Anda di halaman 1dari 42

STANDAR

PELAYANAN
UPTD RUMAH SAKIT MANEMBO
NEMBO TIPE C BITUNG
TAHUN 2022

BIDANG PELAYANAN MEDIK

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya BUKU STANDAR

PELAYANAN UPTD RUMAH SAKIT MANEMBO NEMBO TIPE C BITUNG. Buku ini sebagai acuan

dalam pelaksanaan penerapan Standar Pelayanan di UPTD RUMAH SAKIT MANEMBO NEMBO TIPE C

BITUNG sebagai penilaian kualitas pelayanan, sebagai komitmen atau janji dari pihak penyedia

pelayanan kepada pelanggan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas yaitu pelayanan yang cepat,

menyenangkan, tidak mengandung kesalahan, dan mengikuti proses serta prosedur yang telah

ditetapkan.

Dalam kegiatan penyusunan Buku Standar Pelayanan ini, tentunya banyak masukan dan konstribusi

dari berbagai pihak yang terkait maka pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar

besarnya.

Kami menyadari bahwa Buku Standar Pelayanan ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu

masukan dan saran kami harapkan agar buku Standar Pelayanan ini menjadi lebih baik dan juga akan

memberikan manfaat demi peningkatan pelayanan Rumah Sakit kedepannya.

Bitung, Maret 2022


Direktur,
UPTD Rumah Sakit Manembo
Nembo Tipe C Bitung

dr. Nicolas Chally Tirayoh, M.Kes


Pembina IV/a
NIP.198208232008021001

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................................................... i

Kata Pengantar................................................................................................................................. ii

Daftar Isi.......................................................................................................................................... iii

Tim Pendukung Penyusunan Standar Pelayanan............................................................................iv

SK Penetapan Maklumat .............................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................................... 1

B. Tujuan Pembuatan Standar Pelayanan......................................................................2

C. Langkah Kegiatan Penyusunan Standar Pelayanan..................................................2

D. Sistematika Standar Pelayanan..................................................................................4

BAB II STANDAR PELAYANAN UPTD RSUD MANEMBO NEMBO TIPE C BITUNG................5

A. Standar Pelayanan Pendaftaran Pasien Rawat Jalan.................................................5

B. Standar Pelayanan Pendaftaran Pasien Rawat Inap..................................................7

C. Standar Pelayanan Instalasi Rawat Jalan.................................................................10

D. Standar Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat.........................................................16

E. Standar Pelayanan Tindakan Pasien Operasi di Instalasi Bedah Sentral..................19

F. Standar Pelayanan Resep Di Instalasi Farmasi........................................................24

G. Standar Pelayanan Instalasi Radiologi......................................................................28

H. Standar Pelayanan Pemulasaraan Jenazah di Instalasi Forensik.............................36

I. Standar Pelayanan Rehabilitasi Medik......................................................................37

J. Standar Pelayanan Laboratorium ................................................................................

K. Standar Pelayanan Poli Medikolegal.............................................................................

BAB III PENUTUP........................................................................................................................ 59

iii
TIM PENDUKUNG PENYUSUNAN
STANDAR PELAYANAN
UPTD RUMAH SAKIT MANEMBO NEMBO TIPE C BITUNG
TAHUN 2022

iv
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA
DINAS KESEHATAN DAERAH
UPTD. RUMAH SAKIT MANEMBO-NEMBO TIPE C BITUNG
Jl. S.H. SarundajangKel. Manembo-nembo Tengah - Kec. Matuari
Telp./Fax 0438 – 38066, e-Mail: rsmn.bitung@gmail.com website: www.rsud.bitung.co.id 95545

KEPUTUSAN DIREKTUR
UPTD RUMAH SAKIT MANEMBO NEMBO TIPE C BITUNG
Nomor: 01/ /RS-MB/2022

TENTANG
STANDAR PELAYANAN
DI UPTD RUMAH SAKIT MANEMBO NEMBO TIPE C BITUNG

DIREKTUR UPTD RUMAH SAKIT MANEMBO NEMBO TIPE C BITUNG

Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan kepastian tentang hak, tanggung jawab, kewajiban dan
kewenangan seluruh pihak terkait dalam penyelenggaraan pelayanan publik di dan
dalam rangka mewujudkan system penyelenggaraan pelayanan di UPTD Rumah
Sakit Manembo Nembo tipe C Bitung yang baik, terpenuhinya hak – hak
masyarakat dalam memperoleh pelayanan publik secara optimal serta
mewujudkan partisipasi dan ketaatan masyarakat dalam meningkatkan kualitas
pelayanan publik, maka perlu ditetapkan standar pelayanan publik;
b. bahwa agar pelaksanaan standar pelayanan di lingkungan UPTD Rumah Sakit
Manembo Nembo tipe C Bitung dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelaksanaan standart
pelayanan di UPTD Rumah Sakit Manembo Nembo tipe C Bitung;
c. bahwa sehubungan dengan pernyataan pada butir a, b,tersebut diatas maka
dipandang perlu diatur dan ditetapkan dengan keputusan direktur UPTD Rumah
Sakit Manembo Nembo tipe C Bitung tentang standart Pelayanan;

Mengingat : 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
3. Undang - Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi Publik
4. Undang - Undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan.
5. Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5038);
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara RI
Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5357).
8. Permenpan RB No.15 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Publik
9. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/ 26
/M.PAN/2/2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam
Penyelenggaraan Pelayanan Publik;

v
Memutuskan

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG STANDAR PELAYANAN DI UPTD


RUMAH SAKIT MANEMBO NEMBO BITUNG TIPE C BITUNG

Kesatu : Kebijakan pelaksanaan standar pelayanan sebagai acuan dalam


penyelenggaraan pelayanan di UPTD Rumah Sakit Manembo Nembo tipe C
Bitung dengan mengutamakan keselamatan pasien dan kepuasaan sesuai
standar dan prosedur yang berlaku

Kedua : Kebijakan pelaksanaan standar pelayanan dilakukan secara konsisten pada


semua situasi dan lokasi di UPTD Rumah Sakit Manembo Nembo tipe C Bitung
sebagaimana di atur dalam lampiran kebijakan ini.

Ketiga : Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan
ditinjau kembali untuk diperbaiki sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Bitung
Pada tanggal : Maret 2022

Direktur
UPTD Rumah Sakit Manembo
Nembo Tipe C Bitung

dr. Nicolas Chally Tirayoh, M.Kes


Pembina IV/a
NIP.198208232008021001
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, bahwa setiap penyelenggara pelayanan public baik yang memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara langsung maupun tidak langsung wajib menyusun,
menetapkan, dan menerapkan Standar Pelayanan untuk setiap jenis pelayanan sebagai
tolak ukur dalam penyelenggaraan pelayanan di lingkungan masing-masing.
Standar Pelayanan merupakan tolak ukur penyelenggaraan pelayanan bagi pelaksana
dan pengguna layanan kepada masyarakat. Komponen ini menjadi acuan untuk mengukur
efektivitas pelayanan dan mengukur kepuasan pengguna layanan saat mengakses layanan
di unit publik. Tingkat kepuasan pengguna layanan itulah yang kemudian dijadikan bahan
masukan untuk terus membenahi penyelenggaraan pelayanan public agar lebih baik.
Perbaikan pelayanan harus selalu dilakukan seiring perkembangan kebutuhan pengguna
layanan dengan begitu kualitas penyelenggaraan pelayanan publik dapat berjalan dinamis
dan terus menunjukkan kualitasnya yang baik.
Pelayanan publik menjadi wacana menarik dewasa ini. Yang dibicarakan berkisar dari
meningkatnya kesadaran masyarakat akan hak-hak, semakin beragamnya produk pelayanan
yang diselenggarakan penyelenggara negara hingga derasnya arus pengawasan terhadap
proses penyelenggaran pelayanan publik. Tak pelak lagi, inilah salah satu perkembangan luar
biasa dalam dinamika pembangunan Republik Indonesia.
Dari sudut pandang penyelenggara pelayanan public ada keinginan memperkaya
ragam pelayanan publik guna memenuhi kebutuhan masyarakat pun tak lupa senantiasa
ditingkatkan kualitasnya. Berbagai upaya penyederhanaan prosedur pemangkasan waktu
pelayanan dan peningkatan efisiensi biaya pelayanan terus-menerus disempurnakan oleh
setiap unit penyelenggara. Peningkatan semangat melayani masyarakat juga dibarengi
dengan makin terbukanya pola pikir para penyelenggara dalam pelibatan masyarakat guna
merumuskan perbaikan proses pelayanan. Keterbukaan ini masih ditambah dengan
kesediaan menerima dan mengelola keluhan masyarakat yang merupakan umpan balik
penyempurnaan proses pelayanan publik.
UPTD Rumah Sakit Manembo Nembo Tipe C Bitung selaku penyelenggara pelayanan
publik perlu berjalan beriringan dalam proses perubahan tersebut. Tuntunan perbaikan
diberikan dengan upaya mengingatkan penyelenggara agar memperhatikan standar
pelayanan. Manakala ditemukan potensi kepatuhan rendah terhadap ketentuan mengenai
standar pelayanan perlu diberikan pengaruh agar para penyelenggara kembali kedalam
koridor yang seharusnya.
Dalam rangka melaksanakan fungsi RS sebagai pusat layanan masyarakat dan
mendorong peningkatan kualitas pelayanan publik, UPTD Rumah Sakit Manembo Nembo
Tipe C Bitung membuat buku tentang Standar Pelayanan UPTD Rumah Sakit Manembo
Nembo Tipe C Bitung sebagai acuan penerapan standar pelayanan public Rumah Sakit

1
B. Tujuan Pembuatan Standar Pelayanan
1. Untuk memberikan kepastian meningkatkan kualitas dan kinerja pelayanan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan selaras dengan kemampuan penyelenggara
sehingga mendapatkan kepercayaan masyarakat.
2. Untuk meningkatkan pemahaman terhadap pelaksana dan pengguna layanan bisa
mengetahui hak dan kewajiban atas pelayanan yang diberikan dan diterima.

C. Langkah – Langkah Kegiatan Penyusunan Standar Pelayanan


1. Penyusunan Rancangan Standar Pelayanan
Pada awal penyusunan Standar Pelayanan, organisasi penyelenggara pelayanan
memiliki kewajiban untuk menyusun Standar Pelayanan berupa Rancangan Standar
Pelayanan terlebih dahulu sebagai bahan diskusi dengan masyarakat.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penyusunan Rancangan Standar
Pelayanan adalah dengan cara melakukan Identifikasi Persyaratan, Identifikasi
Prosedur, Identifikasi Waktu, Identifikasi Biaya/Tarif, Identifikasi Produk Pelayanan,
Penanganan Pengelolaan Pengaduan dst
2. Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan Standar Pelayanan
Sebagaimana amanat dalam Pasal 20 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 bahwa
dalam penyusunan penetapan Standar Pelayanan Publik wajib dilakukan dengan
mengikutsertakan masyarakat dan pihak-pihak terkait.
Tujuan keikutsertaan masyarakat dalam forum pembahasan bersama adalah untuk
menyelaraskan kemampuan penyelenggara pelayanan dengan kebutuhan/kepentingan
masyarakat dan kondisi lingkungan guna mengefektifkan penyelenggaraan pelayanan
yang berkualitas.
Metode yang dapat digunakan dalam proses diskusi ini antara lain:
a. Diskusi Grup Terfokus(FocusedGroup Discussion)
Metode ini dipergunakan untuk melakukan pembahasan yang lebih mendalam
terhadap materi Rancangan Standar Pelayanan, bila dipandang perlu dengan
mengundang narasumber ahli yang terkait dengan jenis pelayanan yang dibahas.
b. Dengar Pendapat (Public Hearing)
Metode ini dipergunakan untuk melakukan penelusuran fakta-fakta yang dapat
mengungkap kepentingan khalayak ramai yang sesungguhnya. Cara ini dilakukan
dengan mengundang praktisi yang dipandang bisa mewakili publik untuk didengar
pendapatnya.
3. Penetapan Standar Pelayanan
Sebelum dilakukan penetapan Standar Pelayanan, penyelenggara wajib membuat Berita
Acara Pembahasan Standar Pelayanan. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembahasan
wajib turut serta memberikan tanda tangan. Standar Pelayanan yang telah disepakati
antara penyelenggara dan pengguna layanan kemudian ditetapkan oleh penyelenggara
pelayanan publik.

2
4. Penerapan Standar Pelayanan
Standar Pelayanan yang sudah ditetapkan tersebut, selanjutnya siap diterapkan oleh unit
pelayanan yang bersangkutan. Proses penerapan Standar Pelayanan ini dilakukan
dengan Internalisasi dan sosialisasi kepada pihak-pihak terkait.
Internalisasi diperlukan untuk memberikan pemahaman kepada seluruh jajaran
organisasi penyelenggara pelayanan. Sedangkan sosialisasi perlu dilakukan untuk
membangun pemahaman dan persamaan persepsi di lingkungan unit / satuan kerja
penyelenggara pelayanan. Proses internalisasi dan sosialisasi ini agar didokumentasikan
oleh penyelenggara.
5. Penetapan Maklumat Pelayanan
Sebelum menerapkan Standar Pelayanan, penyelenggara diwajibkan untuk menyusun
dan menetapkan Maklumat Pelayanan. Maklumat Pelayanan merupakan pernyataan
kesanggupan dan kewajiban penyelenggara untuk melaksanakan pelayanan sesuai
dengan Standar Pelayanan.
Hal-hal yang perlu dimuat dalam Maklumat Pelayanan adalah:
a. Pernyataan janji dan kesanggupan untuk melaksanakan pelayanan sesuai dengan
Standar Pelayanan.
b. Pernyataan memberikan pelayanan sesuai dengan kewajiban dan akan melakukan
perbaikan secara terus-menerus.
c. Pernyataan kesediaan untuk menerima sanksi, dan/atau memberikan kompensasi
apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai standar.
Maklumat Pelayanan yang telah disusun wajib dipublikasikan secara luas, jelas dan
terbuka kepada masyarakat melalui berbagai media yang mudah diakses oleh
masyarakat
6. Pemantauan dan Evaluasi
Pada prinsipnya proses pemantauan dan evaluasi ini dilakukan untuk melakukan
evaluasi kinerja pelayanan sebagai dasar perbaikan berkelanjutan. Dalam proses
pemantauan dilakukan penilaian apakah Standar Pelayanan yang sudah disusun dapat
dilaksanakan dengan baik, apa yang menjadi faktor kunci keberhasilan dan apa yang
menjadi faktor penghambat.
Metode yang dapat dipergunakan antara lain:
a. Analisis dokumen
b. Survei, wawancara, dan observasi. Survei dapat dilakukan dengan menggunakan
metode Survei Kepuasan Masyarakat (SKM)
c. Pengaduan pelayanan publik
Berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi yang dilakukan, penyelenggara pelayanan
dapat melakukan perbaikan untuk peningkatan kualitas pelayanan publik/inovasi secara
berkelanjutan (continuous improvement)

3
D. Sistematika Penulisan Standar Pelayanan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2014 Tentang Pedoman Standar
Pelayanan, bahwa komponen Standar Pelayanan harus memuat :
1. Komponen Standar Pelayanan yang terkait dengan proses penyampaian
pelayanan (service delivery) meliputi:
a. Persyaratan
b. Sistem, mekanisme,dan prosedur
c. Jangka waktu pelayanan
d. Biaya/tarif
e. Produk pelayanan
f. Penanganan pengaduan, saran dan masukan
2. Komponen Standar Pelayanan yang terkait dengan proses pengelolaan
pelayanandi internal organisasi(manufacturing) meliputi:
a. Dasar hukum
b. Sarana dan prasarana, dan/atau fasilitas
c. Kompetensi pelaksana
d. Pengawasan internal
e. Jumlah pelaksana
f. Jaminan pelayanan
g. Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan
h. Evaluasi kinerja pelaksana

Adapun Sistematika Penulisan Standar Pelayanan di UPTD Rumah Sakit Manembo


Nembo Tipe C Bitung adalah sebagai berikut :
1. Dasar Hukum
2. Persyaratan Pelayanan
3. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur
4. Jangka Waktu Penyelesaian
5. Biaya / tarif
6. Produk Pelayanan
7. Sarana, Prasrana dan /atau Fasilitas
8. Kompetensi Pelaksana
9. Pengawasan Internal
10. Penanganan Pengaduan Saran dan Masukan
11. Jumlah Pelaksana
12. Jaminan Pelayanan
13. Jaminan Keamanan dan Keselamatan Pelayanan
14. Evalasi Kinerja Pelaksana

55
A. Standar Pelayanan Pendaftaran Pasien
4 Rawat Jalan
NO KOMPONEN URAIAN
1 Dasar Hukum 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004
Tentang Sistem Jaminan Kesehatan Nasional.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011
Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan.
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan.
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah.
7. Peraturan Menteri kesehatan Nomor 56 tahun 2014 tentang
Klasifikasi dan perijinan rumah sakit.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun
2014 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam
Penyelenggaraaan Program Jaminan Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
2 Persyaratan A. Pasien Peserta BPJS
Pelayanan 1. Kartu berobat (bagi pasien lama)
2. Kartu identitas (KTP / SIM / Pasport)
3. Kartu BPJS
4. Rujukan dari FKTP / FKTRL / SKDP/RESUME MEDIS
5. Surat Eligibilitas Pelayanan.
B. Pasien Umum
1. Kartu Identitas Berobat
2. Kartu identitas (KTP/SIM/Pasport)
C. Pasien Jaminan Perusahaan
1. Kartu Identitas (KTP / SIM / Pasport)
2. Surat Pengantar jaminan dari Perusahaan
3. Rujukan dari klinik perusahaan/dokter setempat
3 Prosedur 1. Pasien mendaftar pada loket registrasi rawat jalan (bagi pasien
lama menunjukkan kartu berobat di RS-MN Bitung). Khusus pasien
peserta jaminan kesehatan BPJS menunjukkan surat rujukan dari
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
2. Pasien / keluarga pasien menunjukkan kartu berobat di loket untuk
pencarian berkas rekam medis pasien (untuk pasien lama) oleh
petugas rekam medik.
3. Pasien menuju ke poliklinik yang di maksud untuk menunggu
pelayanan.
4. Petugas rekam medik membawa berkas rekam medik pasien ke
poliklinik yang dimaksud.
5. Pasien dilayani setelah rekam medik dibawa ke poliklinik
6. Perawat atau Bidan / tenaga kesehatan lain melakukan skrining
pasien rawat jalan, apabila kondisi pasien membutuhkan
pelayanan darurat maka pasien akan dianjurkan ke IGD,
7. Perawat atau Bidan / tenaga kesehatan lain melakukan assesmen
awal dan didokumentasikannya dalam status perawat pasien rawat
jalan.
8. Perawat atau Bidan / tenaga kesehatan lain melakukan serah
terima pasien dengan DPJP / dokter jaga poliklinik.
9. DPJP / Dokter poliklinik melakukan assesmen.
10. Perawat atau bidan / tenaga kesehatan lain maupun DPJP
mendokumenasikan rencana, hasil dan evaluasi asuhan dalam
formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (perawat,
bidan memakai tinta warna biru, tenaga kesehatan lain
menggunakan tinta warna hijau, DPJP / dokter memakai tinta
warna hitam).

65
11. DPJP membuat rangkuman kesehatan (summmary list) dan rujuk
balik bagi pasien rujukan.
4 Waktu Pelayanan a. Senin - Jumat sesuai jadwal masing – masing poliklinik
b. Jam buka Loket :
Pukul 08.00 - Selesai
5 Jangka Waktu Kurang dari 60 menit pasien sudah mendapatkan pelayanan sesuai
Penyelesaian poliklnik yang dituju
6 Biaya / Tarif A. Pasien Peserta BPJS
Tanpa Biaya / dijamin oleh BPJS Kesehatan
B. Pasien Umum/Perusahaan/Asuransi
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 5 Tahun 2018
Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi
Sulawesi Utara Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Retribusi Daerah
7 Produk Layanan Pelayanan Pendaftaran pasien Rawat Jalan
8 Sarana 1. Counter Pendaftaran
prasarana/ 2. Ruang tunggu dilengkapi dengan televisi, AC, media edukasi
fasilitas 3. Komputer
4. Layar monitor
5. Printer
6. Sound System
7. Meja
8. Kursi
9. Jaringan internet
10. Printer ID Card
8 Kompetensi 1. Tenaga Rekam Medik
pelaksana 2. Sarjana
3. SMA yang sederajat dan Tenaga yang sudah terlatih
9 Pengawasan 1. Monitoring dan Evaluasi
Internal 2. Supervisi oleh Kepala Bidang Penunjang Medik dan Kepala Seksi
SIMRS
10 Penanganan 1. Email : rsmn.bitung@gmail.com
Pengaduan 2. Website :
3. Telepon : 0811 4389 100
4. SMS : 0811 4389 100
5. Ruang Pengaduan :
11 Jumlah pelaksana 9 orang, terdiri dari:
1. Menerima dan memverifikasi berkas 2 orang
2. Penerbit 5 orang
3. 2 (dua) orang menerima pendaftaran untuk pasien Umum /
Perusahaan / Asuransi

12 Jaminan Pelayanan diberikan dengan mengutamakan upaya peningkatan mutu


pelayanan dan keselamatan pasien
13 Jaminan 1. Data medis pasien dijaga kerahasiaannya
keamanan dan 2. Pelayanan mengutamakan keselamatan pasien
keselamatan 3. Pengawasan keamanan di rumah sakit dilakukan oleh
pelayanan petugas keamanan (satpam) RS
14 Evaluasi 1. Evaluasi penerapan standar pelayanan ini dilaksanakan minimal
kinerja 2 kali dalam setahun
pelayanan 2. Tindak lanjut hasil evaluasi yang direkomendasikan dilakukan
sebagai upaya untuk meningkatkan mutu dan keselamatan
pasien

6
B. Standar Pelayanan Pendaftaran Pasien Rawat Rawat Inap
NO KOMPONEN URAIAN
1 Dasar Hukum 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004
Tentang Sistem Jaminan Kesehatan Nasional.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011
Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan.
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan.
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah.
7. Peraturan Menteri kesehatan Nomor 56 tahun 2014 tentang
Klasifikasi dan perijinan rumah sakit.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun
2014 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam
Penyelenggaraaan Program Jaminan Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
2 Persyaratan A. Pasien Peserta BPJS
Pelayanan 1. Surat Pengantar Masuk Rumah Sakit /IGD
2. Kartu identitas berobat
3. Kartu identitas (KTP / SIM / Pasport)
4. Kartu BPJS
B. Pasien Umum
1. Surat Pengantar Masuk Rumah Sakit dari IGD/Poliklinik
2. Kartu Identitas Berobat
3. Kartu identitas ( KTP/SIM/Pasport)
C. Pasien Jaminan Perusahaan
Pasien Jaminan Perusahaan
1. Kartu Identitas (KTP / SIM / Pasport)
2. Surat Pengantar jaminan dari Perusahaan
3. Rujukan dari klinik perusahaan/dokter setempat

