Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Lulus Pendidikan Program Studi
Diploma IV Teknik Pesawat Udara Angkata 12 B
Oleh
ILHAM MAOLANA
NIT. 21417080
ii
ABSTRACT
ILHAM MAOLANA
NIT : 21417080
The spinner release process on the ATR42-300 aircraft uses tools called
spinner tools. These tools have a small size and there is no rubber mat at the end
of the diameter of the spinner support, and usually mechanics have difficulty
removing the spinner during dynamic balancing of the propeller. Because it will
hurt the hand because the heat conducted from the engine can directly conduct heat
to the tool and will cause a crack because at the end of the diameter of the support
there is no rubber mat, because the size of the tool is small and there is no rubber
mat, spinner release during dynamic balancing propeller takes a long time and is
inefficient and has to expend greater power or force and once a mechanic said that
this release tool had a crack incident on the tool, therefore the author wanted to
modify the spinner release tool which consists of three parts, namely the , the
stopper serves as a barrier to the puller load on the runway, the puller serves as a
load to relieve mechanical power, and the runway serves as a puller base to be
pounded. By designing a spinner release tool with a sliding hammer/puller system,
it will really help mechanics to remove the spinner during On Ground Dynamic
Balancing. The results of the design are with a size of 520mm, using S45C
materials, the force that occurs, and the calculations in each welding section are in
accordance with what the designer wants. The results of this design are expected
to help mechanical work on the release of the spinner at the time of balancing the
propeller in the PT. ANI.
iii
PENGESAHAN PEMBIMBING
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
KETUA SEKRETARIS
ANGGOTA
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
NIT : 21417080
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari
pihak manapun.
Ilham Maolana
vi
PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR
Sitasi hasil penelitian Tugas akhir ini dapat ditulis dalam bahasa Indonesia sebagai
berikut:
vii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan segala puji serta syukur kehadirat Tuhan YME karena
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini sesuai jadwal yang ditentukan. Tugas akhir dengan judul, “RANCANG
BANGUN SPINNER TOOLS UNTUK REMOVE SPINNER PESAWAT
ATR42-300 DI HANGAR PT. AERO NUSANTARA INDONESIA” diajukan
guna memenuhi salah satu syarat lulus pendidikan Diploma IV Teknik Pesawat
Udara Angkatan ke 12 di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia, Curug,
Tangerang.
viii
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan tugas akhir
ini, namun karena keterbatasan kemampuan yang ada, membuat tugas akhir ini jauh
dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran guna
penyempurnaan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi pembaca,
terutama bagi pendidikan di Politeknik Penerbangan Indonesia.
Ilham Maolana
NIT. 21417080
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. ii
PENGESAHAN PEMBIMBING........................................................................... iv
x
5. Spinner .................................................................................................... 9
6. Teori Gaya ............................................................................................. 10
7. Gaya Gesek ............................................................................................ 11
8. Tegangan ............................................................................................... 12
9. Teori Ilmu Bahan.................................................................................... 13
10. Teori Sambungan Las ............................................................................. 13
11. Teori Beban ........................................................................................... 15
12. Teori Faktor Keamanan ........................................................................... 16
13. Teori Metode Elemen Hingga .................................................................. 16
II.2 Kerangka Befikir .................................................................................. 19
1. Pendahaluan ........................................................................................... 23
2. Tahapan Perancangan ............................................................................. 24
3. Pembuatan Alat ...................................................................................... 25
4. Pengujian Alat ........................................................................................ 27
BAB IV RANCANGAN DAN IMPLEMENTASI .............................................. 28
1. Hasil penentuan dimensi alat pelepas spinner dan Perhitungan gaya yang
terjadi 29
2. Hasil perancangan frame ......................................................................... 31
3. Hasil perhitungan kekuatan sambungan las pada rancangan ....................... 34
4. Hasil menentukan sliding hammer/puller dan bantalan karet penyangga ..... 37
IV.3 Analisis Hasil Uji Coba Rancangan ..................................................... 40
xi
V.2 Saran ..................................................................................................... 70
LAMPIRAN A ...................................................................................................... 73
LAMPIRAN B ...................................................................................................... 75
LAMPIRAN C ...................................................................................................... 76
LAMPIRAN D ...................................................................................................... 77
LAMPIRAN E ...................................................................................................... 78
LAMPIRAN F....................................................................................................... 80
............................................................................................................................... 80
LAMPIRAN G ...................................................................................................... 82
LAMPIRAN H ...................................................................................................... 83
LAMPIRAN I ....................................................................................................... 84
LAMPIRAN J ....................................................................................................... 85
LAMPIRAN K ...................................................................................................... 86
xii
DAFTAR GAMBAR DAN ILUSTRASI
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
DAFTAR ISTILAH
xvi
DAFTAR SIMBOL
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
Upaya untuk membuat pesawat yang laik terbang adalah dengan metode
perawatan. Menurut CASR bagian satu revisi satu, menyebutkan bahwa
perawatan adalah suatu aktifitas atau pekerjaan meliputi preservasi, inspeksi,
perbaikan, overhaul dan pergantian suatu komponen yang diperlukan untuk
menjaga atau megembalikan kondisi struktur pesawat, sistem dan komponen
pesawat tersebut dalam keadaan laik udara, yaitu sesuai dengan desain dan
aman untuk dioperasikan. Misalnya, yaitu pelaksanaan perawatan pada
propeller.
