Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERBUATAN PEMERINTAH

DOSEN PEMBIMBING :

Mahmuzar,Dr.,M.Hum

Disusun Oleh :

NUR INDAH SARI

(12070522660)

KELAS 4/D

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayahnya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga Makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Tanpa pertolongannya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di akhirat kelak.

Makalah ini merupakan salah satu tugas kelompok mata kuliah Hukum
Administrasi Negara. Selanjutnya penyusun mengucapkan terima kasih yang
sebesar besarnya kepada Bapak Mahmuzar,Dr.,M.Hum selaku dosen pengampu
mata kuliah Hukum Administrasi Negara yang telah memberikan tugas ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan dan keterbatasan


dari segi penulisan maupun isi di dalamnya. untuk itu penyusun sangat
mengharapkan saran ataupun kritikan dari berbagai pihak. Harapan yang paling
besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang kami susun
ini dapat bermanfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain.

Pekanbaru, 28 Mei 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
I. PENGERTIAN PERBUATAN PEMERINTAH.............................................1
II. PENGERTIAN KETETAPAN(BESCHIKKING)...........................................3
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................6

ii
I. PENGERTIAN PERBUATAN PEMERINTAH

Perbuatan pemerintah merupakan Tindakan hukum yang dilakukan


oleh penguasa dalam menjalankan fungsi pemerintahan. Menurut
Romijen, perbuatan pemerintah yang merupakan “ bestuur handling “ yaitu
tiap-tiap dari alat perlengkapan pemerintah. Menurut E Utrecht perbuatan
pemerintah adalah tiap-tiap yang dilakukan pemerintah dengan maksud untuk
menyelenggarakan kepentingan umum termasuk perbuatan yang mengadakan
peraturan maupun perbuatan mengadakan ketetrapan atau parjanjian.

1. Jenis – jenis Perbuatan Pemerintah

Dalam menjalankan tugasnya untuk mewujudkan tujuan


mensejahterakan rakyat, pemerintah melakukan berbagai macam
perbuatan. Perbuatan-perbuatan pemerintah tersebut dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu :

1) Perbuatan nyata/perbuatan non yuridis/faktual(Feitelijke handeling)


Tindakan faktual merupakan Tindakan nyata atau fisik yang
dilakukan pemerintah. Tindakan tidak hanya terbatas pada Tindakan
aktif saja namun juga perbuatan pasif yang dimkasud perbuatan pasif
dalam hal ini adalah pendiamanakan sesuatu hal. Contoh dari
perbuatan aktif dari tindakan faktual adalah pembangunan Gedung
pemerintahan. Sedangkan contoh pendiaman / perbuatan pasif adalah
membiarkan jalan rusak. Untuk Tindakan factual yang bersifat aktif ia
biasanya selalu didahului oleh penetapan tertulis, sedangkan untuk
perbuatan pasif tidak. Tindakan factual akan selalu bersegi satu
(eenzijdige) karena bersifat sepihak saja. Oleh karenanya segala jenis
feitelijk handelingen masuk kedalam ranah public.

2) Perbuatan menurut hukum/perbuatan yuridis (Recht handeling).


Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa Tindakan
Hukum ini ada yang bersegi satu (eenzijdige) dan ada yang bersegi dua
(tweezijdige atau banyak meerzijdige). Indroharto menyatakan bahwa
Bestuur Handelingen atau tindakan administrasi pemerintahan haruslah

1
selalu bersifat sepihak dan bersegi satu oleh karena yang masuk ke
dalam ranah hukum administrasi (TUN) hanya tindakan hukum
sepihak dan bersegi satu. Sedangkan tindakan hukum yang bersegi dua
maka masuk ke dalam perbuatan hukum perdata (atau campuran
publik-perdata).

a. Tindakan Hukum Bersegi Satu (Eenzijdige Publiek


Rechtshandelingen)
Sesuai dengan tugas administrasi yakni “mengatur” dan
“mengurus”, maka bentuk dari tindakan Administrasi
Pemerintahan dapat berupa pengaturan (regeling, pseudo-
wetgeving), atau keputusan/penetapan (beschikking, plan).
Setidaknya dalam terminologi administrasi kontemporer kedua
istilah inilah yang sering dibahas. Sebetulnya secara umum,
terminologi keputusan dalam doktrin administrasi klasik dapat
diartikan sebagai besluit atau beslissing (keputusan dalam arti
luas).
Konsep Besluit ini dalam terminologi hukum administrasi
di Indonesia pernah digunakan untuk Keputusan termasuk
Keputusan Presiden. Dahulu semua produk norma baik berbentuk
regeling (pengaturan) maupun beschikking (penetapan) yang
dibuat presiden adalah berbentuk “Keputusan Presiden” /
KEPPRES (sebagai Besluit). Namun di masa sekarang terminologi
Keppres ini sudah disempitkan menjadi bentuk beschikking
(Keputusan/Penetapan) saja, sedangkan untuk yang berbentuk
Peraturan disebut dengan “Peraturan Presiden” (PERPRES). Selain
bentuk regeling (atau regering besluit) dan beschikking, adapula
bentuk lainnya seperti pseudo wetgeving (Perundangan Semu -
salah satunya adalah beleidsregel), Concrete Normgeving (Norma
Jabaran), dan Plan (rencana). Kesemuanya akan tunduk pada
kaidah hukum publik karena secara karakteristik sepihak dan
bersegi satu (eenzijdige).

2
b. Tindakan Hukum Bersegi Dua (Tweezijdige Publiek
Rechtshandelingen)
Tindakan bersegi dua ini adalah tindakan yang dibuat oleh
Pemerintah tidak sepihak, artinya melibatkan pihak lain. Contoh
konkret dari Tindakan ini adalah kontrak antara pemerintah dengan
pihak swasta (warga Masyarakat). Tindakan hukum bersegi dua
inilah yang tunduk dan masuk ke dalam ranah pengaturan hukum
keperdataan yang tunduk pula pada asas kebebasan berkontrak
(contract vrijheid). Bentuk-bentuk kontrak Pemerintah ini antara
lain[7]:
a) Kontrak biasa.
b) Kontrak Adhesi atau Kontrak Standar (dengan klausula baku).
c) Kontrak Mengenai Wewenang yakni Pemerintah mengadakan
Perjanjian untuk melimpahkan pelaksanaan tugas pemerintahan
kepada pihak lain.
d) Kontrak mengenai Kebijaksanaan Pemerintah
(beleidsovereenkomst) yakni Pemerintah memperjanjikan
kewenangan diskresionernya (freies ermessen) kepada pihak
lain.
e) Kontrak Pemerintah dengan Swasta yang lainnya.

II. PENGERTIAN KETETAPAN(BESCHIKKING)

1. Menurut para ahli bidang HAN :

- WF Prins menyatakan ketetapan sebagai suatu tindakan hukum sepihak


dalam lapangan pemerintahan yg dilakukan oleh alat pemerintahan
berdasarkan wewenang yg ada pada alat atau organ itu.

- Van der Por menyatakan ketetapan adalah perbuatan hk yg dilakukan


oleh alat-alat pemerintahan, pernyataan-pernyataan kehendak alat-alat

3
pemerintahan itu dlm menyelenggarakan hak istimewa, dengan maksud
mengadakan perubahan dlm lapangan perhubungan-perhubungan hukum

- E. Utrecht dlm bukunya Pengantar hukum Tata Usaha Neg Indonesia,


menyatakan Ketetapan adalah suatu perbuatan hukum publik bersegi satu
yg dilakukan oleh alat-alat perlengkapan pemerintahan berdasarkan suatu
kekuasaan istimewa.

- Prof. Dr. Muchsan, S.H., menyatakan Ketetapan adalah perbuatan hk yg


dilakukan oleh alat-alat pemerintahan secara sepihak berdasarkan hk
abstakto untuk menyelesaikan permasalahan inkronkreto.

Dari definisi tersebut dapat dijelaskan unsur-unsur ketetapan


adalah sbb. :

- Perbuatan hk sepihak (perbuatan hukukm publik)

- Dilakukan oleh alat-alat pemerintahan

- Berdasarkan kewenangan istimewa

- Untuk menciptakan/merubah perhubunganperhubungan hukum


(menyelesaikan permasalahan yg dihadapi pemerintah)

Sumber kewenangan

• Atribusi

• Delegasi

• Mandat

Syarat-Syarat Sahnya Ketetapan :

1. Syarat-Syarat Materiil

- Dibuat oleh Pejabat yg berwenang

- Tidak Mengalami kekurangan yuridis

- Isi dan tujuan ketetapan sesuai dg isi dan tujuan peraturan


dasarnya (doelmatig)

4
2. Syarat- Syarat Formil

- Bentuk ketetapan sesuai dg ketentuan yg menjadi dasarnya

- Prosedur pembuatan ketetapan harus sesuai dg prosedur yg diharuskan


dlm ketentuan dasarnya

- Pembertahuan kepada yg bersangkutan dan pihak ketiga yg


berkepentingan harus sesuai dg ketentuan yg mendasarinya. Akibat
Ketetapan yg tdk sah :

• Ketetapan batal mutlak (batal Extunc)

• Ketetapan dapat dibatalkan (batal Exnunc)

Jenis-jenis Ketetapan :

Berdasarkan sifatnya, ketetapan dapat dibedakan :

- Ketetapan deklaratur (Hanya mengatakan hukumnya demikian


(rechtsvastellende beshchikking))

- Ketetapan konstitutif (membuat hukum (rechtschheppend)

Berdasarkan Waktu berlakunya, ketetapan dapat dibedakan :

- Ketetapan yg berlakunya sementara

- Ketetapan yg berlakunya selamanya

Berdasarkan akibat ketetapan terhadap orang yg dituju, ketetapan


dpt dibedakan:

- ketetapan yg melarang (contoh: perizinan)

- ketetapan yg menyediakan sejumlah uang (subsidi)

- ketetapan yg membebankan kewajiban(contoh : Ketetapan pajak)

- ketetapan yg memberi suatu kedudukan (contoh : pengangkatan


pegawai)

- ketetapan penyitaan dsb.

5
- Keputusan yg bersifat perorangan dan yg bersifat kebendaan.

DAFTAR PUSTAKA
https://law.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/1043/2020/03/PERBUATAN-
PEMERINTAH.pdf

https://ptun-makassar.go.id/batasan-tindakan-dalam-hukum-administrasi-
pemerintahan-dan-perbuatan-dalam-hukum-perdata-oleh-pemerintah/

http://yusrizaladisyahputra.blog.uma.ac.id/wp-content/uploads/sites/
271/2017/01/PERBUATAN-PEMERINTAH-5-8.pptx#:~:text=Perbuatan
%20pemerintah%20merupakan%20tindakan%20hukum,tiap%20dari%20alat
%20perlengkapan%20pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai