Oleh :
RIZKI FITRIA
NIM : 21181091P
Segala puji syukur kepada Allah SWT karena atas segala limpahan rahmat
dan hidayahnya tak lupa juga kita panjatkan kehadiran baginda nabi besar
Muhammad SAW, saya dapat menyelesaikan penyusunan proposal penelitian
ini yang berjudul “ faktor-faktor yang berhubungan terhadap mutu pelayanan
pasien rawat inap di Pukesmas Samalanga Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh
tahun 2020” semoga dapat rerselesaikan dengan baik.
Dan tak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
yang telah mengajarkan saya cara dan membuat suatu proposal penelitian secara
baik dan benar, sehingga saya bisa menyusun dan menyelesaikan proposal ini
tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah diajarkan. Dan terima kasih juga
kepada orang tua yang paling saya cintai, karena doa kalian aku masih bisa
bertahan dalam menghadapi semua ini, karena kalian aku mempunyai kekuatan
untuk mencapai kesuksesan nanti, dan terima kasih juga untuk teman-teman yang
selalu ada untuk aku disaat suka maupun duka.
PENULIS
i
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 3
Tujuan Penelitian 3
Manfaat Penelitian 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Mutu Pelayanan 5
Pengetahuan 9
Sikap 12
Keterampilan 14
Konsep Pemikiran 16
Variabel penelitian 16
Defenisi Operasional 17
Hipotesa Penelitian 20
Jenis Peneltian. 22
Tempat dan Waktu Penelitian. 22
ii
Populasi dan Sampel. 22
Jenis Data. 23
Pengolahan Data. 23
Analisis Data. 24
Penyajian Data, 25
DAFTAR PUSTAKA
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pelayanan kesehatan yaitu suatu fasilitas layanan yang disediakan
oleh pemerintah baik secara langsung maupun dengan sistem kerja sama
dalam memberikan pelayanan pada masyarakat. Pelayanan kesehatan
merupakan pelayanan yang bersifat urgen untuk disediakan atau dimotori oleh
pemerintah, karena pelayanan kesehatan merupakan pelayanan dasar bagi
masyarakat dengan sifatnya yang unik (Amirul, Rokminiat & Sri, 2020). Mutu
pelayanan kesehatan adalah terpenuhinya seluruh kebutuhan kesehatan baik
bagi masyarakat ataupun bagi perorangan terhadap pemberian pelayanan
kesehatan dan yang sesuai dengan standar profesi yang ada, baik dan bermutu
dengan penggunaan sumber daya kesehatan secara wajar, dan efektif dalam
keterbatasan pemerintah dalam masayarakat, serta dapat diselenggarakan
secara aman dan dapat memuaskan sesuai dengan norma dan etika yang baik
(Bustami, 2011).
Pukesmas sangat penting sebagai pemberi pelayanan dalam sistem
kesehatan, sebab itu suatu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan
pukesmas menjadi salah satu prioritas utama dalam mutu pelayanan.
Pelayanan kesehatan yang bermutu masih sangat jauh dari harapan
masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan dipukesmas menuntut
pelayanan yang bermutu tidak Cuma menyangkut kesembuhan dari penyakit
pada fisik akan tetapi juga menyangkut kepuasan terhadap perilaku
pengetahuan serta keahlian petugas dalam memberikan pelayanan dan
ketersediaan fasilitas serta prasarana yang mencukupi serta bisa memberikan
kenyamanan bagi konsumen (Marta, happy, 2017)
Mutu pelayanan kesehatan bisa dikatakan atau dirasakan bermutu
oleh pelanggan bila penyampaiannya bisa dialami melebihi
1
harapan pasien atau pengguna layanan. Evaluasi para pengguna jasa
pelayanan diperuntukan kepada penyampaian jasa tersebut kepada para
pemakai jasa, mutu jasa pelayanan sangat dianjurkan apabila kebutuhan
para pengguna jasa dapat terpenuhi serta diterima pada waktu yang tepat
(Andri 2019).