Perawatan pada propeller harus diperhatikan dengan sangat hati – hati dalam
kegiatan pemeliharaannya. Hal ini perlu dilakukan, karena propeller
merupakan salah satu komponen yang sering menerima beban stress
(tegangan) dampak dari gaya sentrifugal yang diterima saat pesawat
dioperasikan. Terlebih lagi bila pesawat melakukan landing atau take off pada
landasan yang kotor berakibat terjadinya benturan dari FOD (Foreign Object
Damage). Pada umumnya perawatan propeller juga dilaksanakan melalui dua
cara yakni static dan dynamic balancing propeller.
1
2
panas dan memuai sehingga sulit untuk dilepas. Celah yang sempit antar
spinner dan propeller serta akibat terkonduksinya panas akibat engine yang
mengkonduksi panas sebelumnya, tidak memungkinkan melepaskannya
dengan tangan kosong. Sesuai dengan Ilustrated Part Catalogue part 61-10-
00 dalam pelepasan spinner harus menggunakan special tools. Terdapat
special tools melepas spinner, tetapi tidak bisa digunakan pada saat dynamic
balancing propeller. Karena seperti pada saat balancing propeller alat
tersebut tidak bisa di pakai, karena tidak terdapat karet pada ujung diameter
spinner yang dapat mengakibatkan potensi crack pada spinner dan
pengerjaan menggunakan special tools yang memakan waktu serta gaya yang
besar. Kemudian juga ukuran alat tersebut yang kecil sehingga akan
mengakibatkan pemuaian panas kepada alat tersebut, dan juga bisa melukai
tangan mekanik, dan alat tersebut mengakibatkan potensi hazard. Alat
tersebut juga pernah mengalami insiden crack pada lampiran (K).
Sesuai dengan latar belakang perancangan tugas akhir ini maka penulis dapat
mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
Dari latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan oleh
penulis, maka penulis membatasi hanya pada butir kelima, yaitu : “ Belum
adanya rancangan spinner tools pada alat pelepas spinner dengan sistem
puller/sliding hammer pada pesawat ATR 42-300”.
Tujuan dari rancangan spinner tools pada pesawat ATR 42-300 diantaranya:
I.6 Manfaat
Manfaat dari rancangan spinner tools pada pesawat ATR 42-300 diantaranya:
1. Secara Aplikasi
a. Alat yang dirancang dapat digunakan untuk melepas spinner dari
spinner bulkhead untuk mempermudah pengerjaan balancing
propeller pada saat On Ground Dynamic Balancing Propeller
b. Alat yang dirancang dapat digunakan untuk mempersingkat
waktu pengerjaan balancing propeller pada saat pelepasan
spinner.
