Anda di halaman 1dari 25

MODUL

ASKEB NIFAS DAN MENYUSUI


"MENGANALISIS KASUS PADA MASA NIFAS"

Dosen Pengampu:
Martini, S.KM., M.KM

KELOMPOK 14:

1. Anisah Dianita (2115471016)


2. Yuli Asmarawati (2115471013)
3. Dewi Maharani (2115471019)
4. Rizka Mailia Dewi (2115471022)

POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG


PRODI DIII KEBIDANAN METRO
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah asuhan
kebidanan nifas dan menyusui ini dengan baik meskipun masih banyak sekali kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada dosen mata kuliah yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai bagaimana menganalisis kasus pada masa nifas. Kami juga menyadari sepenuhnya
dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang.

Sekiranya hanya ini yang dapat kami sampaikan, kurang dan lebihnya mohon dimaafkan,
akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Metro, 22 Juli 2022

i
DAFTAR ISI

COVER.........................................................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang………………………………………………………………………..

b. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….
….
c. Tujuan…………………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

a. Menentukandiagnosa dan masalah aktual……..…………………………..


………………….….........................................
b. Menentukan diagnosa dan masalah
potensial…………………………………………………..…........................................
c. Menentukan rencana asuhan dan penatalaksanaannya….
…………………………………….............................................
d. Melakukan evaluasi………………………………………….
……………………………………….………………........

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan………………………………………………………………………….…
b. Saran……………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

ii
Bahan Ajar Mata Kuliah

Kegiatan Belajar

Analisis Kasus Pada Masa Nifas

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) penurunan AKI masih terlalu lambat
untuk mencapai tujuan target Milenium (millennium development goals 5/MDGs-5)
dalam rangka mengurangi tiga per empat jumlah perempuan yang meninggal akibat
hamil, bersalin dan nifas padatahun 2015. Salah satu tujuan pembangunan
millennium (MDGs) 2015 adalah perbaikan kesehatan maternal. Kematian maternal
dijadikan ukuran keberhasilan terhadap pencapaian target MDGs-5, adalah
penurunan 75% rasio kematian maternal.

Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita usia subur disebabkan oleh
masalah yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. WHO
memperkirakan diseluruh dunia setiap tahunnya lebih dari 585.000 meninggal saat
hamil atau bersalin.

AKI adalah banyaknya perempuan yang meninggal dari penyebab kematian terkait
dengan gangguan kehamilan atau penangananya (tidak termasuk kecelakaan dan
kasus insenditil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah
melahirkan).AKI diperhitungkan pula pada jangka waktu enam minggu hingga
setahun setelah persalinan. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

1
Tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 359 per100.000
kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu paling banyak terjadi pada masa nifas, yaitu
karena perdarahan setelah persalinan 28%, eklamsia 24%, infeksi 11%, kurang energi
setelah persalinan 9%, abortus 5%, partus lama 5%, emboli 3% dan anemia 3% dan
penyebab lain 22%. Untuk menghindari komplikasi-komplikasi yang sering terjadi
pada ibu nifas, bidan harus melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan
baik dan benar.Bidan diharapkan mampu melakukan pendekatan dalam melihat
permasalahan kebidanan, sehingga permasalahan kebidanan mampu memecahkan
masalah dan memenuhi kebutuhan klien.

Berdasarkan data di atas,kejadian anemia pada ibu nifas masih cukup ada walaupun
tidak terlalu tinggi angka kejadiannya, namun jika tidak dikelola dengan baik, anemia
sedang dapat meningkat menjadi anemia berat.

b. Rumusan Masalah

A. Apa saja kategori kasus pada masa nifas?

TUJUAN EMBELAJARAN

c. Tujuan

1. Untuk menganalisis apa itu kasus pada masa nifas

2. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk kategori kasus pada masa nifas

2
URAIAN MATERI

Menentukan Diagnosa, Masalah Dan Kebutuhan Segera

Pada saat kita memberikan asuhan kebidanan, diagnosa yang ditetapkan oleh bidan
merujuk pada temuan data subyektif dan data obyektif. Diagnosa kebidanan dituliskan
berdasarkan nomenklatur kebidanan. Apabila didapatkan hal-hal yang mengganggu dan
menjadikan ibu tidak dapat beraktifitas dengan baik, tetapi tidak tercantum dalam
nomenklatur kebidanan, maka hal tersebut dimasukkan dalam masalah dan perlu
mendapatkan penanganan yang terfokus. Penanganan terfokus itu merupakan kebutuhan
segera yang harus diberikan, sehingga penyuluhan yang akan diberikan diurutkan
berdasarkan tingkat kebutuhan ibu. Tindakan segera akan muncul, jika terdapat diagnosa
potensial yang mengacu pada keselamatan ibu. Misalnya pada kasus ibu nifas dengan
perdarahan post partum akibat atonia uteri pada 6 jam post partum, maka potensial
diagnosanya menjadi syok hipovolemik, sehingga membutuhkan tindakan segera
pemasangan infus dan pemberian uterotonika.

Pelaksanaan Asuhan Kebidanan

Tindakan yang dilakukan terhadap ibu nifas, dapat dibedakan menjadi : tindakan
mandiri, kolaborasi dan pengawasan. Dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas
harus memperhatikan wewenang dan tanggung jawab bidan terhadap klien. Jika ibu memiliki
komplikasi, maka bidan harus berkolaborasi baik dengan keluarga atau dengan tenaga
kesehatan lain seperti dokter atau bilamana perlu melakukan rujukan. Tindakan mandiri yang
dapat dilakukan bidan terkait asuhan pada ibu nifas adalah :

1. Memberi dukungan serta cepat bereaksi terhadap kebutuhan ibu, pasangan dan
keluarganya selama persalinan dan setelah kelahiran bayi

2. Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat
dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril.

3. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan


melibatkan klien

4. Memberikan asuhan bagaimana merawat bayi dengan baik

3
5. Memberikan dukungan pada klien yang cemas

Tindakan kolaborasi yang dilakukan bidan adalah :

1. Memberi asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan resiko tinggi dan pertolongan
pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi

2. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi bersama klien dan keluarga

3. Memberi dukungan kepada pasien pada saat cemas dan melibatkan keluarga

4. Merujuk segera, bila ada tanda bahaya pada pasien

5. Memberi asuhan bagaimana cara merawat bayi dan melibatkan keluarga

Tindakan pengawasan yang dilakukan bidan :

1. Memantau keadaan klien pada masa nifas

2. Mengawasi perkembangan yang terjadi pada klien

3. Mengawasi tanda bahaya yang dialami klien

Pendidikan / penyuluhan yang diberikan bidan kepada ibu nifas adalah :

1. Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien

2. Meberikan pendidikan perawatan bayi sehari-hari

3. Memberikan pendidikan perawatan perineum

4. Memberikan dukungan penuh pada pasien

Evaluasi Asuhan Kebidanan

Dasar tujuan evaluasi adalah untuk lebih memahami suatu program atau kejadian.
Evaluasi program dilaksanakan untuk memperbaiki usaha-usaha yang telah dilakukan, untuk
pertanggungjawaban, meneruskan, memperbaiki atau memberhentikan program. Tujuan
Evaluasi Asuhan Kebidanan Pada Nifas

1. Untuk menentukan perkembangan kesehatan Ibu selama nifas

4
2. Untuk menilai efektifitas, efisiensi dan produktifitas asuhan kebidanan yang
diberikan

3. Untuk menilai pelaksanaan asuhan kebidanan

4. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam proses
asuhan kebidanan

5. Menunjang tanggung jawab dalam pelaksanaan asuhan kebidanan untuk ibu nifas

Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional dengan sumatif (dilakukan


selama proses asuhan kebidanan) dan formatif (dengan proses dan evaluasi akhir). Evaluasi
dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

1. Evaluasi berjalan (sumatif) Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian
format catatan perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh
keluarga. Format yang dipakai adalah format SOAP.

