Melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan menggali informasi dari berbagai
sumber belajar dan mengolah informasi, diharapkan siswa terlibat aktif selama proses belajar mengajar
berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan diskusi dan bertanggungjawab dalam
menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik serta dapat Menganalisis
fenomena sifat koligatif larutan penurunan tekanan uap jenuh dan kenaikan titik didih. Serta
mempresentasikan hasil analisis terkait penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih.
B. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke - 1 (pertama)
Langkah
Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pembelajaran
Kegiatan Inti 65
menit
Memberikan 1. Guru mengajukan masalah dengan menampilkan menayangkan video yang
Orientasi berhubungan dengan penurunan tekanan uap
terhadap - Peserta didik mengamati video yang ditayangkan
masalah - Peserta didik mencatat hal-hal penting-penting dalam video yang
kepada ditayangkan
peserta didik
11. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik dari kelompok lain untuk
memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok penyaji dengan
sopan.
Menganalisis dan 12. Guru melibatkan peserta didik mengevaluasi jawaban kelompok penyaji
mengevaluasi serta masukan dari peserta didik yang lain
proses pemecahan 13. Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain yang mempunyai
masalah jawaban berbeda dari kelompok penyaji pertama untuk mengkomunikasikan
hasil diskusi kelompoknya secara runtun, sistematis, santun, dan hemat
waktu.
14. Guru mengevaluasi semua hasil diskusi tiap kelompok
1. Mefasilitasi dalam menemukan kesimpulan tentang sifat koligatif larutan 10
Penutup melalui review indikator yang hendak dicapai menit
2. Guru melakukan refleksi kegiatan pembelajaran
3. Guru mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi yang akan
dibahas dipertemuan berikutnya.
4. Memberi salam.
Pertemuan ke - 2 (dua)
Langkah
Kegiatan Pembelajaran Waktu
Pembelajaran
Pendahuluan Guru memberi salam dan berdoa bersama siswa 15
Guru mengecek kehadiran siswa, menyanyikan lagu kebangsanaan menit
Apersepsi Guru mengingatkan kembali materi pembelajaran pengertian Sifat
Koligatif Larutan dan konsentrasi larutan.
Masih ingat kah kalian pelajaran yang lalu penurunan tekanan uap?
bagaimana hubungan penurunan tekanan uap dengan sifat koligatif
larutan?
Guru mengaitkan materi pembelajaran kenaikan titik didih dengan
pengetahuan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Mengapa memasak air dengan panci (otomatis) yang tertutup, panci
tersebut akan mengeluarkan suara? (berpikir kritis) (penyangan
video)
Guru menyampaikan Kompetensi Dasar (KD), Indikator dan tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti KEGIATAN LITERASI 65
1. Guru mengajukan masalah dengan menampilkan menayangkan video menit
Memberikan yang berhubungan dengan penurunan tekanan uap
Orientasi
terhadap
masalah
kepada peserta
didik
11. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik dari kelompok lain
untuk memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok penyaji
Menganalisis dan dengan sopan.
mengevaluasi proses 12. Guru melibatkan peserta didik mengevaluasi jawaban kelompok penyaji
pemecahan masalah serta masukan dari peserta didik yang lain
13. Guru memberi kesempatan kepada kelompok lain yang mempunyai
jawaban berbeda dari kelompok penyaji pertama untuk
mengkomunikasikan hasil diskusi kelompoknya secara runtun,
sistematis, santun, dan hemat waktu.
14. Guru mengevaluasi semua hasil diskusi tiap kelompok
15. Mefasilitasi dalam menemukan kesimpulan tentang sifat koligatif 10
Penutup larutan melalui review indikator yang hendak dicapai menit
16. Guru melakukan refleksi kegiatan pembelajaran
17. Guru mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi yang
akan dibahas dipertemuan berikutnya.
18. Memberi salam.
LAMPIRAN
Instrumen penilaian
a. Penilaian Sikap
a. Sikap yang menjadi fokus penilaian adalah sikap jujur, disiplin, tanggungjawab, kerjasama, dan proaktif
b. Untuk sikap akan dilihat peserta didik yang memiliki sikap yang sangat positif terhadap kelima sikap di atas,
dan hasilnya akan dicatat dalam jurnal sebagai berikut;
CATATAN
NO PENTING SISWA
TANGGAL NAMA KET.
. (Bisa positif atau
negatif)
1.
2.
3.
4.
Dst
c. Hasil penilaian sikap dalam jurnal akan direkap dalam satu semester dan diserahkan ke wali kelas untuk
dipertimbangkan dalam penilaian sikap dalam rapor (menunjang penilaian sikap dari guru PAI dan guru
PPKN).
b. Penilaian Pengetahuan
Pedoman penilaian soal test tertulis (soal uraian/terbuka)
Skor Jumlah
10 10 10 Skor
Skor maksimal = 30
Kemampuan
Total
No Nama Siswa Presentasi
4 3 2 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
PEDOMAN PENSKORAN:
Nilai =
c. Penilaian Keterampilan
Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian
ujian keterampilan berbicara sebagai berikut:
Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
4 Pelafalan
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll
Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
3
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
INSTRUMEN PENILAIAN
PENGETAHUAN
KISI-KISI SOAL
Teknik Bentuk Nomor
No. Kemampuan IPK Indikator Soal
Yang Diuji Penilaian penilaian soal
Soal
Pembahasan
Kelompok : …….
