PENDAHULUAN
Direktur Utama
Manager
Kepala
Logpond
Kepala
Kepala Proyek acounting
Operasional
Tenaga
Tenaga terampil Tenaga Umum
Administrasi
a. Tipe Iklim
No Komponen &
Kondisi
Sub- Parameter Kondisi Habitat
Penutupan
Komponen Lingkungan (Basah/Kering)
Lahan
Lingkungan
A Fisik - Kimia
Suhu Udara Hutan
Kering
1 mikro Kerapatan jarang
Ikli Mikro Kelembapan Hutan
Kering
Udara Mikro Kerapatan jarang
b. Curah Hujan
Curah hujan pada stasiun pengamatan curah hujan terdekat adalah
3.490 mm, dengan Hari hujan 234 hari.
d. Topografi
Berdasarkan peta dan hasil pengukuran dilapangan bahwa keadaan
topografi di aeral logpond adalah relatif datar (0-8 %) dan walaupun
ada sebagian kecil bergelombang ringan (8-15%) atau landai.
e. Geologi
Berdasarkan peta geologi bahwa areal logpond dan sekitarnya areal
PT. Kaarya Delta Permai tersusun dari batuan granit, batu lumpur
dan serpih.
3. pH
Berdasarkan hasil pengujian Laboratorium menunjukan bahwa
semua pH air di lokasi pengambilan sampel di bawah baku mutu
minimum yang dipersyaratkan yaitu 6 hal ini kemungkinan besar
disebabkan bahwa sebagian besar tanah di wilayah Kalimantan
Tengah merupakan jenis tanah yang memiliki pH rendah (bersifat
asam). pH pada titik pemantauan rata-rata dibawah standar yaitu
5,5. Di kabupaten Murung Raya terdapat pH rendah pada
beberapa anak sungai, artinya memang sesuai kondisi alaminya.
Pada prinsipnya keadaan pH rendah menyebabkan beberapa logam
terlarut, sehingga perlu dipertahankan sesuai baku mutu yang
ditetapkan pada PP 82 Tahun 2001.
6. NH3
Amonia adalah gas nitrogen yang bersifat toksik. Amonifikasi
nitrogen organik untuk menghasilkan amonia selam proses
dekomposisi bahan organik. Proses ini banyak dilakukan oleh
bakteri dan jamur. Autolisis (pecahnya) sel dan ekskresi amonia
oleh zooplankton dan ikan juga berperan sebagai pemasok amonia
(Effendi, 2000). Kadar amonia pada perairan bebas yang tidak
7. Besi (Fe)
Konsentrasi Besi (Fe) pada perairan dengan kadar oksigen tinggi
biasanya jarang melebihi 0,3 mg/l (Rump and Krist, 1992). Kadar
Besi (Fe) pada perairan alami berkisar antar 0,05-0,2 mg/l (Boyd,
1988). Kadar Besi (Fe) diatas 1,0 mg/l dianggap dapat
membahayakan kehidupan organisme (Moore, 1991). Air untuk
peruntukkan air minum sebaiknya kadar Besi (Fe) lebih kecil dari
0,3 mg/l (Sawyer and McCarty, 1978). Di masing-masing lokasi
pengambilan sampel diketahui bahwa nilai Besi (Fe) cukup tinggi
yang disebabkan oleh aktifitas penambangan yang cukup tinggi,
dan secara faktual kondisi tanah di wilayah Kab. Murung Raya
mengandung unsur Fe yang cukup tinggi. Nilai Fe pada lokasi
sampling yaitu 0,48 mg/l. Dengan banyaknya aktifitas
pembukaan lahan menyebabkan pencucian Fe oleh air hujan
sehingga terbawa ke badan air. Kondisi pH air yang rendah juga
menyebabkan Fe dan logam lainnya mudah terlarut.
8. Mn
Mangan (Mn) adalah kation logam yang dalam perairan berada
dalam bentuk Mn2+ dan Mn4+ (Effendi, 2000). Di perairan dengan
kondisi anaerob akibat tingginya dekomposisi bahan organik Mn 4+
dalam senyawa mangan oksida mengalami reduksi menjadi Mn 2+
yang bersifat larut dalam air.(Cole,1998). Kadar mangan pada
perairan alami berada sekitar 0,2 mg/l. Perairan asam dapat
mengandung mangan antara 10-150 mg/l (McNeely et al, 1979).
Kadar mangan pada perairan tawar sangat bervariasi antara 0,002
9. SO4
Kadar Sulfat (SO4) pada perairan tawar adalah sekitar 1% dari
kadar sulfat air laut yang bisa lebih dari 2,7 mg/l. Dalam perairan
yang diperuntukkan bagi keperluan air minum, sebaiknya tidak
terdapat senyawa Na2SO4 dan MgSO4. kadar sulfat pada perairan
tawar alami sekitar 2-80 mg/l (Rump and Krist, 1992). Air minum
sebaiknya tidak memiliki kadar sulfat yang melebihi 400 mg/l
(WHO, 1984) kadar sulfat yang melebihi 500 mg/l dapat
mengakibatkan gangguan pada sistem pencernaan. Kadar Sulfat
(SO4) pada perairan di lokasi pengambilan sampel 15,5 mg/l.
Berdasarkan hasil pengujian Laboratorium menunjukan bahwa
Kadar Sulfat (SO4) di lokasi pengambilan sampel masih dibawah
baku mutu yang dipersyaratkan.
10. PO4
Fosfat merupakan salah satu ion indikator kesuburan perairan.
Kelebihan senyawa ini dapat menyebabkan peledakan populasi
fitoplankton, yang merupakan salah satu bentuk pencemaran
organik. Di perairan kadar fosfat sebaiknya tidak melebihi 0,2
mg/l. Konsentrasi fosfat di lokasi pengambilan sampel rata-rata
tinggi dan melebihi baku mutu. Berdasarkan Lampiran Peraturan
Pemerintah nomor 82 tahun 2001 bahwa baku mutu air kelas II
konsentarsi Fosfat adalah sebesar 0,2 mg/l. Keadaan ini
disebabkan oleh tingginya unsur hara yang tinggi pada badan air
secara alami, dan aktifitas masyarakat disekitar sungai cukup
11. NO2
Diperairan alami, nitrit (NO2) biasanya ditemukan dalam jumlah
yang sangat sedikit dari pada nitrat, karena bersifat tidak stabil
dengan keberadaan oksigen. Nitrit merupakan bentuk peralihan
(intermediate) antara amonia dan nitrit dan antara nitrat dan gas
nitrogen.
12. NO3
Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan
merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae.
Nitrat nitrogen sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil.
Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa-
senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi yang merupakan proses
oksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang
penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob.
a. Flora /vegetasi
b. Fauna
- Tahap Konstruksi
a. Penerimaan Tenaga kerja proyek
1. Sumber dampak : penerimaan tenaga kerja
2. Jenis dampak : dampak sosial, kecemburuan dan keresahan
masyarakat sekitar.
3. Besaran dampak : masyarakat desa Muara Bumban.
b. Mobilisasi Peralatan dan Logistik
1. Sumber dampak : mobilisasi atau pengangkutan alat dan
material.
2. Jenis dampak : Penurunan kualitas udara dan kebisingan.
3. Besaran dampak : meningkatnya pulutan dan kebisingan
bagi masyarakat desa Muara Bumban.
- Tahap Operasional
a. Penerimaan Tenaga kerja operasional logpond.
1. Sumber dampak : penerimaan tenaga kerja.
2. Jenis dampak : dampak sosial, kecemburuan dan keresahan
masyarakat sekitar.
3. Besaran dampak : masyarakat desa Muara Bumban.
b. Operasional Logpond
1. Sumber dampak : bongkar muat kayu log, aktifitas bengkel
dan aktifitas domestik.
2. Jenis dampak : Penurunan kualitas udara, penurunan
kualitas air, peningkatan jumlah limbah B3 yang dihasilkan,
peningkatan limbah domestik, kebisingan, keamanan dan
sosial.
3. Besaran dampak : meningkatnya pulutan dan kebisingan
masyarakat desa Muara Bumban, lingkungan hidup,
mengganggu kehidupan flora dan fauna disekitar logpond.
- Tahap Prakonstruksi
a. Jenis dampak : dampak sosial pro dan kontra terhadap rencana
kegiatan pembangunan dan operasional logpond.
1). Upaya pengelolaan lingkungan : Memberikan sosialisasi,
berdiskusi dengan masyarakat, mengumpulkan tokoh adat
tokoh masyarakat, dan meminta saran serta massukan dari
masyarakat mengenai kegiatan pembangunan dan
operasional logpond.
2). Lokasi pengelolaan lingkungan : di kantor desa, dan areal
logpond.
3). Periode pengelolaan lingkungan : sebelum dan dalam proses
konstruksi.
- Tahap Konstruksi
a. Jenis dampak : dampak sosial, kecemburuan dan keresahan
masyarakat sekitar.
1). Upaya pengelolaan lingkungan : bekerja sama dengan pihak
aparat desa, kecamatan, dan memusyawarahkan
pelaksanaan pembebasan lahan.
2). Lokasi pengelolaan lingkungan : di kantor desa, dan areal
logpond.
3). Periode pengelolaan lingkungan : sebelum proses konstruksi.
- Tahap Prakonstruksi
a. Jenis dampak : dampak sosial pro dan kontra terhadap rencana
kegiatan pembangunan dan operasional logpond.
1). Upaya pemantauan lingkungan : menyebarkan isian pada
saat rapat lingkungan/Pertemuan di Desa, berkaitan dengan
keinginan masyarakat yang harus dipenuhi oleh
pemrakarsa. Minta masukan pada penyanding/pendamping
mengenai masalah yang ada terutama penetapan batas
proyek. Melihat kesesuaian ijin yang diterbitkan dengan
kenyataan yang ada di lapangan.
2). Lokasi pemantauan lingkungan : di kantor desa, dan areal
logpond.
3). Periode pemantauan lingkungan : sebelum dan dalam proses
konstruksi.
- Tahap Konstruksi
a. Jenis dampak : dampak sosial, kecemburuan dan keresahan
masyarakat sekitar.
1). Upaya pemantauan lingkungan : menyebarkan angket dan
form isian yang berkaitan dengan keinginan dan pemikiran
masyarakat setempat.
2). Lokasi pemantauan lingkungan : di kantor desa, dan areal
logpond.
3). Periode pemantauan lingkungan : selama proses konstruksi.
Penyiapan pembebasan masyarakat Memberikan Dikanto Sebelum berkunjung ke desa Desa Sebelum Pemrakarsa
lahan lahan desa Muara sosialisasi, r desa, dan terdekat terdekat dan dan aparat
Bumban berdiskusi dengan dan dalam dalam desa
dan areal masyarakat, areal proses proses kepolisian
seluas 4 Ha mengumpulkah logpond konstruk konstruks
tokoh adat tokoh si i
masyarakat, dan
meminta saran serta
massukan dari
masyarakat
mengenai kegiatan
pembangunan dan
operasional logpond
pembangun Penurunan manusia, melakukan kegiatan di areal selama pemantauan kualitas air di areal selama Pemrakarsa
an mess kualitas udara flora dan penyiraman secara logpond proses dengan pemriksaan fisik logpond proses
karyawan, dan fauna rutin pada daerah konstruk dan kimia ari, pengecekan konstruks Dinas
pembangun kebisingan, disekitar yang berpotensi si kesehatan serta pendataan i Lingkungan
an TPK Kegiatan ini kegiatan. menimbulkan debu, kesehatan masyarakat dan Hidup
antara, juga akan terutama pada saat pekerja serta mengamati
pembangun berdampak pekerjaan secara langsung dan
an bengkel, pada pembersihan lahan, meminta laporan dari
pembangun komponen galian dan pekerjaan masyarakat baik dalam
an tanki kualitas air struktur. Melakukan pertemuan formal maupun
BBM dan dengan penutupan pada non formal jika ada
pembangun meningkatnya material yang keluhan masyarakat
an gudang kekeruhan di diangkut ke lokasi sekitar akibat tingkat
logistik alur selokan proyek atau yang pencemaran udara yang
sehingga dapat sudah di lokasi melebihi batas toleransi
mengganggu proyek sehingga atau jika ada yang
kehidupan tidak ada mengalami gangguan
flora dan debu/partikel pernafasan akibat
fauna air di lainnya yang peningkatan polutan
lokasi proyek beterbangan, lumpur pencemar udara dan
dan atau tanah hasil kekeruhan air permukaan,
Pasca operasional
penyerahan dampak sosial, masyarakat bekerja sama dengan kantor selama memantau dan dan di kantor pasca Aparat desa
aset dan kecemburuan desa Muara pihak aparat desa, perwaki proses mengamati situasi di desa desa, dan operasion Kecamatan
fasilitas dan keresahan Bumban kecamatan, dan lan dan kegiatan dan lingkungan sekitar areal al
masyarakat memusyawarahkan desa pasca logpond
sekitar pelaksanaan setemp operasio
penyerahan aset dan at nal
fasilitas
demobilisas Penurunan meningkatn pengelolaan di areal pasca memantau lingkungan di jalan dan pasca Pemrakarsa
i dan kualitas ya pulutan dilaksanakan dengan logpond opersion sekitar areal opersional
pengangkut udara, dan mengatur jadwal dan al logpond Dinas
an logistik kebisingan, kebisingan demobilisasi bahan / jalan dan jalan Lingkungan
keamanan dan bagi material dan Hidup
sosial masyarakat peralatan, serta
desa Muara semua pekerja
Bumban, menggunakan APD
lingkungan (Alat Pelindung Diri)
sekitar dan bekerja sama
dengan pihak
keamanan setempat