3 Prosedur 1. Menerima surat pengantar dirawat dari poliklinik atau yang


dibawa petugas atau pasien/keluarga pasie ke IGD
2. Pasien di arahkan pada ruangan pemeriksaan, untuk keluhan
kebidanan pasien diarahkan pada ruangan IRDO,
3. Keluarga pasien diarahkan untuk mendaftarkan kepemilikan
surat jaminan di ruangan admisi
4. Memperhatikan surat jaminan seperti BPJS, Jamsostek, jaminan
perusahaan’
5. Pasien lama/pasien yang sudah pernah berobat dilihat Kartu
Berobat pasien tersebut, apabila tidak dibawa dicari di komputer
untuk memastikan nomor rekam medis pasien lama
6. Pasien baru dibuatkan Kartu Berobat untuk menentukan nomor
rekam medis pasien tersebut.
7. Data pasien dapat diimput dengan KTP/ SIM pasien yang
bersangkutan atau melalui wawancara.
8. Entri data ke komputer kemudian print dan surat jaminan, surat
jaminan dirawat dikelas ditandatangani oleh pasien/walinya atau
yang menjamin.
9. Membuat berkas rekam medis pasien.
10. Menyerahkan berkas rekam medis pasien.
11. Petugas Admisi menjelaskan tarif ruangan kepada pasien /
keluargan.
12. Konfirmasi pertelepon ke petugas di ruang rawat inap yang
bersangkutan untuk memastikan tempat pasien dirawat.
13. Pasien di IGD yang tidak dirawat inap dan belum memiliki Kartu
berobat, dibuatkan Kartu berobat
14. Memberikan informasi kepada keluarga pasien yang bertanya
dimana ruang pasien dirawat

7
15. Perawat IGD/Bidan IRDO Melakukan konfirmasi dengan petugas
ruangan rawat inap bahwa pasien akan dipindahkan ke ruagan
perawatan
4 Waktu Pelayanan A. Tempat Penerimaan / Pendaftaran Pasien Rawat Inap
Admission IGD
a. Dinas Pagi : Pukul 07.30 s/d 14.00
b. Dinas Sore : Pukul 14.00 s/d 21.00
c. Dinas Malam : pukul 21.00 s/d 07.30
5 Biaya / Tarif A. Pasien Peserta BPJS
Tanpa Biaya / dijamin oleh BPJS Kesehatan
B. Pasien Umum/Perusahaan/Asuransi
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 5 Tahun 2018
Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi
Sulawesi Utara Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Retribusi Daerah
6 Produk Layanan Pelayanan Pendaftaran pasien Rawat Rawat Inap
7 Sarana prasarana/ 1.Counter Pendaftaran
fasilitas 2.Ruang tunggu
3.Komputer
4.Layar Monitor
5.Printer Epson
6.Meja
7.Kursi
8.Jaringan line internet
9.Printer
8 Kompetensi 1. Tenaga Rekam Medik
pelaksana 2. Diploma III
3. SMA yang sederajat dan Tenaga yang sudah terlatih
9 Pengawasan 1. Monitoring dan Evaluasi Supervisi oleh Kasubag Kepegawaian,
Internal Umum dan SDM
10 Penanganan 1. Email : rsmn.bitung@gmail.com
Pengaduan 2. Website :
3. Telepon : 0811 4389 100
4. SMS : 0811 4389 100
5. Ruang Pengaduan :
11 Jumlah pelaksana 10 orang, terdiri dari :
a. Shiff Pagi : 3 Orang
b. Shiff Sore : 2 Orang
c. Shiff Malam : 2 Orang
12 Jaminan pelayanan Pelayanan diberikan dengan mengutamakan upaya peningkatan
mutu dan keselamatan pasien
13 Jaminan 1. Data medis pasien dijaga kerahasiaannya
keamanan dan 2. Pelayanan mengutamakan keselamatan pasien
keselamatan 3. Pengawasan keamanan di rumah sakit dilakukan oleh petugas
pelayanan keamanan (satpam) RS
14 Evaluasi kinerja 1. Evaluasi penerapan standar pelayanan ini dilaksanakan
pelayanan minimal 2 kali dalam setahun
2. Tindak lanjut hasil evaluasi yang direkomendasikan dilakukan
sebagai upaya untuk meningkatkan mutu dan keselamatan
pasien

8
C. Standar Pelayanan Instalasi Rawat Jalan
NO KOMPONEN URAIAN
1 Dasar Hukum 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004
Tentang Sistem Jaminan Kesehatan Nasional.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011
Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan.
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan.
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah.
7. Peraturan Menteri kesehatan Nomor 56 tahun 2014 tentang
Klasifikasi dan perijinan rumah sakit.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun
2014 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam
Penyelenggaraaan Program Jaminan Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
2 Persyaratan A. Pasien Umum (Bayar Tunai)
Pelayanan 1. Kartu berobat (bagi pasien lama)
2. Kartu identitas (KTP / SIM / Pasport)
3. Kartu keluarga (bagi bayi / anak yang belum memiliki kartu
identitas)
4. Surat rujukan / hasil skrinning pasien
B. Pasien Peserta BPJS
1. Kartu berobat (bagi pasien lama)
2. Kartu identitas (KTP / SIM / Pasport)
3. Kartu BPJS
4. Rujukan dari FKTP / FKTRL / SKDP
5. Surat Eligibilitas Pelayanan
C. Pasien Perusahaan / Asuransi (yang bekerjasama dengan
RSUD Manembo Nembo)
1. Kartu berobat (bagi pasien lama)
2. Kartu identitas (KTP / SIM / Pasport)
3. Kartu Asuransi
4. Surat jaminan perusahaan
5. Surat rujukan
3 Prosedur 1. Pengambilan nomor antrian
2. Pendaftaran di loket bagi pasien umum dan pasien BPJS
3. Pasien menunggu di Klinik Spesialis yang dituju
4. Perawat/bidan melakukan pemeriksaan tanda vital dan
pengkajian awal keperawatan
5. Pemeriksaan dilakukan oleh Dokter Spesialis, atau Dokter Gigi
dan dokter Gigi Spesialis
6. Pasien yang memerlukan pemeriksaan penunjang akan diarahkan
ke fasilitas pemeriksaan penunjang (disertai surat pengantar)
7. Setelah pemeriksaan selesai pasien mengambil obat di Apotek
Rawat Jalan
8. Pasien umum menyelesaikan seluruh biaya pengobatan di loket
pembayaran
9. Pasien pulang / rawat inap / rujuk
4 Waktu Pelayanan Senin - Jumat - Sabtu
Pukul 07.30 – Selesai

9
5 Biaya / Tarif A. Pasien Peserta BPJS
Tanpa Biaya / dijamin oleh BPJS Kesehatan

B. Pasien Umum /Perusahaan/Asuransi


Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 5 Tahun 2018
Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi
Sulawesi Utara Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Retribusi Daerah
6 Produk Layanan Pelayanan Rawat Jalan oleh dokter spesialis, dokter gigi, dokter gigi
spesialis di semua poliklinik yang tersedia, yaitu :
1. Poliklinik Pemeriksaan Kesehatan
2. Poliklinik Penyakit Dalam
3. Poliklinik Saraf
4. Poliklinik Kandungan dan Kandungan
5. Poliklinik Bedah Umum
6. PoliKlinik Gigi
7. Poliklinik Mata
8. Poliklinik Anak
9. Poliklinik Kulit dan Kelamin
10. Poliklinik TB DOTS
7 Sarana prasarana/ 1. Loket Pendaftaran
fasilitas 2. Ruang tunggu
3. Ruang periksa
4. Ruang rawat luka
5. Toilet
6. Apotek
7. Kursi
8. Laboratorium
8 Kompetensi 1. Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis
pelaksana 2. Perawat / bidan dengan pendidikan minimal D III Keperawatan /
D III Kebidanan
9 Pengawasan 1. Monitoring dan Evaluasi oleh Kepala Instalasi rawat Jalan
Internal 2. Supervisi oleh Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Kepala Seksi
Pengembangan Pelayanan Medik
10 Pengelolaan 1. Email : rsmn.bitung@gmail.com
Pengaduan 2. Website :
3. Telepon : 0811 4389 100
4. SMS : 0811 4389 100
5. Ruang Pengaduan :
11 Jumlah pelaksana 18 Orang terdiri dari :

1. Kepala Instalasi Rawat Jalan : 1 Orang


2. Dokter Spesialis : 16 Orang
3. Dokter Umum : 7 Orang
4. Perawat : 25 Orang
5. Administrasi :1
12 Jaminan pelayanan 1. Pelayanan diberikan dengan mengutamakan upaya peningkatan
mutu dan keselamatan pasien
2. Pelayanan pasien diberikan sesuai dengan Standar Akreditasi
Rumah Sakit
13 Jaminan keamanan 1. Data medis pasien dijaga kerahasiaannya
dan keselamatan 2. Pelayanan mengutamakan keselamatan pasien
pelayanan 3. Pengawasan keamanan di rumah sakit dilakukan oleh petugas
keamanan (satpam) RS
14 Evaluasi kinerja 1. Evaluasi penerapan standar pelayanan ini dilaksanakan 2 kali
pelayanan dalam setahun (setiap 6 bulan)
2. Evaluasi penerapan SPM RS dilakukan setiap bulan oleh Instalasi
terkait
3. Tindak lanjut hasil evaluasi yang direkomendasikan dilakukan
sebagai upaya untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien

10
D. Standar Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat
NO KOMPONEN URAIAN
1 Dasar Hukum 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 Tentang
Sistem Jaminan Kesehatan Nasional.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011
Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan.
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan.
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah.
7. Peraturan Menteri kesehatan Nomor 56 tahun 2014 tentang
Klasifikasi dan perijinan rumah sakit.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun
2014 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam
Penyelenggaraaan Program Jaminan Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
2 Persyaratan A. Pasien Umum (Bayar Tunai)
Pelayanan 1 Kartu berobat (bagi pasien lama)
2 Kartu identitas (KTP / SIM / Pasport)
3 Kartu keluarga (bagi bayi / anak yang belum memiliki kartu
identitas)
4 Surat rujukan
B. Pasien Peserta BPJS
1. Kartu berobat (bagi pasien lama)
2. Kartu identitas (KTP / SIM / Pasport)
3. Kartu BPJS
C. Pasien Perusahaan
1 Kartu berobat (bagi pasien lama)
2 Kartu identitas (KTP / SIM / Pasport)
3 Kartu Asuransi
4 Surat jaminan perusahaan
5 Surat rujukan

3 Prosedur 1. Pasien datang


2. Pendaftaran oleh keluarga / pengantar di Admission
3. Pemilahan pasien sesuai dengan tingkat kegawatdaruratan
(triage)
4. Dilakukan tindakan medis sesuai prioritas / tingkat
kegawatdaruratan pasien
5. Dilakukan pemeriksaan penunjang jika diperlukan
6. Pengambilan obat di apotek
7. Penyelesaian administrasi di kasir bagi pasien umum
8. Pasien pulang/ rawat inap/ rujuk
4 Waktu Pelayanan 1. Setiap hari 1 X 24 Jam
2. Waktu tanggap pelayanan dokter di gawat darurat ≤ 5 menit
terlayani setelah pasien datang
3. Lama tindakan disesuaikan dengan kondisi pasien (Triage)
5 Biaya / Tarif A. Pasien Peserta BPJS
Tanpa Biaya / dijamin oleh BPJS Kesehatan

B. Pasien Umum /Perusahaan/Asuransi


Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 5 Tahun 2018
Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi
Sulawesi Utara Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Retribusi Daerah
6 Produk Layanan 1. Pelayanan pasien Gawat Darurat / resusitasi 24 jam
2. Ambulans Gawat Darurat dalam 24 jam

11
7 Sarana prasarana / 1. Ruang Triase
fasilitas 2. Ruang Observasi
3. Ruang Resusitasi
4. Ruang Tindakan
5. Ruang Isolasi
6. Ruang Tunggu Keluarga Pasien
7. Toilet Pasien
8. Apotek 24 jam
8 Kompetensi 1 Dokter Jaga dengan sertifikasi ATLS dan ATCLS
pelaksana 2 Perawat dengan sertifikasi BHD dan BTCLS
3 Bidan dengan sertifikasi PONEK
4 Satpam dengan sertifikasi Bantuan Hidup Dasar
5 Petugas Ambulans Gawat Darurat dengan sertifikasi BHD dan
Evakuasi Medik
9 Pengawasan 1. Monitoring dan Evaluasi oleh Kepala Instalasi dan Kepala
Internal Ruangan Gawat Darurat
2. Supervisi oleh Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Seksi
Pelayanan Medik
10 Pengelolaan 1. Email : rsmn.bitung@gmail.com
Pengaduan 2. Website :
3. Telepon : 0811 4389 100
4. SMS : 0811 4389 100
5. Ruang Pengaduan :

11 Jumlah pelaksana 78 orang, yang terdiri dari :


1. Kepala Instalasi 1 orang
2. Dokter Umum : 14 orang
3. Dokter Spesialis : 18 Orang
4. Perawat : 30 orang
5. Bidan : 15 orang
12 Jaminan pelayanan 1. Pelayanan diberikan dengan mengutamakan upaya peningkatan
mutu dan keselamatan pasien
2. Pelayanan pasien diberikan sesuai dengan Standar Akreditasi
Rumah Sakit
13 Jaminan keamanan 1. Data medis pasien dijaga kerahasiaannya
dan keselamatan 2. Pelayanan mengutamakan keselamatan pasien
pelayanan Pengawasan keamanan di rumah sakit dilakukan oleh petugas
keamanan (satpam)
14 Evaluasi kinerja 1. Evaluasi penerapan standar pelayanan ini dilaksanakan 2 kali
pelayanan dalam setahun (setiap 6 bulan)
2. Evaluasi penerapan SPM RS dilakukan setiap bulan oleh
Instalasi terkait
3. Tindak lanjut hasil evaluasi yang direkomendasikan dilakukan
sebagai upaya untuk meningkatkan mutu dan keselamatan
pasien

12
E. Standar Pelayanan Pasien Operasi di Instalasi Bedah
NO KOMPONEN URAIAN
1 Dasar Hukum 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004
Tentang Sistem Jaminan Kesehatan Nasional.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011
Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan.
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
1996 tentang Tenaga Kesehatan.
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah.
7. Peraturan Menteri kesehatan Nomor 56 tahun 2014 tentang
Klasifikasi dan perijinan rumah sakit.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 59
Tahun 2014 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam
Penyelenggaraaan Program Jaminan Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

2 Persyaratan 1. Surat Persetujuan Tindakan Operasi


Pelayanan 2. Surat persetujuan Tindakan Pembiusan (Anastesi)
3. Kartu BPJS
4. Kartu identitas (KTP/ SIM/ Pasport)
3 Prosedur 1. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) memberikan
penjelasan terkait tindakan operasi di rawat jalan ataupun di
rawat inap
2. Pasien / keluarga menandatangani surat persetujuan operasi
3. Pasien disiapkan untuk tindakan operasi di ruang rawat inap
(untuk operasi elektif / terjadwal)
4. Petugas mengantar pasien ke kamar operasi dan melakukan
serah terima
5. Setelah operasi selesai, pasien dipindahkan ke ruang
pemulihan untuk dilakukan observasi pasca operasi
6. Setelah observasi selesai, maka petugas kamar operasi akan
melakukan serah terima dengan petugas ruangan
7. Pasien kembali ke ruang perawatan / pulang
4 Waktu Senin – Jumat
Pelayanan pukul 08.00 - 16.00 untuk pasien elektif (terjadwal)
5 Biaya / Tarif A. Pasien Umum
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 5 Tahun 2018
Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi
Sulawesi Utara Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Retribusi Daerah

B. Pasien Peserta BPJS


Tanpa Biaya / dijamin oleh BPJS Kesehatan
6 Produk Layanan Pelayanan Tindakan Operasi
7 Sarana prasarana/ 1. Ruang Persiapan Operasi
fasilitas 2. Kamar operasi
3. Ruang pemulihan
4. Instrumen Bedah
5. Alat penunjang operasi
8 Kompetensi 1. Dokter Spesialis
pelaksana 2. Dokter Gigi Spesialis
3. Perawat bedah
4. Perawat / Penata Anestesi

13
9 Pengawasan 1. Monitoring dan Evaluasi oleh Kepala Instalasi dan Kepala
Internal Ruangan Bedah Sentral
2. Supervisi oleh Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Seksi
Pelayanan Medik
10 Pengelolaan 1. Email : rsmn.bitung@gmail.com
Pengaduan 2. Website :
3. Telepon : 0811 4389 100
4. SMS : 0811 4389 100
5. Ruang Pengaduan :
11 Jumlah pelaksana 28 orang, yang terdiri dari :
1. Kepala Instalasi 2 orang
2. Kepala Ruangan 2 orang
3. Dokter 5 orang
4. Perawat 16 orang
5. Bidan 3 orang
12 Jaminan pelayanan 1. Pelayanan diberikan dengan mengutamakan upaya peningkatan
mutu dan keselamatan pasien
2. Pelayanan pasien diberikan sesuai dengan Standar Akreditasi
Rumah Sakit
13 Jaminan keamanan 1. Data medis pasien dijaga kerahasiaannya
dan keselamatan 2. Pelayanan mengutamakan keselamatan pasien
pelayanan 3. Pengawasan keamanan di rumah sakit dilakukan oleh petugas
keamanan (satpam) RS
14 Evaluasi kinerja 1. Evaluasi penerapan standar pelayanan ini dilaksanakan 2 kali
pelayanan dalam setahun (setiap 6 bulan)
2. Evaluasi penerapan SPM RS dilakukan setiap bulan oleh
Instalasi terkait
3. Tindak lanjut hasil evaluasi yang direkomendasikan dilakukan
sebagai upaya untuk meningkatkan mutu dan keselamatan
pasien

14
F. Standar Pelayanan Resep Di Instalasi Farmasi
NO KOMPONEN URAIAN
1 Dasar Hukum 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004
Tentang Sistem Jaminan Kesehatan Nasional.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011
Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan.
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit.
5. Undang-undang nomor 35 Tahun 2009tentang Narkotika
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
1996 tentang Tenaga Kesehatan.
7. Peraturan Pemerintah nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah.
9. Peraturan Menteri kesehatan Nomor 56 tahun 2014 tentang
Klasifikasi dan perijinan rumah sakit.
10. Peraturan Menteri kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayan Farmasi RS
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 59
Tahun 2014 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan
Dalam Penyelenggaraaan Program Jaminan Kesehatan.
12. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
2. Persyaratan A. Resep Rawat Jalan :
Pelayanan a. Pasien Umum :
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 5 Tahun
2018 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah
Provinsi Sulawesi Utara Nomor 1 Tahun 2012 Tentang
Retribusi Daerah
b. Pasien BPJS :
1. Lembar resep dari dokter
2. Surat Eligibilitas Peserta (SEP)
c. Pasien Asuransi Lainnya :
1. Lembar resep dari dokter
2. Surat Jaminan Pelayanan (SJP)
3. Fotokopi surat pengantar berobat untuk pasien
jaminan perusahaan
B. Resep Rawat Inap :
a. Pasien Umum :
1. Lembar kartu obat dari dokter
2. Bukti pembayaran (Kuitansi)
b. Pasien BPJS :
1. Lembar kartu obat dari dokter
2. Fotokopi Surat Eligibilitas Peserta (SEP)
c. Pasien Asuransi Lainnya :
1. Lembar resep dari dokter
2. Surat Jaminan Pelayanan (SJP)
3. Fotokopi surat pengantar berobat untuk pasien jaminan
perusahaan
3. Prosedur A. Alur Pelayanan Farmasi Rawat Jalan
1. Pasien atau keluarga pasien / pegantar pasian memberikan
resep pada petugas dan mendapatkan nomor pengambilan
obat.
2. Petugas melakukan pengkajian administrasi dan farmasetis
resep.
a. Input resep pada aplikasi BPJS untuk resep kronis.
b. Mengkaji resep klinis.
c. Menginput resep dan cetak etiket.
d. menyiapkan obat dan pengemasan.
e. Mengecek Obat
3. Petuga memanggil nomor pengambilan obat pasien.
15
4. Petugas menyerahkan obat disertai pemberian informasi
B. Alur Pelayanan Farmasi Rawat Inap
1. Penyerahan kartu obat
a. Petugas ruangan menyerahkan kartu obat ke depo farmasi
rawat inap.
b. Keluarga pasien pulang menyerahkan kartu obat ke depo
fasmasi rawat inap dan mendapatkan nomor pengambilan
obat.
2. Petugas mengkaji kartu obat
a. Persyaratan administratif
b. Persyaratan farmasetis
c. Persyaratan klinis
3. Petugas menginput data:
a. Input kartu obat aplikasi BPJS
b. Input kartu obat lainya pada aplikasi rumah sakit
4. Pasien umum melakukan pembayaran.
5. Petugas menyiapkan obat :
a. Menyiapkan dan mengemas obat.
b. Meracik obat.
c. Mengecek obat
6. Petugas menyerahkan obat
a. Obat pasien rawat inap akan diantar ke ruang perawatan.
b. Obat pasien pulang diserahkan kepada keluarga pasien
pulang disertai pemberian informasi.
4. Waktu Pelayanan Waktu Pelayanan :
1. Waktu Pelayanan Farmasi Rawat Jalan selama 6 hari dalam
seminggu, Senin sampai dengan Sabtu dari pukul 07.30 s/d
pukul 14.00 Wita
2. Waktu Pelayanan Farmasi Rawat Inap 1 X 24 Jam
5 Biaya / Tarif A. Pasien Peserta BPJS
Tanpa Biaya / dijamin oleh BPJS Kesehatan
B. Pasien Umum /Perusahaan/Asuransi
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 5 Tahun
2018 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah
Provinsi Sulawesi Utara Nomor 1 Tahun 2012 Tentang
Retribusi Daerah
6. Produk Layanan Pelayanan Resep
Pelayanan resep adalah : Pemberian sediaan farmasi, alkes dan
bahan medis habis pakai kepada pasien sesuai resep dokter,
disertai pemberian Informasi Obat, dan Konseling untuk pasien
dengan kriteria tertentu
7 Pengelolaan 1. Email : rsmn.bitung@gmail.com
Pengaduan 2. Website :
3. Telepon : 0811 4389 100
4. SMS : 0811 4389 100
5. Ruang Pengaduan :
8. Sarana Prasarana/ Ruangan Farmasi memiliki fasilitas :
Fasilitas - Ruangan :
1. Front office
2. Ruang Tunggu
3. Ruang preparasi
4. Ruang Konseling
- Peralatan :
1. Peralatan Komputer dan Sistem Informasi
2. Peralatan penunjang pelayanan farmasi (Timbangan, Mortar,
dll )
3. Peralatan Penunjang Penyimpanan (AC, Referigator, dll)
9. Kompetensi Pelaksana Apoteker
1. Pengkajian Farmasetis
2. Pengkajian Klinis
3. Penyerahan Resep
4. Pemberian informasi obat
5. Konseling 16
Tenaga Teknis Kefarmasian
1. Pengkajian Administratif
2. Penyiapan Obat, Alkes dan Bahan Medis Habis Pakai
3. Pemberian Label dan Etiket
10. Pengawasan Internal 1. Koordinator Depo melakukan kegiatan pengawasan kegiatan
pelayanan harian dan menyampaikan laporannya kepada Ka
Instalasi Farmasi
2. Ka Instalasi Farmasi melakukan kegiatan pengawasan secara
berkala dan menyampaikan laporannya kepada Kepala Bidang
Penunjang Medis
Dalam rangka menjalankan pengawasannya, apabila ada hal /
kejadian / permasalahan tertentu yang memerlukan penyelesaian
khusus, Kepala Instalasi Farmasi dapat berkoordinasi dengan
Kepala Bidang Penunjang medik
11. Jumlah Pelaksana Depo Farmasi Rawat Jalan :
Apoteker : 3 orang
Depo Farmasi Rawat Inap :
Apoteker : 6 orang
12. Jaminan Pelayanan 1. Adanya Standar Pelayanan Minimal
2. Adanya Standar Prosedur Operasional
3. Adanya Sarpra pendukung
4. Adanya Kepastian Persyaratan pelayanan resep
5. Sumber Daya Manusia yang kompeten
6. Adanya ketersediaan sediaan farmasi
7. Adanya kepastian biaya
13. Jaminan Keamanan 1. Pelaksanaan “Patient Safety“ dalam SPO Pelayanan
dan Keselamatan Resep
Pelayanan 2. Adanya upaya perbaikan dari hasil evaluasi indikator mutu
dari PMKP (Peningkatan Mutu dan KeselamatanPasien )
14. Evaluasi Kinerja Monitoring dan Evaluasi dilakukan secara berkala (bulanan dan
Pelayanan Triwulan ) untuk :

1. S P M Farmasi yang terdiri atas :


a. Kecepatan Waktu Tunggu

17
G. Standar Pelayanan Instalasi Radiologi
NO KOMPONEN URAIAN
1. Dasar Hukum 1. Undang-undang No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan.
2. Undang-undang No.10 Tahun 1997 Tentang
Ketenaganukliran.
3. Undang-undang No.23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
4. Undang-undang No.29 Tahun 2004 Tentang Praktek
Kedokteran.
5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan.
6. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah
sakit.
7. Peraturan Pemerintah No.33 Tahun 2007 Tentang
Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber
Radioaktif.
8. Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2008 Tentang
Perizinan sumber radiasi pengion dan Bahan Nuklir.
9. Peraturan Menteri Kesehatan No.375/Menkes/per/v/2006
Tentang Registrasi dan Izin kerja Radiografer.
10. Peraturan Menteri Kesehatan No.512/Menkes/per/IV/2007
Tentang Izin Praktek dan Pelaksanaan Praktek Kedokteran.
11. Peraturan Menteri Kesehatan No.375/Menkes/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Radiografer.
12. Peraturan Menteri Kesehatan No.269/Menkes/Per/III/2008
Tentang Rekam Medik.
13. Peraturan Menteri Kesehatan No.780/Menkes/per/VIII/2008
Tentang Penyelenggaraan Radiologi.
14. Keputusan Menteri Kesehatan
no.1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan
Radiologi diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
15. Keputusan Menteri Kesehatan no. 410/Menkes/SK/III/2010
Tentang perubahan atas keputusan Menteri Kesehatan No.
1014/Menkes/SK/XI/2008 Tentang Standar Pelayanan
Radiologi Diagnostik Di Sarana Pelayanan Kesehatan
16. Keputusan Menteri Kesehatan no.
1250/Menkes/SK/XII/2009 Tentang Pedoman Kendali Mutu
(Quality Control) Peralatan Radiodiagnostik.
17. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir no. 8
Tahun 2011 Tentang Keselamatan Radiasi dalam
Penggunaan Pesawat Sinar – X Radiologi Diagnostik Dan
Intervensional
18. Surat edaran Dirjen Binawas NO : SE.05/BW/1997 tentang
penggunaan APD.
19. Perka BAPETEN NO. 4 tahun 2013 Tentang Proteksi dan
Keselamatan Radiasi dalam Pemanfaatan tenaga
Nuklir
2. Persyaratan Pelayanan A. Rawat Jalan
1. Pelayanan Pemeriksaan Radiologi pasien Jaminan (BPJS)
Syarat :
a. Melengkapi berkas permintaan pemeriksaan radiologi
yang sudah ditandatangani oleh dokter Pemeriksa
b. Surat jaminan Pelayanan (SJP)
c. Kartu BPJS
2. Pelayanan Pemeriksaan Radiologi Pasien Umum Syarat :
a. Melengkapi berkas permintaan pemeriksaan radiologi
yang sudah ditandatangani oleh dokter pemeriksa
b. Telah menyelesaikan proses administrasi rumah sakit
3. Pelayanan pemeriksaan Pasien Umum (Jaminan
Perusahaan)
Syarat :
a. Melengkapi blanko Permintaan pemeriksaan radiologi
yang sudah ditandatangani dokter pemeriksa
b. Surat jaminan Pelayanan (SJP)
18

18
B. Rawat Inap
Pelayanan Pemeriksaan Radiologi pasien Jaminan (BPJS),
Pasien Umum, dan Pasien dengan jaminan perusahaan
Syarat :
a. Melengkapi blanko permintaan pemeriksaan pemeriksaan
yang sudah ditandatangani oleh dokter pemeriksa
b. Surat Jaminan Pelayanan
3. Sistem, Mekanisme Dan Mekanisme Pelayanan Pemeriksaan Radiologi Rawat
Prosedur Jalan :
1. Pasien datang ke Instalasi Radiologi
2. Petugas Adminstrasi menerima pasien diloket pendaftaran
untuk menyelesaikan proses administrasi :
a) untuk pemeriksaan cito langsung diarahkan keruang
pemeriksaan, untuk dilakukan pemeriksaan segera
b) untuk pasien pemeriksaan radiologi dengan media
kontras konsultasi dokter spesialis radiologi dan setelah
itu dilakukan penjadwalan
c) Pasien menunggu diruang tunggu
3. Petugas radiologi melakukan pemanggilan pasien untuk
dilakukan pemeriksaan Radiologi
a) Radiografer melakukan pemeriksaan Rontgen
b) Radiografer terlatih dan bersertifikat melakukan
pemeriksaan USG
c) Tenaga Radiologi melakukan injeksi media kontras
4. Setelah selesai pemeriksaan dilakukan pengecekan oleh
petugas foto dan pemberitahuan pengambilan hasil ke
pasien / keluarga
5. Dilakukan validasi foto oleh petugas quality kontrol sebelum
dikirim ke dokter spesialis dan dokter klinisi Foto yang telah
dikirim dilakukan expertise oleh dokter spesialis Radiologi
6. Penyerahan hasil kepada keluarga pasien / petugas ruangan
4. Jangka Waktu Pelayanan pemeriksaan Radiologi rawat jalan dan rawat inap
Penyelesaian dari mulai pasien registrasi sampai pasien menerima hasil
adalah sebagai berikut :
1. Radiologi Kritis 30 menit
2. Radiologi Cito 60 menit
3. USG Cito 60 menit
4. Rontgen Thorax 3 jam ( 180 menit )
5. Rontgen non thorax 6 jam
6. Rontgen kontras 24 jam
7. USG Elektif 4 jam
5 Biaya / Tarif A. Pasien Peserta BPJS
Tanpa Biaya / dijamin oleh BPJS Kesehatan

B. Pasien Umum /Perusahaan/Asuransi


Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 5 Tahun
2018 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah
Provinsi Sulawesi Utara Nomor 1 Tahun 2012 Tentang
Retribusi Daerah
6. Produk Pelayanan 1. Pelayanan Radiologi Rawat Jalan
2. Pelayanan Radiologi Rawat Inap
7 Pengelolaan Pengaduan 1. Email : rsmn.bitung@gmail.com
2. Website :
3. Telepon : 0811 4389 100
4. SMS : 0811 4389 100
5. Ruang Pengaduan :
8. Sarana Dan Prasarana Pelayanan di Instalasi Radiologi saat ini dilengkapi dengan
Dan / Atau Fasilitas sejumlah sarana dan prasarana berupa:
1. Ruang Tunggu Pasien
2. Ruang Penerimaan Pasien (Administrasi)
3. Ruang Loket Pengambilan Foto
4. Ruang Pemeriksaan Kamar 1 (konvensional)
5. Ruang USG rawat jalan dan Rawat inap
6. Ruang Kepala Radiologi
7. Toilet 19
9. Kompetensi Pelaksana 1. Dokter Spesialis Radiologi
a. Kualifikasi Pendidikan Dokter Spesialis Radiologi
b. Memiliki STR dan SIP
2. Radiografer
a. Kualifikasi Pendidikan minimal DIII Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi
b. Memiliki STR dan Surat Ijin Kerja Radiografer (SIK)
3. Tenaga Elektromedis
a. Kualifikasi Pendidikan minimal DIII Teknik
Elektromedis
b. Memiliki STR dan Surat Ijin Praktek
4. Tenaga Administrasi
a. Kualifikasi Pendidikan minimal SMA
b. Menguasai dan dapat mengoperasionalkan computer
10. Pengawasan Internal Kepala Instalasi Radiologi melakukan pengawasan secara
periodik melalui rapat evaluasi, yaitu :
1. Rapat bulanan
a. Tujuan : evaluasi kegiatan bulan lalu, evaluasi kinerja
individu sebagai bagian dari system
b. Dihadiri oleh Kepala Instalasi, Kepala Ruangan dan
seluruh staf Instalasi Radiologi.
c. Waktu : pada minggu kedua setiap bulan

2. Rapat tahunan (rapat Koordinasi)


a. Tujuan: evaluasi kinerja Instalasi Radiologi tahun
berjalan untuk mengukur sejauh mana perencanaan
tahunan yang telah direncanakan sebelumnya telah
terelialisasi
b. Waktu: bulan Januari

3. Rapat Insidentil
Rapat Insidentil dilakukan jika ada kejadian yang tidak
diharapkan atau apabila ada kejadian luar biasa yang dapat
berpotensi terganggunya pelayanan kesehatan
11. Jumlah Pelaksana Jumlah staff radiologi sebanyak orang dengan rincian sebagai
berikut :
1. Dokter Spesialis Radiologi 1 Orang
2. Tenaga Radiografer 4 Orang
3. Tenaga Sonografi 1 Orang
4. Tenaga Administrasi 1 Orang
5. Tenaga CS 1 Orang
6. Tenaga Elektromedis 1 orang
12. Jaminan Pelayanan Diwujudkan dalam kualitas layanan dan produk layanan yang
sesuai Standar Operasional Prosedur serta didukung oleh
petugas yang berkompeten di bidang tugasnya dengan perilaku
pelayanan yang ramah, cepat, terampil dan sopan santun.
13. Jaminan Keamanan, Pelayanan di Instalasi Radiologi dilakukan oleh petugas yang
Dan Keselamatan berkompeten di bidangnya dan memiliki program jaminan mutu
Pelayanan meliputi:
1. Melaksanakan evaluasi pelayanan di Instalasi Radiologi
melalui beberapa audit, yaitu :
a. Audit tenaga kesehatan pemberi pelayanan,
b. Audit ketersediaan fasilitas dan peralatan pelayanan
c. Audit kepuasan pelanggan
2. Melakukan survei pencegahan dan pengendalian infeksi
secara periodik dan berkesinambungan.
3. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan yang
dilakukan di Instalasi Radiologi.
4. Melakukan monitoring check list dengan maintenance
medis berkaitan dengan alat-alat medis yang digunakan di
Instalasi Radiologi.

