I
BUDAY
BAPIDARA
A
BAPIDARA
Pada kebudayaan masyarakat terdapat sebuah tradisi pengobatan
tradisional yang dikenal dengan sebutan “Bapidara”. Bapidara adalah
keterampilan yang dilakukan oleh seseorang dengan cara mengoleskan sirih,
kunyit, dan kapur sirih pada bagian tubuh seperti dahi, telapak tangan, serta
telapak kaki, sambil dibacakan ayat–ayat AlQuran yang dipercaya bisa
menurunkan demam. Demam ini dipercaya disebabkan oleh pengaruh/teguran
makhluk halus, hingga disebut dengan “Kapidaraan”.
Namun tidak hanya anak–anak yang dapat terkena kapidaraan, orang tua
pun dapat terkena kapidaraan apabila jiwanya lemah atau kosong (lamah bulu)
dan pada perempuan yang sedang datang bulan juga rentan terkena kapidaraan.
Kapidaraan ini dipercaya sudah dikenal masyrakat sejak zaman pra-islam.
Pada zaman dahulu teknik memidarai masih menggunakan lafal dan mantra–
mantra. Seiring masuknya Islam, fenomena ini mengalami tranformasi. Jadilah
prosesi pidara bernafaskan Islam yang dikenal saat ini. Penggunaan lafal
dimantra, digantikan dengan bacaan – bacaan doa, zikir, taawudz yang diambil
dari Al-Quran dan hadis. Namun ciri khas budaya lokal masih terjaga. Contoh
ayat – ayat Al-Quran yang biasa di gunakan ketika bapidara adalah surah al-
Baqarah 255 ( ayat kursi ), al- Baqarah 285-286, al – Ikhlas, al – Falaq, an –
Naas, al – Araf 117-119, Yunus 79-82, Thaha 65-59, Taubah 128-129, dan lain
– lain.
Sebagian orang berpendapat bahwa pengobatan tradisional seperti
bapidara, dapat memudahkan untuk menangani demam anak nya dikarenakan
biaya yang lebih mudah dibandingkan berobat ke dokter.