Anda di halaman 1dari 128

HUBUNGAN STRATEGI KOPING DENGAN TINGKAT

KECEMASAN MAHASISWA TINGKAT AKHIR DALAM


MENYUSUN SKRIPSI PROGRAM STUDI S1
KEPERAWATAN STIKES AL IRSYAD
AL ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN 2021

SKRIPSI

Oleh:
SAYYID RIDHO MUSTOFA
NIM. 108117057

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
2021
HUBUNGAN STRATEGI KOPING DENGAN TINGKAT
KECEMASAN MAHASISWA TINGKAT AKHIR DALAM
MENYUSUN SKRIPSI PROGRAM STUDI S1
KEPERAWATAN STIKES AL IRSYAD
AL ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN 2021

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Keperawatan ( S. Kep ) Pada Program Studi S1 Keperawatan
STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

Oleh:
SAYYID RIDHO MUSTOFA
NIM. 108117057

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
2021

i
HALAMAN PERNYATAAN

ORISINALITAS KEASLIAN PENELITIAN

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang

dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Sayyid Ridho Mustofa

NIM : 108117057

Tanda tangan :

Tanggal : 3 Agustus 2021

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

iii
HALAMAN PENGESAHAN

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur peneliti panjatkan

kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, petunjuk dan hidayahnya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “hubungan

strategi koping dengan tingkat kecemasan mahasiswa tingkat akhir dalam

menyusun skripsi program studi S1 Keperawatan STIKES Al Irsyad Al

Islamiyyah Cilacap”. Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah

satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi

S1 Keperawatan STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap. Peneliti

mendapatkan arahan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga dapat

tersusun dengan baik. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Sarwa, AMK.,S.Pd., M.Kes selaku ketua STIKES Al Irsyad Al

Islamiyyah Cilacap.

2. Evy Apriani, M. Kep., Ns selaku ketua Prodi S1 Keperawatan STIKES

Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap.

3. Ahmad Subandi, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.An selaku dosen pembimbing

utama yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk

mengarahkan peneliti dalam penyusunan skripsi ini

4. Rully Andika, S.Kep.,Ns.,MAN selaku dosen pembimbing anggota

yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan

peneliti dalam penyusunan skripsi ini

v
5. Civitas akademika STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah yang telah banyak

membantu dalam usaha memperoleh data yang penulis perlukan.

6. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moril

maupun materil, serta doa-doanya yang selalu dipanjatkan setiap hari

dalam proses penyusunan skripsi.

7. Sahabat sekaligus teman tercinta yang telah banyak membantu dan

menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua pihak yang membantu penyusunan skripsi ini baik secara

langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa penulis sebut satu

persatu.

Akhir kata, peneliti berharap Allah SWT berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa

manfaat bagi pengembangan ilmu

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh

Cilacap, 9 April 2021

Penulis

vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMI

Sebagai sivitas akademik STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap, saya


yang bertanda tangan dibwah ini :
Nama : Sayyid Ridho Mustofa
NIM : 108117057
Program Studi : S1 Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan
kepada STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap Hak Bebas Royalti
Noneksklusif (Non-Exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang
berjudul: Hubungan strategi koping dengan tingkat kecemasan mahasiswa tingkat
akhir dalam menyusun skripsi Program Studi S1 Keperawatan STIKES Al Irsyad
Al Islamiyyah Cilacap tahun 2021.
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Non Eksklusif ini STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap berhak menyimpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Cilacap
Pada tanggal : 3 Agustus 2021

Yang menyatakan,

Sayyid Ridho Mustofa

108117057

vii
HUBUNGAN STRATEGI KOPING DENGAN TINGKAT
KECEMASAN MAHASISWA TINGKAT AKHIR DALAM
MENYUSUN SKRIPSI PROGRAM STUDI S1
KEPERAWATAN STIKES AL IRSYAD
AL ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN 2021

Sayyid Ridho Mustofa1, Ahmad Subandi2, Rully Andika3


1,2,3
STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap
Jl. Cerme No.24, Sidanegara, Cilacap

ABSTRAK
Skripsi adalah laporan penelitian yang ditulis dan disusun menggunakan
prinsip ilmiah oleh mahasiswa program sarjana sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar kesarjanaannya. Masalah-masalah yang dihadapi mahasiswa
selama penyusunan skripsi seperti kesulitan mencari masalah penelitian, mencari
buku referensi, menentukan rancangan penelitian, kesulitan dalam mengatur jadwal
untuk bertemu dosen pembimbing, ketidaksesuaian pendapat antara mahasiswa dan
dosen pembimbing serta kesulitan dalam penyusunan skripsi itu sendiri. Hal
tersebut menyebabkan mahasiswa menjadi cemas. Kecemasan menjadi lebih berat
dan berdampak buruk terhadap diri sendiri jika tidak bisa diatasi dengan strategi
koping yang baik dan adaptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan strategi koping dengan tingkat kecemasan mahasiswa S1 Keperawatan
STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap tahun 2021 yang menyusun skripsi. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain Cross Sectional. Penelitian
dilakukan di STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap tahun 2021 pada 26 April -
10 Juni 2021. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1
Keperawatan yang menyusun skripsi. Metode pengambilan sampel adalah total
sampling dengan melibatkan 71 responden dimana pengumpulan data dengan
menggunakan kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji Spearman Rank. Hasil
uji statistik diperoleh p value = 0,392 > 0,05, dapat diambil kesimpulan bahwa tidak
ada hubungan yang signifikan antara strategi koping dengan tingkat kecemasan
mahasiswa tingkat akhir dalam menyusun skripsi Program Studi S1 Keperawatan
STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap tahun 2021 STIKES Al Irsyad Al
Islamiyyah Cilacap tahun 2021.

Kata Kunci : Strategi koping, Tingkat Kecemasan, Mahasiswa, Skripsi

viii
The Relationship Of Cooping Strategies With an Anxiety Level Of Final Level
Students In Writing The Thesis Of The S1 Nursing Study Program In Stikes Al
Irsyad Al Islamiyah Cilacap Year 2021

Sayyid Ridho Mustofa1, Ahmad Subandi2, Rully Andika3


¹²³Health Science Institute Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap
Jl. Cerme No. 24 Sidanegara Cilcap

ABSTRACT

Thesis is a research report written and prepared using scientific principles


by undergraduate students as one of the requirements for obtaining a bachelor's
degree. The problems faced by students during the preparation of the thesis such
as difficulty finding research problems, finding reference books, determining
research designs, difficulties in arranging schedules to meet supervisors,
discrepancies in opinions between students and supervisors and difficulties in
preparing the thesis itself. This causes students to be anxious. Anxiety becomes
more severe and has a negative impact on oneself if it cannot be overcome with
good and adaptive coping strategies. The purpose of this study was to determine
the relationship between coping strategies and the anxiety level of STIKES Al
Irsyad Al Islamiyyah Cilacap Nursing undergraduate students in 2021 who
compose a thesis. This type of research is a quantitative research with a cross
sectional design. The research was conducted at STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah
Cilacap in 2021 on April 26 - June 10, 2021. The population of this study was all
undergraduate Nursing students who wrote a thesis. The sampling method is a total
sampling involving 71 respondents where data collection using a questionnaire.
The data were analyzed using the Spearman Rank test. Statistical test results
obtained p value = 0.392 > 0.05, it can be concluded that there is no significant
relationship between coping strategies and the level of anxiety of final year students
in compiling the undergraduate thesis of the STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah
Cilacap Nursing Study Program in 2021.

Keywords : Coping Strategies, Anxiety Level, Undergraduate Students, Thesis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


HALAMAN PERNYATAAN.............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A.Latar Belakang...................................................................................... 1
B.Rumusan Masalah ................................................................................. 7
C.Tujuan Penelitian .................................................................................. 7
D.Manfaat Penelitian ................................................................................ 8
E.Keaslian Penelitian ................................................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI ........................ 15
A.Tinjauan Pustaka................................................................................. 15
1.Strategi koping ................................................................................ 15
2.Tingkat Kecemasan ......................................................................... 29
3.Mahasiswa ...................................................................................... 39
4.Skripsi............................................................................................. 43
B. Kerangka Teori .................................................................................. 45
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 45
A. Kerangka Konsep .............................................................................. 45
B. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 46
C. Variabel Penelitian ............................................................................. 46
D. Definisi Operasional, Variabel Penelitian, Skala Pengukuran ............. 47

x
E. Desain Penelitian................................................................................ 50
F. Populasi Dan Sampel .......................................................................... 51
G. Lokasi Dan Waktu Penelitian ............................................................. 52
H. Etika Penelitian .................................................................................. 52
I. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 54
J. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................... 59
K. Analisa Data ...................................................................................... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................... 68
A. Analisis Univariat .............................................................................. 68
B. Analisis Bivariat ................................................................................ 70
BAB V PEMBAHASAN .................................................................................. 72
A. Analisis Univariat .............................................................................. 72
B. Analisis Bivariat ................................................................................ 75
C. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 79
D. Implikasi Dengan Pelayanan dan Penelitian ....................................... 80
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 81
A. Kesimpulan........................................................................................ 81
B. Saran.................................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 83
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xi
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori ................................................................................. 45

Bagan 3.1 Kerangka Konsep .............................................................................. 45

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rentang respon kecemasaan............................................................ 35

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 3 1 Identifikasi Variabel, Definisi Operasional, Skala Pengukuran ........... 48

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Brief Cope .......................................................... 56

Tabel 3.3 Kisi-kisi Intrumen HARS (Hamilton Anxiety Ranting Scale) ............. 58

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Mahasiswa ....................................67

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Strategi Koping Mahasiswa ................................68

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Mahasiswa ..........................69

Tabel 4.4 Hubungan Strategi Koping Dengan Tingkat Kecemasan .....................70

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2. Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 3. Kuesioner A Data Karakteristik Responden

Lampiran 4. Kuesioner B Strategi Koping

Lampiran 5. Kuesioner C Tingkat Kecemasan

Lampiran 6. Data Karakteristik Responden

Lampiran 7. Tabulasi Data Strategi Koping

Lampiran 8. Tabulasi Data Tingkat Kecemasan

Lampiran 9. Output Analisa Data Menggunakan Komputerisasi

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tugas akhir skripsi (TAS) merupakan suatu karya tulis mahasiswa

dengan melakukan kegiatan penelitian yang membahas masalah dalam

bidang ilmu sesuai dengan jurusan yang sedang ditempuh. Tugas akhir

skripsi ini wajib dipenuhi atau dibuat oleh setiap mahasiswa program S1

sebagai syarat kelulusan dan memperoleh gelar sarjana. Isi tugas akhir

skripsi ini berupa formulasi ide, konsep, pola pikir, dan kreativitas dalam

format yang baik dan lazim digunakan di kalangan masyarakat ilmiah.

Skripsi merupakan bukti kemampuan akademik mahasiswa dalam

penelitian dan pemecahan masalah yang dibahas. Tugas akhir skripsi yang

disusun oleh mahasiswa diharapkan berkualitas tinggi dari sudut keilmuan

dan memenuhi persyaratan administratif yang ditentukan (Wijayanti, 2013)

Mansnur (2009, dalam Wakhyudin & Putri, 2020) mendefinisikan

bahwa skripsi adalah karya ilmiah yang ditulis mahasiswa program S1 yang

membahas topik atau bidang tertentu berdasarkan hasil kajian pustaka yang

ditulis oleh para ahli, hasil penelitian lapangan, atau hasil pengembangan

(eksperimen). Penulisan skripsi merupakan suatu karya ilmiah yang

mengajarkan mahasiswa untuk belajar mengkritisi suatu fenomena yang

terjadi dalam kehidupan manusia secara ilmiah sesuai dengan ilmu yang

didapat dalam disiplin ilmu masing-masing. Selain itu, penulisan skripsi

juga sangat berguna bagi tenaga pe ndidik dan juga mahasiswa untuk

1
2

mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman mahasiswa akan ilmu

pengetahuan yang didapat selama masa perkuliahan.