20
Sebagai jaminan indikator mutu pelayanan Instalasi Radiologi
adalah :
a. Waktu tunggu hasil pemeriksaan Foto Thorax ≤ 3 jam.
b. Pelaporan Nilai kritis ≤ 30 menit
c. Identifikasi pengisian form permintaan pemeriksaan
radiologi
d. Angka penundaan pemberian layanan
e. Dokumentasi dan konfirmasi instruksi dokter spesialis
radiologi via telepon untuk pemeriksaan radiologi dengan
kontras diluar jam kerja.
14. Evaluasi Kinerja Evaluasi penerapan standar pelayanan ini dilakukan minimal 2
Pelaksana (dua) kali dalam 1 (satu) tahun untuk selanjutnya dilakukan
perbaikan untuk menjaga dan meningkatkan mutu serta kinerja
pelayanan radiologi.

21
H. Standar Pelayanan Pemulasaran Jenazah di Instalasi Forensik
No. KOMPONEN URAIAN
1. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004
Tentang Sistem Jaminan Kesehatan Nasional.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011
Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan.
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
1996 tentang Tenaga Kesehatan.
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah.
7. Peraturan Menteri kesehatan Nomor 56 tahun 2014 tentang
Klasifikasi dan perijinan rumah sakit.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 59
Tahun 2014 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan
Dalam Penyelenggaraaan Program Jaminan Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
2 Persyaratan 1. Jenazah dari Dalam UPTD Rumah Sakit Manembo Nembo
Pelayanan TIpe C Bitung:
- Jenazah yang dikirim dengan identitas jelas
1. Permintaan Pemulasaraan dari Ruangan
2. Identitas Pasien :
- Nama
- Umur
- Alamat
- Status Pembayaran
3. Diagnosa Pasien
- Jenazah dengan identitas tak jelas
1. Permintaan Pemulasaraan dari Ruangan
2. Surat Penitipan dari Pengirim
3. Surat Permintaan Pemakaman

2. Jenazah Dari Luar :


- Jenazah yang dikirim dengan identitas jelas
1. Permintaan Pemulasaraan jenazah
2. Permintaan Visum Et Repartum
3. Identitas .
- Jenazah dengan identitas tak jelas (Mr.X)
1. Ada Surat Penitipan dari pengirim (masyarakat
ditemukan jenazah, pamong praja, polisi)
2. Bila membutuhkan Hasil Visum Et Repartum
disertai permintaan dari polisi
3. Setelah 3x24 jam bila tidak ada kejelasan
jenazah (inisial) pengirim diinformasikan untuk :
a. Mengambil jenazah untuk dipulasarakan & dimakamkan
di luar RS (tempat jenazah ditemukan)
b. Membuat surat permintaan untuk dipulasaraakan di
UPTD Rumah Sakit Manembo Nembo TIpe C Bitung
dan dimakamkan ditempat jenazah ditemukan.

3. Jenazah dari IGD


- Permintaan dari petugas IGD :
a. Penitipan
b. Pemulasaraan
- Identitas Pasien
22
- Diagnosa Pasien
3 Prosedur 1. Petugas kamar jenazah menerima jenazah dan surat
keterangan sebab kematian dari ruang asal jenazah
2. Petugas kamar jenazah mencatatkan dan mengarsipkan surat
keterangan sebab kematian dan nomor rekam medik pada
buku register jenazah
3. Petugas kamar jenazah menginformasikan pelayanan-
pelayanan yang dapat dilakukan di kamar jenazah salah
satunya pemulasaraan jenazah
4. Keluarga jenazah mengajukan permohonan untuk dilakukan
pemulasaraan jenazah oleh petugas kamar jenazah
5. Petugas kamar jenazah mempersiapkan tempat dan peralatan
yang dibutuhkan untuk melakukan pemulasaraan jenazah
6. Petugas kamar jenazah melakukan tindakan pemulasaraan
jenazah
7. Setelah selesai tindakan pemulasaraan jenazah petugas kamar
jenazah dapat berkoordinasi dengan petugas rohaniawan
agama bila diperlukan
8. Setelah jenazah siap diserahkan ke keluarga, petugas meminta
keluarga jenazah untuk membayar biaya tindakan ke Loket
Pembayaran.

A. Pemulasaraan Jenazah Muslim


1. Petugas memakai APD sesuai kebutuhan
2. Jenazah laki-laki hanya dimandikan oleh petugas laki-laki
dan begitu sebaliknya kecuali dalam dalam keadaan
darurat
3. Jenazah diletakkan di meja memandikan jenazah dengan
tetap memperhatikan menjaga aurat
4. Petugas mengeluarkan kotoran yang mungkin masih ada
dalam perut jenazah, dengan cara menekan dengan
lembut perut jenazah dari atas ke bawah setelah itu dubur
jenazah dibersihkan.
5. Petugas melakukan wudhu terhadap jenazah
sebagaimana lazimnya orang berwudhu
6. Jenazah dimandikan dimulai dari kepala lalu anggota
tubuh bagian kanan, kemudiaan anggota tubuh bagian kiri
dan selanjutnya seluruh tubuh
7. Seluruh tubuh jenazah dimandikan sampai dengan bersih
8. Setelah selesai dimandikan jenazah dikeringkan dengan
handuk
9. Jenazah dipindahkan ke meja yang sebelumnya telah
disiapkan kain kafan untuk selanjutnya jenazah dikafani
dan diikat sesuai kebutuhan

B. Pemulasaraan jenazah Nasrani


1. Petugas memakai APD sesuai kebutuhan
2. Jenazah laki-laki hanya dimandikan oleh petugas laki-laki
dan begitu sebaliknya kecuali dalam dalam keadaan
darurat
3. Jenazah diletakkan di meja memandikan jenazah dengan
tetap memperhatikan menjaga aurat
4. Petugas mengeluarkan kotoran yang mungkin masih ada
dalam perut jenazah, dengan cara menekan dengan
lembut perut jenazah dari atas ke bawah setelah itu dubur
jenazah dibersihkan
5. Jenazah dimandikan dimulai dari kepala lalu anggota
tubuh bagian kanan, kemudiaan anggota tubuh bagian kiri
dan selanjutnya seluruh tubuh
6. Seluruh tubuh jenazah dimandikan sampai dengan bersih
7. Setelah selesai dimandikan jenazah dikeringkan dengan
handuk
8. Jenazah dipindahkan ke meja yang sebelumnya telah
disiapkan untuk selanjutnya jenazah menggenakan
pakaian

C Pemulasaraan jenazah Hindu, Budha dan penganut


kepercayaan lain
1. Petugas memakai APD sesuai kebutuhan
2. Jenazah laki-laki hanya dimandikan oleh petugas laki-laki
dan begitu sebaliknya kecuali dalam dalam keadaan
darurat
3. Jenazah diletakkan di meja memandikan jenazah
dengan tetap memperhatikan menjaga aurat
4. Petugas mengeluarkan kotoran yang mungkin masih ada
dalam perut jenazah, dengan cara menekan dengan
lembut perut jenazah dari atas ke bawah setelah itu
dubur jenazah dibersihkan
5. Jenazah dimandikan dimulai dari kepala lalu anggota
tubuh bagian kanan, kemudiaan anggota tubuh bagian
kiri dan selanjutnya seluruh tubuh
6. Seluruh tubuh jenazah dimandikan sampai dengan
bersih
7. Setelah selesai dimandikan jenazah dikeringkan dengan
handuk
8. Jenazah dipindahkan ke meja yang sebelumnya telah
disiapkan untuk selanjutnya jenazah menggenakan
pakaian
4 Waktu Pelayanan Setiap Hari : 24 Jam (On Call)
5 Waktu Pelaksanaan 2 jam setelah pasien meninggal
6 Biaya / Tarif Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 5 Tahun 2018
Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi
Sulawesi Utara Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Retribusi Daerah.

Jenasah Dari RSUD Manembo Nembo


NO Jenis Biaya Bahan Harga
Dan Alat Kelas III Kelas II Kelas I Utama
1 Perawatan - 100.000 120.000 135.000 165.000
Jenasah
2 Konservasi / 700.000 870.000 1.000.000 1.250.000
Embalming
3 Kremasi 3.500.000 4.500.000 4.800.000 5.400.000 6.500.000

4 Penitipan 50.000 100.000


Jenasah /
hari
5 Visum Luar 35.000
6 Bedah 50.000 925.000.00
Mayat
Catatan : Jenasah dari luar dikenakan biaya tambahan 25%
- Khusus Perawatan dan Konservasi Jenasah dari
Perusahaan
Asing Tapi WNI biaya 2 X Tarif tersebut diatas
Khusus Perawatan dan Konservasi Jenasah dari Perusahaan
Asing Tapi WNA biaya 4 X Tarif tersebut diatas
7 Produk Layanan 1. Perawatan jenazah
2. Konservasi / Embalming
3. Visum Luar
4. Bedah Mayat
8 Kompetensi Pelaksana 1. Kualifikasi pendidikan :
a. Dokter Spesialis
b. Tenaga Administrasi
2. Menguasai computer
3. Menguasai tata bahasa yang baik
4. Memahami peraturan perundang- undangan

24
9 Kompetensi 1. Petugas Pelaksana Kamar Jenazah
Pelaksana 2. Petugas memandikan jenazah
10 Pengawasan Internal 1. Monitoring dan Evaluasi di supervisi oleh Kepala Bidang
Pelayanan Medik
11 Pengelolaan 1. Email : rsmn.bitung@gmail.com
Pengaduan 2. Website :
3. Telepon : 0811 4389 100
4. SMS : 0811 4389 100
5. Ruang Pengaduan :

12 Jumlah Pelaksana 2 orang terdiri dari:


1. Dokter spesialis sebanyak 1 orang (Forensik)
2. Tenaga Administrasi 1 Orang
13 Jaminan Pelayanan Pelayanan diberikan dengan mengutamakan upaya peningkatan
mutu dan keselamatan pasien
14 Jaminan 1. Data medis pasien dijaga kerahasiaannya
Keamanan dan 2. Pelayanan mengutamakan keselamatan pasien
Keselamatan 3. Pengawasan keamanan di rumah sakit dilakukan oleh
petugas keamanan (satpam) RS
Pelayanan
15 Evaluasi Kinerja 1. Evaluasi penerapan standar pelayanan ini dilaksanakan
Pelaksana minimal 2 (dua) kali dalam setahun.
2. Monitoring dan evaluasi kinerja minimal 1 (satu) bulan sekali
3. Tindak lanjut hasil evaluasi yang direkomendasikan dilakukan
sebagai upaya untuk meningkatkan mutu dan keselamatan
pasien

