Anda di halaman 1dari 2

Kamis 20 Agustus 2020, 15:17 WIB

Pemerintah Habiskan Rp90,45 Miliar untuk Bayar Buzzer

INDONESIA Corruption Watch (ICW) melaporkan pemerintah pusat telah mengeluarkan


anggaran belanja untuk influencer mencapai Rp90,45 miliar. Para influencer ini dibayar
untuk melakukan sosialisasi program-program pemerintah.

“Total anggaran belanja pemerintah pusat untuk aktivitas yang melibatkan influencer
mencapai Rp90,45 miliar,” kata Peneliti ICW Egi Primayoga dalam konferensi pers secara
virtual, Kamis (20/8). Egi mencontohkan dari pengunaan anggaran ini untuk sosialiasasi
penanganan covid-19. Presiden Jokowi bahkan sempat mengundang artis-artis ke istana dan
setelahnya para public figure ini ikut mensosialisasikan kebijakan pemerintah terkait covid-
19. Telah ditemukan 40 paket pengadaan dengan dua kata kunci yakni, “Influencer” dan
“Key Opinion Leader”. Menurutnya, anggaran untuk influencer semakin marak sejak tahun
2017.

Menurutnya, penggunaan influencer untuk mempromosikan kebijakan adalah hal yang wajar.
Namun, melihat anggarannya yang tinggi ICW menilai pemerintahan Jokowi ini terlalu
sering menggunakan jasa influencer. Pihaknya menghawatirkan karena penggunaan
influencer justru rawan misinformasi kebijakan. “Melakukan promosi melalui jasa influencer
di satu sisi tidak masalah tapi sisi lain gitu ya yang lainnya informasi yang disampaikan oleh
para investor tidak selalu tepat, tidak jarang justru menyebarkan informasi yang keliru atau
disinformasi,” kritiknya.

Selain itu, ICW pun menilai terlalu sering menggunakan jasa influencer akan menggiring
opini publik terlalu kuat. Sehingga hal-hal seperti ini dinilainya tidak sehat dalam negara
demokrasi seperti Indonesia. “Karena pertama dia bisa mengaburkan substansi kebijakan
yang telah disusun begitu dan pada ujungnya berakibat pada tertutupnya ruang percakapan
publik tentang kebijakan itu percakapan yang saya maksud disini,” jelasnya. Adapun ICW
memperoleh angka ini dari penelusuran aktivitas pengadaan barang dan jasa (PBJ)
pemerintah pusat. Informasi PBJ ini diperoleh dari penelusuran pada situs LPSE Kementerian
maupun Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK). (OL-4)

Sumber: https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/338091/pemerintah-habiskan-
rp9045-miliar-untuk-bayar-buzzer

Pertanyaan:
1. Apakah Anda setuju pemerintah menggunakan jasa buzzer dan influencer untuk
memberikan sosialisasi program-program pemerintah ke rakyat Indonesia?
2. Berikan penjelasan atas jawaban Anda tersebut

Jawab:

Dalam rangka membantu mensadarkan masyarakat Indonesia tentang


pentingnya mencegah penyebaran covid-19 pemerintah saat ini sudah tepat
menyarankan influencer sebagai media informasi untuk masyarakat terutama
pada zaman millennial saat ini dan saya setuju untuk adanya event atau rencana
tersebut, namun disisi lain anggaran yang cukup besar membuat saya curiga atas
dana yang terlalu besar. Karena disatu sisi pemerintah terlalu memaksa para
influencer untuk dapat berpartisipasi dan arti kata “ memaksa “ tersebut adalah
dengan cara memancing mereka dengan anggaran yang cukup besar.
Walaupun dampak influencer kepada masyarakat sangat mempengaruhi
dan dapat menggerakkan, namun ketika mereka dipaksa melakukan dikarenakan
anggaran yang besar maka sangat tidak etis dan manfaat terhadap anggaran
negara. Kemudian, saya memiliki solusi untuk masalah tersebut yaitu dengan
membatasi jumlah influencer yang sekiranya sangat dekat dengan masyarakat
dan mengerti kesehatan, dana tersebut dapat dialokasikan terhadap bantuan
sosial dipinggiran kota atau desa yang kekurangan supply masker atau alat-alat
protokol kesehatan, dan yang terakhir adalah dalam rangka mensadarkan
masyarakat pemerintah juga harus mengerti situasi masyarakat saat ini sebelum
membuat event atau program kerja tersebut.

Anda mungkin juga menyukai