2. Evaluasi akhir (formatif) Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara


membandingkan antara tujuan yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara
keduanya, mungkin semua tahap dalam proses keperawatan perlu ditinjau kembali,
agar didapat data-data, masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi

Salah satu contoh kegiatan yang harus di evaluasi

1. Periode post partum dini.

a. Tanda vital, keadaan luka episiotomy jika ada dan mencocokkan dengan parameter
yang diharapkan.

b. Toleransi klien terhadap intake makanan, intake cairan dan keinginan klien
mengenali makanan dan cairan.

c. Kemampuan klien untuk pengosongan kandung kemih secara teratur.

d. Beri kesempatan kepada klien beristirahat yang cukup.

e. Kemampuan klien untuk menggendong dan merawat bayinya.

2. Periode post partum lanjut.

a. Tanda vital, berat badan, payudara, proses episiotomy, penyembuhan luka


episiotomy jika ada dengan parameter yang diharapkan.

5
b. Kemampuan klien untuk merawat payudara, perawatan perineum.

c. Kemampuan klien untuk menunjukkan kesanggupan dalam perawatan diri sendiri


dan perawatan bayinya.

d. Periode persiapan pulang ke rumah.

e. Klien mendemostrasikan kemampuan merawat bayinya.

f. Klien memperlihatkan keingintahuan tentang pentingnya perawatan lanjutan bagi


ibu serta bayinya.

g. Kemampuan klien untuk menentukan waktu untuk konsultasi dengan dokter, bidan/
perawat.

h. Respon klien dengan suami terhadap adanya perubahan pola aktifitas seksual serta
perlunya menggunakan alat kontrasepsi untuk rasa aman dan bagi ibu.

3. Periode 6 minggu (saat chek-up).

a. Tanda vital, penurunan payudara, proses Episiotomy dan penyembuhan luka


episiotomy dibandingkan parameter yang diharapkan.

b. Kembalinya organ reproduksi seperti keadaan sebelum hamil.

c. Kemampuan menunjukkan fungsi keluarga dengan baik dan adaptasi positif.

d. Keluarga menyepakati penggunaan salah satu jenis kontrasepsi yang cocok bagi
ibu.

Efektifitas Tindakan Untuk Mengatasi Masalah

a. Evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya tindakan-tindakan yang dilakukan


oleh tenaga kesehatan. Keefektifan ditentukan dengan melihat respon klien dan hasil,
bukan tindakan-tindakan yang diimplementasikan.

b. Meskipun evaluasi dengan pendekatan terpusat pada klien paling relevan,


seringkali membuat frustasi karena adanya kesulitan-kesulitan dalam membuat
criteria objektif untuk hasil yang dikehendaki. Rencana asukan kebidanan untuk ibu
nifas mengandung kerangka kerja evaluasi. Evaluasi merupakan proses
berkesinambungan yang terjadi setiap kali seorang bidan memperbaharui rencana
asuhan kebidanan. Sebelum perencanaan-perencanaan dikembangkan, bidan bersama

6
keluarga perlu melihat tindakan-tindakan asuhan kebidanan tertentu apakah tindakan
tersebut benar-benar membantu.

Hasil Evaluasi :

a. Tujuan tercapai : jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan

b. Tujuan tercapai sebagian : jika klien menunjukkan perubahan sebagian dari standar
dan kriteria yang telah ditetapan

c. Tujuan tidak tercapai : jika klien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan sama
sekali dan bahkan timbul masalah baru.

Menentukan diagnosa dan masalah aktual

A. Tinjauan Kasus

No. RM : 472049

Masuk Tanggal/jam : 20 Mei 2016/13.00 WIB

Ruangan : IGD

Pengkajian Tanggal/jam : 21 Mei 2016/07.30 WIB

Ruangan : VK

I. PENGKAJIAN

A. Data Subjektif :

1. Identitas Istri

Nama : Ny.W

Umur : 37 Tahun.

