Anda di halaman 1dari 4

BAB III PEMBAHASAN

1. Sejarah singkat rumah sakit, khususnya perkembangan rekam medis dan


pengorganisasiannya.
a. Sejarah singkat RS Panti Rapih
Titik awal berdirinya Rumah Sakit Panti Rapih adalah dibentuknya
yayasan Onder de Bogen oleh pengurus Gereja Yogyakarta pada tanggal
22 Februari 1927. Peletakkan batu pertama oleh Ny. Caroline Schmutzer
van Rijckvorsel pada 14 September 1928. Kemudian pada 15 September
1928 Ordo Katolik Carolus Borromeus dengan dibantu Ir. Schmutzer van
Rijckevorsel memulai pembangunan gedung Rumah Sakit Carolus
Borromeus cabang Yogyakarta. Bangunan rumah sakit ini dirancang
serupa dengan biara utama ordo St. Carolus Borromeus di Maastricht,
Belanda. Gedung rumah sakit baru selesai dibangun secara keseluruhan
pada tanggal 25 Agustus 1929. Selesainya pembangunan tersebut
ditandai dengan pemberkatan gedung oleh uskup Katolik Mgr. Anton
Pieter Franz van Velsen, S.J. Pada 14 September 1929. Rumah sakit
diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII sebagai Rumah Sakit
Onder de Bogen (di bawah lengkungan/gereja). Pada awalnya, pasien
yang dirawat adalah orang-orang Belanda dan pejabat/keluarga Kraton.
Tentara Jepang mengambil alih rumah sakit dan memaksa pengelola
untuk mengganti nama rumah sakit yang semula dari bahasa Belanda
menjadi bahasa Indonesia. Oleh sebab itu, Uskup Semarang Mgr.
Soegijapranata, S.J. mengganti nama rumah sakit menjadi RS Panti Rapih
(Rumah penyembuhan) dan Suster Sponsaria dipilih sebagai ketua
rumah sakit. Pada tahun 1945, setelah Jepang menyerah kalah terhadap
Pasukan Sekutu dalam Perang Pasifik, ordo Suster Carolus Borromeus
kembali mengelola RS Panti Rapih. Di rumah sakit ini terdapat paviliun
yang pernah ditempati oleh Panglima Besar Jenderal Sudirman dan
Sultan Hamengku Buwana VIII sewaktu sakit. Rumah Sakit Panti Rapih
juga banyak merawat para pejuang yang terluka dalam pertempuran
memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.
Rumah Sakit (RS) Panti Rapih adalah rumah sakit bertipe B yang
beralamat di Jalan Cik Di Tiro 30, Kota Yogyakarta. Peraturan Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.07/PW.007/MKP/2010 tentang
Penetapan Gedung Rumah Sakit Panti Rapih yang Berlokasi di Wilayah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Cagar Budaya yang
Dilindungi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992
tentang Benda Cagar Budaya.

b. Perkembangan Rekam Medis


Perkembangan rekam medis rumah sakit Panti Rapih ini menerapkan
sistem penyimpanan sentralisasi, sistem sentralisasi adalahsistem
penyimpanyan berkas rekam medis yang semua berkasnya disimpan di
dalam satu tempat baik itu berkas rawat jalan maupun rawat inap.
Kemudian sistem penomeran yang digunakan adalah sistem terminal
digit filing (TDF), yaitu sistem penomeran yang dilakukan dengan
berpusat pada dua digit angka terakhir yang dimana digit angka pertama
dari belakang menunjukkan tempat rak dan digit angka yang kedua
menunjukkan sisi muka raknya. Namun untuk saat ini rumah sakit Panti
Rapih telah mengubah sistem rekam medis nya yaitu dari penyimpanan
berbasis kertas menjadi penyimpanan berbasis elektronik, yang dimana
rumah sakit telah mengaplikasikan aplikasi yang bernama SIMRS.
Dengan hadirnya SIMRS ini rumah sakit Panti Rapih memperoleh banyak
keuntungan yaitu tidak memerlukan tempat yang luas dan rak yang
banyak untuk menyimpan berkas rekam medis, kemudian terhindarnya
terjadi miss file, dan pencarian serta pendistribusian berkas yang cepat.
Rumah sakit Panti Rapih membangun aplikasi Registro sebagai aplikasi
gratis yang mempermudah pendaftaran online penggunaan aplikasi ini
lebih cepat dan praktis. Kemudahan penggunaan aplikasi ini yaitu tidak
perlu antri, tidak perlu pulsa untuk menelpon(hanya menggunakan
kuota internet), bisa di akses dimanapun, bisa membatalkan rencana
periksa sendiri tanpa melalui petugas. Fasilitasnya berupa pendaftaran
mandiri, informasi jadwal dokter, informasi ruang perawatan.
c. Pengorganisasian Rekam Medis

