersih atau plastik wrap, diamkan adonan selama 30 menit agar
adonan lebih kalis dan lentur. Setelah 30 menit, uleni lagi adonan dan taburi
tepung maizena agar tidak lengket. Selanjutnya adonan dibagi menjadi beberapa
bagian dan gilas tiap adonan menggunakan rolling pin atau alat lain sampai tipis.
Cetak adonan kulit dimsum menggunakan tutup gelas besar atau benda lain yang
berbentuk bulat. Proses dilakukan sampai semua bahan adonan habis dan taburi
dengan tepung maizena setiap lembar kulit dimsum agar tidak lengket. Pembuatan
isian dimsum diawali dengan mencampurkan daging sapi cincang, hati ayam,
tepung tapioka, telur, dan bumbu kemudian diaduk hingga rata. Selanjutnya,
ambil kulit dimsum yang telah dibuat sebelumnya, masukkan 1 sdm adonan ke
bagian tengah kulit lalu bentuk menjadi dimsum hingga rapi, kemudian
tambahkan topping daun bayam hijau diatasnya. Langkah selanjutnya yaitu
mengukus dimsum selama 15 menit atau hingga matang.

6. Pukis
Pukis adalah salah satu jenis kue basah khas Indonesia dengan bahan dasar
tepung terigu yang menggunakan bahan tambahan (ragi) sebagai pengembang
volume adonan yang selanjutnya dipanggang dalam cetakan (Salim et al. 2020).
Kue pukis memiliki bentuk dan warna yang khas. Bagian atas kue pukis berwarna
kuning dan bagian bawahnya kecoklatan. Kue pukis memiliki bentuk yang khas
karena menggunakan cetakan khusus kue pukis saat proses pemanggangan
(Holidya 2019). Pukis ini terbuat dari Bayam, yang merupakan sayuran yang
banyak mengandung Fe (zat besi) yang kemudian dikombinasikan dengan
Mangga yang mana termasuk buah-buahan yang kaya akan vitamin C sehingga
dapat meningkatkan penyerapan besi oleh tubuh secara maksimal (Pibriyanti et al.
2021). Bayam mengandung 3,5 mg zat besi per 100g nya, sedangkan mangga
mengandung 12 mg vitamin C yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Pukis
Spingo (spinach-mango) dibuat dengan cara mengocok telur bersamaan dengan
gula pasir hingga tercampur dan sedikit mengembang, setelah itu dicampurkan
dengan mentega yang sudah dicairkan terlebih dahulu dan sari buah mangga
secara perlahan sambil tetap di mixer sambil dimasukkan tepung terigu sedikit
demi sedikit. Setelah itu dimasukkan sedikit ragi guna mengembangkan adonan.
Langkah terakhir, dimasukkan santan dengan tetap dikocok hingga merata dan
tercampur dengan sempurna. Setelah itu, adonan ditutup selama satu jam hingga
adonan mengembang sempurna. Setelah adonan mengembang, adonan siap untuk
di panggang pada cetakan, sebelum adonan dimasukkan ke dalam cetakan, tempat
cetakan dilumuri dengan mentega guna mencegah adonan lengket dan menambah
cita rasa pukis. Setelah pukis hampir matang, diberikan taburan garnish bayam.
Hal ini dilakukan guna mempertahankan kadar zat besi yang terkandung di dalam
bayam.

