0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3K tayangan4 halaman
Dokumen tersebut berisi ringkasan sesi tanya jawab kelompok 1 yang membahas latar belakang bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia, alasan Muhammad Yamin memilih bahasa Melayu dan Jawa, kendala perkembangan bahasa Indonesia, perbedaan ejaan Van Ophuijsen dan Soemandi, serta alasan bahasa negara diberi nama bahasa Indonesia.
Dokumen tersebut berisi ringkasan sesi tanya jawab kelompok 1 yang membahas latar belakang bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia, alasan Muhammad Yamin memilih bahasa Melayu dan Jawa, kendala perkembangan bahasa Indonesia, perbedaan ejaan Van Ophuijsen dan Soemandi, serta alasan bahasa negara diberi nama bahasa Indonesia.
Dokumen tersebut berisi ringkasan sesi tanya jawab kelompok 1 yang membahas latar belakang bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia, alasan Muhammad Yamin memilih bahasa Melayu dan Jawa, kendala perkembangan bahasa Indonesia, perbedaan ejaan Van Ophuijsen dan Soemandi, serta alasan bahasa negara diberi nama bahasa Indonesia.
NIM : P27229022022141 Pertanyaan : Apa yang melatarbelakangi Bahasa Melayu diangkat menjadi Bahasa Indonesia dan bagaimana proses perkembangan Bahasa Melayu diangkat ke Bahasa Indonesia? Jawaban : a. Latar Belakang : Bahasa Melayu dimulai dari adanya bukti-bukti pada jaman kerajaan Sriwijaya dengan adanaya prasasti-prasasti tua yang terdapat tulisan Bahasa Melayu kuno dan juga tulisan-tulisan ini terdapat di jaman kerajaan pulau Jawa. Ketika bangsa Eropa pertama kali datang ke Indonesia, bahasa Melayu sudah mempunyai kedudukan yang luar biasa di tengah-tengah bahasa-bahasa daerah di Nusantara ini. Pigafetta yang mengikuti perjalanan Magelhaen mengelilingi dunia, ketika kapal nya berlabuh di Tidore pada tahun 1521 menuliskan kata- kata Melayu. Itu merupakan bukti yang jelas bahwa bahasa Melayu yang berasal dari bagian barat Indonesia pada zaman itu pun sudah menyebar sampai ke bagian Indonesia yang berada jauh di sebelah timur. b. Proses perkembangan : Pada tahun 1901 disusunlah ejaan resmi Bahasa Melayu oleh Ch. A. van Ophuijsen dan ia dimuat dalam Kitab Logat Melayu. Pada tahun 1908 Pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 ia diubah menjadi Balai Poestaka. Balai itu menerbitkan buku- buku novel seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas. Pada tanggal 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia resmi menjadi bahasa persatuan atau bahasa nasional. 2. Nama : Ruliff Pulung Pararta NIM : P27229022168 Pertanyaan : Mengapa Muhammad Yamin hanya mempertimbangkan Bahasa Melayu dan Bahasa Jawa saja yang akan dijadikan bahasa negara? Mengapa bahasa daerah lain tidak dianggap? Jawaban : Kedua bahasa tersebut dipilih Muhammad Yamin untuk dipertimbangkan menjadi bahasa negara karena Bahasa Melayu banyak dipakai oleh pedagang- pedagang di Indonesia pada saat itu, serta Bahasa Melayu sendiri merupakan salah satu bahasa yang mudah dipelajar, dan Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa yang dipakai oleh mayoritas penduduk Indonesia saat itu, serta banyaknya orang Jawa tersebar di beberapa pulau di Indonesia. Alasan itulah yang menjadi salah satu faktor yang mendukung dipertimbangkan nya Bahasa Melayu dan Bahasa Jawa menjadi bahasa negara.
3. Nama : Malika Nisa Rachman
NIM : P27229022157 Pertanyaan : Apa saja kendala perkembangan Bahasa Indonesia dari awal hingga kini? Jawaban : Kendala perkembangan Bahasa Indonesia adanya bahasa gaul (bahasa tidak baku) yang lebih mudah digunakan sehingga membuat bangsa Indonesia melupakan kaidah bahasa yang sesungguhnya. Munculnya bahasa-bahasa baru di era globalisasi sekarang sehingga membuat jati diri kita sebagai Bangsa Indonesia berkurang, padahal dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar akan membuat dunia tahu bahwa kita menjunjung tinggi negara ini.
4. Nama : Dwi Septiani Anastasya Nugrahani
NIM : P27229022147 Pertanyaan : Apa saja perbedaan ejaan Van Ophuijsen dan ejaan Soemandi? Jawaban : Perbedaan kedua ejaan tersebut sebagai berikut. 1. Ejaan Van Ophusyen: a. Menggunakan oe utk bunyi u b. Menggunakan tanda (') sebagai bunyi utk menandai bunyi k pada akhir kata c. Menggunakan ï (trema) utk kata yg berakhirkan huruf a mendapat akhiran I d. Huruf e yg pelafalannya keras diberi tanda (') di atasnya e. Menggunakan 2 utk kata ulang
f. Kata majemuk ditulis dgn tiga cara:
Dirangkai, misal: apabila Diberi tanda hubung, misal: roemah-sakit Dipisah, misal: anak negeri 2. Ejaan Soewandi: a. Huruf 'oe' diganti menjadi 'u' b. Tanda trema dihilangkan c. Koma ain dan hamzah dihilangkan dan diganti huruf 'k' pada akhir kata d. Huruf e keras (é) dan e lemah (e) ditulis tdk menggunakan tanda e. Kata ulang dpt ditulis dgn 2 cara: Tanda hubung, misal: berlari-larian Menggunakan 2, misal: berpanas2-an
5. Nama : Rahmad Wira Wibowo
NIM : P27229022165 Pertanyaan : Mengapa Bahasa Negara diberi nama Bahasa Indonesia? Jawaban : Penggantian nama dari Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia mengikut usulan dari Muhammad Tabrani pada Kongres Pemuda I yang beranggapan bahwa jika tumpah darah dan bangsa tersebut dinamakan Indonesia, maka bahasanya pun harus disebut Bahasa Indonesia. Kata Bahasa Indonesia muncul dalam tulisan Tabrani sebelum sumpah pemuda diselenggarakan. Kata Bahasa Indonesia pertama kali muncul dalam harian Hindia Baroe pada 10 Januari 1926 yang membahas tentang pentingnya nama Bahasa Indonesia dalam konteks perjuangan bangsa.