Permasalahan yang hampir sama bagi setiap mahasiswa semester

akhir dari setiap perguruan tinggi yaitu problem kecemasan. Dalam konteks

ini misalnya masalah penyelesaian skripsi yang notabene menjadi salah satu

syarat wajib untuk menyandang gelar S1 bagi mahasiswa. Mahasiswa

seringkali mengalami perasaan seperti kecemasan selama proses

penyusunan skripsi (Rizkiyati, 2019). Masalah-masalah tersebut berdampak

dengan psikis seperti frustasi, dan gelisah yang selanjutnya berdampak pada

kondisi fisik seperti kelelahan, pusing, lesu yang berdampak menurunya

konsentrasi. Dukungan orang tua, keluarga, teman dan lingkungan tempat

tinggal juga dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya dalam proses

penyusunan skripsi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecemasan

adalah reaksi emosional yang tidak menyenangkan terhadap bahaya nyata

atau imaginer yang disertai dengan perubahan pada sistem saraf otonom dan

pengalaman subjektif sebagai tekanan, ketakutan, dan kegelisahan yang

menjadikan seseorang sulit untuk berkonsentrasi sehingga ia tidak bisa

menyelesaikan masalah yang melanda di tengah penyusunan skripsi dan

mengakibatkan terhambatnya penyusunan skripsi (Sugiyanto, 2019)

Menurut penelitian (Marjan et al., 2018) rata-rata tingkat kecemasan

mahasiswa bimbingan dan konseling dalam menyusun skripsi dengan skor

ideal 145, skor tertinggi 133 dan skor terendah 60 dengan rata-rata skor

keseluruhan sebesar 97,11 dengan capaian 67% dari skor ideal yang berarti
3

tergolong pada kategori tinggi. Tingkat kecemasan yang terjadi pada

mahasiswa berbeda-beda, tergantung dengan kemampuan individu dalam

menghadapi rasa cemas tersebut.

Kecemasan dapat mempengaruhi hasil yang akan diperoleh

mahasiswa terutama kecemasan sedang hingga panik karena semakin tinggi

level kecemasan maka perlu adanya strategi koping yang di gunakan

individu dalam mengatasi kecemasan yang terjadi. Ketika mahasiswa

mengalami kecemasan, maka individu akan menggunakan berbagai strategi

koping untuk mengatasi cemas seperti kemampuan individu, dukungan

sosial, aset material, keyakinan positif individu. Apabila individu tidak

mampu mengatasi kecemasan secara konstruktif, maka dapat menjadi

penyebab terjadinya perilaku yang patologis (Sumoked et al., 2019)

Gangguan kecemasan ada bermacam-macam, mulai dari gangguan

kecemasan menyeluruh, serangan panik, hingga fobia. Meskipun masing-

masing gangguan kecemasan memiliki karakteristik yang berbeda, secara

umum kondisi ini dapat ditangani dengan psikoterapi dan obat-obatan.

Selain dengan obat-obatan dan psikoterapi, ada beberapa cara sederhana

yang dapat dilakukan secara mandiri dan telah terbukti dapat membantu

mengurangi gejala gangguan kecemasan, yaitu: menarik napas yang dalam,

menghindari kafein dan alkohol, bercerita kepada orang yang dipercaya,

relaksasi dengan berdzikir, hipnotis 5 jari, mendengarkan murotal atau

musik klasik dan strategi koping (Sumoked et al., 2019)

Strategi koping merupakan cara mengatasi stress dan kecemasan

dengan memperdayakan diri. Individu biasanya menghadapi kecemasan


4

menggunakan strategi koping yang berfokus pada masalah, strategi koping

yang berfokus pada kognitif, dan strategi koping yang berfokus pada emosi.

Menurut hasil penelitian Pangestutik (2018) 10 mahasiswa ditanya

bagaimana cara menghadapi ujian skripsi, didapatkan data strategi koping

berfokus emosi sebesar 80% dan 20% startegi koping berfokus pada

masalah. Bentuk strategi koping berfokus pada emosi mahasiswa yang

berinisial R, D, F, A dan C tersebut seperti jalan-jalan, bermain game,

makan berlebih dan tidur. Menurut mereka upaya tersebut cukup beralasan,

karena hal yang terpenting ketika sedang stres karena banyaknya tugas

kuliah adalah melakukan aktifitas yang dapat mengembalikan perasaan

(mood), jadi melakukan aktivitas yang menyenangkan adalah cara tepat

untuk mengurangi kecemasan dan stres.

Koping dapat diidentifikasi melalui respon manifestasi (tanda dan

gejala) koping dapat dikaji melalui beberapa aspek yaitu fisiologis dan

psikologis koping yang efektif menghasilkan adaptif sedangkan yang tidak

efektif menyebabkan maladaptif (Sumoked et al., 2019). Menurut penelitian

Wijayanti (2013) tentang strategi koping menghadapi stres dalam

penyusunan tugas akhir skripsi pada mahasiswa program S1 Fakultas Ilmu

Pendidikan, sebagian besar mahasiswa FIP UNY angkatan 2008 termasuk

memiliki strategi koping menghadapi stres positif dalam kategori tinggi

dengan 58,6 % dan strategi koping negatif kategori sedang dengan 60,7%.

Besar kecilnya masalah yang menegangkan termasuk adalah relatif,

tergantung dari tinggi rendahnya kedewasaan kepribadian serta sudut

pandang seseorang dalam menghadapinya. Sebagian besar dari mereka


5

yang mengalami jalan pintas dengan menghisap rokok secara berlebihan,

obat penenang minuman keras dan lain sebagainya dengan harapan

terhindar dari stress. Mereka tidak menyadari bahwa menghindari stres

dengan melakukan hal yang salah akan dapat menerima akibat dari

kesehatan yang amat buruk (Khasanah et al., 2014). Individu yang

mempunyai pengendalian diri yang baik, maka akan dapat mengelola emosi

yang dirasakan dengan baik. Seseorang yang memiliki emosi baik, akan

mengambil tindakan cukup simpatik ketika dihadapkan pada situasi yang

menegangkan, sehingga ketika menghadapi masalah seseorang dapat

mengendalikan emosi dengan menggunakan strategi koping yang efektif

(Rafiki, 2017).

Faktor yang terpenting dalam menyelesaikan gejala kecemasan

adalah penggunaan strategi koping adaptif. Individu yang memiliki strategi

koping positif (adaptif) dan efektif maka dapat meredakan atau

menghilangkan kecemasan, sebaliknya jika strategi koping yang negatif

(maladaptif) dan tidak efektif akan memperburuk kesehatan dan

memperbesar potensi terjadinya sakit. Hasil penelitian didapatkan sebagian

besar responden berumur 19 tahun sebanyak 22 orang (44,0%), sebagian

besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 32 orang (64,0) dan

sebagian besar responden mempunyai strategi koping adaptif sebanyak 47

orang (94,0%). Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan mahasiswa

melakukan strategi koping yang adaptif dalam menghadapi ujian OSCA

(Rafiki, 2017).
6

STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap merupakan

pengembangan dari AKPER Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap yang sudah

berdiri sejak tahun 1995. Sejak tahun 2019 STIKES Al-Irsyad Al-

Islamiyyah Cilacap mengelola sepuluh Program Studi, yaitu D3 Kebidanan,

D3 Farmasi, D3 Fisioterapi, D3 Keperawatan, D4 Teknologi Laboratorium

Medis, S1 Keperawatan, S1 Farmasi, S1 Kebidanan, Profesi Bidan dan

Profesi Ners. Skripsi mahasiswa Program Studi (Prodi) keperawatan

bertujuan untuk memahami suatu fenomena keperawatan, sehingga skripsi

yang disusun akan mencerminkan penguasaan mahasiswa terhadap

substansi dan metodologi penelitian. Diharapkan penyelesaian terhadap

fenomena yang ditemukan, akan menjadi bekal mahasiswa dalam mengatasi

masalah keperawatan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna

mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Hasil wawancara terhadap sepuluh mahasiswa STIKES Al Irsyad Al

Islamiyyah Cilacap yang menyusun skripsi dari program studi S1

Keperawatan adalah mereka tujuh diantaranya mengatakan bahwa masalah

yang dihadapi selama proses penyusunan skripsi diantaranya yaitu kesulitan

mencari judul dan masalah penelitian, mencari buku ataupun jurnal

referensi, mengatur jadwal untuk bertemu dosen pembimbing,

ketidaksesuaian pendapat antara mahasiswa dan dosen pembimbing serta

kesulitan dalam penyusunan skripsi. Dari masalah tersebut timbuh lah rasa

kecemasan, kekhawatiran yang berkepanjangan, dan rasa gugup. Sebagian

mahasiswa tahu bagaimana cara mengatasi rasa cemas tersebut, namun ada

juga mahasiswa yang tidak tahu cara mengatasinya.


7

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Hubungan strategi koping dengan tingkat kecemasan

mahasiswa tingkat akhir dalam menyusun skripsi program studi S1

Keperawatan STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap“.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara strategi koping dengan

tingkat kecemasan mahasiswa tingkat akhir dalam menyusun skripsi

program studi S1 Keperawatan STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap

?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui hubungan strategi koping dengan tingkat kecemasan

mahasiswa tingkat akhir dalam menyusun skripsi program studi S1

Keperawatan STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui gambaran tingkat kecemasan mahasiswa tingkat akhir

dalam menyusun skripsi program studi S1 Keperawatan STIKES Al

Irsyad Al Islamiyyah Cilacap

b. Mengetahui gambaran strategi koping mahasiswa tingkat akhir

dalam menyusun skripsi program studi S1 Keperawatan STIKES Al

Irsyad Al Islamiyyah Cilacap


8

c. Menganalisis hubungan strategi koping dengan tingkat kecemasan

mahasiswa tingkat akhir dalam menyusun skripsi program studi S1

Keperawatan STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah pustaka tentang hubungan

strategi koping dengan tingkat kecemasan mahasiswa tingkat akhir

dalam menyusun skripsi program studi S1 Keperawatan STIKES Al

Irsyad Al Islamiyyah Cilacap

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini sebagai acuan pengambilan keputusan

untuk menghadapi dan mengurangi kecemasan mahasiswa tingkat

akhir dalam penyusunan skripsi dengan menggunakan strategi

koping yang efektif.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini memberikan masukan dan informasi bagi

pembaca dan pengembangan ilmu khususnya tentang hubungan

strategi koping dengan tingkat kecemasan mahasiswa tingkat akhir

dalam menyusun skripsi program studi S1 Keperawatan STIKES Al

Irsyad Al Islamiyyah Cilacap.


9

c. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengalaman dalam pengembangan

kerangka berfikir ilmiah melalui penelitian dan memiliki

pengalaman langsung bagi penulis dalam melakukan penulisan.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian yang mempunyai fokus penelitian yang hampir sama

dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti diantaranya adalah :

1. Hubungan Strategi Koping dengan Tingkat Stres Mahasiswa Poltekkes

Kemenkes Riau yang Menyusun Skripsi Tahun 2020

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan strategi

koping dengan tingkat stres mahasiswa Poltekkes Kemenkes Riau yang

menyusun skripsi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif

dengan desain Cross Sectional. Metode pengambilan sampel adalah

total sampling dengan melibatkan 71 responden dimana pengumpulan

data dengan menggunakan kuesioner.Hasil uji statistik diperoleh p value

= 0,014 (p value ≤ 0,05), dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara strategi koping dengan tingkat stres mahasiswa

Poltekkes Kemenkes Riau yang menyusun Skripsi. Hasil penelitian

diketahui bahwa mahasiswa Poltekkes Kemenkes Riau yang menyusun

skripsi menggunakan strategi koping adaptif dan mengalami stres

normal sebanyak 23 orang (74,2%) dan menggunakan strategi koping

maladaptif dan mengalami stres sedang sebanyak 15 orang (37,5%).