7. Nugget Tempe-Hati Ayam


Nugget merupakan salah satu produk makanan olahan yang digemari oleh
masyarakat semua kalangan usia terutama usia remaja. Nugget biasanya dibuat
dengan memanfaatkan daging ayam, namun nugget ini dibuat dengan
memanfaatkan hati ayam yang merupakan salah satu sumber zat besi. Menurut
Kemenkes (2018), hati ayam mengandung zat besi sebesar 15,8 mg/100 gram,
lebih tinggi jika dibandingkan dengan sumber hewani lainnya.  Kemudian, dalam
upaya meningkatkan nilai gizi pada nugget hati ayam, menambah citarasa nugget
serta mengurangi kebutuhan bahan dasar daging, maka bahan dasar nugget
ditambahkan dengan bahan pangan lokal yaitu tempe. Bahan yang digunakan
dalam pembuatan nugget ini adalah hati ayam, tempe, tepung terigu, es batu,
minyak goreng, tepung panir, telur dan bumbu. Teknik pengolahan yang
digunakan adalah dikukus, setelah adonan nugget dihaluskan dan telah tercampur
rata, adonan tersebut dikukus pada suhu ± 100°C selama 30 menit. Kemudian,
didinginkan selama 15 menit pada suhu ruang lalu dipotong. Nugget yang telah
dilakukan pemotongan selanjutnya dicelupkan ke dalam campuran tepung terigu,
garam dan air yang disebut batter (Fauziah et al. 2019). Kemudian, nugget yang
telah dicelupkan pada batter dilapisi dengan tepung panir. Selanjutnya dilakukan
pengemasan dan dilanjutkan dengan pembekuan di dalam freezer pada suhu -14°C
yang menghasilkan nugget hati ayam kombinasi tempe yang telah beku.

8. Brownies Tempe-Bayam Merah


Brownies merupakan makanan penutup (cake) yang dapat diolah dengan
cara dikukus maupun dipanggang. Tekstur dari brownies, yaitu lembut, lembab,
dan menghasilkan rasa yang baik. Telur, lemak, gula, dan terigu merupakan
komponen pembentuk struktur utama brownies. Kemudian, untuk memperbaiki
tekstur, biasanya ditambahkan bahan pengemulsi (emulsifier) dan bahan
pengembang. Brownies tempe substitusi bayam merah adalah kue (cake) dengan
bahan utama tempe dan bayam merah. Berdasarkan Kemenkes (2018), tempe
memiliki kandungan zat besi sebanyak 4 mg/100 g tempe dan untuk bayam merah
memiliki kandungan zat besi sebesar 7 mg/100 g bayam merah. Brownies ini
dibuat dengan cara tempe yang telah dipotong-potong dikukus dan bayam direbus
sesaat. Kemudian, setelah dikukus bahan utama tempe dan bayam di mixer dengan
bahan tambahan tepung terigu, gula pasir, margarin, telur, bubuk cokelat, dan
baking powder (bahan pengembang). Adonan brownies yang telah tercampur
dengan rata, selanjutnya dikukus.

9. Keripik Torba (Tortilla Bayam)


Keripik tortilla merupakan makanan ringan yang berasal dari Mexico yang
berbahan dasar jagung. Makanan ringan ini sudah cukup dikenal oleh lidah orang
Indonesia. Dalam pembuatan keripik tortilla bayam dibutuhkan beberapa bahan,
diantaranya tepung jagung, tepung bayam, garam, gula, penyedap rasa, merica
bubuk, dan air (Syarifah dan Amrih 2021). Bahan baku yang digunakan dalam
pembuatan keripik tortilla bayam cukup mudah untuk didapatkan dan memiliki
harga yang terjangkau. Namun salah satu bahan baku yaitu tepung bayam, tidak
mudah untuk didapatkan, sehingga memerlukan pembelian secara online atau
dilakukan pembuatan tepung bayam. Pembuatan tepung bayam dapat dilakukan
dengan cara pembersihan daun bayam yang telah dipisahkan dari tangkainya,
kemudian direbus atau blanching. Setelah itu daun bayam dikeringkan dan
dihaluskan (Rahmawati 2020). 
Proses pembuatan keripik tortilla bayam memerlukan beberapa tahap. Tahap
pertama yaitu pencampuran seluruh bahan baku, pada tahap ini air yang
digunakan adalah air panas. Kemudian adonan diuleni hingga kalis dan
dilanjutkan dengan pengukusan. Setelah adonan dikukus, kemudian adonan
dipipihkan dan dipotong sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Lalu tahap
terakhir adalah pemanggangan menggunakan oven (Syarifah dan Amrih 2021).
Proses pembuatan keripik tortilla bayam menjadi salah satu kelebihan karena
cukup mudah untuk dilakukan. Selain mudah untuk dibuat, keripik tortilla bayam
juga cukup sesuai dengan permasalahan gizi yang diangkat, yaitu anemia. Bayam
memiliki kandungan zat besi sebesar 3,5 mg/100 gram. Zat besi memiliki peran
penting dalam pembentukan sel darah merah. Oleh karena itu asupan zat besi
tidak boleh kurang dari tingkat kebutuhannya (Fitriany dan Saputri 2018).

10. Es krim baja (Bayam merah-Jambu biji)


Es krim merupakan produk olahan pangan yang memiliki proses pembuatan
dengan cara dibekukan. Es krim biasa dikonsumsi sebagai makanan penutup
(dessert). Bahan utama dalam pembuatan es krim diantaranya adalah lemak,
bahan kering tanpa lemak, bahan pemanis, pengemulsi, dan bahan penstabil
(Baitirahman dan Utami 2019). Bahan baku yang dapat digunakan untuk
pembuatan es krim baja adalah jambu biji merah, bayam merah, susu full cream,
susu skim, whipping cream, agar-agar bubuk, dan telur. Proses pembuatan es krim
meliputi persiapan bahan, pencampuran, pasteurisasi, homogenisasi, pendinginan,
dan pengemasan. Es krim dapat dibuat dengan cara konvensional ataupun dengan
cara modern (menggunakan mesin). Pembuatan es krim dengan cara konvensional
memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat melakukan pengadukan dan pendinginan
secara bersamaan. Sehingga kemungkinan besar membutuhkan waktu yang lebih
lama (Ntau et al. 2021).
Pembuatan es krim baja memiliki tujuan sebagai cemilan dalam rangka
pencegahan anemia pada remaja. Oleh karena itu, bahan modifikasi yang
digunakan adalah bayam merah dan jambu biji. Menurut Kemenkes (2018)
kandungan zat besi dalam bayam merah adalah 7 mg/100 gram. Sedangkan tujuan
penambahan jambu biji yaitu sebagai sumber vitamin C. Kandungan vitamin C
pada jambu biji adalah 87 mg/100 gram. Vitamin C berperan dalam penyerapan
zat besi, yaitu membantu mereduksi besi ferri (Fe ) menjadi ferro (Fe ), sehingga
3+ 2+

lebih mudah diabsorbsi pada usus halus (Andaruni dan Nurbaety 2018).