Agama : Islam

Pendidikan : S1

7
Pekerjaan : IRT

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Alamat : Kemejing II 33/9 Kemejing, Semen

2. Identitas Suami

Nama : Tn.H

Umur : 29 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : S1

Pekerjaan : Swasta

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Alamat : Kemejing II 33/9 Kemejing, Semen

2. Anamnesa

a. Alasan Kunjungan : Ibu rujukan dari bidan dengan kasus rupture derajat IV.

b. Keluhan utama : Ibu mengatakan pusing dan lemas

c. Riwayat perkawinan :

Perkawinan : Pertama

Menikah umur : Istri 35 tahun, Suami 27 tahun

Lama perkawinan : 2 tahun

Status perkawinan : Sah

d. Riwayat Haid

Menarche : Umur 15 tahun

Lama menstruasi : 7-6 hari

Teratur/tidakteratur : Teratur

8
Sakit/ tidak : Sakit

Siklus : 28 hari

HPHT/ HPL : 14-8-2015/21-5-2016

e. Riwayat Obstetric

PI A0 AhI

f. Riwayat Kontrasepsi : Ibu mengatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun.

g. Riwayat Kesehatan :

Ibu mengatakan dirinya dan keluarganya tidak sedang dan tidak ada yang menderita
penyakit menurun seperti Asma, Hipertensi, Jantung, DM maupun penyakit menular
seperti HIV/AIDS, TBC, Hepatitis B

h. Riwayat Persalinan Terakhir

i. Pola kebutuhan sehari-hari selama hamil dan nifas

j. Data Psikososial dan Spiritual

1. Pengetahuan ibu dan keluarga tentang masa nifas : Ibu mengatakan sudah
mengetahui apa itu masa nifas.

2. Pengambil ke putusan oleh :Ibu dan suami

3. Ibu tinggal bersama suami

4. Hewan peliharaan : Ibu tidak mempunyai hewan peliharaan apapun.

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

KU : Baik

Kesadaran : Composmentis

9
TB : 158 cm

BB sebelum hamil : 45 kg

BB sekarang : 62.5 kg

Vital Sign : N: 88 x/m, R: 22 x/m, S: 36,80C, TD: 100/60 mmHg

2. Pemeriksaan Obstetric

Kepala : Mesoshepal, bersih, tidak ada massa.

Muka : Tidak ada oedema, pucat.

Mata : Konjungtiva pucat, sclera putih, simetris.

Telinga : Bersih, tidak ada serumen.

Mulut : Bibir lembab, tidak ada stomatitis, bersih, tidak ada karies.

Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, vena jugularis.

Payudara: : Simetris puting susu menonjol, aerola hiperpigmentasi, tidak ada


benjolan, colostrum sudah keluar.

Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada retraksi

dinding dada, TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong.

Genetalia : Ada luka jahitan ruptur derajat IV, tidak ada pembesaran kelenjar
bartolini, lokhea rubra.

Ektremitas : Tangan : Tidak oedema, terpasang transfusi darah.

Kaki : Tidak oedema, pucat

Anus : Tidak ada hemoroid.

3. Pemeriksaan Penunjang

Tgl : 20 Mei 2016/18.00 WIB

a. Golongan darah : B

b. Hb : 7,8 gr%

10
c. Protein Urin : Negatif

II. INTERPRETASI DATA

A. Diagnosa Kebidanan

Ny “W” umur 37 tahun P1 A0 Ah1 Postpartum hari ke-1 dengan Anemia Sedang

B. Masalah

Ibu mengalami anemia sedang dikarenakan robekan jalan lahir

C. Kebutuhan

1. Nutrisi dan Cairan

2. Theraphy dan transfusi darah 1 kolf

2.1 Menentukan diagnosa dan masalah potensial

DIAGNOSA POTENSIAL

1. Anemia Berat

2. Syok Hipovolemik

3. Perdarahan

TINDAKAN SEGERA

Kolaborasi dengan dokter obstetric genekologi untuk pemberian theraphy dan


transfusi darah.

2.3 Menentukan rencana asuhan dan penatalaksanaannya

PERENCANAAN

Tgl/Jam : 21 Mei 2016/08.00 WIB

1. Jelaskan kepada ibu bahwa ibu mengalami anemia sedang

dikarenakan robekan jalan lahir.