Semakin adaptif koping yang digunakan dalam menghadapi stres


10

semakin rendah pula tingkat stres yang dirasakan. Oleh karena itu

penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk mahasiswa Poltekkes

Kemenkes Riau yang menyusun skripsi sehingga mereka dapat

melakukan strategi koping untuk penyesuaian yang baik dalam

menghadapi stress

Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada

variabel bebas yaitu strategi koping dengan obyek penelitian pada

mahasiswa tingkat akhir program studi S1 Keperawatan yang sedang

mengerjakan skripsi dan jenis penelitian kuantitatif dengan desain Cross

Sectional.

Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada

variabel terikatnya yaitu tingkat kecemasan.

2. Hubungan dukungan sosial dengan tingkat kecemasan dalam

mengerjakan skripsi pada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

(STIKES) NU Tuban Tahun 2015

Tujuan dari penelitian ini adalah, untuk mengetahui tingkat

dukungan sosial dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) NU Tuban, untuk mengetahui tingkat

kecemasan dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan (STIKES) NU Tuban, untuk mengetahui hubungan

antara dukungan sosial dengan kecemasan dalam mengerjakan skripsi

pada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) NU Tuban.

Penelitian ini menggunkan metode kuantitatif, yaitu dengan melakukan

uji instrumen rasch model dan analisis data deskriptif serta korelasi
11

product moment. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik

wawancara, observasi, dan skala. Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini adalah sampel populasi, yaitu 78 mahasiswa.

Hasil penelitian mengatakan bahwa tingkat dukungan sosial

Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) NU Tuban pada

kategori tinggi, tingkat kecemasan Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan (STIKES) Nu Tuban pada kategori sedang, dan hasil korelasi

product moment r=-0,242 dan p=0,033 (p<0,05), hal ini berarti ada

hubungan negatif yang signifikan antara dukungan sosial dengan tingkat

kecemasan Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) NU

Tuban, dan dukungan sosial memberikan sumbangsih 6% pada

kecemasan. Hubungan antara aspek Tangiabel Support adalah r=-0,285

dan p=0,012 (p<0,05), ada hubungan yang signifikan dan memberikan

sumbangsih sebesar 8%. Hubungan antara aspek Apparisal Supoort r=-

0,080 dan p=0,488, hal ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan.

Hubungan antara aspek Belonging Support r=-0,137 dan p=0,230, hal

ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan. Hubungan antara aspek

Self Esteem Support r=-0,423 dan p=0,000 (p<0,01), hal ini berarti ada

hubungan yang signifikan dan memberikan sumbangsih 18%.

Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada

variabel terikat yaitu tingkat kecemasan, dan responden mahasiswa

yang sedang mengerjakan skripsi.


12

Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada

varibel bebas yaitu strategi koping dan teknik pengumpulan data

menggunakan kuisoner.

3. Mekanisme Koping dengan Tingkat Depresi pada Mahasiswa Tingkat

Akhir Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Tahun

2015

Penelitian kuantitatif induktif dengan rancangan cross sectional ini

bertujuan mengetahui hubungan strategi koping dengan tingkat depresi

pada mahasiswa tingkat akhir Program Studi Pendidikan Ners

Perguruan Tinggi Alma Ata Yogyakarta. Pengambilan sampel dengan

metode total sampel, jumlah sebanyak 47 mahasiswa.

Analisis uji menggunakan uji Chi-Square. Hasil Uji Chi-Square

variabel strategi koping dengan usia (p=0,408), jenis kelamin (p=0,103),

tempat tinggal (p=0,057) dan tingkat depresi (p=0,000). Ada hubungan

yang bermakna antara strategi koping dengan tingkat depresi (p0,05).

Hasil penelitian karakteristik depresi responden dimana sebagian besar

ialah tergolong depresi ringan sebanyak 21 orang (45,7%), minimal

depresi 19 orang (41,3%) dan depresi sedang 6 orang (13,0%).

Karakteristik mekanisme koping yang digunakan oleh mahasiswa

tingkat akhir sebagian besar ialah maladaptif sebanyak 32 orang

(69,6%) dan adaptif 14 orang (30,4%). Tidak ada hubungan yang

signifikan antara mekanisme koping dengan usia dengan p-value 0,408.

Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada

variabel bebas yaitu strategi koping dan pengumpulan data


13

menggunakan kuisoner, jenis penelitian kuantitatif dengan desain Cross

Sectional, dan responden pada mahasiswa tingkat akhir yang menyusun

skripsi.

Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada

varibel terikat yaitu tingkat kecemasan.

4. Hubungan Efikasi Diri Dengan Tingkat Kecemasan Mahasiswa Tahun


Pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Tahun 2018.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri

dengan tingkat kecemasan mahasiswa PSPD FK. Penelitian ini

menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian

sebanyak 183 responden dan diminta untuk mengisi dua buah kuesioner

v yaitu General Self-Efficacy dan Zung Self Anxiety Scale. Berdasarkan

analisis univariat didapatkan efikasi diri rendah 6.6%, efikasi diri sedang

77.6%, dan efikasi diri tinggi 15.8%. Pada tingkat kecemasan

didapatkan tidak mengalami kecemasan 23.5%, kecemasan ringan-

sedang 71.0%, dan kecemasan berat 5.5%. Berdasarkan analisis bivariat

dengan menggunakan uji Gamma didapatkan bahwa terdapat hubungan

bermakna antara efikasi diri dan kecemasan dengan nilai (p=0,0001),

dengan derajat keeratan hubungan negatif kuat ( =- 0,657). Dapat

disimpulkan semakin tinggi efikasi diri maka semakin rendah tingkat

kecemasan, dan begitu juga dengan sebaliknya.

Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada

variabel terikat yaitu tingkat kecemasan dan jenis penelitian kuantitatif


14

dengan desain Cross Sectional serta teknik pengumpulan data

menggunakan kuisoner.

Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada

varibel bebas yaitu strategi koping.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Strategi koping

a. Pengertian

Strategi koping adalah usaha yang dilakukan individu untuk

mencari jalan keluar dari masalah agar dapat menyesuaikan diri

dengan perubahan yang terjadi (Afaria & Saputra, 2012, dalam

Usraleli et al., 2020). Strategi koping adalah upaya seseorang dalam

mengontrol, mentolerir dan mengurangi dampak negatif dari situasi

yang penuh tekanan yang sedang dihadapi oleh individu baik

tekanan dari dalam maupun dari luar individu secara kognitif dan

behavioral (Septiyani, 2016).

Koping adalah proses dimana individu melakukan usaha

untuk mengatur (management) situasi yang dipersepsikan adanya

kesenjangan antara usaha (demands) dan kemampuan (resources)

(Sarafino dan Smith, 2011, dalam Pratama, 2018). Strategi koping

merupakan perilaku penyelesaian sebuah masalah yang dilakukan

individu untuk menghadapi dan mengantisipasi situasi dan kondisi

yang bersifat menekan dan mengancam baik fisik maupun psikis.

Terdapat dua bentuk strategi strategi kopiing yaitu, fokus pada

masalah dan fokus pada emosi (Mafazi, 2017)

15
16

Strategi koping adalah suatu bentuk tindakan yang nampak

dan tersembunyi baik berupa perilaku maupun pikiran yang

dilakukan seseorang untuk mengurangi, menghilangkan serta

menetralisir kondisi yang dianggap membebani (stress), sebagai

usaha dalam menghadapi penyebabnya (stressor) (Pangestutik,

2018).

Coping strategies is the process of confronting difficulties

and trying to overcome them, thinking and acting actively and

purposefully. Each individual has a unique coping strategies.

Artinya strategi koping adalah proses menghadapi kesulitan dan

mencoba mereka atasi, berpikir dan bertindak secara aktif dan

terarah. Setiap individu memiliki strategi koping yang unik (Man,

2019)

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi

koping adalah suatu usaha yang dilakukan sesorang untuk

mengurangi atau mengatasi suatu masalah yang apabila dibiarkan

begitu saja akan mengakibatkan rasa cemas yang berlarut hingga

mengakibatkan stres..

b. Tujuan Strategi Koping

Strategi koping bertujuan untuk mengatasi situasi dan

tuntutan yang dirasa menekan, menentang, membebani, dan

melebihi sumber daya (resources) yang dimiliki. Sumber daya

koping yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi strategi koping


17

yang akan dilakukan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan

(Ekawati, 2019)

c. Jenis-jenis Strategi Koping

Menurut Stuart dan Sundeen (1991 dalam Maryam, 2017)

terdapat dua jenis strategi koping yang dilakukan individu yaitu

koping yang berpusat pada masalah (problem focused form of coping

mechanism/direct action) dan koping yang berpusat pada emosi

(emotion focused of coping/palliatif form).

Strategi koping yang berpusat pada masalah diantaranya:

1) Konfrontasi adalah usaha-usaha untuk mengubah keadaan atau

menyelesaikan masalah secara agresif dengan menggambarkan

tingkat kemarahan serta pengambilan resiko.

2) Isolasi yaitu ndividu berusaha menarik diri dari lingkungan atau

tidak mau tahu dengan masalah yang dihadapi.

3) Kompromi yaitu mengubah keadaan secara hati-hati, meminta

bantuan kepada keluarga dekat dan teman sebaya atau bekerja

sama dengan mereka.

Strategi koping yang berpusat pada emosi diantaranya:

1) Denial yaitu menolak masalah dengan mengatakan hal tersebut

tidak terjadi pada dirinya.

2) Rasionalisasi yaitu menggunakan alasan yang dapat diterima

oleh akal dan diterima oleh orang lain untuk menutupi

ketidakmampuan dirinya. Dengan rasionalisasi kita tidak hanya


18

dapat membenarkan apa yang kita lakukan, tetapi juga merasa

sudah selayaknya berbuat demikian secara adil.

3) Kompensasi yaitu menunjukkan tingkah laku untuk menutupi

ketidakmampuan dengan menonjolkan sifat yang baik, karena

frustasi dalam suatu bidang maka dicari kepuasan secara

berlebihan dalam bidang lain. Kompensasi timbul karena

adanya perasaan kurang mampu.

4) Represi yaitu dengan melupakan masa-masa yang tidak

menyenangkan dari ingatannya dan hanya mengingat waktu-

waktu yang menyenangkan.

5) Sublimasi yaitu mengekspresikan atau menyalurkan perasaan,

bakat atau kemampuan dengan sikap positif.

6) Identifikasi yaitu meniru cara berfikir, ide dan tingkah laku

orang lain.

7) Regresi yaitu sikap seseorang yang kembali ke masa lalu atau

bersikap seperti anak kecil.

8) Proyeksi yaitu menyalahkan orang lain atas kesulitannya sendiri

atau melampiaskan kesalahannya kepada orang lain.

9) Konversi yaitu mentransfer reaksi psikologi ke gejala fisik.

10) Displacement yaitu reaksi emosi terhadap seseorang kemudian

diarahkan kepada seseorang lain.


