Anda di halaman 1dari 46

BUKU PANDUAN

BELAJAR GRAMATIKAL AL-QURAN

METODE AL-HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi

Disusun oleh :

Rizal Alhasani

Untuk lebih lengkapnya, silahkan menelusuri Channel Youtube : Rizal Al-Hasani


Ku Persembahkan Karya Ini
Untuk…
Kedua Orang Tua Ku
Hasan Basri dan Noeri Yoesoef
Serta Kepada Kedua Mertua Ku
Buyung St Lerang dan Farida Hakim

Tak Lupa Kepada Semua Pihak yang Ikut


Membantu dalam Penyelesaian Buku ini

Semoga Kami Berjumpa Dengan-Nya Kelak


di Surga Nanti

Hormat Kami
Rizal Alhasani
Linda Elfino
Anak Kami :
Ustadz Agung Kusuma, B.E (Hons)
Ustadz Dede Permana, Lc., M.Si.
Yudi Prasetya Bechelor of Engg (Hons)
Fatimah Az-Zahra S.Psi.

2
METODE AL-HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
َّ
ِ ‫الل ُه َّم ْار َح ْم َنا ِبالُق ْرء‬
‫ان‬ َ

‫ور َو ُه ًدا َوَر ْح َمة‬


‫اما َوُن ًا‬ ِ
ً ‫اج َعْل ُه َل َنا إ َم‬
ْ ‫َو‬

‫الل ُه َّم َذ ِك ْرَنا ِم ْن ُه َما َن ِس َينا‬


َّ

‫َو َعلِ ْم َنا ِم ْن ُه َما َج ِهْل َنا‬

‫الن َه ِار‬
َّ ‫اف‬ ْ َ‫آء َّالْي ِل َوأ‬ ِ ‫وارُزْقنا‬
َ ‫ط َر‬ ‫ان‬
َ ََ ‫ء‬ ‫ه‬
ُ ‫ت‬
َ‫و‬َ ‫َل‬
َ ‫ت‬ َ َْ

‫ين‬ ِ
َ ‫اج َعْل ُه َل َنا ُح َّج ًة َيا َر َّب اْل َعاَلم‬
ْ ‫َو‬

Wahai Allah, sayangilah kami dengan Al-Qur’an dan


jadikanlah Al-Qur’an bagi kami sebagai imam, cahaya,
petunjuk dan rahmat.

Wahai Allah, ingatkanlah kami dengan Al-Qur’an ketika


kami lupa dan ajarkanlah kami dengan Al-Qur’an apa-apa
yang kami bodoh (jahil).

Anugerahkanlah kepada kami kenikmatan membaca


Al-Qur’an di waktu malam dan di penghujung siang.

Dan jadikanlah Al-Qur’an bagi kami hujjah (dalil-dalam


beramal), wahai Dzat Pemelihara Alam Semesta.

3
METODE AL-HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
DAFTAR ISI

BAB PERTAMA. PENDAHULUAN ……..………..…………………………………… 1


I. LATAR BELAKANG………………………………….……………………………… 1
a. Penasaran dengan perbedaan pendapat ulama tentang ayat yang sama. ….…..…… 1
b. Terkejut melihat angka umat Islam yang memahami Al-Quran …………..……… 2
c. Tak percaya bahwa Al-Quran sulit dan untuk belajar Al-Quran butuh waktu lama.. 2
d. Anak yang shaleh asset termahal yang kami punya ………………………...……… 3
II. KEUTAMAAN AL-QURAN ……………………………………………………..…… 3
a. Al-Quran itu adalah pedoman hidup untuk mencapai derajat Taqwa ..……………… 4
b. Menjadikan kita sebagai manusia terbaik ……………………………………………. 4
c. Al-Quran Itu Obat …………………………………………………………………… 5
d. Al-Quran memberi Syafaat ………………………………………….………………. 5
BAB KEDUA. SOFT COMPETENCIES ……………….………………….……...…… 7
I. NIAT IKHLAS KARENA ALLAH ……………………………………………….… 7
II. MEMPERBANYAK TAUBAT…………………………………………………….… 8
III. HAJAT YANG KUAT……………………………………………………………...… 8
IV. YAKIN AL-QURAN ITU MUDAH………………………………………………...… 9
V. ISTIQAMAH DALAM MEMPELAJARINYA……………………………..….…… 10
BAB KETIGA. HARD COMPETENCIES ….………………...……………………… 11
I. PEMBAGIAN KOMPONEN KATA DALAM AL-QURAN.………………..…….… 11
II. KATA BENDA………………………………………………………………….…..… 11
III. KATA KERJA……………………………………………………………………… 12
IV. CARA MENEMUKAN AKAR KATA………………………………………….…. 18
V. HURUF BERMAKNA…………………………………………………………...… 20
VI. KATA GANTI………………………………………………………………...……. 21
VII. KATA TUNJUK………………………………………………………………….… 22
VIII. KATA PENGHUBUNG……………………………………………………….…… 22
IX. KATA KERJA PASIF……………………………………………………………… 23
X. PELAKU AKTIF (SUBJEK) DAN PASIF (OBJEK)..…………………………...… 24
XI. MENCARI 3 HURUF AKAR KATA…………………………………………….… 25
XII. HURUF SEMI IRREGULAR AL-HASANI……………………………….……… 27
XIII. BUNGA RAMPAI AL-HASANI………………………………………………...… 31
BAB KEEMPAT. PENUTUP …….…………………………..………….……….…… 36
BAB PERTAMA
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Metode Al-Hasani adalah sebuah metode yang praktis, cepat dan mudah untuk
dapat menerjemahkan Al-Quran. Dibutuhkan waktu lebih kurang 40 jam dalam
proses penyampaian materi dan pelatihannya, yaitu 20 kali pertemuan, setiap
pertemuan 2 jam via zoom. Jika semua berjalan lancar, insya Allah setelah
pelatihan peserta mampu untuk memulai menerjemahkan Al-Quran.

Awalnya kami adalah orang yang awam terhadap Al-Quran. Karena beberapa
peristiwa yang berarti dalam hidup kami, akhirnya kami bertekad untuk terjun
memahami Al-Quran. Beberapa peristiwa penting tersebut adalah sebagai
berikut :

a. Penasaran dengan perbedaan pendapat ulama tentang ayat yang sama.

Sekitar pertengahan tahun 1998, kami mendengar beberapa ulama yang berbeda
pendapat tentang ayat yang sama dalam Al-Quran. Saat itu kami tidak paham
sama sekali, kenapa bisa terjadi perbedaan tersebut. Kadang-kadang perbedaan
tersebut dapat membawa kepada perpecahan dalam kaum muslimin yang awam
seperti kami. Waktu itu, dalam pikiran kami, Allah tidak mungkin membuat
satu teks yang punya multi makna. Allah yang Maha Pengasih, Maha
Penyayang dan Maha Bijaksana rasanya tak mungkin akan membuat suatu
statement yang membuat maklukNya bertengkar. Kami adalah orang awam dan
hanya punya pikiran sangat sederhana.

Penasaran dengan perbedaan tersebut, akhirnya terbersit dalam lubuk hati kami,
andaikan kami tahu apa makna Al-Quran itu dari sumber aslinya, alangkah
indahnya hidup ini. Mungkin saya bisa ikut membantu mencari jalan tengahnya.
Sejak saat itu, rasa ingin tahu makna Al-Quran tersebut mulai bergelora di
dalam hati ini. Rasa ingin bisa menerjemahkan Al-Quran dari teks aslinya selalu
muncul setiap membaca Al-Quran. Namun kemana akan belajar, kami tidak
mendapat informasi yang memadai.

METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
1
b. Terkejut melihat angka umat Islam yang memahami Al-Quran

Pada suatu hari, sekitar akhir tahun 2000, kami mendengar seorang penceramah
di salah satu media nasional. Isi ceramah berkisar kondisi umat Islam dalam
berinteraksi dengan Al-Quran berdasarkan hasil sebuah survey. Saat itu kami
tidak melihat di mana survey dilakukan dan siapa saja sampelnya, tapi yang
muncul adalah “bara ingin paham Al-Quran makin menyala”. Penceramah
tersebut membagi umat Islam sesuai kondisi mereka terhadap Al-Quran dalam
hitungan persentase sebagai berikut :

• Yang bisa membaca Al-Quran


• Yang bisa memahami Al-Quran
• Yang mengamalkan Al-Quran

Kami sungguh sangat terkejut dan kaget mendengar isi ceramah beliau. Antara
percaya dan tidak dengan angka-angka yang disajikan. Saya lupa angka
pastinya, tapi jelas angka tersebut sangat menghentak ubun-ubun saya waktu
itu. Saya beranggapan, bahwa setiap orang muslim, pasti mampu membaca Al-
Quran. Tiba-tiba ada informasi, bahwa umat Islam yang bisa membaca Al-
Quran tidak sampai 5 (lima) %. Umat Islam yang mampu memahami Al-Quran
tidak sampai 0,1 %, lalu yang mengamalkan Al-Quran makin sedikit.

Informasi ini membuat dada kami semakin mendidih. Kami merasa bagian yang
tak mampu memahami Al-Quran dan sangat terasa kondisi ini seperti himpitan
yang beratnya berpuluh-puluh ton. Akhirnya tekad sudah bulat, bahwa kami
harus bisa paham Al-Quran. Tapi kemana mau belajar adalah hal yang sulit
menjawabnya.

c. Tak percaya bahwa Al-Quran sulit dan untuk belajar Al-Quran butuh
waktu lama

Saat kami tanyakan kepada salah seorang Ustadz tentang berapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk memahami Al-Quran. Ustadz itu menjawab dibutuhkan
waktu lebih kurang 15 tahun. Informasi dari Ustadz tersebut terasa agak aneh
dan secara fitrah kami menolaknya. Kami tak percaya bahwa untuk memahami
Al-Quran butuh waktu lama, Kami terus mencari informasi dimana tempat
belajar Al-Quran. Saat kami tanya kepada Ustadz yang lain tentang waktu yang
dibutuhkan untuk belajar Al-Quran, dia jawab lebih kurang 15 tahun, fitrah

METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
2
kami tetap menolak. Akhirnya kami mengadu kepada Allah : Dalam sebuah doa
kami berucap : “Ya Allah, rasanya tak mungkin Al-Quran Mu susah untuk
dipahami. Ini pasti ada yang salah. Tapi hamba tidak tahu kemana harus
belajar”. Dengan deraian air mata yang berlinang membasahi pipi kami berlirih
“Ya Allah, tolong ya Allah, tolong hambaMu yang bodoh ini agar Engkau
kirimkan seorang guru yang mampu mengajar aku Al-Quran dalam waktu
singkat”.

d. Anak yang shaleh asset termahal yang kami punya

Dalam kebimbangan dan kebingungan itu, tiba tiba kami baru sadar bahwa
kami punya “asset” yang sangat berharga untuk memahami Al-Quran. Kami
mempunyai 3 orang anak laki laki yang semuanya sekolah di Pondok Modern
Darussalam Gontor. Banyak buku buku pelajaran “Nahwu Sharafnya”
tergeletak dikamar kami. Kami coba membuka satu persatu buku tersebut.
Kami amati lagi. Kami baca lagi berulang ulang. Saat itu terpikir dalam hati,
kami akan pergunakan waktu diskusi dengan mereka saat mereka libur
Ramadhan.

Pelan tapi pasti, sambil berbincang bincang dimeja makan, sambil berbicara
diruang tamu, sambil main main keluar, waktu banyak kami gunakan untuk
belajar kepada mereka bertiga. Di situ mulai muncul pemahaman sedikit demi
sedikit tentang gramatikal Al-Quran.

Setelah mendapatkan ilmu yang cukup, akhirnya terpikir oleh kami, bagaimana
caranya agar ilmu yang telah saya peroleh dari anak kami tersebut bisa kami
sampaikan kepada orang lain. Kami kumpulkan buku-buku tentang metode
pembelajaran Gramatikal Al-Quran yang ada dipasaran, dan akhirnya kami
memberanikan diri untuk menyusun sebuah metode yang kami beri nama
METODE AL-HASANI, yang mana nama ini kami persembahkan kepada
ayahanda kami Hasan Basri, yang sudah mendahului kami. Semoga Allah
ampuni dosa kedua orang tua kami dan ini menjadi sebab Allah mengalungkan
mahkota kepada mereka berdua.

II. KEUTAMAAN AL-QURAN

Banyak sekali hadits-hadits yang menyatakan tentang keutamaan mempelajari


Al-Quran. Bahkan dalam Al-Quran sendiri, banyak sekali dinyatakan ayat-ayat

METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
3
tentang “Keagungan Al-Quran”. Disini kami paparkan beberapa saja
keutamanaan di antaranya:

a. Al-Quran itu adalah pedoman hidup untuk mencapai derajat Taqwa

Taqwa adalah suatu kondisi, di mana kita tunduk dan takut hanya kepada Allah.
Kita dengan ikhlas menghentikan semua laranganNya, dan mengamalkan
suruhanNya. Kita hanya mengharap ridhaNya.

Dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 2 yang berbunyi:


ۡ ِ
ِ ‫ٰٱل ِكتب ََٰلٰرۡيبٰفِيٰ ِٰهٰهدٰىٰلِ ۡلمت‬
ٰ ٰ‫ني‬
َ ُ‫َّق‬ ُ َ َ ُ ‫ك‬
َ ‫ذٰل‬
Artinya: “Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertakwa.”

Dalam ayat ini, jelas dan terang sekali, bahwa kalau kita ingin menjadi orang
yang bergelar “TAQWA”, maka pedoman utama kita adalah “AL-QURAN”.

Dalam Al-Quran, banyak terdapat ayat-ayat yang menerangkan tentang taqwa,


dan amalan-amalan yang dapat menggapai derajat taqwa tersebut.

b. Menjadikan kita sebagai manusia terbaik


Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadist:

ٰ ٰ)‫َٰخٰيُُٰكمٰٰ َٰمنٰٰتَٰ َٰعٰلَّ َٰمٰالٰ ُٰقٰرآ َٰنٰ َٰو َٰعٰلَّ َٰم ٰهُٰ(رواهٰالبخاري‬
Artinya: “Sebaik-baik kalian, adalah orang-orang yang belajar Al-Quran dan
mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

Kalau kita ingin menjadi hamba Allah yang terbaik maka belajarlah Al-Quran.
Kalau kita ingin jadi hamba yang mulia, dalamilah dan pahamilah Al-Quran.
Kriteria manusia terbaik di mata Allah adalah orang yang belajar Al-Quran dan
mengajarkannya.

Perumpaan dalam sebuah pertandingan, tentunya semua peserta lomba


bersemangat dengan penuh gairah agar ingin jadi peserta yang terbaik. Mereka
ingin menjadi juara. Mereka ingin mendapat piala juara satu di akhir lomba.
Latihan berat dilalui, strategi yang matang pun diatur, pelatih yang professional

METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
4
didatangkan, semua tenaga dikerahkan. Semua itu, hanya satu cita-cita agar
menjadi “juara satu” di akhir perlombaan. Allah menetapkan kriteria manusia
terbaik adalah orang yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya.

c. Al-Quran Itu Obat


Dalam surat Al Isra ayat 82 Allah berfirman:
ِ ِ‫يدٰٱلظٰل‬ ِ ِ ۡ ‫حٰةٰلِٰۡلم‬ ۡ ِ ِ ۡ ِ
ۡ ‫ٰٱلق‬
ٰ ٰ‫ٰخ َس ٰارا‬
َ َ َّ
‫َل‬ ِ‫إ‬ٰ‫ني‬ ‫م‬ ُ َ َ َ ُ َ َ َ َ َ ُ َ َ ُ ‫َونُنَ ِزُلٰم َن‬
‫ز‬ِ ‫ٰي‬ ‫َل‬
‫ٰو‬
َ ‫ني‬ ‫ن‬ ‫م‬‫ؤ‬ ٰ ‫ر‬‫و‬ ٰ ‫ء‬
ٰ ‫ا‬
ٰ‫ف‬‫ٰش‬ ‫و‬‫اٰه‬‫ٰم‬‫ن‬ ‫ا‬
ٰ ‫ء‬‫ر‬
Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”.
Menurut penulis, ayat ini sangat ilmiah. Mungkin yang bisa membahas ayat ini
sampai tuntas, adalah teman-teman kita yang berkecimpung di bidang
kesehatan atau kedokteran.
Penulis terbatas ilmu dan mengupas sedikit saja:
Kalau kita menulis “huruf latin” kita memulai dari kiri dan terus ke kanan. Saat
kita menulis dari kiri dan kanan, maka yang dominan adalah “otak kiri”. Jika
otak kiri yang dominan maka produknya adalah matematika, realita, data-data,
fakta-fakta dan sebab-akibat. Kesemuanya ini, akan bermuara kepada stress,
tekanan darah naik, denyut jantung bertambah dan sebagainya.
Sebaliknya, Al-Quran kita tulis dan kita baca dari kanan ke kiri. Saat itu yang
dominan adalah “otak kanan”. Produk otak kanan adalah keindahan, rasa
nyaman, perhatian, empati dan kebahagiaan.
Jadi saat kita membaca Al-Quran, akan datang suatu rasa kebahagiaan, rasa
keindahan. Kalau proses ini terjadi berulang kali, setiap hari, maka dapat
mengusir penyakit yang beragam dari tubuh kita.
d. Al-Quran itu memberi syafa’at
Dalam sebuah hadits Nabi bersabda:

)‫حاٰبِِٰهٰ(رواهٰمسلم‬
َٰ ٰ‫اٰلَص‬ ٰ ِ‫ٰاِقَٰٰرُٰؤٰواٰاٰل ُٰقٰرآ َٰنٰٰفَِٰإٰنَّٰهُٰ َٰي‬
ِٰ ٰ‫تٰيَٰ ٰوَٰمٰالٰ ِٰقٰيَ َٰام ِٰةٰ َٰش ِٰفيٰع‬
Artinya: “Bacalah Al-Quran itu. Sesungguhnya dia akan datang di hari kiamat
sebagai penolong bagi para pembacanya”. (HR. Muslim : 804)

METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
5
Hari kiamat amatlah dahsyat. Setiap jiwa akan menjumpainya. Pada hari itu,
gunung-gunung bagaikan kapas yang berterbangan. Saat itu, tiba-tiba banyak
anak-anak yang langsung beruban. Ibu-ibu yang sedang hamil, keguguran. Itu
semua terjadi karena dahsyatnya huru-hara di hari Kiamat. Semua isi perut
bumi keluar.
Saat itulah, Al-Quran yang kita baca, Al-Quran yang kita tulis, Al-Quran yang
kita amalkan, datang menolong kita. Al-Quran akan datang menyelamatkan kita
dari dahsyatnya bencana Kiamat.
Semoga Al-Quran yang kita baca dan kita pahami, menjadi penolong kelak di
akhirat nanti.

METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
6
BAB KEDUA

SOFT COMPETENCIES

Untuk menjadi penerjemah yang baik diperlukan beberapa keahlian. Kami


mendefenisikan dengan kemampuan soft competencies dan hard competencies.
Kedua kompetensi ini saling terkait dan saling mendukung serta berjalan
seiring.

Soft Competencies : Adalah kemampuan yang berasal dari lubuk hati yang
paling dalam sebagai karunia terbesar dari Allah kepada manusia

Hard Competencies : Adalah kemampuan berpikir manusia yang berasal dari


otak manusia sendiri.

Pada bab ini kami membahas soft competenciesnya.

I. NIAT IKHLAS KARENA ALLAH

Segala amal perbuatan baik harus dimulai dengan ikhlas. Dalam surat Al-
Bayyinah ayat 5 Allah berfirman :

ٰ‫ين‬ ِ ‫ٰٱلزَكو ََۚةٰو َذلِك‬


‫ٰد‬ َّ ‫ا‬
‫و‬ ‫ت‬
ُ‫ؤ‬ۡ ‫ينٰحن فاءٰوي ِقيمٰواٰٱلصلوةٰوي‬
َ َ َّ َ َ ٰ ِ
‫ٰٱلد‬ ‫ه‬‫ل‬
َ ٰ‫ني‬
ٰ ِ
‫ص‬ ِ
‫ل‬
ۡ
‫ُم‬ُ ٰ‫للا‬
ٰ ٰ‫ا‬
‫و‬ ٰ ‫د‬
ُ ‫ب‬ ۡ ‫وماٰأ ُِمرٰوآٰإََِّلٰلِي‬
‫ع‬
ُ َ َ َُ ُ َُ َ ُ َ ُ َ َ َُ ُ ََ
ِ ۡ
ِ
ٰ ٰ‫ٱل َقي َمة‬
Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian itulah agama yang lurus.” Al-Bayyinah (98) : 5.

Orang bijak mengatakan : Orang yang ikhlas tak akan pernah gagal. Dan orang
yang ikhlas tidak mampu digoda oleh syetan. Sekecil apapun amal, jika
dikerjakan dengan ikhlas pasti mendapat ridho dari Allah.

Begitu juga dengan belajar Metode Al-Hasani ini. Niat ikhlas kami tempatkan
di atas sekali. Dalam belajar Al-Quran metode Al-Hasani, segalanya hanya
disandarkan kepada Allah.

METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
7
II. MEMPERBANYAK TAUBAT

Dalam Al-Quran surah An-Nuur ayat 31 Allah berfirman


ۡ ۡ
ٰ‫َٰجيعاٰأَيُّهَٰٱل ُم ۡؤِمنُو َنٰلَ َعلَّ ُك ۡمٰتُفلِ ُحو َن‬ َِّ ‫ٰوتُوب واٰإِ ََل‬
َِ ‫ٰٱَّلل‬
ُ َ
Artinya: “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang
yang beriman supaya kamu beruntung.”An-Nuur (24) : 31

Terdapat pada Al-Qur’an surah Al-Baqarah (2) ayat 42

ِ ‫ِٰبلب‬
ٰ‫اط ِل َٰوتَكتُ ُمواٰاْلَ َّق َٰواَن تُمٰتَعلَ ُمو َن‬َ ِ ‫َوََلٰتَلبِ ُسواٰاْلَ َّق‬
Artinya: “Dan janganlah kamu campuradukkan kebenaran dengan kebatilan
dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu
mengetahuinya.”

Al-Quran adalah Kalamullah. Al-Quran adalah suci dan sangat logis, sesuatu
yang suci membutuhkan tempat yang suci pula. Antara yang suci dan yang
kotor tak akan bisa bergabung untuk selamanya.

Manusia adalah makhluk, tempat khilaf dan salah serta dosa. Tidak ada manusia
yang luput dari dosa. Agar manusia mampu memahami Al-Quran, maka
sepantasnya harus sering sering melakukan taubat kepada Allah, agar jiwa
manusia menjadi bersih dan suci. Sehingga dengan demikian Al-Quran yang
suci akan mampu dipahami dengan mudah.

III. HAJAT YANG KUAT

Hajat seseorang sering menentukan sukses tidaknya dia dalam melakukan


pekerjaan. Kalau hajatnya kuat Allah akan sampaikannya. Dalam Al-Quran
surat Al-Ankabut ayat 69 :
ۡ َۚ ۡ ‫ٰوالَّ ِذينٰجٰهدٰواٰفِيٰناٰلَن ۡه ِدي نَّه‬
َٰ ِ‫للاَٰلَ َم َعٰٱل ُم ۡح ِسن‬
ٰ ٰ‫ني‬ ٰ ٰ‫ٰسبُلَنَٰاٰ َوإِ َّن‬ ‫م‬
ُ ُ َ َ َ َُ َ َ

METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
8
Artinya: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami,
benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan
sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”

Bersungguh-sungguhlah dalam mendalami Al-Quran. Buatlah sebuah slogan :


Sekali layar terkembang pantang surut kebelakang. Begitu kita mulai ingin
memahami Al-Quran, jadikan sebuah tekad : Saya tidak akan berhenti belajar
Al-Quran sampai saya bisa, sekalipun sampai hayat dikandung tanah.

IV. YAKIN AL-QURAN ITU MUDAH

Dalam surat Al-Qamar empat kali Allah nyatakan Al-Quran itu mudah. Bentuk
ayatnya pun dalam bentuk penegasan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an
surah Al-Qamar ayat 17 :

ۡ ِۡ ِ ۡ ۡ ۡ ۡ
ٰ ٰٰ‫نٰم َّدكِر‬
ُّ ِ
‫ٰم‬ ‫ل‬ ‫ه‬ ِ
َ َ ‫َولََقدٰيَ َّسرََنٰٱل ُقرءَاٰ َنٰللذ‬
‫ٰف‬ ‫ر‬ ‫ك‬
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran,
maka adakah orang yang mengambil pelajaran.”

Dari ayat di atas, kita harus yakin bahwa Al-Quran itu mudah. Allah tidak
mungkin memberikan suatu aturan yang sulit untuk difahami,sulit untuk
diamalkan.Bahkan kalau kita baca suarat Alqamar secara utuh, surat tersebut
menyebutkan 6 kaum yang semuanya mendapat murka dan azab Allah. Keenam
kaum tersebut adalah :

b. Kaum Kafir Quraisy


c. Kaum nabi Nuh
d. Kaum Ad
e. Kaum Tsamud
f. Kaum Luth
g. Fir’aun

Keenam kaum tersebut seolah olah tersirat bahwa Allah gambarkan kaum kaum
yang mengatakan Firman Allah itu sulit. Jadi menurut mereka firman Allah
tidak perlu dibaca, dipelajari dan diamalkan. Berlindung kita kepada Allah dari
ungkapan seperti ini.

METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
9
V. ISTIQAMAH DALAM MEMPELAJARINYA
ۡ ۡ
‫اٰوََلٰ َ َۡتَزنُٰوٰا َٰٰوأ َۡب ِش ُرٰوٰا‬
َ ‫و‬ ٰ ‫اف‬
ُ ‫َٰت‬
َ َ َّ
‫ََل‬ ‫أ‬ٰ‫ة‬
ُ ‫ك‬
َ ِ
‫ئ‬ ‫ل‬‫م‬ ‫ٰٱل‬
َ ُ ‫م‬ ِ ‫ٰعلَي‬
‫ه‬ َ ‫ل‬
ُ‫ز‬َّ ‫ن‬
َ ‫ت‬
َ ‫ت‬
َٰ ‫ا‬
‫و‬ ٰ ‫م‬
ُ ‫ق‬ ‫ت‬
َ ٰۡ َّ‫للاٰ ُُث‬
‫ٰٱس‬ ُٰ ٰ‫ينٰقَالُوٰاَٰربُّنَا‬
ِ َّ ِ
َ ‫إ َّٰن ٱلذ‬
ۡ ‫ت كنٰت‬ ِ ۡ ِ
ٰ ٰ‫وع ُدو َن‬ ‫ت‬
َُ ُُٰ ‫م‬ ٰ َِّ
‫ل‬ ‫ٱ‬ ‫َّة‬
ٰ ‫ن‬َ ‫ٰب‬
‫ٱۡل‬
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah
Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan
turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan
janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah
dijanjikan Allah kepadamu." Fushshilat (41) : 30.

Pepatah mengatakan “sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit.” Air laut yang
luas berasal dari kumpulan satu tetes satu tetes air. Begitu juga dengan Al-
Quran. Sedikit demi sedikit Allah akan berikan kemudahan kepada kita. Kita
pelajari satu ayat satu ayat lebih baik dari belajar borongan dan setelah itu
berhenti belajar. Kita buat sebuah slogan: Tiada hari tanpa membaca dan
menerjemahkan Al-Quran. Sampai kapan? Sampai Allah panggil kita untuk
menghadapNya.

METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
10
BAB KETIGA

HARD COMPETENCIES

I. PEMBAGIAN KOMPONEN KATA DALAM AL-QURAN


Setiap ayat dalam Al-Qur’an selalu tiga komponen, yaitu :
a. Kata Benda

b. Kata Kerja

c. Huruf Bermakna

II. KATA BENDA


Kata benda adalah kata yang bermakna benda dengan ciri-ciri sebagai berikut:

• Dimulai dengan huruf ‫ال‬


ُٰ ‫ٰاَ َِلن َسا‬،ٰ‫اب‬
Contoh: ‫ن‬ ُٰ ‫ٰالشَّم‬،ُٰ‫ٰال َف ِاَتَة‬،ُٰ‫ٰٰالبَ َقَرة‬
ُٰ َ‫ٰاَل ِكت‬،ٰ‫ ٰاَ ْٰلَمٰ ُٰد‬، ‫س‬

• Dimulai dengan ‫م‬, ‫ م‬, ‫م‬


َٰ ‫ٰمسلِ ُمو‬،ٰ
Contoh: ‫ن‬ ِ ِ ِ ِ
ُ ‫ٰمفتَاح‬،ٰ‫ٰ َمسجد‬،ٰ‫ٰ ُمرتَ َفقا‬،ٰ‫ٰ ُمصل ُحو َٰن‬،ٰ‫ٰمرفَقا‬،ٰٰ‫ٰ َٰمغٰ ِرب‬،ٰٰ‫َمش ِرق‬

• Bertanwin = ً,ً, ً

ُ ٰ،ٰٰ‫ٰ َمعلُوم‬،ٰٰ‫ٰ َمس ُكوب‬،ٰٰ‫ٰٰ َك ِري‬،ٰ‫ٰٰرشٰدا‬،ٰ‫ٰعُسرا‬،ٰ‫صْبا‬


Contoh:ٰ.ٰٰ‫ٰعُمي‬،ٰٰ‫ٰبُكم‬،ٰٰ‫صم‬ َ ُ
• Dimulai dengan huruf Jar
Huruf jar adalah huruf yang mengkasrahkan ً pada huruf terakhir pada kata
ٰ‫ب‬ِ ٰ, ‫ٰ ِٰل‬,ٰ‫ٰ َك‬, ٰ‫ ِمن‬,ٰ‫ م ٰع‬,ٰ‫ٰ َعن‬,ٰ‫ِِٰف‬,ٰ‫ٰ َعٰلَى‬,ٰ‫َل‬
َٰ ِ‫ٰا‬,ٰ‫ب‬
َّ ‫)ٰ ُر‬
benda, huruf jar yaitu ( ََ
ِ ‫ٰالسم‬ ِ ِ ِ
Contoh :ٰ‫آء‬
َ َّ ‫ٰم َن‬،ٰ‫ٰ َك َمثَ ِل‬،ٰ‫ٰ ِٰبلغَيب‬
• Yang bermakna benda (Nama orang, nama tempat, dan lain-lain)
Contoh : ‫ات‬
ُٰ َ‫ٰعرف‬،ٰ‫ى‬
َ ‫ٰ ُمو َٰس‬،ٰ‫ف‬
ُ ‫ٰيُو ُس‬
َ

METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
11
• Kata Majemuk, yaitu gabungan dua buah kata benda yang memiliki arti baru
ِٰ ‫ٰح َذرٰالمو‬،
Contoh :ٰ‫ت‬
َ َ ِٰ ٰ‫ٰ َعه َٰد‬
َ ٰ‫للا‬
• Berakhiran " ‫( " ة‬Ta’ Marbuthah/ ‫) تاء م ْرب ْوطة‬
Contoh : ٰ،ٰ‫ٰجنَّة‬،ٰ ِ
َ ‫ٰأ َُّمة‬،ٰ،ٰ‫آخرة‬
َ
III. KATA KERJA
Dalam memahami kata kerja dalam Al-Qur’an kita harus memahami empat
poin yaitu

a. Bentuk
b. Pelaku
c. Akar kata
d. Pola.

a. Bentuk
Bentuk kalimat dalam Al-Qur’an ditentukan oleh waktu. Pada prinsipnya, kata
dalam Al-Qur’an ada dua jenis waktu :

1. KKL (Kata Kerja Lampau)


2. KKSAD (Kata Kerja Sekarang dan Akan Datang)

Pertama, berdasarkan waktu masa lalu atau lampau yang di singkat dengan
sebutan KKL (Kata Kerja Lampau) yang bermakna “telah”. Berikut tabel
rumusnya :

METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
12
RUMUS KKL
(POLA َ‫فَ َع َل‬ BENTUK STANDAR DALAM KAMUS)