11
2. Observasi keadaan umum, TTV kontraksi uterus, TFU, dan

perdarahan dalam 12 jam 3 kali.

3. Beri terapi asam mefenamat 3x500mg, amoxicillin 3x500mg,

vitamin C 1x100mg, Solvitron 2x200 mg.

4. Sudah terpasang transfusi darah 1 kolf pada pukul : 06.00 WIB.

5. Beri pendidikan kesehatan tentang gizi ibu nifas, istirahat dan tidur,

dan tanda bahaya pada masa nifas.

6. Memberitahu ibu untuk perawatan perenium selama masa nifas.

PELAKSANAAN

Tgl/Jam : 21 Mei 2016/08.10 WIB

1. Menjelaskan kepada ibu ibu bahwa ibu mengalami anemia sedang

dikarenakan robekan jalan lahir.

2. Observasi keadaan umum dalam batas normal, TTV : TD : 100/60

mmHg, N : 88 x/m, R : 22 x/m, S: 36,8°c, kontraksi uterus keras, TFU 2 jari dibawah
pusat,dan perdarahan ±150 cc.

3. Beri terapi asam mefenamat 3x500mg, amoxicillin 3x1 500mg,

vitamin C 1x100mg, Solvitron 2x200 mg.

4. Sudah terpasang transfusi darah 1 kolf pada jam 06.00 WIB

5. Memberi pendidikan kesehatan pada ibu tentang gizi ibu nifas

terutama mengandung zat besi seperti sayuran berwarna hijau,

makan yang mengandung protein. Istirahat tidur yaitu menjelaskan bahwa pola tidur ibu
menyesuaikan pola tidur bayi, dan tanda bahaya masa nifas diantaranya perdarahan dari
jalan lahir yang banyak, sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur.

12
6. Memberitahu ibu untuk perawatan perenium selama masa nifas.

2.4 Melakukan evaluasi

EVALUASI

Tgl/Jam : 21 Mei 2016/13.00 WIB

1. Ibu sudah mengetahui keadaanya sekarang bahwa ibu mengalami anemia sedang

2. Sudah dilakukan observasi dengan hasil: keadaan umum dalam batas normal, TTV :
TD : 100/60 mmHg, N : 88 x/m, R : 22 x/m, S: 36,8°c, kontraksi uterus keras, TFU 2 jari
dibawah pusat,dan perdarahan ±150 cc.

3. Ibu mengerti tentang gizi yang dibutuhkan ibu nifas dengan anemia

4. Ibu mau minum terapi yang diberikan oleh bidan

5. Ibu sudah mengerti pendidikan kesehatan pada ibu nifas tentang istirahat tidur dan
tanda bahaya masa nifas

6. Ibu sudah terpasang transfusi darah

7. Ibu bersedia menjaga kebersihan pereniumnya selama masa nifas

DATA PERKEMBANGAN SOAP

No. Rm: 472049

Tanggal/Jam: 22 Mei 2016/07.00 WIB

Ruangan: Nifas

A. Data Subyektif

Keluhan Utama yang dirasakan saat ini : Ibu mengatakan pusing lemas sudah berkurang.

B. Data obyektif

13
1. KU: Baik Kesadaran : Composmentis

2. TTV

TD : 110/80 mmHg

N : 80 x/menit

RR : 20 x/menit

S : 37ºC

3. Konjungtiva pucat

4. Masih terpasang infus NaCl

5. Masih terpasang kateter

6. Abdomen

Kontraksi : Keras

TFU : 2 jari dibawah pusat

7. Genetalia

Ruptur derajat IV

Luka jahitan : Belum kering

Lochea : Rubra

Perdarahan : ±50 cc

8. Pemeriksaaan Lab Tanggal/jam : 22 Mei 2016/14.00 WIB

Hasil lab Hb : 8,9 gr%

Protein Urine : Negatif

C. Analisa

Ny “W umur 37 tahun P1 A0 Ah1 Postpartum hari ke-2 dengan Anemia

Sedang

14
D. Penatalaksanaan

Tanggal/jam : 22 Mei 2016/07.30 WIB

1. Observasi keadaan umum ibu, vital sign, TFU dan menganjurkan ibu untuk istirahat
cukup

Hasil : keadaaan tanda vital ibu dalam keadaan normal, TD : 100/80 mmHg,R : 20
x/menit, N : 80 x/menit,TFU 2 jari dibawah pusat.