19

d. Respon Koping

Respon koping dievaluasi dalam suatu rentang yaitu adaptif

atau maladaptif (Mulyani, 2019) :

1. Respon koping adaptif

Koping adaptif merupakan sikap yang lebih efektif dan

bermanfaat dalam mengatasi stres yang akan menurunkan

kondisi tertekan. Respon adaptif mendukung fungsi integrasi,

pertumbuhan, belajar, dan mencapai tujuan, seperti berbicara

dengan orang lain, memecahkan masalah dengan orang lain,

memecahkan masalah secara efektif, tehnik relaksasi, latihan

seimbang dan aktifitas konstriktif.

2. Respon koping maladaptif

Koping maladaptif merupakan kecendrungan koping yang

kurang bermanfaat dan kurang efektif dalam mengatasi sumber

stres dan akan menambah kondisi tertekan. Respon maladaptif

ini menghambat fungsi integrasi, memecahkan, pertumbuhan,

menurunkan otonomi dan cenderung menghalangi penguasaan

terhadap lingkungan seperti makan berlebihan atau bahkan tidak

makan, kerja berlebihan, menghindar, marah- marah, mudah

tersinggung, dan menyerang. Mekanisme koping yang

maladaptif dapat memberi dampak yang buruk seperti isolasi

diri, penurunan kesehatan dan bahkan terjadi resiko bunuh diri.


20

e. Bentuk-Bentuk Strategi Koping

Konsep mekanisme koping lainnya dikembangkan oleh

Carver berdasarkan teori Lazarus dan Folkman (1984, dalam Risky,

2019). menurut konsep ini, membagi mekanisme koping dalam 14

sub skala mekanisme koping. Dari 14 sub skala tersebut

dikelompokkan menjadi kategori koping yaitu :

1) Problem focused coping

a) Skala active coping (Penyelesaian masalah secara aktif)

Jenis koping ini merupakan langkah awal yang

dilakukan individu dalam mengalami suatu tindakan untuk

mengatasi atau mengurangi dampak stressor dan yang

dilakukan individu secara langsung meningkatkan usaha

agar masalah selesai secara bertahap

b) Planning (Perencanaan)

Merupakan perencanaan dalam merencanakan

strategi dengan memikirkan, menyusun rencana tindakan

dan langkah-langkah yang harus diambil, keberhasilan

dalam strategi yang digunakan

c) Use instrumental support

Usaha yang dilakukan individu untuk mencari

dukungan berupa saran, nasehat, informasi atau bantuan agar

dapat membantu individu dalam menyelesaikan masalah


21

2) Emotional focused coping

a) Religion

Merupakan cara individu menyelesaikan suatu masalah

dengan mencari pegangan pada agama dan memperbanyak

ibadah dan berdoa meminta bantuan kepada Tuhan.

b) Reframing positive

Menilai kembali strategi koping yang telah digunakan

secara positif yang berfokus dalam menangani perasaan yang

tertekan

c) Use emotional support

Dalam menghadapi masalah untuk mengurangi rasa

tidak nyaman individu akan mencari dukungan secara moral,

pengertian dari orang lain dan simpati. Namun hal tersebut

tidak selalu bersifat adaptif karena hal ini dilakukan untuk

memperoleh ketenangan jiwa saja.

d) Denial

Individu menolak untuk percaya terhadap adanya suatu

stressor dengan menganggap bahwa stressor itu tidak nyata

e) Acceptance

Penerimaan terjadi apabila individu mengalami masalah

dan menerima kenyataan bahwa hal tersebut pasti terjadi


22

3) Dysfunctional coping

a) Humor

Merupakan jenis koping oleh individu dengan membuat

lelucon terhadap masalah yang dihadapi

b) self distraction

Hal ini dilakukan dengan melakukan tindakan pelarian

terhadap masalah yang dihadapi, seperti melamun, melarikan

diri dengan tidur dan menyibukkan diri

c) venting

Hal ini dilakukan dengan melampiaskan emosi yang

dirasakan terhadap suatu masalah

d) behavioural disengagement

Individu mengalami stressor mengurangi usahanya

dalam menghadapi stressor, menghentikan usaha yang dapat

dilakukan untuk mengatasi stressor dan biasanya digambarkan

dengan munculnya gejala perilaku ketidakberdayaan

e) self blame

Individu cenderung untuk menyalahkan diri sendiri

secara berlebihan terhadap setiap masalah atau kegagalan yang

dihadapi. Individu biasanyaberfokus pada upaya apa saja yang

dilakukan untuk menjauhkan pikiran dari pemicu yang

menimbulkan stressor
23

f) substance use

Individu mencari cara lain untuk melupakan stressor

yang dialami dengan menggunakan alcohol atau obat-obatan

lainnya.

f. Sumber Koping

Faktor yang mempengaruhi strategi koping yaitu harga diri,

kesehatan fisik, keyakinan atau pandangan hidup, keterampilan, dan

dukungan sosial materi. Menurut Stuart (2014), sumber koping

individu terdiri dari dua jenis yaitu sumber koping internal dan

eksternal.

1) Sumber koping internal

Sumber internal ini meliputi kesehatan dan energi yang

dimilikinya, kepercayaan seseorang menyangkut kepercayaan

iman atau agama dan juga kepercayaan eksistensi, komitmen

atau tujuan hidup, harga diri, kontrol dan kemahiran seseorang,

pengetahuan, keterampilan pemecahan masalah dan

keterampilan sosial. Pribadi yang tangguh menerima stresor

sebagai sesuatu yang dapat diubah, sehingga individu tersebut

menerima situasi yang berpotensi menimbulkan stres menjadi

suatu hal yang menarik dan berarti. Sedangkan perubahan dan

situasi baru dipandang sebagai kesempatan untuk bertumbuh

sehingga dianggap sebagai tantangan.


24

2) Sumber koping eksternal

Dukungan sosial merupakan sumber-daya eksternal yang

utama. Dukungan sosial sebagai rasa memiliki informasi

terhadap seseorang atau lebih dengan tiga kategori.

a) Kategori informasi pertama

Membuat orang percaya bahwa dirinya diperhatikan

atau dicintai. Kategori ini sering muncul dalam hubungan

antara dua orang dimana kepercayaan mutual dan

keterikatan diekspresikan dengan cara saling menolong

untuk memenuhi kebutuhan bersama.

b) Kategori informasi yang kedua

Menyebabkan seseorang merasa bahwa dirinya

dianggap atau dihargai. Hal ini paling efektif saat ada

pengumuman publik mengenai betapa kedudukannya di

dalam kelompok cukup terpandang. Keadaan tersebut akan

menaikkan perasaan harga diri sehingga disebut sebagai

dukungan harga diri.

c) Kategori informasi ketiga

Membuat seseorang merasa bahwa dirinya

merupakan bagian dari jaringan komunikasi dan saling

ketergantungan. Informasi disebarkan oleh anggota

jaringan, dimana setiap anggota jaringan memahami

informasi tersebut dan menyadari bahwa informasi tersebut

telah disebarkan diantara mereka.


25

Terdapat beberapa hal yang menjadi sumber koping

dan berpengaruh terhadap pemilihan seseorang atas strategi

koping tertentu yaitu materi, fisik, psikologis, sosial dan

spiritual (Diyanti, 2014)

g. Gaya Strategi Koping

Menurut Muhith dan Nasir (2016), gaya koping merupakan

penentuan dari gaya individu dalam memecahkan suatu masalah

berdasarkan tuntutan yang dihadapi, ada dua macam gaya koping:

1) Gaya koping positif

Gaya koping positif merupakan gaya yang mampu

mendukung integritas ego, yaitu:

a) Problem solving

Merupakan suatu usaha untuk memecahkan masalah,

dimana pada gaya koping ini masalah harus dihadapi,

dipecahkan, dan tidak dihindari atau menganggap masalah

itu tidak berarti. Pemecahan masalah ini digunakan untuk

mengindari tekanan atau beban psikologis akibat adanya

stresor yang masuk dalam diri individu.

b) Utilizing social support

Merupakan suatu tindak lanjut dari menyelesaikan

masalah yang belum terselesaikan. Tidak semua individu

mampu menyelesaikan masalahnya sendiri, hal ini terjadi

karena rumitnya masalah yang dialami. Oleh sebab itu

apabila individu mempunyai masalah yang tidak bisa


26

diselesaikan sendiri, seharusnya tidak disimpan sendiri tetapi

carilah dukungan dari individu lain yang dapat dipercaya dan

mampu memberikan bantuan dalam bentuk masukan

ataupun saran dan lainnya.

c) Looking for silver lining

Masalah yang berat terkadang akan membawa

kebutaan dalam upaya menyelesaikan masalah, walaupun

sudah dengan usaha yang maksimal, terkadang masalah

belum ditemukan titik temu, oleh sebab itu seberat apapun

masalah yang dihadapi individu harus tetap berfikir positif

dan dapat diambil hikmah dari setiap masalah. Pada fase ini

diharapkan individu mampu menerima kenyataan sebagai

sebuah ujian dan cobaan yang harus dihadapi selalu berusaha

menyelesaikan masalah tanpa menurunkan semangat

motivasi.

2) Gaya koping Negatif

Gaya koping negatif yang dapat menurunkan integritas ego,

dimana gaya koping ini dapat merusak dan merugikan dirinya

sendiri, yang terdiri dari:

a) Avoidance

Merupakan suatu usaha untuk mengatasi situasi

tertekan dengan cara lari dari situasi tersebut dan

menghindari masalah dan akhirnya terjadinya penumpukan

masalah. Bentuk melarikan diri seperti merokok,


27

menggunakan obat-obatan, dan berbelanja tujuannya untuk

menghilangkan masalah tetapi menambah masalah.

b) Self-blam

Ketidak berdayaan atas masalah yang dihadapi,

biasanya menyalahkan diri sendiri yang dapat menyebabkan

individu menarik diri dari lingkungan sosial.

c) Wishfull thinking

Merupakan kesedihan mendalam yang dialami

individu akibat kegagalan mencapai tujuan, karena

penentuan keinginan terlalu tinggi sehingga sulit tercapai

h. Faktor Yang Mempengaruhi Koping

Menurut Diyanti (2014) terdapat berapa factor yang

mempengaruhi perilaku koping yaitu:

1) Kondisi individu: umur, tahap kehidupan, jenis kelamin,

temperamen, pendidikan, inteligensi, suku, kebudayaan, status

ekonomi, dan kondisi fisik.

2) Karakteristik kepribadian: introvert-ekstrovert, stabilitas

ekonomi secara umum, kekebalan, dan ketahanan.

3) Sosial-kognitif: dukungan sosial yang dirasakan, jaringan sosial.

4) Hubungan dengan lingkungan sosial, dukungan yang diterima,

integrasi dalam jaringan sosial

5) Strategi dalam melakukan koping.


28

i. Alat Ukur Strategi Koping

Kuesioner The Brief Cope Scale ini dikembangkan oleh

Carver berdasarkan teori Lazarus dan Folkman (Risky, 2019).

Kuisioner memuat dua puluh delapan pertanyaan dengan

menggunakan skala likert dengan empat alternative jawaban dan

dengan 14 item sub skala yang menilai dimensi koping yang

berbeda. Dari 14 item sub skala tersebut menggambarkan strategi

koping yaitu :

1) Problem focused coping terdiri dari sub skala active coping,

planning, useinstrumental support

2) Emotional focused coping meliputi sub skala religion,

reframing positif, use emotional support, denial dan acceptance

3) Dysfunctional coping meliputi sub skala humor, self-

distraction, venting, denial, behavioural disengagement, self-

blame dan substance use.

Hasil dari strategi koping dengan nilai minimal 28 dan

maksimal 112, apabila hasil dari strategi koping total skor :

1) ≤ 70 strategi koping maladaptif

2) > 70 strategi koping adaptif.

Skala tersebut dikelompokkan dalam pertanyaan favorable

dan unfavorable dengan empat alternative jawaban yaitu tidak

pernah, jarang, sering dan selalu.