RUMUS CONTOH PELAKU

x x x \ ًًً ٰ‫َعبَ َد‬ ٰ‫ُه َو‬


‫ٰا‬+ xxx ‫َعبَ َدا‬ ‫ُُهَا‬
‫ وا‬+ x x x ‫َعبَ ُدوا‬ ٰ‫ُهم‬
ٰ‫ ت‬+ x x x ٰ‫َعبَ َدت‬ ‫ِه َٰي‬
ٰ‫ َت‬+ x x x ٰ‫َعبَ َد َت‬ ‫ُُهَا‬
ٰ‫ َن‬+ ًْ x x ‫َعبَد َٰن‬ ٰ‫ُه َّن‬
ٰ‫ت‬ َ + ًْ x x ٰ‫ت‬َ ‫َعبَد‬ ٰ‫ت‬
َ ‫أَن‬
ٰ‫ ُتَُا‬+ ًْ x x ‫َعبَدُتَُا‬ ‫أَن تُ َٰما‬
ٰ‫ ُت‬+ ًْ x x ‫َعبَد ُٰت‬ ‫أَن تُ ٰم‬
ِٰ + ًْ x x
‫ت‬ ِٰ ‫َعبَد‬
‫ت‬ ِٰ ‫أَن‬
‫ت‬
ٰ‫ ُتَُا‬+ ًْ x x ‫َعبَدُتَُا‬ ‫أَن تُ َٰما‬
ٰ‫ تُ َّن‬+ ًْ x x ٰ‫َعبَدتُ َّن‬ ٰ‫ت‬
َّ ُ ‫أَن‬
ٰ‫ت‬
ُ + ًْ x x ٰ‫ت‬
ُ ‫َعبَد‬ ٰ‫أ َََن‬
‫ ََٰن‬+ ًْ x x ‫َعبَد ََٰن‬ ٰ‫ََن ُن‬

METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
13
‫‪Kedua, berdasarkan waktu sekarang dan akan datang yang di singkat KKSAD‬‬
‫‪(Kata Kerja Sekarang dan Akan Datang) yang bermakna “sedang” atau “akan”.‬‬

‫ل ‪RUMUS KKSAD (POLA‬‬


‫)‪ BENTUK STANDAR DALAM KAMUS‬فَ َع َ‬
‫َ‬

‫‪RUMUS‬‬ ‫ٰ َعبَ َٰد‬ ‫بٰ‬


‫ٰٰ َك َذ َ‬ ‫عٰ‬
‫َخ َد َ‬ ‫‪PELAKU‬‬

‫يَٰ ‪ُٰٰٰ ٰ)ُٰٰٰٰٰ\ِٰٰٰٰٰ\ٰ َٰٰٰ ٰ(ٰٰ +‬‬ ‫يَعبُ ُدٰ‬ ‫يَك ِذ ُٰ‬
‫ب‬ ‫عُ‬
‫ََي َد ٰ‬ ‫ُه َوٰ‬
‫ََي َدع ِ‬
‫يَٰٰ‪ِٰ َٰٰٰ ٰ)ُٰٰٰٰٰ\ِٰٰٰٰٰ\ٰ َٰٰٰ ٰ(ٰٰٰ+‬‬
‫ٰ‪ٰ+‬اٰن‬ ‫يَعبُ َد ِانٰ‬ ‫يَك ِذ َِب ِٰن‬ ‫انٰ‬ ‫َ‬ ‫ُُهَا‬

‫يَٰٰ‪ٰ+ُٰٰٰٰٰ)ُٰٰٰٰٰ\ِٰٰٰٰٰ\ٰ َٰٰٰ ٰ(ٰٰٰ+‬و َنٰ‬ ‫يَعبُ ُدو َنٰ‬ ‫يَك ِذبُو َٰن‬ ‫ََي َدعُو َنٰ‬ ‫ُهمٰ‬

‫تَٰ‪ُٰٰٰ ٰ)ُٰٰٰٰٰ\ِٰٰٰٰٰ\ٰ َٰٰٰ ٰ(ٰٰٰٰ+‬‬ ‫تَعبُ ُدٰ‬ ‫تَك ِذ ُٰ‬


‫ب‬ ‫عُ‬
‫ََت َد ٰ‬ ‫ِه َيٰ‬
‫ََت َدع ِ‬
‫تَٰ‪ِٰ َٰٰٰ ٰ)ُٰٰٰٰٰ\ِٰٰٰٰٰ\ٰ َٰٰٰ ٰ(ٰٰٰٰ+‬‬
‫ٰ‪ٰ+‬اٰن‬ ‫تَعبُ َد ِانٰ‬ ‫تَك ِذ َِب ِٰن‬ ‫انٰ‬ ‫َ‬ ‫ُُهَا‬

‫يَٰ‪َ ٰ+ٰٰٰٰٰ)ُٰٰٰٰٰ\ِٰٰٰٰٰ\ٰ َٰٰٰ ٰ(ٰٰٰٰ+‬نٰ‬ ‫يَعبُد َنٰ‬ ‫يَك ِذب َٰن‬ ‫ََي َدع َنٰ‬ ‫ُه َّنٰ‬

‫تَٰ‪ُٰٰٰ ٰ)ُٰٰٰٰٰ\ِٰٰٰٰٰ\ٰ َٰٰٰ ٰ(ٰٰٰٰ+‬‬ ‫تَعبُ ُدٰ‬ ‫تَك ِذ ُٰ‬


‫ب‬ ‫عُ‬
‫ََت َد ٰ‬ ‫تٰ‬
‫أَن َ‬
‫ََت َدع ِ‬
‫تَٰ‪ِٰ َٰٰٰ ٰ)ُٰٰٰٰٰ\ِٰٰٰٰٰ\ٰ َٰٰٰ ٰ(ٰٰٰٰ+‬‬
‫ٰ‪ٰ+‬اٰن‬ ‫تَعبُ َد ِانٰ‬ ‫تَك ِذ َِب ِٰن‬ ‫انٰ‬ ‫َ‬ ‫أَن تُ َٰما‬

‫تَٰ‪ٰ+ُٰٰٰٰٰ)ُٰٰٰٰٰ\ِٰٰٰٰٰ\ٰ َٰٰٰ ٰ(ٰٰٰٰ+‬و َنٰ‬ ‫تَعبُ ُدو َنٰ‬ ‫تَك ِذبُو َٰن‬ ‫ََت َدعُو َنٰ‬ ‫أَن تُمٰ‬
‫ِ‬
‫نيٰ‬
‫تَٰ‪َ ٰ+ِٰٰٰٰ ٰ)ُٰٰٰٰٰ\ِٰٰٰٰٰ\ٰ َٰٰٰ ٰ(ٰٰٰٰ+‬‬ ‫تَعبُ ِدي َنٰ‬ ‫تَك ِذبِ َٰ‬
‫ني‬ ‫نيٰ‬
‫ََت َدع َ‬ ‫أَن ِ‬
‫تٰ‬
‫ََت َدع ِ‬
‫تَٰ‪ِٰ َٰٰٰ ٰ)ُٰٰٰٰٰ\ِٰٰٰٰٰ\ٰ َٰٰٰ ٰ(ٰٰٰٰ+‬‬
‫ٰ‪ٰ+‬اٰن‬ ‫تَعبُ َد ِٰ‬
‫ان‬ ‫تَك ِذ َِب ِٰن‬ ‫انٰ‬ ‫َ‬ ‫أَن تُ َٰما‬

‫تَٰ‪َ ٰ+ٰٰٰٰٰ)ُٰٰٰٰٰ\ِٰٰٰٰٰ\ٰ َٰٰٰ ٰ(ٰٰٰٰ+‬نٰ‬ ‫تَعبُد َنٰ‬ ‫تَك ِذب َنٰ‬ ‫ََت َدع َنٰ‬ ‫تٰ‬
‫أَن ُ َّ‬

‫ٰأَٰ‪ُٰٰٰ ٰ)ُٰٰٰٰ\ِٰٰٰٰٰ\َٰٰٰ ٰ(ٰٰٰٰ+‬‬ ‫اَعبُ ُدٰ‬ ‫اَك ِذ ُٰ‬


‫ب‬ ‫عُ‬
‫اَخ َد ٰ‬ ‫أ َََنٰ‬

‫نَٰ‪ُٰٰٰ ٰ)ُٰٰٰٰٰ\ِٰٰٰٰٰ\ٰ َٰٰٰ ٰ(ٰٰٰ+‬‬ ‫نَعبُ ُدٰ‬ ‫نَك ِذ ُٰ‬


‫ب‬ ‫عُ‬
‫ََن َد ٰ‬ ‫ََن ُنٰ‬

‫‪METODE AL HASANI‬‬
‫‪Tiada henti menggapai naungan Ilahi‬‬
‫‪14‬‬
Disamping dua bentuk diatas, Al-Qur’an juga merupakan perkataan yang berisi
perintah dan larangan. Maka dari itu ada satu bentuk kata kerja lagi yaitu KKP
(Kata Kerja Perintah) yang merupakan turunan dari kata kerja sekarang dan akan
datang dan pelakunya orang yang kedua. Terdapat 3 kondisi dalam KKP, yaitu:

Untuk Pola ‫ل‬


َ ‫فَ َع‬
َ
❖ Buat KKSAD
❖ Buang huruf awal ( ‫ت‬ )
❖ Perhatikan huruf depan (pertama).

• Jika sukun, maka tambah huruf Alif ( ‫ ) ا‬Penolong.

• Jika huruf ke-2 berharakat (fathah) atau ً (kasrah), maka Harakat ‫( ا‬huruf
Alif) Penolong ً (kasrah) atau ‫ا‬

• Jika huruf ke-2 berharakat (dhommah) , maka Harakat ‫( ا‬huruf Alif)


Penolong menjadi dlammah ً / ‫( ا‬u)

❖ Perhatikan huruf belakang:


• Untuk ٰ‫ت‬
َ ‫ أَن‬, sukunkan (matikan huruf belakang)
• Untuk ‫ أن تُما‬, buang ‫ن‬
َ ِٰ
• Untuk ٰ‫ أَن تُم‬, buang ‫ن‬ َٰ dan tambahkan ‫ا‬
• Untuk ٰ‫ت‬ ِ ‫ أَن‬, buang ‫َٰن‬
• Untuk ‫ أن تُ َما‬, buang ‫ن‬ ِٰ
• Untuk ٰ‫ت‬َّ ُ ‫ ٰأَن‬, tetap (tidak berubah)

Untuk Pola َ‫َفَ ْعلَ َل‬،َ‫َتَ َف َّع َل‬،َ‫اع َل‬


َ ‫َتَ َف‬،َ‫اع َل‬
َ َ‫َف‬،َ‫( فَ َّع َل‬pola non alif)
❖ Buat KKSAD

❖ Buang huruf depan (pertama), karena huruf pertama tidak mati maka tidak
perlu tambah alif (‫)ا‬ ٰ

15 METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
❖ Untuk huruf belakang berubah mengikuti

• Untuk ٰ‫ت‬
َ ‫ أَن‬, sukunkan (matikan huruf belakang)
• Untuk ‫ أن تُما‬, buang ‫ن‬
َ ِٰ
• Untuk ٰ‫ أَن تُم‬, buang ‫ن‬ َٰ dan tambahkan ‫ا‬
• Untuk ٰ‫ت‬ ِ ‫ أَن‬, buang ‫َٰن‬
• Untuk ‫ أن تُما‬, buang ‫ن‬
َ ِٰ
• Untuk ٰ‫ت‬َّ ُ ‫ ٰأَن‬, kebal (tidak berubah)

Untuk Pola َ‫َاِفْ َع َّل‬،َ‫َاِنْ َف َع َل‬،َ‫َاِفْ تَ َع َل‬،َ‫َاِ ْستَ ْف َع َل‬،َ‫( اَفْ َع َل‬pola alif)
❖ Buat KKSAD

❖ Hilangkan huruf depan (pertama)

❖ Tambahkan di depan dengan ‫ ا‬penolong dengan harakat mengikuti harkat alif


dalam pola KKL-nya dan untuk huruf belakang berubah sesuai cara yaitu :
• Untuk ٰ‫ت‬
َ ‫ أَن‬, sukunkan (matikan huruf belakang)
• Untuk ‫ أن تُما‬, buangٰ‫ن‬
َ ِٰ
• Untuk ٰ‫ أَن تُم‬, buang ‫ن‬ َٰ dan tambahkan ‫ا‬
• Untuk ٰ‫ت‬ ِ ‫ أَن‬, buang ‫َٰن‬
• Untuk ‫ أن تُما‬, buang ‫ن‬ ِٰ
َ
• Untuk ٰ‫ت‬َّ ُ ‫ ٰأَن‬, kebal (tidak berubah)
Secara lengkap akan di uraikan dalam lampiran

b. Pelaku (Subjek)
Pelaku dalam Al-Qur’an sangat sempurna dan tidak sama dengan tata bahasa
yang ada di dunia. Terdapat empat belas pelaku agar lebih jelas berikut
perbandingan pelaku dalam bahasa Indonesia,bahasa Inggris, dan Al-Qur’an
yaitu :

16 METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
Jamak (>2 pelaku) Dobel (2 pelaku) Tunggal (1 pelaku)
Al- Al- Al-
Indonesia Inggris Indonesia Inggris Indonesia Inggris
Quran Quran Quran
Mereka Mereka
(banyak They ‫هم‬ (berdua They Dia (pria) ‫هما‬
He ‫هو‬
pria) pria)
Mereka Mereka
Dia
(banyak They ‫هن‬ (berdua They
(wanita) ‫هما‬
She ‫هي‬
wanita) wanita)
Kalian Kalian
(banyak You ‫ا ْنت ْم‬
(berdua You
Kamu
(pria) ‫ا ْنتما‬
You ‫ا ْنت‬
pria) pria)
Kalian Kalian
(banyak You ‫ا ْنتن‬(berdua You
Kamu
(wanita) ‫ا ْنتما‬
You ‫ا ْنت‬
wanita) wanita)
Kami We ‫ن ْحن‬ - Saya I ‫انا‬
c. Akar kata
Akar kata atau disebut juga kata dasar dalam Al-Qur’an sangatlah teratur. Hal
ini hanya terjadi pada Al-Qur’an saja karena tidak ada bahasa manapun yang
mempunyai kata dasar seperti teraturnya kata dasar dalam Alquran.
Akar kata dalam Al-Qur’an umumnya terdiri dari tiga huruf. Dalam metode Al-
Hasani akar kata didefinisikan sebagai berikut :
❖ Selalu tiga huruf, contoh : ‫ٰخلَق‬, َ ‫ب‬ َ َ‫ٰ َكت‬,‫ٰفَ َع َل‬,‫ٰج َع َل‬,
َ ‫َر َج َع‬
❖ Kecuali pada kata “ ‫”فَعلَ َٰل‬
❖ Bentuknya KKL dengan pelaku ‫ُه ٰو‬
َ
❖ Mempunyai pola ‫ل‬ َٰ ُ‫ٰفَ ٰع‬,ٰ‫ٰفَعِ َل‬,‫ٰفَ َعل‬
❖ Sebagai perbendaharaan kata atau kosa kata
❖ Dalam kamus karangan Mahmud Yunus terdapat dalam tanda kurung ( )
❖ Dalam kamus karangan Munawir setelah tanda bintang *
❖ Untuk mempermudah membuka kamus.
❖ Berikut perbandingan akar kata/ kata dasar dengan berbagai bahasa lain
Al-Qur’an : ‫( جعل‬3 huruf) , ‫( نظر‬3 huruf), ‫( كسب‬3 huruf)
Inggris : go (dua huruf), run (tiga huruf), play (empat huruf).
Indonesia : diam ( 4 huruf), makan (lima huruf), keluar (enam huruf)
Keterangan : Bahasa Indonesia dan Inggris tidak mempunyai standar
jumlah huruf dalam akar kata.

17 METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
d. Pola
Al-Qur’an juga mempunyai pola, dengan pola yang ada dalam Al-Qur’an
membuat Al-Qur’an menjadi kaya akan kosa kata. Satu akar kata (kata dasar)
bisa berubah menjadi ± 200 kata. Betapa kaya kosa kata Al-Qur’an.

Untuk lebih jelas, pola kata kerja disajikan dalam lampiran.

IV. CARA MENEMUKAN AKAR KATA DALAM KAMUS


a. Cari berdasarkan akar kata
b. Buka sesuai urutan huruf Hijaiyah
c. Mata cukup tertuju pada pojok kanan dan kiri di atas garis, karena :
1. Pojok kanan atas yang berarti kata awal dari halaman tersebut,
2. Pojok kiri atas yang berarti kata akhir dari halaman tersebut.
d. Setelah menemukan huruf yang mendekati huruf dari akar kata tersebut,
maka lihatlah ke dalam halamannya
e. Misalnya kita ingin mencari arti ‫ ي ْكتب ْون‬, maka kita hilangkan huruf
tambahan.
f. Kata ini merupakan kata kerja, dalam pola ‫ي ْفعل ْون = ه ْم‬
g. Jika kita ingin sejajarkan kedua pola ‫ ي ْكتب ْون‬dengan ‫ ي ْفعل ْون‬, maka kita dapat
mengetahui huruf tambahannya.
h. Huruf tambahan dari kata kerjanya adalah ‫ي – و – ن‬
i. Kita dapat memahami akar katanya dari tiga huruf asli ‫ك – ت – ب‬

1. Cara untuk mendapatkan arti di Kamus Mahmud Yunus :


Kata yang di pojok kanan dan kiri atas dapat mengandung akar kata pola
turunan dari akar kata Cara mendapatkan kata ‫ كتب‬:
a. Buka pada huruf ‫ ك‬, halaman 364.
b. Setelah dapat huruf ‫ ك‬, lihatlah pojok kiri atas pada halaman 365, akan
ditemukan kata ‫كبيْر‬
c. Untuk mengetahui akar kata dari ‫ كبيْر‬, buang huruf ‫ ي‬dan baca akar
katanya ‫ ب – ر‬- ‫ك‬

18 METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
d. Bandingkan dengan ‫ ك – ت – ب‬yang akan kita cari, karena huruf ‫ ب‬lebih
dahulu dari ‫ ت‬, maka lanjutkan ke halaman berikutnya.
e. Lihatlah halaman 367 pada pojok kiri atas, terdapat kata ‫ كاتم‬, yang
berakar kata ‫( ك – ت – م‬setelah dibuang huruf alifnya)
f. Karena huruf ‫ م‬sudah melampaui huruf ‫ ب‬, maka di halaman ini kata ‫كتب‬
sudah lewat.
g. Berarti memang di 2 halaman ini kata ‫ كتب‬bisa ditemukan.
h. Carilah ‫ كتب‬pada pola yang ada di dalam tanda kurung

2. Cara mendapatkan arti di Kamus Al-Munawwir :


Kata yang di pojok kanan dan kiri atas tidak mengandung pola turunan,
semuanya hanya akar kata saja.
a. Cara mendapatkan kata ‫ كتب‬: Buka pada huruf ‫ ك‬, halaman 1181.
b. Setelah dapat huruf ‫ ك‬, lihatlah pojok kiri atas pada halaman tersebut,
akan ditemukan kata ‫ كأص‬, ini adalah akar kata.
c. Bandingkan dengan ‫ ك – ت – ب‬yang akan kita cari, karena huruf ‫ أ‬lebih
dahulu dari ‫ ت‬, maka lanjutkan ke halaman berikutnya.
d. Lihatlah halaman 1183 pada pojok kiri atas, terdapat kata ‫ كبر‬, karena
huruf ‫ ب‬lebih dahulu dari ‫ ت‬, maka lanjutkan ke halaman berikutnya.
e. Lihatlah halaman 1185 pada pojok kiri atas, terdapat kata ‫ كبع‬, karena
huruf ‫ ب‬lebih dahulu dari ‫ ت‬, maka lanjutkan ke halaman berikutnya.
f. Lihatlah halaman 1187 pada pojok kiri atas, terdapat kata ‫ كتب‬, inilah
yang kita cari
g. Temukan akar katanya setelah tanda bintang.

19 METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
‫‪V. HURUF BERMAKNA‬‬
‫‪Berikut tabel yang mengandung huruf bermakna, mulai dari 1 huruf hingga‬‬
‫‪4 huruf :‬‬

‫‪4 HURUF‬‬ ‫‪3 HURUF‬‬ ‫‪2 HURUF‬‬ ‫‪1 HURUF‬‬


‫َ‬
‫ِاّلا‬ ‫ِاذانا‬ ‫ِإذا‬ ‫أا‬
‫أ َما‬ ‫ألا‬ ‫أما‬ ‫با‪..‬ا‬ ‫ِا‬
‫ِإ َيا‬ ‫ِإلا‬ ‫ن‬
‫أا‬ ‫تاا‪..‬ا‬
‫َ‬
‫ح َّ ا‬
‫ت‬ ‫ِا ا‬
‫ن‬ ‫ِإنا‬ ‫سـا‪..‬ا‬
‫َ‬
‫ّل‬
‫كا‬ ‫أيا‬ ‫أوا‬ ‫فاا‪..‬ا‬
‫لع َا‬
‫ل‬ ‫بىل‬ ‫ل‬
‫با‬ ‫كاا‪..‬ا‬
‫ُ‬
‫ِلكن‬ ‫ث َا‬
‫م‬ ‫عنا‬ ‫لاا‪..‬ا‬
‫ل َما‬ ‫ُر َبا‬ ‫ِفا‬ ‫لا‪.‬ا‪.‬‬ ‫ِا‬
‫لوّلا‬ ‫عىل‬ ‫ق اد‬ ‫‪..‬الا‬
‫سوفا‬ ‫َا‬
‫ك‬ ‫ن‬ ‫‪..‬ا ا‬
‫فوقا‬ ‫لا‬ ‫وا‬
‫كيفا‬ ‫م‬
‫لا‬ ‫‪...‬اياا‬
‫ُ‬
‫ل‬
‫كا‬ ‫لنا‬
‫ليتا‬ ‫لوا‬
‫م‬
‫نع ا‬ ‫ما‬
‫معا‬
‫ِمنا‬
‫منا‬
‫هلا‬

‫‪20‬‬ ‫‪METODE AL HASANI‬‬


‫‪Tiada henti menggapai naungan Ilahi‬‬
VI. KATA GANTI

Kata ganti dapat menandakan Objek atau pemilik, berikut Kata ganti dalam
Al-Quran :

OBJEK / PEMILIK SUBJEK


... ُ ... ُ
‫ا ا ـ ـ ِاه‬/‫ا ـ ـ اها‬ ‫ه او‬
ُ
‫ا ـ ُهما‬... ‫هم ا‬
ُ
‫ا ـ ِهما‬...‫ا‬/‫اـ ـ ُهماا‬... ‫هما‬
‫ا ـها‬... ‫ِ َا‬
‫ه‬
ُ
‫ا ـ ُهما‬... ‫هم ا‬
ُ
‫ا ـ ُه َا‬...
‫ن‬ ‫ه َا‬
‫ن‬
‫اـ ا‬...
‫ك‬ ‫أنتا‬
ُ ُ
‫ اـكما‬... ‫أنتماا‬
ُ ُ
‫ اـكما‬... ‫أنتما‬
‫اـ ِ ا‬...
‫ك‬ ‫أن ِتا‬
ُ ُ
‫ اـكما‬... ‫أنتماا‬
َ‫ن‬ ُ َ‫أن ُّتا‬
‫اـك ا‬...
‫ن‬‫ا ِ َ ا‬...‫ا‬/‫ا ـياا‬... ‫أن ا‬
‫انا‬... ‫نح ُنا‬
21 METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
VII. KATA TUNJUK

Kata tunjuk dibagi menjadi 2, yaitu:

a. KATA TUNJUK DEKAT

PEREMPUAN LAKI-LAKI JUMLAH

ٰ‫هٰ ِذ ِه‬ ‫هٰذَا‬ 1 orang

ٰ‫ٰهٰتَي ِْن‬/ٰ‫ان‬
ِ َ ‫هٰت‬ ٰ‫ٰهٰذَي ِْن‬/ٰ‫ان‬
ِ َ‫هٰذ‬ 2 orang

ٰ‫هٰؤ ََُل ِء‬ ٰ‫هٰؤ ََُل ِء‬ > 2 orang

b. KATA TUNJUK JAUH

PEREMPUAN LAKI-LAKI JUMLAH

‫ت ْلك‬ ‫ذٰلك‬ 1 orang

‫ت ْلكما‬ ‫ذٰلكما‬ 2 orang

‫أ ْولئك‬ ‫أ ْولئك‬ > 2 orang

VIII. KATA PENGHUBUNG


Kata penghubung berikut ini dapat diartikan “Yang” :

PEREMPUAN LAKI-LAKI JUMLAH

َّ َّ
‫ال ِ ّتا‬ ‫ال ِذى‬ 1 orang

َّ َّ َّ َّ
‫الت ن ا‬/‫ان‬
‫ت‬ ‫الت ِ ا‬ ‫الذي ن ا‬/‫ن‬
‫ن‬ ‫الذاا ِ ا‬ 2 orang

ّ‫اا َلّلنا‬/‫نا‬ ‫ّل ِ ا‬


‫ال ا‬
َ
‫ال ِذيانا‬
َّ
> 2 orang
َِ
22 METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
‫‪IX. KATA KERJA AKTIF DAN PASIF‬‬

‫‪POLA PASIF‬‬ ‫‪POLA AKTIF‬‬


‫ُفعلا–ا ُيفعلاُ‬ ‫فعلا–ا(ايفع ُلا‪،‬ايف ِع ُلا‪،‬ايف ُع ُلا)ا‬
‫ِ‬
‫ُ‬
‫اف ِعلا–ا ُيفع ُلا‬ ‫افعلا–ا ُيف ِع ُلا‬
‫ُ ُ‬
‫استف ِعلا–ا ُيستفع ُلا‬ ‫ِاستفعلا–ايستف ِع ُلا‬
‫ُ ُ‬
‫افت ِعلا–ا ُيفتع ُلا‬ ‫ِافتعلا–ايفت ِع ُلا‬
‫ُ ُ‬
‫انف ِعلا–ا ُينفع ُلا‬ ‫ِانفعلا–اينف ِع ُلا‬
‫ُ‬
‫فو ِعلا–ا ُيفاع ُلا‬ ‫فاعلا–ا ُيف ِاع ُلا‬
‫ُ‬
‫فعلا–ا ُيف َع ُلا‬ ‫ف َعلا–ا ُيفع ُلا‬
‫ُُ‬
‫تفو ِعلا–ا ُيتفاع ُلا‬ ‫تفاعلا–ايتفاع ُلا‬
‫ُُ‬
‫تفعلا–ا ُيتف َع ُلا‬ ‫تف َعلا–ايتف َع ُلا‬
‫ُ‬
‫اف ِع َلا–ا ُيفع ُّلا‬ ‫ِافع َلا–ايفع ُّلا‬
‫ُ‬
‫فع ِللا–ا ُيفعل ُلا‬ ‫فعللا–ا ُيفع ِل ُلا‬

‫‪23‬‬ ‫‪METODE AL HASANI‬‬


‫‪Tiada henti menggapai naungan Ilahi‬‬
‫)‪X. Pelaku Aktif (Subjek) dan Pasif (Objek‬‬

‫‪OBJEK‬‬ ‫‪SUBJEK‬‬ ‫‪POLA AKTIF‬‬

‫مف ُعولا‬ ‫ف ِاعلا‬ ‫فعلا–ا(ايفع ُلا‪،‬ايف ِع ُلا‪،‬ايف ُع ُا‬


‫لا)ا‬
‫ُمفعلا‬ ‫ُمف ِعلا‬ ‫افعلا–ا ُيف ِع ُلا‬
‫ُمستافعلا‬ ‫ُمستاف ِعلا‬ ‫ِاستفعلا–ايستف ِع ُلا‬
‫ُمفتعلا‬ ‫ُمفت ِعلا‬ ‫ِافتعلا–ايفت ِع ُلا‬
‫ُمنفعلا‬ ‫ُمنف ِعلا‬ ‫ِانفعلا–اينف ِع ُلا‬
‫ُمفاعلا‬ ‫ُمف ِاعلا‬ ‫فاعلا–ا ُيف ِاع ُلا‬
‫ُام اف َعلا‬ ‫ُام افعلا‬ ‫ف َعلا–ا ُيفع ُلا‬
‫ُمتفاعلا‬ ‫ُمتف ِاعلا‬ ‫تفاعلا–ايتفاع ُلا‬
‫ُمتف َعلا‬ ‫ُمتفعلا‬ ‫تف َعلا–ايتف َع ُلا‬
‫ُمفعلا‬ ‫ُمف ِعلا‬ ‫ِافع َلا–ايفع ُّلا‬
‫ُمفعللا‬ ‫ُمفع ِللا‬ ‫فعللا–ا ُيفع ِل ُلا‬

‫َاصرٰ ‪ dalam kata lain:‬فَا ِ‬


‫علٰ ‪Contoh pola‬‬ ‫َكافِرٰ‪ٰ،‬خَادِعٰ‪ٰ،‬ن ِ‬
‫ص ْورٰ ‪َ dalam kata lain:‬م ْفعُ ْولٰ ‪Contoh pola‬‬
‫َم ْكفُ ْورٰ‪َ ٰ،‬م ْخد ُْوعٰ‪َ ٰ،‬م ْن ُ‬
‫صرٰ ‪ُٰ dalam kata lain:‬م ْف َٰعلٰ ‪Contoh pola‬‬
‫ُٰم ْكفَٰرٰ‪ُٰ ٰ،‬م ْخ َٰدعٰ‪ُٰ ٰ،‬م ْن َٰ‬
‫صرٰ ‪ُٰ dalam kata lain:‬م ْفت َ َعلٰ ‪Contoh pola‬‬ ‫ُٰم ْٰكٰت َفَٰرٰ‪ُٰ ٰ،‬م ْٰ‬
‫خٰت ََٰدعٰ‪ُٰ ٰ،‬مْٰنتَٰ َٰ‬
‫صرٰ ‪ُٰ dalam kata lain:‬متَفَعَّلٰ ‪Contoh pola‬‬ ‫ُٰمٰت َ َٰكٰفَّرٰ‪ُٰ ٰ،‬مٰت َ َٰ‬
‫خ َّٰدعٰ‪ُٰ ٰ،‬متَنَٰ َّٰ‬

‫‪24‬‬ ‫‪METODE AL HASANI‬‬


‫‪Tiada henti menggapai naungan Ilahi‬‬
XI. MENCARI 3 HURUF AKAR KATA

Untuk mencari akar kata, kita perlu memperhatikan beberapa hal penting
sebagai berikut:

1. Akar Kata

Akar kata dalam kamus adalah :

a. Umumnya terdiri dari 3 huruf


b. Bentuk KKL pelaku ‫هو‬
c. Berpola ‫ فعل‬، ‫ فعل‬، ‫فعل‬
d. Dalam kamus Mahmud Yunus terdapat di dalam tanda kurung, dan kamus
Munawwir setelah tanda bintang
e. Memudahkan untuk membuka kamus
f. Simpan akar kata tersebut ke dalam catatan kita, sebagai tambahan
perbendahaaran kata. Apabila ada lagi sebuah kata dengan akar yang
sama, kita akan mudah dalam mendapatkannya karena sudah pernah
mencarinya.

b. Cara mendapatkan akar kata

a. Buang semua huruf tambahan yang merupakan ciri-ciri kata benda


Contoh =
‫ ا ْلح ْمد‬akar katanya ‫ حمد‬setelah alif lam dibuang
‫ م ْفلح ْون‬akar katanya ‫ فلح‬setelah dibuang ‫ م‬dan ‫ ْون‬sebagai ciri kata benda

b. Buang semua huruf yang merupakan rumus kata kerja


Contoh =
‫ خل ْقت‬akar katanya ‫ خلق‬setelah dibuang ‫ ت‬sebagai rumus kata kerja
‫ ي ْكتب ْون‬akar katanya ‫ كتب‬setelah dibuang ‫ ْون‬... ‫ يـ‬sebagai rumus kata kerja
25 METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
c. Buang semua huruf yang merupakan tambahan pola
Contoh =
‫ تسْتبْدل ْون‬akar katanya ‫ بدل‬setelah ‫ ْون‬... ‫ تسْتـ‬sebagai rumus kata kerja dibuang
‫ م ْختلف ْون‬akar katanya ‫ خلف‬setelah dibuang ‫ ْون‬.. ‫ مـ‬, kemudian ‫ ت‬sebagai
tambahan pola
d. Buang semua huruf yang melekat di depan kata kerja
Contoh =
‫ سيدْخل ْون‬akar katanya ‫ دخل‬setelah huruf ‫ س‬yang berarti “akan” dan ‫ ْون‬... ‫يـ‬
sebagai rumus kata kerja dibuang
‫ فجع ْلناه ْم‬akar katanya ‫ جعل‬setelah huruf ‫ ف‬yang berarti “maka” , ‫ نا‬sebagai
rumus kata kerja, dan ‫ ه ْم‬sebagai kata ganti dibuang.

e. Buang semua kata ganti/kata milik yang melekat dibelakang kata kerja
Contoh =
‫ زر ْقناه ْم‬akar katanya ‫ رزق‬setelah ‫ نا‬sebagai rumus kata kerja, dan ‫ ه ْم‬sebagai
kata ganti dibuang.
‫ خلقك ْم‬akar katanya ‫ خلق‬setelah ‫ ه ْم‬sebagai kata ganti dibuang.

f. Buang huruf ‫ ا‬، ‫ و‬، ‫ ي‬jika masih lebih dari 3 huruf.


