Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN PRAKTIKUM KERJA LAPANGAN I

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

“Gambaran Umum Manajemen Pelayanan Unit Rekam Medis Rumah Sakit


Panti Rapih”

Disusun Oleh:

Hieronymus Kidung Enjang (21134013)

Muhamad Hakim Akbar Fattaqun (21134043)

Berno Naoriski Dwiputra (21134084)

Krisna Dayanti Fridolin Jehola (21134108)

Maria Susanna (21134124)

PROGRAM STUDI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI SETYA INDONESIA

YOGYAKARTA

2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Praktek Kerja Lapangan I

“Gambaran Umum Manajemen Pelayanan Unit Rekam Medis Rumah Sakit


Panti Rapih”

Disusun Oleh:

Hieronymus Kidung Enjang (21134013)

Muhamad Hakim Akbar Fattaqun (21134043)

Berno Naoriski Dwiputra (21134084)

Krisna Dayanti Fridolin Jehola (21134108)

Maria Susanna (21134124)

Laporan Ini Telah Diperiksa Dan Disetujui Untuk Dipresentasikan Pada

Seminar Hasil Praktek Kerja Lapangan

Oleh:

Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

(.................) (................)

Tanggal:....../....../....... Tanggal:............./............/........
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan I

“Gambaran Umum Manajemen Pelayanan Unit Rekam Medis Rumah Sakit


Panti Rapih”

Disusun Oleh:

Hieronymus Kidung Enjang (21134013)

Muhamad Hakim Akbar Fattaqun (21134043)

Berno Naoriski Dwiputra (21134084)

Krisna Dayanti Fridolin Jehola (21134108)

Maria Susanna (21134124)

Laporan ini telah dipresentasikan pada seminar hasil praktek kerja lapangan dan

disetujui di Poltekkes Bhakti Setya Indonesia pada tanggal .................

Oleh:

Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

(...........................) (................)

Mengetahui

Program Studi D3 Rekam Medis & Informasi Kesehatan

Ka. Prodi

(Ibnu Mardiyoko, S.K.M., M.M.)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan
I dengan tepat waktu.

Dalam penulisan Laporan Praktik kerja lapangan I ini, kami menerima


banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu kami
mengucapkan terimakasih kepada :

1. Drg. Vincentius Triputro Nugroho, M.Kes selaku Direktur Utama Rumah


Sakit Panti Rapih Yogyakarta
2. elaku Kepala Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
3. Mas Niko selaku Pembimbing Lapangan
4. Seluruh staf instalasi rekam medis rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta
5. Ibnu Mardiyoko, SKM., MM selaku Ketua Program Studi D3 Rekam
Medis dan Informasi Kesehatan
6. Syarah Marzaya Fitriani M.P.H selaku Dosen Pembimbing
7. Orangtua yang telah memberi dukungan moral maupun material.

Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak


yang berperan serta dalam penyelesaian Laporan Praktik Lapangan III ini, kami
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun atas laporan ini.

Yogyakarta, Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Definisi sehat menurut “World Health Organization” (WHO)
merumuskan dalam cakupan yang sangat luas, yaitu “keadaan yang
sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari
penyakit atau kelemahan/cacat”. Dari gambaran di atas dapat disimpulkan
bahwa sehat menurut WHO mengandung pengertian kondisi kesehatan
ideal, baik dari segi biologis, psiologis, dan sosial. Hal ini juga tentunya
akan membuat seseorang dapat melakukan aktivitas secara maksimal dan
optimal. Selain itu, WHO juga menjabarkan beberapa karakteristik
kesehatan yang perlu diketahui: diantaranya, seperti sehat jasmani dan
rohani tanpa melibatkan unsur eksternal, sehat berkaitan dengan
lingkungan internal atau eksternal, sehat spritual, sehat mental. Serta sehat
sebagai hidup kreatif dan produktif (WHO, 2022)

Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah


bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah
sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat
penelitian medik. Berdasarkan permenkes no. 3 tahun 2020 pasal 1 tentang
klasifikasi dan perizinan rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah
sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2018 tentang Kewajiban
rumah sakit dan kewajiban pasien, menyatakan bahwa setiap rumah sakit
mempunyai kewajiban menyelenggarakan rekam medis. Kewajiban rumah
sakit tersebut dilaksanakan melalui penyelenggaraan manajemen informasi
kesehatan di rumah sakit dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Menurut UU No. 29 Tahun 2004 pasal 46
ayat (1) tentang praktik kedokteran, rekam medis adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien. Praktik kedokteran yang dimaksud adalah rangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh dokter dan dokter gigi terhadap pasien dalam
melaksanakan upaya kesehatan.

Menurut Permenkes No:269/MenKes/Per/II1/2008 tentang rekam


medis. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan
lain yang diberikan kepada pasien.

Perekam medis menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 55 Tahun 2013 adalah seorang yang telah lulus
pendidikan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan sesuai ketentuan
peraturan perundang undangan. Dan wewenang dari perekam medis yaitu
melaksanakan kegiatan pelayanan pasien dalam manajemen dasar rekam
medis dan informasi kesehatan; melaksanakan evaluasi isi rekam medis;
melaksanakan sistem klasifikasi klinis dan kodefikasi penyakit yang
berkaitan dengan kesehatan dan tindakan medis sesuai terminologi medis
yang benar; melaksanakan indeks dengan cara mengumpulkan data
penyakit, kematian, tindakan dan dokter yang dikelompokkan pada indeks;
melaksanakan sistem pelaporan dalam bentuk informasi kegiatan
pelayanan kesehatan; merancang struktur isi dan standar data kesehatan,
untuk pengelolaan informasi kesehatan; melaksanakan evaluasi
kelengkapan isi diagnosis dan tindakan sebagai ketepatan pengkodean;
melaksanakan pengumpulan, validasi dan verifikasi data sesuai ilmu
statistik rumah sakit; melakukan pencatatan dan pelaporan data surveilans;
mengelola kelompok kerja dan manajemen unit kerja dan menjalankan
organisasi penyelenggara dan pemberi pelayanan kesehatan;
mensosialisasikan setiap program pelayanan rekam medis dan informasi
kesehatan; melaksanakan hubungan kerja sesuai dengan kode etik profesi;
dan, melakukan pengembangan diri terhadap kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi.