29

Apabila responden menjawab pertanyaan yang menunjukkan

strategi koping favourable setiap item diberi nilai

1) Bila tidak pernah melakukan =1

2) Bila jarang melakukan =2

3) Bila sering melakukan =3

4) Bila sering melakukan. =4

Sedangkan pernyataan yang menunjukkan strategi koping yang

unfavourable setiap item diberi nilai

1) Bila tidak pernah melakukan =4

2) Bila jarang melakukan =3

3) Bila sering melakukan =2

4) Bila selalu melakukan. =1

2. Tingkat Kecemasan

a. Pengertian

Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai

ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari

ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa

aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya tidak

menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai

perubahan fisiologis dan psikologis (Nugraha, 2019)

Kaplan, Sadock, dan Grebb (dalam Fauziah & Widuri 2014)

menjelaskan bahwa kecemasan adalah respon terhadap situasi

tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi


30

menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang

belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan

arti hidup. Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami siapapun.

Namun cemas yang berlebihan, apalagi yang sudah menjadi

gangguan akan menghambat fungsi seseorang dalam kehidupannya.

Kecemasan adalah pengalaman manusia yang universal,

suatu respon emosional yang tidak menyenangkan, penuh

kekhawatiran, suatu rasa takut tak terekspresikan dan tidak terarah

karena sesuatu sumber ancaman/pikiran sesuatu yang tidak jelas dan

tidak terindentifikasikan. Respon individu terhadap kecemasan yaitu

respon fisiologis dan respon psikologis. Respon fisiologis meliputi

denyut jantung dan tekanan darah meningkat, nafas pendek, gelisah,

mulut kering, gangguan pada lambung sedangkan respon

psikologisnya meliputi ketegangan fisik, tremor, gugup, bicara

cepat, kurang koordinasi, bingung dan perhatian terganggu

(Pratama, 2018)

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

kecemasan adalah perasaan takut yang berlebihan pada keadaan

tertentu yang sangat mengancam yang dapat menyebabkan

kegelisahan karena ketakutan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi

serta ketidakpastian yang mengancam perasaan dan fikiran dimasa

mendatang.
31

b. Gejala Kecemasan

Gejala Kecemasan Cemas bisa mempengaruhi seseorang

dalam berbagai bentuk. Tanda dan gejala kecemasan yang

ditunjukkan atau dikemukakan oleh seseorang bervariasi,

tergantung dari beratnya atau tingkatan yang dirasakan oleh individu

tersebut. Keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang saat

mengalami kecemasan secara umum menurut Stuart (2009 dalam

Nugraha, 2019) menjelaskan bahwa terdapat empat respons tubuh

terkait kecemasan yaitu sebagai berikut :

1) Respon fisiologi terhadap kecemasan meliputi :

a) Kardiovaskular : palpitasi, jantung berdebar-debar, tekanan

darah meninggi dan rasa ingin pingsan.

b) Pernapasan : nafas cepat, sesak nafas, tekanan pada dada,

napas dangkal, pembengkakan pada tenggorokan, sensasi

tercekik dan terengah-engah.

c) Neuromuskular : refleks meningkat, reaksi terkejut, mata

berkedip-kedip, insomnia, tremor, gelisah, modar-mandir,

wajah tegang, kelemahan umum, tungkai lemah dan

gerakan yang janggal.

d) Gastrointestinal : kehilangan nafsu makan, menolak makan,

rasa tidak nyaman pada abdomen, mual, nyeri di ulu hati

dan diare.

e) Saluran perkemihan : Tidak dapat menahan kencing.


32

2) Respon perilaku: Gelisah, ketegangan, tremor, gugup, bicara

cepat, kurang koordinasi, cenderung mendapat cedera, menarik

diri dari hubungan interpersonal, menghalangi, melarikan diri

dari masalah, menghindari, hiperventilasi.

3) Respon kognitif: perhatian terganggu, konsentrasi buruk,

pelupa, salah dalam memberikan penilaian, preokupasi,

hambatan berfikir, bidang persepsi menurun, kreativitas

menurun, produktivitas menurun, bingung, sangat waspada,

kesadaran diri meningkat, kehilangan objektivitas, takut

kehilangan kontrol, takut pada gambaran visual, takut cedera

atau kematian.

4) Respon afektif: mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang,

nervus, ketakutan, terror, gugup, gelisah.

Gejala-gejala psikologis adanya kecemasan menurut

Mulyani (2013) bila ditinjau dari beberapa aspek antara lain pikiran,

dimana keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti khawatir, sukar

konsentrasi, pikiran kosong, memandang diri sebagai sangat

sensitif, dan merasa tidak berdaya. Reaksi biologis yang tidak dapat

dikendalikan, seperti berkeringat, gemetar, pusing, jantung

berdebar-debar, mual, dan mulut kering. Perilaku gelisah, keadaan

diri yang tidak terkendali seperti gugup, kewaspadaan diri yang

berlebihan, serta sangat sensitif. Motivasi yaitu dorongan untuk

mencapai situasi, rasa ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan

diri dan lari dari kenyataan.


33

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan

Menurut Pratama, (2018) faktor-faktor yang mempengaruhi

kecemasan adalah:

1) Usia

Usia mempengaruhi psikologis seseorang, yang semakin

tinggi usia semakin baik tingkat kematangan emosi seseorang

serta kemapuan dalam menghadapi berbagai persoalan.

2) Status kesehatan jiwa dan fisik

Kelelahan fisik dan penyakit dapat menurunkan strategi

pertahanan alami seseorang.

3) Nilai-nilai budaya dan spiritual

Budaya dan spiritual mempengaruhi cara pemikiran

seseorang religiusitas yang tinggi menjadikan seseorang

berpandangan positif atas masalah yang dihadapi.

4) Pendidikan

Tingkat pendidikan rendah pada seseorang yang akan

menyebabkan orang tersebut mudah mengalami kecemasan,

semakin tinggi pendidikannya akan berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir.

5) Strategi Koping

Strategi koping digunakan seseorang saat mengalam

kecemasan. Ketidakmampuan mengatasi kecemasan secara

konstruksi sebagai penyebab tersedianya perilaku patologis.


34

6) Dukungan Sosial

Dukungan sosial dan lingkungan sebagai sumber koping,

dimana kehadiran orang lain dapat membantu seseorang

mengurangi kecemasan dan lingkungan mempengaruhi area

berfikir seseorang.

7) Pengalaman Masa Lalu

Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi kemampuan

seseorang dalam menghadapi stressor yang sama.

8) Pengetahuan

Ketidaktahuan dapat menyebabkan kecemasan dan

pengetahuan dapat digunakan untuk mengatasi masalah.

d. Mekanisme Terjadinya Kecemasan

Kecemasan baru nyata dirasakan apabila keseimbangan diri

terganggu. Artinya kita baru bisa mengalami manakala kita

mempersepsi tekanan dari kecemasanor melebihi daya tahan yang

kita punya untuk menghadapi tekanan tersebut. Jadi selama kita

memandangkan diri kita masi bisa menahan tekanan tersebut (yang

kita persepsi lebih ringan dari kemampuan kita menahannya) maka

cekaman kecemasan belum nyata. Akan tetapi apabila tekanan

tersebut bertambah besar (baik dari kecemasanor yang sama atau

dari kecemasanor yang lain secara bersama) maka cekaman menjadi

nyata, kita kewalahan dan merasakan kecemasan (Ekawati, 2019)


35

e. Rentang Kecemasan

Menurut Akbar (2016), Rentang kecemasan berfluktuasi

antara respon adaptif antisipasi dan yang maladaptive yaitu panic:

Adaptif Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

Gambar 2.1 Rentang respon kecemasaan

1) Adaptasi

Suatu keadaan yang digambarkan lapangan persepsi

menyatu dengan lingkungan.

2) Cemas ringan

Ketergantungan ringan, penginderaan lebih tajam dan

menyiapkan diri untuk bertindak.

3) Cemas sedang

Keadaan lebih waspada dan lebih tegang, lapangan

persepsi menyempit dan tidak mampu memusatkan pada factor/

peristiwa yang penting baginya.

4) Cemas berat

Lapangan persepsi sangat sempit, berpusat pada detail

yang kecil, tidak memikirkan yang luas, tidak mampu membuat

kaitan dan tidak mampu menyelesaikan masalah.

5) Panik

Persepsi menyimpan , sangat kacau dan tidak terkontrol,

berfikir tidak teratur, perilaku tidak tetap dan agitasi/ hiperaktif


36

f. Sumber Kecemasan

Menurut Akbar (2016) membagi dua sumber kecemasan

yaitu sebagai berikut:

1) Ancaman internal dan eksternal terhadap ego

Adanya gangguan pemenuhan kebutuhan dasar, makan, minum,

seksual.

2) Ancaman terhadap keamanan interpersonal dan harga diri

a) Tidak menemukan integritas diri

b) Tidak menemukan prestige

c) Tidak memperoleh aktualisasi diri

d) Malu atau tidak kesesuaian antara pandangan diri dan

lingkungan nyata.

g. Cara Mengatasi Kecemasan

Menurut Safaria (2012), ada beberapa cara untuk mengatasi

kecemasan, yaitu sebagai berikut:

1) Pengendalian diri yakni segala sesuatu usaha untuk

mengendalikan berbagai keinginan pribadi yang sudah tidak

sesuai lagi dengan kondisinya.

2) Dukungan, yakni dukungan dari keluarga dan teman-teman

dapat memberikan kesembuhan terhadap kecemasan.

3) Tindakan fisik, yakni melakukan kegiatan-kegiatan fisik, seperti

olahraga akan sangat baikuntuk menghilangkan kecemasan.

4) Tidur, yakni tidur yang cukup dengan tidur 6-8 jam pada malam

hari dapat mengembalikan kesegaran dan kebugaran.


37

5) Mendengarkan musik, yakni mendengarkan musik lembut akan

dapat membantu menenangkan pikiran dan perasaan.

6) Konsumsi makanan, yakni keseimbangan dalam mengonsumsi

makanan yang mengandung gizi dan vitamin sangat baik untuk

7) Menjaga kesehatan.

j. Skala Kecemasan Hamilton Anxiety Ranting Scale (HARS)

Penelitian ini menggunakan skala HARS (Hamilton Anxiety

Ranting Scale) untuk menentukan tingkat kecemasan, HARS

merupakan salah satu alat ukur untuk menilai tingkat kecemasan,

yang didasarkan pada munculnya syimtonps pada individu yang

mengalami kecemasan. Menurut Skala HARS penilaian kecemasan

terdiri atas 14 item,yaitu:

1) Perasaan cemas : firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah

tersinggung

2) Ketengangan : merasa tegang, lesu, mudah terkejut, tidak bisa

istirahat dengan tenang, mudah menangis, gemetar, gelisah.

3) Ketakutan : pada gelap, ditinggal sendiri, pada orang asing, pada

binatang besar, pada keramaian lalu lintas, pada kerumunan

banyak orang.

4) Gangguan tidur : sukar memulai tidur, terbangun malam hari,

tidak pulas, mimpi buruk, mimpi menakutkan.

5) Gangguan kecerdasan : daya ingat buruk, sulit konsentrsi, sering

bingung.
38

6) Perasaan depresi : kehilangan minat, sedih, bangun dini hari,

berkurangnya kesenangan pada hobi, perasaan berubah – ubah

sepanjang hari.

7) Gejala somatik (otot): nyeri otot, kaku, kedutan otot, gigi

gemeretak, suara tak stabil

8) Gejala sensorik: telinga berdengung, penglihatan kabur, muka

merah dan pucat, merasa lemah, perasaan ditusuk – tusuk.

