PELAKSANAAN PROGRAM
KELOMPOK LANSIA SEHAT BTPN
(KADER KESEHATAN PURNABAKTI)
Penyusun
Hartanti Sandi Wijayanti, S.Gz, M.Gizi
Rachma Purwanti, SKM, M.Gizi
Oky Setiarso, SKM, MKM
Deny Yudi Fitranti, S.Gz, M.Si
Choirun Nissa, S.Gz, M.Gizi
Binar Panunggal, S.Gz, MPH
Dewi Marfuah, S.Gz, M.Gizi
Editor:
Hartanti Sandi Wijayanti, S.Gz, M.Gizi
Oky Setiarso, SKM, MKM
Zahra Maharani Latrobdiba, S.Gz
Putri Mei Saimima, S.GZ
Penerbit K-Media
Yogyakarta, 2019
MODUL PELAKSANAAN PROGRAM KELOMPOK LANSIA SEHAT BTPN
(KADER KESEHATAN PURNABAKTI)
iv + 81 hlm.; 18 x 25 cm
ISBN: 978-602-451-617-8
Penerbit K-Media
Anggota IKAPI No.106/DIY/2018
Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.
e-mail: kmedia.cv@gmail.com
ii
PENGANTAR
Modul ini dipersiapkan untuk Program Kader Kesehatan Purnabakti kerjasama
Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), Allianz Indonesia dan Departemen
Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang masa kegiatan
tahun 2018.
Juli 2018
ii
DAFTAR ISI
PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
PROGRAM KADER KESEHATAN PURNABAKTI ...............................1
A. DESKRIPSI PROGRAM .................................................................2
B. PERAN DAN TUGAS KADER KESEHATAN PURNABAKTI ..........9
C. PENCATATAN DAN PELAPORAN ..............................................11
PENILAIAN STATUS GIZI LANSIA .....................................................35
A. PENGUKURAN ANTROPOMETRI...............................................35
B. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH ............................................53
C. PEMERIKSAAN BIOKIMIA ...........................................................58
KONSELING GIZI ................................................................................70
TUJUAN KONSELING GIZI ...............................................................73
TAHAPAN KONSELING GIZI ............................................................73
TEKNIK KONSELING ........................................................................77
iii
BAGIAN 1
PROGRAM
KADER KESEHATAN
PURNABAKTI
Disusun Oleh:
1
A. DESKRIPSI PROGRAM
Kelompok Lansia Sehat BTPN merupakan suatu kelompok dukungan
lansia yang menekankan pada peran Kader Kesehatan Purnabakti untuk
mengajak dan memotivasi lansia untuk hidup sehat, serta memantau
dan memberikan informasi/konseling kesehatan dan gizi lansia. Kader
Kesehatan Purnabakti dipilih dari nasabah purnabakti yang sehat, aktif,
memiliki kepedulian sosial yang tinggi, serta mampu berkomunikasi
dengan baik.
Kelompok Lansia Sehat BTPN melaksanakan aktivitasnya secara
rutin setiap bulan. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi kegiatan
pemantauan kesehatan dan gizi, pemberian informasi dan konseling
kesehatan, serta aktivitas kelompok yang dapat dikembangkan sesuai
keinginan anggotanya. Kegiatan Kelompok Lansia Sehat BTPN
dilaksanakan di kantor cabang BTPN.
1. VISI PROGRAM
Program Kelompok Lansia Sehat BTPN diselenggarakan dengan visi
untuk meningkatkan kualitas hidup lansia yang sehat dan aktif
2. TUJUAN
Program Kelompok Lansia Sehat BTPN bertujuan untuk:
2
f. Menyediakan forum diskusi dan berbagi bagi lansia, terutama
berkaitan dengan peningkatan kesehatan dan kualitas hidup lansia
3. SASARAN
Sasaran program adalah seluruh nasabah Purnabakti BTPN yang ingin
bergabung ke dalam komunitas Kelompok Lansia Sehat BTPN.
