Dosen Pengampu:
Martini, S.KM., M.KM
KELOMPOK 14:
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah asuhan
kebidanan nifas dan menyusui ini dengan baik meskipun masih banyak sekali kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada dosen mata kuliah yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai bagaimana menganalisis kasus pada masa nifas. Kami juga menyadari sepenuhnya
dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang.
Sekiranya hanya ini yang dapat kami sampaikan, kurang dan lebihnya mohon dimaafkan,
akhir kata kami ucapkan terimakasih.
i
DAFTAR ISI
COVER.........................................................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang………………………………………………………………………..
…
b. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….
….
c. Tujuan…………………………………………………………………………………
…
BAB II PEMBAHASAN
a. Kesimpulan………………………………………………………………………….…
b. Saran……………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
ii
Bahan Ajar Mata Kuliah
Kegiatan Belajar
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) penurunan AKI masih terlalu lambat
untuk mencapai tujuan target Milenium (millennium development goals 5/MDGs-5)
dalam rangka mengurangi tiga per empat jumlah perempuan yang meninggal akibat
hamil, bersalin dan nifas padatahun 2015. Salah satu tujuan pembangunan
millennium (MDGs) 2015 adalah perbaikan kesehatan maternal. Kematian maternal
dijadikan ukuran keberhasilan terhadap pencapaian target MDGs-5, adalah
penurunan 75% rasio kematian maternal.
Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita usia subur disebabkan oleh
masalah yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. WHO
memperkirakan diseluruh dunia setiap tahunnya lebih dari 585.000 meninggal saat
hamil atau bersalin.
AKI adalah banyaknya perempuan yang meninggal dari penyebab kematian terkait
dengan gangguan kehamilan atau penangananya (tidak termasuk kecelakaan dan
kasus insenditil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah
melahirkan).AKI diperhitungkan pula pada jangka waktu enam minggu hingga
setahun setelah persalinan. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
1
Tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 359 per100.000
kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu paling banyak terjadi pada masa nifas, yaitu
karena perdarahan setelah persalinan 28%, eklamsia 24%, infeksi 11%, kurang energi
setelah persalinan 9%, abortus 5%, partus lama 5%, emboli 3% dan anemia 3% dan
penyebab lain 22%. Untuk menghindari komplikasi-komplikasi yang sering terjadi
pada ibu nifas, bidan harus melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan
baik dan benar.Bidan diharapkan mampu melakukan pendekatan dalam melihat
permasalahan kebidanan, sehingga permasalahan kebidanan mampu memecahkan
masalah dan memenuhi kebutuhan klien.
Berdasarkan data di atas,kejadian anemia pada ibu nifas masih cukup ada walaupun
tidak terlalu tinggi angka kejadiannya, namun jika tidak dikelola dengan baik, anemia
sedang dapat meningkat menjadi anemia berat.
b. Rumusan Masalah
TUJUAN EMBELAJARAN
c. Tujuan
2. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk kategori kasus pada masa nifas
2
URAIAN MATERI
Pada saat kita memberikan asuhan kebidanan, diagnosa yang ditetapkan oleh bidan
merujuk pada temuan data subyektif dan data obyektif. Diagnosa kebidanan dituliskan
berdasarkan nomenklatur kebidanan. Apabila didapatkan hal-hal yang mengganggu dan
menjadikan ibu tidak dapat beraktifitas dengan baik, tetapi tidak tercantum dalam
nomenklatur kebidanan, maka hal tersebut dimasukkan dalam masalah dan perlu
mendapatkan penanganan yang terfokus. Penanganan terfokus itu merupakan kebutuhan
segera yang harus diberikan, sehingga penyuluhan yang akan diberikan diurutkan
berdasarkan tingkat kebutuhan ibu. Tindakan segera akan muncul, jika terdapat diagnosa
potensial yang mengacu pada keselamatan ibu. Misalnya pada kasus ibu nifas dengan
perdarahan post partum akibat atonia uteri pada 6 jam post partum, maka potensial
diagnosanya menjadi syok hipovolemik, sehingga membutuhkan tindakan segera
pemasangan infus dan pemberian uterotonika.