Setelah membaca uraian di atas dapat diketahui bahwa rekam


medis itu merupakan sebuah sistem yang sangat penting sekali bagi rumah
sakit karena mengandung banyak fungsi,tujuan, dan kegunaan sehingga
dapat dikatakan bahwa rumah sakit tidak akan dapat berjalan jika tanpa
adanya rekam medis ini. Oleh karena itu Praktik Kerja Lapangan (PKL)
D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan ini sangatlah perlu dilakukan
supaya kami dapat langsung memahami, mengamati, dan mengaplikasikan
ilmu yang sudah didapat melalui pembelajaran di kampus, hal ini
sangatlah baik supaya pada nantinya kami dapat memperoleh bekal untuk
terjun langsung di dalam dunia kerja sebagai perekam medis yang
profesional.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Tujuan umum adalah untuk memperkenalkan penerapan teori


prinsip-prinsip manajemen dan memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk melaksanakan fungsi teknik penyelenggaraan prosedur
pelaksanaan rekam medis di unit/ instalasi rekam medis suatu rumah sakit/
institusi pelayanan kesehatan,

2. Tujuan khusus:
a. Menjelaskan sejarah singkat rumah sakit, khususnya perkembangan
rekam medis dan pengorganisasiannya.
b. Mengetahui tujuan dan fungsi pelayanan rekam medis rumah sakit
guna menunjang kelancaran pelayanan kepada pasien.
c. Menjelaskan sistem dan sub sistem rekam medis yang meliputi
penerimaan pasien, pengelolaan berkas rekam medis dan
pengelolaan data (pelaporan).
d. Mengidentifikasi jenis peralatan yang digunakan di unit rekam
medis
e. Menjelaskan isi rekam medis rawat jalan, rawat darurat dan rawat
inap.
f. Menggambarkan alur kerja rekam medis di rumah sakit.
g. Mengetahui kebijakan unit rekam medis yang berkaitan dengan
sistem pengumpulan, penyimpanan, dan pengembalian berkas
rekam medis serta penyebaran informasi.
h. Melakukan klasifikasi dan kode diagnosis dan tindakan medis
berdasarkan ICD-10 dan ICD-9-CM secara akurat pada kasus yang
berhubungan dengan sistem kardiovaskuler, respirasi,
muskuloskeletal, sistem digestif, endokrin, dan urinaria.

C. Manfaat PKL
1. Manfaat bagi mahasiswa
a. Mengetahui kebijakan rumah sakit dalam memberikan pelayanan
dan informasi yang terkait dengan pasien diranah rekam medis dan
informasi kesehatan.
b. Mengiplementasikan ilmu dan teori yang sudah didapat waktu
kuliah.
c. Mengetahui permasalahan-permasalahan yang dapat timbul atau
muncul secara langsung di bagian unit rekam medis sebuah rumah
sakit
d. Mahasiswa dapat memperoleh wawasan dan ilmu pengetahuan baru
tetang rumah sakit khususnya bagian rekam medis dan informasi
kesehatan.
2. Manfaat bagi institusi pendidikan
a. Untuk mengetahui seberapa jauh penerapan ilmu yang sudah didapat
waktu kuliah.
b. Untuk mengetahui seberapa jauh penangkap dan pengaplikasian ilmu
yang sudah didapat.
c. Meningkatkan kerja sama yang baik antara instansi pendidikan
dengan instansi pelayanan kesehatan.
d. Untuk membantu kampus dalam membuat acuan penilaian tentang
keberhasilan sistem pembelajaran yang sudah diberikan kepada
kami.
3. Manfaat bagi rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta
a. Dapat menjadi bahan masukan bagi rumah sakit bila ada sistem
rekam medis yang masih belum tepat dalam pelaksanaanya.
b. Sebagai masukan bagi RS. Panti Rapih untuk pengembangan
peningkatan mutu sistem pelayanan kesehatan khususnya dibagian
rekam medis dan informasi kesehatan.
c. Dapat melihat potensi yang ada di dalam diri para praktikan
sehingga mempermudah rumah sakit ketika ingin mecari pekerja.
D. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup praktik kerja lapangan I sebagai berikut:

1. Ruang lingkup lokasi praktikum kerja lapangan I


Lokasi Praktik Kerja Lapangan di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
beralamatkan Jl. Cik Di Tiro No.30, Samirono, Terban, Kec.
Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55223.
2. Waktu praktik kerja lapangan
Waktu Praktik Kerja Lapangan I di Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2022 s.d 27 Agustus
2022.
3. Ruang lingkup materi
Gambaran Umum Manajemen Pelayanan Unit Rekam Medis Rumah
Sakit Panti Rapih.
BAB II
HASIL

A. Gambaran Umum Rumah Sakit Panti Rapih

1. Sejarah Singkat dan Lokasi Rumah Sakit


Rumah sakit Panti Rapih didirikan oleh Ordo CarolusBorromeus
pada 15 September 1928 dan di kelola oleh Yayasan Panti Rapih. Ordo
Katolik Carouls Boromeus dibantu oleh Ir. Schumtzer Van Rijckevorsel
memulai pembangunan gendung Rumah Sakit Carolus Boromeus cabang
Yogyakarta. Bangunan ini dirancang serupa dengan biara utama ordi St.
Carolus Borromeus di Maastricht, Belanda. Batu pertama ditandatangani
oleh Ir. Schumtzer Van Rijckevorsel pada 5 Januari 1929.
Gedung rumah sakit baru selesai dibangun secara keseluruhan
tanggal 25 Agustus 1929. Hal ini ditandai dengan pemberkatan gedung
oleh uskup Katolik Mgr. Anton Pieter Franz van Velsen, S.J. Pada 14
September 1929, rumah sakit dibuka secara resmi oleh Sultan
Hamengkubuwono VIII sebagai Rumah Sakit Onder de Bogen ("di bawah
lengkungan/gereja").
Tahun 1942, Jepang menguasai Indonesia dan banyak suster serta
dokter warga negara Belanda yang bekerja di rumah sakit ini ditangkap
dan ditawan di kamp konsentrasi. Dinas kesehatan Tentara Jepang
mengambil alih rumah sakit dan memaksa pengelola untuk mengganti
nama rumah sakit dari bahasa Belanda menjadi bahasa Indonesia. Oleh
Uskup Semarang Mgr. Soegijapranata, S.J., nama rumah sakit diganti
menjadi RS Panti Rapih ("Pengobatan"). Suster Sponsaria dipilih sebagai
ketua rumah sakit.
Tahun 1945, setelah Jepang menyerah kalah terhadap Pasukan
Sekutu dalam Perang Pasifik, ordo Suster Carolus Borromeus kembali
mengelola RS Panti Rapih. Pada saat perjuangan kemerdekaan Republik
Indonesia, Rumah Sakit Panti Rapih banyak merawat para pejuang yang
terluka dalam pertempuran. Salah satu pasien yang dirawat pada tahun
1948 adalah Jendral Soedirman.
Ketika Sr. Benvunito (seorang Suster CB yang merawat Jenderal
Sudirman) memperingati genap dua puluh lima tahun membiara, Panglima
Besar Jenderal Sudirman berkenan merangkai sebuah sajak indah dan
ditulis tangan dengan hiasan yang cantik khusus untuk Suster Benvunito
dan Rumah Sakit Panti Rapih. Sajak yang berjudul RUMAH NAN
BAHAGIA tersebut saat ini masih tersimpan dengan baik. Tahap demi
tahap, Rumah Sakit Panti Rapih melengkapi dirinya dengan
fasilitas‑fasilitas yang baik layaknya Rumah Sakit pada umumnya. Saat
ini, bangunan Onder de Bogen yang terletak di sebelah barat RS Panti
Rapih telah ditetapkan sebagai Warisan Cagar Budaya oleh WHO.

2. Pemilik Rumah Sakit Panti Rapih


Pemilik rumah sakit Panti Rapih adalah Yayasan Panti Rapih.