Evaluasi : ibu mengerti dan bersedia istirahat yang cukup

2. Memberitahu ibu bahwa tidak ada makanan pantang apapun selama masa nifas,
meganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan tinggi protein, seperti daging, telur,
tahu, tempe karena akan membantu mempercepat penyembuhan luka jahitan, dan
mengonsumsi makanan berserat sepert buah dan sayur agar tidak terjadi sembelit atau
konstipasi.

Evaluasi : ibu sudah mengerti dan bersedia mengonsusi makanan yang dianjurkan.

3. Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar.

Evaluasi : Ibu bersedia

4. Memberi ibu terapi obat yaitu

a. Asam mefenamat 3x500mg

b. Amoxicilli 3x 500mg

c. Vitamin C 1x100mg

d. Solvitron 2x200 mg

15
LATIHAN

1. Apa saja indakan mandiri yang dapat dilakukan bidan terkait asuhan pada ibu nifas
adalah :
Jawaban

1. Memberi dukungan serta cepat bereaksi terhadap kebutuhan ibu, pasangan dan
keluarganya selama persalinan dan setelah kelahiran bayi

2. Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat
dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril.

3. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan


melibatkan klien

4. Memberikan asuhan bagaimana merawat bayi dengan baik

5. Memberikan dukungan pada klien yang cemas

2. Sebutkan Salah satu contoh kegiatan yang harus di evaluasi !

1. Periode post partum dini.

a. Tanda vital, keadaan luka episiotomy jika ada dan mencocokkan dengan parameter
yang diharapkan.

b. Toleransi klien terhadap intake makanan, intake cairan dan keinginan klien
mengenali makanan dan cairan.

c. Kemampuan klien untuk pengosongan kandung kemih secara teratur.

d. Beri kesempatan kepada klien beristirahat yang cukup.

e. Kemampuan klien untuk menggendong dan merawat bayinya.

16
3. Sebutkan tujuan evaluasi asuhan kebidanan pada nifas !

1. Untuk menentukan perkembangan kesehatan Ibu selama nifas

2. Untuk menilai efektifitas, efisiensi dan produktifitas asuhan kebidanan yang


diberikan

3. Untuk menilai pelaksanaan asuhan kebidanan

4. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam proses
asuhan kebidanan

5. Menunjang tanggung jawab dalam pelaksanaan asuhan kebidanan untuk ibu nifas

RANGKUMAN

a) Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen


menurut Varney pada ibu nifas dengan anemia sedang, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan yaitu sebagai berikut:

Dalam melakukan pengkajian terhadap Ny.W umur 37 tahun PIAOAhI dengan


anemia sedang, rujukan dari bidan dengan ruptur derajat IV, dilaksanakan dengan
pengumpulan data subyektif yang diperoleh dari hasil wawancara dari pasien
mengatakan badannya terasa lemas, pusing dan pegal-pegal dan data obyektif
diperoleh dari pemeriksaan fisik dan data penunjang yang diperoleh hasil
pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan Hb 7,8 gr%. Dilakukan pengumpulan
data didapat diagnosa Ny. W umur 37 tahun P1A0AhI post partum hari pertama
dengan anemia sedang, yang disertai masalah yang dialami Ny. W adalah kepala
terasa pusing, badan lemas dan pegal-pegal, sehingga membutuhkan transfusi darah,
terapi asam mefenamat, amoxicillin, vitamin C, salvitro dan informasi tentang

17
makanan bergizi. Pada kasus Ny. W dengan anemia sedang jika tidak ditangani
secara cepat akan terjadi anemia berat, namun pada Ny. W tidak terjadi, hal ini
dikarenakan pasien mendapatkan penanganan yang tepat, cepat dan intensif.