Tindakan yang dilakukan terhadap ibu nifas, dapat dibedakan menjadi : tindakan
mandiri, kolaborasi dan pengawasan. Dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas
harus memperhatikan wewenang dan tanggung jawab bidan terhadap klien. Jika ibu memiliki
komplikasi, maka bidan harus berkolaborasi baik dengan keluarga atau dengan tenaga
kesehatan lain seperti dokter atau bilamana perlu melakukan rujukan. Tindakan mandiri yang
dapat dilakukan bidan terkait asuhan pada ibu nifas adalah :
1. Memberi dukungan serta cepat bereaksi terhadap kebutuhan ibu, pasangan dan
keluarganya selama persalinan dan setelah kelahiran bayi
2. Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat
dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril.
3
5. Memberikan dukungan pada klien yang cemas
1. Memberi asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan resiko tinggi dan pertolongan
pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
2. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi bersama klien dan keluarga
3. Memberi dukungan kepada pasien pada saat cemas dan melibatkan keluarga
Dasar tujuan evaluasi adalah untuk lebih memahami suatu program atau kejadian.
Evaluasi program dilaksanakan untuk memperbaiki usaha-usaha yang telah dilakukan, untuk
pertanggungjawaban, meneruskan, memperbaiki atau memberhentikan program. Tujuan
Evaluasi Asuhan Kebidanan Pada Nifas
4
2. Untuk menilai efektifitas, efisiensi dan produktifitas asuhan kebidanan yang
diberikan
4. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam proses
asuhan kebidanan
5. Menunjang tanggung jawab dalam pelaksanaan asuhan kebidanan untuk ibu nifas
1. Evaluasi berjalan (sumatif) Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian
format catatan perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh
keluarga. Format yang dipakai adalah format SOAP.
a. Tanda vital, keadaan luka episiotomy jika ada dan mencocokkan dengan parameter
yang diharapkan.
b. Toleransi klien terhadap intake makanan, intake cairan dan keinginan klien
mengenali makanan dan cairan.
5
b. Kemampuan klien untuk merawat payudara, perawatan perineum.
g. Kemampuan klien untuk menentukan waktu untuk konsultasi dengan dokter, bidan/
perawat.
h. Respon klien dengan suami terhadap adanya perubahan pola aktifitas seksual serta
perlunya menggunakan alat kontrasepsi untuk rasa aman dan bagi ibu.
d. Keluarga menyepakati penggunaan salah satu jenis kontrasepsi yang cocok bagi
ibu.
6
keluarga perlu melihat tindakan-tindakan asuhan kebidanan tertentu apakah tindakan
tersebut benar-benar membantu.
Hasil Evaluasi :
a. Tujuan tercapai : jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan
b. Tujuan tercapai sebagian : jika klien menunjukkan perubahan sebagian dari standar
dan kriteria yang telah ditetapan
c. Tujuan tidak tercapai : jika klien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan sama
sekali dan bahkan timbul masalah baru.
A. Tinjauan Kasus
No. RM : 472049
Ruangan : IGD
Ruangan : VK
I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif :
1. Identitas Istri
Nama : Ny.W
Umur : 37 Tahun.
Agama : Islam
Pendidikan : S1
7
Pekerjaan : IRT
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
2. Identitas Suami
Nama : Tn.H
Umur : 29 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
2. Anamnesa
a. Alasan Kunjungan : Ibu rujukan dari bidan dengan kasus rupture derajat IV.
c. Riwayat perkawinan :
Perkawinan : Pertama
d. Riwayat Haid
Teratur/tidakteratur : Teratur
8
Sakit/ tidak : Sakit
Siklus : 28 hari
e. Riwayat Obstetric
PI A0 AhI
g. Riwayat Kesehatan :
Ibu mengatakan dirinya dan keluarganya tidak sedang dan tidak ada yang menderita
penyakit menurun seperti Asma, Hipertensi, Jantung, DM maupun penyakit menular
seperti HIV/AIDS, TBC, Hepatitis B
1. Pengetahuan ibu dan keluarga tentang masa nifas : Ibu mengatakan sudah
mengetahui apa itu masa nifas.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
9
TB : 158 cm
BB sebelum hamil : 45 kg
BB sekarang : 62.5 kg
2. Pemeriksaan Obstetric
Mulut : Bibir lembab, tidak ada stomatitis, bersih, tidak ada karies.
Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung.
Genetalia : Ada luka jahitan ruptur derajat IV, tidak ada pembesaran kelenjar
bartolini, lokhea rubra.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Golongan darah : B
b. Hb : 7,8 gr%
10
c. Protein Urin : Negatif
A. Diagnosa Kebidanan
Ny “W” umur 37 tahun P1 A0 Ah1 Postpartum hari ke-1 dengan Anemia Sedang
B. Masalah
C. Kebutuhan
DIAGNOSA POTENSIAL
1. Anemia Berat
2. Syok Hipovolemik
3. Perdarahan
TINDAKAN SEGERA
PERENCANAAN
11
2. Observasi keadaan umum, TTV kontraksi uterus, TFU, dan
5. Beri pendidikan kesehatan tentang gizi ibu nifas, istirahat dan tidur,
PELAKSANAAN
mmHg, N : 88 x/m, R : 22 x/m, S: 36,8°c, kontraksi uterus keras, TFU 2 jari dibawah
pusat,dan perdarahan ±150 cc.
makan yang mengandung protein. Istirahat tidur yaitu menjelaskan bahwa pola tidur ibu
menyesuaikan pola tidur bayi, dan tanda bahaya masa nifas diantaranya perdarahan dari
jalan lahir yang banyak, sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur.
12
6. Memberitahu ibu untuk perawatan perenium selama masa nifas.
EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui keadaanya sekarang bahwa ibu mengalami anemia sedang
2. Sudah dilakukan observasi dengan hasil: keadaan umum dalam batas normal, TTV :
TD : 100/60 mmHg, N : 88 x/m, R : 22 x/m, S: 36,8°c, kontraksi uterus keras, TFU 2 jari
dibawah pusat,dan perdarahan ±150 cc.
3. Ibu mengerti tentang gizi yang dibutuhkan ibu nifas dengan anemia
5. Ibu sudah mengerti pendidikan kesehatan pada ibu nifas tentang istirahat tidur dan
tanda bahaya masa nifas
Ruangan: Nifas
A. Data Subyektif
Keluhan Utama yang dirasakan saat ini : Ibu mengatakan pusing lemas sudah berkurang.
B. Data obyektif
13
1. KU: Baik Kesadaran : Composmentis
2. TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 37ºC
3. Konjungtiva pucat
6. Abdomen
Kontraksi : Keras
7. Genetalia
Ruptur derajat IV
Lochea : Rubra
Perdarahan : ±50 cc
C. Analisa
Sedang
14
D. Penatalaksanaan
1. Observasi keadaan umum ibu, vital sign, TFU dan menganjurkan ibu untuk istirahat
cukup
Hasil : keadaaan tanda vital ibu dalam keadaan normal, TD : 100/80 mmHg,R : 20
x/menit, N : 80 x/menit,TFU 2 jari dibawah pusat.
2. Memberitahu ibu bahwa tidak ada makanan pantang apapun selama masa nifas,
meganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan tinggi protein, seperti daging, telur,
tahu, tempe karena akan membantu mempercepat penyembuhan luka jahitan, dan
mengonsumsi makanan berserat sepert buah dan sayur agar tidak terjadi sembelit atau
konstipasi.
Evaluasi : ibu sudah mengerti dan bersedia mengonsusi makanan yang dianjurkan.
b. Amoxicilli 3x 500mg
c. Vitamin C 1x100mg
d. Solvitron 2x200 mg
15
LATIHAN
1. Apa saja indakan mandiri yang dapat dilakukan bidan terkait asuhan pada ibu nifas
adalah :
Jawaban
1. Memberi dukungan serta cepat bereaksi terhadap kebutuhan ibu, pasangan dan
keluarganya selama persalinan dan setelah kelahiran bayi
2. Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat
dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril.
a. Tanda vital, keadaan luka episiotomy jika ada dan mencocokkan dengan parameter
yang diharapkan.
b. Toleransi klien terhadap intake makanan, intake cairan dan keinginan klien
mengenali makanan dan cairan.
16
3. Sebutkan tujuan evaluasi asuhan kebidanan pada nifas !
4. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam proses
asuhan kebidanan
5. Menunjang tanggung jawab dalam pelaksanaan asuhan kebidanan untuk ibu nifas
RANGKUMAN
a) Kesimpulan
17
makanan bergizi. Pada kasus Ny. W dengan anemia sedang jika tidak ditangani
secara cepat akan terjadi anemia berat, namun pada Ny. W tidak terjadi, hal ini
dikarenakan pasien mendapatkan penanganan yang tepat, cepat dan intensif.
Antisipasi pada Ny.W dengan anemia sedang adalah berkolaborasi dengan dokter
SpOG untuk pemberian transfuse darah, terapi, pemberian makanan yang bergizi dan
kolaborasi dengan petugas laboratorium. Rencana tindakan yaitu peberian transfusi
darah, meningkatkan konsumsi pemberian suplemen zat besi dan kolaborasi dengan
petugas laboratorium. Pelaksanaan pada Ny.W dengan anemia sedang adalah
peberian transfusi darah, meningkatkan konsumsi pemberian suplemen zat besi.
Evaluasi setelah diberikan asuhan selama 3 hari diperoleh hasil keadaan umum ibu
baik, tidak pusing, tidak lemas, setelah diberi terapi obat dan di-check Hb ternyata
ada peningkatan kadar Hb dari 7,8 gr% menjadi 10,9 gr%. Pembahasan pada asuhan
kebidanan pada Ny.W dengan anemia sedang tidak terdapat kesenjangan antara teori
dengan kasus
b) Saran
Diharapkan pembaca dapat memperoleh manfaat dari makalah yang kami sajikan.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan makalah
kami berikutnya.
TES FORMATIF
18
1. Pengkajian yang perlu dilakukan bidan dalam membuat asuhan kebidanan meliputi :
b. Pengkajian fisik
c. Pengkajian emosional
a. Lokia
c. Pengeluaran ASI
d. Oedema
a. Kepala
b. Anogenital
c. Tungkai
d. Abdomen
4. Penyuluhan yang dapat diberikan oleh bidan pada ibu nifas adalah, kecuali:
19
d. Memberikan dukungan penuh pada pasien
Jawaban
1.D 2.B 3.C 4.C 5.C
A.
B.
C. 20
GLOSARIUM
Bonding attachment : Kontak kulit, intimasi antara ibu dan bayi, yang bertujuan untuk
menjaga kehangatan bayi baru lahir, membentuk ikatan kasih sayang serta inisiasi untuk
profesional
Evidence based Practice : Praktik asuhan kebidanan berdasarkan bukti riset yang terbaik
MTBS : Manajemen Terpadu Balita Sakit, merupakan tatalaksana dan prosedur manajemen
DAFTAR PUSTAKA
21
1. Ambarwati, 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
2. Bobak, Lowdermilk, Jensen (2005). Maternity nursing (4th editiion), Maria A &: PiterI (2004). (Alih
Bahasa): Jakarta: EGC
4. Prawirohadjo, S, 2001. Ilmu kebidanan : Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
5. Saifuddin, Abdul Bari dkk, 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo. Jakarta.
6. Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
http://elibrary.almaata.ac.id/665/1/STADI%20KASUS%20DESI.pdf
22