Anda di halaman 1dari 15

Makalah Larutan Penyangga

Nama Kelompok:
1. Ida Ayu Jingga Nara Duhita
2. Alya Sandy Diani Putri
3. Diesta Naya Anandita
4. Srihari Mahadewi
5. Lukmana Winandi

SMA NEGERI 1 TANJUNG

i
2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya boleh menyelesaikan Makalah ini tepat pada
waktunya yang berjudul “Larutan Penyangga”

Makalah ini berisikan tentang pengertian larutan penyangga, cara kerja larutan penyangga,
perhitungan larutan penyangga dan pemanfaatan larutan penyangga di lingkungan sekitar.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Larutan
Penyangga.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Tanjung, Maret 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………iii
BABI PENDAHULUAN…………………………………………………………………1
A. Latar Belakang………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………1
C. Tujuan…………………………………………………………………………..1
BABII PEMBAHASAN………………………………………………………………….. 2
A.Pengertian Larutan Penyangga…………………………………………………. 2
B.Komponen Larutan Penyangga………………………………………………….2
C. Cara Kerja Larutan Penyangga…………………………………………………2
D. Perhitungan pH Larutan Penyangga……………………………………………4
E. Sifat Larutan Penyangga………………………………………………………..7
F. Pemanfaatan Larutan Penyangga di Lingkungan Sekitarnya…………………………7
1. Peran Larutan Penyangga dalam Tubuh Mahluk Hidup………………………7
2. Peran Larutan Penyangga dalam Industri Farmasi…………………………….9
3. Peran Larutan Penyangga dalam Bidang Biologi……………………………10
4. Peran Larutan penyangga dalam Bidang Analisis Kimia……………………10
BABIII PENUTUP………………………………………………………………………….11
A.Kesimpulan………………………………………………………………………11
B. Saran……………………………………………………………………………..11
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Teori Asam-Basa Arrhenius, larutan yang mengandung campuran asam lemah
dan garam yang anionnya senama dengan asam lemah tersebut akan membentuk larutan
penyangga. Contohnya, NH3COOH dan CH3COONa. Demikian juga jika larutan
mengandung campuran basa lemah dan garam yang kationnya senama dengan basa lemah
akan membentuk larutan penyangga. Contohnya, NH4OH dan NH4Cl.
Berdasarkan Teori Asam-Basa Bronsted-Lowry, larutan yang mengandung campuran dari
pasangan asam lemah dan basa konjugat atau basa lemah dan asam konjugatnya akan
membentuk larutan penyangga.
Larutan penyangga adalah larutan yang memiliki sifat dapat mempertahankan atau ralatif
tidak mengubah pH dengan adanya penambahan sedikit asam, basa, atau adanya
pengenceran. Larutan penyangga disebut juga larutan buffer atau dapar. Larutan penyangga
terdiri atas asam lemah dengan asam basa konjungsinya atau basa lemah dengan asam
konjungsinya.

1.2 Rumusan Masalah


A. Apa pengertian larutan penyangga?
B. Bagaimana cara kerja larutan penyangga?
C. Bagaimana perhitungan pH larutan penyangga?
D. Bagaimana sifat larutan penyangga?
E. Apa saja pemanfaatan larutan penyangga di lingkungan sekitarnya?

1.3 Tujuan
A. Mengetahui pengertian larutan penyangga
B. Mengetahui cara kerja larutan penyangga
C. Mengetahui perhitungan larutan penyangga
D. Mengetahui sifat larutan penyangga
E. Mengetahui pemanfaatan larutan penyangga di lingkungan sekitanya

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian larutan penyangga


Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk
mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia
berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit
dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.
Larutan penyangga asam adalah suatu campuran larutan yang tersusun dari asam lemah
dengan garamnya. Larutan penyangga basa adalah suatu campuran larutan yang tersusun dari
basa lemah dengan garamnya.
Meskipun ke dalam larutan penyangga ditambahkan sedikit asam atau sedikit basa atau
dilakukan proses pengenceran maka pH larutan tidak berubah. Sebaliknya penambahan asam
atau penambahan basa dalam larutan bukan penyangga menyebabkan perubahan pH larutan
yang dratis.