9) Gejala kardiovaskular: denyut nadi cepat, berdebar – debar, nyeri

dada, denyut nadi mengeras, rasa lemah seperti mau pingsan,

detak jantung hilang sekejap.

10) Gejala pernapasan: rasa tertekan didada, perasaan tercekik,

merasa nafas pendek/sesak, sering menarik nafas panjang.

11) Gejala gastrointestinal: sulit menelan, mual muntah, berat badan

menurun, konstipasi/ sulit buang air besar, perut melilit,

gangguan pencernaan, nyeri lambung sebelum/ sesudah makan,

rasa panas diperut, perut terasa penuh/ kembung.

12) Gejala urogenital: Sering kencing, tidak dapat menahan kencing,

amenor/ menstruasi yang tidak teratur.

13) Gejala vegetative/autonom: mulut kering, muka kering, mudah

berkeringat, pusing/sakit kepala, bulu roma berdiri.

14) Apakah ibu/bapak merasakan: Gelisah, tidak tenang,

mengerutkan dan muka tegang, tonus/ ketegangan otot

meningkat, nafas pendek dan cepat, muka merah


39

Adapun cara penilaiannya adalah setiap item yang diobservasi

diberi 5 tingkat skor, yaitu antar 0 (nol) sampai dengan 4, dengan

kategori sebagai berikut:

1) 0 = Tidak ada gejala sama sekali

2) 1 = Ringan satu dari gejala yang ada

3) 2 = Sedang serapuh dari gejala yang ada

4) 3 = Berat lebih separuh yang ada

5) 4 = Sangat berat dari semua gejala yang ada.

Penentu derajat kecemasan ditentukan dengan cara

menjumlahkan nilai skor dari 14 item diatas dengan hasil sebagai

berikut Ekawati (2019) :

1) < 14 : tidak ada kecemasan

2) 14 – 20 : kecemasan ringan

3) 21 – 27 : kecemasan sedang

4) 28 – 41 : kecemasan berat

5) 42 – 56 : kecemasan sangat berat

3. Mahasiswa

a. Pengertian

Mahasiswa adalah seorang yang belajar di perguruan tinggi,

di dalam struktur pendidikan di Indonesia mahasiswa memegang

status pendidikan tertinggi diantara yang lain (KBBI, 2012).

Sedangkan menurut Sarwono (2011, dalam Asri, 2020), mahasiswa

adalah setiap orang yang secara terdaftar untuk mengikuti pelajaran

di sebuah perguruan tinggi dengan batasan umur sekitar 18 – 30


40

tahun. Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat

yang memperoleh statusnya, karena adanya ikatan dengan suatu

perguruan tinggi.

Menurut Pangestutik (2018) mahasiswa didefinisikan

sebagai seseorang yang sedang menimba ilmu di Perguruan Tinggi

Negeri atau Swasta, berfikir kritis dan bertindak dengan cepat

mencirikan sifat yang melekat pada diri mahasiswa. Umumnya,

mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi,

cerdas dalam berfikir dan perencanaan yang matang sebelum

bertindak.

Dari pendapat tersebut mahasiswa adalah seseorang yang

sedangmenuntut ilmu diperguruan tinggi Negeri atau Swasta, dalam

fase perkembangannya berada pada masa dewasa awal dimulai pada

umur 18 tahun - 40 tahun. Mahasiswa umumnya dinilai sebagai

seseorang yeng memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, cara

berfikir kritis dan kemampuan dalam menentukan keputusan.

b. Ciri-Ciri Mahasiswa

Menurut Supardi (2016), mahasiswa merupakan anggota masyarakat

yang mempunyai ciri-ciri tertentu, antara lain:

1) Mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk belajar di

perguruan tinggi, sehingga dapat digolongkan sebagai kaum

intelektual.
41

2) Yang karena kesempatan di atas diharapkan nantinya dapat

bertindak sebagai pemimpin yang mampu dan terampil, baik

sebagai pemimpin masyarakat ataupun dalam dunia kerja.

3) Diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang dinamis bagi

proses modernisasi.

4) Diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang

berkualitas dan profesional.

c. Peranan Mahasiswa

Mahasiswa sebagai agen perubahan sosial selalu dituntut

untuk menunjukkan peranannya dalam kehidupan nyata. Menurut

Siallagan (2011), ada tiga peranan penting dan mendasar bagi

mahasiswa yaitu intelektual, moral, sosial.

1) Peran intelektual

Mahasiswa sebagaiorang yang intelek, jenius, dan jeli harus

bisa menjalankan hidupnya secara proporsional, sebagai seorang

mahasiswa, anak, serta harapan masyarakat.

2) Peran moral

Mahasiswa sebagai seorang yang hidup di kampus yang

dikenal bebas berekpresi, beraksi, berdiskusi, berspekulasi dan

berorasi, harus bisa menunjukkan perilaku yang bermoral dalam

setiap tindak tanduknya tanpa terkontaminasi dan terpengaruh

oleh kondisi lingkungan.


42

3) Peran sosial

Mahasiswa sebagai seorang yang membawa perubahan

harus selalu bersinergi, berpikir kritis dan bertindak konkret

yang terbingkai dengan

d. Mahasiswa Tingkat Akhir

Perkuliahan di tingkat akhir tantangan bagi para mahasiswa.

Gelar “maha” mereka semakin harus menuntut mereka keterlibatkan

dalam masyarakat maupun dalam sektor profesi. Nyatanya

tantangan yang mereka hadapi itu sudah terjadi selama perkuliahan.

Tantangan itu terjadi mulai dari awal perkuliahannya sampai akhir

perkuliahan yang akan dia tempuh. Dengan bertambahnya tantangan

bagi mereka pada tingkat akhir yang merupakan keharusan mereka

untuk lulus dan mengejar karir mereka, mahasiswa tingkat akhir

memiliki kebiasaan yang buruk yaitu kebiasaan untuk cepat

menyerah dalam menghadapi masalah yang mereka hadapi. Hal

seperti ini dapat membuat mereka tidak dapat berjalan seperti mana

mestinya.

Menurut Rewanti (2011) Kegagalan seseorang dalam

menyusun skripsi itu di sebabkan adanya masalahan pada

mahasiswa seperti kesulitan dalam mencari judul,dana, literatur, dan

menhadapi dosen .hal sepererti inin menyebabkan mahasiswa

mencoba untuk tidur, namun selama siklus mereka terbangun atau

kelebihan dalam tidurnya. Menurut Potter (2010) cemas yang

dilakukan pada mahasiswa cenderung membuat kulalitas tidurnya


43

buruk. Seorang mahasiswa dapat dikatagorikan dalam proses

berkembang dengan rentang usia sekitar 18 – 25 tahun. Salah

termasuk golongan remaja akhir sampai dewasa awal, dapat terlihan

dari segi perkembangannya. Tugas perkembangan pada usia

mahasiswa ini adalah pemantapan pendirian hidupdalam jurnalnya

(Yusuf, 2012 dalam Nuraini, 2014)

4. Skripsi

a. Pengertian

Skripsi disebut juga sebagai tugas akhir bagi jurusan atau

program studi. Mahasiswa yang mampu membuat skripsi dikatakan

telah mampu memadukan pengetahuan dan kemampuanya dalam

memahami, menganalisis, meggambarkan dan menjelaskan maksud

dari skripsi tersebut sesuai dengan bidang keahlian yang diambilnya.

Syarat yang diberikan kepada Perguruan Tinggi Negeri ataupun

Swasta untuk bisa lulus mendapatkan gelar Strata Satu (S1) adalah

dengan menyelesaikan pembuatan skripsi (Pangestutik, 2018).

b. Masalah Yang Sering Terjadi Saat Penyususan Skripsi

Mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi sering kali

mengalami berbagai hambatan, sehingga secara tidak langsung hal

tersebut menghambat mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi.

Masalah-masalah tersebut dapat berupa seperti pada penentuan

judul skripsi, kurangnya referensi, kurangnya waktu, rasa malas

mengerjakan skripsi, kurang motivasi, dosen yang susah ditemui,

susah membagi waktu, kelelahan, waktu istirahat tidak cukup,


44

kurang biaya dan tidak konsentrasi dalam proses penyelesaian

skripsi (Etika & Hasibuan, 2016)

Mahasiswa dalam menyusun skripsi menghadapi berbagai

gangguan psikologis seperti stres skripsi, depresi, termasuk

kecemasan. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Marjan et al

(2018) bahwa mahasiswa dalam menyusun skripsi mengalami

kecemasan berupa perasaan minder, merasa lebih bodoh, perasaan

tidak mampu mengerjakan skripsi, perasaan sedih, pikiran tidak

tenang, merasa tidak percaya diri, tiba-tiba merasa sakit kepala,

mudah marah dan tersinggung. Juga termasuk ancaman fisik,

ancaman terhadap harga diri, dan tekanan untuk melakukan sesuatu

di luar kemampuan dapat menimbulkan kecemasan.


45

B. Kerangka Teori

Gejala-gejala kecemasan : Sumber Kecemasan Sumber Strategi Koping


Mahasiswa 1. Respon fisiologis 1. Ancaman internal dan eksternal 1. Sumber koping internal
Tingkat Akhir 2. Respon perilaku 2. Ancaman terhadap keamanan
2. Sumber koping eksternal
3. Respon kognitif interpersonal dan harga diri
4. Respon afektif

Respon koping
Tugas Akhir KECEMASAN STRATEGI KOPING
Skripsi 1. Respon koping adaptif
2. Respon koping maladaptif

Rentang Kecemasan : Faktor Yang Mempengaruhi Bentuk Strategi Koping Faktor Yang Mempengaruhi Koping
Kecemasan
1. Tidak ada 1. Problem focused coping 1. Kondisi individu
kecemasan 1. Usia 2. Emotional focused coping
2. Status Kesehatan Jiwa dan 2. Karakteristik kepribadian
2. Kecemasan ringan
3. dysfunctional coping 3. Sosial-kognitif
3. Kecemasan sedang Fisik
4. Kecemasan berat 3. Nilai Budaya dan Spiritual 4. Hubungan dengan lingkungan
5. Panik 4. Pendidikan sosial
5. Strategi Koping 5. Strategi dalam melakukan koping
6. Dukungan sosial
Bagan 2.1 kerangka teori
7. Penglaman masa lalu
8. Pengetahuan Sumber : Diyanti (2014), Maryam (2017), Struat (2014), Muhith dan Nasir
(2016), Nugraha (2019), Pratama (2018), Akbar (2016), Risky (2019)
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Strategi Koping Tingkat Kecemasan

Faktor Yang Mempengaruhi


Kecemasan
1. Usia
2. Status Kesehatan Jiwa dan
Fisik
3. Nilai Budaya dan Spiritual
4. Pendidikan
5. Dukungan sosial
6. Penglaman masa lalu
7. Pengetahuanir

Bagan 3.1
Kerangka Konsep

Keterangan :

: Area yang diteliti


: Area yang tidak diteliti dan akan dikontrol di kriteria

inklusi

45
46

B. Hipotesis Penelitian

Sugiyono (2014) menjelaskan bahwa hipotesis penelitian adalah

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan

masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan

sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori.

Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban

sementara atas masalah yang dirumuskan. Terdapat 2 jenis hipotesis dalam

penelitian yaitu hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis observasi (Ho).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

Hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini ada hubungan antara

strategi koping dengan tingkat kecemasan mahasiswa tingkat akhir dalam

menyusun skripsi program studi S1 Keperawatan STIKES Al Irsyad Al

Islamiyyah Cilacap.

