Anda di halaman 1dari 2

Cerpen

Anggota Kelompok:

-Jessie 9C/8

-Shirley 9C/9

-Justin 9C/10

Pada suatu hari saat matahari hampir tenggelam tinggallah kakak beradik yang ditinggalkan oleh orang
tuanya karena kecelakaan mobil saat menuju pulang ke rumah. Dia bukan orang yang berada. Dia harus
banting tulang untuk menafkahi adiknya dan untuk membiayai sekolah adiknya. Dia bekerja sebagai
penjual minuman.Dia sangat menyayangi adiknya. Sebentar lagi adiknya akan berulang tahun. dia ulang
tahun umur ke 8. Tetapi dia ingin sekali dibelikan kue ulang tahun ,tetapi kakaknya tidak memiliki uang.
Dia ingin sekali membahagiakan adiknya itu yang sebentar lagi akan berulang tahun.

Di suatu tempat yang jauh dari hiruk pikuk dunia banyak menyimpan kesedihan bagi seorang anak
yang masih dibilang remaja, ia hidup sebatang kara, hanya bersaudarakan gubuk kecil dan adik kecil
peningggalan orang tuanya yang telah lama tiada. Sehari-hari ia adalah tulang punggung bagi adiknya,
dengan berjualan kue-kue yang ia pelajari dulu ketika ibunya masih hidup bersamanya. Lebih banyak
duka daripada suka, setiap hari ia menelan pahitnya hidup, di saat semua anak-anak diusianya masih
bermain di lapangan sambil memakan es krim yang dibelikan orang tuanya, tetapi dia justru berdagang
minuman,menghampiri setiap rumah untuk menawarkan jualannya. Sophie namanya, sedangkan
adiknya bernama anna, adiknya masih sekolah di sekolah dasar,ia berumur 7 tahun, Sophie terpaksa
harus berhenti sekolah sejak bersekolah di menengah pertama. Ia tidak lagi melanjutkan sekolahnya
karena ketidak mampuan ia membayar uang sekolah. Cuma satu yang Sophie punya yaitu semangat
untuk hidup ia merasa adiknya adalah satu satunya harta yang paling beharga di dunia ini. Ia menjadi
anak yang rajin dalam segala hal, selain menjual minuman, iya sering membantu tetangganya untuk
melakukan pekerjaan rumah tangga, banyak orang yang ingin mengasihaninya dengan memberinya
uang tetapi tetap saja dia menolak, karena ibunya mengajarkan jangan sampai dikasihani orang, kita
harus hidup di kaki sendiri dan jangan sampai terlalu berhutang budi karena sulit membalasnya. Orang-
orang pun mengerti akan nasibnya dan jalan yang sudah ia pilih, maka dari itulah dengan
memperkerjakannya sesuai dengan kemampuan yang ia miliki itu bisa membuat ia merasa tidak
dikasihani. Dunia mengujinya berulang kali dengan nasib yang tak kunjung berubah, hidup masih susah
tapi ia enggan untuk pasrah.

‌ Adiknya juga orang yang penyabar, tidak banyak maunya, tidak selalu menuntut sesuatu yang
menurutnya menyusahkan kakaknya. namun pada suatu ketika datanglah hari di mana adiknya genap
berusia 8 tahun, adiknya meminta yang tidak pernah dibayangkan oleh kakanya yaitu kue ulang tahun
yang sering dimakan teman-temannya saat berulang tahun. Sophie duduk termenung, memikirkan
bagaimana cara ia mendapatkan uang sebanyak itu yang pada masanya kue ulang tahun hanya mampu
dibeli oleh orang-orang yang berkelebihan uang. Ia ingin sekali melihat adiknya tersenyum bahagia
dengan kue ulang tahunnya, untuk makan sehari-hari saja sulitnya tiada tara, pendapatan Sophie pas-
pasan hanya mampu membeli tahu, tempe dan beras untuk dua kali makan mereka berdua sehari,
belum lagi dengan sisa pendapatannya yang harus ia sisihkan untuk membeli bahan-bahan untuk
membuat minuman. Ia mulai berpikir apakah hidup ini memang seperti ini? Selalu mengujinya tanpa ada
kata jeda. Sophie lalu bekerja lebih keras dari biasanya, dengan berdagang hingga ke desa seberang,
bekerja dengan dua atau tiga rumah untuk membersihkan rumah. Pada suatu hari di saat ia sedang
berjualan ke desa seberang ia mendapat kabar bahwa adiknya mengalami kecelakaan,"Sophie ada kabar
buruk untukmu, adikmu mengalami kecelakaan dan saat ini sedang dibawa kerumah sakit"apaaaaaa,
adikku kecelakaan baiklah aku akan segera ke rumah sakit" secepat kilat ia berlari menuju rumah sakit
tempat adiknya dibawa. Matanya kosong melihat adiknya terbaring dengan banyak darah di kepalanya.
Adiknya tak kunjung sadar ketika sudah satu hari di rumah sakit, ia bingung bagaimana cara membayar
uang rumah sakit, untungnya tetangganya mengadakan penggalangan dana untuk membayar perawatan
rumah sakitnya, mau tidak mau kali ini ia harus berhutang budi dengan orang-orang, tetapi pada saat itu
juga adiknya sedang berulang tahun,kemudian dia langsung pergi sebentar keluar mencari kue ulang
tahun yang diinginkan adiknya berharap adiknya akan bangun ketika ada kue ulang tahun di sampingnya
dengan membelanjakan seluruh uang yang ia punya. Lalu ia kembali ke rumah sakit,"ada apa ini kenapa
ramai sekali"adikmu telah meninggal dunia" ia kaget sudah banyak orang di depan kamar adiknya di
rawat. Kali ini dunia benar-benar telah menghancurkan hatinya 100 kali lipat dari biasanya, adiknya
dinyatakan telah meninggal, karena diagnosis tempurung kepalanya retak dan mengalami geger otak
parah sehingga mengalami koma dan saat ini benar benar sudah tidak bisa lagi diselamatkan, adiknya
sudah menghembuskan nafas terakhir dengan senyuman di bibirnya. Sophie menangis tiada hentinya,
mengutuk keadaan, memarahi orang yang telah menabrak lari adiknya, tak terbendung lagi tangisan
hatinya, hingga kue ulang tahun yang dibawanya pun jatuh. Sebuah keinginan terakhir adiknya yang tak
mampu ia wujudkan. Sophie tertidur karena lelah menangis. Adiknya sudah pergi, uang merupakan
harta terakhir yang ia punya, semua sudah tak ada lagi yang tersisa dan sekarang benar-benar hidup
sebatang kara.

Sophie terbangun dari tidurnya, dengan posisi duduk dan di depanya ada sebuah laptop yang menyala
bertuliskan selamat ulang tahun Anna yang ke 20. Ia terus memimpikan kisah ia dan adiknya tepat
sebelum adiknya meninggal ,saat bertepatan dengan ulang tahun adiknya yang telah tiada ia ingat betul
saat adiknya meminta kue ulang tahun sebagai hadiah ulang tahun. Sophie sudah dewasa sekarang. Ia
bekerja di salah satu perusahaan es krim terbesar di Indonesia ia tak ingin lagi ada orang yang
mengalami hal yang sama sepertinya, ia pun memberi harga murah kepada es krim yang ia produksi,
agar bisa menjangkau setiap kalangan masyarakat. Kenangan adiknya tidak pernah ia lupakan. Ia rasa
adiknya masih hidup di dalam hatinya yang terdalam.

Anda mungkin juga menyukai