2. Tujuan dan fungsi pelayanan rekam medis rumah sakit guna menunjang
kelancaran pelayanan pasien.
Tujuan pelayanan rekam medis di RS Panti Rapih :
a. Dapat menghasilkan laporan morbiditas dan mortalitas dengan cepat.
Menggunakan format standar untuk pencatatan perkembangan pasien
dan diagnosa penyakit.
b. Menghasilkan data secara lebih detail dan lengkap serta dapat
dipertanggungjawabkan dalam mendokumentasikan kesehatan pasien,
termasuk penyakit sekarang dan tindakan penanganan pada kejadian
yang mempengaruhi pasien.
c. Untuk mendukung peningkatan mutu dan manajemen pelayanan Rumah
sakit.
d. Mengumpulkan, mengolah, memelihara data dan informasi.
e. Menunjang tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan
pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien di Rumah Sakit.
f. Memberikan perlindungan hukum bagi pasien, profesi kesehatan dan
Rumah Sakit.
g. Mendukung terciptanya keamanan setiap arsip/berkas rekam medis
pasien.
Fungsi pelayanan Rekam Medis berdasarkan Permenkes Nomor 269
MENKES/PER/III/2008, tentang rekam medis adalah sebagai berikut
1. Pengobatan
Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk
merencanakan pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang harus
diberikan kepada pasien.
3. Peningkatan kualitas pelayanan.
Membuat rekam medis bagi penyelenggaraan praktik kedokteran
dengan jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas pelayanan untuk
melindungi tenaga medis dan untuk pencapaian masyarakat.
4. Pendidikan dan penelitian.
Rekam medis yang merupakan informasi perkembangan kronologi
penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan tindakan medis, bermanfaat
untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian di
bagian profesi kedokteran.
5. Pembiayaan.
Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk
menetapkan pembiayaan dalam pelayanaan kesehatan pada sarana
kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan
kepada pasien.
6. Statistik kesehatan rekam medis.
Dapat dipergunakan sebagai bahan statistik kesehatan, khususnya untuk
mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat dan untuk
menentukan jumlah penderita pada penyakit-penyakit tertentu.
7. Pembuktian masalah hukum, disiplin, dan etik.
Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat
dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin, dan etik.

4. Mengidentifikasi jenis peralatan yang digunakan di unit rekam medis


Menurut PERMENKES RI No 340/MENKES/PER/lll/2010 Tentang Klasifikasi
Rumah sakit umum pasal 12 berisi:
a. Sarana prasarana rumah sakit harus memenuhi standar yang ditetapkan
oleh menteri.
b. Peralatan yang dimiliki oleh rumah sakit harus memenuhi standar yang
ditetapkan oleh menteri.

Berdasarkan peraturan PERMENKES RI No 340/MENKES/PER/lll/2010


tersebut, sarana dan prasarana di RS Panti Rapih sudah terpenuhi dengan
baik mulai dari alat, jaringan dan sistem yang membuat bangunan rumah
sakit berfungsi dengan baik. Namun pada Unit Filing berkas rekam medis
masih disimpan pada kardus sehingga memungkinkan terjadinya kerusakan
dan akan menghambat proses pengambilan dan pengembalian berkas
rekam medis.

5. Menjelaskan isi rekam medis rawat jalan, rawat darurat dan rawat inap
6. Menggambarkan alur kerja rekam medis di rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai