Anda di halaman 1dari 4

POKOK BAHASAN PANDANGAN HADITS DARI

SEGI PENYADARANNYA

Mata Kuliah : Studi Al-Hadits

Dosen Pengampu:
Drs.H.M.Chamim, M.HI

Disusun oleh :
M.Fatih
Faiz Redha Alfansuri
Rifki Hanif
Emi Kholilah

UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI


PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM
JOMBANG, JAWA TIMUR
Pokok bahasan pandangan hadits dari segi penyadarannya

1. Pengertian hadits Qudsi


Yang disebut hadits-hadits Qudsi atau hadits -Rabbany atau hadits illahi, ialah:
‫مااخبرهللا نبيه باللهاماوبالمنام فاخبرالنبى صلعم من ذلك المعنى بعبارة نفسه‬
“Sesuatu yang dikhabarkan Allah taa’ala kepada NabiNya dengan melalui ilham
atau impian, yang kemudian Nabi menyampaikan ma’na dari ilham atau impian
tersebut dengan ungkapan kata beliau sendiri”.
Hadits qudsi itu tidak banyak, hanya berjumlah kurang lebih serratus hadits, yang oleh
sebagian Ulama dihimpun dalam sebuah kitab.

 Perbedaan hadits Qudsi dengan hadits Nabawi :

Hadits-Qudsi biasanya diberi ciri-ciri dengan dibubuhi kalimat-kalimat :


1. Qala (yaqulu) Allahu
2. Fima yarwihi’anillahi Tabaraka Wata’ala dan
3. Lafadz-lafadz lain yang semakna apa yang tersebut diatas, setelah selesai
penyebutan rawi yang menjadi sumber (pertama)nya, yakni sahabat.
Sedang untuk hadits Nabawi (biasa), tidak ada tanda-tanda yang demikian itu,
misalnya :
‫ه‬TTT‫نة فل‬TTT‫اء بالحس‬TTT‫ ( من ج‬: ‫ل‬TTT‫ول هللا عزوج‬TTT‫ يق‬: ‫لعم‬TTT‫ ص‬: ‫ول هللا‬TTT‫ال رس‬TTT‫ ق‬: ‫ال‬TTT‫ه ق‬TTT‫ى هللا عن‬TTT‫عن ابى ذررض‬
)‫(رواه مسلم‬.‫عشرامثالهاهوهزيددو ومن جاء بالسيئة فجزاء سيئة سيئة مثلها او اغفر…الحديث‬

“Dari Abu Dzar r.a. ujarnya: Rasulullah s.a.w bersabda : Firman Allah ‘Azza wa
jalla: Siapa yang menjalankan kebaikan, ia berhak menerima sepuluh kali lipat atau
lebih, sedang siapa yang berbuat kehajatan, maka balasannya satu kejahatan yang
sepadan atau bahkan Aku ampuni, dan seterusnya.”  (Riwayat Muslim)

2. Pengertian hadits Marfu’


Hadits Marfu’ ialah hadits yang dihubungkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik
berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrir. Hadits itu disebut disebut Marfu’ karena
mempunyai derajat yang luhur sebagai akibat dihubungkannya dengan Nabi SAW,
baik dengan menggunakan sanad yang muttasil (bersambung) atau tidak. Apabila
sahabat berkata,”bahwa Rasulullah SAW, bersabda,” … begini … begitu … dst,”
maka hadits itu disebut Hadits Marfu’. Demikian pula apabila seorang tabi’in, atau
tabi’ut tabi’in, atau orang yang sesudahnya, menyebutkan seperti yang dikatakan oleh
sahabat tersebut, maka dari itu disebut Hadits Marfu’.
Hadits yang bisa dikategorikan kedalam Hadits Mauquf ialah Hadits Mauquf, yaitu
Hadits yang dihubungkan kepada sahabat, dan Hadits maqthu’, yaitu Hadits yang
dihubungkan kepada tabi’in atau orang-orang yang dating sesudahnya. Sedangkan
Hadits yang sanadnya tidak memenuhi syarat harus muttasil, seperti Hadits mursal,
Hadits munqathi’, Hadits mu’dhal, dan Hadits muallaq, kadang bisa dikategorikan
kedalam Hadits Marfu’, dan memang hadits-hadits tersebut adakalanya Marfu’.
Ibnu al-shaleh berkata,”Ada ahli hadits yang menjadikan Hadits Marfu’ sebagai
kebalikan hadits mursal. Yang ia maksudkan dengan hadits itu adalah hadits Marfu’
Muttasil. Macam-macam Hadits Marfu’ yaitu:
a. Al-Marfu’ al-Qauli (marfu’ yang berupa ucapan). Misalnya, apabila
seorang sahabat atau yang lainnya mengatakan: “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wassalam bersabda demikian dan demikian …”
b. Al- Marfu’ al-Fi’il (marfu’ yang berupa perbuatan) misalnya, apabila
seorang sahabat atau yang lainnya mengatakan: “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wassalam melakukan demikian dan demikian …”
c. Al-Marfu’ al-Taqriri (Marfu’ yang berupa persetujuan). Misalnya terjadi
sutu perbuatan di hadapan Rasullullah shallallahu ‘alaihi wasslam atau
salah seorang sahabat melakukan sesuatu dihadapan Rasulullah, maka
Rasullullah akan melakukan hukuman secara hukum . maksudnya, secara
hukum negara dengan semua peraturan yang ada.
d. Al-Marfu’ al-Washfi (Mafru’ yang berupa sifat), misalnya adalah jika
seseorang sahabat atau yang lainnya mengatakan: “Rasullullah shallallahu
‘alaihi wassalam adalah manusia yang paling baik akhlaknya.”
3. Pengertian hadits Mauquf
Mauquf menurut Bahasa waqaf, yang artinya berhenti atau stop. Di dalam Alquran
terdapat tanda-tanda waqof yang harus dipatuhi oleh si pembacanya. Barang waqof
terhenti tidak boleh diperjualbelikan kepada orang lain karena amal lillahi ta’ala
sampai hari kiamat tiba. Wauquf adalah barang yang dihentikan atau barang yang
diwaqofkan. Menurut pengertian istilah ulama hadits adalah:

‫ماأضيفاالى الصحابي من قول أوفعل أونحوذلك متصالكان أومنقطعا‬


Sesuatu yang disandarkan kepada sahabat, baik dari pekerjaan perkataan, dan
persetujuan, baik bersambung sanadnyabmaupun terputus.

Kata Ibnu Al-Atsir dalam Al-Jami’:


‫ه‬TT‫ أن‬:‫الحديث الذي وقف على الصحابي اليخفى على العالم بالحديث وهوماأسندالى الصحابي فاذابلغ الصحابي قال‬
‫يقول كذاأويفعل كذا أويأمربكذا‬

Hadits yang dihentikan (sandarannya) pada seseorang sahabat tidak tersembunyi bagi
seorang ahli Hadits, yaitu Hadits yang disandarkan kepada seorangsahabat. Apabila
telah sampai kepada seorang sahabat, ia (seorang perawi) berkata:bahwasanya sahabat
berkata begini, atau berbuat begini, atau menyuruh begini.

Sebagian ulama’ mendefinisikan Hadits Mauquf adalah:

‫الحديث الذي اسند الى الصحابي دون النبي صلى هللا عليه وسلم‬
Hadits yang disandarkan kepada seorang sahabat, tidak sampai kepada Nabi SAW..

Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Hadits Mauquf adalah sesuatu
yang disandarkan kepada seorang sahabat atau segolongan sahabat, baik berupa
perkataan, perbuatan, persetujuan, baik bersambung sanadnyaatau terputus.Jadi,
sandaran Hadits ini hanya sampai kepada sahabat.
Ibnu shalah dan ulama’ lain berkata,”Hadits Mauquf yang sanadnya bersambung
sampai kepada seorang sahabat yang bersangkutan termasuk Hadits Mauquf Maushul,
dan sebagian Hadits Mauquf yang tidak bersambung sanadnya termasuk Hadits
Mauquf yang tidak mashul sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada Hadits Marfu’.”
Ibnushalih juga membagi Hadits Mauquf kepada dua bagian, yaitu Mauqufal-Maushul
dan Mauquf ghair al-maushul. Mauquf al-maushu berarti Hadits mauquf yang
sanadnya yang bersambung sampai kepada sahabat sebagai sumber Hadits. Sedang
mauquf ghair al-maushul berarti hadits mauquf yang sanadnya tidak bersambung.
Dilihat dari segi penyambungan ini, maka hadits mauquf ghair al-maushul dinilai
sebagai hadits dha’if yang lebih rendah daripada hadits mauquf al-maushul.
4. Pengertian Hadits Maqthu’
Menurut Bahasa, kata Maqthu’ berasal dari akar kata ‫قطع يقطع قطعا قاطع و مقطوع‬ yang
artinya terpotong atau terputus, lawan kata dari mausul yang berarti bersambung. Kata
terputus ini dimaksudkan tidak sampai kepada Nabi SAW. Ia hanya sampai kepada
tabi’in saja. Menurut istilah Hadits Maqthu’ adalah sebagai berikut.

‫مااضيف التابعي اومن دونه من قول هاوفعل‬


Adalah sesuatu yang disandarkan kepada seorang tabi’in atau orang yang setelahnya,
baik perkataan maupun perbuatan.
Lebih luas lagi didefinisikan sebagai berikut.

‫ماأضيف الى التابعي ومن دونه من أتباع التابعين فمن بعدهم من قول أوفعل اونحوها‬
Sesuatu yang disandarkan kepada sahabat tabi’in dan orang setelahnya daripada tabi’
tabi’in, kemudian setelah mereka, baik berupa perkataan atau perbuatan atau
sesamanya.

Anda mungkin juga menyukai