Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI


ANALISIS VIDEO KESEHATAN IBU HAMIL DAN NIFAS
Dosen Pengampu: I.G.A.A Novya Dewi, M.Kes

oleh:

PUTU ELSA YULIANI


KELAS A
ABSEN: 19

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN ALIH JENJANG
DENPASAR
2022
1. Setiap mahasiswa memberikan komentar terkait vidio “Kesehatan Ibu Hamil dan

Nifas”

Menurut saya setelah menonton vidio tersebut apa yang dilakukan oleh keluarga

Ibu Tuti sudah cukup lengkap seperti : perencanaan kehamilan sejak masa remaja (pola

nutrisi dan pola hidup sehat), imunisasi TT Catin, jadwal pemeriksaan kehamilan yang

dilakukan minimal 4x, pemeriksaan 10T, pemasangan striker P4K, mengetahui tanda

bahaya selama kehamilan.

Keluarga ibu Tuti juga mengetahui tentang P4K seperti sudah menentukan akan

melahirkan dimana, sudah menyiapkan dana serta jaminan kesehatan (BPJS/KIS), sudah

menyiapkan ambulance desa, sudah menyiapkan pendonor untuk ibu jika diperlukan dan

suami sudah siap menjadi suami siaga.

Ibu sudah mengetahui tanda-tanda persalinan normal dan dilakukan IMD setelah

bayi lahir. Selain itu saat perawatan bayi baru lahir, bayi sudah mendapatkan vitamin K

dan salep mata untuk mencegah infeksi serta di berikan imunisasi HB0 sebelum 24 jam.

Untuk perawatan ibu nifas, ibu sudah di berikan informasi tentang tanda bahaya selama

nifas seperti perdarahan, pusing, keluar cairan berbau dari jalan lahir, demam, dan

payudara bengkak.

Setelah bersalin ibu juga diberikan Vitamin A dengan dosis 1 x 200.000 IU yang

diberikan selama 2 hari. Untuk kunjungan ibu nifas dilakukan sebanyak 4 kali dan bayi

dilakukan sebanyak 3 kali. Menjelaskan kepada ibu tentang pemberian ASI Eksklusif dan

jika bisa dilanjutkan sampai usia anak 2 tahun.

Ibu juga sudah di berikan informasi tentang macam-macam KB yang baik

digunakan setelah persalinan seperti : IUD, Implan, KB Suntik, Pil KB, Kondom dan

MAL. KB yang di perbolehkan untuk ibu menyusui yaitu KB yang mengandung hormon

progesteron atau yang non hormonal seperti : IUD, Implan, KB Suntik 3 bulan, Pil
Menyusui atau kondom.

Pelayanan kesehatan masa hamil dilakukan sedikit 6 kali selama masa kehamilan

meliputi :

a. 1 kali pada trimester pertama

b. 2 kali pada trimester kedua

c. 3 kali pada trimester ketiga

Pelayanan kesehatan masa sesudah melahirkan dilakukan paling sedikit 4 kali

yang meliputi :

a. 1 kali pada periode 6 – 48 jam setelah persalinan (KF1)

b. 1 kali pada periode 3 – 7 hari setelah persalinan (KF2)

c. 1 kali pada periode 8 – 28 hari setelah persalinan (KF3)

d. 1 kali pada periode 29 – 42 hari setelah persalinan (KF4)

Pelayanan kesehatan bagi bayi baru lahir dilakukan paling sedikit 3 kali yang

meliputi :

a. 1 kali pada periode 6 – 48 jam (KN1)

b. 1 kali pada periode 3 – 7 hari (KN2)

c. 1 kali pada periode 8 – 28 hari (KN3)

Catin perempuan perlu mendapat imunisasi tetabus dan difteri (Td) untuk

mencegah dan melindungi diri terhadap penyakit tetanus dan difteri, sehingga memiliki

kekebalan seumur hidup untuk melindungi ibu dan bayi terhadap penyakit tetanus dan

difteri. Status imunisasi tetanus dapat ditentukan melalui skrining status T pada catin

perempuan dari riwayat imunisasi tetanus dan difteri (Td) yang didapat sejak masa balita,

anak dan remaja. Berikut jadwal pemberian imunisasi tetanus yang menentukan status T :

1) Bayi (usia 4 bulan) yang telag mendapatkan DPT-HB-Hib 1,2,3 makan dinyatakan

mempunyai status imunisasi T2


2) Baduta (usia 18 bulan) yang telah lengkap imunisasi dasar dan mendapatkan

imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib dinyatakan mempunyai status imunisasi T3

3) Anak usia sekolah dasar yang telah lengkap imunisasi DT dan Td (Program BIAS)

dinyatakan mempunyai status imunisasi T5

4) Jika tatus T klien tudak diketahui, maka diberikan imunisasi tetanus dari awal (T1)

2. Share pengalaman ibu-ibu saat praktik/bekerja terkait ibu nifas

Pengalaman saya terhadap pasien nifas di tempat bekerja seperti melakukan

kunjungan KF1 dan KN1 pada ibu dan bayi. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi :

a. Periksa tanda vital

b. Mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas akibat Atonia uteri (cek involusi dan

pengeluaran pervaginam)

c. Memberikan konseling pada ibu dan keluarga cara pencegahan perdarahan akibat Antonia

uteri

d. Pemberian asi awal

e. Mengajarkan cara meningkatkan bonding attachment

f. Mengajarkan cara mencegah hipotermi pada bayi

Pengalaman saya terhadap pasien nifas di tempat bekerja seperti melakukan

kunjungan KF2 dan KN2 pada ibu dan bayi. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi :

a. Periksa tanda vital

b. Periksa keadaan payudara 

c. Memastikan involusi uterus normal dan kontraksi baik

d. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan pengeluaran pervaginam

e. Mendeteksi adanya masalah psikologis

f. Memastikan ibu cukup istirahat, makan, minum


g. Menilai kesehatan bayi

h. Menilai kemampuan menyusui bayi dan kesulitan yang ditemukan

i. Pendidikan kesehatan

Pengalaman saya terhadap pasien nifas di tempat bekerja seperti melakukan

kunjungan KF3 dan KN3 pada ibu dan bayi. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi :

a. Periksa tanda vital

b. Periksa keadaan payudara 

c. Memastikan involusi uterus normal dan kontraksi baik

j. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan pengeluaran pervaginam

d. Mendeteksi adanya masalah psikologis

e. Memastikan ibu cukup istirahat, makan, minum

f. Menilai kesehatan bayi dan melakukan penimbangan BB bayi

g. Menilai kemampuan menyusui bayi dan kesulitan yang ditemukan

h. Pendidikan kesehatan

Pengalaman saya terhadap pasien nifas di tempat bekerja seperti melakukan

kunjungan KF4. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi :

a. Periksa tanda vital

b. Periksa keadaan payudara 

c. Memastikan involusi uterus normal dan kontraksi baik

d. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan pengeluaran pervaginam

e. Mendeteksi adanya masalah psikologis

f. Memastikan ibu cukup istirahat, makan, minum

g. Pendidikan kesehatan

h. Konseling KB pasca persalinan

Anda mungkin juga menyukai