ANTARA
POS KESEHATAN 05.10.07 DENGAN PEMADAM KEBAKARAN KABUPATEN TUBAN
TENTANG
SISTEM PENCEGAHAN DAN PENAGGULANGAN KEBAKARAN
Nomor :
Nomor :
Pada hari ini, Jum’at tanggal lima bulan Agustus tahun Dua Ribu Dua Puluh Dua kami
yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Dr. Yoyok Heboh P, Penanggung Jawab Klinik yang berkedudukan di jalan
Panglima Sudirman N0 112 Tuban, dalam hal ini bertindak sebagai Penanggung
Jawab Poskes 05.10.07 dalam jabatannya tersebut, yang selanjutnya disebut
sebagai “PIHAK PERTAMA”
2. Sutaji, S.SIP, Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Tuban yang berkedudukan dan
berkantor di JL. R.A Kartini No 2 Kutorejo dalam hal ini bertindak selaku Kepala
Bidang Pemadam Kebakaran Tuban dalam jabatannya tersebut yang untuk
selanjutnya disebut sebagai “PIHAK KEDUA”
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut PARA PIHAK.
PARA PIHAK sepakat mengadakan perjanjian kerjasama untuk pelaksanaan system
pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
DEFINISI
Pasal 1
Dalam pasal-pasal Naskah Kerjasama ini kecuali ditentukan lain, maka istilah-istilah
yang tertulis harus ditafsirkan sebagai berikut :
1. Pos Kesehatan 05.10.07 suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang
pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi
sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan
pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk
masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri
dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencangkup aspek
pembiayaan.
2. Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) adalah pengelompokan hunian yang
memiliki kesamaan kebutuhan proteksi kebakaran dalam batas wilayah yang
ditentukan secara alamiah ataupun buatan; WMK adalah juga batas wilayah
layanan sebuah Instansi Pemadam Kebakaran (IPK) di provinsi /Kabupaten/Kota
3. Pencegahan Kebakaran adalah berbagai kegiatan proteksi terhadap bahaya
kebakaran yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kebakaran atau
meminimalkan potensi terjadinya kebakaran.
4. Penanggulangan Kebakaran adalah berbagai kebiatan proteksi terhadap bahaya
kebakaran yang bertujuan untuk dapat ditekannya semaksimal mungkin kerugian
kebakaran termasuk korban jiwa dan luka-luka.
5. Pemadam kebakaran, Branwir, PMK, atau damkar adalah petugas atau dinas
yang dilatih dan bertugas untuk menaggulangi kebakaran
OBJEK
Pasal 3
Objek perjanjian dalam Naskah Kerjasama ini adalah Peningkatan Mutu Pelayanan
Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di Pos Kesehatan 05.10.07.
RUANG LINGKUP
Pasal 4
Kerjasama ini meliputi kegiatan yang berhubungan dengan SISTEM PENCEGAHAN
DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN, antara lain :
1. PIHAK KESATU menjadi Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagai peminta
bantuan pelayanan sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran ke
PIHAK KEDUA
2. PIHAK KEDUA menjadi tempat Fasilitas Pelayanan Penerima Permintaan
bantuan pelayanan sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran dari
PIHAK KESATU
PIHAK KESATU :
a. Mengendalikan Sistem Pemberitahuan Umum;
b. Memastikan bahwa Dinas Pemadam Kebakaran sudah dihubungi
c. Melaksanakan konfirmasi dan memastikan kesiapan PIHAK KEDUA ;
d. Menuju ke Posko kebakaran untuk memimpin oprasional
e. Mamastikan bahwa pemberitahuan kewaspadaan tingkat pertama telah
dilaksanakan
f. Memastikan bahwa petugas peran kebakaran lantai telah melaksanakan tugasnya
g. Tetap siaga untuk menerima status laporan dan memperkirakan harus evakuasi
bertahap atau evakuasi total
h. Mengatur dan mengontrol peralatan mekanik maupun elektrik.
i. Membantu kelancaran tugas bantuan yang datang di TKP.
j. Selalu berkoordinasi dengan pihak Rumah Sakit Terdekat
k. Melakukan pertolongan cepat dan tepat apabila ada korban yang mengalami
gangguan kesehatan.
l. Membawa korban ke Rumah Sakit terdekat apabila ada korban yang perlu
mendapat pertolongan lebih lanjut.
PIHAK KEDUA
a. Pencegahan Kebakaran
Pengendalian Keselamatan Bangunan Gedung
Pengawasan dan Pengendalian Bahan B3 mudah Terbakar
Pendataan
Pengujian Bahan & Peralatan Proteksi Kebakaran
Penegakan Peraturan
b. Pemadaman Kebakaran
Kegiatan Pemadaman Kebakaran
Pendataan setelah kebakaran
c. Penanggulangan Kebakaran
Penyelamatan Transportasi & Bangunan Runtuh
Penyelamatan terhadap B3
Pertolongan Gawat Darurat
PEMBIAYAAN
Pasal 6
Pembiayaan yang di timbulkan oleh Kesepakatan Kerjasama ini di bebankan kepada
PARA PIHAK sebagaimana peraturan-peraturan yang mengatur pembiayaan PARA
PIHAK.
ANGKA WAKTU
Pasal 7
Kerjasama ini berlaku untuk jangka waktu 2 (Dua) tahun terhitung sejak di
tandatanganinya kesepakatan kerjasama ini.
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
Pasal 8
1) Dengan mengesampingkan ketentuan pasal 1266 dan 1267 kitab undang-undang
Hukum Perdata, PARA PIHAK sepakat bahwa Perjanjian dalam Naskah Kerjasama
ini berakhir bilamana :
a. Telah berakhirnya jangka waktu yang telah di tentukan; dan
b. Salah satu pihak melanggar dalam perjanjian Kerjasama ini.
2) PARA PIHAK sepakat bahwa force majeure tidak berakibat pada perjanjian ini.
FORCE MAJEURE
Pasal 9
1) Force Majeure meliputi keadaan-keadaan :
a. Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, longsor, dan kejadian-
kejadian lain diluar kemampuan manusia;
b. Huru-hara seperti kerusakan sosial, perang dan kejadian lain yang ditimbulkan
oleh manusia namun berada diluar kemampuan PARA PIHAK untuk
mengatasainya, dan
c. Perubahan kebijakan Pemerintah yang secara langsung ataupun tidak
langsung mempengaruhi pelaksanaan Perjanjian dalam Naskah Perjanjian ini.
2) Dalam hal terjadi Force Majeure sebagaimana di maksud pada ayat (1), pihak yang
terkena Force Majeure harus memberitahukan pada pihak lainnya secara tertulis,
paling lambat dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak terjadinya Force Majeure.
3) Dalam hal Force Majeure terjadi terus-menerus melebihi 30 (tiga puluh) hari yang
sangat berdampak pada kemampuan salah satu pihak untuk melaksanakan
kewajiban berdasarkan Perjanjian dalam Naskah Kerjasama ini, maka pihak yang
terkena dampak Force Majeure tersebut dapat mengajukan pemutusan Perjanjian
dalam Naskah Kerjasama ini.
4) Dalam hal melaksanakan pemutusan Perjanjian dalam Naskah Kerjasama ini
sebagaimana dimaksud pasal (3), masing-masing pihak tidak dapat menuntut ganti
rugi kepada pihak lainnya dengan dalih apapun juga.
LAIN-LAIN
Pasal 11
Pelaksanaan Perjanjian dalam Naskah Kerjasama ini tidak terpengaruhi dengan
terjadinya pergantian kepemimpinan dari PARA PIHAK.
PASAL 7
PENUTUP
1. Hal-hal yang belum cukup diatur dalam perjanjian kerjasama ini akan diatur kemudian
oleh PARA PIHAK berdasarkan musyawarah dan kemudian mencantumkannya dalam
addendum (perjanjian tambahan) yang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari perjanjian ini.
2. Segala perubahan, pencabutan atau pembatalan baik untuk sebagian atau
keseluruhan terhadap hal-hal yang diatur dalam perjanjian ini hanya dilakukan atas
persetujuan tertulis dari PARA PIHAK.
3. Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) bermaterai cukup serta mempunyai kekuatan
hukum yang sama.