4.2 Penyaringan ide pengembangan produk makanan baru


Berdasarkan penjelasan ide produk yang telah dipaparkan sebelumnya,
dilakukan penyaringan ide produk dari total 10 ide dikerucutkan menjadi 3 ide
produk. Penentuan 3 ide teratas mempertimbangkan beberapa aspek utama seperti
ketersediaan dan kemudahan mencari bahan baku, kandungan gizi, biaya, teknik
pengolahan, penerimaan produk di masyarakat, dan kesesuaian dengan
permasalahan yang diangkat yaitu anemia pada remaja. Ketiga ide tersebut yaitu
Dimsum, Yam-so (Bakso Daging isi Bayam), dan nugget hati ayam dan tempe.
Ide produk Dimsum memiliki keunggulan dari kemudahan akses bahan
baku, kandungan zat besi yang cukup banyak terkandung di dalam daging sapi,
dan bayam merah, harga bahan baku yang lumayan terjangkau di masyarakat, dan
mudahnya teknik pengolahan dengan pengukusan yang dapat dipraktikkan di
rumah masing masing. Selain itu, cita rasa dimsum yang lezat dan populer,
penggunaan bayam merah membuat warna kulit dimsum menjadi merah muda
sehingga menarik bagi remaja putri, zat besi yang terkandung juga bermanfaat
untuk mencegah dan mengatasi anemia pada remaja. Kandungan lemak produk ini
pun tidak terlalu banyak terutama akibat proses pengolahannya yang tidak
memerlukan banyak minyak. Mengingat banyaknya remaja putri yang takut
gemuk, maka produk ini sangat sesuai dengan target konsumen.
Pemilihan ide produk Yam-so (Bakso Daging isi Bayam) didasarkan dengan
pertimbangan bahan yang digunakan seperti daging sapi, telur, tepung, dan bayam
merah sangat mudah diperoleh dan harganya cukup terjangkau di masyarakat.
Metode pengolahan yang sederhana membuat ide produk ini diletakkan pada tiga
teratas ide kelompok. Selain itu, penggunaan bahan tambahan bayam merah untuk
memenuhi kebutuhan zat besi bagi tubuh remaja dalam mencegah dan mengatasi
anemia dan membuat warna lebih menarik. Yam-so memiliki keunggulan dapat
dibuat berbagai jenis pangan olahan bisa dimakan secara langsung dengan kuah,
menjadi baso bakar, bahkan menjadi bahan campuran pada sop. Kandungan lemak
produk ini pun sangat sedikit terutama akibat proses pengolahannya yang hanya
direbus lalu didinginkan sehingga tidak memerlukan minyak. Mengingat
banyaknya remaja putri yang takut gemuk dan menyukai makanan dingin, maka
produk ini sangat sesuai dengan target konsumen.
Pemilihan ide produk Nugget tempe-hati ayam dipilih karena olahan
berbahan dasar nugget banyak diminati oleh masyarakat. Bahan bakunya pun
mudah didapat dan harganya cukup terjangkau, seperti tepung terigu, telur, hati
ayam, dan tempe yang cukup banyak tersedia di pasaran. Proses pengolahan yang
mudah, meliputi pengadonan dan pengukusan dapat dilakukan di rumah masing-
masing. Kandungan zat besi yang cukup tinggi pada hati ayam dan tempe juga
membuat produk ini cocok untuk mencegah dan mengatasi anemia pada remaja.
Pemilihan ide dilanjukan dengan hanya menyaring satu ide dari tiga ide
yang telah dipilih sebelumnya. Ide yang akan dikembangkan lebih lanjut adalah
pembuatan produk Yam-so (Bakso daging bayam merah). Yam-so dipilih karena
memiliki keunggulan diantaranya, cara pembuatan praktis, serta bahan pangan
yang digunakan relatif mudah didapatkan. Yam-so juga dapat diolah menjadi
berbagai jenis pangan olahan, seperti sup bakso, bakso bakar, bakso goreng, dan
sebagainya. Selain itu, daging sapi dan bayam merah pun menyumbang Fe yang
cukup tinggi yang mampu mencegah anemia pada remaja. Oleh karena itu, Yam-
so diharapkan mampu menjadi inovasi produk baru yang bisa membantu
pencegahan anemia pada remaja.
V SIMPULAN

Saat ini permasalahan gizi di Indonesia masih saja terjadi, salah satunya
adalah anemia pada remaja. Asupan zat gizi yang adekuat dapat mengarasu
permasalahan gizi yang terjadi di Indonesia. Salah satu solusi untuk mengatasi
berbagai permasalahan gizi yang terjadi adalah dengan mengembangkan berbagai
ide dan inovasi produk makanan baru. Sebanyak sepuluh ide telah dikembangkan
bertujuan untuk mengatasi permasalahan gizi yaitu anemia pada remaja.
Kemudian dilakukan penyaringan ide yang didasarkan pada berbagai faktor
sehingga terpilih tiga ide produk pengembangan makanan baru. Tiga produk
terpilih yaitu Dimsum, Yam-so (Bakso daging bayam merah), dan Nugget tempe-
hati ayam. Ketiga ide tersebut disaring menjadi satu ide yang akan dikembangkan
lebih lanjut yaitu Yam-so (Bakso daging bayam merah). Adanya pengembangan
ide produk makanan baru diharapkan bisa menjawab permasalahan gizi dan
pangan salah satunya anemia pada remaja.

