Anda di halaman 1dari 12

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA N 1 BONE KD : 3.1 dan 4.1


Mata Pelajaran : Kimia Semester/TP : Ganjil / 2022/2023
Kelas / Program : XII / IPA ALokasi Waktu : 4 x 45 menit
Jumlah Pertemuan: 2 Kali
A. Tujuan Pembelajaran

Melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan menggali informasi dari berbagai
sumber belajar dan mengolah informasi, diharapkan siswa terlibat aktif selama proses belajar mengajar
berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan diskusi dan bertanggungjawab dalam
menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik serta dapat Menganalisis
fenomena sifat koligatif larutan penurunan tekanan uap jenuh dan kenaikan titik didih. Serta
mempresentasikan hasil analisis terkait penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih.

B. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke - 1 (pertama)

Langkah
Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pembelajaran

Pendahuluan  Guru memberi salam dan berdoa bersama siswa 15


 Guru mengecek kehadiran siswa, menyanyikan lagu kebangsanaan menit
 Apersepsi  Guru mengingatkan kembali materi pembelajaran pengertian Sifat Koligatif
Larutan dan konsentrasi larutan.
 Masih ingat kah kalian pelajaran yang lalu pengertian sifat koligatif
larutan,
 bagaimana hubungan jumlah zat terlarut terhadap konsentrasi?
 Guru mengaitkan materi pembelajaran Sifat Koligatif Larutan dengan
pengetahuan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
 mengapa memasak air dengan panci yang tertutup, tutup panci
tersebut bisa terangkat ? (berpikir kritis)
 Guru menyampaikan Kompetensi Dasar (KD), Indikator dan tujuan
pembelajaran

Kegiatan Inti 65
menit
 Memberikan 1. Guru mengajukan masalah dengan menampilkan menayangkan video yang
Orientasi berhubungan dengan penurunan tekanan uap
terhadap - Peserta didik mengamati video yang ditayangkan
masalah - Peserta didik mencatat hal-hal penting-penting dalam video yang
kepada ditayangkan
peserta didik

 Mengorganisa 2. Guru mengarahkan peserta didik bekerja sesuai dengan kelompok


sikan peserta 3. Guru membagikan LKPD yang berisikan masalah dan langkah-langkah
didik untuk pemecahannya (tanggung jawab)
belajar 4. Guru mendorong dan memotivasi peserta didik untuk bekerja sama dalam
kelompok dalam memecahkan masalah (kolaborasi, komunikatif)
5. Peserta didik diberikan kesempatan untuk mempelajari LKPD dan
menanyakan masalah yang di temukan terkait LKPD (rasa ingin tahu)

6. Peserta didik dalam kelompok melakukan penyelidikan terkait masalah yang


Membimbing diberikan melalui kegiatan diskusi kelompok (kolaborasi dan berpikir kritis)
penyelidikan 7. Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai
individual maupun dengan permasalahan atau rumusan masalah yang diberikan
kelompok) 8. Guru berkeliling kelas memantau kegiatan diskusi yang dilakukan oleh
peserta didik sambil menilai aspek sikap peserta didik dalam berdiskusi.

9. Guru mengarahkan peserta didik untuk mempersiapkan hasil diskusi yang


telah dilakukan masing-masing kelompok dalam bentuk semenarik mungkin
berdasarkan kesepakatan kelompok.
Mengembang kan 10. Guru meminta Peserta didik menentukan perwakilan kelompok secara
dan musyawarah untuk menyajikan (mempresentasikan) hasil diskusi mereka di
menyajikan hasil depan kelas.
karya

11. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik dari kelompok lain untuk
memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok penyaji dengan
sopan.
Menganalisis dan 12. Guru melibatkan peserta didik mengevaluasi jawaban kelompok penyaji
mengevaluasi serta masukan dari peserta didik yang lain
proses pemecahan 13. Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain yang mempunyai
masalah jawaban berbeda dari kelompok penyaji pertama untuk mengkomunikasikan
hasil diskusi kelompoknya secara runtun, sistematis, santun, dan hemat
waktu.
14. Guru mengevaluasi semua hasil diskusi tiap kelompok
1. Mefasilitasi dalam menemukan kesimpulan tentang sifat koligatif larutan 10
Penutup melalui review indikator yang hendak dicapai menit
2. Guru melakukan refleksi kegiatan pembelajaran
3. Guru mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi yang akan
dibahas dipertemuan berikutnya.
4. Memberi salam.

Pertemuan ke - 2 (dua)

Langkah
Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pembelajaran
Pendahuluan  Guru memberi salam dan berdoa bersama siswa 15
 Guru mengecek kehadiran siswa, menyanyikan lagu kebangsanaan menit
 Apersepsi  Guru mengingatkan kembali materi pembelajaran pengertian Sifat
Koligatif Larutan dan konsentrasi larutan.
 Masih ingat kah kalian pelajaran yang lalu penurunan tekanan uap?
 bagaimana hubungan penurunan tekanan uap dengan sifat koligatif
larutan?
 Guru mengaitkan materi pembelajaran kenaikan titik didih dengan
pengetahuan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
 Mengapa memasak air dengan panci (otomatis) yang tertutup, panci
tersebut akan mengeluarkan suara? (berpikir kritis) (penyangan
video)
 Guru menyampaikan Kompetensi Dasar (KD), Indikator dan tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti KEGIATAN LITERASI 65
1. Guru mengajukan masalah dengan menampilkan menayangkan video menit
 Memberikan yang berhubungan dengan penurunan tekanan uap
Orientasi
terhadap
masalah
kepada peserta
didik

 Mengorganisa 2. Guru mengarahkan peserta didik bekerja sesuai dengan kelompok


sikan peserta 3. Guru membagikan LKPD yang berisikan masalah dan langkah-langkah
didik untuk pemecahannya (tanggung jawab)
belajar 4. Guru mendorong dan memotivasi peserta didik untuk bekerja sama
dalam kelompok dalam memecahkan masalah (kolaborasi, komunikatif)
5. Peserta didik diberikan kesempatan untuk mempelajari LKPD dan
menanyakan masalah yang di temukan terkait LKPD (rasa ingin tahu)

6. Peserta didik dalam kelompok melakukan penyelidikan terkait masalah


yang diberikan melalui kegiatan diskusi kelompok (kolaborasi dan
Membimbing berpikir kritis)
penyelidikan individual 7. Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai
maupun kelompok) dengan permasalahan atau rumusan masalah yang diberikan
8. Guru berkeliling kelas memantau kegiatan diskusi yang dilakukan oleh
peserta didik sambil menilai aspek sikap peserta didik dalam berdiskusi.

9. Guru mengarahkan peserta didik untuk mempersiapkan hasil diskusi


yang telah dilakukan masing-masing kelompok dalam bentuk semenarik
Mengembang kan mungkin berdasarkan kesepakatan kelompok.
dan menyajikan 10. Guru meminta Peserta didik menentukan perwakilan kelompok secara
hasil karya musyawarah untuk menyajikan (mempresentasikan) hasil diskusi mereka
di depan kelas.

11. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik dari kelompok lain
untuk memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok penyaji
Menganalisis dan dengan sopan.
mengevaluasi proses 12. Guru melibatkan peserta didik mengevaluasi jawaban kelompok penyaji
pemecahan masalah serta masukan dari peserta didik yang lain
13. Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain yang mempunyai
jawaban berbeda dari kelompok penyaji pertama untuk
mengkomunikasikan hasil diskusi kelompoknya secara runtun,
sistematis, santun, dan hemat waktu.
14. Guru mengevaluasi semua hasil diskusi tiap kelompok
15. Mefasilitasi dalam menemukan kesimpulan tentang sifat koligatif 10
Penutup larutan melalui review indikator yang hendak dicapai menit
16. Guru melakukan refleksi kegiatan pembelajaran
17. Guru mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi yang
akan dibahas dipertemuan berikutnya.
18. Memberi salam.