3. Visi, Misi, dan Moto


a. Visi
Rumah Sakit Panti Rapih sebagai rumah sakit rujukan yang
memandang pasien sebagai sumber inspirasi dan motivasi kerja,
dengan memberikan pelayanan kepada siapa saja secara profesional
dan penuh kasih dalam suasana syukur kepada Tuhan.
b. Misi
1) RS Panti Rapih menyelenggarakan pelayanan kesehatan menyeluruh
secara ramah, adil, profesional, iklas dan hormat dalam naungan iman
Katholik yang gigih membela hak hidup insani dan berpihak kepada
yang berkekurangan.
2) RS Panti Rapih memandang karyawan sebagai mitra karya dengan
memberdayakan mereka untuk mendukung kualitas kerja demi
kepuasan pasien dan keluarga, dan dengan mewajibkan diri
menyelenggarakan kesejahteraan karyawan secara terbuka,
proporsional, adil dan merata sesuai dengan perkembangan dan
kemampuan.
c. Moto
Sahabat Untuk Hidup Sehat

4. Jenis-Jenis Pelayanan
Rumah sakit Panti Rapih memiliki tiga jenis pelayanan yaitu:
a. Pelayanan Rawat Darurat
IGD adalah Instalasi Gawat Darurat dengan pelayanan 24 jam non
stop. Pelayanan diberikan pada pasien gawat darurat/emergency, false
emergency secara optimal dan profesional dengan tujuan mencegah
kematian dan meminimalkan kecacatan. Pelayanan yang cepat dan
tepat dilaksanakan sesuai prioritas berdasarkan kondisi kegawatan
pasien.
Fasilitas IGD RS Panti Rapih:
1) Kapasitas 12 bed dan tersedia beberapa bed cadangan
2) Akses masuk yang sangat mudah dari jalan Cik Di Tiro
3) Dokter jaga setiap shift ada 2 orang yang tersertifikasi
kegawatdaruratan
4) Dokter spesialis dan sub spesialis on call 24 jam dan siap hadir
5) Dilengkapi dengan ruang tindakan dan peralatan kegawatdaruratan
yang memadai
b. Pelayanan Rawat Jalan
Klinik rawat jalan panti rapih terdiri dari:

Tabel 1 1 Nama Klinik di RS Panti Rapih Per Agustus 2022

Bedah Anak Klinik Penyakit Anak

Bedah Digestif Klinik Penyakit Dalam

Bedah Mulut Klinik Penyakit Darah & Kanker


Bedah Plastik Klinik Penyakit Jantung

Bedah Saluran Kencing Klinik Penyakit Kulit

Bedah Saraf Klinik Penyakit Mata

Bedah Thorax Klinik Penyakit Paru

Bedah Tulang Klinik Penyakit Saraf

Bedah Tumor Klinik Penyakit THT

Bedah Umum Klinik Psikiatri

Klinik Endokrin Klinik Psikologi Dewasa

Klinik Farmakologi Klinis Klinik Psikologi Anak

Klinik Geriatri Klinik Reumatologi

Klinik Gigi Klinik Rehabilitasi Medik

Klinik Penyakit Saluran Cerna &


Klinik Ginjal Hipertensi
Hati

Klinik Gizi Senam Hamil

Klinik Kebidanan & Penyakit


Baby Spa
Kandungan (Obgin)
Klinik Obgin Terpadu (Klinik
Pijat Bayi
Anna)

Klinik Carlo (HIV) Tindakan Akupunktur


Rehabilitasi Medik (Fisioterapi,
Klinik Gabriel (Batuk)
Okupasi Terapi, Terapi Wicara)

Klinik Geriatri Golden Care Laboratorium

Klinik Anti Obesitas &


Radiologi
Kesehatan Holistik Katarina

Klinik Laktasi Farmasi

Klinik Anak Terpadu Yacinta Medical Check Up

Klinik Estetika Lucia Klinik Eksekutif

Klinik Vaksin Dewasa Non


Klinik Umum
Covid

Klinik Vitamin C -

c. Pelayanan Rawat Inap


Pelayanan rawat inap di rumah sakit Panti Rapih dibagi menjadi
beberpa kelompok sebagai berikut:
1) Kelas Rawat Inap

Tabel 1 2 Jumlah Kamar Rawat Inap di RSPR Per Agustus 2022

Kelas Kamar Jumlah


VVIP 1

VIP 75

Kelas I 90

Kelas II 33

Kelas III 60

Total Ruang Rawat Inap 259


2) Ruang Intensif

Tabel 1 3 Jumlah Ruang Rawat Intensif di RSPR Per 2022

Jenis Intensif Jumlah


ICU 21

ICCU 6

PICU 2

NICU 6

NHCU 18

HCU 8

TOTAL 61

Jadi total keseluruhan ruangan atau kamar yang ada di RS Panti Rapih
yaitu ada 320 kamar atau ruangan.

5. Jumlah Tempat Tidur


Jumlah tempat tidur yang terdapat di Rumah Sakit Panti Rapih yaitu terdiri
dari 345 dengan rincian 259 Rawat Inap, 61 Ruang Intensif, dan 25 Ruang
Isolasi Infeksius Covid.

6. Performace
a. Data 10 besar penyakit di RS Panti Rapih tahun 2021

Tabel 1 4 10 Besar Penyak di RSPR Per 2021

Kode ICD-
No. 10 Besar Nama Penyakit Jumlah
10

1. CORONAVIRUS INFECTION B34.2 1035

2. BAYI LAHIR SC P03.4 622

3. STROKE INFARK I63.3 553

4. COVID-19 (POSITIF) U07.1 440

5. CORRONARY ARTERY DISEASE I25.1 364


6. BAYI LAHIR (NORMAL) P00.9 358

7. CHRONIC RENAL FAILURE N18.9 353

8. DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER A91 352

9. PARTUS PERVAGINA O80.0 315

10. CONGESTIVE HEART FAILURE I50.0 294

b. Data Performance RS Panti Rapih

Tabel 1 5 Data Performace RS Panti Rapih Per 2020, 2021

Tahun
Indikator Pelayanan
No. 2020 2021

1. BOR (Bed Occupancy Rate) 43,18% 38,44%

2. AvLOS (Average Length of Stay) 4,18 hari 4,39 hari

3. TOI (Turn Over Interval) 5,51 hari 6,88 hari

4. BTO (Bed Turn Over Rate) 37,76 hari 34,57 hari

5. GDR (Gross Death Rate) 57,99 permil 74,79 permil

6. NDR (Net Death Rate) 42,73 permil 54,62 permil


B. Hasil

1. Sejarah Singkat RS Panti Rapih Yogyakarta, khususnya


Perkembangan Rekam Medis dan Pengorganisasiannya
Rumah sakit Panti Rapih merupakan rumah sakit yang sudah
cukup tua, rumah sakit ini didirikan sejak tanggal 15 September 1928,
rumah sakit ini dirancang serupa dengan biara utama ordo St. Carolus
Borromeus di Maastricht, Belanda. Peletakan batu pertama RS Panti Rapih
dilakukan oleh Ir. Schmutzer van Rijckevorsel. Yang kemudian RS ini
selesai dibangun pada tanggal 25 Agustus 1929. Yang ditandai dengan
adanya pemberkatan gedung oleh uskup Katolik Mgr. Anton Pieter Franz
van Velsen, S.J. Pada 14 September 1929, rumah sakit dibuka secara resmi
oleh Sultan Hamengkubuwono VIII sebagai Rumah Sakit Onder de Bogen
("di bawah lengkungan/gereja"). Yang kemudian rumah sakit ini dijajah
oleh dinas kesehatan Tentara Jepang dan memaksa pengelola untuk
mengganti nama rumah sakit dari bahasa Belanda menjadi bahasa
Indonesia. Oleh karena itu Uskup Semarang Mgr. Soegijapranata, S.J.,
mengganti nama rumah sakit Onder de Bogen menjadi RS Panti Rapih
("Pengobatan").