25
I. Standar Pelayanan Rehabilitasi Medik
NO KOMPONEN URAIAN
1. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004
Tentang Sistem Jaminan Kesehatan Nasional.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011
Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan.
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit.
5. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 116, Tambahan Lemberan Negara Republik
Indonesia Nomor 4431);
6. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2009 tentang
Keterbukaan Informasi Publik;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
1996 tentang Tenaga Kesehatan.
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah.
9. Peraturan Menteri kesehatan Nomor 56 tahun 2014 tentang
Klasifikasi dan perijinan rumah sakit.
10. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
11. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 378 / Menkes/SK/IV/2008
tentang Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit
2. Persyaratan 1. Pelayanan Rehabilitasi Medik Rawat Jalan Pasien BPJS
Pelayanan a. Surat Rujukan dari Faskes I dan Surat Rujukan dari
Rumah Sakit Lain yang ditujukan ke UPTD Rumah Sakit
Manembo nembo Tipe C Bitung
b. Surat Konsul dari Poliklinik Rawat Jalan
2. Pelayanan Rehabilitasi Medik Rawat Jalan Pasien Umum
a. Pasien datang sendiri atau rujukan dari faskes lain atau
rujukan poliklinik
b. Telah menyalesaikan proses registrasi UPTD Rumah
Sakit Manembo nembo Tipe C Bitung
3. Pelayanan Rehabilitasi Medik Pasien Rawat Inap
a. Pasien konsul dari DPJP
3. Sistem, Mekanisme A. Alur Pasien Rawat Jalan :
Dan Prosedur 1. Pasien rawat jalan melakukan pendaftaran.
2. Petugas melakukan Pemeriksaan dan asesmen pada
pasien.
3. Dokter menyusun program rehabilitasi Medik.
4. Pasien melakukan terapi rehabilitasi medik sesuai
prorgam antara lain :
a. Fisioterapi
b. Terapi wicara
c. Okupasi Terapi
5. Pasien menyelesaikan proses administrasi.
6. Pasien dengan resep obat menuju instalasi farmasi
rawat jalan.
7. Pasien pulang

B. Alur Pasien Rawat Inap :


1. Pasien di bawa oleh petugas rawat inap menuju ke poliklinik
Rehabilitasi Medik
2. Petugas Rehabilitasi Medik melakukan pemeriksaan dan
asesmen pada pasien.
3. Petugas Rehabilitasi Medik menyusun program rehabilitasi
Medik.
26
4. Pasien melakukan terapi rehabilitasi medik sesuai
prorgam antara lain :
a. Fisioterapi
b. Terapi wicara
c. Okupasi Terapi
5. Pasien menyelesaikan proses administrasi.
6. Pasien kembali ke ruang rawat inap

4. Jangka Waktu 1. Pelayanan rehabilitasi rawat jalan


Penyelesaian Asesmen : 5-30 menit (sesuai kondisi pasien) Latihan / stimulasi
aktif / pasif dan / atau modalitas terap : 15- 30 menit

2. Pelayanan rehabilitasi medik rawat inap


Asesmen : 15-45 menit (sesuai kondisi pasien) Latihan / stimulasi
aktif / pasif dan / atau modalitas terapi : 15- 30 menit
5 Biaya / Tarif A. Pasien Peserta BPJS
Tanpa Biaya / dijamin oleh BPJS Kesehatan

B. Pasien Umum /Perusahaan/Asuransi


Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 5 Tahun
2018 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah
Provinsi Sulawesi Utara Nomor 1 Tahun 2012 Tentang
Retribusi Daerah
6. Produk Pelayanan 1. Pelayanan Asesmen (Konsultasi dan Pemeriksaan)
2. Pelayanan Fisioterapi
3. Pelayanan Terapi Wicara
4. Pelayanan Okupasi Terapi
7 Pengelolaan 1. Email : rsmn.bitung@gmail.com
Pengaduan 2. Website :
3. Telepon : 0811 4389 100
4. SMS : 0811 4389 100
5. Ruang Pengaduan :
8. Sarana Dan Pelayanan di Instalasi Rehabilitasi Medik saat ini dilengkapi
Prasarana Dan / dengan sejumlah sarana dan prasarana berupa:
Atau Fasilitas 1. Ruang Tunggu Pasien
2. Ruang Penerimaan Pasien (Admisi)
3. Ruang Administrasi
4. Ruang Rapat
5. Ruang Pemeriksaan Dokter
6. Ruang Gymnasium Anak (Fisioterapi)
7. Ruang Gymnasium Dewasa (Fisioterapi)
8. Ruang Modalitas Fisioterapi
9. Ruang Terapi Sensori Integrasi
10. Ruang Okupasi Terapi Dewasa
11. Ruang Terapi Wicara
12. Ruang Pantry
13. Kamar Mandi dan Toilet
14. Gudang
9. Kompetensi 1. Dokter Spesialis Kedokteran Fisik & Rehabilitasi
Pelaksana a. Kualifikasi Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik
dan Rehabilitasi
b. Memiliki STR dan SIP
2. Fisioterapis
a. Kualifikasi Pendidikan minimal DIII Fisioterapi
b. Memiliki STR dan Surat Ijin Praktek Fisioterapis
3. Tenaga Administrasi dengan kualifikasi pendidikan minimal DIII
Komputer

27
10. Pengawasan Kepala Instalasi Rehabilitasi Medik melakukan pengawasan
Internal secara periodik melalui rapat evaluasi, yaitu :
1. Rapat bulanan
a. Tujuan: evaluasi kegiatan bulan lalu, evaluasi kinerja
individu sebagai bagian dari sistem pengendalian dan
melakukan perencanaan untuk bulan berjalan.
b. Dihadiri oleh Kepala Instalasi, Koordinator Pelayanan, dan
seluruh staf Instalasi Rehabilitasi Medik.
c. Waktu: setiap hari Rabu pada minggu ketiga setiap bulan,
pukul 08.00 - 09.00
2. Rapat semesteran (Rapat Koordinasi)
a. Tujuan: evaluasi kegiatan pelayanan di Instalasi
Rehabilitsi Medik secara menyeluruh berdasarkan hasil
monitoring dan evaluasi guna mengukur pencapaian
evaluasi kinerja seluruh direktorat dan unit termasuk
Instalasi Rehabilitasi Medik secara menyeluruh dalam
periode 6 bulan
b. Waktu: setiap 6 bulan sekali.
3. Rapat tahunan (rapat Koordinasi)
a. Tujuan: evaluasi kinerja Instalasi Rehabilitasi Medik tahun
berjalan untuk mengukur sejauhmana perencanaan
tahunan yang telah direncanakan sebelumnya telah
terelialisasi
b. Waktu: bulan Januari
4. Rapat Insidentil
Rapat Insidentil dilakukan jika ada kejadian yang tidak
diharapkan atau apabila ada kejadian luar biasa yang dapat
berpotensi terganggunya pelayanan kesehatan
11. Jumlah Pelaksana 1. Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi 1 Orang
2. Tenaga Fisioterapis 7 Orang
12. Jaminan Pelayanan Diwujudkan dalam kualitas layanan dan produk layanan yang
sesuai Standar Operasional Prosedur serta didukung oleh
petugas yang berkompeten di bidang tugasnya dengan perilaku
pelayanan yang ramah, cepat, terampil, dan sopan santun.
13. Jaminan Keamanan Pelayanan di Instalasi Rehabilitasi Medik dilakukan oleh petugas
Dan Keselamatan yang berkompeten di bidangnya dan memiliki program jaminan
Pelayanan mutu meliputi:
a. Melaksanakan evaluasi pelayanan di Rehabilitasi Medik
melalui beberapa audit, yaitu :
1. Audit tenaga kesehatan pemberi pelayanan,
2. Audit ketersediaan fasilitas dan peralatan pelayanan
3. Audit kejadian kesalahan tindakan
4. Audit kejadian drop-out pasien terhadap pelayanan
rehabilitasi yang diprogramkan
5. Audit kepuasan pelanggan
b. Melakukan survei pencegahan dan pengendalian infeksi
secara periodik dan berkesinambungan.
c. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan yang dilakukan di
unit Rehabilitasi Medik.
d. Melakukan monitoring check list dengan maintenance medis
berkaitan dengan alat-alat medis yang digunakan di unit
Rehabilitasi Medik.

Sebagai jaminan indikator mutu pelayanan Instalasi Rehabilitasi


Medik, diantaranya:
a. Penjelasan awal program rehabilitasi medik yang akan di
lakukan kepada pasien baru
b. Mendokumentasikan pelaksanaan program rehabilitasi medik
yang dilakukan baik itu pasien baru maupun pasien lama pada
berkas rekam medis pasien
c. Pengkajian resiko jatuh
d. Mencegah kasus pasien luka bakar (Combustio) setelah terapi
menggunakan terapi panas (infrared/diathermy/Laser)
e. Uji fungsi alat terapi sebelum tindakan

28
J. Standar Pelayanan Laboratorium Klinik
NO KOMPONEN URAIAN
1. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004
Tentang Sistem Jaminan Kesehatan Nasional.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011
Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan.
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
1996 tentang Tenaga Kesehatan.
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah.
7. Peraturan Menteri kesehatan Nomor 56 tahun 2014 tentang
Klasifikasi dan perijinan rumah sakit.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 59
Tahun 2014 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam
Penyelenggaraaan Program Jaminan Kesehatan.
9. Peraturan Menteri Kesehatan No.269/Menkes/Per/III/2008
tentang Laboratorium;
10. Peraturan Menteri Kesehatan No.411/Menkes/Per/III/2010
tentang Laboratorium;
11. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
2. Persyaratan 1.Pasien Umum
Pelayanan a) Menunjukkan surat pengantar dari dokter
b) Membayar di kasir

2.Pasien BPJS
a) Menunjukkan surat pengantar dari dokter
b) Menunjukkan surat jaminan pelayanan
3. Sistem, Mekanisme 1. Pasien membawa permintaan pemeriksaan dan menyerahkan
Dan Prosedur pada petugas Laboratorium
2. Petugas memaggil pasien
a. Petugas menerima Formulir dan memverifikasi blanko
permintaan pemeriksaan laboratorium
b. Petugas membuatkan rincian biaya pemeriksaan 3 rangkap
dan diserahkan ke pasien (Pasien Swasta)
c. Petugas melakukan penjelasan persyaratan teknis
pemeriksaan kepada pasien yang bersangkutan (Seperti lama
berpuasa)
d. Petugas administrasi laboratorium Rawat jalan Menginput data
pasien dan jenis pemeriksaan yang diminta
3. Pasien menunggu di ruangan tunggu
4. Petugas sampling memanggil pasien untuk dilakukan
pengambilan sampel sesuai dengan jenis pemeriksaan yang di
minta.
5. Sampel diperiksa
6. Verifikasi sampel
7. Penyerahan hasil
4. Jangka Waktu Lama pemeriksaan Laboratorium (Sejak darah diterima di
Penyelesaian Laboratorium):
a. Jenis pemeriksaan standar selesai dalam waktu < 5 jam
b. Jenis pemeriksaan standar yang CITO selesai dalam waktu ≤
2 Jam.
5 Biaya / Tarif A. Pasien Peserta BPJS
Tanpa Biaya / dijamin oleh BPJS Kesehatan

B. Pasien Umum /Perusahaan/Asuransi


Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 5 Tahun 2018
Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi
Utara Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Retribusi Daerah

29
6. Produk Pelayanan Seluruh jenis pemeriksaan Patologi Klinik RS Tipe C.
7. Sarana Dan Laboratorium
Prasarana Dan / Atau 1. Ruang Tunggu
Fasilitas 2. Ruang Admin
3. Ruang Lab Kimia
4. Ruang Urinalisis
5. Ruang Hematologi
6. Ruang Pengecatan
7. Ruang Tindakan
8. Ruang Pantry
9. Ruang Dokter
8. Kompetensi 1 Dokter Spesialis Patologi Klinik
Pelaksana a. Kualifikasi Pendidikan Dokter Spesialis Patologi Klinik
b. Memiliki STR dan SIP