2.2 Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:


Larutan penyangga yang bersifat asam
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini
dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asa mnya.
Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana
asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam
yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa
kuat yang digunakan seperti natrium (Na), kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.

Larutan penyangga yang bersifat basa


Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan ini
dapat dibuat dari basa lemah dan garamnya, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun
cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana
basa lemahnya dicampurkan berlebih.

2.3 Cara kerja larutan penyangga


Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa
konjugasinya, sehingga dapat mengikat baik ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan
sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara
kerja larutan penyangga:

2
A. Larutan penyangga asam
Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH
dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

Pada penambahan asam


Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang
ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.
CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

Pada penambahan basa


Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan
ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan
sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan
berkurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut
bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.
CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

B. Larutan penyangga basa


Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan
NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

Pada penambahan asam


Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut
menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat
dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa
(NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk
ion NH4+.
NH3(aq) + H+(aq) → NH4+(aq)

Pada penambahan basa


Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga
konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan
komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.
NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

3
2.4 Perhitungan pH Larutan Penyangga

Larutan penyangga asam


Larutan penyangga asam terdiri atas asam lemah dan basa konjungsinya (garamnya).

Contoh :
· CH3COOH dan CH3COONa
· HCN dan KCN
· H2CO3 dan HCO3-

Perumusan :
(H+) = Ka . (A)
(B)

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan
dengan rumus berikut:
pH = – log (H+)
= pKa + log (G)
(A)

Ka = tetapan ionisasi asam lemah


a = jumlah mol asam lemah
g = jumlah mol basa konjugasi

contoh soal :
Ke dalam larutan CH3COOH ditambahkan padatan CH3COONa , shg konsentrasi
CH3COOH = 0,1 Molar dan konsentrasi CH3COONa = 0,05 Molar. Jika Ka CH3COOH 1,8
X 10-5. Tentukan pH campuran ?

Jawab :
Diketahui : Ka = 1,8 x 10-5

4
Asam lemah = 0,1
Garam = 0,05

Ditanyakan : pH campuran ?

Penyelesaian :
( H+) = Ka x (Asam lemah)
(Garam)
= 1,8 x 10-5 x 0,1
0,05
= 3,6 x 10-5

pH = – log ( H+)
= – log 3,6 x10 = 5 – log 3,6

Larutan penyangga basa


Larutan penyangga basa tterdiri atas basa lemah dan asam konjungssinya (garamnya).

Contoh :
· NH4OH dan NH4Cl
· NH4OH dan NH4NO3
· NH3 DAN NH4+a

Perumusan:
(OH-) = Kb . (B)
(G)

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan
dengan rumus berikut:

5
pOH = – log (OH-)
= pKb + log (B)
(G)

keterangan:
Kb = tetapan ionisasi basa lemah
B = jumlah mol basa lemah
g = jumlah mol asam konjugasi

Contoh soal:
50 ml NH4OH 0,1 Molar dicampur dgn 100ml ( NH4)2SO4
= 0,2 Molar. Jika Kb NH4OH = 10-5 . Tentukan pH campuran?

Jawab:

Diketahui : mmol NH4OH = V X M = 0,5 ml x 0,1 = 5mmol


mmol (NH4)2SO4 = VXM = 100ml x 0,2 = 20 mmol

Ditanyakan : pH campuran?

Penyelesaian:
( OH-) = Kb x (mmol basa lemah)
2(mmol garam )
= 10-5 x 5___
2 x 20
=10-5 x 0,125
= 1,25 x 10-6

pOH = – log ( OH)


= – log 1,25 x 10-6

6
= 6 – log 1,25

pH = 14 – ( 6 – log 1,25 )
= 8+ log 1,25

2.5 Sifat Larutan Penyangga


Sifat-sifat larutan penyangga yaitu:
a. pH larutan buffer praktis tidak berubah pada penambahan sedikit asam kuat atau sedikit
basa kuat atau pengenceran.
b. pH larutan buffer berubah pada penambahan asam kuat atau basa kuat yang relatif banyak,
yaitu apabila asam kuat atau basa kuat yang ditambahkan menghabiskan komponen larutan
buffer itu, maka pH larutan akan berubah drastis.
c. Daya penyangga suatu larutan buffer bergantung pada jumlah mol komponennya, yaitu
jumlah mol asam lemah dan basa konjugasinya atau jumlah mol basa lemah dan asam
konjugasinya.

2.6 Pemanfaatan Larutan Penyangga di Lingkungan Sekitarnya

A. Peran larutan penyangga dalam tubuh mahluk hidup


pH darah tubuh manusia berkisar antara 7,35-7,45. pH darah tidak boleh kurang dari 7,0 dan
tidak boleh melebihi 7,8 karena akan berakibat fatal bagi manusia. Organ yang paling
berperan untuk menjaga pH darah adalah paru-paru dan ginjal. Kondisi di mana pH darah
kurang dari 7,35 disebut asidosis. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kondisi
asidosis antara lain penyakit jantung, penyakit ginjal, kencing manis, dan diare yang terus-
menerus. Sedangkan kondisi di mana pH darah lebih dari 7,45 disebut alkolosis. Kondisi ini
disebabkan muntah yang hebat, hiperventilasi (kondisi ketika bernafas terlalu cepat karena
cemas atau histeris pada ketinggian). Untuk menjaga pH darah agar stabil, di dalam darah
terdapat beberapa larutan penyangga alami, yaitu:

a. Penyangga hemoglobin
Oksigen merupakan zat utama yang diperlukan oleh sel tubuh yang didapatkan melalui
pernapasan. Oksigen diikat oleh hemoglobin di dalam darah, di mana O2 sangat sensitif
terhadap pH. Reaksi kesetimbangan yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut.
HHb+ + O2
⇄ H+ + HbO2

7
Produk buangan dari tubuh adalah CO2– yang di dalam tubuh bisa membentuk senyawa H
2CO3 yang nantinya akan terurai menjadi H+ dan HCO3–. Penambahan H+ dalam tubuh
akan mempengaruhi pH, tetapi hemoglobin yang telah melepaskan O2 dapat mengikat H+
membentuk asam hemoglobin(HHb+).

b. Penyangga karbonat
Penyangga karbonat juga berperan dalam mengontrol pH darah. Reaksi kesetimbangannya
adalah:
H+(aq) + HCO3–(aq)
⇄ H2CO3(aq)
⇄ H2O(aq) + CO2(aq)
Perbandingan molaritas HCO3– terhadap H2CO3 yang diperlukan untuk mempertahankan
pH darah 7,4 adalah 20:1. Jumlah HCO3 yang relatif jauh lebih banyak itu dapat dimengerti
karena hasil-hasil metabolisme yang diterima darah lebih banyak bersifat asam.

c. Penyangga fosfat
Penyangga fosfat merupakan penyangga yang berada di dalam sel. Penyangga ini adalah
campuran dari asam lemah H2PO4– dan basa konjugasinya, yaitu HPO42-. Jika dari proses
metabolisme sel dihasilkan banyak zat yang bersifat asam, maka akan segera bereaksi dengan
ion HPO42-
HPO42-(aq) + H+(aq) ⇄ H2PO4–(aq)
Dan jika proses metabolism sel menghasilkan senyawa yang bersifat basa, maka ion OH–
akan bereaksi dengan H2PO4-.
H2PO4–(aq) + OH–(aq) ⇄ HPO42-(aq) + H2O(l)
Sehingga perbandingan [H2PO4– ] / [HPO42-] selalu tetap dan akibatnya pH larutan
tetap.Penyangga ini juga ada di luar sel, tetapi jumlahnya sedikit. Selain itu, penyangga fosfat
juga berperan sebagai penyangga urin.
Apabila mekanisme pengaturan pH dalam tubuh gagal, seperti dapat terjadi selama sakit,
sehingga pH darah turun di bawah 7,0 atau naik ke atas 7,8, dapat menyebabkan kerusakan
permanen pada organ tubuh atau bahkan kematian. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan
keadaan asidosis (penurunan pH) adalah penyakit jantung, penyakit ginjal, diabetes mellitus
(penyakit gula), diare yang terus menerus, atau makanan berkadar protein tinggi dalam
jangka waktu lama. Keadaan asidosis sementara dapat terjadi karena olahraga intensif yang
dilakukan terlalu lama. Alkalosis (peningkatan pH darah) dapat terjadi sebagai akibat muntah
yang hebat, hiperventilasi (bernapas terlalu berlebihan, kadang-kadang karena cemas atau
histeris atau berada di ketinggian). Suatu penelitian yang dilakukan terhadap para pendaki
gunung yang mencapai puncak Everest (8.848 m) tanpa oksigen tambahan menunjukkan pH

8
darah mereka berada di antara 7,7–7,8. Hiperventilasi diperlukan untuk mengatasi tekanan
oksigen yang amat rendah (kira-kira 43 mmHg) di tempat setinggi itu.

B. Peran larutan penyangga pada industri farmasi


Dalam indutri farmasi, larutan penyangga berperan untuk pembuatan obat-obatan agar zat
aktif dari obat tersebut mempunya pH tertentu, dalam bidang farmasi (obat-obatan) banyak
zat aktif yang harus berada dalam keadaanpH stabil. Perubahan pH akan menyebabkan
khasiat zat aktif tersebut berkurang atau hilangsama sekali. Untuk obat suntik atau obat tetes
mata, pH obat-obatan tersebut harusdisesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH untuk obat tetes
mata harus disesuaikan denganpH air mata agar tidak menimbulkan iritasi yang
mengakibatkan rasa perih pada mata.Begitu juga obat suntik harus disesuaikan dengan pH
darah agar tidak menimbulkanalkalosis atau asidosis pada darah.Perubahan pH pada larutan
obat dapat merusak komposisi, fungsi, dan efektivitasobattersebut. Oleh karena itu, obat-
obatan dalam bentuk larutan sering kali bertindaksebagai sistem penyangga bagi obat itu
sendiri untuk mempertahankan kadar larutan obattetap berada dalam trayek pH
tertentu.Larutan Penyangga pada Obat-Obatan : asam asetilsalisilat merupakan komponen
utamadari tablet aspirin, merupakan obat penghilang rasa nyeri. Adanya asam pada aspirin
dapatmenyebabkan perubahan pH pada perut. Perubahan pH ini mengakibakan
pembentukanhormon, untuk merangsang penggumpalan darah, terhambat; sehingga
pendarahan tidakdapat dihindarkan. Oleh karena itu, pada aspirin ditambahkan MgO yang
dapat mentransferkelebihan asam.
Selain itu larutan penyangga juga digunakan unutk industri makanan dan minuman ringan
seperti yang sering digunakan adalah Natrium asetat dan asam sitrat.
Contohnya pada asam sitrat :
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan
genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan pengawet yang baik dan alami,
selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan dan minuman ringan. Dalam
biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam siklus asam sitrat, yang penting
dalam metabolisme makhluk hidup, sehingga ditemukan pada hampir semua makhluk hidup.
Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai
antioksidan.
Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada
konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering, pada jeruk lemon dan limau
(misalnya jeruk nipis dan jeruk purut).
Rumus kimia asam sitrat adalah C6H8O7 (strukturnya ditunjukkan pada tabel informasi di
sebelah kanan). Struktur asam ini tercermin pada nama IUPAC-nya, asam 2-hidroksi-1,2,3-
propanatrikarboksilat.
Sifat-sifat fisis asam sitrat dirangkum pada tabel di sebelah kanan. Keasaman asam sitrat
didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat melepas proton dalam larutan. Jika
hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion sitrat. Sitrat sangat baik digunakan dalam
larutan penyangga untuk mengendalikan pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak

9
ion logam membentuk garam sitrat. Selain itu, sitrat dapat mengikat ion-ion logam dengan
pengkelatan, sehingga digunakan sebagai pengawet dan penghilang kesadahan air.

C. Peran larutan penyangga pada bidang biologi


Salah satu contoh peranan larutan buffer dalam bidang biologi adalah sebagai berikut

Air Ludah sebagai Larutan Penyangga


Gigi dapat larut jika dimasukkan pada larutan asam yang kuat. Email gigi yang rusak
dapat menyebabkan kuman masuk ke dalam gigi. Air ludah dapat mempertahankan pH pada
mulut sekitar 6,8. Air liur mengandung larutan penyangga fosfat yang dapat menetralisir
asam yang terbentuk dari fermentasi sisa-sisa makanan.