Sampai saat ini rumah sakit Panti rapih masih berdiri sangat kokoh
bahkan rumah sakit ini sudah menambahkan gedung baru yaitu gedung
GRJT. Rumah sakit Panti rapih ini memiliki luas bangunan sebesar
62.875,5 m2, yang terletak di Jalan Cik Di Tiro 30, Kel. Terban, Kec.
Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Prop. Daerah Istimewa Yogyakarta.
Rumah sakit Panti rapih merupakan rumah sakit yang bertype B, dengan
tingkat akreditasi KARS yaitu tingkat paripurna. Rumah sakit Panti rapih
ini dikelola oleh Yayasan Panti Rapih. Dan salah satu gedung yang ada di
rumah sakit Panti Rapih yaitu gedung Onder de Bogen sudah menjadi
salah satu bagian dari warisan cagar budaya dan sudah diakui oleh WHO.

Perkembangan rekam medis rumah sakit Panti Rapih ini


menerapkan sistem penyimpanan sentralisasi, sistem sentralisasi adalah
sistem penyimpanyan berkas rekam medis yang semua berkasnya
disimpan di dalam satu tempat baik itu berkas rawat jalan maupun rawat
inap. Kemudian sistem penomeran yang digunakan adalah sistem terminal
digit filing (TDF), yaitu sistem penomeran yang dilakukan dengan
berpusat pada dua digit angka terakhir yang dimana digit angka pertama
dari belakang menunjukkan tempat rak dan digit angka yang kedua
menunjukkan sisi muka raknya. Namun untuk saat ini rumah sakit Panti
Rapih telah mengubah sistem rekam medis nya yaitu dari penyimpanan
berbasis kertas menjadi penyimpanan berbasis elektronik, yang dimana
rumah sakit telah mengaplikasikan aplikasi yang bernama SIMRS. Dengan
hadirnya SIMRS ini rumah sakit Panti Rapih memperoleh banyak
keuntungan yaitu tidak memerlukan tempat yang luas dan rak yang banyak
untuk menyimpan berkas rekam medis, kemudian terhindarnya terjadi
miss file, dan pencarian serta pendistribusian berkas yang cepat.

2. Mengetahui tujuan dan fungsi pelayanan rekam medis rumah sakit


guna menunjang kelancaran pelayanan pasien
a. Tujuan rekam medis yang ada di RS Panti Rapih Yogyakarta:
1) Sebagai penunjang tertib pelayanan yang akan digunakan untuk
kemajuan rumah sakit.
2) Terjaminnya catatan medis bagi setiap pasien yang membutuhkan.
3) Pengelolaan berkas rekam medis sesuai yang berlaku.
4) Tercapainya statistik kesehatan yang akurat.
5) Sebagai perencanaan untuk pengobatan dan perawatan pasien.
6) Sebagai sumber data yang akan digunakan untung penghitungan
biaya pengobatan dan perawatan pasien yang sudah dilakukan.
b. Fungsi rekam medis
Fungsi Rekam Medis dibuat sebagai bentuk tertib administrasi untuk
meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan di rumah sakit. Selain itu,
kegunaan rekam medis antara lain :
1) Sebagai alat komunikasi antara sesama nakes yaitu dokter dan
tenaga ahli kesehatan yang lainnya supaya dapat memberikan
pelayanan dan pengobatan yang terbaik bagi pasien.
2) Sebagai dasar yang akan digunakan untuk perawatan dan
pengobatan pasien.
3) Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayananyang
berdasarkan ewenang dan tanggungjawab sebagai tenaga medis dan
paramedis, perkembangan penyakit serta pengobatan selama pasien
berkunjung atau dirawat di rumah sakit.
4) Sebagai salah satu bahan untuk melakukan analisa, penelitian, dan
evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
5) Sebagai kepastian jaminan hukum bagi pasien, dokter, rumah sakit
maupun pelayan rumah sakit yang lainnya.
6) Sebagai dasar perhitungan biaya medik yang diberikan kepada
pasien.
7) Sebagai penyedia informasi untuk bahan penelitian dan pendidikan.
8) Digunakan sebagai bahan statistik kesehatan, khususnya untuk
mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat dan untuk
menentukan jumlah penderita pada penyakit- penyakit tertentu.

