Anda di halaman 1dari 3

Visi Masa Depan

Virtual Leadership Camp, 31 Agustus-1 september

SMA Global Islamic School

Rasulullah manusia paling mulia Muhammad Shalullahu alaihi wassalam seringkali menyendiri di Gua
Hiro, merenungi dan memikirkan keadaan masyarakat quraisy yang hidup dalam kejahiliyahan,
penyembahan terhadap berhala, para orang kaya menindas orang miskin, perjinahan, minum khamar,
membunuh bahkan anak-anak mereka sendiri. Rasulullah mencari jawaban kenapa kaumnya melakukan
hal-hal yang bertentangan dengan nuraninya.

Sang Farouq Umar bin Khatab amirul muslimin setiap malam berkeliling menemui rakyatnya, khawatir
ada rakyatnya yang mengalami kesulitan, dia mengangkat sendiri karung gandum untuk diberikan
kepada rakyatnya yang dia temui menangis kelaparan.

Khalifah Umar bin Abdul Aziz rela meninggalkan istananya, merelakan seluruh hartanya untuk
digunakan sepenuhnya kepentingan rakyatnya, sering menangis jika mengingat bahwa dia adalah
seorang pemimpin yang akan bertanggung jawab terhadap apapun yang terjadi di negerinya, bekerja
keras siang malam mensejahterakan rakyatnya yang bukan hanya manusia namun juga mahluk lainnya,
yang dengan pengorbanannya seluruh rakyatnya menjadi sejahter bahkan seekor serigala tidak lagi
mencari domba sebagai mangsanya, karena sudah diberikan jatah makan oleh Negara.

Sholahudin al Ayyubi Sang Pembebas Baitul Maqdis ketika belajar tentang hadist yang biasa kita
ucapkan saat akan bepergian

Ketika membaca doa ini maka disunahkan untuk tersenyum seraya menatap langit, namun Sholahudin al
Ayyubi tidak tersenyum saat membacanya, gurunya bertanya “Mengapa engkau tidak tersenyum”?,
Sholahudin menjawab, “Bagaimana aku bisa tersenyum ketika Baitul Maqdis masih berada dalam
kekuasaan kaum Salibis.”

Sultan Mehmed II, Muhammad Al Fatih penjebol keangkuhan benteng konstantinopel, sejak muda
senantiasa berfikir keras, belajar, mendalami ilmu, merencakan langkah, menempa diri, mengumpulkan
pasukan terbaik, disetiap detik hidupnya dilakukan untuk bagaimana mewujudkan bisyarah Rasulullah,
mewujudkan visi Rasulullah yang 8 abad lalu disampaikan junjungannya itu, membebaskan
konstantinopel dari kekuasaan Romawi, setelah 800 tahun namanya tercatat dengan tinta emas, terpatri
oleh zaman sebagai pemimpin terbaik dari pasukan terbaik, sesuai hadist Rasulullah.

Pangeran Diponegoro, pewaris tahta kesultanan Jogjakarta, hidup sebagai bangsawan yang dihormati,
lebih memilih sering menyendiri di Goa Selarong, bertafakur, berkhalwat bersama Rabbnya memikirkan
keadaan negeri, kehidupan keraton dan rakyatnya, kesultanan yang sudah dipenuhi dan dikuasai para
bangsawan yang tidak peduli kepada rakyatnya, hidup bermewahan, kesewenang-wenangan merajalela,
hanya mementingkan diri sendiri, menjerat rakyat dengan pajak, korupsi, bertindak tidak adil, zalim
serta berpihak pada kolonial. Beliau mengobarkan semangat perlawanan kepada kezaliman dan
ketidakadilan kepada keserakahan kolonial dan para penghianat negerinya, mempersatukan rakyat,
santri dan bangsawan hingga perjuangannya tercatat menjadi tonggak awal perjuangan kemerdekaan
Bangsa Indonesia hingga memperoleh kemerdekaannya.
*…………………………………………seorang pemimpin yang senantiasa peduli dan adil terhadap apa yang
dilakukannya, memiliki visi, perhitungan dan rencana yang baik yang didasari ilmu pengetahuan dan
pengalaman dalam menyelesaikan masalah bagi pribadinya, masyarakar di sekitarnya, lingkungan yang
menjadi tempat hidupnya, tanah air nya dimana dia dilahirkan dan dibesarkan dan bagi agamanya
dimana seorang akan mempertanggungjawabkan setiap apa yang dia lakukan di hadapan Allah
Subhanawataala Sang Khaliq, Rabb alam semesta.

Bagaimana dan seperti apakah diri Anda serta peran apa yang Anda dapat lakukan, uraikan pendapat
Anda dalam bagan berikut!!

Saat Ini
Untuk Pribadi Untuk Masyarakat Untuk Lingkungan Untuk Bangsa dan
Negara
Peran saya untuk diri Peran saya untuk Peran saya untuk Peran saya untuk
sendiri yaitu masyarakat yaitu lingkungan yaitu selalu Bangsa dan Negara
Mengutamakan ibadah, menjaga nama baik berproduktif dan yaitu mengabdikan diri
fokus untuk mencapai keluarga dan menghilangkan sikap untuk Indonesia serta
tujuan saya dan menanamkan sikap ketidak peduliaan. menanamkan sikap
senantiasa berbakti bersosilisasi terhadap cinta tanah air.
untuk orang tua. masyarakat.

5 tahun yang akan datang


Untuk Pribadi Untuk Masyarakat Untuk Lingkungan Untuk Bangsa dan
Negara
Peran saya untuk diri Peran saya untuk Peran saya untuk Peran saya untuk
sendiri 5 tahun yang masyarakat 5 tahun lingkungan 5 tahun Bangsa dan Negara 5
akan datang yaitu yang akan datang yang akan datang yaitu tahun yaitu
Menekuni Bidang Studi yaitu selalu menciptakan inovasi mengharumkan nama
saya dengan sungguh - memberikan contoh baru agar berguna Indonesia dengan
sunggu, serta lulus yang baik dengan untuk lingkungan berperstasi di luar
dengan hasil maksimal. mematuhi peraturan – sekitar. negeri.
peraturan yang ada.

15 tahun yang akan datang


Untuk Pribadi Untuk Masyarakat Untuk Lingkungan Untuk Bangsa dan
Negara
Peran saya untuk diri Peran saya untuk Peran saya untuk Peran saya untuk
sendiri 15 tahun yang masyarakat 15 tahun lingkungan 15 tahun Bangsa dan Negara 15
akan datang yaitu dapat yang akan datang yang akan datang yaitu tahun yaitu
berkerja dengan yaitu dapat Dapat menciptakan mengabdikan diri
optimal, agar dapat menciptakan lapangan lingkungan yang sehat, sebagai kedokteran
membahagiakan orang kerja, agar masyarakat sehingga dapat yang adil dan
tua. yang susah mengurangi pergaulan bermartabat terhadap
mendapatkan bebas di lingkungan. bangsa
lapangan kerja dapat
berkontribusi.

25 tahun yang akan datang


Untuk Pribadi Untuk Masyarakat Untuk Lingkungan Untuk Bangsa dan
Negara
Peran saya untuk diri Peran saya untuk Peran saya untuk Peran saya untuk
sendiri 25 tahun yang masyarakat 25 tahun lingkungan 25 tahun Bangsa dan Negara 25
akan datang yaitu dapat yang akan datang yang akan datang yaitu tahun yang akan
menjadi orang tua yang yaitu dapat menjadi dapat menyeleksi datang yaitu dapat
baik untuk anak - orang yang berguna pergaulan yang baik memberikan contoh
anaknya dalam dan peduli terhadap dan buruk di kepada generasi yang
membimbingnya untuk sesama. lingkungan saya. akan datang, tentang
masa depan yang akan cara meghormati
datang. negara Indonesia.

*Sulthan Hauzan Mar’ie Ramadhan 11 MIPA 2

Anda mungkin juga menyukai