3
dengan jumlah 6 orang atau lebih dapat dibagi menjadi dua tim.
Pada pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia, satu tim
melaksanakan tugasnya selama dua hari sehingga apabila
terdapat dua tim, Posyandu Lansia dapat diselenggarakan selama
empat hari.
1) Pendaftaran, meliputi:
a) Pencatatan data klien
b) Pemberian kartu bantu dan KMS Lansia.
2) Pemantauan Gizi dan Kesehatan, meliputi:
a) Penimbangan berat badan
b) Pengukuran tinggi badan
c) Pengukuran lemak tubuh
d) Penentuan Indeks Massa Tubuh (IMT)
e) Pengukuran tekanan darah
f) Pemeriksaan gula darah, asam urat, kolesterol (jika memenuhi
kriteria tertentu)
g) Pencatatan hasil pengukuran di kartu bantu dan KMS Lansia.
3) Konseling, meliputi:
a) Konseling gizi dan kesehatan
b) Pencatatan pelayanan kesehatan yang diberikan pada kartu
bantu dan KMS Lansia
c) Penyimpanan kartu bantu dan pemberian KMS Lansia kepada
klien
4
Gambar 1.2. Alur Pelayanan Posyandu Lansia di Pekan Pertama
5
1) Senam bersama
2) Penyuluhan kesehatan
3) Diskusi kesehatan (bertukar cerita) dan Membaca buku
4) Keterampilan, dan lain sebagainya
5. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi Kelompok Lansia Sehat BTPN terdiri dari
pengurus dan anggota.
a. Pengurus Kelompok Lansia Sehat BTPN adalah Kader
Kesehatan Purnabakti.
b. Anggota Kelompok Lansia Sehat BTPN adalah klien/nasabah
BTPN yang rutin mengikuti kegiatan Posyandu Lansia di pekan
pertama dan kegiatan kelompok di pekan ketiga dan ditandai
dengan kepemilikan Buku Kesehatan Lansia.
6
6. PELAKSANA KELOMPOK LANSIA SEHAT BTPN
7
7. LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN
a. Lokasi Pelaksanaan
Kelompok Lansia BTPN diselenggarakan di Kantor Cabang BTPN
di wilayah Semarang, Purwodadi, Pati, Jepara, Kudus, Salatiga,
Surakarta, Sragen, dan Yogyakarta.
JAWA TENGAH
b. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Kelompok Lansia sehat BTPN dilakukan pada waktu
sebagai berikut:
1) Posyandu Lansia di pekan pertama
Posyandu Lansia diselenggarakan 2 hingga 4 hari pada
pekan pertama setiap bulan, sesuai dengan ketersediaan
jumlah tim kader. Satu tim kader yang terdiri dari minimal 3
orang bertugas selama 2 hari. Kegiatan Posyandu Lansia
diselenggarakan pada saat jam kerja kantor BTPN dan
menyesuaikan dengan waktu yang ramai pengunjung.
8
2) Kegiatan Kelompok di pekan ketiga
Kegiatan kelompok diselenggarakan satu kali di pekan
ketiga. Waktu pelaksanaan kegiatan menyesuaikan dengan
kesepakatan antara Kader Kesehatan Purnabakti, anggota
Kelompok Lansia Sehat BTPN, supervisor, dan pihak lain
yang terkait, seperti bank BTPN dan narasumber.
9
a. Tugas Kader Kesehatan Purnabakti sebelum hari buka
Posyandu Lansia
1) Melakukan persiapan penyelenggaraan kegiatan Posyandu
Lansia
2) Mengajak dan mengingatkan nasabah BTPN untuk datang
ke Posyandu Lansia
3) Membagi tugas antar kader
4) Melakukan koordinasi dengan supervisor, petugas
puskesmas, dokter Layanan Kesehatan (LK), dan BTPN
5) Menyiapkan kartu bantu, KMS lansia dan buku laporan
kegiatan Kelompok Lansia Sehat BTPN
10
c. Tugas Kader Kesehatan Purnabakti setelah hari buka
Posyandu Lansia
1) Melengkapi pengisian buku laporan kegiatan Kelompok
Lansia Sehat BTPN.
2) Melakukan persiapan kegiatan kelompok yang akan
dilaksanakan di Pekan Ketiga dan berkoordinasi dengan
pihak terkait, seperti supervisor, narasumber dan bank
BTPN.
3) Mengajak dan mengingatkan anggota Kelompok Lansia
Sehat untuk datang pada kegiatan kelompok
11
1. PANDUAN PENGISIAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS)
LANSIA
a. Pendahuluan
1) Latar Belakang
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007 dan 2013 terlihat bahwa kecenderungan Penyakit Tidak
Menular (PTM) secara nasional meningkat. Begitu pula dengan
penduduk usia 55 tahun keatas, kecenderungan Penyakit Tidak
Menular (PTM) seperti hipertensi/tekanan darah tinggi, diabetes
mellitus/kencing manis, dan stroke meningkat sejak tahun 2007
hingga 2013. Salah satu hal yang perlu dilakukan adalah
mendeteksi dan memeriksakan kesehatan secara rutin.
Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia adalah kartu yang memuat
hasil pengukuran antropometri, tekanan darah dan beberapa
pemeriksaan darah seperti gula darah sewaktu, kolesterol total
dan asam urat. Dengan KMS, masalah kesehatan pada lansia
dapat terdeteksi sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat.
KMS lansia ini merupakan modifikasi dari KMS Lansia
Kementerian Kesehatan RI.
12
pemeriksaan saat ini masih normal, kurang atau lebih.
Dengan hasil pemeriksaan berkala, akan terlihat
perkembangan kesehatan lansia beserta intervensi yang
dirasa tepat untuk menanganinya.
Sebagai catatan keluhan lansia dan konsultasi pada
kader/dokter.
Sebagai alat edukasi tentang piring makan untuk lansia.
13
lansia untuk melakukan pemeriksaan pada bulan
selanjutnya.
b. Penjelasan Umum Kartu Menuju Sehat (KMS) Lansia
KMS Lansia terdiri atas 1 lembar ukuran A3 (2 halaman) dengan 6
bagian di dalamnya.
Halaman 1 terdiri atas 5 bagian, yakni identitas lansia, tabel data
riwayat penyakit tidak menular, table pengukuran, tabel perilaku
bersih dan sehat serta pedoman piring makan untuk lansia.
15
c. Langkah-langkah Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) Lansia
Langkah-langkah pengisian KMS adalah sebagai berikut:
Rosita Sari
Semarang 0 2 0 2 5 3 6 5
0 2 4 X X X X X XX 0 8 X X XXX X X X XX
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
16
Yang dimaksud dengan riwayat keluarga adalah riwayat penyakit yang
pernah dialami oleh keluarga seperti ayah, ibu, kakek, nenek atau
saudara kandung. Yang dimaksud dengan riwayat pribadi adalah
riwayat penyakit yang pernah atau sedang dialami oleh pasien tersebut.
Beri tanda centang pada kolom “Y” bila mengalaminya; “T” bila tidak
mengalaminya; atau “TT” bila tidak mengetahui riwayat penyakit
tersebut.
18
5) Mengisi keluhan dan saran yang diberikan
Gambar 1.11. Contoh Pengisian Tabel Keluhan dan Saran yang Diberikan
19
d. Penjelasan Umum Isi Piringku untuk Lansia
20
2) Membiasakan hidup bersih
Salah satu cara membiasakan hidup bersih adalah mencuci
tangan pakai sabun dan air mengalir. Pastikan mencuci tangan
sebelum makan atau sebelum memperiapkan makanan.
21
2. KARTU BANTU
Kartu bantu merupakan kartu yang digunakan untuk
mempermudah mencatat data klien saat mendapatkan pelayanan
kesehatan di Posyandu Lansia. Kartu bantu berisi data identitas
klien, data hasil pemeriksaan klien, serta pelayanan kesehatan yang
diterima klien. Kartu bantu diisi oleh masing-masing kader di setiap
meja. Informasi dari kartu bantu kemudian akan disalin pada Buku
Laporan Kegiatan Kelompok Lansia Sehat BTPN.
Pengisian kartu bantu dilakukan oleh kader di masing-masing
meja sebagai berikut:
- Kader di bagian pendaftaran mengisi data identitas klien, dan
menyerahkan kartu bantu kepada klien
- Kader di bagian pemantauan gizi dan kesehatan menerima
kartu bantu dari klien, mengisi kartu bantu dengan hasil
pemeriksaan kesehatan, dan menyerahkan kembali kartu bantu
kepada klien
- Kader di bagian konseling menerima kartu bantu dari klien,
mengisi kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
klien (misal. topik konseling yang diberikan untuk klien), dan
menyimpan kartu bantu.
22
3. BUKU LAPORAN KEGIATAN KELOMPOK LANSIA
SEHAT BTPN
Buku Laporan Kegiatan Kelompok Lansia Sehat BTPN
merupakan buku yang berisi data mengenai kegiatan Kelompok
Lansia Sehat BTPN yang rutin dilaksanakan setiap bulan. Data
tersebut antara lain mencakup data klien penerima manfaat, jenis
pelayanan kesehatan yang diperoleh, serta kegiatan komunitas yang
dilaksanakan.
Buku Laporan Kegiatan Kelompok Lansia Sehat BTPN
sebagai suatu bentuk kegiatan pelaporan mempunyai fungsi yang
penting, antara lain sebagai:
9 Sumber informasi mengenai status gizi dan kesehatan klien
9 Indikator keberhasilan bagi penyelenggara program, baik kader,
supervisor, BTPN, maupun Universitas Diponegoro
9 Bukti dan bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan
23
9 Evaluasi dan pembelajaran untuk peningkatan penyelenggaraan
program
b. Alur Pelaporan
Laporan kegiatan diberikan oleh kader kepada supervisor pada
pekan ketiga setiap bulan. Laporan kegiatan yang diberikan akan
24
menjadi bahan untuk diskusi dan evaluasi bersama-sama
mengenai perkembangan kondisi lansia dan dampak pelaksanaan
program, serta sebagai bahan untuk menentukan tindak lanjut
yang akan dilaksanakan pada bulan berikutnya.
Gambar 1.14. Alur Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan Kelompok Lansia Sehat BTPN
25
Formulir 1 #KaderKesehatanBTPN
DATA KLIEN POSYANDU LANSIA BTPN
AREA:
No Jenis
Nama Lengkap Tgl lahir Riwayat penyakit
No Tanggal Rekening/ Kelamin Alamat Nomor Telepon
(sesuai KTP) (sesuai KTP) sebelumnya
E Karip (L/P)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Diketahui oleh,
….…………, ……………………………………………
Supervisor
Area :
________________________________________
26
Keterangan
Kolom Penjelasan
Kolom 1 diisi dengan nomor urut lansia (mulai dari nomor 1, 2, dst)
Kolom 2 diisi tanggal sesuai waktu penyelenggaraan dengan format tgl/bln/thn
Kolom 3 diisi nomor rekening / nomor E Karip, jika klien adalah nasabah btpn
Kolom 4 diisi dengan nama lengkap sesuai KTP
Kolom 5 diisi jenis kelamin (L/P)
Kolom 6 diisi tanggal lahir sesuai KTP dengan format :tgl/bln/thn
Kolom 7 diisi alamat tempat tinggal (nama jalan, kelurahan/desa, kecamatan, kab/kota)
Kolom 8 diisi dengan nomor hp/telepon
Kolom 9 diisi dengan menyebutkan penyakit yang pernah diderita
Kolom 10 diisi tanda tangan supervisor (pada kunjungan tiap bulan)
27
Formulir 2 #KaderKesehatanBTPN
DATA PELAYANAN KESEHATAN POSYANDU LANSIA BTPN
AREA : TANGGAL :
___________________________ ____________________________________
Diketahui oleh,
….………….., …………………………………………………….. ….………….., ……………………………………………………..
28
Keterangan:
Kolom Penjelasan
Kolom 1 diisi dengan nomor urut lansia (mulai dari nomor 1, 2, dst)
Kolom 2 diisi nomor rekening / nomor E Karip nasabah
Kolom 3 diisi dengan nama lengkap sesuai KTP
Kolom 4 diisi jenis kelamin (L/P)
Kolom 5 diisi tanggal lahir sesuai KTP dengan format :tgl/bln/thn
Kolom 6 diisi hasil penimbangan berat badan dalam kg, maksimal penulisan 1 angka dibelakang koma, misal 45,5
Kolom 7 diisi hasil pengukuran tinggi badan dalam satuan cm, maksimal penulisan 1 angka di belakang koma
Kolom 8 diisi dengan hasil perhitungan IMT. Maksimal penulisan 1 angka di belakang koma
Kolom 9 diisi persen lemak tubuh hasil pemeriksaan kesehatan, maksimal penulisan 1 angka di belakang koma
Kolom 10 diisi tekanan darah hasil pemeriksaan kesehatan, maksimal penulisan 1 angka di belakang koma
Kolom 11 diisi kadar gula hasil pemeriksaan kesehatan, maksimal penulisan 1 angka di belakang koma
Kolom 12 diisi kadar asam urat sesuai hasil pemeriksaan kesehatan, maksimal penulisan 1 angka di belakang koma
Kolom 13 diisi kadar kolesterol hasil pemeriksaan kesehatan, maksimal penulisan 1 angka di belakang koma
Kolom 14 diisi pelayanan yang diberikan selain pemeriksaan kesehatan yang rutin diberikan (misal konseling dengan topik tertentu).
Kolom 15 diisi dengan informasi penting yang belum termuat dalam kolom lain.
29
Formulir 3 #KaderKesehatanBTPN
KEGIATAN KELOMPOK (PEKAN KETIGA)
KADER KESEHATAN
AREA :
_______________________________ Bulan : _____________________________________
Jumlah
No Tanggal Nama kegiatan Pengisi acara Uraian kegiatan Lain-lain
peserta
1 2 3 4 5 6 7
Diketahui oleh,
..................., …………………………………………… ..................., ……………………………………………
___________________________________ _____________________________________________
Supervisor Kepala Cabang BTPN
Area : _____________________________ Area : ________________________________________
30
Formulir 4 #KaderKesehatanBTPN
Keterangan:
Kolom Penjelasan
Kolom 1 diisi nomor kegiatan dalam pekan ketiga tiap bulan
Kolom 2 diisi tanggal kegiatan
Kolom 3 Diisi nama kegiatan
Kolom 4 diisi jumlah peserta yang hadir dalam kegiatan
Kolom 5 diisi nama pengisi acara
Kolom 6 diisi uraian/ deskripsi kegiatan yang diselenggarakan
Kolom 7 diisi bila ada keterangan penting lain yang belum termuat dalam kolom-kolom sebelumnya
31
REKAPITULASI KEGIATAN TEAM KADER KESEHATAN
AREA: __________________________ BULAN: _____________________________
Aktivitas
No Pelaksanaan Keterangan
Satu Dua Tiga Empat Lima Enam
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Tanggal Kegiatan
2 Lokasi
3 Nama Kegiatan **
4 Jumlah Klien
5 Jumlah Petugas
a. Kader
b. Supervisor
c. Puskesmas
d. Dokter LK
e. Lainnya
6 Keterangan
7 Diketahui oleh *
* perwakilan BTPN = tanda tangan
Diketahui oleh,
................, …………………………………….. ................, ……………………………………………
______________________________ ____________________________________
Supervisor Kepala Cabang BTPN
Area : ________________________ Area : ______________________________
32
Keterangan:
Kolom Penjelasan
Kolom 3: diisi aktivitas pertama yang dilakukan pada 1 bulan, informasi yang diisikan mengikuti keterangan baris
Kolom 4: diisi aktivitas kedua yang dilakukan pada bulan yang sama dengan aktivitas 1
Kolom 5-8 diisi aktivitas yang dilakukan berikutnya sesuai jumlah kegiatan yang dilakukan dalam kurun waktu 1 bulan
Kolom 9: Memuat keterangan penting lain yang belum termuat dalam kolom-kolom sebelumnya
33
BAGIAN 2
PENINGKATAN KETERAMPILAN
KADER KESEHATAN
PURNABAKTI
Disusun Oleh:
Choirun Nissa, S.Gz, M.Gizi
Deny Yudi Fitranti, S.Gz, M.Si
Binar Panunggal, S. Gz, MPH
Dewi Marfu’ah Kurniawati, S. Gz, M. Gizi
Editor:
Hartanti Sandi Wijayanti, S.Gz, M.Gizi
Oky Setiarso, SKM, MKM
Zahra Maharani Latrobdiba, S.Gz
34
PENILAIAN STATUS GIZI LANSIA
Penilaian status gizi berfungsi untuk melihat bagaimana kondisi
kecukupan gizi pada tubuh sesorang. Berikut akan dipaparkan contoh dan
cara-cara pengukuran status gizi.
A. PENGUKURAN ANTROPOMETRI
Antropometri merupakan penentuan status gizi dengan menilai ukuran
dan komposisi tubuh. Metode pengukuran ini dilakukan karena pada lansia
terjadi perubahan struktur dan komposisi tubuh serta penurunan fungsi organ
tubuh. Beberapa contoh pengukuran antropometri yaitu pengukuran berat
badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT).
1. BERAT BADAN
Berat badan adalah salah satu pengukuran massa tubuh. Penentuan
berat badan dilakukan dengan cara penimbangan.
35
Cara Menimbang Berat Badan
x Gunakan timbangan injak digital.
x Timbangan ditempatkan pada alas
yang keras dan datar
x Pastikan angka timbangan
menunjuk angka nol dengan satuan
kg (kilogram).
36
2. TINGGI BADAN
Pengukuran tinggi badan diperlukan untuk dikombinasikan dengan
berat badan dalam menentukan status gizi seseorang.
Membaca angka
pengukuran dari arah
bawah
Gambar 3. Microtoise
37
Cara Mengukur Tinggi Badan
x Hanya menggunakan
microtoise
x Memasang microtoise:
38
x Mintalah subjek yang akan
diukur untuk melepaskan
alas kaki (sepatu dan kaos
kaki) dan melonggarkan
ikatan rambut atau topi
(bila ada)
¾ Berdiri tegap
¾ Pandangan lurus ke
depan
¾ Telapak tangan
menghadap ke paha
(posisi siap)
¾ Kepala, punggung,
bokong, betis dan tumit
menempel pada bidang
vertikal/tembok
39
x Turunkan Microtoise
hingga mengenai /
menyentuh rambut subjek
namun tidak terlalu
menekan (pas dengan
kepala) dan posisi
Microtoise tegak lurus.
40
Gambar 4. Posisi Saat Pengukuran Tinggi Badan
41
TINGGI LUTUT
Tinggi Lutut digunakan untuk mengetahui perkiraan tinggi badan lansia atau
pasien yang tidak dapat berdiri.
batang kaliper
42
Cara Mengukur Tinggi Lutut
x Pemeriksa berjongkok
kemudian mengangkat kaki
subjek dengan tangan
hingga membentuk sudut
90q
43
x Pengukuran dilakukan saat
sisi yang bergerak
ditekankan di atas paha
44
Gambar 7. Cara Pengukuran Tinggi Lutut
45
Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT)
Berikut adalah klasifikasi berat badan berdasarkan IMT pada orang
Indonesia menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes
RI).
46
PERSEN LEMAK TUBUH
Persen lemak tubuh menggambarkan kondisi massa lemak tubuh
secara umum, baik lemak subkutan (lemak bawah kulit) maupun
lemak viseral (lemak pada organ). Persen lemak tubuh menunjukkan
jumlah dari massa lemak tubuh dibandingkan dengan berat total
seluruh tubuh.
47
Cara Menggunakan Body Composition Monitor
A. Mempersiapkan alat
48
kg” ada di tampilan, artinya data
personal telah tersimpan. Bila telah
selesai digunakan, hapus data
identitas tersebut.
b. Mode guest Æ bila data personal
tidak ingin disimpan.
4. Masukkan data usia dengan cara
gunakan atau untuk memilih usia.
Rentang usia 10-80 tahun. Selanjutnya
tekan lambang . Data usia telah
tersimpan, dan selanjutnya simbol jenis
kelamin akan terlihat pada display
5. Masukkan data jenis kelamin dengan
cara gunakan atau untuk memilih
jenis kelamin. Selanjutnya tekan
lambang . Data jenis kelamin telah
tersimpan, dan selanjutnya simbol
tinggi badan akan terlihat pada display
49
B. Melakukan Pengukuran
50
3. Display akan menunjukkan data berat badan
dan data berat badan akan berkedip 2 kali.
Alat akan mengukur komposisi tubuh
51
C. Membaca Hasil Pengukuran
Gunakan
panah untuk
mengganti
tampilan
Umur tubuh
52
Kategori Persen Lemak Tubuh*
Jenis - 0 + ++
kelamin (Rendah) (Normal) (Tinggi) (Sangat Tinggi)
53
x Tekanan darah diastolik
- Merupakan tekanan terendah terhadap dinding arteri saat
jantung relaksasi dan terisi darah (jantung istirahat diantara
detakan jantung)
- Nilai normal biasanya 70 dan 80 mmHg.
Pengukuran tekanan darah dapat menggunakan tensimeter digital. Alat
ini dapat memberikan nilai hasil pengukuran tekanan darah tanpa harus
mendengarkan bunyi aliran darah dan hasil pengukuran tekanan darah dapat
dilihat pada layar.
54
Cara Menggunakan Tensimeter
55
5. Batas bawah manset dengan dengan
siku kurang lebih 1-2 cm
56
Kategori Tekanan Darah
Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah
Tekanan Darah Sistol (mmHg) Diastole (mmHg)
Normal < 120 < 80
57
C. PEMERIKSAAN BIOKIMIA
Sebagai upaya deteksi penyakit diabetes, kolesterol tinggi dan asam
urat yang semakin sering terjadi, banyak dijual alat pemeriksaan biokimia
berupa alat cek darah di pasaran. Alat tersebut menggunakan strip isi ulang
yang dapat kita beli di apotek dan toko alat kesehatan. Cara pemakaiannya
sangat mudah, tetapi penggunaan alat ini juga perlu diperhatikan secara
benar sehingga alat dapat berfungsi optimal. Walaupun keakuratan alat ini
belum menyamai alat di laboratorium klinik atau Rumah Sakit, namun alat ini
menyediakan informasi secara mudah, praktis, dan dapat digunakan dimana
saja.
58
Cara Menggunakan Alat Pemeriksaan Biokimia
59
2. Persiapan Alat Tes Darah
60
3. Persiapan Alat Penusuk dan Penusuk
61
4. Cara Menggunakan Alat Tes Darah
62
4. Pastikan strip cek masih dapat digunakan
(belum kadaluarsa) ambil strip dalam
botol dan segera tutup botol kembali.
Botol yang terbuka lama dapat
mempengaruhi kualitas strip.