Contoh =
• Kata Benda = ‫ كتاب‬akar katanya ‫ كتب‬setelah dibuang huruf alif
• Jamak = ‫ قل ْوب‬akar katanya ‫ قلب‬setelah dibuang huruf waw
• Jamak = ‫ أبْصار‬akar katanya ‫ بصر‬setelah dibuang huruf alif
• Superlatif = ‫ غف ْور‬akar katanya ‫ غفر‬setelah dibuang huruf waw
• Superlatif = ‫ جحيْم‬akar katanya ‫ جحم‬setelah dibuang huruf ya’

26 METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
XII. HURUF SEMI IRREGULAR AL-HASANI
a. Huruf SIA

1. Adalah ‫ ي‬، ‫ و‬، ‫ا‬


2. Apabila akar kata kemasukan huruf SIA, maka kata tersebut dinamakan
kata SIA
3. Huruf SIA yang masuk ke akar kata, dapat berjumlah :
a. Satu huruf
b. Dua huruf
c. Tiga huruf
4. Apabila satu huruf, posisinya :
a. Di depan
b. Di tengah
c. Di belakang
5. Apabila dua dan tiga huruf, langsung mengambil contoh dalam Al-Quran.

b. Kaidah Satu Huruf SIA

1. Dalam KKSAD, setelah dibuang huruf KKSAD nya, tinggal dua huruf
dengan "Pola" hidup keduanya,maka tambahkan huruf ‫ ٰو‬didepan.
Contoh kata dalam ayat 2 : 231 dan 2 : 268. Kata ٰ‫كم‬ ُ ُ‫ يَعِظ‬akar kata ‫ظ‬
َٰ ‫ َو َع‬dan
kata ٰ‫كم‬ ُ ‫ يَعِ ُد‬akar kata ‫َو َع َٰد‬
2. Dalam akar kata,huruf ‫ و‬dan ‫ي‬ ٰ ditengah akar kata berobah menjadi ‫ا‬.
Contoh kata‫ال‬ َٰ َ‫( ق‬QS 2 : 30) dan ‫ ( َز َٰاد‬QS 2 : 10) asalnya adalah ‫ قَ َوَٰل‬dibaca ‫ال‬ َٰ َ‫ق‬
dan ‫د‬ َٰ َ‫ َزي‬dibaca ‫َز َٰاد‬
3. Dalam KKL, setelah dibuang KKL nya, tinggal 2 huruf dengan "Pola" ٰ‫فُل‬

(domah, sukun), maka tambahkan huruf ‫ و‬ditengah dan huruf tersebut

berobah jadi alif (‫)ا‬. Contoh : kata ‫ت‬ ُٰ ‫ ُدم‬pada QS 19 : 31 akar kata adalah
‫ َد َوَٰم‬dan menjadi ‫َد َٰام‬
4. Dalam KKL, setelah dibuang KKL nya, tinggal 2 huruf dengan "Pola" ٰ‫ٰفِل‬

(kasrah, sukun), maka tambahkan huruf ‫ي‬ ٰ ditengah dan huruf tersebut

27 METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
berobah jadi alif (‫)ا‬. Contoh kata dalam QS 18 : 13 ‫ زدْناه ْم‬akar kata adalah
‫ زيد‬yang dibaca ‫زاد‬

5. Dalam KKSAD, huruf SIA ditengah kembali dalam bentuk aslinya


Contoh kata ‫ل‬
ُٰ ‫( يَقو‬QS 2 : 8) dan ُٰ ‫يَغِي‬
‫ظ‬ ( QS 9 : 120)

6. Dalam KKL, setelah dibuang huruf KKL nya, tinggal 2 huruf yang berpola
hidup keduanya, maka tambahkan huruf SIA dibelakang dengan sistem
"Try and Learn'
ٰ ‫ لَِق‬dan ‫ َخلَوا‬akar kata adalah ‫ل‬
Contoh QS 2 : 14. Kata ‫ لَ ُقوا‬akar kata adalah ‫ي‬
َ َٰ ‫َخ‬
7. Dalam KKSAD, setelah dibuang huruf KKSAD nya, tinggal dua huruf
dengan Pola sukun-harkat (mati-hidup), maka tambahkan huruf SIA
dibelakang dengan sistem Try and Learn.

Contoh kata dalam QS 32: 16 ‫ن‬


َٰ ‫ يَدعُو‬akar kata adalah ‫ َد َعا‬dan kata dalam QS
7 : 159 ‫ن‬
َٰ ‫ يَه ُدو‬akar kata adalah ‫ى‬
ٰ ‫َه َد‬

8. Dalam KKP, pemberian harkat alif ( ‫) ا‬, disesuaikan dengan huruf SIA di
belakang. Jika huruf SIA nya Alif ( ‫ ) ا‬dan ‫ي‬ ٰ , maka harkat huruf alif
adalah kasrah. Jika huruf SIA dibelakang ‫ و‬, maka harkat huruf alif ( ‫) ا‬
adalah dlammah.
َٰ ‫ اِه ِد‬dan kata ‫اُدعُٰوا‬
Contoh kata ‫َن‬
9. Jika huruf SIA di depan akar kata dan didahului oleh huruf KKSAD ( ، ‫(ي‬
‫ ن‬، ‫ ا‬، ‫ ت‬atau huruf tanda kata benda ( ‫ م‬، ‫ م‬، ‫ ) م‬maka dicari dengan sistim
“Try and Learn”

Contoh kata ‫( ي ْوقنون‬QS 2 : 4) akar katanya adalah ‫يقن‬


Akar kata ‫( ميْثاقه‬QS 2:27) adalah ‫وثق‬

Kata ‫ ي ْوقنون‬akar katanya adalah ‫ يقن‬dimana huruf ‫ ي‬dalam akar kata berubah
menjadi ‫ و‬karena didahului oleh harkat dlomah dan akar kata ‫ ميْثاقه‬adalah ‫وثق‬,
huruf ‫ و‬berubah menjadi ‫ ي‬karena didahului oleh harkat kasrah
28 METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
c. Dua dan tiga huruf SIA

Untuk dua dan tiga huruf SIA, metode Al-Hasani melakukan penelitian
langsung dalam Al-Qur’an. Penelitian tersebut memakan waktu satu bulan
penuh selama bulan Ramadlan.

Hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut:


1. Ada 18 kata di dalam Al-Quran yang mengandung 2 huruf SIA
2. Dari 18 kata tersebut, dapat dibagi menjadi 2 kelompok :
a. 4 kata berjumlah kurang lebih 90%
b. 14 kata berjumlah kurang lebih 10%

Dari data di atas, maka metode Al-Hasani membahas yang 90% saja.
Sedangkan yang 10% bisa dipahami sambil Latihan.

d. 4 kata yang berjumlah 90% :

Setelah dibuang semua huruf yang menjadi huruf tambahan, baik tambahan
kata benda atau kata kerja dan tambahan pola, maka tinggal sebagai berikut:

Huruf
Dalam Al-
Arti lengkap Arti Pola Akar kata yang
Quran
tinggal

Peliharalah ‫وقنا عذاب النار‬


kami dari adzab Memelihara ‫فعل‬ ‫ي‬-‫و–ق‬ ‫ق‬ )2:201(
neraka

Peliharalah oleh
‫ق ْوا أ ْنفسك ْم‬
kalian diri
‫وأ ْهليْك ْم نارا‬
kalian dan Memelihara ‫فعل‬ ‫ي‬-‫و–ق‬ ‫ق‬
)66:6(
keluarga kalian
dari neraka
‫لعلك ْم تتق ْون‬
Agar kalian ‫ا ْفتعل‬ ‫ي‬-‫و–ق‬ ‫تق‬
Memelihara )2:21(
bertakwa
Proses peleburan huruf dari akar kata ‫ وقى‬menjadi ‫ اتقى‬:
)Huruf ‫ و‬melebur menjadi ‫وقى – ا ْوتقى – اتقى ( ت‬

29 METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
Huruf Dalam Al-
Arti lengkap Arti Pola Akar kata yang Quran
tinggal

Apakah engkau ‫أل ْم تر كيْف‬


tidak melihat Melihat ‫فعل‬ ‫ي‬-‫ر–ا‬ ‫ر‬ )105 : 1(
bagaimana

Agar Kami
memperlihatkan Memperlihatkan ‫أ ْفعل‬ ‫ي‬-‫ر–ا‬ ‫ر‬ )17:1( ‫لنريه‬
kepadanya
Karena huruf KKSAD nya berbaris “Dlammah”

Dan Kami telah ‫وأتيْناك ب ْالحق‬


mendatangimu )15:64(
Datang ‫فعل‬ ‫ي‬-‫ا–ت‬ ‫ت‬
dengan
kebenaran
‫وآتيْنا م ْوسى‬
Dan Kami telah
Memberi ‫أ ْفعل‬ ‫ي‬-‫ا–ت‬ ‫ت‬ (15:2)
memberi Musa

‫يأْت ْي للا‬
Allah datang Datang ‫فعل‬ ‫ي‬-‫ا–ت‬ ‫ت‬
)5:54(

‫يؤْ تي ْالح ْكمة‬


Dia memberi
Memberi ‫أ ْفعل‬ ‫ي‬-‫ا–ت‬ ‫ت‬
hikmah )2:269(

Sempurnakanlah ‫ي‬
ْ ‫أ ْوف ْوا بع ْهد‬
oleh kalian Menyempurnakan ‫أ ْفعل‬ ‫ي‬-‫و–ف‬ ‫ف‬
dengan janjiku )2:40(

ْ ‫ووفي‬
‫ت‬
Dan
Menyempurnakan ‫فعل‬ ‫ي‬-‫و–ف‬ ‫ف‬
disempurnakan )3:26(

Penyempurna )3:55( ‫متوفيْك‬


Menyempurnakan ‫فعل‬ ‫ي‬-‫و–ف‬ ‫ف‬
(usia)mu

Mereka minta Meminta )83:2( ‫يسْت ْوف ْون‬


‫اسْت ْفعل‬ ‫ي‬-‫و–ف‬ ‫ف‬
penyempurnaan penyempurnaan

Dia telah )18:10( ‫اوى‬


Menempati ‫فعل‬ ‫ي‬-‫ا–و‬ -
menempati

Maka dia telah )93:6( ‫فآوى‬


Menempatkan ‫أ ْفعل‬ ‫ي‬-‫ا–و‬ -
menempatkan

30 METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
XIII. BUNGA RAMPAI AL-HASANI

Al-Qur’an penuh dengan kejutan-kejutan dan keistimewaan tata bahasa.


Kejutan dan keistimewaan ini di tampilkan dalam bunga rampai Al-Hasani.
Adapun tujuan bunga rampai ini adalah :
1. Hal-hal yang jarang terjadi
2. Hal-hal yang istimewa dan khusus seperti : Pola kata benda dan kata kerja,
contoh pada turunan pada kamus Mahmud Yunus, dan Pola kata benda
“superlative”

a. HURUF YANG MEMFATHAKAN BARIS AKHIR KATA KERJA

Jika digabungkan Kata kerja Huruf yang memfathakan


ٰ‫ٰأَنٰٰٰأَفٰ َٰع َل‬ ٰ‫ٰأَفٰ َٰع ُل‬ ٰ‫ٰأَن‬
َ ُ‫ٰلَنٰٰٰأَكٰٰت‬
ٰ‫ب‬ ُ ُ‫ٰأَكٰٰت‬
ٰ‫ب‬ ٰ‫ٰلَن‬
َٰ ‫ٰإِذَٰنٰٰٰأَشَٰٰر‬
‫ب‬ ُٰ ‫ٰأَشَٰٰر‬
‫ب‬ ٰ‫ٰإِذَٰن‬
َ ُ‫َٰكيٰٰٰأَطٰٰل‬
ٰ‫ب‬ ُ ُ‫ٰأَطٰٰل‬
ٰ‫ب‬ ٰ‫َٰكي‬

Contoh lain dalam Al-Qur’an:

ٰ‫ضةاٰفَ َماٰفَ ْوقَ َها‬


َ ‫بٰ َمث َ اًلٰ َّماٰبَعُ ْو‬
َ ‫يٰا َ ْنٰيَّض ِْر‬ َ ‫ّٰٰللا‬
ٖٓ ْ‫َٰلٰيَ ْستَح‬ َ ‫ا َِّن ه‬
Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau
yang lebih kecil dari itu. QS. Al-Baqarah (2) : 26.
.

َ ُ‫َك ْيٰن‬
‫س ِب َح َكٰ َك ِثي اْرٰا‬
Agar kami banyak bertasbih kepada-Mu. QS. Thaha (20) : 33.

b. HURUF YANG MEMATIKAN BARIS AKHIR KATA KERJA


Jika digabungkan Kata kerja Huruf yang mematikan
ٰ‫ََٰلٰتَٰفٰ َٰعل‬ ٰ‫تَٰفٰ َٰع ُل‬ (larangan) ٰ‫ََل‬
ٰ‫ٰ ََلٰٰتَكٰٰتُب‬ ُٰ ُ‫ٰتَكٰٰت‬
‫ب‬ ٰ‫لَ م‬

Contoh lain dalam Al-Qur’an:


ْ ُّ‫َٰلٰي ُِحب‬
َٰ‫ٰالفَ ِر ِحيْن‬ َ ‫ََلٰت َ ْف َرحْ ٰا َِّن ه‬
َ ‫ّٰٰللا‬
“Janganlah engkau terlalu bangga. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang
membanggakan diri.” QS. Al-Qashash (28) : 76.
31 METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
‫أ َ ْمٰلَ ْمٰت ُ ْنذ ِْر ُه ْٰم‬
“Ataupun tidak engkau beri peringatan”. QS. Al-Baqarah (2): 6.

c. KALIMAT BERSYARAT
Huruf
Jawaban /
Jika digabungkan Kalimat Syarat
Konsekuensi Syarat

ٰ‫كٰنُتَ َخطَّف‬ َ ‫إِنٰنَتَّبِ ِعٰاهلَُد‬


َ ‫ىٰم َع‬
ِٰ ‫فٰ ِٰمنٰٰٰأَٰر‬
‫ضٰنَٰا‬ ُٰ َّ‫خ ٰط‬
َٰ َ‫ك ٰ نَٰٰت‬
َٰ ‫ىٰم َٰع‬ ٰ ٰ‫نَٰٰتَّٰبِ ُٰع‬
َٰ ‫اهلَُٰد‬ ٰ ٰ‫إِن‬
)ٰ28:57(ٰٰ‫ِمنٰأَر ِضنَا‬
ٰ ‫إِن ََٰلٰتَن ِف ُرواٰيُ َع ِذب ُك ُم‬
ُٰ‫ٰللا‬
ٰ ‫يُ َع ِذبُ ُك ُم‬
ُ‫ٰللا‬ ٰ ٰ‫تَن ِف ُرو َن‬ َ ‫إِن‬
ٰ ٰ‫َٰل‬+ٰ
)ٰ9:39(
َّٰ‫صٰللاَ َٰوَر ُسولَهُ َٰويَتَ َعد‬ِ ‫َوَمنٰيَع‬ ُٰ‫للاََٰٰوَٰر ُٰس ٰوٰلَٰه‬
ٰ ٰ‫صي‬ ِٰ ٰ‫يَٰع‬
‫ٰيُدٰ ِٰخٰلُٰهُٰ ََٰنٰرٰا‬ ٰ‫َمن‬
)4:14(ٰ‫َٰنرا‬ َ ُ‫ُح ُدوَدهُٰيُد ِخله‬ ُ‫َٰويَٰتَٰ َٰع َّٰدىٰ ُٰح ُٰد ٰوَٰدٰه‬
ُٰ ‫أَي نَ َماٰتَ ُكونُواٰيُد ِرك ُك ُمٰال َمو‬
ٰ‫ت‬
ُٰ ‫يُد ِرُك ُك ُمٰال َمو‬
‫ت‬ ‫تَ ُكونُو َٰن‬ ‫أَي نَ َمٰا‬
)ٰ4:78(
ٰ‫ٰخيٰأَوٰنَ َذرُت ِٰمن‬ ِ
َ ‫َوَماٰأَن َفقتُمٰمن‬ ٰ‫ٰخيٰأَو‬ ِ
َ ‫أَن َفقتُمٰمن‬
)ٰ2:270(ُٰ‫نَذرٰفَِإ َّنٰللاَٰيَعلَ ُم ٰه‬ ُ‫فَِإ َّنٰللاَٰيَعلَ ُم ٰه‬ ‫نَ َذرُت ِٰمنٰنَذ ٰر‬
‫َما‬

Contoh lain dalam Al-Qur’an:

َٰ‫ٰو ََل ُه ْمٰيُ ْنقَذُ ْون‬ َ ٰ‫َوا ِْنٰنَّشَأْٰنُ ْغ ِر ْق ُه ْمٰفَ ًَل‬


َ ‫ص ِر ْيخَٰلَ ُه ْم‬
Dan jika Kami menghendaki, Kami tenggelamkan mereka. Maka tidak ada
penolong bagi mereka dan tidak (pula) mereka diselamatkan. QS. Yaasiin (36) : 43.