Darah sebagai Larutan Penyangga


Ada beberapa faktor yang terlibat dalam pengendalian pH darah, diantaranya penyangga
karbonat (H2CO3 dengan HCO3-), penyangga hemoglobin (HHb dengan HbO2– dalam
plasma darah) dan (HHb dengan Hb dalam eritrosit), serta penyangga fosfat (H2PO4– dengan
HPO42–).
Darah juga mengandung sistem buffer karena alasan berikut :
pH darah umumnya sekitar 7,4
Jika pH darah selisih 0,5 saja, akan menyebabkan ketidaksadaran atau koma
CO2 yang dihasilkan dalam proses pernafasan dapat mengingkatkan keasaman darah dengan
membentuk ion H+
Kehadiran ion hidrogen karbonat akan menghilangkan H+ yang berlebihan. Dengan reaksi
kesetimbangan: HHb + O2 (g) « HbO2- + H+

D. Peran larutan penyangga pada bidang analisis kimia


Larutan penyangga juga banyak digunakan dalam reaksi-reaksi kimia terutama dalam bidang
kimia analitis, biokimia, bakteriologi, dan bidang kesehatan. Dalam reaksi-reaksi kimia
tersebut dibutuhkan pH yangstabil. Oleh karena itu, dibutuhkan larutan penyangga untuk
mempertahankan pH suatu zat.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan pH
tertentu terhadap usaha mengubah pH, seperti penambahan asam, basa, ataupun pengenceran.
Dengan kata lain pH larutan penyangga tidak akan berubah walaupun pada larutan tersebut
ditambahkan sedikit asam kuat, basa kuat atau larutan tersebut diencerkan.
Ada dua jenis larutan penyangga, yaitu : larutan penyangga dari asam lemah dan basa
konjugasinya serta larutan penyangga basa lemah dan asam konjugasinya. Larutan penyangga
dapat dibuat dengan dua cara. Pertama dengan cara mencampurkan langsung komponen-
komponennya yaitu suatu asam lemah dengan garamnya atau suatu basa lemah dengan
garamnya. Kedua dengan cara mencampurkan asam lemah dan basa kuat dengan jumlah
asam lemah yang berlebih atau mencampurkan basa lemah dan asam kuat dengan jumlah
basa lemah berlebih.
Pengenceran tidak mempengaruhi pH larutan, karena ketika ke dalam kedua larutan
penyangga tersebut ditambahkan akuades (dilakukan pengenceran) maka konsentrasi asam
lemah dan basa konjugasinya serta basa lemah dan asam konjugasinya akan menurun dengan
faktor yang sama. Akan tetapi perbandingan konsentrasinya tidak mengalami perubahan
sehingga pH larutan penyangga tidak mengalami perubahan.

3.2 Saran
Penulis mengharapkan saran dari pembaca yang bisa membangun demi kelancaran
pembuatan makalah selanjutnya.

11
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Anshory, irfan.2003. Acuan Pelajaran Kimia SMU.Jilid 3. Jakarta:Erlangga


Departemen Pendidikan Nasional.2006. Standar Isi 2006, Mata Pelajaran Kimia
SMA/MA.Jakarta:Pusat Kurikulum.
Harnanto, Ali.2009.Kimia SMU 2.Jakarta:Pusat Perbukuan Depertemen Pendidikan Nasional
Utami, Sri.2011.Larutan Buffer.
Watson, David G. 2012.
Pharmaceutical Analysis.USA: Elsevier Health Sciences.
Craig, Bruce D, David S. Anderson. 2004.Handbook of Corrosion Data.New York: ASM
Internasional.
https://123dok.com/document/z3gkem8y-peranan-dan-manfaat-larutan-buffer-dalam.html
http://syifatussyifa.blogspot.com/2015/03/larutan-buffer-dalam-bidang-biologi.html
https://www.academia.edu/6994284/
PERANAN_DAN_MANFAAT_LARUTAN_BUFFER_DALAM_KEHIDUPAN_SEHARI_
HARI
https://dika96.wordpress.com/2012/02/22/peranan-larutan-penyangga-dalam-tubuh-makhluk-
hidup/

12

Anda mungkin juga menyukai