63
7. Gunakan kasa alkohol untuk
membersihkan jari supaya terhindar dari
infeksi
64
11. Tunggu sebentar hingga hasil
pemeriksaan muncul pada layar.
x Asam urat + 15 detik
x Kolesterol + 26 detik
65
B. Pengecekan Kadar Gula Darah
66
5. Gunakan kasa alkohol untuk
membersihkan jari supaya terhindar dari
infeksi
67
9. Tunggu sekitar 5 detik, hasil pemeriksaan
gula darah akan muncul pada layar
68
Kategori Gula Darah Sewaktu
NCEP, 2001
69
KONSELING GIZI
71
72
TUJUAN KONSELING GIZI
1. Membantu klien mengenal masalah gizi dan kesehatan
2. Membantu klien membuat keputusan mengenai pola dan kebiasaan
makan yang akan dijalani
3. Klien mampu mengatasi masalah gizi sendiri.
73
1. TAHAP PERMULAAN
74
75
2. TAHAP PENGGALIAN MASALAH
KESIMPULAN
SEMENTARA
PERIHAL MASALAH
GIZI DAN
PENYEBABNYA
76
4. TAHAP PENUTUPAN
TEKNIK KONSELING
Konselor sebaya memerlukan pengetahuan tentang dasar teknik
konseling. Dasar teknik konseling adalah bagaimana cara merespon
hal yang diungkapkan klien selama proses konseling. Dasar teknik
konseling meliputi :
1. Mendengarkan Aktif
a. Muka : ekspresi wajah tenang, senyum, ceria
b. Kepala : melakukan anggukan jika setuju
77
c. Posisi tubuh : agak condong ke arah klien, jarak perlu
diperhatikan tidak terlalu jauh/dekat, duduk akrab
berhadapan atau berdampingan
d. Tangan : variasi gerakan tangan sesuai dengan
ucapan, spontan dan berubah-ubah untuk menekankan
ucapan atau sebagai isyarat
e. Mendengarkan aktif penuh perhatian, menunggu ucapan
klien hingga selesai, tidak memotong pembicaraan klien,
diam, perhatian pada lawan bicara
2. Empati
Empati adalah kemampuan konselor untuk memahami
permasalahan klien, melihat melalui sudut pandang klien,
peka terhadap perasaan-perasaan klien, sehingga konselor
mengetahui bagaimana klien merasakan perasaannya.
Contoh :
3. Refleksi
Refleksi merupakan upaya konselor mengungkapkan
kembali perasaan, pikiran, dan pengalaman yang
diungkapkan oleh klien. Tujuan: Memeriksa ketepatan isi
pesan klien.
Contoh :
“Kamu merasa depresi mengikuti pola makan ini?
4. Memberikan penguatan
Memberi pujian, penghargaan dan mendengarkan
pembicaraan klien dengan sungguh-sungguh.
Contoh :
5. Bertanya
x Pertanyaan terbuka digunakan untuk menggali
permasalahan klien dan faktor penyebabnya.
79
Contoh :“Bagaimana cara anda mendapatkan bahan
makanan? Bagaimana anda berolahraga?”
x Pertanyaan tertutup digunakan untuk memperjelas
informasi yang dibicarakan klien
6. Dorongan minimal
Dorongan minimal adalah suatu dorongan langsung yang
singkat dan sesedikit mungkin terhadap apa yang telah
dikatakan klien agar klien merasa didengarkan. Misalnya
dengan mengatakan terus, lalu, ya dan hmm…, dapat juga
dengan isyarat anggukan.
7. Mendekatkan diri
Konselor harus memiliki kemampuan membuka
informasi-informasi personal dengan tujuan membuat klien
menjadi lebih terbuka, menumbuhkan perasaan diterima, dan
kesediaan klien untuk mengikuti konseling.
Contoh: “Saya dulu pernah mengalami hal serupa seperti
yang anda alami…”
80
81