0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang asas-asas hukum acara pidana dan urutan sidang peradilan pidana di Indonesia. Beberapa asas penting meliputi legalitas, persamaan di depan hukum, peradilan cepat dan murah, serta objektivitas. Urutan sidang meliputi pemeriksaan identitas, pembacaan dakwaan, replik, duplik, pembuktian, pledoi, hingga pengucapan vonis. Dokumen juga menjelaskan tentang jenis
Dokumen tersebut membahas tentang asas-asas hukum acara pidana dan urutan sidang peradilan pidana di Indonesia. Beberapa asas penting meliputi legalitas, persamaan di depan hukum, peradilan cepat dan murah, serta objektivitas. Urutan sidang meliputi pemeriksaan identitas, pembacaan dakwaan, replik, duplik, pembuktian, pledoi, hingga pengucapan vonis. Dokumen juga menjelaskan tentang jenis
Dokumen tersebut membahas tentang asas-asas hukum acara pidana dan urutan sidang peradilan pidana di Indonesia. Beberapa asas penting meliputi legalitas, persamaan di depan hukum, peradilan cepat dan murah, serta objektivitas. Urutan sidang meliputi pemeriksaan identitas, pembacaan dakwaan, replik, duplik, pembuktian, pledoi, hingga pengucapan vonis. Dokumen juga menjelaskan tentang jenis
1. Asas legalitas 2. Asas Equality before the law 3. Asas perdilan cepat, sederhana,, dan biaya ringan 4. Asas fertial (objektif) memberikan kesempatan yang sama 5. Peradilan terbuka untuk umum 6. Siding peradilan secara langsung dan lisan 7. Asas Aquisatoir (pelaku sebagai objek dan subjek) 8. Peradilan dilakukan oleh Hakim, karena jabatannya tetap 9. Penangkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan Saksi fakta : yang melihat, medengar, merasakan Saksi “katanya” : testimonium de audith Saksi ahli : saksi yang menerangkan dalil keilmuan, keahlian (setifikat) ex: forensic Urutan Sidang 1. Sidang 1 : Pemerikasaan identitas 2. Sidang 2 : Pembacaan dakwaan jaksa dari penuntut 3. Sidang 3 : Pembacaan eksepsi kompetensi relative (tempat yang menerima) 4. Sidang 4 : Replik/ tanggapan jaksa 5. Sidang 5 : Duplik/ tanggapan tersangka 6. Sidang 6 : Putusan sela : menolak/ menerima 7. Sidang 7 : Pembuktian jaksa (isi dakwaan) 8. Sidang 8 : Tuntutan : Saksi meringankan terdakwa 9. Sidang 9 : Pledoi/ pembelaan 10. Sidang 10 : Vonis Surat Kuasa : -Khusus identik dengan kuasa (tertulis) untuk sidang -Umum (bisa perwakilan) -Istimewa -Pelantara Surat Dakwaan : -Tunggal : disusun secara tunggal. Jika terdakwa (pencurian) melakukan 1kesepakatan -Alternatif : disebut dakwaan pilihan. Perbuatan ini dakwaan ragu -Subsider : yang terdiri dari 2 atau beberapa yang disusun berurutan (berturut2) dari tindak pidana terberat – teringan Primer : “adanya yang bilang gabungan “dakwaan sekaligus Kumulatif : yang disusun berupa rangkaian dari “beberapa dakwaan” atas kejahatan/ pelanggaran Perasangka adalah kesimpulan yang oleh UU/ Hakim ditarik dari satu peristiwa yang diketahui umum ke arah suatu peristiwa yang tidak terkenal Perasangka adalah alat bukti dari Huk. Acara Perdata, Pasal 164, HIR : 1. surat 2. Saksi 3. Perasangkaan 4. Pengakuan 5. Sumpah A. Syarat Formil 1. Diberi tanggal dan ditanda tangani oleh penunut umum 2. Berisi identitas terdakwa/ pra terdakwa yang meliputi -nama lengkap -tempat lahir -umur/ tanggal lahir -jenis kelamin -kebangsaan -tempat tinggal -agama -pekerjaan terdakwa B. Syarat Materil 1. Menyebutkan waktu dan temoat pidana dilakukan 2. Membuat uraian secara cermat, jelas dan lengkap Mengenai tindak pidana yang dilaksanakan a. uraian harus cermat b. uraian harus jelas c. uraian harus lengkap