SEGI PENYADARANNYA
Dosen Pengampu:
Drs.H.M.Chamim, M.HI
Disusun oleh :
M.Fatih
Faiz Redha Alfansuri
Rifki Hanif
Emi Kholilah
“Dari Abu Dzar r.a. ujarnya: Rasulullah s.a.w bersabda : Firman Allah ‘Azza wa
jalla: Siapa yang menjalankan kebaikan, ia berhak menerima sepuluh kali lipat atau
lebih, sedang siapa yang berbuat kehajatan, maka balasannya satu kejahatan yang
sepadan atau bahkan Aku ampuni, dan seterusnya.” (Riwayat Muslim)
Hadits yang dihentikan (sandarannya) pada seseorang sahabat tidak tersembunyi bagi
seorang ahli Hadits, yaitu Hadits yang disandarkan kepada seorangsahabat. Apabila
telah sampai kepada seorang sahabat, ia (seorang perawi) berkata:bahwasanya sahabat
berkata begini, atau berbuat begini, atau menyuruh begini.
الحديث الذي اسند الى الصحابي دون النبي صلى هللا عليه وسلم
Hadits yang disandarkan kepada seorang sahabat, tidak sampai kepada Nabi SAW..
Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Hadits Mauquf adalah sesuatu
yang disandarkan kepada seorang sahabat atau segolongan sahabat, baik berupa
perkataan, perbuatan, persetujuan, baik bersambung sanadnyaatau terputus.Jadi,
sandaran Hadits ini hanya sampai kepada sahabat.
Ibnu shalah dan ulama’ lain berkata,”Hadits Mauquf yang sanadnya bersambung
sampai kepada seorang sahabat yang bersangkutan termasuk Hadits Mauquf Maushul,
dan sebagian Hadits Mauquf yang tidak bersambung sanadnya termasuk Hadits
Mauquf yang tidak mashul sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada Hadits Marfu’.”
Ibnushalih juga membagi Hadits Mauquf kepada dua bagian, yaitu Mauqufal-Maushul
dan Mauquf ghair al-maushul. Mauquf al-maushu berarti Hadits mauquf yang
sanadnya yang bersambung sampai kepada sahabat sebagai sumber Hadits. Sedang
mauquf ghair al-maushul berarti hadits mauquf yang sanadnya tidak bersambung.
Dilihat dari segi penyambungan ini, maka hadits mauquf ghair al-maushul dinilai
sebagai hadits dha’if yang lebih rendah daripada hadits mauquf al-maushul.
4. Pengertian Hadits Maqthu’
Menurut Bahasa, kata Maqthu’ berasal dari akar kata قطع يقطع قطعا قاطع و مقطوع yang
artinya terpotong atau terputus, lawan kata dari mausul yang berarti bersambung. Kata
terputus ini dimaksudkan tidak sampai kepada Nabi SAW. Ia hanya sampai kepada
tabi’in saja. Menurut istilah Hadits Maqthu’ adalah sebagai berikut.
ماأضيف الى التابعي ومن دونه من أتباع التابعين فمن بعدهم من قول أوفعل اونحوها
Sesuatu yang disandarkan kepada sahabat tabi’in dan orang setelahnya daripada tabi’
tabi’in, kemudian setelah mereka, baik berupa perkataan atau perbuatan atau
sesamanya.