2. Secara Keilmuan
a. Alat yang dirancang dapat mengurangi potensi crack pada bagian
diameter spinner,
b. Alat yang dirancang dapat mengurangi potensi hazard pada
mekanik yang berada dilapangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sesuai dengan judul tugas akhir tentang rancang bangun spinner tools pada
pesawat ATR 42-300 di PT. Aero Nusantara Indonesia, maka penulis
mengajukan beberapa teori yang menjadi landasan rancangan yang akan di
buat :
1. Pesawat Udara
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia (No.1 Tahun 2009, Pasal
1 : 3) Pesawat udara adalah setiap mesin atau alat yang dapat terbang di
atmosfer karena gaya angkat dari reaksi udara tetapi bukan karena
reaksi udara terhadap bumi yang digunakan untuk penerbangan, salah
satu contoh pesawat udara adalah pesawat terbang. Pesawat terbang
merupakan pesawat udara yang lebih berat dari udara, bersayap tetap
dan dapat terbang dengan tenaganya sendiri. (Kemendephub, 2009)(
https://ngada.org/uu1-2009bt.htm )
2. Propeller Pesawat
Menurut CASR Part 01, “Propeller means a device for propelling an
aircraft that has blades on an engine driven shaft and that, when
rotated, produces by its action on the air, a thrust approximately
perpendicular to its plane of rotation. It includes control components
normally supplied by its manufacturer, but does not include main and
auxiliary rotors or rotating airfoils of engines (DGCA, 2006, hal. 56).”
Propeller adalah alat untuk menggerakkan pesawat yang memiliki bilah
pada shaft yang digerakkan engine, ketika diputar, menghasilkan suatu
daya dorong tegak lurus dengan bidang rotasinya melalui aksi terhadap
udara. Hal ini mencakup kontrol komponen yang dibuat oleh pabrik,
tetapi tidak termasuk main atau auxiliary rotors atau airfoil yang
diputar oleh engine.(Transportation Republic of Indonesia Ministry,
2006)
5
6
a. Rancangan penyesuaian
Pada tipe perancangan ini, perancang lebih fokus untuk
melakukan penyesuaian terhadap rancangan yang telah ada dan
modifikasi kecil.
b. Rancangan Perkembangan
Tipe ini perancang memulai perancangan berdasarkan rancangan
yang sudah ada, dan hasil akhir dari perancangan berbeda dengan
rancangan aslinya.
c. Rancangan Baru
Tipe rancangan ini membutuhkan banyak penelitian, kemampuan
teknis, dan kreatifitas.
4. Perawatan Pesawat Udara
Menurut (Republic of Indonesia Ministry of Transportation, Civil
Aviation Safety Regulation, Part 1, revision 1). Perawatan pesawat
merupakan suatu pelaksanaan tugas yang diperlukan untuk memastikan
7
pesawat agar layak terbang , termasuk salah satu atau kombinasi dari
overhaul, pemeriksaan komponen, pembetulan kerusakan dan
perwujudan dari modifkasi dan perbaikan. (Transportation Republic of
Indonesia Ministry, 2006)
d. Dynamic Balance
Pengertian Dynamic Balancing menurut ( Advisory Circular,
2005) (AC 20-37E) mengenai Aircraft Propeller Maintenance
mendefinisikan sebagai berikut: “Certain models of propellers
may be dynamically balanced in place on the aircraft. Dynamic
balancing of a propeller is done to provide for the lowest level of
vibration in its operating range. Although the propeller is the
focal point of the balancing procedure, it is the combination of
the engine, engine mounting system, and the propeller assembly
that combine to provide the level of vibration”. Terjemahaannya
yaitu, propeller tertentu dapat diseimbangkan secara dinamis
pada pesawat. Dynamic balancing propeller dilakukan untuk
memberikan tingkat getaran terendah dalam rentang operasinya.
Meskipun propeller adalah titik fokus dari prosedur balancing,
tingkat getaran yang dihasilkan merupakan gabungan dari engine,
engine mounting system, and propeller assembly. (Terminal et al.,
2005)
5. Spinner
Spinner adalah komponen pesawat yang dipasang pada bagian hub
propeller. Spinner membuat pesawat secara keseluruhan lebih ramping,
sehingga mengurangi hambatan aerodinamis, dan juga memperlancar
aliran udara sehingga masuk ke air intake lebih efisien. Spinner
memenuhi peran estetika pada beberapa desain pesawat. Adapun
Ilustrated Part Catalogue 61-10-00 untuk melepas spinner tertera pada
lampiran (F).(Dale Crane, 1997)
6. Teori Gaya
Menurut buku fisika karangan Joko Sumarno, 2009, gaya adalah tarikan
atau dorongan yang terjadi terhadap suatu benda. Gaya bisa
menyebabkan perubahan posisi, gerak atau perubahan bentuk pada
benda. Gaya termasuk ke dalam besaran Vektor, karena mempunyai
nilai dan arah. Sebuah Gaya disimbolkan dengan huruf F (Force) dan
Satuan Gaya dalam SI (Satuan Internasional) yaitu Newton, disingkat
dengan N. Pengukuran gaya bisa dilakukan dengan alat yang disebut
dengan dinamometer atau neraca pegas. Untuk melakukan sebuah gaya
diperlukan usaha (W), semakin besar gaya yang hendak dilakukan,
maka semakin besar pula Usaha (W) yang harus dikeluarkan. (Joko
Sumarno, 2009)
F = m . g ……………………….(persamaan 1)
Keterangan :
F = gaya benda (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s)
11
7. Gaya Gesek
Menurut buku fisika karangan Joko Sumarno, 2009, gaya gesek adalah
gaya yang berlawanan arah dengan arah gerak benda. Gaya ini terjadi
karena sentuhan benda dengan bidang lintasan akan membuat gesekan
antara keduanya saat benda akan mulai bergerak hingga benda
bergerak. Besarnya gaya ini ditentukan berdasarkan kekerasan
permukaan kedua bidang yang bersentuhan. (Joko Sumarno, 2009)
F = µ . N ……………..……(persamaan 2)
Keterangan :
F = Gaya Gesek (N)
µ = Koefisien Gesekan
N = Gaya Normal (N)
Menurut jurnal Austenit Vol 11, No 1, 2019, gaya gesek terbagi
menjadi dua, antara lain gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Gaya
gesek statis adalah gaya yang bekerja saat benda diam belum bergerak
hingga saat benda akan bergerak sedangkan gaya gesek kinetis adalah
gaya yang terjadi saat benda mulai bergerak.(KURNIANTO, 2018)
Menurut jurnal Momentum B. Agus, Darmanto, I. Syafaat, 2012.
Secara umum, gaya gesek suatu benda dapat digolongkan dalam dua
jenis, yaitu gaya gesek statis dan kinetis. Gaya gesek statis yaitu gaya
yang terjadi saat benda dalam keadaan diam atau tepat akan bergerak,
nilai koefisien ini selalu lebih besar dibandingkan nilai koefisien gesek
kinetis. Sedangkan gaya gesek kinetis yaitu gaya yang terjadi saat benda
dalam keadaan bergerak.(Agus et al., 2015)
Gaya gesek yang digunakan oleh penulis adalah gaya gesek kinetis,
yaitu gaya yang bekerja pada suatu benda bergerak. Adapun rumus
yang dipakai yaitu,
Fk = μk N ………………….(persamaan 3)
Keterangan :
Fk = Gesekan Kinetis (N)
μk = Koefisien Gesekan Kinetis
N = Gaya Normal (N = Kg)
12
8. Tegangan
Menurut jurnal Rekayasa Mesin Vol.2, No 1 Tahun 2011, tegangan
secara sederhana didefinisikan sebagai besaran gaya yang bekerja pada
stu satuan luas permukaan benda yang dikenakan oleh gaya. (Sutikno
et al., 2011)
Menurut website Fisika Zone 2021, tegangan adalah gaya yang bekerja
pada permukaan seluas satu satuan. Tegangan merupakan besaran
scalar yang memiliki satuan MPa, tegangan pada sebuah benda
menyebabkan benda itu mengalami perubahan bentuk. (Zone, 2021)
Keterangan :
σ = tegangan yang diizinkan (Kg/mm2)
fs = Faktor keamanan
Syt = Kekuatan luluh material (Kg/mm2)
13
a. Lap Joint
Lap atau fillet joint adalah sambungan las dengan menumpang
tindihkan bagian plat kemudian mengelas bagian ujung dari plat.