‫ش ْيءٍ ٰفَ ُه َوٰي ُْخ ِلفُهٰ ٰۚ َو ُه َوٰ َخي ُْر ه‬


َٰ‫ٰالر ِزقِيْن‬ ِ ‫َو َمآٰٖا َ ْنفَ ْقت ُ ْم‬
َ ٰ‫ٰم ْن‬
Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi
rezeki yang terbaik. QS. Saba’(34) : 39.

‫ض اما‬ َّ ‫ظ ْل ام‬
ْ ‫اٰو ََلٰ َه‬ ُ ٰ‫ف‬
ُ ‫ِٰو ُه َوٰ ُمؤْ ِمنٰفَ ًَلٰ َيخ‬
َ ‫ص ِلحت‬ ِ ‫َو َم ْنٰيَّ ْع َم ْل‬
‫ٰمنَ ٰال ه‬
Dan barang siapa mengerjakan kebajikan sedang dia (dalam keadaan) beriman,
maka dia tidak khawatir akan perlakuan zalim (terhadapnya) dan tidak (pula
khawatir) akan pengurangan haknya. QS. Thaaha (20) : 113.

32 METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
‫’‪d. POLA JAMA‬‬
‫‪Pola tunggal‬‬ ‫’‪Pola Jama‬‬
‫اعلٰ‬‫ٰفَ ِٰ‬ ‫فَاعلُو َنٰ–ٰفُ َع َل ٰءُ‬
‫ِ‬
‫ُٰمفٰعِٰلٰ‬ ‫ُمفعِلُو َٰن‬
‫ٰفَ ِٰ‬
‫اعٰلَةٰ‬ ‫اع َلتٰ‬ ‫فَ ِ‬
‫ُٰمفٰعِٰٰلَةٰ‬ ‫ُمفعِ َلتٰ‬
‫فَعلٰ‬ ‫أَف َعالٰ–ٰفُعُولٰ–ٰفُعُلٰ–ٰفِ َعالٰ–ٰفَعَّالٰ‬

‫‪e. KATA BENDA YANG BERASAL DARI KATA KERJA‬‬


‫‪Kata Kerja‬‬ ‫‪Kata Benda‬‬
‫فَ َع َلٰ‬ ‫فَعلٰ–ٰفِعلٰ–ٰفُعلٰٰ–ٰفَعلَةٰ–ٰفِع َلنٰ ٰ–ٰ َمف َعلٰ‬
‫فَٰ َّع َلٰ‬ ‫تَٰفٰ ٰعِيٰلٰٰ–ٰتَٰفٰ ٰعِٰلَةٰٰ–ٰٰتِفٰ َٰعالٰٰ–ٰ ُٰم َٰف َّٰعلٰ‬
‫ٰأَفٰ َٰع َلٰ‬ ‫إِف َعالٰ–ٰ ُٰمفٰ َٰعلٰ‬
‫اع َلٰ‬ ‫ٰفَ َٰ‬ ‫اعلَةٰٰ–ٰٰفَِٰعالٰٰ–ٰٰفِيٰ َٰعالٰ‬ ‫ُم َف َ‬
‫اع َلٰ‬ ‫تَٰ َٰف َٰ‬ ‫اعلٰ‬ ‫تَ َفاعُلٰٰ–ٰ ُٰمتَٰ َٰف َٰ‬
‫تَٰ َٰفعَّٰ َلٰ‬ ‫تَ َفعُّلٰٰ–ٰ ُٰمتَٰ َٰفعَّٰلٰ‬
‫اِف تَ َع َلٰ‬ ‫اِفتِ َعالٰ–ٰ ُمفتَ َعلٰ‬
‫ٰاِنٰ َٰف َٰع َلٰ‬ ‫اِن ِف َعاَلٰ–ٰ ُٰمنٰ َٰف َٰعلٰ‬
‫ٰاِسٰتَٰفٰ َٰع َلٰ‬ ‫ستَٰفٰ َٰعلٰ‬ ‫استِف َعاَلٰ‪ُٰ ٰ-‬م ٰ‬
‫ٰاِفٰ َٰع َّلٰ‬ ‫للٰٰ–ٰ ُٰمفٰ َعٰلٰ‬ ‫ٰاِفٰ ٰعِ َٰ‬
‫الٰ‬ ‫ٰاِفٰ َٰع َّ‬ ‫للٰٰ–ٰ ُٰمفٰ َٰعالٰ‬ ‫ٰاِفٰ ٰعِيٰ َٰ‬
‫فَٰعٰٰلَ َلٰ‬ ‫للٰٰ–ٰ ُٰم َٰفعٰٰلَلٰ‬ ‫فَٰعٰٰلَٰلَةٰٰ–ٰٰفِعٰ َٰ‬

‫‪f. POLA SUPERLATIF‬‬


‫‪Pola‬‬ ‫‪Sifat Superlatif‬‬
‫فَ َع َلٰ‬ ‫ل ُٰنٰ–ٰٰفَٰعِيٰلٰ‬
‫أَف َع ُلٰ–ٰفَٰعٰ َٰ‬

‫‪33‬‬ ‫‪METODE AL HASANI‬‬


‫‪Tiada henti menggapai naungan Ilahi‬‬
g. POLA DUA HURUF SUKUN YANG BERURUTAN
Jika digabungkan Pertemuan dua huruf berbaris sukun
)ٰ67:20(ٰ‫إِ ِنٰال َكافُِرو َن‬ ٰ ٰ‫ٰالٰ َكافُِرو َٰن‬+ٰ‫ٰإِن‬
ٰ )ٰ4:128(ٰ‫إِ ِنٰامَرأَة‬ ٰ ٰ‫ٰامَٰرأَة‬+ٰ‫ٰإِن‬
)ٰ44:24(ٰ‫َوات ُرِكٰالبَحَر‬ ٰ ٰ‫ٰالٰبَحَر‬+ٰٰ‫َواتُٰرك‬

h. HURUF YANG MELEBUR


Pola yang memiliki huruf tambahan huruf Ta’, karena berdampingan dengan
huruf yang dekat makhrajnya, maka huruf Ta’ melebur menjadi huruf yang
dominan darinya.

ٰ )ٰ2:74(ٰ‫َّق‬
ُٰ ‫َّقٰ=ٰيَتَ َشق‬
ُ ‫ٰٰيَشَّق‬
ٰ )ٰ54:32(ٰٰ‫=ٰمتَ َذكِر‬ ِ
ُ ‫ٰٰٰٰٰٰٰٰٰ ُم َّدكر‬
ٰ )ٰ3:49(ٰ‫َّخ ُرو َنٰ=ٰتَد ََِت ُرو َٰن‬
ِ ‫تَد‬

i. HURUF YANG BERUBAH


Pola yang memiliki huruf tambahan huruf Ta’, karena berdampingan dengan
huruf yang dekat makhrajnya, maka huruf Ta’ berubah menjadi huruf yang
mudah untuk diucapkan berdasarkan kebiasaan orang Arab, hal ini juga
terjadi pada huruf sin bisa berubah menjadi shad.
)ٰ88:22(ٰٰ‫ٰ=ٰم َسي ِطر‬ ُ ‫صيطر‬
ِ ‫م‬
َُ
)ٰ2:132(ٰ‫ٰاِصطََفىٰ=ٰٰاِصتَ َفى‬
)ٰ3:90(ٰ ٰ‫اِزَد ُٰادواٰ=ٰاِزَت ُٰدوا‬

j. TAMBAHAN PENJELASAN
1. Terdapat dua huruf pada kata yang berbeda, kemudian digabung menjadi
satu huruf, seperti Huruf Nun dilebur kepada mimٰ= )78:1( ‫ٰ َٰم‬+ٰ‫ٰ=ٰعن‬
َ ‫َع َّم‬
2. Terdapat dua huruf Ta’ yang menjadi satu

)97:4(ٰ ‫تَتَ نَ َّزُلٰ=ٰتَنَ َّزُٰل‬


)ٰ2:85(ٰ‫اه ُرو َن‬
َ َ‫اه ُرو َنٰ=ٰتَظ‬
َ َ‫تَتَظ‬
34 METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
3. Kata Majemuk yang menunjukkan kepemilikan, yaitu apabila ada kata
benda yang digandeng dengan kata ganti.

ٰ )ٰ2:118( ٰ‫ٰهمٰٰ=ٰقُلُوُُبُم‬+ٰ ُ ‫قُلُوب‬


)ٰ7:47(ٰ‫ص ُارُهم‬ َ ‫ٰهمٰ=ٰأَب‬+ُٰ ‫صار‬ َ ‫أَب‬
)ٰ2:87(ٰٰ‫ٰ ُٰكمٰٰ=ٰأَن ُف ُس ُكٰم‬+
ٰ ٰٰ‫أَن ُفس‬

35 METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
BAB KEEMPAT

PENUTUP

TIADA HENTI MENGGAPAI NAUNGAN ILAHI

Saat ini saya sudah tidak mau lagi berpisah dengan Al-Quran. Bagi saya Al-
Quran adalah sumber utama dalam mengatur hidup saya. Setiap tindak tanduk
saya, selalu saya berusaha untuk mengkait dengan Al-Quran.

Al-Quran adalah penaung saya, baik di dunia apalagi diakhirat nanti. Saya
punya slogan : Saya tak akan mau berpisah dengan Al-Quran. Andai Allah
mentakdirkan saya masuk Surga, maka saya akan memohon kepada Allah agar
saya tetap dibolehkan selalu membaca Al-Quran.

AL-HASANI HANYA SEBUAH ALTERNATIF

Akhirnya kepada Allah kami berserah diri. Kami hanya bisa berbuat sesuai
kemampuan yang diberikan Allah kepada kami. Metode Al-Hasani bukanlah
pemecah masalah agar umat Islam bisa memahami Al-Quran. Metode Al-
Hasani belumlah sempurna. Metode Al-Hasani hanya salah satu alternatif cara
untuk memahami arti Al-Quran. Masih banyak kekurangan dan keawaman
kami terhadap Al-Quran yang sungguh sangat agung ini. Apabila pembaca
kami menemukan kesalahan dan kekhilafan, mohon diberikan saran dan kritik
kepada kami.

Dengan segala senang hati kami akan lakukan perbaikan untuk masa-masa
yang akan datang. Semoga usaha kita semua mendapat redha dari Allah Sang
Pencipta kita semua, dan akhirnya kepada Allah kami serahkan segalanya.

36 METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
AL-QURAN ADALAH DENYUT NADIKU

Ya Allah…….

Saat ini aku ingin bersimpuh dalam kebesaranMU

Aku ingin berlutut dalam keagunganMu

Dan aku ingin rebahkan tubuhku dalam genggamanMu

Ya Allah….

Mabuk kepayangkanlah daku dalam KalamMu…..

Mandikanlah sukma ini dengan wewangian firmanMu…

Dan …

Jadikanlah langkah ini hanya bertelekan ayatMu…

Ya Rabb….

Obatlah luka jiwa ini…..

Dengan lantunan syairMu….

Belailah bathin yang pilu ini dengan nadaMu…

Ya Rabb….

Bimbinglah hamba yang telah jauh tersesat..

Ke dalam padang belantara yang ganas….

Jauh terhampar ke gurun sahara yang panas

Yang saat ini hamba tak tahu di mana terminalnya

Wahai Dzat yang Sangat Penyayang..

Jemputlah hamba….

Dekaplah hamba….

Dalam naunganMu yang tak bertepi

37 METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
AL-QURAN ADALAH LANTERA KEHIDUPANKU

Al-Quran…

Kau telah membius nafasku..…

Kau telah melenakan lamunanku..…

Sehingga ku tak mampu lagi membedakan siang dan malam..

Ku tak mampu lagi membedakan sulit dan mudah..

Bersamamu semua tiada bermakna……

Al-Quran….

Kau telah menyihir nadiku…

Kau telah memfatamorganakan anganku…

Sehingga aku tiada berdaya membedakan …..

Kapan nyanyian itu syahdu….

Dan kapan nyanyian itu rindu…….

Bersamamu, semua terasa indah……

Al-Quran….

Saat ini…

Kau lah teman sejatiku….

Kau lah sahabat karibku……

Kau lah tambatan hatiku…..