2. Hipotesis Nol (Ho)

Hipotesis Nol (Ho) dalam penelitian in adalah tidak ada hubungan

strategi koping dengan tingkat kecemasan mahasiswa tingkat akhir dalam

menyusun skripsi program studi S1 Keperawatan STIKES Al Irsyad Al

Islamiyyah Cilacap.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2011).

Sedangkan menurut Notoatmodjo (2018) variabel penelitian adalah ukuran


47

atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda

dengan yang dimiliki oleh kelompok lain. Dalam penelitian ini terdapat

variabel independent (bebas) dan variabel dependent (terikat).

1. Variabel independent

Variabel independent dalam hubungan kausal merupakan variabel

sebab atau sesuatu yang mengondisikan terjadinya perubahan dalam

variabel lain (Silalahi, 2012). Variabel independent pada penelitian ini

yaitu strategi koping.

2. Variabel dependent

Variabel dependent adalah variabel yang merupakan hasil dari

pengaruh variabel independent atau variabel yang merespon perubahan

dalam variabel independent (Silalahi, 2012). Variabel dependent dalam

penelitian ini adalah tingkat kecemasan mahasiswa tingkat akhir dalam

menyusun skripsi

D. Definisi Operasional, Variabel Penelitian, Skala Pengukuran

Definisi Operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan

(Notoatmodjo, 2018). Sedangkan menurut Riyanto (2011) definisi

operasional merupakan definisi variabel-variabel yang akan diteliti secara

operasional di lapangan. Definisi operasional bermanfaat untuk

mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-

variabel yang akan diteliti serta untuk pengembangan instrumen.


48

Tabel 3 1 Identifikasi Variabel, Definisi Operasional, Skala Pengukuran

NO VARIABEL DEFINISI CARA HASIL SKALA


OPERASIONAL PENGUKURAN UKUR
Variabel Independent
1 Strategi Strategi koping Menggunakan Data Ordinal
koping adalah bentuk kuisoner Brief dikategorikan :
tindakan yang Cope yang disusun 1. ≤ 70 :
terlihat dan oleh Carver(1989) strategi
tersembunyi baik ini memiliki empat koping
skala yaitu “belum
berupa perilaku maladaptif
pernah”, “kadang-
maupun pikiran kadang”, “sering”, 2. > 70 :
yang dilakukan dan “sangat sering” strategi
seseorang untuk yang terdiri 28 koping
mengurangi, pertanyaan. adaptif
menghilangkan
serta menetralisir Skoring yang
kondisi yang dinilai dengan
dianggap pernyataan
membebani, favorable yaitu :
sebagai usaha 1) Nilai ‘1’ untuk
jawaban belum
dalam pernah
menghadapi 2) Nilai ‘2’ untuk
penyebabnya jawaban
pada mahasiswa kadang-kadang
tingkat akhir 3) Nilai ‘3’ untuk
STIKES Al jawaban sering
Irsyad Al 4) Nilai ‘4’ untuk
Islamiyyah jawaban sangat
Cilacap sering.
Sedangkan Skoring
dengan pernyataan
Unfavorable yaitu :
1) Nilai ‘4’ untuk
jawaban belum
pernah
2) Nilai ‘3’ untuk
jawaban
kadang-kadang
3) Nilai ‘2’ untuk
jawaban sering
4) Nilai ‘1’ untuk
jawaban sangat
sering
Variabel Dependent
2 Tingkat Suatu respon Menggunakan 1. < 14 : Ordinal
Kecemasan emosi, perasaan kuisoner HARS tidak ada
yang timbul (Hamilton kecemasan
sebagai awal Anxiety Ranting
terhadap ancaman Scale) yang
49

responden yang terdiri dari 2. 14 – 20 :


ditandai dengan pernyataan yang kecemasan
gangguan meliputi 14 ringan
psikologis seperti kelompok gejala 3. 21 – 27 :
mudah terganggu, kecemasan yang kecemasan
tidak sabar, masing-masing sedang
tegang, gugup gejala dijabarkan 4. 28 – 41 :
yang luar biasa secara spesifik. kecemasan
pada mahasiswa Adapun cara berat
tingkat akhir penilaiannya 5. 42 – 56 :
STIKES Al adalah setiap item kecemasan
Irsyad Al yang diobservasi sangat
Islamiyyah diberi 5 tingkat berat
Cilacap skor, yaitu antar 0
(nol) sampai
dengan 4, dengan
kategori sebagai
berikut:
1) Nilai ‘0’ =
Tidak ada
gejala sama
sekali
2) Nilai ‘1’ =
Ringan satu
dari gejala
yang ada
3) Nilai ‘2’ =
Sedang
separuh dari
gejala yang
ada
4) Nilai ‘3’ =
Berat lebih
separuh yang
ada
5) Nilai ‘4’ =
Sangat berat
dari semua
gejala yang
ada
50

E. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah survey analitik dengan menggunakan

pendekatan cross sectional study, untuk mencari hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen dengan melakukan pengukuran

sesaat (Nursalam, 2017). Survey analtytic merupakan survey atau penelitian

yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu

terjadi. Kemudian melakukan analisa dinamika korelasi antar fenomena,

baik antara faktor resiko dengan faktor efek, antar faktor resiko, maupun

antar faktor efek. Faktor resiko adalah suatu fenomena yang mengakibatkan

suatu efek (pengaruh), sedangkan faktor efek adalah suatu akibat dari

adanya faktor resiko (Notoatmodjo, 2010).

Rancangan cross sectional adalah suatu penelitian untuk

mempelajari dinamika korelasi antara faktor – faktor risiko dengan efek,

dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada

suatu saat (point time approach). Artinya, tiap subjek penelitian hanya

diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter

atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa

semua subjek penelitian diamati dalam waktu yang sama (Notoatmodjo,

2010). Dalam penelitian ini penggunaan desain survey analytic dengan

rancangan cross sectional adalah untuk mengetahui hubungan strategi

koping dengan tingkat kecemasan mahasiswa tingkat akhir dalam

menyusun skripsi program studi S1 Keperawatan STIKES Al Irsyad Al

Islamiyyah Cilacap.
51

F. Populasi Dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Populasi pada penelitian ini adalah

seluruh mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi

program studi S1 Keperawatan STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah

Cilacap sebanyak 73 Orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari sejumlah karakteristik yang

dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian (Sujarweni,

2015). Menurut Notoatmodjo (2018) sampel adalah sebagian dari

populasi yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap

mewakili populasi yang mempunyai karakter isitik sama dengan

populasi. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswa

tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi program studi S1

Keperawatan STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap.

a. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sample yang digunakan pada penelitian

ini adalah total sampling. Teknik total sampling adalah teknik

pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi,

alasan mengambil total sampling karena jumlah populasi yang

kurang dari 100 sample (Sugiyono, 2016). Jadi jumlah sampel


52

dalam penelitian ini yang semula 72 tanpa peneliti menjadi 71

dikarenakan 1 mahasiswa cuti..

b. Kriteria Sampel

Notoatmodjo, (2018) menjelaskan supaya karakteristik

sampel tidak menyimpang dari populasinya, maka sebelum

dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria inklusi

yaitu Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan tingkat akhir yang sedang

menyusun skripsi di STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah cilacap.

G. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April-Juni 2021 di prodi

S1 Keperawatan mahasiswa tingkat akhir STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah

Cilacap.

H. Etika Penelitian

Notoatmodjo (2018) kode etik penelitian adalah suatu pedoman

etika yang berlaku untuk setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara

pihak peneliti, pihak yang diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat yang

akan memperoleh dampak hasil penelitian tersebut. Etika penelitian

mencakup perilaku peneliti atau perlakuan peneliti terhadap subjek

penelitian serta sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat.

Peneliti hendaknya memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta

berpegang teguh pada etika penelitian. Secara garis besar, dalam

melaksanakan sebuah penelitian ada empat prinsip yang harus dipegang

teguh
53

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Peneliti dan tim perlu mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian

untuk mendapatkan informasi tentang tujuan melakukan penelitian

tersebut. Peneliti dan tim juga memberikan kebebasan kepada subjek

untuk memberikan informasi atau tidak memberikan informasi

(berpartisipasi). Formulir persetujuan subjek (informed consent)

merupakan salah satu bentuk upaya yang dilakukan peneliti dalam

menghormati harkat dan martabat subjek penelitian. Peneliti dan tim

telah mempersiapkan informed consent yang mencakup:

a. Penjelasan manfaat penelitian.

b. Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang

ditimbulkan.

c. Penjelasan manfaat yang didapatkan.

d. Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang

diajukan subjek berkaitan dengan prosedur penelitian.

e. Persetujuan subjek dapat mengundurkan diri sebagai objek

penelitian kapan saja.

f. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan terhadap identitas dan

informasi yang diberikan oleh responden.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for

privacy and confidentiality)

Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk

privasi dan kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap

orang berhak untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada

orang lain. Oleh sebab itu, peneliti dan tim tidak boleh menampilkan
54

informasi mengenai identitas dan kerahasiaan identitas subjek. Dalam

penelitian ini peneliti cukup menggunakan coding sebagai pengganti

identitas responden.

3. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice and

inclusiveness)

Prinsip keterbukaan dan keadilan perlu dijaga oleh peneliti dan

tim dengan kejujuran dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan

penelitian perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan,

yakni dengan menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini

menjamin bahwa semua subjek penelitian memperoleh perlakuan dan

keuntungan yang sama, tanpa membedakan gender, agama, etnis dan

sebagainya.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harms and benefits)

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal

mungkin bagi masyarakat pada umumnya, dan subjek penelitian pada

khususnya. Peneliti dan tim telah berusaha meminimalisasi dampak

yang merugikan bagi subjek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian

harus dapat mencegah atau paling tidak sampai menimbulkan rasa sakit,

cidera, stres maupun kematian subjek penelitian.

I. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi 2 jenis.

Yaitu data primer dan data sekunder (Khrisna, 2017).


55

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diambil dari sebuah

penelitian dengan menggunakan instrument yang dilakukan pada

saat tertentu dan hasilnya pun tidak dapat digeneralisasikan hanya

dapat menggambarkan keadaan pada saat itu seperti kuesioner.

Pada penelitian ini data primer didapat dari jawaban responden

sendiri berupa kuesioner stategi koping dan tingkat kecemasan.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang sudah tercatat dalam

buku atau pun suatu laporan namun dapat juga merupakan hasil

laboratorium atau dokumentasi. Data sekunder tentang jumlah

mahasiswa program studi S1 Keperawatan tingkat 4 pada

penelitian ini didapat dari STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah

Cilacap tahun 2021.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Sugiyono (2018)

Instrumen penelitan adalah alat yang digunakan untuk mengukur

nilai variabel yang akan diteliti. Instrumen penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner (angket). Menurut

Sugiyono (2018) kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

a. Kuesioner A digunakan untuk mengetahui karakteristik

responden, usia, program studi, nomer induk mahasiswa.


56

b. Kuisoner B digunakan untuk mengetahui strategi koping

menggunakan kuisoner Brief Cope yang disusun oleh Carver ini

memiliki 28 pertanyaan serta memiliki empat skala yaitu “belum

pernah”, “kadang-kadang”, “sering”, dan “sangat sering”.

Skoring yang dinilai dengan pernyataan favorable yaitu :

1) ‘1’ untuk jawaban belum pernah

2) ‘2’ untuk jawaban kadang-kadang

3) ‘3’ untuk jawaban sering

4) ‘4’ untuk jawaban sangat sering.

