Anda di halaman 1dari 3

MUHAMMAD WAHYU JANWAR HADLIN (L1B020079)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

UTS SOSIOLOGI KOMUNIKASI

TAHUN 2022/2023

1.

 Sosiologi komunikasi adalah bidang studi yang mempelajari komunikasi secara


sosiologis antara interaksi manusia dengan sosialnya. Menurut Soejono Soekanto,
sosiologi komunikasi merupakan kekhususan sosiologi dalam mempelajari interaksi
sosial yaitu suatu hubungan atau komunikasi yang menimbulkan proses saling
pengaruh-memengaruhi antara para individu, individu dengan kelompok maupun
antar kelompok. Menurut Soekanto, sosiologi komunikasi juga ada kaitannya dengan
public speaking, yaitu bagaimana seseorang berbicarakepada publik. sosiologi
komunikasi mempelajari tentang interaksi sosial dengan segala aspek yang
berhubungan dengan interaksi tersebut seperti bagaimana interaksi itu dilakukan
dengan menggunakan media, bagaiman efek media sebagai akibat dari interaksi
tersebut, sampai dengan bagaimana perubahan-perubahan sosial dimasyarakat yang
didorong oleh efek media berkembang serta konsekuensi sosial macam apa yang di
tanggung masyarakat sebagai akibat dari perubahan yang didorong oleh media massa
itu.

 Masyarakat memiliki struktur dan lapisan yang beragam, kemudian media massa
sebagai media komuikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara
massal dapat diakses oleh seluruh lapisan atau struktur masyarakat tersebut. Melalui
fungsi media massa sebagai pemberi informasi kepada masyrakat, semua peristiwa
yang terjadi dapat diketahui melalui media massa dimanapun itu. Fungsi surveillance
adalah sebagai peringatan, menambah prestise, dan instrumental. Dengan demikian
Komunikasi massa sebagai sistem sosial adalah untuk menjadi control sosial bagi
masyarakat.
2.

Ada beberapa dasar pembentukan stratifikasi sosial dalam masyarakat, yaitu


kekayaan, kekuasaan dan wewenang, kehormatan, serta pendidikan. Kekayaan merujuk pada
materi kebendaan yang dapat dijadikan ukuran penempatan masyarakat dalam lapisan sosial.

Karl Marx, menurutnya stratifikasi sosial adalah perbedaan antara kelompok masyarakat
kedalam kelas sosial, yang di tentukan atas hubungan mereka terhadap alat-alat produksi,
yaitu antara kelas atas (borjuis) dan kelas bawah (proletar). Max Weber,status kelas dan
partai politik memberikan analisa yang mendalam tentang strata sosial. Menurut Max Weber,
stratifikasi sosial didasarkan pada dimensi ekonomi, sosial dan politik. Maka dari itu
masyarakat terbagi menjadi kelas (secara ekonomi), kelompok status (sosial) dan partai
(politik). Weber juga menambahkan bahwa dimensi ekonomi adalah dimensi penentu bagi
dimensi lainnya.

Dalam contoh kasus ini dapat dilihat bahwasannya ada beberapa komponen yang yang dapat
dibedakan berdasarkan stratifikasi sosialnya di dalam lingkup sosialnya (lingkungan sekolah)
menurut pengertian para ahli diatas, antara lain :

 Kepala Sekolah
kehormatan, wewenang, kuasaan tertinggi, kelas atas (borjuis) & ekonomi tertinggi,
status sosial paling tinggi, Pendidikan paling tinggi.
 Pak Rendi
kehormatan, pendidikan tinggi, kelas atas (borjuis), ekonomi tinggi, status sosial
tinggi.
 Pak Lukman
kelas bawah (proletary), ekonomi rendah, status sosial rendah, Pendidikan rendah.
 Bu Diah
Kelas bawah (proletary), ekonomi rendah, status sosial rendah, Pendidikan rendah.

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah memegang


stratifikasi sosial tertinggi dalam ruang lingkup tersebut, kemudian dibawahnya adalah Pak
Rendi, lalu yang paling bawah ada Pak Lukman dan Bu Diah.
3.

Dalam kasus ini Kecimol merupakan kesenian cilokak modern Lombok yang
menggabungkan antara musik tradisional dengan musik modern, kecimol ini juga yang
menyebabkan mulai tergusurnya musik tradisional khas Lombok yaitu gendang belek. Musik
kecimol juga memiliki dampak negatif dan pergeseran nilai termasuk dalam tata caranya.
Tidak jarang para anak muda bahkan anak kecil berjoget dengan sesukanya didepan kecimol,
hal-hal seperti itu sangat mengurangi nilai-nilai dari prosesi nyongkolan tersebut, Selain itu
juga menimbulkan kemacetan oleh remaja yang berjoget. Terkadang juga nyongkolan bisa
menimbulkan aksi brutal dari para penjoget karena mereka dipengaruhi oleh minuman keras
yang mereka minum sebelum berangkat nyongkol.

Industri yang tercipta dari budaya kecimol ini berorientasi pada penciptaan keuntungan
sebesar-besarnya. Budaya kecimol ini adalah sebagai akibat dari kritik atas budaya
tradisional, dimana budaya tradisional Gendeng Beleq ini hanya dapat dinikmati oleh
kalangan atas atau yang memiliki ekonomi tinggi. Sedangkan pada budaya kecimol, sebagai
kritik atas budaya tradisional, merujuk kepada proses pluralisme dan demokrasi yang kental,
berusaha untuk menghilangkan kelas-kelas yang mendasarkan dirinya pada budaya modal,
borjuasi dan elitisme, dengan mengedepankan kebersamaan dan egalitarianisme. Namun
secara negatif, budaya massa juga banyak diartikan sebagai perilaku konsumerisme,
kesenangan universal yang bersifat hanya seketika, mudah punah, dan memiliki makna yang
dangkal dan tidak bersifat ganda, mengacu kepada pengertian produk budaya yang diciptakan
semata-mata untuk pasar. Dengan kata lain dalam budaya massa, orientasi produk adalah tren
atau mode yang sedang diminati pasar.

Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikatakan oleh Sukmana (2009), budaya massa itu
menunjuk pada berbagai produk dan praktik-praktik kultural yang melibatkan sekumpulan
besar orang berselera rendah. Budaya massa dipandang sebagai budaya yang berbasis
komoditas sebagai sesuatu yang tidak autentik, manipulatif, dan tidak memuaskan. Budaya
massa hanya berbicara tentang komoditas sehingga hal ini terkait dengan industri yang pada
akhirnya membuat sebuah budaya itu bukan produk yang dihasilkan langsung oleh
‘masyarakat’, tetapi oleh pelaku industri yang tujuannya untuk dibeli dan menghasilkan
keuntungan bagi pemilik modal.

Anda mungkin juga menyukai