2. Analis
a. Kualifikasi Pendidikan minimal DIII ATLMs
b. Memiliki STR dan Surat Ijin Praktek ATLM

3. Tenaga Administrasi dengan kualifikasi pendidikan SMA dan


menguasai komputer
9. Pengawasan Internal Kepala Instalasi Laboratorium melakukan pengawasan secara
periodik melalui rapat evaluasi, yaitu :
1. Rapat bulanan
a. Tujuan: evaluasi kegiatan bulan lalu, evaluasi kinerja
individu sebagai bagian dari sistem pengendalian dan
melakukan perencanaan untuk bulan berjalan.
b. Dihadiri oleh Kepala Instalasi, Koordinator Pelayanan, dan
seluruh staf Instalasi Laboratorium
c. Waktu: setiap hari Kamis pada minggu ketiga setiap bulan,
pukul 14.00 -15.00.
2. Rapat Lab terintegrasi
a. Tujuan: evaluasi kegiatan pelayanan di Instalasi
Laboratorium menyeluruh dalam periode 6 bulan
b. Waktu: setiap 6 bulan sekali.
3. Rapat Insidentil
Rapat Insidentil dilakukan jika ada kejadian yang tidak
diharapkan atau apabila ada kejadian luar biasa yang dapat
berpotensi terganggunya pelayanan kesehatan
10 Pengelolaan 1. Email : rsmn.bitung@gmail.com
Pengaduan 2. Website :
3. Telepon : 0811 4389 100
4. SMS : 0811 4389 100
5. Ruang Pengaduan :
11. Jumlah Pelaksana 1. Dokter Spesialis Patologi Klinik 1 Orang
2. Tenaga Administrasi 3 Orang
3. Tenaga Analis 8
12. Jaminan Pelayanan Diwujudkan dalam kualitas layanan dan produk layanan yang
sesuai Standar Operasional Prosedur serta didukung oleh
petugas yang berkompeten di bidang tugasnya dengan perilaku
pelayanan yang ramah, cepat, terampil dan sopan santun.

30
13. Jaminan Pelayanan di Instalasi Laboratorium Klinik dilakukan oleh petugas
Keamanan, Dan yang berkompeten di bidangnya dan memiliki program jaminan
Keselamatan mutu meliputi:
Pelayanan 1. Melaksanakan evaluasi pelayanan di Laboratorium Klinik
melalui beberapa audit, yaitu :
a. Audit kejadian ketidak sesuaian hasil
2. Melakukan survei pencegahan dan pengendalian infeksi
secara periodik dan berkesinambungan.
3. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan yang dilakukan di
Instalasi Laboratorium Klinik.
4. Melakukan kalibraasi alat-alat medis yang digunakan di
Instalasi Laboratorium Klinik.
5. Melakukan monitoring check list dengan maintenance medis
berkaitan dengan alat-alat medis yang digunakan di Instalasi
Laboratorium Klinik.
Sebagai jaminan indikator mutu pelayanan Instalasi Laboratorium
Klinik, diantaranya:
1. Penjelasan pemeriksaan yang akan di lakukan kepada
pasien.
2. Mendokumentasikan pelayanan pemeriksaan
Laboratorium yang diberikan
3. Uji fungsi alat terapi sebelum tindakan
Indikator mutu ini dimonitor setiap bulan, dan dikumpulkan hasil
monitoringnya ke Komite Mutu UPTD Rumah Sakit Manembo
nembo Tipe C Bitung.
14. Evaluasi Kinerja Evaluasi penerapan standar pelayanan ini dilakukan minimal 2
Pelaksana (dua) kali dalam 1(satu) tahun untuk selanjutnya dilakukan
perbaikan untuk menjaga dan meningkatkan mutu serta
kinerja pelayanan.

31
K. Standart Pelayanan Poliklinik Medikolegal

NO KOMPONEN URAIAN
1 Persayaratan Surat Permintaan Visum et Repertum (SPV) dari Penyidik / Pihak
berwenang
2 Sistem Mekanisme
dan Prosedur

Keterangan
1. Korban datang didamping oleh Penyidik dengan Surat
Permintaan Visum, pendaftaran langsung dilakukan di
Poliklinik Medikolegal dan diterima oleh Petugas RS
2. Petugas administrasi mengambil data pasien
3. Dilakukan Pemeriksaan Visum et Repertum oleh Dokter
Spesialis Forensik
4. Penyerahan hasil Permintaan Visum et Repertum Korban
Kekerasan Seksual
3 Jangka Waktu 1. Pemeriksaan korban kekerasan seksual ≤ 30 Menit
pelayanan 2. Penyelesaian hasil Permintaan Visum et Repertum koban
kekerasan seksual ≤ 2 x 24 Jam
4 Biaya/Tarif ?
5 Produk Layanan Pelayanan Visum et Repertum Kekerasan Seksual
6 Penanganan 1. Email : rsmn.bitung@gmail.com
Pengaduan, Saran 2. Telepon : 0811438100
dan Masukan 3. WA 0811438100
4. Kotak saran
5. Petugas Informasi dan Pengaduan
NO KOMPONEN URAIAN
7 Dasar Hukum 1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran
2. Undang Undang Republik IndonesiaNomor 25 Tahun 2009
Tentang : Pelayanan Publik
3. Undang Undang Republik IndonesiaNomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit
4. Undang Undang Republik IndonesiaNomor 36 Tahun 2014
Tentang Tenaga Kesehatan
5. Permen Kesehatan RI Nomor 2052 / Menkes / Per / V / 2011
Tentang Standar Pelayanan Kedokteran
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Reformasi Birokrasi RI No. 15 Tahun 2014 Tentang Standar
Pelayanan Publik
7. Peraturan Gubernur No. 51 Tahun 2017 tentang
Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah pada Dinas
Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara
8. Peraturan Gubernur No. 26 Tahun 2019 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Gubernur Sulawesi Utara No. 51
Tahun 2017 Tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis
Daerah Pada Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Tipe A
Provinsi Sulawesi Utara
8 Sarana dan Prasarana 1. Ruang Tunggu Keluarga
dan /atauFasilitas 2. Ruang Administrasi
3. Ruang Pemeriksaan
4. Meja
5. Kursi
6. Alat Komputer dan perlengkapannya
7. ATK
8. Toilet
9. Tempat sampah
Kompetensi 1. Dokter Spesialis
Pelaksana a. Pendidikan Dokter Spesialis Forensik
b. Memiliki SIP (Surat Izin Praktik)
c. Memiliki RKK (Rincian Kewenangan Klinis)
d. Surat Penugasan Klinis
e. Memiliki kemampuan Komunikasi Efektif
2. Tenaga Perawat / Bidan
a. Pendidikan minimal DIII
b. Memiliki SIP (Surat Izin Praktik)
c. Memiliki RKK (Rincian Kewenangan Klinis)
d. Surat Penugasan Klinis
e. Memiliki sertifikat BLS / BHD
f. Memiliki kemampuan Komunikasi Efektif
3. Tenaga Administrasi
a. Minimal pendidikan SLTA / Sederajat
b. Memiliki Sertifikat BLS / BHD
c. Mampu Mengoperasikan komputer dan SIM – RS
d. Memiliki kemampuan komunikasi efektif
9 Pengawasan Internal 1. Direktur
2. Kepala Bidang Pelayanan Medik
3. Kepala Bidang Penunjang Medik
10 Jumlah Pelaksana 4 (Empat) orang petugas
11 Jaminan Pelayanan 1. Pelayanan dilakukan sesuai dengan Standar Pelayanan
Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Standar Pelayanan
Minimal, Standar Pelayanan Operasional
2. Petugas pelaksana memiliki SIP, RKK, Penugasan Klinis
12 Jaminan Keamanan Rumah Sakit terakreditasi SNARS Edisi 1 dari KARS (Komisi
dan keselamatan Akreditasi Rumah Sakit) dengan status Utama (Bintang empat)
13 Evaluasi Kinerja Periode 1 (satu) bulan sesuai dengan Standar Pelayanan
BAB III
PENUTUP

Akuntabilitas dan transparansi adalah dua hal yang diupayakan untuk selalu ditingkatkan dalam
pengelolaan pelayanan publik. Hanya dengan cara tersebut pemerintah dapat kembali meraih
kepercayaan masyarakat terhadap proses penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan. Salah satu
cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan standar pelayanan di setiap unit
penyelenggara pelayanan publik.
Standar pelayanan merupakan salah satu jembatan yang dapat mempertemukan harapan
masyarakat dan kesanggupan penyedia pelayanan. Melalui standar pelayanan penyedia pelayanan
berjanji untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. Begitu banyak manfaat yang dapat dirasakan
jika suatu instansi memiliki standar pelayanan. Manfaat ini tentu saja dapat dirasakan oleh kedua belah
pihak, baik masyarakat maupun bagi pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan. Masyarakat
sebagai pengguna jasa pelayanan juga dapat mengetahui dengan pasti hak dan kewajiban apa yang
harus mereka dapatkan dan lakukan untuk mendapatkan suatu jasa pelayanan. Selain itu masyarakat
akan mendapat jaminan bahwa mereka akan mendapat pelayanan dalam kualitas yang dapat
dipertanggung- jawabkan serta memberikan fokus pelayanan kepada pelanggan / masyarakat.
Bagi organisasi standar pelayanan merupakan alat komunikasi antara pelanggan dengan
penyedia pelayanan dalam upaya meningkatkan pelayanan, menjadi alat untuk mengukur kinerja
pelayanan serta menjadi alat sarana monitoring dan evaluasi kinerja pelayanan. Adanya standar
pelayanan, memungkinkan adanya perbaikan kualitas atau mutu pelayanannya secara berkelanjutan
(continuous improvement). Karena dengan adanya standar pelayanan organisasi dapat terus menerus
memperbaiki pelayanannya dari aspek persyaratan pelayanan, prosedur pelayanan, waktu pelayanan,
dan biaya. Standar pelayanan juga mensyaratkan adanya pengelolaan pengaduan yang merupakan
wadah bagi mekanisme umpan balik dari masyarakat, sehingga birokrasi dapat lebih memahami apa
yang sebenarnya diinginkan oleh masyarakat dan bagaimana dan apa yang seharusnya mereka
lakukan dalam memberikan pelayanan.
Uraian dalam buku ini memberikan petunjuk praktis mengenai hal - hal apa yang harus
dipersiapkan serta langkah - langkah dalam merencanakan, menyusun dan mengimplementasikan
standar pelayanan. Terdapat syarat utama bagi keberhasilan penerapan standar pelayanan yaitu
perubahan paradigma birokrasi yang harus menempatkan rakyat dan kepentingannya sebagai fokus
utama dari pelayanan yang diselenggarakannya.
Semoga buku ini bermanfaat bagi instansi penyelenggara pelayanan khususnya buat UPTD
Rumah Sakit Manembo Nembo Tipe C Bitung secara internal yang akan menyusun,
mengimplementasikan, dan memperbaiki standar pelayanannya. Karena bagaimanapun pemerintah
telah menetapkan peraturan perundangan yang memang mensyaratkan agar setiap instansi
penyelenggara pelayanan memiliki sebuah standar pelayanan.
Dengan demikian diharapkan penyusunan buku ini memberikan kontribusi nyata bagi upaya
perbaikan kualitas pelayanan publik

32
37

Anda mungkin juga menyukai