C. Teknik Penilaian (Asesmen)


1. Penilaan sikap : observasi (daftar cek/lembar penilaian sikap)
2. Penilaian pengetahuan : tes tulis, penugasan
3. Penilaian ketrampilan : Portofolio dan unjuk kerja

Mengetahui Bone, Juli 2021


Kepala SMA Negeri 1 Bone Guru Mata Pelajaran

Raden R. Ruchan, S.Pd Ismail A. Husain, S.Pd


NIP. 196706241995121002 NIP. 198208182008021001

LAMPIRAN
Instrumen penilaian

a. Penilaian Sikap

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/Semester : XII / GANJIL
Indikator Penilaian : Peserta didik menunjukkan perilaku ilmiah : tanggung
jawab, disiplin, jujur, teliti, dalam proses pembelajaran
Penilaian Kompetensi Sikap

a. Sikap yang menjadi fokus penilaian adalah sikap jujur, disiplin, tanggungjawab, kerjasama, dan proaktif
b. Untuk sikap akan dilihat peserta didik yang memiliki sikap yang sangat positif terhadap kelima sikap di atas,
dan hasilnya akan dicatat dalam jurnal sebagai berikut;

CATATAN
NO PENTING SISWA
TANGGAL NAMA KET.
. (Bisa positif atau
negatif)

1.

2.

3.

4.

Dst

c. Hasil penilaian sikap dalam jurnal akan direkap dalam satu semester dan diserahkan ke wali kelas untuk
dipertimbangkan dalam penilaian sikap dalam rapor (menunjang penilaian sikap dari guru PAI dan guru
PPKN).

b. Penilaian Pengetahuan
Pedoman penilaian soal test tertulis (soal uraian/terbuka)
Skor Jumlah

No Nama Siswa 1 2 3 Jumlah Nilai

10 10 10 Skor

Skor maksimal = 30

Jumlah Nilai : Jumlah Skor perolehan x 100


Skor maksimal

INSTRUMEN PENILAIAN PRESENTASI

Nama Satuan pendidikan : SMA N 1 Bone

Tahun pelajaran : 2022/2023

Kelas/Semester : XII / Semester 1

Mata Pelajaran : Kimia

Kemampuan
Total
No Nama Siswa Presentasi
4 3 2 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

PEDOMAN PENSKORAN:

NO ASPEK KRITERIA YANG DINILAI BOBOT

 Percaya diri, antusias dan bahasa yang lugas 4


 Seluruh anggota berperan serta aktif
 Dapat mengemukanan ide dan
berargumentasi dengan baik
1 Kemampuan presentasi  Manajemen waktu yang baik 4
 Hanya 3 kriteria yang terpenuhi 3
 Hanya 2 kriteria yang terpenuhi 2
 Hanya 1 kriteria yang terpenuhi 1
TOTAL BOBOT 4

Nilai =
c. Penilaian Keterampilan
Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian
ujian keterampilan berbicara sebagai berikut:

Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)

Kesesuaian respon dengan


1
pertanyaan

2 Keserasian pemilihan kata

Kesesuaian penggunaan tata


3
bahasa

4 Pelafalan

Kriteria penilaian (skor)


100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor
maksimal dikali skor ideal (100)

Instrumen Penilaian Diskusi


No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25

1 Penguasaan materi diskusi

2 Kemampuan menjawab pertanyaan

3 Kemampuan mengolah kata

4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik

Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll

Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25

3
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25

INSTRUMEN PENILAIAN
PENGETAHUAN

KISI-KISI SOAL
Teknik Bentuk Nomor
No. Kemampuan IPK Indikator Soal
Yang Diuji Penilaian penilaian soal

Soal

Pembahasan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis


Problem Based Learning
Pokok Bahasan : Penurunan Tekanan UAP

Kelompok : …….