Penampang sambungan fillet rata – rata berbentuk segitiga. Untuk
gambar sambungan fillet dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
𝐴 = 2𝑡 𝑥 𝑠 𝑥 𝑙…………………………(persamaan 7)
15
Keterangan :
b. Butt Joint
Sambungan las butt joint adalah sambungan dengan cara
menyambung antara bagian ujung plat dengan ujung plat. Untuk
sambungan las tipe butt dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
……………..(persamaan 9)
Dalam kasus bahan ulet misal baja ringan, dimana titik yield
digambarkan, faktor keamanan didasarkan pada tingkat kelelahan titik
yield. Menggunakan rumus:
……………..….…………….(persamaan 10)
Keterangan:
σ = tegangan luluh (N/mm atau MPa)
2
Dimana:
𝑓 = 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖
𝑘 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑘𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛
𝑑 = 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 (𝑑𝑖𝑠𝑝𝑙𝑎𝑐𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡)
Ada 3 jenis elemen yang dapat digunakan dalam analisis elemen hingga
yaitu solid element, shell element dan beam element. Ketiga elemen ini
mempunyai kegunaan masing-masing dalam kegunaannya. Solid
element berfungsi sebagai representasi dari objek padat (solid). Shell
element merupakan bentuk penggambaran dari plat baja, informasi
ketebalan plat harus diberikan ketika mengerjakan elemen ini. Mirip
dengan solid element, Shell element juga dapat memetakan ke dalam
geometri lengkung. Tetrahedron adalah jenis elemen yang umum
digunakan pada solid element. Tetrahedron bisa disebut juga piramida
segitiga, merupakan polihedron yang terdiri dari empat sisi segitiga,
enam rusuk dan empat sudut.
19
Salah satu metode untuk memeriksa kualitas mesh yaitu dengan Aspect
Ratio. Dalam situs resmi solidworks dijelaskan bahwa Aspect Ratio
adalah rasio antara tepi terpanjang dan garis normal terpendek
(SOLIDWORKS Help, 2021). Sehingga secara teori Aspect Ratio
elemen tetrahedral yang sempurna adalah 1,0. Akan tetapi untuk
geometri umum, tidak mungkin membuat jaring elemen tetrahedral
yang sempurna. Contohnya seperti pada geometri melengkung, plat
tipis, dan sudut tajam. Beberapa elemen yang dihasilkan bisa saja
memiliki beberapa tepi lebih panjang daripada yang lain. Ketika nilai
Aspect ratio membesar, keakuratan hasil akan menurun
(SOLIDWORKS Help, 2021). Aspect ratio dapat dinotasikan seperti
berikut.
𝐿𝑜𝑛𝑔𝑒𝑠𝑡 𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 (3)
𝐴𝑠𝑝𝑒𝑐𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑆ℎ𝑜𝑟𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙
II.2 Kerangka Befikir
Dalam perancangan alat Pelepas spinner pada pesawat ATR 42-300, penulis
terlebih dahulu mengidentifikasi masalah. Kemudian penulis merancang alat
pelepas spinner dengan menggunakan system puller dengan beban spinner
pesawat tertentu dibutuhkan alat pelepas spinner yang sesuai agar dapat
menghasilkan gaya yang sesuai dengan beban spinner. Setelah itu penulis
dapat menentukan bahan-bahan dan pemilihan puller sebagai media alat
pelepasan spinner yang sesuai dengan spesifikasi dan kriteria tertentu agar
mendapatkan hasil yang maksimal saat digunakan. Dengan bahan baja yang
berbentuk silinder yang akan disambungkan ke bagian plat baja teratas,
kemudian pada ujung silinder di bawah disambungkan baja berbentuk
20
Pada bagian plat baja dibagian atas terdapat karet dengan ukuran tertentu
yang berfungsi sebagai lapisan teratas pada alat yang menahan secara
langsung pada bagian spinner propeller pesawat agar tidak rusak dan dapat
melakukan proses pelepasan spinner dengan aman dan mudah. Setelah semua
proses rancang bangun telah dilakukan oleh penulis (perancang), kemudian
penulis (perancang) melakukan uji coba alat tersebut. Jika alat telah selesai di
uji coba dan berhasil, maka perancangan ini dinyatakan selesai.
21
IDENTIFIKASI MASALAH
Permasalahan
PENGUJIAN
ALAT APLIKASI ALAT DI
YA PESAWAT ATR 42-300
Diagram alir merupakan suatu langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam
melakukan analisa ilmiah. Keberhasilan suatu program dalam menganalisa
tergantung pada langkah-langkah yang dibuat dalam diagram alirnya. Pada
tugas akhir ini langkah-langkah yang dibuat, mengacu pada diagram alir
berikut:
22
23
1. Pendahaluan
a. Studi Literatur
Pembuatan rangka alat pelepas spinner ini dimulai dengan
melakukan studi literatur. Studi literatur merupakan suatu
langkah awal yang penting untuk keseluruhan metode penelitian,
ini merupakan dasar dari melakukan analisa dan pembuatan.