Dan aku tak ingin berpisah denganmu…

Selamanya………

Sentul City, 17 Januari 2022

38 METODE AL HASANI
Tiada henti menggapai naungan Ilahi
‫)‪POLA KATA KERJA LAMPAU (KKL‬‬

‫‪POLA‬‬
‫ََ‬ ‫َْ‬ ‫ْ‬ ‫ََ َ‬ ‫َْ‬ ‫َ َ‬ ‫َْ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫‪PELAKU‬‬
‫تف َّع ََ‬
‫ل‬ ‫ِإنف َع َلَ‬ ‫ل‬
‫ِإف َع ََّ‬ ‫تفاع َلَ‬ ‫ل‬
‫ِإفت َع ََ‬ ‫ل‬
‫ف ْعل ََ‬ ‫ل‬
‫ِإ ْستف َع ََ‬ ‫ل‬
‫فاع ََ‬ ‫أفع َ‬
‫لَ‬ ‫ف َّع َلَ‬ ‫ف َع َلَ‬
‫ََ‬ ‫َْ‬ ‫ْ‬ ‫َْ‬ ‫َ َ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫ل‬
‫تف َّع ََ‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬
‫اع ََ‬‫َت َف َ‬ ‫ل‬ ‫ل‬
‫ف ْعل ََ‬ ‫ل‬
‫اع ََ‬‫َف َ‬
‫ِإنف َع ََ‬ ‫ِإف َع ََّ‬ ‫ِإفت َع ََ‬ ‫ِإ ْستف َع َلَ‬ ‫أفع َ‬
‫لَ‬ ‫ل‬
‫ف َّع ََ‬ ‫ل‬
‫ف َع ََ‬ ‫ه َوَ‬
‫ََ َ‬ ‫َْ َ‬ ‫ْ َّ‬ ‫ََ ََ‬ ‫َْ َ‬ ‫َ ََ‬ ‫َْ َ‬ ‫َ ََ‬ ‫َْ َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ َ‬ ‫ُ‬
‫ل‬
‫تف َّع َ‬ ‫ل‬
‫ِإنف َع َ‬ ‫ل‬
‫ِإف َع َ‬ ‫ل‬‫اع َ‬ ‫تف‬ ‫ل‬
‫ِإفت َع َ‬ ‫ل‬
‫ف ْعل َ‬ ‫ِإ ْستف َعلَ‬ ‫ل‬
‫اع َ‬ ‫ف‬ ‫ل‬
‫أف َع َ‬ ‫ل‬‫ف َّع َ‬ ‫ل‬‫ف َع َ‬ ‫ه َماَ‬
‫ََ ُ‬ ‫َْ ُ‬ ‫ْ ُّ‬ ‫ََ َُ‬ ‫َْ ُ‬ ‫َ َُ‬ ‫َْ ُ‬ ‫َ ُ‬ ‫َ ُ‬ ‫ُ‬
‫تف َّعل ْوا‬ ‫اعل ْوا‬ ‫تف‬ ‫ف ْعلل ْوا‬ ‫اع ُلوَاْ‬‫َف َ‬ ‫َأ ْف َع ُلوَاْ‬
‫ِإنف َعل ْوا‬ ‫ِإف َعل ْوا‬ ‫ِإفت َعل ْوا‬ ‫ِإ ْستف َعل ْوا‬ ‫ف َّعل ْوَا‬ ‫ف َعل ْوَا‬ ‫ه َْ‬
‫م‬
‫ََ َ ْ‬ ‫َْ َ ْ‬ ‫ْ َّ ْ‬ ‫ََ ََ ْ‬ ‫َْ َ ْ‬ ‫َ ََ ْ‬ ‫َْ َ ْ‬ ‫َ ََ ْ‬ ‫َْ ََ ْ‬ ‫َ َ ْ‬ ‫َ َ ْ‬
‫تف َّعل َ‬
‫ت‬ ‫ِإنف َعلتَ‬ ‫ت‬
‫ِإف َعل َ‬ ‫اعلتَ‬ ‫تف‬ ‫ِإفت َعلتَ‬ ‫ف ْعلل َ‬
‫ت‬ ‫ِإ ْستف َعلتَ‬ ‫ت فاعل َ‬
‫ت‬ ‫أفعل َ‬ ‫ف َّعل َ‬
‫ت‬ ‫ف َعل َ‬
‫ت‬ ‫ه‬
‫ِ ِ ََ‬
‫ََ ََ‬ ‫َْ ََ‬ ‫ْ َّ َ‬ ‫ََ َََ‬ ‫َْ ََ‬ ‫َ َََ‬ ‫َْ ََ‬ ‫َ َََ‬ ‫َْ ََ‬ ‫َ ََ‬ ‫َ ََ‬ ‫ُ‬
‫تف َّعلتا‬ ‫ِإنف َعلتاَ‬ ‫ِإف َعلتاَ‬ ‫اعلتا‬ ‫تف‬ ‫ِإفت َعلتاَ‬ ‫ف ْعللتا‬ ‫ِإ ْستف َعلتاَ‬ ‫اعلتا‬ ‫أف َعلتا ف‬ ‫ف َّعلتا‬ ‫ف َعلتا‬ ‫ه َماَ‬
‫ََ ْ‬ ‫َْ ْ‬ ‫ْ َْ‬ ‫ََ َْ‬ ‫َْ ْ‬ ‫َ َْ‬ ‫َْ ْ‬ ‫َ َْ‬ ‫َ‬ ‫َْ َْ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ ْ‬ ‫ُ َّ‬
‫تف َّعل ََ‬
‫ن‬ ‫ن‬
‫ِإنف َعل ََ‬ ‫ن‬
‫ِإف َعلل ََ‬ ‫اعل ََ‬
‫ن‬ ‫تف‬ ‫ن‬
‫ِإفت َعل ََ‬ ‫ف ْعلل ََ‬
‫ن‬ ‫ِإ ْستف َعل َنَ‬ ‫ن فاعل َ‬
‫نَ‬ ‫أفعل َ‬ ‫ف َّعل ََ‬
‫ن‬ ‫ف َعل ََ‬
‫ن‬ ‫هَ‬
‫ن‬
‫ََ ْ َ‬ ‫َْ ْ َ‬ ‫ْ َ َْ َ‬ ‫ََ َْ َ‬ ‫ََْْ َ‬ ‫َ ْ َْ َ‬ ‫َْ ْ َ‬ ‫َ َْ َ‬ ‫َْ َْ َ‬ ‫َ َّ ْ َ‬ ‫ََْ َ‬ ‫َْ َ‬
‫تف َّعل َ‬
‫ت‬ ‫ِإنف َعلتَ‬ ‫ِإفعللتَ‬ ‫اعلتَ‬ ‫تف‬ ‫ِإفتعلتَ‬ ‫فعلل َ‬
‫ت‬ ‫ِإ ْستف َعلتَ‬ ‫ت فاعل َ‬
‫ت‬ ‫أفعل َ‬ ‫فعل َ‬
‫ت‬ ‫فعل َ‬
‫ت‬ ‫أن َ‬
‫ت‬
‫ََ ُْ‬ ‫َْ ُْ‬ ‫ْ َُْ‬ ‫ََ َُْ‬ ‫َْ ُْ‬ ‫َ َُْ‬ ‫َْ ُْ‬ ‫َ َُْ‬ ‫َْ ُْ‬ ‫َ ُْ‬ ‫َ ُْ‬
‫تف َّعلت َما‬ ‫ِإنف َعلت َماَ‬ ‫ِإف َعللت َماَ‬ ‫اعلت َما‬ ‫تف‬ ‫ِإفت َعلت َماَ‬ ‫ف ْعللت َما‬ ‫ِإ ْستف َعلت َماَ‬ ‫اعلت َما‬ ‫أف َعلت َما ف‬ ‫ف َّعلت َما‬ ‫ف َعلت َما‬ ‫َأ ْن ُت َماَ‬
‫ََ ُْ‬ ‫َْ ُْ‬ ‫ْ َُْ‬ ‫ََ َُْ‬ ‫َْ ُْ‬ ‫َ َُْ‬ ‫َْ ُْ‬ ‫َ َُْ‬ ‫ْ‬ ‫َْ َُْ‬ ‫َ ُْ‬ ‫َ ُْ‬ ‫َْ ُ‬
‫تف َّعلت ْ َ‬
‫م‬ ‫م‬
‫ِإنف َعلت ْ َ‬ ‫م‬
‫ِإف َعللت ْ َ‬ ‫اعلت ْ َ‬
‫م‬ ‫تف‬ ‫م‬
‫ِإفت َعلت ْ َ‬ ‫ف ْعللت ْ َ‬
‫م‬ ‫م‬
‫ِإ ْستف َعلت ْ َ‬ ‫م فاعلت َ‬
‫مْ‬ ‫أفعلت َ‬ ‫م‬
‫ف َّعلت َْ‬ ‫م‬
‫ف َعلت َْ‬ ‫أنت َ‬
‫مْ‬
‫ََ ْ‬ ‫َْ ْ‬ ‫ْ َْ‬ ‫ََ َْ‬ ‫َْ ْ‬ ‫َ َْ‬ ‫َْ ْ‬ ‫َ َْ‬ ‫َْ ْ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ ْ‬ ‫َْ‬
‫ت‬
‫تف َّعل ِ َ‬ ‫ِإنف َعل ِتَ‬ ‫ِإف َعلل ِتَ‬ ‫اعل ِتَ‬ ‫تف‬ ‫ِإفت َعل ِتَ‬ ‫ت‬
‫ف ْعلل ِ َ‬ ‫ِإ ْستف َعل ِتَ‬ ‫ت‬
‫اعل ِ َ‬ ‫ت ف‬‫أف َعل ِ َ‬ ‫ت‬
‫ف َّعل ِ َ‬ ‫ت‬
‫ف َعل ِ َ‬ ‫ت‬
‫أن ِ َ‬
‫ََ ُْ‬ ‫َْ ُْ‬ ‫ْ َُْ‬ ‫ََ َُْ‬ ‫َْ ُْ‬ ‫َ َُْ‬ ‫َْ ُْ‬ ‫َ ُْ‬ ‫َ ُْ‬
‫تف َّعلت َما‬ ‫اعلت َما‬ ‫تف‬ ‫ف ْعللت َما‬ ‫اع ْل ُتماَ‬ ‫َأ ْف َع ْل ُت َما َف َ‬
‫ِإنف َعلت َماَ‬ ‫ِإف َعللت َماَ‬ ‫ِإفت َعلت َماَ‬ ‫ِإ ْستف َعلت َماَ‬ ‫ف َّعلت َما‬ ‫ف َعلت َما‬ ‫َأ ْن ُت َماَ‬
‫ََ ُْ‬ ‫َْ ُْ‬ ‫ْ َُْ‬ ‫ََ َُْ‬ ‫َْ ُْ‬ ‫َ َُْ‬ ‫َ ُْ‬ ‫َ ُْ‬ ‫َ‬
‫تف َّعل ََُّ‬
‫ت‬ ‫ت‬
‫ِإنف َعل ََُّ‬ ‫ت‬
‫ِإف َعلل ََُّ‬ ‫اعل ََُّ‬
‫ت‬ ‫تف‬ ‫ت‬
‫ِإفت َعل ََُّ‬ ‫ف ْعلل ََُّ‬
‫ت‬ ‫تَ‬ ‫إ ْس َت ْف َع ْل ُ َُّ‬
‫ِ‬
‫تَّ‬
‫اع ْل ُ َُ‬ ‫ت َف َ‬‫َأ ْف َع ْل ُ ََُّ‬ ‫ت‬
‫ف َّعل ََُّ‬ ‫ت‬
‫ف َعل ََُّ‬ ‫تََّ‬
‫أ ْن ُ ُ‬
‫ََ ْ ُ‬ ‫َْ ْ ُ‬ ‫ْ َْ ُ‬ ‫ََ َْ ُ‬ ‫َْ ْ ُ‬ ‫َ َْ ُ‬ ‫َْ ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ َْ ُ‬ ‫َْ ْ ُ‬ ‫َ ْ ُ‬ ‫َ ْ ُ‬ ‫ََ‬
‫تف َّعل َ‬
‫ت‬ ‫ِإنف َعلتَ‬ ‫ِإف َعللتَ‬ ‫اعل َ‬
‫ت‬ ‫تف‬ ‫ِإفت َعلتَ‬ ‫ف ْعلل َ‬
‫ت‬ ‫ِإ ْستف َعلتَ‬ ‫اعل َ‬
‫ت‬ ‫ت ف‬‫أف َعل َ‬ ‫ف َّعل َ‬
‫ت‬ ‫ف َعل َ‬
‫ت‬ ‫أناَ‬
‫ََ َْ‬ ‫َْ َْ‬ ‫ْ ََْ‬ ‫ََ ََْ‬ ‫َْ َْ‬ ‫َ ََْ‬ ‫َْ َْ‬ ‫َ ََْ‬ ‫َْ ََْ‬ ‫َ َْ‬ ‫َ َْ‬ ‫َ ْ ُ‬
‫تف َّعلنا‬ ‫ِإنف َعلناَ‬ ‫ِإف َعللناَ‬ ‫اعلنا‬ ‫تف‬ ‫ِإفت َعلناَ‬ ‫ف ْعللنا‬ ‫ِإ ْستف َعلناَ‬ ‫أفعلنا فاعلنا‬ ‫ف َّعلنا‬ ‫ف َعلنا‬ ‫نح َ‬
‫ن‬
‫)‪POLA KATA KERJA SEKARANG ATAU AKAN DATANG (KKSAD‬‬