3. Menjelaskan sistem dan sub sistem rekam medis rumah sakit guna
menunjang kelancaran pelayanan pasien
a. Sistem Penerimaan Pasien
Sistem penerimaan pasien di rumah sakit Panti Rapih memiliki 2 sub
sistem yaitu sub sistem penamaan dan sub sistem penomeran.
1) Sub Sistem Penamaan Pasien
Sistem penamaan yang ada di rumah sakit Panti Rapih
memiliki tujuan yaitu untuk membedakan satu pasien dengan
pasien yang lainnya serta adanya keseragaman dalam cara
penulisan nama yang telah disempurnakan sesuai dengan identitas
pribadi pasien yang menjadi bukti, sehingga memudahkan dalam
proses pecarian nama dan data pasien di dalam sebuah SIMRS.
Sistem penamaan pada rekam medis adalah sebagai berikut:
a) Nama ditulis dengan huruf cetak dan mengikuti ejaan yang
disempurnakan sesuai dengan identitas pasien yang ada
b) Pemberiaan sapaan pasien bisa dilakukan di akhir nama pasien.
Kata sapaan yang digunakan di RS Panti Rapih yaitu sebagai
berikut:
1. BP (Bapak), untuk pasien laki-laki yang sudah
menikah/pernah menikah dan untuk laki-laki yang berusia di
atas 40 tahun meskipun belum menikah. Contoh: BAGUS
PRANATA BP
2. NY (Nyonya), untuk pasien perempuan yang sudah
menikah/pernah menikah dan untuk perempuan yang berusia
di atas 40 tahun meskipun belum menikah. Contoh: BUNGA
PUTRI PERMATA NY
3. SDR (Saudara), untuk pasien laki-laki usia di atas 14 tahun
sampai dengan 40 tahun yang belum menikah. Contoh:
RIZKI FATTAYASIN SDR
4. NN (Nona), untuk pasien perempuan usia di atas 14 tahun
samapai dengan 40 tahun yang belum menikah. Contoh:
FEBI DWI NINGSIH NN
5. AN (Anak), untuk pasien anak usia 0-14 tahun. Contoh:
ZAHWANA ILHAM AN
6. BY NY (Bayi Nyonya), untuk pasien bayi yang belum
mempunyai nama, nama yang digunakan adalah nama
ibunya. Contoh: RIZKITA WAHYU NUGRAHA BY NY.
c) Apabila ditemukan kasus bayi lahir kembar maka penamaan
pasien dengan BY NY dikuti nomor urut kelahiran bayi yang
ditulis dengan angka latin.
Contoh: IRMAWATI SADIKAH BY NY 1,
IRMAWATI SADIKAH BY NY 2
d) Bagi pasien yang memiliki nama baptis maka nama baptis
dituliskan dibelakang nama asli.
Contoh: KIDUNG ENJANG HIERONYMUS SDR
(nama asli) (nama baptis)
e) Gelar akademik/kesarjanaan dapat ditulis di akhir nama pasien
sebelum pemberian nama panggilan. Contoh: BAMBANG
SANTOSO S.Pd BP
2) Sub Sistem Penomoran Pasien
Sistem penomoran di rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta
adalah sebagai berikut:
Sistem penomoran yang digunakan oleh RS Panti Rapih adalah
sistem Terminal Digit Filing System (TDF), dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Setiap nomor yang ada terdiri dari 6 digit nomor, namun karena
pasien sudah terlampaui banyak maka ada penambahan nomor
satu digit lagi dibagian kelompok angka yang ketiga.
2. Sumber penomoran rekam medis berasal dari Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Nomor rekam medis akan
muncul secara otomatis ketika kami akan melakukan
penginputan data pasien baru yang bukan non perjanjian
kedalam SIMRS.
3. Sistem penomoran di SIMRS terbagi menjadi 2 yaitu
penomoran perjanjian dan penomoran non perjanjian, untuk
penomoran perjanjian akan mendapatkan huruf tambahan B di
awal nomor rekam medis, untuk non perjanjian akan langsung
keluar nomor rekam medisnya yang akan langsung digunakan
oleh pasien untuk berobat.
4. Nomor perjanjian dapat diubah sama dengan yang non
perjanjian ketika pasien akan menerima perawatan atau
pengobatan di RS Panti Rapih.
b. Sistem Pengolahan Berkas Rekam Medis
Sistem pengolahan berkas rekam medis terdiri dari beberapa subsistem
yaitu: assembling/analising, coding, filing, dan indexing
1) Subsistem assembling/analising
Assembling merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam
pengolahan berkas rekam medis untuk mengorganisasikan, merakit,
menata, menyusun, merapihkan formulir - formulir rekam medis
rawat inap yang ada. Penyusunan berkas dilakukan sesuai dengan
urutan yang sudah ditentukan. Berdasarakan pengamatan kami alur
assembling/analising di rumah sakit Panti rapih adalah sebagai
berikut:
1. Yang pertama mengambil berkas rekam medis rawat inap dari
bangsal perawatan.
2. Kemudian menulis No RM, Nama pasien, tanggal diambilnya
berkas pada buku ekspedisi yang ada pada bangsal perawatan.
3. Setelah dilakukannya penulisan langkah selanjutanya yaitu
melakukan pengecekan kembali jumlah berkas RM yang
diambil kemudian difoto untuk dijadikan laporan.
4. Kemudian berkas RM di bawa ke ruang assembling untuk
disterilkan pada mesin Sterilizer
5. Sesudah berkas disterilkan selanjutnya merakit kembali
dokumen RM rawat inap menjadi urut sesuai dengan kronologi
penyakit pasien yang bersangkutan mengikuti urutan formulir
yang dibutuhkan dan yang dibuat oleh rumah sakit.
6. Meneliti kebenaran pencatatan data rekam medis sesuai dengan
kasus penyakitnya.
7. Selanjutnya berkas rawat inap pasien discan dan data pasien
disimpan pada SIMRS.
8. Setelah dilakukan sacan untuk berkas RM21, RM13A, RM14A,
RM18, dan RM 19 itu dsimpan selama 5 tahun sedangkan yg
formulir yang lainnya hanya disimpan selama satu tahun yang
kemudian bisa dimusnahkan setelah satu tahun disimpan.
2) Subsistem coding
Coding adaalah sebuah kegiatan yang dilakuakn untuk
mencode diagnosa yang sudah diberikan oleh dokter supaya
mempermudah tindakan yang akan dilukan kepada pasien yang
akan menerima tindakan selanjutnya.
3) Filing
Filing adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk
menyimpan berkas rekam medis pasien ke dalam sebuah rak.
Sistem penyimpanan berkas medis yang ada di RS Panti Rapih ini
adalah sistem sentralisasi yaitu sebuah sistem penyimpanan yang
mana berkas rekam medis rawat jalan dan berkas rekam medis
rawat inap dijadikan satu. Namun karena sekarang RS Panti Rapih
sudah menerapkan sistem SIMRS jadi untung filing ini hanya
dilakukan untuk berkas tertentu yang layak untuk disimpan. Sistem
penyimpanan yang dilakukan sekarang yaitu berkas rekam medis
yang masih berbentuk berupa kertas baik itu rawat jalan maupun
rawat inap bisa melalui proses scaning yaitu sebuah proses
digitalisasi berkas komputer dan disimpan menjadi satu file di
dalam komputer, setelah data di scan untuk berkas yang masih
layak disimpan seperti berkas-berkas yang ada di rawat inap yang
bisa disimpan dan yang sudah tidak digunakan lagi bisa dilakukan
retensi.
4) Indexing
Indeksing adalah membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah
dibuat kedalam indeks-indeks. Menurut pengamatan kami......
c. Sistem Pengolahan Data
Sistem olah data adalah sebuah sistem yang digunakan untuk
mengolah data pasien yang pada nantinya akan menghasilkan sebuha
informasi yang bisa digunakan rumah sakit untuk kegiatan tertentu.
Berikut bagian yang ada di dalam olah data:
1) Pelaporan
2) SKM (Surat Keterangan Medis)
SKM adalah sebuah bagian dalam rekam medis yang biasanya
mengurus tentang penyuratan yang ada kaitannya dengan berkas
rekam medis. Menurut pengamatan dan informasi yang kami
terima SKM di rumah sakit Panti Rapih ini dapat memberikan
pelayanan berupa:
a. Pembuatan permohonan data medis dari pihak ketiga
b. Pembuatan permohonan pembuatan Visum Et Repertum
(VER)
c. Pembuatan surat kelahiran
d. Pembuatan permohonan salinan kelahiran/kematian
e. Pembuatan permohonan surta kematian
f. Pembuatan permohonan perubahan identitas
g. Membuat surat keterangan ISOMAN
h. Mengajukan berkas asuransi ke dokter untuk ditanda tangan
dan mengambil berkas asuransi yang sudah ditanda tangan
i. Melakukan scaning berkas asuransi yang sudah ditanda
tangan dokter
j. Pelayanan legalisir
k. Mengerjakan permohonan data medis dari bagian piutang
l. Membuat jawaban rujukan dari RS lain
m. Dan membuat laporan MORTALITAS UCOD
(UNDERLYING Cause Of Death) atau penyebab dasar
kematian.