Studi literatur bertujuan untuk mengumpulkan data dari berbagai
sumber telah tervalidasi dan terverifikasi, yang berhubungan
dengan tema yang akan dibahas, seperti : buku-buku tentang
spinner, jurnal yang membahas spinner, diktat atau skripsi
sejenis.
24
b. Internet
Internet atau pencarian secara online digunakan sebagai salah
satu sumber dalam teknik pengumpulan data dikarenakan banyak
informasi berkait dengan rancangan yamg ada. Aksesnya yang
mudah sangat membantu untuk menemukan informasi dari
penelitian yang telah ada sebelumnya dari berbagai daerah
bahkan berbagai negara. Dalam rancangam ini informasi yang
diperoleh berupa informasi umum misalnya pengertian dari suatu
kata penting yang menjadi pembahasan utama.
c. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi di
Hangar PT. Aero Nusantara Indonesia. Dengan cara mencari IPC
(Ilustrated Part Catalogue), kemudian melakukan pengukuran
pada spinner, bertanya-tanya kepada tools man untuk mencari
informasi memodifikasi alat pelepas spinner yang tepat dengan
ukuran yang sesuai dengan panjang spinner.
2. Tahapan Perancangan
a. Pembuatan Geometri
Pembuatan geometri dilakukan dengan menggunakan metode
elemen hingga yang menganalisis tegangan dan deformasi dalam
struktur geometri tertentu dengan menggunakan software
solidworks 2017.
b. Pemilihan Material
Memilih material dengan material yang sesuai untuk metal to
metal contact pada komponen, dengan cara memilih material
yang mudah di cari di pasaran serta dengan cost yang tidak terlalu
mahal. Dengan menentukan yield strength, and tensile strength.
25
a. Material
Di awali dengan mempersiapkan material yang di gunakan yaitu
plat, batang silinder, batang hollow Baja S45C, dengan ukuran
plat 20x50x3, batang silinder berukuran 40cm dengan diameter
1,5cm, dan batang hollow berukuran 30cm dengan diameter
2,2cm. Kemudian mempersiapkan material karet matras dengan
ukuran 50x50.
26
d. Proses Pengelasan
Proses pengelasan yaitu dilakukannya penyambungan antara dua
buah material atau lebih dengan gambar rancangan yang sudah di
sesuaikan oleh perancang,
4. Pengujian Alat
Setelah alat telah dirancang, maka selanjutnya dilakukan uji coba pada
alat yang sudah dibuat perancang dengan menggunakan software
solidworks 2017. Pengujian alat ini dilakukan untuk mengetahui
keberhasilan alat yang sudah di rancang.
BAB IV
RANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
Prinsip dari rancangan stopper ini adalah untuk menahan dari pada
puller/sliding hammer dan menghubungkan stopper pada ujung batang besi.
Rancangan stopper ini dibuat dengan perhitungan yang dilandasai oleh teori-
teori sehingga stopper tidak akan lepas dan membahayakan struktur pesawat
atau/pun mekanik seperti contoh dalam pemilihan bahan penulis
menggunakan baja yang kuat yang dapat menahan beban puller/sliding
hammer. Kemudian penulis menggunakan karet penyangga pada ujung
diameter spinner agar menghindari gesekan metal to metal contact antara
spinner dengan alat pelepas spinner.