‫‪POLA‬‬
‫ََ‬ ‫َْ‬ ‫ْ‬ ‫ََ َ‬ ‫َْ‬ ‫َ َ‬ ‫َْ‬ ‫َ َ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫‪PELAKU‬‬
‫تف َّع ََ‬
‫ل‬ ‫ل‬
‫ِإنف َع ََ‬ ‫ل‬
‫ِإف َع ََّ‬ ‫تفاع َلَ‬ ‫ل‬
‫ِإفت َع ََ‬ ‫ف ْعل ََ‬
‫ل‬ ‫ل‬
‫ِإ ْستف َع ََ‬ ‫ل‬
‫فاع ََ‬ ‫أف َع ََ‬
‫ل‬ ‫ف َّع ََ‬
‫ل‬ ‫ف َع ََ‬
‫ل‬
‫ََ‬ ‫َْ‬ ‫ْ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬
‫ل‬
‫َيتف َّع َُ‬ ‫ل‬
‫َينف ِع َُ‬ ‫ل‬
‫َيف َع َ‬ ‫اع َُ‬
‫ل‬ ‫َي َت َف َ‬ ‫ل‬
‫َيفت ِع َُ‬ ‫ل‬
‫ُيف ْع ِل َُ‬ ‫ل‬
‫َي ْستف ِع َُ‬ ‫ل‬
‫ُيف ِاع َُ‬ ‫ل‬
‫ُيف ِع َُ‬ ‫ل‬
‫ُيف ِّع َُ‬ ‫ل‬
‫َيف ُع َُ‬ ‫ل‬
‫َيف ِع َُ‬ ‫ل‬
‫َيف َع َُ‬ ‫ه َوَ‬
‫ََ َ‬ ‫َْ َ‬ ‫ْ َّ‬ ‫َََ ََ‬ ‫َْ َ‬ ‫َ َ‬ ‫َْ َ‬ ‫َ َ‬ ‫ْ َ‬ ‫َ َ‬ ‫ْ َ‬ ‫ْ َ‬ ‫ْ َ‬ ‫ُ‬
‫ن‬
‫َيتف َّعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫َينف ِعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫َيف َعل ِ َ‬ ‫اعل ِنَ‬ ‫يتف‬ ‫ن‬
‫َيفت ِعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫ُيف ْع ِلل ِ َ‬ ‫ن‬
‫َي ْستف ِعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫ُيف ِاعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫ُيف ِعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫ُيف ِّعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫َيف ُعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫َيف ِعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫َيف َعل ِ َ‬ ‫ه َما‬
‫ََ ُ َ‬ ‫َْ ُ َ‬ ‫ْ ُّ َ‬ ‫َََ َُ َ‬ ‫َْ ُ َ‬ ‫َ ُ َ‬ ‫َْ ُ َ‬ ‫َ ُ َ‬ ‫ْ ُ َ‬ ‫َ ُ َ‬ ‫ْ ُ َ‬ ‫ْ ُ َ‬ ‫ْ ُ َ‬ ‫ُ‬
‫َيتف َّعل ْو َ‬
‫ن‬ ‫ن‬
‫َينف ِعل ْو َ‬ ‫ن‬
‫َيف َعل ْو َ‬ ‫اعل ْونَ‬ ‫يتف‬ ‫ن‬
‫َيفت ِعل ْو َ‬ ‫ن‬
‫ُيف ْع ِلل ْو َ‬ ‫ن‬
‫َي ْستف ِعل ْو َ‬ ‫ُيف ِاعل ْونَ‬ ‫ن‬
‫ُيف ِعل ْو َ‬ ‫ن‬
‫ُيف ِّعل ْو َ‬ ‫ن‬
‫َيف ُعل ْو َ‬ ‫ن‬
‫َيف ِعل ْو َ‬ ‫ن‬
‫َيف َعل ْو َ‬ ‫ه َْ‬
‫م‬
‫َََ‬ ‫ََْ‬ ‫َْ‬ ‫ََْ‬ ‫َُ‬ ‫َ َْ‬ ‫َُ‬ ‫ُْ‬ ‫َُ‬ ‫َْ‬ ‫َْ‬ ‫َْ‬
‫ل‬
‫تتف َّع َُ‬ ‫ل‬
‫تنف ِع َُ‬ ‫ل‬
‫تف َع َ‬ ‫اع َُ‬
‫ل‬ ‫َت َت َف َ‬ ‫ل‬
‫تفت ِع َُ‬ ‫ل‬
‫تف ْع ِل َُ‬ ‫ل‬
‫ت ْستف ِع َُ‬ ‫ل‬
‫تف ِاع َُ‬ ‫ل‬
‫تف ِع َُ‬ ‫ل‬
‫تف ِّع َُ‬ ‫ل‬
‫تف ُع َُ‬ ‫ل‬
‫تف ِع َُ‬ ‫ل‬
‫تف َع َُ‬ ‫هَ‬ ‫ِ َ‬
‫ِ‬
‫َََ َ‬ ‫ََْ َ‬ ‫َ ْ َّ‬ ‫َََ ََ‬ ‫ََْ َ‬ ‫َُ َ‬ ‫َ َْ َ‬ ‫َُ َ‬ ‫ُْ َ‬ ‫َُ َ‬ ‫َْ َ‬ ‫َْ َ‬ ‫َْ َ‬ ‫ُ‬
‫ن‬
‫تتف َّعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫تنف ِعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫تف َعل ِ َ‬ ‫اعل ِنَ‬ ‫تتف‬ ‫ن‬
‫تفت ِعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫تف ْع ِلل ِ َ‬ ‫ن‬
‫ت ْستف ِعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫تف ِاعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫تف ِعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫تف ِّعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫تف ُعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫تف ِعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫تف َعل ِ َ‬ ‫ه َما‬
‫ََ ْ‬ ‫َْ ْ‬ ‫ْ َْ‬ ‫َََ َْ‬ ‫َْ ْ‬ ‫َ ْ‬ ‫َْ ْ‬ ‫َ ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫َ ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ُ َّ‬
‫ن‬
‫َيتف َّعل ََ‬ ‫ن‬
‫َينف ِعل ََ‬ ‫ن‬
‫َيف َعلل ََ‬ ‫اعل ََ‬
‫ن‬ ‫يتف‬ ‫ن‬
‫َيفت ِعل ََ‬ ‫ن‬
‫ُيف ْع ِلل ََ‬ ‫ن‬
‫َي ْستف ِعل ََ‬ ‫ن‬
‫ُيف ِاعل ََ‬ ‫ن‬
‫ُيف ِعل ََ‬ ‫ن‬
‫ُيف ِّعل ََ‬ ‫ن‬
‫َيف ُعل ََ‬ ‫ن‬
‫َيف ِعل ََ‬ ‫ن‬
‫َيف َعل ََ‬ ‫هَ‬
‫ن‬
‫َََ‬ ‫ََْ‬ ‫َْ‬ ‫ََْ‬ ‫َُ‬ ‫َ َْ‬ ‫َُ‬ ‫ُْ‬ ‫َُ‬ ‫َْ‬ ‫َْ‬ ‫َْ‬ ‫َْ َ‬
‫ل‬
‫تتف َّع َُ‬ ‫ل‬
‫تنف ِع َُ‬ ‫ل‬
‫تف َع َ‬ ‫اع ُلَ‬ ‫َت َت َف َ‬ ‫ل‬
‫تفت ِع َُ‬ ‫ل‬
‫تف ْع ِل َُ‬ ‫ل‬
‫ت ْستف ِع َُ‬ ‫ل‬
‫تف ِاع َُ‬ ‫ل‬
‫تف ِع َُ‬ ‫ل‬
‫تف ِّع َُ‬ ‫ل‬
‫تف ُع َُ‬ ‫ل‬
‫تف ِع َُ‬ ‫ل‬
‫تف َع َُ‬ ‫أن َ‬
‫ت‬
‫َََ َ‬ ‫ََْ َ‬ ‫َ ْ َّ‬ ‫َََ ََ‬ ‫ََْ َ‬ ‫َُ َ‬ ‫َ َْ َ‬ ‫َُ َ‬ ‫ُْ َ‬ ‫َُ َ‬ ‫َْ َ‬ ‫َْ َ‬ ‫َْ َ‬ ‫َْ ُ‬
‫ن‬
‫تتف َّعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫تنف ِعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫تف َعل ِ َ‬ ‫اعل ِنَ‬ ‫تتف‬ ‫ن‬
‫تفت ِعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫تف ْع ِلل ِ َ‬ ‫ن‬
‫ت ْستف ِعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫تف ِاعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫تف ِعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫تف ِّعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫تف ُعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫تف ِعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫تف َعل ِ َ‬ ‫أنت ََما‬
‫َََ ُ َ‬ ‫ََْ ُ َ‬ ‫َ ْ ُّ َ‬ ‫َََ َُ َ‬ ‫ََْ ُ َ‬ ‫َُ ُ َ‬ ‫َ َْ ُ َ‬ ‫َُ ُ َ‬ ‫ُْ ُ َ‬ ‫َُ ُ َ‬ ‫َْ ُ َ‬ ‫َْ ُ َ‬ ‫َْ ُ َ‬ ‫َْ ُ‬
‫تتف َّعل ْو َ‬
‫ن‬ ‫ن‬
‫تنف ِعل ْو َ‬ ‫ن‬
‫تف َعل ْو َ‬ ‫اعل ْونَ‬ ‫تتف‬ ‫ن‬
‫تفت ِعل ْو َ‬ ‫ن‬
‫تف ْع ِلل ْو َ‬ ‫ن‬
‫ت ْستف ِعل ْو َ‬ ‫تف ِاعل ْونَ‬ ‫ن‬
‫تف ِعل ْو َ‬ ‫ن‬
‫تف ِّعل ْو َ‬ ‫ن‬
‫تف ُعل ْو َ‬ ‫ن‬
‫تف ِعل ْو َ‬ ‫ن‬
‫تف َعل ْو َ‬ ‫أنت ْ َ‬
‫م‬
‫َََ‬ ‫ََْ‬ ‫َ ْ ِّ‬ ‫ََْ‬ ‫َُ‬ ‫َ َْ‬ ‫َُ‬ ‫ُْ‬ ‫َُ‬ ‫َْ‬ ‫َْ‬ ‫َْ‬ ‫َْ‬
‫ت‬
‫تتف َّع ِل ْ ََُ‬ ‫ت‬
‫تنف ِع ِل ْ ََُ‬ ‫ت‬
‫تف َعل ْ ََُ‬ ‫ت‬
‫اع ِل ْ ََُ‬ ‫َت َت َف َ‬ ‫ت‬
‫تفت ِع ِل ْ ََُ‬ ‫ت‬
‫تف ْع ِل ِل ْ ََُ‬ ‫ت‬
‫ت ْستف ِع ِل ْ ََُ‬ ‫ت‬
‫تف ِاع ِل ْ ََُ‬ ‫ت‬
‫تف ِع ِل ْ ََُ‬ ‫ت‬
‫تف ِّع ِل ْ ََُ‬ ‫ت‬
‫تف ُع ِل ْ ََُ‬ ‫ت‬
‫تف ِع ِل ْ ََُ‬ ‫ت‬
‫تف َع ِل ْ ََُ‬ ‫ت‬
‫أن ِ َ‬
‫َََ َ‬ ‫ََْ َ‬ ‫َ ْ َّ‬ ‫َََ ََ‬ ‫ََْ َ‬ ‫َُ َ‬ ‫َ َْ َ‬ ‫َُ َ‬ ‫ُْ َ‬ ‫َُ َ‬ ‫َْ َ‬ ‫َْ َ‬ ‫َْ َ‬ ‫َْ ُ‬
‫ن‬
‫تتف َّعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫تنف ِعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫تف َعل ِ َ‬ ‫اعل ِنَ‬ ‫تتف‬ ‫ن‬
‫تفت ِعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫تف ْع ِلل ِ َ‬ ‫ن‬
‫ت ْستف ِعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫تف ِاعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫تف ِعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫تف ِّعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫تف ُعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫تف ِعل ِ َ‬ ‫ن‬
‫تف َعل ِ َ‬ ‫أنت ََما‬
‫َََ ْ‬ ‫ََْ ْ‬ ‫َ ْ َْ‬ ‫َََ َْ‬ ‫ََْ ْ‬ ‫َُ ْ‬ ‫َ َْ ْ‬ ‫َُ ْ‬ ‫ُْ ْ‬ ‫َُ ْ‬ ‫َْ ْ‬ ‫َْ ْ‬ ‫َْ ْ‬ ‫َْ ُ‬
‫ن‬
‫تتف َّعل ََ‬ ‫ن‬
‫تنف ِعل ََ‬ ‫ن‬
‫تف َعلل ََ‬ ‫اعل ََ‬
‫ن‬ ‫تتف‬ ‫ن‬
‫تفت ِعل ََ‬ ‫ن‬
‫تف ْع ِلل ََ‬ ‫ن‬
‫ت ْستف ِعل ََ‬ ‫ن‬
‫تف ِاعل ََ‬ ‫ن‬
‫تف ِعل ََ‬ ‫ن‬
‫تف ِّعل ََ‬ ‫ن‬
‫تف ُعل ََ‬ ‫ن‬
‫تف ِعل ََ‬ ‫ن‬
‫تف َعل ََ‬ ‫ت‬
‫أن ََُّ‬
‫ََ َ‬ ‫َْ َ‬ ‫َْ‬ ‫ََْ‬ ‫َُ‬ ‫َ َْ‬ ‫َُ‬ ‫ُْ‬ ‫َُ‬ ‫َْ‬ ‫َْ‬ ‫َْ‬ ‫ََ‬
‫ل‬
‫أتف َّع َُ‬ ‫ل‬
‫أنف ِع َُ‬ ‫ل‬
‫أف َع َ‬ ‫اع َُ‬
‫ل‬ ‫َأ َت َف َ‬ ‫ل‬
‫أفت ِع َُ‬ ‫ل‬
‫أف ْع ِل َُ‬ ‫ل‬
‫أ ْستف ِع َُ‬ ‫ل‬
‫أف ِاع َُ‬ ‫ل‬
‫أف ِع َُ‬ ‫ل‬
‫أف ِّع َُ‬ ‫ل‬
‫أف ُع َُ‬ ‫ل‬
‫أف ِع َُ‬ ‫ل‬
‫أف َع َُ‬ ‫أنَا‬
‫َََ‬ ‫ََْ‬ ‫َْ‬ ‫ََْ‬ ‫َُ‬ ‫َ َْ‬ ‫َُ‬ ‫ُْ‬ ‫َُ‬ ‫َْ‬ ‫َْ‬ ‫َْ‬ ‫َ ْ ُ‬
‫ل‬
‫نتف َّع َُ‬ ‫ل‬
‫ننف ِع َُ‬ ‫ل‬
‫نف َع َ‬ ‫اع َُ‬
‫ل‬ ‫َن َت َف َ‬ ‫ل‬
‫نفت ِع َُ‬ ‫ل‬
‫نف ْع ِل َُ‬ ‫ل‬
‫ن ْستف ِع َُ‬ ‫ل‬
‫نف ِاع َُ‬ ‫ل‬
‫نف ِع َُ‬ ‫ل‬
‫نف ِّع َُ‬ ‫ل‬
‫نف ُع َُ‬ ‫ل‬
‫نف ِع َُ‬ ‫ل‬
‫نف َع َُ‬ ‫نح َ‬
‫ن‬
‫)‪RUMUS POLA KATA KERJA PERINTAH (KKP‬‬

‫‪POLA‬‬
‫ْ‬ ‫َْ‬ ‫َْ‬ ‫َْ‬ ‫َْ‬ ‫َ َ‬ ‫ََ‬ ‫ََ َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َ ِاف َع َّلَ‬ ‫َ ِانف َع َلَ‬ ‫َ ِافت َع َلَ‬ ‫َ ِا ْستف َع َلَ‬ ‫َاف َع َلَ‬ ‫َف ْعل َلَ‬ ‫تف َّع َلََ‬ ‫تفاع َلََ‬ ‫فاع َلََ‬ ‫ف َّع َلََ‬ ‫َف َع َلَ‬ ‫َف َع َلَ‬ ‫َف َع َلَ‬ ‫‪PELAKU‬‬
‫َْ‬ ‫ََْ‬ ‫ََْ‬ ‫َ َْ‬ ‫ُْ‬ ‫َُ‬ ‫َََ‬ ‫َََ َ‬ ‫َُ‬ ‫َُ‬ ‫َْ‬ ‫َْ‬ ‫َْ‬
‫يف َعلَ‬ ‫ل‬
‫ينف ِع َُ‬ ‫ل‬
‫يفت ِع َُ‬ ‫ل‬
‫ي ْستف ِع َُ‬ ‫لََ‬
‫يف ِع َُ‬ ‫ل‬
‫يف ْع ِل َُ‬ ‫يتف َّع َُ‬
‫ل‬ ‫يتفاع َُ‬
‫ل‬ ‫ل‬
‫يف ِاع َُ‬ ‫يف ِّع َُ‬
‫ل‬ ‫يف ُع َُ‬
‫ل‬ ‫ل‬
‫يف ِع َُ‬ ‫يف َع َُ‬
‫ل‬

‫ْ‬ ‫َْ‬ ‫َْ‬ ‫َْ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬ ‫ُا ْف ُع ْلَ َف ِّع ْلَ َفاع ْلَ َت َف َ‬ ‫ْ‬ ‫َْ َ‬
‫ِاف َعلَ‬ ‫ِانف ِع ْلَ‬ ‫َ ِافت ِع ْلَ‬ ‫َ ِا ْستف ِع ْلَ‬ ‫َاف ِع ْلَ‬ ‫اع ْلَ تف َّع ْلَ ف ْع ِل ْلَ‬ ‫ِ‬ ‫ِاف َع ْلَ‬
‫تَ ِا ْف َعلَْ‬ ‫أن‬
‫ْ َّ‬ ‫َْ َ‬ ‫َْ َ‬ ‫َْ َ‬ ‫َْ َ‬ ‫َ َ‬ ‫ََ َ‬ ‫ََ ََ‬ ‫َ َ‬ ‫َ َ‬ ‫ُْ َ‬ ‫ْ َ‬ ‫ََْ‬ ‫َ‬ ‫َْ ُ‬
‫ِاف َعلَ‬ ‫ِانف ِعلَ‬ ‫ل‬
‫َ ِافت ِع َ‬ ‫َ ِا ْستف ِعلَ‬ ‫َاف ِعلَ‬ ‫اعلَ تف َّعلَ ف ْع ِللَ‬ ‫اف ُعلَ ف ِّعلَ ف ِاعلَ تف‬ ‫ِاف َعلَ‬
‫أنت َماَ ِافعلَ‬
‫ْ ُّ‬ ‫َْ ُ‬ ‫َْ ُ‬ ‫َْ ُ‬ ‫َْ ُ‬ ‫َ ُ‬ ‫ََ ُ‬ ‫ََ َُ‬ ‫َ ُ‬ ‫َ ُ‬ ‫ُْ ُ‬ ‫ْ ُ‬
‫ِاف َعل ْواَ‬ ‫ِانف ِعل ْواَ‬ ‫َ ِافت ِعل ْواَ‬ ‫َ ِا ْستف ِعل ْوا‬ ‫َاف ِعل ْواَ‬ ‫اعل ْوا تف َّعل ْواَ ف ْع ِلل ْواَ‬ ‫اف ُعل ْواَ ف ِّعل ْواَ ف ِاعل ْوا تف‬ ‫ِاف َعل ْواَ‬
‫َأ ْن ُت ْمَ ِا ْف َع ُلواَْ‬
‫ْ ِّ‬ ‫َْ‬ ‫َْ‬ ‫َْ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬ ‫ُا ْف ُعّلَ َف ِّعّلَ َفاعّلَ َت َف َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َْ‬
‫ِاف َعّلَ‬ ‫ِانف ِع ِّلَ‬ ‫َ ِافت ِع ِّلَ‬ ‫َ ِا ْستف ِع ِّلَ‬ ‫َاف ِع ِّلَ‬ ‫اع ِّلَ تف َّع ِّلَ ف ْع ِل ِّلَ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِاف َع ِّلَ‬
‫أن ِتَ ِافع ِّلَ‬
‫ْ َّ‬ ‫َْ َ‬ ‫َْ َ‬ ‫َْ َ‬ ‫َْ َ‬ ‫َ َ‬ ‫ََ َ‬ ‫ََ ََ‬ ‫َ َ‬ ‫َ َ‬ ‫ُْ َ‬ ‫ْ َ‬ ‫ْ َ‬ ‫َْ ُ‬
‫ِاف َعلَ‬ ‫ِانف ِعلَ‬ ‫ل‬
‫َ ِافت ِع َ‬ ‫َ ِا ْستف ِعلَ‬ ‫َاف ِعلَ‬ ‫اعلَ تف َّعلَ ف ْع ِللَ‬ ‫اف ُعلَ ف ِّعلَ ف ِاعلَ تف‬ ‫ِاف َعلَ‬
‫أنت ََماَ ِاف َعلَ‬
‫نَ‬ ‫ْ َُْ‬ ‫نَ‬ ‫َْ ْ‬ ‫نَ‬ ‫َْ ْ‬ ‫نَ‬ ‫ْ َْ ْ‬ ‫نَ‬ ‫َْ ْ‬ ‫نَ‬ ‫ُ ْ ُ ْ َ َ ِّ ْ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َّ ْ َ َ ْ ْ‬ ‫َْْ َ َْْ‬ ‫َّ‬ ‫ُ‬ ‫َْ ُ‬
‫ِافعلل َ‬ ‫ِانف ِعل َ‬ ‫َ ِافت ِعل َ‬ ‫َ ِاستف ِعل َ‬ ‫َاف ِعل َ‬ ‫ن فع ِلل َ‬ ‫ن تفعل َ‬ ‫ن ف ِاعلنَ تفاعل َ‬ ‫افعلنَ فعل َ‬ ‫نَ‬
‫ن ِافعل َ‬
‫أنتَ ِافعل َ‬

Anda mungkin juga menyukai