Menurut pengamatan yang sudah kami lakukan alur SKM yang


ada di rumah sakit Panti Rapih adalah sebagai berikut:
1. Petugas SKM mengambil berkas asuransi yang tersebar di
poliklinik yang ada, berkas yang diambil yaitu berkas yang
sudah di tanda tangani oleh dokter, sekaligus petugas juga
membawa berkas baru yang belum di tanda tangan oleh
dokter yang pada nantinya akan ditanda tangani oleh dokter
2. Kemudian langkah berikutnya petugas SKM akan meng-
input berkas asuransi ke SIM RS lama dengan memasukkan
user dan password di SIMRS lama, kemudian klik RM lalu
pilih SKM, klik Expedisi, kemudian masukkan nomor
expedisi yang kemudian akan muncul SKM, visum,
jawaban rujukan, dan tagihan piutang; Kemudian pilih
SKM disitu dan akan muncul Tahun; Filter terdiri dari
no.expedisi,nama, dan tanggal. Pada bagian filter kita klik
no.ekpedisi dan masukan no expedisinya kemudian disitu
akan muncul no.expedisi, tanggal, nama, jenis permintaan,
dan penerima langkah selanjutnya klik fotokopi.
3. Langkah yang ketiga berkas akan di scan lalu di upload
untuk arsip skm.
4. Dan terakhir yang keempat berkas SKM yang berupa
hardcopy dimasukin ke dalam amplop lalu di urutkan no
expedisinya supaya pasien lebih mudah saat pengambilan
SKM yang dibutuhkan olehnya.

4. Jenis Peralatan yang Digunakan di Unit Rekam Medis


Berdasarkan pengamatan kami, alat yang digunakan di dalam unit
kerja rekam medis yaitu sebagai berikut:

Tabel 1 6 Peralatan Yang Digunakan di Assembling Per Agustus 2022

Unit
No Rekam Nama Alat Keterangan Jumlah Fungsi
Medis
Komputer Baik 2 Untuk meng-
entry data
pasien yang
telah di scan.
Rak dorong Baik 5 Untuk
mengambil
berkas RM
Rawat inap
pada bangsal
1. Assemblin perawatan.
g Meja Baik 4 Pendukung
aktivitas
penyelesaian
pekerjaan.
Kursi Baik 5 Pendukung
aktivitas
penyelesaian
pekerjaan.
Scanner Baik 2 Untuk men-
scan formulir
rawat jalan
pasien.
Map dada Baik 5 Untuk
menyimpan
berkas rm.
Meja laci Baik 4 Untuk
menyimpan
ATK dan
peralatan kerja
lainnya.
Kotak sampah Baik 1 Tempat
pembuangan
formulir rajal
yang tidak
dipakai.
Papan tulis Baik 1 Untuk menulis
perubahan
jadwal atau
kegiatan di
assembling.
AC( Air Baik 1 Pendingin
Conditioner) ruangan.
ATK Baik 1 set Pendukung
aktivitas
penyelesaian
pekerjaan.
Sterilizer LED Baik 1 Untuk men-
UV sterilkan
berkas RM.
Telephone Baik 1 Alat
komunikasi
antar petugas
rumah sakit

Tabel 1 7 Peralatan Yang Digunakan di Arsip dan Retensi Per Agustus 2022

Unit
No Rekam Nama Alat Keterangan Jumlah Fungsi
Medis
Komputer Baik 7 Untuk
menginput
data rekam
medis dan
untuk
menyecan data
rekam medis
Scanner Baik 5 Untuk men-
scan Formulir
2 Filing, RM pasien.
Arsip dan Rak dorong Baik 2 Untuk
retensi mengambil
berkas
Rak ATK Baik 2 Untuk tempat
penyimpanan
ATK.
Lemari berkas Baik 1 Untuk
penyimpanan
berkas RM
Meja Baik 6 Pendukung
aktivitas
penyelesaian
pekerjaan.
Kursi Baik 7 Pendukung
aktivitas
penyelesaian
pekerjaan.
Papan tulis Baik 1 Untuk menulis
agenda
kegiatan dan
perubahan
jadwal kerja.
Map dada Baik 1 Untuk
menyimpan
berkas RM
Chater, steples, Baik 1 set Pendukung
isolasi, aktivitas
perforator penyelesaian
pekerjaan.
Telephone Baik 1 Alat
komunikasi
antar petugas
rumah sakit
Map berkas Baik 5 Untuk
menyimpan
berkas yang
sudah dipilah
Alat cetak karcis Baik 1 Untuk
mencetak
karcis.
Tempat sampah Baik 10 Untuk tempat
pembuangan
formulir pasien
yang tidak
diperlukan.
ATK Baik 1 set Pendukung
aktivitas
penyelesaian
pekerjaan
Alat pemadam Baik 2 Untuk
api memadangkan
api jika terjadi
kebakaran.

Tabel 1 8 Peralatan Yang Digunakan di TPPRJ Gedung GRJT Per Agustus 2022

No. Unit Rekam Nama Alat Keterangan Jumlah Fungsi


Medis

Meja Baik 1 Pendukung


aktivitas
penyelesaian
pekerjaan

Kursi Baik 5 Pendukung


aktivitas
penyelesaian
pekerjaan.
Tempat
Pendaftaran Komputer Baik 5 Untuk
3. Pasien mendaftar

Rawat Jalan pasien rawat


Gedung jalan dan
GRJT
menghasilkan

informasi
melalui

SIMRS
(Sistem

Informasi
Rumah

Sakit)

Mesin prin, Baik 1 Untuk


scan, dan mencetak surat
fotocopy keperluan
pasien (SKD,
Kelengkapan
Formulir
pendaftaran,
dll).

Mesin Cetak Baik 1 Untuk


Kartu mencetak
kartu berobat
pasien baru

Mesin cetak Baik 2 Untuk


karcis mecetak karcis
nomor antri
berobat ke
dokter
poliklinik

Keranjang Baik 1 Untuk


formulir pasien meletakan
baru formulir
pendaftaran
pasien baru
yang masih
kosong
Stampel RS Baik 2 Untuk
Panti Rapih mengecap
surat yang
dibutuhkan
pasien

Stapler Baik 5 Untuk


menyatukan
berkas atau
surat yang
dibutuhkan
pasien

Pena Baik 5 Pendukung


pendaftaran aktivitas
penyelesaian
pekerjaan

Lemari Baik 1 Untuk


menyimpan
logistik untuk
pendaftaran
seperti kertas,
kertas karcis,
ampol, dll

Telephone Baik 2 Alat


komunikasi
antar petugas
kesehatan.

Tempat Baik 5 Untuk


sampah membuang
sampah

ATK (Alat Baik 5 set Pendukung


tulis kantor) aktivitas

penyelesaian

pekerjaan

Mesin jet laser Baik 1 Untuk prin


SKD, Surat
rujuk balik,
dsb.

Tabel 1 9 Peralatan Yang Digunakan Di Tempat Pendaftaran IGD Per Agustus 2022

Unit Rekam
No. Nama Alat Keterangan Jumlah Fungsi
Medis

Meja Baik 1 Pendukung


aktivitas
penyelesaian
pekerjaan

Kursi Baik 3 Pendukung


aktivitas
Tempat
4. penyelesaian
Pendaftaran IGD
pekerjaan

Komputer Baik 3 Untuk


mendaftarkan
pasien yang
akan berobat
di IGD
Mesin prin, Baik 1 Untuk
scan, dan melengkapi
fotocopy data
keperluan
pendaftaran
pasien seperti
fotocopy
KTP dan data
yang lainnya

Mesin Baik 1 Untuk


pencetak mencetak
kartu kartu berobat
berobat pasien baru

Mesin Baik 1 Untuk


cetak karcis mecetak
karcis nomor
antri berobat

Keranjang Baik 1 Untuk


formulir meletakan
pasien baru formulir
pendaftaran
pasien baru

Stampel RS Baik 1 Untuk


Panti Rapih mengecap
surat yang
dibutuhkan
pasien

Stapler Baik 3 Untuk


menyatukan
berkas atau
surat yang
dibutuhkan
pasien

Pena Baik 3 Pendukung


pendaftaran aktivitas
penyelesaian
pekerjaan

Telephone Baik 3 Alat


komunikasi
antar petugas
kesehatan.

ATK (Alat Baik 3 set Pendukung


Tulis aktivitas
Kantor)
penyelesaian

pekerjaan

Laci Baik 4 Untuk


menyimpan
logistik
untuk
pendaftaran
seperti
kertas, kertas
karcis,
ampol, dll
Tabel 1 10 Tabel 1 9 Peralatan Yang Digunakan Di Uni SKM Per Agustus 2022

Unit Rekam
No. Nama Alat Keterangan Jumlah Fungsi
Medis

Komputer Baik 4 Untuk


menginput data
yang
berhubungan
dengan SKM,
Visum, dan
Piutang

Meja Baik 5 Pendukung


aktivitas
penyelesaian
pekerjaan
SKM (Surat
5. Keterangan Kursi Baik 6 Pendukung

Medis) aktivitas
penyelesaian
pekerjaan

Mesin ketik Baik 2 Untuk menulis


form asuransi

Printer Baik 2 Untuk


mengeprin
berkas yang
dibutuhkan
dalam
pembuatan
SKM, Visum,
dan Piutang

Pembolong Baik 1 Untuk


Kertas membolongi
kertas/berkas
yang akan
dimasukan di
map

Stepler Baik 4 Untuk


menggabungkan
berkas yang
dimiliki oleh
pasien, untuk
menempelkan
surat
pengecekan di
map.

Pencabut baik 4 Untuk mencabut


steples atau melepas
steples yang
sudah digunakan
di map maupun
diberkas

Scaner baik 1 Untuk


menyecan SKM
dan persyaratan
yang ada
sehingga pada
nantinya dapat
memenuhi
kebutuhan data
yang dibutuhkan
RS, selain itu
juga untuk
membuat
salinan soft file
karen yang hard
file akan
diberikan
kepada pasien

Rak Baik 1 Untuk


penyimpanan menyimpan
arsip/data/berkas
yang belum di
scan

Rak barang Baik 1 Untuk


menyimpan
barang
karyawan yang
bekerja dibagian
SKM

Kardus bekas baik 2 Untuk


meletakan kertas
yang sudah
tidak berguna
lagi atau kertas
yang salah prin

Rak Berkas Baik 5 Untuk


meletakkan
berkas berkas
SKM

Papan Tulis Baik 1 Untuk


menuliskan
informasi yang
ada di unit SKM

5. Isi Rekam Medis Rawat Jalan, Gawat Darurat, dan Rawat Inap
Isi rekam medis rawat jalan, rawat inap, dan IGD rumah sakit Panti
Rapih menurut pengamatan kami adalah sebagai berikut:

a) Rawat Jalan
Isi rekam medis dari rawat jalan yaitu:
1) Formulir identitas pasien
Pada formulir identitas pasien berisi nama pasien, no RM,
alamat pasien, penanggung jawab, cara pembayaran dan
pernyataan persetujuan pasien.
2) Catatan pemeriksaan pasien
Pada catatan pemeriksaan berisi poliklinik yang dituju, catatan
medik (diagnosa dan penatalaksanaan), pengkajian (anamnese,
pemeriksaan fisik, catatan keperawatan), dan resep.
3) Hasil pemeriksaan penunjang medik
Pada formulir ini berisi nama pasien, no RM, dan hasil
laboratorium.
b) Intalasi Gawat darurat
Isi rekam medis dari IGD yaitu:
1) Ringkasan riwayat pasien rawat jalan
2) Catatan pelayanan pasien rawat jalan/gawat daruat.
3) Formulir konsultasi
4) Hasil pemeriksaan penunjang
5) Informed consent
6) Evaluasi sosial
7) Data dasar medis
8) Data dasar nurse/keperawatan
9) Catatan lanjutan medis
10) Salinan resep
11) Satatan lanjutan nurse/keperawatan.
c) Rawat Inap
Isi dari berkas rekam medis rawat inap yang kami amati yaitu:
1) Resume medis
2) Pemberian informasi &persetujuanm tindakan kedokteran
3) Pemberian informasi &anastesi
4) Pemberian informasi & penolakan tindakan kedokteran
5) Pernyataan pulang atas permintaan sendiri
6) Ringkasan keluar masuk
7) Rujukan (bila ada)
8) IGD
9) Assesment pasien jatuh IGD
10) Surat pengantar dirawat
11) General Consent
12) Daftar Dokter DPJP
13) Pengkajian keperawatan Maternitas
14) Pengkajian keperawatan medical bedah
15) Pengkajian keperawatan anak usiah 1 bulan-3 tahun
16) Pengkajian keperawatan anak usia 3 tahun -6 tahun
17) pengkajian keperawatan anak usia 6 tahun -12 tahun
18) Pengkajian keperawatan anak usia 12 tahun -18 tahun
19) Pengkajian keperawatan ICU/ICCU/IMC
20) Assesmen pasien jatuh pada pasien dewasa
21) Assesmen pasien jatuh pada pasien anak-anak
22) Pengkajian keperawatan neonates
23) Formulir skrining Gizi lanjut anak
24) Skrining Gizi lanjut dewasa
25) Pendidikan pasien dan keluarga
26) Informasi pencarian ruangan perawatan
27) &pemberian informasi kepada pasien/keluarga terintegrasi
28) Rekonsiliasi obat
29) Asesmen akir hidup
30) Pengkajian geriarti
31) Pemeriksaan fisik dalam
32) Pemeriksaan fisik bedah
33) Pemeriksaan fisik syaraf
34) Catatan perkembangan terintegrasi
35) Assement pasien fisioterapi musculoskeletal
36) Assement pasien fisioterapi neuromuskuler
37) Assement pasien fisio terapi kordiorespirasi
38) Asuhan gizi
39) Penetapan status do not resuscitate/DNR
40) Rencana tidakan keperawatan
41) SOAP
42) Pelaksanaan tindakan kebidanaan
43) Pelaksanaan keperawataan
44) Klasifikasi pasien
45) Catatan pengobal oral
46) Catatan pengobatan injeksi
47) Catatan pengobatan tropical,suppositoria,ovula,nebule
48) Catatan pengobatan di pasien intensif
49) Grafik
50) Pengkajian nyeri
51) Trasfusi darah
52) Laboratorium
53) Laboratorium khusus
54) Hasil pemeriksaan radiologi,patologi anatomi, EEG, ECG,
USG. EKG dari luar/yankes lain
55) Hasil pemeriksaan radiologi, patologi, anatomi, EEG, ECG,
USG, EKG
56) Penempelan perekaman EKG 12 Lead
57) Persetujuan biaya tindakan medic,obat, pemeriksaan
penunjangmedik
58) Persetujuan biaya dan persetujuan masuk ruangan
keperawatan intensif
59) Formulir kenaikan kelas atas permintaan pasien
60) Hasil pemeriksaan chat lab
61) Scroning perbedaan
62) Asuhan keperawatan diagnostis
63) Procedure LOG
64) Asuhan keperawatan perioperasi
65) Pengkajian parah bedah dan site marking
66) Pengkajian pra anestesi/sedasi
67) Catatan anestesi
68) Lapotan operasi
69) Pemantauan pembedaan
70) Keselamatan pembedaan
71) Konsultasi
72) Pindah dokter
73) Resume keperawatan dokter pindah ruang
74) Pengkajian ginekologi
75) Kala I,III,III,IV
76) Partogtaf
77) HD
78) Protokol kemoterapi
79) Lembar ICU
80) Screening Covid
6. Alur Kerja Rekam Medis di RS Panti Rapih
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan alur kerja rekam medis di
RS Panti Rapih terbagi menjadi 3 bagian yaitu pendaftaran IGD,
pendaftaran rawat jalan poliklinik, dan pendaftaran rawat inap, berikut
adalah alur kerjanya:

a. Pendaftaran IGD
Pasien Datang

Tidak Ya
Pasien mendaftar,
pasien baru?

Mencari data pasien Menyuruh pasien


melalui nomor rekam untuk mengisi formulir
medis pendaftaran

Mendaftarkan pasien Menyuruh pasien


untuk berobat untuk mengisi formulir
pendaftaran

Pasien berobat
Menginput data pasien
baru ke SIMRS

Mendaftarkan pasien
untuk berobat ke IGD
Selesai
dan mecetakan kartu
berobat pasien
Berikut adalah penjelasan dari alur pasien gawat darurat:

1. Pasien datang ke ruangan instalasi gawat darurat


2. Kemudian pasien bisa mendaftar, jika pasien tidak memungkinkan untuk
mendaftar, pendaftaran dapat diwakilan oleh orang yang mengantarnya ke
rumah sakit
3. Sebelum mendaftar pasien atau orang yang mengantar akan di tanya
terlebih dahulu pasien baru atau lama, jika pasien lama maka hanya
memperlihatkan kartu berobatnya saja namun jika pasien baru akan
diarahkan untuk mengisi formulir pendaftaran terlebih dahulu
4. Jika pasien lama petugas tinggal menginput nomor rekam medis pasien
kemudian mendaftarankan pasien untuk berobat di IGD, data pasien pun
akan otomatis terkirim ke unit yang dituju
5. Namun jika pasien baru petugas akan menginput data diri pasien yang
sudah ditulis di formulir pendaftaran kemudian mencetakan kartu berobat
pasien dan mendaftarkan pasien untuk menjadi pasien IGD
6. Jika pasien masih sadar dan kondisi baik maka pasien akan di arahkan ke
ruangan khusus dan di ruangan itu pasien akan diperiksa dan ditentukan
apakah pasien infeksius atau non infeksius
7. Jika pasien infeksius maka akan diarahkan untuk mendapatkan perawatan
lebih lanjut.
b. Pendaftaran Rawat Jalan

Pasien datang dan


mengambil nomor
antrian

Tidak Iya
Pasien
baru?

Meminta kartu berobat Diarahkan untuk mengisi


formulir pendaftaran

Mendaftarkan pasien untuk


Menginput data pasien
berobat ke klinik/dokter mana
baru ke SIMRS

Mencetakan karcis antrian Mendaftarkan pasien untuk


periksa ke klinik yang dituju berobat ke klinik/dokter
mana

Pasien diarahkan untuk


Menmbuatkan kartu
menuju ke klinik atau bisa
berobat dan menyerakhkan,
pulang terlebih dahulu
serta memberikan nomor
antri berobat

Pasien diarahkan untuk


menuju ke klinik atau bisa
pulang terlebih dahulu

Selesai
Berikut adalah alur dari pendaftaran pasien rawat jalan:

1. Yang pertama pasien datang ke RSPR kemudian mengambil nomor


antrian di mesin pencetak karcis antri, di mesin tersedia 2 menu menu
tombol merah untuk pasien BPJS atau pasien biasa sedangkan warna biru
untuk pasien asuransi atau non BPJS. Setelah mengambil nomor antri
pasien bisa menunggu sampai dipanggil
2. Kemudian setelah nomor antri di panggil petugas akan bertanya pasien
baru atau lama, jika pasien lama makan akan diminta kartu berobatnya
sedangkan jika pasien baru akan disuruh untuk mengisi formulir
pendaftaran dahulu
3. Jika pasien lama setelah ia menyerahkan kartu berobatnya kemudian
petugas pun menanyakan pasien ingin berobat kemana atai ingin menuju
ke poli mana, namun jika pasien baru petugas akan langsung menginput
data pasien yang sudah diisi di formulir kedalam SIMRS yang kemudian
akan langsung membuatkan kartu berobat dan langsung menanyakan hal
yang sama seperti pasien lama
4. Setelah pasien menjawab petugas medis pun bisa mendaftarakan pasien
tersebut ke dokter yang dituju, setelah terdaftar pasien akan mendapat
nomor antri untu berobat ke dokter
5. Setelah pasien mendapatkan nomor antri petugas dapat menyuruh pasien
langsung menuju ke poli yang dituju jika itu untuk berobat saat itu atau
bisa menyuruh pasien pulang terlebih dahulu jika itu untuk berobat di hari
yang akan mendatang
6. Namun jika itu pasien BPJS petugas dapat menyuruh pasien untuk
mengurus pembayaran terlebih dahulu di BPJS baru bisa berobat ke dokter
yang dituju.

c. Pendaftaran Rawat Inap


Pasien datang dengan
membawa surat
pengantar dari dokter
7. Kebijakan Unit Rekam Medis yang Berkaitan dengan Sistem
Pengumpulan, Penyimpanan, dan Pengembalian Berkas Rekam
Medis serta Penyebaran Informasi

8. Klasifikasi dan Kodefikasi Diagnosis dan Tindakan Sistem


Kardiovaskuler, Respirasi, Musculoskeletal, Digestif, Endokrin, dan
Urinaria

Anda mungkin juga menyukai