2. ………………………
3. ………………………
4. ………………………
5. ………………………
Bahan Ajar
A. Satuan Konsentrasi Larutan
1. Molalitas (m)
Apakah yang kamu ketahui tentang molalitas? Molalitas merupakan satuan konsentrasi
yang penting untuk menentukan sifat-sifat yang tergabung dari jumlah partikel dalam
larutan.
Molalitas didefinisikan sebagai banyak mol zat terlarut yang dilarutkan dalam satu kilog
ram (1.000 gram) pelarut. Misalkan jika
2 mol garam dapur (NaCl) dilarutkan dalam 1.000 gram air
maka molalitas garam dapur tersebut adalah 2 molal.
Secara matematis pernyataan tersebut dinyatakan seperti berikut.
.......... 1.1
Keterangan:
m = molalitas larutan
n = jumlah mol zat terlarut
p = massa pelarut (gram)
Jumlah mol zat terlarut (n) dapat kita tentukan dari massa zat terlarut (m) dibagi dengan massa
molekul relatif zat terlarut (Mr). Jadi persamaan (1.1) dapat juga kita tuliskan seperti berikut.
3. Fraksi Mol (x)
Fraksi mol (x) menyatakan perbandingan mol salah satu komponen dengan jumlah mol semu
a komponen-
komponen. Perhatikan contoh berikut. Misalkan 2 mol garam (NaCl) yang dinotasikan denga
n A dilarutkan dalam 8 mol air yang dinotasikan dengan B, maka fraksi mol garam (xA) =
0,2 dan fraksi mol air (xB) = 0,8.
Perhatikan gambar di bawah!
Jadi, fraksi mol masing-masing komponen dalam suatu larutan dapat ditentukan
sebagai berikut.
B. Sifat Koligatif Larutan
Pada saat kamu memasak air, apa yang terjadi jika air tersebut mendidih kamu tambah
kan gula? Air yang semula mendidih akan berhenti beberapa saat ketika kamu tamba
hkan gula, kemudian akan mendidih kembali. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi
kenaikan titik didih. Titik didih air murni lebih rendah daripada titik didih larutan gula.
Kenaikan titik didih ini bergantung jumlah zat terlarut yang ditambahkan pada pelaru
t, dalam contoh ini bergantung jumlah gula yang ditambahkan pada air. Sifat inilah
disebut sifat koligatif larutan.
Sifat koligatif larutan yang lain adalah penurunan tekanan uap, penurunan titik beku, dan teka
nan osmotik. Jadi sifat koligatif larutan tergantung pada konsentrasi zat terlarut dan tidak dipe
ngaruhi oleh jenis zat terlarut. Agar lebih jelas, marilah kita pelajari uraian dari masing-masing
sifat koligatif larutan.
1. Penurunan Tekanan Uap Jenuh
Pernahkah kamu melihat peristiwa penguapan? Pada peristiwa
penguapan terjadi perubahan dari zat cair menjadi gas. Jika zat cair dimasukkan ke dalam su
atu ruangan tertutup maka zat tersebut akan menguap hingga ruangan tersebut jenuh. Pada
keadaan ini proses penguapan tetap berlangsung dan pada saat
yang sama juga terjadi proses pengembunan. Laju penguapan
sama dengan laju pengembunan. Keadaan ini dikatakan terjadi kesetimbangan dinamis antar
a zat cair dan uap jenuhnya. Artinya bahwa tidak akan terjadi perubahan lebih lanjut tetapi
reaksi atau proses yang terjadi masih terus berlangsung. Tekanan yang disebabkan oleh uap j
enuh dinamakan tekanan
uap jenuh. Besarnya tekanan uap jenuh dipengaruhi oleh jumlah zat dan suhu. Makin besar te
kanan uap suatu cairan, makin mudah molekul-molekul cairan itu berubah menjadi uap.
Tekanan uap suatu larutan dapat diukur dengan alat manometer merkurium. Perhatikan gambar
2.1.
Pada alat tersebut setelah larutan dimasukkan dalam labu, semua udara dalam pipa penghubun
g dikeluarkan melalui pompa vakum. Jika keran ditutup, maka uap yang ada dalam pipa peng
hubung hanyalah uap dari pelarut larutan tadi sehingga uap itu disebut tekanan uap larutan ters
ebut. Semakin tinggi suhu cairan semakin banyak uap yang berada di atas permukaan cairan da
n tekanan uap yang terbaca semakin tinggi.
Untuk mengetahui penurunan tekanan uap maka pada tahun 1880-an kimiawan Perancis
F.M. Raoult mendapati bahwa melarutkan suatu zat terlarut mempunyai efek penuruna
n tekanan uap dari pelarut.