Antisipasi pada Ny.W dengan anemia sedang adalah berkolaborasi dengan dokter
SpOG untuk pemberian transfuse darah, terapi, pemberian makanan yang bergizi dan
kolaborasi dengan petugas laboratorium. Rencana tindakan yaitu peberian transfusi
darah, meningkatkan konsumsi pemberian suplemen zat besi dan kolaborasi dengan
petugas laboratorium. Pelaksanaan pada Ny.W dengan anemia sedang adalah
peberian transfusi darah, meningkatkan konsumsi pemberian suplemen zat besi.
Evaluasi setelah diberikan asuhan selama 3 hari diperoleh hasil keadaan umum ibu
baik, tidak pusing, tidak lemas, setelah diberi terapi obat dan di-check Hb ternyata
ada peningkatan kadar Hb dari 7,8 gr% menjadi 10,9 gr%. Pembahasan pada asuhan
kebidanan pada Ny.W dengan anemia sedang tidak terdapat kesenjangan antara teori
dengan kasus

b) Saran

Diharapkan pembaca dapat memperoleh manfaat dari makalah yang kami sajikan.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan makalah
kami berikutnya.

TES FORMATIF

18
1. Pengkajian yang perlu dilakukan bidan dalam membuat asuhan kebidanan meliputi :

a. Pengkajian data kehamilan

b. Pengkajian fisik

c. Pengkajian emosional

d. Pengkajian fisik dan psikososial

2. Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada daerah abdomen adalah pemeriksaan :

a. Lokia

b. Tinggi fundus uteri

c. Pengeluaran ASI

d. Oedema

3. Tanda homan adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan bidan di daerah :

a. Kepala

b. Anogenital

c. Tungkai

d. Abdomen

4. Penyuluhan yang dapat diberikan oleh bidan pada ibu nifas adalah, kecuali:

a. Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien

b. Memberikan pendidikan perawatan bayi sehari-hari

c. Memberikan terapi mandiri

19
d. Memberikan dukungan penuh pada pasien

5. Evaluasi yang dilakukan pada asuhan nifas ditujukan untuk :

a. Menilai kinerja bidan

b. Menilai jumlah kunjungan nifas

c. Menilai efektifitas tindakan

d. Menilai jarak kunjungan nifas

Jawaban
1.D 2.B 3.C 4.C 5.C

A.
B.
C. 20
GLOSARIUM

Bonding attachment : Kontak kulit, intimasi antara ibu dan bayi, yang bertujuan untuk

menjaga kehangatan bayi baru lahir, membentuk ikatan kasih sayang serta inisiasi untuk

pemberian ASI awal

Interprofessional Collaburation : Kerja tim kolaburasi dalam menjalankan praktik

profesional

Early postpartum : Masa nifas atau postpartum awal 24 jam pertama

Evidence based Practice : Praktik asuhan kebidanan berdasarkan bukti riset yang terbaik

Immediate postpartum : Masa nifas >24 jam sampai 1 minggu postpartum

Late postpartum : Masa nifas >1minggu sampai 6 minggu postpartum

MTBS : Manajemen Terpadu Balita Sakit, merupakan tatalaksana dan prosedur manajemen

pada balita sakit

DAFTAR PUSTAKA

21
1. Ambarwati, 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

2. Bobak, Lowdermilk, Jensen (2005). Maternity nursing (4th editiion), Maria A &: PiterI (2004). (Alih
Bahasa): Jakarta: EGC

3. Pusdiknakes, 2003. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta: Pusdiknakes

4. Prawirohadjo, S, 2001. Ilmu kebidanan : Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

5. Saifuddin, Abdul Bari dkk, 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo. Jakarta.

6. Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

7. Varney, 2004. Varney’s Midwifery. Ed 4. Massachusets: Jones and Bartlett Publisher

http://elibrary.almaata.ac.id/665/1/STADI%20KASUS%20DESI.pdf

22

Anda mungkin juga menyukai