Berdasarkan berbagai penelitian terdahulu banyak diketahui bahwa
pelayanan di pukesmas kurang responsif dalam menanggapi pasien seperti
waktu pendaftaran yang lama, tidak adanya kepastian kapan pelayanan
akan berlangsung, kurang jelasnya informasi prosedur pendaftaran
sehingga pasien tidak bersiap pada syarat- syarat administrasi sebelum
mengunjungi pukemas. Sedangkan menurut Depkes RI waktu tunggu untuk
pasien lama selama 7 menit sedangkan pasien baru selama 10 menit. Hal ini
dikarenakan kurangnya jumlah petugas pendaftaran di pukesmas yang
membuat petugas harus merangkap tugasnya. Selain melayani pendaftaran
pasien rawat inap petugas juga melaksanakan tugasnya, hal ini yang
menyebabkan pelayanan menjadi lama dan kepuasan pasien tidak tercapai
dengan maksimal. Hal ini menandakan bahwa proses pelayanan pendaftaran
di pukesmas masih terdapat masalah sehingga perlunya identifikasi terhadap
faktor yang mempengaruhi nya. Selain itu, hal ini juga menyebabkan belum
tercapainya tujuan pukesmas untuk memberikan kualitas layanan prima demi
tercapainya kepuasan pelanggan yang diharapkan. Oleh karena itu, pukesmas
perlu mengevaluasi mutu pelayanan untuk segera dilakukan tindakan
perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan untuk mencapai kepuasan
pelanggan. Dengan adanya perbaikan ini diharapkan kepuasan pelanggan
dapat terpenuhi serta mampu meningkatkan citra baik pukesmas di mata
masyarakat pada umumnya.
2
RAWAT INAP DI PUKESMAS SAMALANGA KABUPATEN
BIREUEN PROVINSI ACEH TAHUN 2020”.
Rumusan Masalah
Masalah pelayanan petugas pendaftaran rawat jalan yang kurang dapat
memenuhi harapan pasien di pukesmas dapat menimbulkan keluhan bagi
pasien sehingga menurunkan mutu pelayanan dan peneliian ini dilakukan
untuk melihat masalah yang ada dipukesmas tentang mutu pelayanan.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ingin mengetahui faktor-
faktor yang berhubungan terhadap mutu pelayanan pasien rawat inap di
Pukesmas Samalanga Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh tahun 2020.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3
c. Untuk mengetahui hubungan antara keterampilan terhadap mutu
pelayanan pasien rawat inap di Pukesmas Samalanga Kabupaten
Bireuen Provinsi Aceh tahun 2020
Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
4
BAB II
TINJAUAN
KEPUASTAKAAN
Mutu Pelayanan
5
pelayanan kesehtan sesuai dengan yang di harapkan dan konsisten
dengan pengetahuan professional terkini, atau secara singkat
berpedoman pada struktur (sarana fisik, perlengkapan dan peralatan,
organisasi dan manajemen, keuangan, tenaga/SDM), proses
(menjalankan apa yang sesungguhnya dilakukan terhadap pasien
untuk mendapatkan pelayanan), output (menunjukan efek pelayanan yang
diberikan terhadap pasien), dan outcome (kepuasan pasien ).
6
c. Pengembangan kultur pelayanan
7
b. Keterjangkauan atau akses (layanan kesewhatan harus dapat dicapai
oleh masyarakat tanpa terhalang oleh keadaan geografis, sosial,
ekonomi, organisasi dan bahasa).
f. Keamanan ( aman dari resiko cedera, infeksi dan efek samping atau
bahaya yang ditimbulkan oleh layanan kesehatan itu sendiri)
8
responsif memberi perhatian.
Pengertian Pengetahuan
9
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu, tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat
mengintrepretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap obyek atas materi dapat mnejelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap
obyek yang dipelajari.
3. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi
di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau pengguanaan hukum-hukum,
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau yang lain.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu bentuk kemampuan
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang baru.
10
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justfikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan
dapat dilakukan dengan menggunakan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian
atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita
ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan- tingkatan di atas.
Indikator Pengetahuan
11
Namun apabila yang diteliti adalah petugas kesehatan, maka
persentasenya sebagai berikut:
a) Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya >75%
b) Tingkat pengetahuan kategori Kurang baik jika
nilainya ≤75%
Sikap
Pengertian Sikap
12
kontroversal.
2. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek
emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling
dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling
bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah
mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan
perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
3. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku
tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi
tendensi atau kecenderungan untuk bertindak/ bereaksi terhadap
sesuatu dengan cara-cara tertentu dan berkaitan dengan objek yang
dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap
seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.
Indikator Sikap
13
menghargai, artinya mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah; (4) bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko.
Keterampilan
Pengertian Keterampilan
Skill (keterampilan) pegawai merupakan salah satu faktor dalam usaha
mencapai susksesnya pencapaian tujuan organisasi. Tujuan keterampilan kerja
yaitu untuk dapat memudahkan suatu pekerjaan dalam penyelesaian setiap
pekerjaan secara efektif dan efisiensi tanpa adanya kesulitan hingga akan
menghasilkan suatu kinerja pegawai yang baik. Tujuan pengembangan
pegawai adalah untuk memperbaiki efektivitas kerja pegawai dalam mencapai
hasil-hasil kerja yang telah ditetapkan. Perbaikan efektifitas kerja dapat
dilakukan dengan cara memeperbaiki pengetahuan pegawai, keterampilan
pegawai maupun sikap pegawai itu sendiri terhadap tugas-tugasnya.
Skill (keterampilan) seorang pegawai merupakan faktor paling utama
dalam proses kesuksesan bagi suatu pencapaian target yang telah di tetapkan
oleh perusahaan ataupun lembaga tersebut. Untuk memberikan suatu
pelayanan yang terbaik dari seorang pegawai kepada masyarakat. Skill
(keterampilan) sebagai kecakapan yang berhubungan dengan tugas yang
dimiliki seseorang dalam waktu yang tepat (Gibson, 2013).
Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cakap, mampu,
dan cekatan. Iverson (2011) mengatakan keterampilan membutuhkan
pelatihan dan kemampuan dasar yang dimiliki setiap orang dapat lebih
membantu menghasikan sesuatu yang lebih bernilai dengan lebih cepat.
Keterampilan adalah hasil belajar pada ranah psikomotorik, yang
terbentuk menyerupai hasil belajar kognitif. Keterampilan adalah kemampuan
untuk mengerjakan atau melaksanakan sesuatu dengan baik. Maksud dari
pendapat tersebut bahwa kemampuan adalah
14
kecakapan dan potensi yang dimiliki oleh seseorang untuk menguasai suatu
keahlian yang dimilikinya sejak lahir. Kemampuan tersebut merupakan suatu
hasil latihan yang digunakan untuk melakukan sesuatu. Melalui pendapat
Chaplin di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan seseorang itu dapat
tumbuh melalui latihan-latihan yang dilakukan oleh orang itu sendiri (Mulyati,
Yeti, 2014).
Indikator Keterampilan
Robbins (2015) mengatakan keterampilan dibagi menjadi 4 kategori,
yaitu :
Basic Literacy Skill: keahlian dasar yang sudah pasti harus dimiliki oleh setiap
orang seperti membaca, menulis, berhitung serta mendengarkan.
Technical Skill : Keahlian secara teknis yang didapat melalui pembelajaran dalam
bidang teknik seperti mengoperasikan kompter dan alat digital lainnya.
Interpersonal Skill : Keahlian setiap orang dalam melakukan komunikasi satu
sama lain seperti mendengarkan seseorang, memberi pendapat dan bekerja
secara tim.
Problem Solving : Keahlian seseorang dalam memecahkan masalah dengan
menggunakan logika atau perasaanya.
15
BAB III
KERANGKA KONSEP
Konsep Pemikiran
Pengetahuan
Sikap Mutu Pelayanan
Keterampilan
1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel terikat yang dipengaruhi karena adanya variabel
bebas (Umar, 2013). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah mutu
pelayanan.
2. Variabel Indepenen
Variabel independen yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau
terpengaruhnya variabel terikat (Umar, 2013). Variabel independen yang dipakai
dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan.
16
Defenisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi
Operasional
No Variabel Defenisi Cara Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
Skal
a
Uku
r
Variabel Independen
Rendah,
Nilainya < 75%
2 Sikap dalam Pandangan Angket Kuesioner
dengan Ordinal 1. Baik ≥
pelayanan Penilaian dan
menggunakan (median/mean)
perasaan
responden skalalikert
2. Kurang <
terhadap sikap (median/mean)
dalam
memberikan
pelayanan
18
No Variabel Defenisi Cara Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
Skal
keinginan a
pelanggan serta Uku
ketepatan r
penyampaiannya
untuk
mengimbangi
harapan
19
b) Keterjangkauan atau akses
f) Keamanan
g) Kenyamanan
h) Informasi
i) Ketepatan waktu
20
a) Sikap terhadap sakit dan penyakit
b) Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat
c) Sikap terhadap kesehatan lingkungan
4. Variabel Keterampilan (X.3)
Keterampilan adalah kecakapan yang berhubungan dengan tugas
yang dimiliki seseorang dalam waktu yang tepat. Indikator keterampilan
diantaranya:
a) Basicliteracyskill
b) Technicalskill
c) Interpersonalskill
d) Problemsolving
Hipotesa Penelitian
H0 : Tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang pelayanan
terhadap mutu pelayanan pasien rawat inap di PUKESMAS
Samalanga Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh tahun 2020
21
Samalanga Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh tahun 2020
22
BAB IV
METODE
PENELITIAN
Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian
kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian cross sectional
merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan atau
pengaruh variable independen terhadap dependen di mana pengkuran antara
sebab dan efek dalam waktu yang sama. Data responden yang dikumpulkan
berdasarkan kriteria : (1) mau menjadi responden, (2) pasien yang dirawat
inap, (3) keluarga pasien.
23
Bireuen selama penelitian berlangsung.
Jenis Data
jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini : Data
primer
Data primer merupakan data yang awal sekali dikumpulkan sipeneliti atau dari
sumber asli lewat upaya pengambilan data melalui turun lapangan langsung,
sebab data primer ini sisebu data awal ataupun data yang masih mentah.
Data sekunder
Pengolahan data
Editing
Editing merupakan data yang diproses oleh peneliti untuk pengecekan kembali
data yang telah terkumpul untuk mengetahui apakah data yang telah dikumpulkan
lumayan baik dan bisa dapat diolah dengan baik.
Coading
Coding merupakan pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk
dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk atau
huruf yang memberikan petunjuk atau indetitas pada suatu informasi atau data
yang akan dianalisis.
Entry
Entry adalah memasukkan data kesebuah system di laptop untuk mencari
data dengan mudah.
Cleaning
24
Cleaning merupakan cara melihat kelengkapan data didalam komputer.
Tabulating
Tabulasi merupakan pembuatan data-data yang berisi data yang telah diberi
kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan dalam melakukan tabulasi diperlukan
ketelitian agar tidak terjadi kesalahan.
Analisis Data
Analisis univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai
variabel yang akan diteliti untuk variabel kategorik, statistic di paparkan dalam
jumlah atau frekuensi tiap kategori (n) dan persentase tiap kategori (%) dipaparkan
dalam bentuk tabel atau grafik, sedangkan untuk variabel numeric, statistic yang
dipaparkan adalah ukuran pemusatan yaitu mean, median dan modus di paparkan
dalam bentuk tabel atau grafik.
Analisis Bivariate
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen. Pada penelitian ini baik variabel independen
maupun varibel dependen adalah variabel kategori, sehingga analisis bivariat yang
dilakukan adalah: Uji Chi-sguare.
Uji Chi-sguare untuk melihat hubungan antara dua variabel kategori, dasar
Uji Chi-sguare: Membandingkan frekuensi yang di amati (obseve =0) dengan
frekuensi yang di harapkan (expected =E2) perhitungan nilai Uji Chi
-sguare (X) dilakukan dengan rumus sbb:
X2 = ∑ (0-E)
E
penyajian Data
25
data yang yang telah diperoleh dan telah diolah kemudian ditampilkan dalam
bentuk tabel kemudian diintegrasikan dalam bentuk penjelasan.
26
DAFTAR PUSTAKA
BAPPENAS.(2018). PenguatanPelayananKesehatanDasarDiPuskesmas.
Jakarta: Diktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat dan Kebudayaan
Kementrian PPN / Bappenas
https://www.bappenas.go.id/files/1715/3974/8326/Buku_Pengua
tan_Pelayanan_Kesehatan_Dasar_di_Puskesmas-
_Direktorat_Kesehatan_dan_Gizi_Masyarakat_Bappenas.pdf
27
Nasution M.N. (2010). Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality
Management). Ghalia. Indonesia, Jakarta.
Umar. (2013). Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Jakarta : Ghalia dkk,
M. T. (2008). MateriPokokMetodePnelitian1-6.
28
KUENSIONER
PENELITIAN
A. INDETITAS
RESPONDEN Nama
Alamat :
Umur :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
29
Kompetisi teknis
No Pertayaan SangatBaikCukupKurang
BaikBaikBaik
1.Keramahanpelayanan
petugas dalam melayani pasien
2.Tenaga medis
menyediakanperalatan medis yang lengkap
3.Kemampuan
yang
dalam
dimilikidokter
menetapkan diagnosa penyakit dengan tepat dan cepat
Daya tangkap dokter dalammenagani keluhan pasien dalam memberikan solusiny
Perawat tangkap dalam melayani pasien
Kenyaman
1.Tersedia tempat
30
istirahat untuk keluarga pasien
2.Keadaan pemeriksaan
kamar tidak
tidak
pengapdan
berdesakan
No pertanyaan SangatBaikCukupKurang
BaikBaikBaik
1. Keterjangkau transportasi
biaya
pukesmas menuju
2.Jarakletakpukesmas
dekatdenganrumah pasien
3.Kemudahan pasien
31
untuk mendapatkan
informasi yang jelas
No Pertanyaan SangatBaikCukupKurang
BaikBaikBaik
3.Perawat menerima
keluhan pasien
5.Dokter menjelaskan
tentangpenyakityang
diderita pasien
32