Tricoderma Upaya Pengendali Hama Terpadu
Tricoderma Upaya Pengendali Hama Terpadu
OLEH:
HIDAYATI ROHIMAH
NIP.199404062020122012
Disahkan Pada:
Pekanbaru,
ii
BIODATA PENULIS
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi
nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil dengan judul “Pemanfaatan Agen Hayati
Tricoderma Sebagai Upaya Pengendalian hama Terpadu di Kec.Rakit
Kulim, Indragiri Hulu”. Rancangan aktualisasi ini disusun oleh penulis dalam
rangka memenuhi salah satu syarat kelulusan CPNS menjadi PNS di lingkungan
Pemerintah Provinsi Riau melalui kegiatan Pelatihan Dasar yang diselenggarakan
oleh Badan Pengembangan sumber Daya Manusia Provinsi Riau.
Dalam proses pelaksanaan dan penyusunan rancangan aktualisasi ini,
penulis mendapat banyak bimbingan, dukungan, dan pengarahan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa
terima kasih kepada:
1. Kepala Badan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Riau
2. Kepala Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau
3. Kepala UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau
4. Bapak Ir.Mahfayeri selaku Coach
5. Bapak Usnadi SH.MM selaku Mentor
6. Seluruh Widyaiswara
7. Kedua Orang Tua, Keluarga dan Rekan-rekan peserta Pelatihan Dasar Calon
pegawai Negeri Sipil Golongan II Angkatan VII Gelombang III Tahun 2021
Provinsi Riau dan semua pihak yang membantu.
Dalam rancangan aktualisasi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk
menyempurnakan rancangan aktualisasi ini.
Pekanbaru, 2021
Hidayati rohimah
NIP.199404062020122012
iv
DARTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan .............................................................................. 3
C. Gambaran Umum Instansi ................................................................... 4
1. Struktur Organisasi .................................................................. 4
2. Visi Misi Organisasi................................................................. 5
3. Nilai-Nilai Organisasi .............................................................. 6
4. Sasaran Kinerja Pegawai .......................................................... 7
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI NILAI NILAI DASAR ASN
A. Konsep Aktualisasi .............................................................................. 9
B. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI ............................................ 15
C. Isu Aktual ............................................................................................. 19
D. Gagasan Pemecahan Isu ....................................................................... 25
E. Jadwal Kegiatan ................................................................................... 40
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 41
B. Saran ..................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 42
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan pegawai yang telah memenuhi syarat
yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam
suatu jabatan negeri dan digaji berdasarkan peraturan peraturan perundang
undangan yang berlaku. PNS memiliki fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik dan perekat serta pemersatu bangsa. Dari fungsi tersebut maka
diperlukan sosok-sosok PNS yang akuntabel, nasionalis, beretika publik,
berkomitmen mutu dan anti korupsi sehingga mampu secara profesional
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif, efisien dan kompeten.
Oleh karena itu, berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur
Sipil Negara mengamanatkan Instansi Pemerintah wajib memberikan pendidikan
dan pelatihan (Diklat) terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
selama satu tahun masa percobaan Selama masa percobaan satu tahum, CPNS
diwajibkan mengikuti Pendidikan Latihan Dasar (Latsar) seperti yang telah diatur
dalam PERLAN Nomor 12 Tahun 2018 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil. Kegiatan Latsar terdiri dari materi on campus (materi didalam kelas
syncronous dan asyncronous) dan of campus (habituasi di instansi masing
masing). Materi dan kurikulum Pelatihan Dasar meliputi:
1. Agenda I sikap perilaku bela negara dan wawasan kebangsaan dan analisis
isu kontemporer.
2. Agenda II nilai nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi).
3. Agenda III kedudukan dan peran PNS dalam NKRI.
4. Agenda IV habituasi, yaitu aktualisasi pembiasaan diri terhadap kompetensi
yang telah diperoleh melalui mata pelatihan yang telah dipelajari.
Kegiatan habituasi dilakukan setelah materi on campus selesai dengan
tujuan agar peserta pelatihan dapat mengaktualisasikan kegiatan yang telah
dirancang. Dalam pelaksanaan agenda habituasi CPNS diharapkan mampu
1
membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai nilai dasar ASN yang telah
disampaikan dalam Pelatihan Dasar sehingga terbentuk karakter ASN yang
memiliki jiwa Akuntabel, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi (ANEKA) yang diwujudkan dalam melaksanakan tugas pokok.
Sebagai CPNS dalam jabatan fungsional Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan (POPT), tugas pokok POPT sangat berkaitan erat dengan
perlindungan tanaman. Berdasarkan Undang Undang Nomor 12 Tahun 1992,
tentang Sistem Budidaya Tanaman, pasal 1 ayat 7 disebutkan bahwa perlindungan
tanaman adalah segala upaya untuk mencegah kerugian pada budidaya tanaman
yang diakibatkan oleh Organisme Pengganggu Tumbuhan.
Pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT) merupakan
pegawai yang diberi tugas, tanggung jawab dan hak secara penuh oleh pejabat
yang berwenang pada satuan organisasi lingkup pertanian untuk melakukan
kegiatan perlindungan tanaman. Dalam PP nomor 6 tahun 1995 menyebutkan
bahwa perlindungan tanaman adalah segala upaya unutk mencegah kerugian
pada budidaya tanaman yang diakibatkan oleh organisme pengganggu
tumbuhan. Organisme pengganggu tumbuhan yang dimaksud adalah semua
organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan
kematian tumbuhan. Pada hakekatnya kegiatan perlindungan tanaman adalah
suatu rangkaian kegiatan untuk mencegah atau mengurangi organisme
pengganggu tumbuhan melalui upaya pencegahan, pengendalian, dan eradikasi
organisme pengganggu tumbuhan. Kegiatan perlindungan tanaman berazaskan
evektivitas, efisiensi, dan keamanan terhadap manusia, sumber daya alam, dan
lingkungan hidup, sehingga diharapkan dapat mempertahankan dan
memantapkan produksi pada tahap optimal dan mendukung pembangunan yang
berkelanjutan melalui pelestarian kemampuan sumberdaya alam dan lingkungan
hidup dapat tercapai.
Dalam rancangan aktualisasi ini penulis mengangkat isu tentang “Belum
Adanya Sosialisasi Pemanfaatan Agen Hayati Sebagai Pengendalian Hama
Terpadu di Kec. Rakit Kulim”. Selama penulis bertugas dan mengenali
wilayah desa-desa yang ada di kec. Rakit Kulim banyak dijumpai petani petani
2
yang memang belum mengetahui tentang agen hayati itu sendiri. Hal ini dapat
dilihat dilapangan bahwa ketika penulis melakukan tanya jawab secara langsung
pada petani mengenai pengendalian hama penyakit pada tanaman, ternyata
petani masih selalu menggunakan pestisida sebagai solusi untuk pengendalian
hama. Seperti di Desa Keloyang ada beberapa petani yang menanam padi sawah
dan menanam tanaman hortikultura di sekiatan sawah mereka
B. Maksud danTujuan
Tujuan dari pelaksanaan aktualisasi ini adalah:
1. Untuk Individu, Sebagai Aparatur Sipil Negara dapat melaksanakan
tugasnya dan kinerjanya dengan didasari nilai nilai dasar ASN yaitu nilai
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi, dan kegiatan tersebut dapat dilakukan seterusnya.
2. Untuk internal, Dengan adanya penerapan pemanfaatan agen hayati
tricoderma serta pengamatan dan pelaporan hasil pengamatan secara rutin
maka dapat meningkatkan pelayanan mutu dan berkualitas.
Untuk eksternal, Dengan adanya sosialisasi pemanfaatan tricoderma ini
diharapkan petani menjadi mampu dan terus melakukan pengendalian hama
terpadu, serta kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan nilai mutu kinerja
ASN dalam pandangan masyarakat
3
C. Gambaran Umum Instansi
1. Struktur Organisasi
1. Struktur organisasi
UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau
merupakan organisasi unit pelaksana teknis yang berada dibawah Dinas Pangan
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau. UPT dipimpin oleh seorang
4
pejabat sruktural eselon III dengan nama jabatan Kepala UPT. Kepala UPT
dibantu oleh 3 orang pejabat strukturaleselon IV yaitu masing masing 1 orang
Kepala Sub Bagian (Kasubbag) dan 2 orang Kepala Seksi (Kasi). Sruktur
organisasi UPT Perlindungan Tanaman Pangan Provinsi Riau dapat dilihat pada
gambar 1.
Gambar 2. Struktur Organisasi UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan
Hortikultura
5
“Terwujudnya Kemandirian Masyarakat Petani Dalam Penerapan Pengendalian
Hama Terpadu (PHT) Pada Sistem Pembangunan Pertanian Berkelanjutan,
Berwawasan Lingkungan, Berbasis Pedesaan dan Berorientasi Agribisnis, Serta
Misi UPT Perlindungan adalah:
1) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan petani tentang
Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
2) Menciptakan kondisi yang kondusif untuk terbinanya kemandirian petani
dalam pengelolaan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
3) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dari hasil usaha
taninya
4) Melindungi petani dan konsumennya hasil pertanian dari akibat samping
penggunaan sarana perlindungan tanaman
5) Mengurangi pencemaran lingkungan dan mempertahankan keaneka
ragaman hayati di ekosistem pertanian
6) Melindungi hak dan kewajiban petani
3. Nilai-nilai Organisasi
Berdasarakan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 37 Tahun 2020 tentang
Pengembangan Nilai Budaya Lingkup Kementerian Pertanian yaitu:
a. Komitmen
Indikator nilai komiten, sebagai berikut:
• Mentaati peraturan/Kesepakatan
• Melakukan internalisasi tujuan dan sasaran organisasi
• Menyamakan persepsi dalam langkah kerja
• Konsisten dan loyal terhadap pelaksanaan tugas, dan
• Menepati janji
b. Keteladanan
Indikator keteladanan, sebagai berikut:
• Berperan aktif meningkatkan kinerja
6
• Membangin keterbukaan dan komunikasi
• Menghargai pendapat orang alain
• Bersikap tegas dan berani
• Bersikap peduli
c. Profesionalisme
Indikator profesionalisme , sebagai berikut:
• Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai bidang tugas
• Melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi
• Menyelesaikan pekerjaan sesuai target kinerja
• Melaksanakan pelayanan prima
d. Integritas
Indikator dari integritas, sebagai berikut:
• Bertanggung jawab
• Bertindak sesuai nilai dan norma yang berlaku
• Melaporkan penyimpangan, dan
• Menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar
e. Disiplin
Indikator dari didiplin, sebagai berikut:
• Mentaati ketentuan jam kerja
• Pemakaian seragam dan atribut kerja sesuai peraturan
• Mengikuti upacara
• Menggunakan fasilitas kantor sesuai peraturan
7
pada setiap CPNS/PNS golongan II Tahun 2021, berikut uraian kegiatan yang
terdalam Sasaran Kinerja Pegawai (SKP):
1. Mengumpulkan data dasar dalam rangka menyiapkan bahan penyusunan
rencana kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk perlindungan
tanaman pangan
2. Mengolah data dasar ke dalam bentuk tabel secara manual/komputer yang
siap dianalisis sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk perlindungan
tanaman pangan
3. Menganalisis data dasar dalam rangka menyiapkan bahan penyusunan
rencana kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk perlindungan
tanaman pangan
4. Menyiapkan tempat, alat dan bahan pengamatan, dan/atau pengendalian
OPT tingkat lapangan sesuai dengan Standard Operational Process (SOP)
yang berlaku untuk perlindungan tanaman pangan
5. Menyiapkan tempat, alat dan bahan pengamatan, dan/atau pengendalian
OPT tingkat laboratorium sesuai dengan Standard Operational Process
(SOP) yang berlaku untuk perlindungan tanaman pangan
6. Melaksanakan Tugas kedinasan lain yang diberikan atasan baik lisan
maupun tertulis
8
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI NILAI DASAR PNS
A. Konsep Aktualisasi
Aktualisasi berasal dari kata ‘aktual’ yang berarti nyata / benar-benar
terjadi / seseungguhnya ada. Berdasarkan pengertian tersebut aktualisasi dapat
diartikan sebagai suatu proses untuk menjadikan pengetahuan dan pemahaman
yang telah dimiliki dapat menjadi aktual / nyata/ terjadi. Aparatur Sipil Negara
(ASN) merupakan salah satu sumber daya pemerintahan. ASN berperan sebagai
pelayan publik, pelaksana kebijakan publik, dan perekat serta pemersatu
bangsa. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, seorang ASN haruslah
bersikap profesional dalam menjalankan perannya sebagai pelayan publik. Oleh
karena itu, seorang ASN haruslah memahami mengenai wawasan kebangsaan
dan nilai-nilai bela negara serta menanamkan nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi atau
yang diakronimkan menjadi ANEKA dan peran dan kedudukan ASN.
9
yang akan didirikan. Selain berfungsi sebagai landasan bagi kokoh tegaknya
negara dan bangsa, Pancasila juga berfungsi sebagai bintang pemandu atau
Leitstar, sebagai idiologi nasional, sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai
perekat atau pemersatu bangsa dan sebagai wawasan pokok bangsa Indonesia
dalam mencapai cita-cita nasional.
• Undang-undang Dasar 1945
Undang-undang mempunyai fungsi yaitu membatasi kekuasaan
pemerintah sedemikian rupa, sehingga penyelenggaraankekuasaan tidak bersifat
sewenang-wenang. Dengan demikian hak-hak warga Negara terlindungi.
• Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti berbeda-beda tetapi pada
hakekatnya satu. Meskipun secara keseluruhannya memiliki perbedaan tetapi
pada hakekaktnya satu, satu bangsa dan negara Republik Indonesia.
• Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tujuan NKRI tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, yaitu:
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpuh darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
10
sorotan publik secara luas dan memerlukan penanganan sesegera mungkin dari
pengambilan keputusan. Isu berkembang merupakan isu yang perlahan-lahan
masuk dan menyebar di ruang publik, dan publik mulai menyadari adanya isu
tersebut. Sedangkan isu potensial adalah kelompok isu yang belum nampak di
ruang publik, namun dapat terindikasi dari beberapa instrumen (sosial,
penelitian ilmiah, analisis intelejen, dsb) yang mengidentifikasi adanya
kemungkinan merebak isu dimaksud di masa depan.
11
1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan;
2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
3. Memperlakukan warga negar secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
4. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintah ;
5. Untuk menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel seorang ASN
haruslah memiliki beberapa nilai-nilai dasar seperti: Kepemimpinan,
transparansi, integritas, tanggung jawab, keadilan, kepercayaan,
keseimbangan, kejelasan dan konsistensi.
b) Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri dan tidak menghargai bangsa lain. Sedangkan nasionalisme
dalam arti luas, yaitu pandanagan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa
dan negara serta menghormati bangsa lain. Nasionalisme Pancasila adalah
pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
air yang didasarkan pada nilai-nilai pancasila.
Prinsip nasionalisme dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar
bangsa Indonesia senantiasa menempatkan persatuan-kesatuan, kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kpentingan
golongan, menunjukkan sikap rela berkorban demi kpentingan bangsa dan
negaranya, bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta
tidak merasa rendah diri, mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
kewajiaban anatar sesama manusia dan sesama bangsa, menumbuhkan sikap
saling mencintai sesama manusia, dan mengembangkan sikap tenggang rasa.
ASN sebagai pelaksana kebijakan publik sangatlah penting untuk
memiliki jiwa nasionalisme. Jiwa nasionalisme harus menjadi dasar setiap
gerak langkah dan semangat bekerja untuk bangsa negara. Untuk itu, setiap
12
ASN harus senantiasa taat menjalankan nilai-nilai pancasila dan
mengaktualisasikannya dengan semnagat nasionalisme yang kuat dalam
menjalankan tugasnya sebagai pelaksanan kebijakan publik, pelayan publik, dan
perekat dan pemersatu bangsa.
c) Etika Publik
Etika merupakan refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus
dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral
mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya
dilakukan. Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya
perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara dalam pengambilan
keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan yang buruk
serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nilai-nilai yang
dianut.
Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip
dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Nilai-nilai dasar etika publik
sebagaimana tercantum dalam Undang-undang ASN, sebagai berikut:
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara pancasila
2. Setia dan mempertahankan Undang-undang dasar negara kesatuan
republik Indonesia 1945
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
5. Menciptakan lingkungan kerja yang nin diskriminatif Memelihara dan
menjunjung tinggi standar etika luhur
6. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
7. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
8. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun
13
9. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
10. Mengahargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama
11. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
12. Mendorong kesetaraan dalam bekerja
13. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
d) Komitmen Mutu
Mutu menurut Edward Deming adalah apapapun yang menjadi
kebutuhan dan keinginan konsumen. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai
komitmen mutu antara lain:
1. Efektif, yaitu tercapainya target yang telah direncanakan, baik dilihat dari
capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga mampu memberikan
kepuasan
2. Efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa menimbulkan pemborosan
3. Inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau mengandung kebaruan
4. Berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang di persepsi individu
terhadap produk atau jasa
e) Anti Korupsi
Kata korupsi dalam bahasa Yunani Corruptio adalah perbuatan yang
tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari
kesucian, melanggar norma-norma agama, meterial, mental dan umum.
Kelompok tindak pidana korupsi Menurut UU No. 31/1999 jo UU
nomor 20 tahun 2001, terdapat 7 : (1) Kerugian keuangan negara, (2)Suap-
menyuap, (3) Pemerasan, (4) Perbuatan Curang, (5)Penggelapan dalam Jabatan,
(6) Benturan Kepentingan dalam Pengadaan, (7) Gratifikasi.
Nilai-nilai dasar anti korupsi sebagai berikut :
14
1. Jujur, yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran
2. Peduli, yaitu ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang lain
3. Mandiri, yaitu tidak bergantung terlalu banyak kepada orang lain sehingga
membentuk karakter yang kuat.
4. Disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuia dengan undang-undang
yang mengatur
5. Tanggung jawab, yaitu berani dalam menanggung resiko atas apa yang
kita kerjakan dalam bentuk apapun
6. Kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya target
dari suatu pekerjaan
7. Sederhana, yaitu dapat menerima dengan tulus dan ikhlas terhadap apa
yang telah ada dan diberikan oleh tuhan kepada kita
8. Berani dalam mengatakan atau melapor ke atasana atau pihak yang
berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan kesalahan
9. Adil, yaitu memandang kebenaran sebagai suatu tindakan dalam
perkataan maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi.
15
kewajiaban ASN. Untuk mendapatkan profil pegawai yang produktif, efektif
dan efisien diperlukan sebuah sistem pengelolaan SDM yang mampu
memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi individu yang bekerja di
dalamnya. Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang
berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar
dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal
usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan. Tahapan
pelaksanaan sistem merit dalam beberapa komponen pengelolaan ASN
diantaranya perencanaan kebutuhan pegawai, penilaian kinerja, pengembangan
kompetensi, promosi, mutasi, penghargaan yang terdapat dalam UU ASN.
Dengan terlaksananya manajemen ASN yang terkelola dengan baik,
maka akan terciptanya pegawai ASN yang unggul dam memiliki nilai
kualifikasi dan kompetensi yang sesuai dengan bidang yang ditekuni sehingga
dalam penerapan di tempat kerja diperoleh ASN yang unggul dalam bidangnya.
b) Pelayanan Publik
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik.
Tiga unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu pertama, organisasi
penyelenggara pelayanan publik, kedua, penerima layanan (pelanggan) yaitu
orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan ketiga, kepuasan
yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
Prinsip - prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah:
1. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan public yang dibutuhkan masyarakat
pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan
16
dan mengevaluasi hasilnya.
2. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan public, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan public harus menyediakan akses bagi warga negara
untuk mengetahui segala hal terkait dengan pelayanan public yang
diselenggarakan tersebut. Seperti persyaratan prosedur, biaya dan sejenisnya.
Masyarakat juga harus diberi akses yang sebesar besarnya untuk bertanya dan
menyampaikan pengaduan jika masyarakat merasa tidak puas dengan pelayanan
public yang diselenggarakan oleh pemerintah.
3. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan public pemerintah wajib mendengarkan
dan memenuhi tuntutan kebutuhan warganegaranya.
4. Tidak Diskriminatif
Pelayanan public yang diselenggarakan pemerintah tidak boleh membeda
bedakan warganya dangan warga negara yang lain atas dasar perbedaan
identitas seperti status social, pandangan politik, agama, profesi, jenis kelamin
difabel dan sejenisnya.
5. Mudah Dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan pblik dimana masyarakat harus memenuhi
berbagai persyaratan dan membayar bonus untuk memperoleh layanan yang
mereka butuhkan harus diterapkanprinsip mudah dan murah. Hal ini
dimaksudkan untuk tidak mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi
mandate konstitusi.
6. Efektif Dan Efesien
Efektif dan Efisien penyelenggaraan pelayanan public harus mampu
mewujudkan tujuan tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan
tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang
sedikit, dan biaya yang murah.
7. Aksesibel
Pelayanan public yang diselenggarakan pemerintah harus dapat dijangkau
oleh warna negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat dijangkau
17
dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus
dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
8. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka pada masyarakat. Pertanggungjawaban
disini tidak hanya secara formal kepada atasan akan tetapi yang lebih penting
harus dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat laua melalui
media public.
9. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan public harus dapat dijadikan sebagai alat
melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.
18
C. Isu Aktual
1. Isu Aktual
Pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT) sebagai ASN yang
merupakan ujung tombak di jajaran perlindungan tanaman ditugaskan secara
penuh untuk melaksanakan pengendalian OPT secara profesional. Berdasarkan
pengalaman penulis menjadi POPT di kecamatan Rakit Kulim, ditemukan
beberapa isu yang ditemukan dalam menjalankan tugas dimana isu tersebut
berkaitan dengan tugas perlindungan tanaman, diantaranya sebagai berikut:
19
dalam tanah.Contohnya seperti Tricoderma yang dapat diaplikasikan pada lahan
atau tanah yang berperan dalam merangsang pertumbuhan mikroorganisme
antagonis serta untuk meningkatkan aktivitas penghambat terhadap pathogen.
Pengaruh agensia hayati pada tanaman yaitu kemampuan melindungi
tanaman atau mendukung pertumbuhan tanmana melalui salah stu mekanismenya
yaitu mendukung pertumbuhan tanaman itu sendiri. Sedangkan pengaruh agensia
hayati terhadap pathogen adalah menekan daya tahan dan pertumbuhan patogen
yang mengganggu tanaman.
20
2. Seleksi Isu
a. Menggunakan Teknik Tapisan APKL
Keempat isu diatas diidentifikasi dengan menggunakan metode APKL
(Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan), Teknik ini digunakan untuk
menetapkan tiga isu yang berkualitas dengan menatapkan rentan penilaiaan 1-5
pada kriteria yang dijelaskan sebagai berikut:
• Aktual artinya isu tersebut benar benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan masyarakat.
• Problematik artinya isu tersebut memiliki dimensi maslah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan solusinya secara komprehensif.
• Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut hidup orang banyak.
• Kelayakan artinya isu tersebut masuk akal realistis, relevan, dan dapat
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Dalam penulisan rancangan aktualisasi ini, isu yang telah diidentifikasi
selanjutnya akan dianalisis kelayakannya menggunakan metode APKL.
Tabel analia dapat dilihat pada table 2.1
21
4 Meningkatnya populasi hama Tidak
˅ ˅ ˅ - Memenuhi
Syarat
22
Belum adanya sosialisasi pemanfaatan
2 agen hayati sebagai pengendalian hama 5 5 5 15
terpaadu
Tingginya penggunaan dan peredaran
3 4 5 5 14
pestisida kimia di Kec.Rakit Kulim
Keterangan:
Urgency Seriousness Growth
1: Sangat Tidak Mendesak 1: Sangat Tidak Berpengaruh 1: Sangat Tidak Berdampak
2: Tidak Mendesak 2: tidak Berpengaruh 2: Tidak Berdampak
3: Cukup mendesak 3: Cukup Berpengaruh 3: CukupBerdampak
4: Mendesak 4: Berpengaruh 4: Berdampak
5: Sangat Mendesak 5: Sangat Berpengaruh 5: Sangat Berdampak
3. Penyebab Isu
Untuk menemukan penyebab penyebab terjadinya isu, penulis
menggunakan teknik analisis fishbone diagram. Fishbone diagram dapat dilihat
pada gambar 2.3
Gambar 3 Analisis Penyebab Isu Menggunakan Fishbone Diagr
23
Keterangan:
• Belum optimalnya sosialisasi tentang pengendalian hama penyakit
menggunakan agen hayati tricoderma. Hal ini terjadi disebabkan juga oleh
minimnya petugas POPT ahli yang ditugaskan di kabupaten Indragiri Hulu,
sehingga petani dan masyarakat di Kec. Rakit kulim kurang mendapatkan
sosialisasi dan informasi terkait Perlindungan tanaman.
24
4. Dampak Isu
• Masyarakat akan terus menerus menggunakan pestisida kimia berbahaya
Jika petani tetap terus menggunakan pestisida kimia sebagai solusi untuk
pengendalian hama penyakit maka residu berbahaya akan tertinggal di lahan
pertanaman dan merusak organisme dan musuh alami yang berguna bagi
tanaman.
• Merusak lingkungan hidup
Bahan bahan kimia dalam pestisida akan meninggalkan residu kimia
berbahaya yang apabila digunakan terus menerus dapat mengakibatkan
dampak buruk bagi manusia, hewan dan tumbuhan yang lain atau dapat
merusak ekosistem di lingkungan budidaya tanaman.
• Populasi Organisme Pengganggu Tumbuhan meningkat
para pelaksana budidaya yang tidak memanfaatkan agen hayati sebagai
solusi pengendalian hama penyakit pada tanamannya maka populasi hama
akan meningkat. Hal ini disebabkan hama tersebut resisten terhadap pestisida
kimia yang sering diapikasikan.
25
Unit Kerja : UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi Riau
Identifikasi Isu : ~Minimnya pengetahuan tentang perlindungan tanaman
di kecamatan Rakit Kulim
~Belum adanya sosialisasi pemanfaatan agen hayati
sebagai pengendali organisme pengganggu tumbuhan
~Tingginya penggunaan pestisida kimia sebagai
pengendali OPT
Isu Yang Diangkat : Minimnya pengetahuan dan penggunaan agen hayati
sebagai pengendali organisme pengganggu tumbuhan
Gagasan Pemecahan Isu : Pemanfaatan Agen Hayati Tricoderma Sebagai
Upaya Pengendalian Hama Terpadu
26
meminta bantuan biang induk tricoderma dengan
jujur dan penuh tanggung jawab (Anti Korupsi,
Komitmen Mutu dan Etika Publik)
27
3 Keterkaitan Akuntabilitas
Substansi Mata Kegiatan koordinasi dengan mentor bertujuan
Pelatihan untuk mendapat kejelasan dan kepercayaan
untuk Menyusun rancangan aktualisasi
Nasionalisme
Dalam melaksanakan koordinasi dengan penyuluh
pertanian di kec. Rakit Kulim, kami sebagai
petugas lapangan saling menghargai terhadap
tugas pokok masing masing
Etika Publik
Dalam meminta saran kepada mentor dan
berkoordinasi dengan saff LPHP penulis selalu
berbicara dengan sopan dan santun serta
bertanggung jawab
Komitmen Mutu
Dalam melakukan koordinasi dengan staff LPHP
kami berbicara dan berdiskusi tentang perlakuan
teknis biang induk agen hayati tricoderma dengan
saling menghormati
Anti Korupsi
Dalam meminta bantuan biang induk tricoderma
penulis melakukannya dengan jujur dan penuh
tanggung jawab (Anti Korupsi)
Whole Of Goverment
28
Dalam menyampaikan rancangan kegiatan
aktualisasi ini saya menggunakann bahasa yang
sopan dan santun.
➢ Whole Of Goverment
Dalam membuat rancangan aktualisasi ini saya
juga bekerjasama serta berkoordinasi langsung
dengan penyuluh pertanian dan petani
dikecamatan rakit kulim
5 Kontribusi Dengan terlaksananya koordinasi dengan mentor
Terhadap Visi Misi penyuluh pertanian dan pihak terkait maka hal ini
Organisasi telah membantu terwujudnya visi misi UPT
Perlindungan Tanaman yaitu “menciptakan
kondisi yang kondusif untuk terbinanya
kemandirian petani dalam pengelolaan OPT”
6 Penguatan Nilai Dengan terlaksananya kegiatan koordinasi dengan
Nilai Organisasi mentor, penyuluh pertanian dan pihak terkait
maka dapat memperkuat nilai Keteladan dan
Integritas karena kegiatan ini membangun
keterbukaan dan komunisasi dalam mewujudkan
visi dan misi organisasi.
29
tidak menyesatkan (etika public dan komitmen
mutu). Penulis bekerja keras dengan ikhlas
dalam mencari materi agar dapat melakukan
sosialisasi dengan baik (anti korupsi).
Dalam kegiatan ini saya mencari bahan materi dari
internet buku dan file yang bersumber resmi
dengan penuh tanggung jawab, jujur dan
berintegritas (Akuntabilitas)
4. Membuat undangan
Kegiatan membuat undangan ini penulis dengan
konsisten dan bertanggung jawab
(Akuntabilitas), undangan ini dibuat agar para
petani terwujudnya sikap saling menghargai
30
(Komitmen Mutu). waktu menetapkan jadwal
untuk pelaksanaan kegiatan. Undangan dibuat
secara tertulis dan disampaikan langsung oleh
penulis (etika public dan anti korupsi).
2 Output/hasil 1. Dengan pengumpulan bahan materi maka
penulis mendapatkan bahan materi terkait
pemanfaatan tricoderma, dan mendapat bahan
tayang
2. Dengan pembuatan buku panduan ini maka
petani akan mendapatkan buku panduan
perbanyakan tricoderma dan aplikasinya
3. Dalam kegiatan pengambilan tricoderma ini
maka penulis mendapatkan biang tricoderma
yang akan di perkembangbiakan secara
mandiri dan dapat di aplikasikan pada tanaman
4. Dengan terlaksananya kegiatan membuat
undangan ini maka penulis dapat mencetak dan
memberikan undangan pelaksanaan kegiatan
sosialisasi pemanfaatan agen hayati tricoderma
pada petani
3 Keterkaitan ➢ Akuntabilitas
Substansi Mata ➢ Mengumpulkan refrensi dengan penuh tanggung
Pelatihan jawab, berintegritas dan jujur (akuntabilitas
dan anti korupsi)
Dalam penulisan buku panduan tentang
tricoderma ini saya bertanggung jawab membuat
dan menulisnya dengan bahan materi yang jelas
sesuai sumber yang terpercaya.
➢ Etika Publik
➢ Informasi yang didapat merupakan informasi yang
31
jelas, inovatif.
Sopan santun dan hormat pada staff LPHP
dalam rangka pengambilan agen hayati
tricoderma.
➢ Anti korupsi
Kemudian ketika meminta bahan agen hayati
tricoderma ini saya ajukan dengan jujur dan
bertanggung jawab sesuai kebutuhan di lapangan
32
petani dalam pengendalian OPT”.
6 Penguatan Nilai Dengan terlaksananya kegiatan persiapan alat dan
Nilai Organisasi bahan untuk pelaksanaan kegiatan ini maka
penulis telah memperkuat nilai Profesionalisme
dan Integritas. Hal ini karena pada pembuatan
buku panduan dilakukan dengan menggunakan
sumber yang terpecaya.
33
sehingga mudah dipahami oleh peserta. Penulis
juga bertanggung jawab (Etika Publik) dengan
seluruh pengetahuannya untuk menyampaikan
secara jelas, transparan, efektif dan efisien
(Komitmen Mutu), kegiatan ini juga dilakukan
secara kekeluargaan dan persamaan derajat
sehingga acara berjalan efektif dan efisien
(Nasionalisme dan Komitmen Mutu)
34
Pelatihan penjelasan yang mudah difahami dan isi materi
pada buku panduan pemanfaatan agen hayati
tricoderma secara integritas dan jelas mudah
difahami oleh petani
➢ Nasionalisme
Dalam melaksanaan kegiatan ini saya
menciptakan suasana kekeluargaan dan
persamaan derajat sehingga komunikasi menjadi
lebih nyaman.
➢ Etika publik
Dalam sesi tanya jawab penulis bersikap saling
menghargai, hormat dan penuh rasa tanggung
jawab.
➢ Komitmen mutu
Efektif, efisien dalam melaksanakan kegiatan
penggunaan tricoderma di lahan pertanaman. tepat
guna agar manfaat yang didapat menjadi
maksimal serta petani dapat memahami dan dapat
memperbanyak tricoderma ini secara mandiri.
➢ Anti korupsi
Dalam pelaksanaannya penulis bersikap
sederhana dan disiplin agar penggunaan agen
hayati tricoderma ini dapat berjalan lancar serta
dilakukan secara terus menerus oleh petani.
4 Keterkaitan Peran ➢ Managemen ASN
dan kedudukan Penulis bertanggung jawab dalam melaksanakan
ASN kegiatan ini dengan tujuan petani dapat
memahami dan melakukan kegiatan ini secara
terus menerus.
➢ Pelayanan publik
Dalam pelaksanaan kegiatan ini dilakuakan
35
dengan memberikan arahan yang jelas terkait
penggunaan agen hayati tricoderma.
➢ Whole Of Goverment
Dalam pelaksanaan kegiatan ini penulis bekerja
sama dangan petani dalam mempersiapkan alat
dan bahan pengaplikasian tricoderma pada
tanaman
36
menjadi perhatian bagi peserta pelatihan), dan
Profesional (melaksanakan tugas sesuai dengan
profesi).
37
laporan hasil evaluasi penulis dengan jujur dan
transparan serta profesional menunjukan
integritas seorang ASN (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Anti Korupsi).
Penulis juga bekerja keras agar laporan dapat
selesai dengan hasil mutu yang maksimal
(Akuntabilitas, Komitmen Mutu)
3 Keterkaitan ➢ Akuntabilitas
Substansi ➢ Kegiatan monitoring dan evaluasi dikerjakan
Mata
Pelatihan dengan tulus ihklas, penulis dengan konsisten
melakukan pengamatan dan monitoring, Evaluasi
ini dilakukan agar dapat mengetahui kegiatan ini
berhasil atau tidak. Ini merupakan tanggung
jawab penulis, Saat membuat laporan hasil
evaluasi penulis dengan jujur dan transparan
➢ Nasionalisme
➢ Penulis secara profesional menunjukan integritas
seorang ASN
➢ Etika publik
➢ Tugas pokok penulis sebagai Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan yang
hakikinya dikerjakan dengan tulus ihklas, Dan
38
dalam melaksanakan kegiatan ini penulis Bersama
PPl mengutamakan komunikasi dan kerja sama
yang baik, Bersikap jujur dan terbuka dalam
membuat hasil evaluasi kegiatan aktualisasi.
Komitmen Mutu
Penerapan PHT harus terlaksana agar tujuan dari
kegiatan ini dapat tercapai dengan baik, Penulis
juga bekerja keras agar laporan dapat selesai
dengan hasil mutu yang maksimal
4 Keterkaitan ➢ Managemen ASN
Peran
dan kedudukan Dalam pelaksanaan kegiatan ini penulis dengan
ASN penuh tanggung jawab dan cermat saat
melakukan pengamatan dan monitoring secara
berkala
➢ Pelayanan publik
Kegiatan ini dilaksanakan sesuai tugas pokok
penulis sebagai Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan, penulis dengan konsisten
melakukan pengamatan dan monitoring untuk
menunjukan integritas ASN, dan memberikan
rasa percaya dan setelah selesainya kegiatan ini
saya berharap pelayanan mutu yang jelas dan
konsisten dalam pendampingan terhadap petani.
➢ Whole Of Goverment
Dalam kegiatan ini penulis juga mengajak
penyuluh pertanian untuk bekerja sama dan
berkoordinasi langsung agar kegiatan dapat
berjalan lancar
5 Kontribusi Dengan terlaksananya kegiatan ini maka
Terhadap Visi Misi membantu terwujudnya misi UPT Perlindungan
39
Organisasi Tanaman pada poin 4 dan 5 yaitu “Melindungi
petani dan konsumen hasil pertanian dari
akibat samping penggunaan sarana
perlindungan tanaman, dan Mengurangi
pencemaran lingkungan dalam
mempertahankan keanekaragaman hayati di
ekosistem pertanian”.
6 Penguatan Nilai Dengan terlaksananya kegiatan maka dapat
Nilai Organisasi memperkuat nilai organisasi profesionaliseme
sebagai POPT karena dalam penerapannya akan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
ASN.
40
4. Jadwal Kegiatan
Dalam melaksanakan kegiatan dan tahapan kegiatan yang telah penulis buat
dalam rancangan aktualisasi ini, peserta Pelatihan Dasar mendapat waktu selama
30 hari kerja untuk melaksanakannya, Rencana pelaksanaan kegiatan dapat dilihat
pada tabel
Melakukan sosialisasi
penggunaan agen hayati
3
tricoderma pada tanaman
cabe
41
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam rancangan aktualisasi ini penulis membuat gagasan kretif
“Pemanfaatan Agen Hayati Tricoderma Sebagai Upaya Pengendalian Hama
Terpadu di Kec.Rakit Kulim” gagasan kreatif tersebut penulis membuat 4
kegiatan yang menjadi rancangan aktualisasi dengan melaksanakan kegiatan yang
berkaitan erat dengan nilai-nilai dasar profesi PNS yang akan dilaksanakan mulai
tanggal 10 November-09 Desember 2021 di Kecamatan Rakit Kulim.
B. Saran
Demikian rancangan aktualisasi ini saya buat. Semoga rancangan
aktualisasi ini dapat terlaksana sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat dan
dapat meningkatkan mutu pelayanan sebagai Pengendali Orghanisme Pengganggu
Tumbuhan.
Diharapkan adanya kritik dan saran dari coach, mentor, dan rekan kerja
yang dapat membangun demi terwujudnya kelancaran dan perbaikan dalam proses
aktualisasi yang akan dilaksanakan.
42
DAFTAR PUSTAKA
Agus Purwanto, Erwan dkk. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Pelayanan
Publik. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
43