Fk = μk N
Fk = 0,57 × 3,671kg
Fk = 2,092 kg
Fk = 20,5 N
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑎𝑚𝑎𝑛𝑎𝑛
𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎
= 122.5 N/mm²
34
P = (hasil area A) x 𝜎
P = 381,78 x 413,68
P = 157,9 Mpa
3) Mencari tegangan geser yang terjadi
𝐹
𝜎=
𝐴
F = (w = m x g = 2kg x 9,8 = 19,6)
A= (lebar & panjang penahan, p x l = 50mm x 180mm =
9000mm)
19,6
𝜎=
9000
35
𝜎 = 0,002 Mpa
P = (hasil area A) x 𝜎
P = 169,68 x 413,68
P = 70.193,2 Mpa
36
= 88,31 mm)
19,6
𝜎=
88,31
𝜎 = 0,2219 Mpa
𝐾𝑒𝑘𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑙𝑢ℎ
𝜎 𝑖𝑧𝑖𝑛 =
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑎𝑚𝑎𝑛𝑎𝑛
𝑁
15
𝜎 𝑖𝑧𝑖𝑛 = 𝑚𝑚2
4
𝑁
= 3.75𝑚𝑚2
𝜎 : 𝜎 𝑖𝑧𝑖𝑛
0.001 𝑁/mm2 : 3.75 𝑁/𝑚𝑚2
1. Pengujian Statis
a. Langkah-langkah Kerja Software Solidwork
Analisa statis dilakukan untuk mengetahui reaksi ketahanan
model terhadap pembebanan statis yang diberikan antara lain
analisis tegangan, displacement dan strain. Proses analisis dapat
dilakukan dengan bantuan software, salah satunya solidworks.
Secara prinsip dasar pengujian menggunakan software meliputi
model part, koneksi, tahanan, meshing dan hasil. Berikut adalah
langkah untuk melaukan simulasi dengan menggunakan software
solidworks:
1) Persiapkan model solid part yang akan dianalisis
41
3) Kemudian Pilih New Study pada sisi pojok kiri atas jendela
44
45
2. Pengujian Dinamis
Pengujian dinamis dilakukan dengan du acara, yaitu dengan force dan
velocity.
a. Langkah-langkah Kerja Software Solidworks dengan force
Analisa dinamis dilakukan untuk mengetahui reaksi ketahanan
model terhadap pembebanan dinamis yang diberikan. Secara
garis besar analisis ini hampir sama urutanya dengan analisis
initial velocity, dan hampir sama dengan pembebanan statis
hanya saja pembebanan dilakukan dalam satuan waktu sehingga
dapat disajikan grafik hasil analisis terhadap waktu.
50
3) Pilih New Study. Yang berada di sisi pojok kiri atas jendela.
51
Dari hasil uji coba gaya pada gambar diatas didapatkan hasil
tegangan maksimum yang terjadi dengan memberikan gaya
lengan sebesar 36N yaitu sebesar 7,7Mpa pada rangka plat dan
stopper/handle yang mampu menahan tegangan yang terjadi,
yang berarti tegangan tersebut masih sangat aman dibawah yield
strength material dari rancangan tersebut sebesar 490Mpa.
3) Pilih New Study. Yang berada di sisi pojok kiri atas jendela.
61
.
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Han, E. S., & goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A. (2019). Aviation
Maintenance Technician Handbook-Powerplant Vol-2. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
R.S. Khurmi & J.K. Gupta. (2005). A textbook of Machine Designa Text Of
Machine Design, Eurasia publishing house (pvt.) ltd RAM NAGAR, NEW
DELHI. I.
Saputra, M., & Hakim, I. (2016). Maintenance Propeller Hartzell Pada Pesawat
Cessna 172. 2(3), 158–166.
Sutikno, E., Mesin, T., & Brawijaya, U. (2011). PADA DESAIN CARBODY TeC
RAILBUS DENGAN. 2(1), 65–81.
Terminal, U. S., Terminal, U. S., Route, E., & Route, E. (2005). Advisory Circular.
72
LAMPIRAN A
LAMPIRAN B
LAMPIRAN C
LAMPIRAN D
LAMPIRAN E
Lampiran K Quisioner
79
80
LAMPIRAN F
LAMPIRAN G
LAMPIRAN H
tabel 9 minimum
ketebalan las
Thickness of plate
3-5 6-8 10-16 18-24 26-55 Over 58
(mm)
Minimum size of
3 5 6 10 14 20
weld (mm)
Lampiran
N
Sp
es
ifi
ka
si
mi
ni
m
u
m
la
s
84
LAMPIRAN I
Lampiran O
Spesifikas
i factor
keamanan
Material tabel 10 Beban
faktor Mati Beban Hidup Beban Kejut
keamanan
material
Cast Iron 5 sampai 6 8 sampai 12 16 sampai 20
Steel 4 8 12 sampai 16
Leather 9 12 15
Timber 7 10 sampai 15 20
85
LAMPIRAN J
(Sumber: https://www.industrikaret.com/spesifikasi-karet-bantalan-
jembatan.html )
LAMPIRAN K