Nama kelompok : 1. ………………………

2. ………………………

3. ………………………

4. ………………………

5. ………………………

PETUNJUK UNTUK PESRTA DIDIK


TUJUAN PEMBELAJARAN

Bahan Ajar

A.    Satuan Konsentrasi Larutan

Marilah  kita  pelajari  kembali  mengenai  konsentrasi  larutan sebelum kita mempelajari sifa


t koligatif larutan. Satuan konsentrasi ada beberapa macam, antara lain adalah molalitas (m), 
molaritas (M), dan fraksi mol (x).

1.  Molalitas (m)
Apakah yang kamu ketahui tentang molalitas? Molalitas  merupakan  satuan  konsentrasi  
 yang  penting  untuk menentukan sifat-sifat yang tergabung dari jumlah partikel dalam 
larutan.
Molalitas didefinisikan sebagai banyak mol zat terlarut yang dilarutkan dalam satu kilog
ram (1.000 gram) pelarut. Misalkan jika
2 mol garam dapur (NaCl) dilarutkan dalam 1.000 gram air
maka molalitas garam dapur tersebut adalah 2 molal.
Secara matematis pernyataan tersebut dinyatakan seperti berikut.
.......... 1.1
Keterangan:
m   =  molalitas larutan
n    =  jumlah mol zat terlarut
p    =  massa pelarut (gram)
Jumlah mol zat terlarut (n) dapat kita tentukan dari massa zat terlarut (m) dibagi dengan massa 
molekul relatif zat terlarut (Mr). Jadi persamaan (1.1) dapat juga kita tuliskan seperti berikut.
 
3.  Fraksi Mol (x)
Fraksi mol (x) menyatakan perbandingan mol salah satu komponen dengan jumlah mol semu
a komponen-
komponen. Perhatikan contoh berikut. Misalkan 2 mol garam (NaCl) yang dinotasikan  denga
n  A  dilarutkan  dalam  8  mol  air  yang dinotasikan dengan B, maka fraksi mol garam (xA) = 
0,2 dan fraksi mol air (xB) = 0,8.
Perhatikan gambar di bawah!
Jadi, fraksi mol masing-masing komponen dalam suatu larutan dapat  ditentukan
sebagai berikut.

B. Sifat Koligatif Larutan

Pada saat kamu memasak air, apa yang terjadi jika air tersebut mendidih kamu tambah
kan gula? Air yang semula mendidih akan berhenti beberapa saat ketika kamu tamba
hkan gula, kemudian akan mendidih kembali. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi 
kenaikan titik didih. Titik didih air murni lebih rendah  daripada  titik  didih  larutan  gula. 
Kenaikan  titik  didih ini bergantung jumlah zat terlarut yang ditambahkan pada pelaru
t, dalam contoh ini bergantung jumlah gula yang ditambahkan pada air. Sifat inilah 
disebut sifat koligatif larutan.

Sifat koligatif larutan yang lain adalah penurunan tekanan uap, penurunan titik beku, dan teka
nan osmotik. Jadi sifat koligatif larutan tergantung pada konsentrasi zat terlarut dan tidak dipe
ngaruhi oleh jenis zat terlarut. Agar lebih jelas, marilah kita pelajari uraian dari masing-masing 
sifat koligatif larutan.
1.        Penurunan Tekanan Uap Jenuh

Pernahkah kamu melihat peristiwa penguapan? Pada peristiwa
penguapan terjadi perubahan dari zat cair menjadi gas. Jika zat cair  dimasukkan  ke  dalam  su
atu  ruangan  tertutup  maka  zat tersebut  akan  menguap  hingga  ruangan  tersebut  jenuh.  Pada 
keadaan ini proses penguapan tetap berlangsung dan pada saat
yang  sama  juga  terjadi  proses  pengembunan. Laju penguapan
sama dengan laju pengembunan. Keadaan ini dikatakan terjadi kesetimbangan  dinamis  antar
a  zat  cair  dan  uap  jenuhnya. Artinya bahwa tidak akan terjadi perubahan lebih lanjut tetapi
reaksi atau proses yang terjadi masih terus berlangsung. Tekanan  yang  disebabkan  oleh  uap  j
enuh  dinamakan  tekanan
uap jenuh. Besarnya tekanan uap jenuh dipengaruhi oleh jumlah zat  dan  suhu.  Makin  besar  te
kanan  uap  suatu  cairan,  makin mudah  molekul-molekul  cairan  itu  berubah  menjadi  uap. 
Tekanan uap suatu larutan dapat diukur dengan alat manometer merkurium. Perhatikan gambar
2.1.
Pada alat tersebut setelah larutan dimasukkan dalam labu, semua udara dalam pipa penghubun
g dikeluarkan melalui pompa vakum. Jika keran ditutup, maka uap yang ada dalam pipa peng
hubung hanyalah uap dari pelarut larutan tadi sehingga uap itu disebut tekanan uap larutan ters
ebut. Semakin tinggi suhu cairan semakin banyak uap yang berada di atas permukaan cairan da
n tekanan uap yang terbaca semakin tinggi.
Untuk  mengetahui  penurunan  tekanan  uap  maka  pada  tahun 1880-an  kimiawan  Perancis 
F.M.  Raoult  mendapati  bahwa melarutkan  suatu  zat  terlarut  mempunyai  efek  penuruna
n tekanan uap dari pelarut.
Apabila pada pelarut murni kita tambahkan sejumlah zat terlarut yang tidak mudah mengua
p, apa yang akan terjadi? Coba  perhatikan  gambar  berikut  ini.

Dalam larutan, terjadi interaksi antara zat terlarut dengan pelarut sehingga zat terlarut tersebut
akan menghalangi pelarut untuk menguap. Hal ini menyebabkan tekanan uap larutan lebih
kecil daripada pelarut murni. Inilah yang dinamakan penurunan tekanan uap jenuh. Selisih
antara tekanan uap murni dengan tekanan uap larutan jenuh dapat dituliskan secara matematis
seperti berikut.
 

Persamaan (2.2) di atas dikenal dengan hukum Raoult. Hukum


Raoult hanya berlaku pada larutan ideal dan larutan tersebut
merupakan larutan encer tetapi pada larutan encer yang tidak
mempunyai interaksi kimia di antara komponen-komponennya,
hukum Raoult berlaku pada pelarut saja.
Adapun banyaknya penurunan tekanan uap ( ΔP ) sama dengan
hasil kali fraksi mol terlarut (xA) dan tekanan uap pelarut murni
(P0). Pernyataan ini secara matematis dapat dituliskan seperti berikut.