Apabila pada pelarut murni kita tambahkan sejumlah zat terlarut yang tidak mudah mengua
p, apa yang akan terjadi? Coba perhatikan gambar berikut ini.
Dalam larutan, terjadi interaksi antara zat terlarut dengan pelarut sehingga zat terlarut tersebut
akan menghalangi pelarut untuk menguap. Hal ini menyebabkan tekanan uap larutan lebih
kecil daripada pelarut murni. Inilah yang dinamakan penurunan tekanan uap jenuh. Selisih
antara tekanan uap murni dengan tekanan uap larutan jenuh dapat dituliskan secara matematis
seperti berikut.
2. Kenaikan Titik Didih (ΔTb )
Mengapa air mendidih pada suhu 100 oC? Pada pembahasan terdahulu telah disebutkan bahwa
air dapat menguap pada suhu berapa saja dan tekanan uapnya akan meningkat seiring dengan
kenaikan suhu. Tekanan uap menggambarkan kecenderungan cairan untuk menguap. Semakin
besar tekanan uap, semakin mudah zat itu menguap. Sementara itu, tekanan udara luar memaksa
uap tetap berada dalam cairan. Jika tekanan uap kurang dari tekanan udara luar (tekanan
dipermukaan cairan), uap hanya terbentuk dari permukaan cairan. Namun ketika tekanan uap
cairan sama dengan tekanan udara dipermukaan, penguapan dapat terjadi di seluruh bagian
cairan. Uap yang terbentuk dapat naik dan pecah dipermukaan. Keadaan seperti itu disebut
mendidih.
Jadi, titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan dipermukaan.
Oleh karena itu, titik didih bergantung pada tekanan dipermukaan. Dipermukaan laut (tekanan =
760 mmHg), air mendidih pada 100oC karena pada suhu 100oC tekanan uap air sama dengan
760 mmHg. Di pencak Everest (ketinggian 8.882 m dari permukaan laut), air mendidih pada
71oC. Biasanya, yang dimaksud dengan titik didih adalah titik didih normal, yaitu titik didih
pada tekanan 760 mmHg. Titik didih normal air adalah 100oC.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap
pelarutnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut
sehingga kecepatan penguapan berkurang.
Hubungan antara tekanan uap jenuh dan suhu air dalam larutan berair ditunjukkan pada gambar
dibawah ini.
Garis mendidih air digambarkan oleh garis CD, sedangkan garis mendidih larutan digambarkan
oleh garis BG. Titik didih larutan dinyatakan dengan T b1, dan titik didih pelarut dinyatakan
dengan Tb0. Larutan mendidih pada tekanan 1 atm. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa titik
didih larutan (titik G) lebih tinggi dari pada titik didih air (titik D).
Jika sama-sama mendidih, manakah yang lebih tinggi suhunya, air murni atau air
laut? Melalui percobaan telah kita ketahui bahwa larutan dari zat-zat yang sukar menguap
mempunyai titik didih lebih tinggi dari pada pelarutnya. Sebagai contoh larutan garam mendidih
pada suhu di atas 100oC.
Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarutnya disebut kenaikan titik didih
(∆Tb = boilling point elevation).
Harga Kb bergantung pada jenis pelarut. Harga Kb beberapa pelarut diberikan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Tetapan kenaikan titik didih molal (Kb) dari beberapa pelarut
Harga Kf bergantung pada jenis pelarut. Harga Kf dari beberapa pelarut diberikan pada tabel 2.2.
Osmosis adalah peristiwa mengalirnya molekul-molekul pelarut ke dalam larutan secara spontan melalui
selaput semipermeable, atau peristiwa mengalirnya molekul-molekul zat pelarut dari larutan yang lebih
encer ke larutan yang lebih pekat. Proses osmosis terdapat kecenderungan untuk menyetimbangkan
konsentrasi antara dua larutan yang saling berhubungan melalui membran.
Perhatikan peristiwa osmosis pada gambar 2.3. gabar tersebut menunjukkan osmometer yang diisi
larutan gula, kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air, ternyata permukaan larutan
gula pada osmoter naik. Akan tetapi jika di atas torak diberi beban tertentu (Gambar 2.4), maka aliran
air ke dalam osmoter dapat dicegah. Gaya yang diperlukan untuk mengimbangi desakan zat pelarut
yang mengalir melalui selaput semipermeable ke dalam larutan hingga osmosis tepat berhenti
disebut tekanan osmosis larutan (∏). Osmosis balik akan terjadi jika tekanan balik diperbesar hingga
melebihi tekanan osmosis.
Tekanan osmosis tergolong sifat koligatif larutan karena harganya bergantung pada konsentrasi dan
bukan pada jenis partikel zat terlarut. Menurut van’t Hoff, tekanan osmosis larutan encer dapat
dihitung dengan rumus yang serupa dengan persamaan gas ideal, yaitu:
Related Posts: