Makalah Larutan Penyangga
Makalah Larutan Penyangga
Nama Kelompok:
1. Ida Ayu Jingga Nara Duhita
2. Alya Sandy Diani Putri
3. Diesta Naya Anandita
4. Srihari Mahadewi
5. Lukmana Winandi
i
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya boleh menyelesaikan Makalah ini tepat pada
waktunya yang berjudul “Larutan Penyangga”
Makalah ini berisikan tentang pengertian larutan penyangga, cara kerja larutan penyangga,
perhitungan larutan penyangga dan pemanfaatan larutan penyangga di lingkungan sekitar.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Larutan
Penyangga.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………iii
BABI PENDAHULUAN…………………………………………………………………1
A. Latar Belakang………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………1
C. Tujuan…………………………………………………………………………..1
BABII PEMBAHASAN………………………………………………………………….. 2
A.Pengertian Larutan Penyangga…………………………………………………. 2
B.Komponen Larutan Penyangga………………………………………………….2
C. Cara Kerja Larutan Penyangga…………………………………………………2
D. Perhitungan pH Larutan Penyangga……………………………………………4
E. Sifat Larutan Penyangga………………………………………………………..7
F. Pemanfaatan Larutan Penyangga di Lingkungan Sekitarnya…………………………7
1. Peran Larutan Penyangga dalam Tubuh Mahluk Hidup………………………7
2. Peran Larutan Penyangga dalam Industri Farmasi…………………………….9
3. Peran Larutan Penyangga dalam Bidang Biologi……………………………10
4. Peran Larutan penyangga dalam Bidang Analisis Kimia……………………10
BABIII PENUTUP………………………………………………………………………….11
A.Kesimpulan………………………………………………………………………11
B. Saran……………………………………………………………………………..11
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
A. Mengetahui pengertian larutan penyangga
B. Mengetahui cara kerja larutan penyangga
C. Mengetahui perhitungan larutan penyangga
D. Mengetahui sifat larutan penyangga
E. Mengetahui pemanfaatan larutan penyangga di lingkungan sekitanya
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Larutan penyangga asam
Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH
dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:
3
2.4 Perhitungan pH Larutan Penyangga
Contoh :
· CH3COOH dan CH3COONa
· HCN dan KCN
· H2CO3 dan HCO3-
Perumusan :
(H+) = Ka . (A)
(B)
Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan
dengan rumus berikut:
pH = – log (H+)
= pKa + log (G)
(A)
contoh soal :
Ke dalam larutan CH3COOH ditambahkan padatan CH3COONa , shg konsentrasi
CH3COOH = 0,1 Molar dan konsentrasi CH3COONa = 0,05 Molar. Jika Ka CH3COOH 1,8
X 10-5. Tentukan pH campuran ?
Jawab :
Diketahui : Ka = 1,8 x 10-5
4
Asam lemah = 0,1
Garam = 0,05
Ditanyakan : pH campuran ?
Penyelesaian :
( H+) = Ka x (Asam lemah)
(Garam)
= 1,8 x 10-5 x 0,1
0,05
= 3,6 x 10-5
pH = – log ( H+)
= – log 3,6 x10 = 5 – log 3,6
Contoh :
· NH4OH dan NH4Cl
· NH4OH dan NH4NO3
· NH3 DAN NH4+a
Perumusan:
(OH-) = Kb . (B)
(G)
Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan
dengan rumus berikut:
5
pOH = – log (OH-)
= pKb + log (B)
(G)
keterangan:
Kb = tetapan ionisasi basa lemah
B = jumlah mol basa lemah
g = jumlah mol asam konjugasi
Contoh soal:
50 ml NH4OH 0,1 Molar dicampur dgn 100ml ( NH4)2SO4
= 0,2 Molar. Jika Kb NH4OH = 10-5 . Tentukan pH campuran?
Jawab:
Ditanyakan : pH campuran?
Penyelesaian:
( OH-) = Kb x (mmol basa lemah)
2(mmol garam )
= 10-5 x 5___
2 x 20
=10-5 x 0,125
= 1,25 x 10-6
6
= 6 – log 1,25
pH = 14 – ( 6 – log 1,25 )
= 8+ log 1,25
a. Penyangga hemoglobin
Oksigen merupakan zat utama yang diperlukan oleh sel tubuh yang didapatkan melalui
pernapasan. Oksigen diikat oleh hemoglobin di dalam darah, di mana O2 sangat sensitif
terhadap pH. Reaksi kesetimbangan yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut.
HHb+ + O2
⇄ H+ + HbO2
7
Produk buangan dari tubuh adalah CO2– yang di dalam tubuh bisa membentuk senyawa H
2CO3 yang nantinya akan terurai menjadi H+ dan HCO3–. Penambahan H+ dalam tubuh
akan mempengaruhi pH, tetapi hemoglobin yang telah melepaskan O2 dapat mengikat H+
membentuk asam hemoglobin(HHb+).
b. Penyangga karbonat
Penyangga karbonat juga berperan dalam mengontrol pH darah. Reaksi kesetimbangannya
adalah:
H+(aq) + HCO3–(aq)
⇄ H2CO3(aq)
⇄ H2O(aq) + CO2(aq)
Perbandingan molaritas HCO3– terhadap H2CO3 yang diperlukan untuk mempertahankan
pH darah 7,4 adalah 20:1. Jumlah HCO3 yang relatif jauh lebih banyak itu dapat dimengerti
karena hasil-hasil metabolisme yang diterima darah lebih banyak bersifat asam.
c. Penyangga fosfat
Penyangga fosfat merupakan penyangga yang berada di dalam sel. Penyangga ini adalah
campuran dari asam lemah H2PO4– dan basa konjugasinya, yaitu HPO42-. Jika dari proses
metabolisme sel dihasilkan banyak zat yang bersifat asam, maka akan segera bereaksi dengan
ion HPO42-
HPO42-(aq) + H+(aq) ⇄ H2PO4–(aq)
Dan jika proses metabolism sel menghasilkan senyawa yang bersifat basa, maka ion OH–
akan bereaksi dengan H2PO4-.
H2PO4–(aq) + OH–(aq) ⇄ HPO42-(aq) + H2O(l)
Sehingga perbandingan [H2PO4– ] / [HPO42-] selalu tetap dan akibatnya pH larutan
tetap.Penyangga ini juga ada di luar sel, tetapi jumlahnya sedikit. Selain itu, penyangga fosfat
juga berperan sebagai penyangga urin.
Apabila mekanisme pengaturan pH dalam tubuh gagal, seperti dapat terjadi selama sakit,
sehingga pH darah turun di bawah 7,0 atau naik ke atas 7,8, dapat menyebabkan kerusakan
permanen pada organ tubuh atau bahkan kematian. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan
keadaan asidosis (penurunan pH) adalah penyakit jantung, penyakit ginjal, diabetes mellitus
(penyakit gula), diare yang terus menerus, atau makanan berkadar protein tinggi dalam
jangka waktu lama. Keadaan asidosis sementara dapat terjadi karena olahraga intensif yang
dilakukan terlalu lama. Alkalosis (peningkatan pH darah) dapat terjadi sebagai akibat muntah
yang hebat, hiperventilasi (bernapas terlalu berlebihan, kadang-kadang karena cemas atau
histeris atau berada di ketinggian). Suatu penelitian yang dilakukan terhadap para pendaki
gunung yang mencapai puncak Everest (8.848 m) tanpa oksigen tambahan menunjukkan pH
8
darah mereka berada di antara 7,7–7,8. Hiperventilasi diperlukan untuk mengatasi tekanan
oksigen yang amat rendah (kira-kira 43 mmHg) di tempat setinggi itu.
9
ion logam membentuk garam sitrat. Selain itu, sitrat dapat mengikat ion-ion logam dengan
pengkelatan, sehingga digunakan sebagai pengawet dan penghilang kesadahan air.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan pH
tertentu terhadap usaha mengubah pH, seperti penambahan asam, basa, ataupun pengenceran.
Dengan kata lain pH larutan penyangga tidak akan berubah walaupun pada larutan tersebut
ditambahkan sedikit asam kuat, basa kuat atau larutan tersebut diencerkan.
Ada dua jenis larutan penyangga, yaitu : larutan penyangga dari asam lemah dan basa
konjugasinya serta larutan penyangga basa lemah dan asam konjugasinya. Larutan penyangga
dapat dibuat dengan dua cara. Pertama dengan cara mencampurkan langsung komponen-
komponennya yaitu suatu asam lemah dengan garamnya atau suatu basa lemah dengan
garamnya. Kedua dengan cara mencampurkan asam lemah dan basa kuat dengan jumlah
asam lemah yang berlebih atau mencampurkan basa lemah dan asam kuat dengan jumlah
basa lemah berlebih.
Pengenceran tidak mempengaruhi pH larutan, karena ketika ke dalam kedua larutan
penyangga tersebut ditambahkan akuades (dilakukan pengenceran) maka konsentrasi asam
lemah dan basa konjugasinya serta basa lemah dan asam konjugasinya akan menurun dengan
faktor yang sama. Akan tetapi perbandingan konsentrasinya tidak mengalami perubahan
sehingga pH larutan penyangga tidak mengalami perubahan.
3.2 Saran
Penulis mengharapkan saran dari pembaca yang bisa membangun demi kelancaran
pembuatan makalah selanjutnya.
11
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
12