VI DAFTAR PUSTAKA

Andaruni NQR, Nurbaety BQ. 2018. Efektivitas pemberian tablet zat besi (Fe),
vitamin c, dan jus buah jambu terhadap peningkatan kadar hemoglobin (Hb)
remaja putri di Universitas Muhammadiyah Mataram. Midwifery Journal.
3(2): 104-107.
Baitirahman AN, Utami NP. 2019. Pengaruh penambahan varian ubi jalar
terhadap sifat organoleptik es krim. Journal of Food and Culinary. 2(1): 11-
16.
Charisa AR. 2015. Perancangan pengembangan produk baru pada cv sekawan
Sidoarjo. AGORA. 3(1): 68-74.
Elisa. 2013. Bakso Istimewa; Alami dan Praktis. Surabaya (ID): Linguakata.
Fauziah A, Fajri R, Hermanto RA. 2019. Daya terima dan kadar zat besi nugget
hati ayam dengan kombinasi tempe sebagai pangan olahan sumber zat besi.
Journal of Holistic and Health Sciences. 3(2): 65-74.
Fauziah NA, Maulany N. 2021. Konsumsi buah kurma untuk meningkatkan kadar
hemoglobin ibu hamil trimester III dengan gangguan anemia. Majalah
Kesehatan Indonesia. 2(2): 49-54.
Firmansyah MA, Roosmawarni A. 2019. Kewirausahaan: Dasar dan Konsep.
Surabaya (ID): Qiara Media.
Fitriany J, Saputri AI. 2018. Anemia Defisiensi Besi. Jurnal Averrous. 4(2): 1-14.
Hadi A, Siratunnisak N. 2016. Pengaruh penambahan bubuk coklat terhadap sifat
fisik, kimia, dan organoleptik minuman instan bekatul. AcTion Journal.
1(2): 121-129.
Holidya N. 2019. Pengaruh substitusi tepung MOCAF (modified cassava flour)
dan penambahan puree daun kelor (Moringa oleifera) terhadap sifat
organoleptik ke pukis.  e-Journal Tata Boga. 8(3): 439-447.
[Kemenkes RI] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Tabel
Komposisi Pangan Indonesia. Jakarta (ID): Kemenkes RI.
[Kemenkes RI] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Tabel
Komposisi Pangan Indonesia. Jakarta (ID): Kemenkes RI.
Ntau E, Djarkasi GSS, Lalujan LE. 2021. Pengaruh penambahan gelatin terhadap
kualitas fisik es krim sari jagung manis. Sam Ratulangi Journal of Food
Research. 1(1): 10-19.
Pibriyanti K, Nurohmi S, Sari DS. 2021. Efektivitas suplementasi zat besi dan
vitamin c untuk memperbaiki status anemia santri. MGMI. 12(2): 93-106.
Prihadyanti D, Sari K. 2020. Proses inovasi produk pangan fungsional: studi kasus
perusahaan-perusahaan lokal di Indonesia. Jurnal Manajemen Teknologi.
19(2): 196-220.
Purnomo B. 2017. Pengembangan produk dan inovasi produk pada teh hijau cap
pohon kurma (studi pada PT Panguji Luhur Utama). Jurnal Maksipreneur.
6(2): 27-35.
Rahmawati. 2020. Kandungan gizi tepung jamur tiram dan bayam alternatif bahan
olahan pangan. FoodTech: Jurnal Teknologi Pangan. 3(2): 12-20.
Roselyn AP, Khusuma A, Agata A. 2018. Pemberian buah kurma (Phoenix
Dactylifera) ke penderita anemia pada remaja putri terhadap kadar
hemoglobin di SMA Negeri 1 Natar Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Selatan. Jurnal Analisis Medika Bio Sains. 5(1): 1-6.
Salim A, Azni IN, Giyatmi. 2020. Pengaruh konsentrasi ubi jalar ungu terhadap
mutu pukis. Agritechnology. 3(2): 87-97.
Sipahutar WN. 2019. Penentuan kadar protein pada dimsum siomay dengan
menggunakan metode kjeldahl sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
(SNI) [skripsi]. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Sundari D, Almasyhuri, Lamid A. 2015. Pengaruh proses pemasakan terhadap
komponen zat gizi bahan pangan sumber protein. Media Litbangkes. 25(4):
235-242.
Syarifah AN, Amrih D. 2021. Pengaruh variasi tepung sayuran pada keripik
tortila. Jurnal Agercolere. 3(1): 14-20.
[USDA]. United States Departemen Agriculture. 2010. National Nutrient
Database for Standard Reference. Washington DC: FoodData Central
Yudhistira B, Sari TR, Affandi R. 2019. Karakteristik fisik, kimia, dan
organoleptik cookies bayam hijau (Amaranthus tricolor) dengan
penambahan tomat (Solanum lycopersicum) sebagai upaya pemenuhan
defisiensi zat besi pada anak-anak. Journal of Agro-Based Industry. 36(2):
83-95.

Anda mungkin juga menyukai