2.        Kenaikan Titik Didih (ΔTb )
Mengapa air mendidih pada suhu 100 oC? Pada pembahasan terdahulu telah disebutkan bahwa
air dapat menguap pada suhu berapa saja dan tekanan uapnya akan meningkat seiring dengan
kenaikan suhu. Tekanan uap menggambarkan kecenderungan cairan untuk menguap. Semakin
besar tekanan uap, semakin mudah zat itu menguap. Sementara itu, tekanan udara luar memaksa
uap tetap berada dalam cairan. Jika tekanan uap kurang dari tekanan udara luar (tekanan
dipermukaan cairan), uap hanya terbentuk dari permukaan cairan. Namun ketika tekanan uap
cairan sama dengan tekanan udara dipermukaan, penguapan dapat terjadi di seluruh bagian
cairan. Uap yang terbentuk dapat naik dan pecah dipermukaan. Keadaan seperti itu disebut
mendidih.
Jadi, titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan  dipermukaan.
Oleh karena itu, titik didih bergantung pada tekanan dipermukaan. Dipermukaan laut (tekanan =
760 mmHg), air mendidih pada 100oC karena pada suhu 100oC tekanan uap air sama dengan
760 mmHg. Di pencak Everest (ketinggian 8.882 m dari permukaan laut), air mendidih pada
71oC. Biasanya, yang dimaksud dengan titik didih adalah titik didih normal, yaitu titik didih
pada tekanan 760 mmHg. Titik didih normal air adalah 100oC.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap
pelarutnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut
sehingga kecepatan penguapan berkurang.
Hubungan antara tekanan uap jenuh dan suhu air dalam larutan berair ditunjukkan pada gambar
dibawah ini.
Garis mendidih air digambarkan oleh garis CD, sedangkan garis mendidih larutan digambarkan
oleh garis BG. Titik didih larutan dinyatakan dengan T b1, dan titik didih pelarut dinyatakan
dengan Tb0. Larutan mendidih pada tekanan 1 atm. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa titik
didih larutan (titik G) lebih tinggi dari pada titik didih air (titik D).
Jika sama-sama mendidih, manakah yang lebih tinggi suhunya, air murni atau air
laut? Melalui percobaan telah kita ketahui bahwa larutan dari zat-zat yang sukar menguap
mempunyai titik didih lebih tinggi dari pada pelarutnya. Sebagai contoh larutan garam mendidih
pada suhu di atas 100oC.
Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarutnya disebut kenaikan titik didih
(∆Tb = boilling point elevation).
Harga Kb bergantung pada jenis pelarut. Harga Kb beberapa pelarut diberikan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Tetapan kenaikan titik didih molal (Kb) dari beberapa pelarut

3.  Penurunan Titik Beku (∆Tf)


Titik beku adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya. Pada
tekanan 1 atm, air membeku pada 0oC karena pada suhu itu tekanan uap air sama dengan
tekanan uap es.
Penurunan titik beku pada konsepnya sama dengan kenaikan titik didih. Larutan mempunyai
titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murni. Selisih antara titik beku
larutan dengan titik beku pelarut disebut penurunan titik beku (∆Tf = freezing point
deppression).
Harga Kf bergantung pada jenis pelarut. Harga Kf dari beberapa pelarut diberikan pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Tetapan penurunan titik beku molal (Kf) dari beberapa pelarut

Harga Kf bergantung pada jenis pelarut. Harga Kf dari beberapa pelarut diberikan pada tabel 2.2.

Tabel 2.2 Tetapan penurunan titik beku molal (K f) dari beberapa pelarut

4. Tekanan Osmosis Larutan (∏)

Osmosis adalah peristiwa mengalirnya molekul-molekul pelarut ke dalam larutan secara spontan melalui
selaput semipermeable, atau peristiwa mengalirnya molekul-molekul zat pelarut dari larutan yang lebih
encer ke larutan yang lebih pekat. Proses osmosis terdapat kecenderungan untuk menyetimbangkan
konsentrasi antara dua larutan yang saling berhubungan melalui membran.

Perhatikan peristiwa osmosis pada gambar 2.3. gabar tersebut menunjukkan osmometer yang diisi
larutan gula, kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air, ternyata permukaan larutan
gula pada osmoter naik. Akan tetapi jika di atas torak diberi beban tertentu (Gambar 2.4), maka aliran
air ke dalam osmoter dapat dicegah. Gaya yang diperlukan untuk mengimbangi desakan zat pelarut
yang mengalir melalui selaput semipermeable ke dalam larutan hingga osmosis tepat berhenti
disebut tekanan osmosis larutan (∏). Osmosis balik akan terjadi jika tekanan balik diperbesar hingga
melebihi tekanan osmosis.
Tekanan osmosis tergolong sifat koligatif larutan karena harganya bergantung pada konsentrasi dan
bukan pada jenis partikel zat terlarut. Menurut van’t Hoff, tekanan osmosis larutan encer dapat
dihitung dengan rumus yang serupa dengan persamaan gas ideal, yaitu:

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook

Related Posts:

Anda mungkin juga menyukai