Sedangkan Skoring dengan pernyataan Unfavorable yaitu :

1) ‘4’ untuk jawaban belum pernah

2) ‘3’ untuk jawaban kadang-kadang

3) ‘2’ untuk jawaban sering

4) ‘1’ untuk jawaban sangat sering

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Brief Cope

Indikator Sub Skala Nomor Soal Jumlah


Pertanyaan
Favourable Unfavourable
Problem Active coping 1,2 2
Focused Use of 3,4 2
Coping instrumental
support
Planning 5,6 2
Emotion Acceptence 7,8 2
Focused Positive 13,14 2
Coping reframing
Religion 15,16 2
Denial 19,20 2
57

Use of 9,10 2
emotional
support
Dysfunctional Humor 11,12 2
Coping Self distraction 21,22 2
Venting 27,28 2
Behavioural 17,18 2
Disengagement
Self blame 23,24 2
Subtance use 25,26 2
Total 16 12 28
Sumber : Risky (2019)

c. Kuisoner C digunakan untuk mengetahui tingkat kecemasan

menggunakan kuisoner HARS (Hamilton Anxiety Ranting

Scale) yang terdiri dari pernyataan yang meliputi 14 kelompok

gejala kecemasan yang masing-masing gejala dijabarkan secara

spesifik. Adapun cara penilaiannya adalah setiap item yang

diobservasi diberi 5 tingkat skor, yaitu antar 0 (nol) sampai

dengan 4, dengan kategori sebagai berikut:

1) ‘0’ = Tidak ada gejala sama sekali

2) ‘1’ = Ringan satu dari gejala yang ada

3) ‘2’ = Sedang serapuh dari gejala yang ada

4) ‘3’ = Berat lebih separuh yang ada

5) ‘4’ = Sangat berat dari semua gejala yang ada

Penentu derajat kecemasan ditentukan dengan cara

menjumlahkan nilai skor dari 14 item diatas dengan hasil

sebagai berikut Ekawati (2019) :

1) < 14 : tidak ada kecemasan


2) 14 – 20 : kecemasan ringan
3) 21 – 27 : kecemasan sedang
58

4) 28 – 41 : kecemasan berat
5) 42 – 56 : kecemasan sangat berat
Tabel 3.3 Kisi-kisi Intrumen HARS (Hamilton Anxiety Ranting Scale)

Variabel Indikator Nomor Jumlah


Pertanyaan Pertanyaan
Tingkat Perasaan cemas 1 1
kecemasan
Ketegangan 2 1
Ketakutan 3 1
Gangguan tidur 4 1
Gangguan kecemasan 5 1
Perasaan depresi 6 1
Gejala somatik (otot) 7 1
Gejala somatik (sensorik) 8 1
Gejala kardiovaskuler 9 1
Gejala respiratorik 10 1
Gejala gastrointestinal 11 1
Gejala urogenital 12 1
Gejala otonom 13 1
Tingkah laku 14 1
Jumlah 14 14
Sumber : Risky (2019)

3. Uji Instrumen

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh

mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan

fungsi ukurnya. Suatu instrumen dapat dikatakan mempunyai validitas

tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau

memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya

pengukuran tersebut (Riyanto, 2011).

Reliabilitas instrumen adalah suatu cara untuk mengetahui

sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal

tersebut menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten


59

bila dilakukan pengukuran sebanyak dua kali atau lebih terhadap gejala

yang sama, dengan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2010).

Instrumen penelitan yang peneliti gunakan adalah Kuesioner

Brief Cope untuk mengukur strategi koping. Kuesioner Brief Cope

dalam bahasa Indonesia sebelumnya telah dilakukan uji validitas

Pearson Product Moment didapatkan hasil dari kuesioner Brief Cope

yang terdiri dari 28 pertanyaan semuanya dinyatakan valid dengan nilai

validitas 0,826. Hasil pengujian reliabilitas telah dilakukan dan

didapatkan nilai α = 0,746 untuk kuesioner Brief Cope. Nilai alpha

tersebut lebih besar dari nilai konstanta (0,6) sehingga kuesioner

dinyatakan reliabel (Apriska, 2016)

Uji Validitas kuesioner Hamilton Rating Scale Anxiety (HRS-A)

ini menggunakan korelasi Product Moment dengan nilai validitas

sebesar 0,93 (Rahmy 2013 dalam Sativa, 2018), sedangkan reliabilitas

ditunjukkan dengan nilai Cronbach’s Alpha adalah 0.793 dengan

jumlah items 14 butir lebih besar dari 0.6, maka kuisioner yang

digunakan terbukti reliabel (0.793>0.6). Sehingga HRS-A dinyatakan

valid dan reliabel untuk mengukur tingkat kecemasan (Kautsar, 2015)

J. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

berbagai tahap. Tahap yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Peneliti mempersiapkan materi dan konsep yang mendukung

dalam penelitian. Selanjutnya menyusun proposal penelitian yang


60

terlebih dulu dikonsultasikan kepada dosen pembimbing I dan II.

Setelah mendapatkan izin dari pihak STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah

Cilacap untuk melakukan studi pendahuluan, peneliti kemudian

melakukan koordinasi dengan pihak terkait (Bagian Penanggung jawab

prodi S1 Keperawatan) untuk mengidentifikasi jumlah mahasiswa.

Tahap selanjutnya adalah melaksanakan uji proposal penelitian dan

merevisi proposal penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Pengambilan dan pengumpulan data diperoleh setelah sebelumnya

mendapatkan izin dari STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap untuk

mengadakan penelitian. Gambaran pelaksanaan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Peneliti mengurus surat perizinan penelitian ke Badan Kesatuan

Bangsa dan Politik (Bakesbangpol), Badan Perencanaan

Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) dan

STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap.

b. Peneliti berkoordinasi dengan bagian akademik untuk meminta data

mahasiswa S1 Keperawatan tingkat akhir yang sedang menyusun

skripsi

c. Peneliti menemui responden untuk menjelaskan maksud dan tujuan

penelitian.

d. Setelah responden bersedia menjadi sampel penelitian, selanjutnya

responden diberikan informed consent dan diminta persetujuannya

untuk menjadi responden.


61

e. Peneliti membagikan kuesioner A, B, C, dan menjelaskan tentang

cara pengisian kuesioner kepada responden.

f. Peneliti mengingatkan responden untuk mengisi dan menjawab

lembar kuesioner dengan lengkap.

g. Apabila ada hal-hal yang kurang jelas tentang petunjuk pengisian

kuesioner, responden dapat bertanya kepada peneliti.

h. Setelah responden selesai, responden menyerahkan kembali lembar

kuesioner kepada peneliti.

i. Peneliti mengecek kelengkapan data dan jawaban yang diisi oleh

responden. Apabila belum lengkap, peneliti meminta responden

melengkapi data dan jawaban yang belum lengkap.

j. Setelah lembar kuesioner dikumpulkan, peneliti mengucapkan

terima kasih atas kesediaan dan partisipasinya responden dalam

penelitian.

K. Analisa Data

1. Pengolahan Data

a. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan

perbaikan isian formulir atau kuesioner yang telah diisi pada saat

pengumpulan data. Pada penelitian ini penelitian memeriksa data

yang diperoleh, baik mengenai identitas responden maupun

jawaban kuesioner (Notoatmodjo, 2010). Apabila ada jawaban –

jawaban yang belum lengkap, kalau memungkinkan perlu

dilakukan pengambilan data ulang untuk melengkapi jawaban –


62

jawaban tersebut. Tetapi apabila tidak memungkinkan, maka

pertanyaan yang jawabannya tidak lengkap tersebut tidak diolah

atau dimasukan dalam pengolahan data missing (Notoatmodjo,

2010).

b. Scoring

Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban atau

hasil observasi sehingga setiap jawaban responden atau hasil

observasi dapat diberi skor. Tidak ada pedoman baku untuk scoring,

namun scoring harus diberikan dengan konsisten. Selain itu perlu

diperhatikan dengan seksama terhadap pernyataan dalam kusioner

yang bersifat negatif. Pernyataan yang demikian harus diberi kode

terbalik. Scoring dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Strategi koping

Apabila responden menjawab pertanyaan yang

menunjukkan strategi koping favourable setiap item diberi nilai

a) Bila tidak pernah melakukan =1

b) Bila jarang melakukan =2

c) Bila kadang-kadang melakukan =3

d) Bila sering melakukan. =4

Sedangkan pernyataan yang menunjukkan strategi koping

yang unfavourable setiap item diberi nilai

a) Bila tidak pernah melakukan =4

b) Bila jarang melakukan =3

c) Bila sering melakukan =2

d) Bila selalu melakukan. =1


63

2) Tingkat kecemasan

a) Tidak ada =0

b) Ringan =1

c) Sedang =2

d) Berat =3

e) Panik =4

c. Coding

Menurut Notoatmodjo (2018) Coding adalah mengubah

suatu data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau

bilangan. Coding pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Strategi koping

a) Adaptif =1

b) Maladaptif =2

2) Tingkat Kecemasan

a) Tidak ada kecemasan =1

b) Kecemasan Ringan =2

c) Kecemasan Sedang =3

d) Kecemasan Berat =4

e) Kecemasan Panik =5

d. Tabulating

Tabulating adalah membuat tabel- tabel data, sesuai dengan

tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo,

2010). Menurut Achmadi dan Narbuka (2007) dalam Mulyani


64

(2019), pekerjaan tabulasi adalah pekerjaan membuat tabel.

Jawaban yang telah diberi kode kategori jawaban kemudian

dimasukan kedalam tabel. Pada penelitian ini akan dikelompokan

sesuai dengan kategori yang telah ditentukan. Tabulating dilakukan

dengan membuat tabulasi data dengan cara mengelompokan data ke

dalam suatu data tertentu menurut sifat – sifat yang dimiliki dan

sesuai dengan tujuan penelitian.

e. Processing atau Data Entry

Data yang berupa jawaban – jawaban dari masing – masing

responden yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) di masukan

ke dalam program atau software computer. Softwere computer

bermacam – macam dan masing – masing mempunyai kelebihan

dan kekurangan. Salah satu paket program yang paling sering

digunakan entry data penelitian adalah paket program SPSS for

windows. Dalam proses ini dituntut ketelitian dari orang yang

melakukan entry data karena akan beresiko terjadinya bias

(Notoatmodjo, 2010).

f. Cleaning

Cleaning adalah pembersihan data yang dilakukan untuk

mencegah kesalahan yang mungkin terjadi (Sumantri, 2011).

Peneliti mengecek apakah ada kesalahan selama proses pengolahan

data.

2. Analisa Data

a. Analisis Univariat
65

Analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada

umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase

dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Menurut Arikunto (2013)

cara yang digunakan adalah data dikumpulkan kemudian

dikelompokan menurut jenis data masing- masing dan dimasukan

kedalam tabel distribusi frekuensi menggunakan statistic

descriptive SPSS for Windows.

b. Analisis bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui dua variabel

yang diduga memiliki perbedaan (Notoatmodjo, 2015). Analisa

untuk menguji hipotesis asosiatif atau hubungan bila datanya

berbentuk ordinal adalah dengan menggunakan teknik statistik

korelasi Spearman Rank (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini,

analisa digunakan untuk mengetahui hubungan antara strategi

koping dengan tingkat kecemasan mahasiswa tingkat akhir dalam

menyusun skripsi program studi S1 Keperawatan STIKES Al Irsyad

Al Islamiyyah Cilacap. Selanjutnya analisa data dilakukan dengan

komputerisasi.

Wibowo (2017) menjelaskan bahwa interpretasi korelasi

Spearman Rank adalah sebagai berikut :

1) Ho ditolak bila nilai p value ≤ dari α (0,05), artinya terdapat

korelasi yang signifikan antara variabel yang dihubungkan.


66

2) Ho diterima bila nilai p value >dari α (0,05), artinya tidak

terdapat korelasi yang signifikan antara variabel yang

dihubungkan.

Saryano (2011) menjelaskan bahwa untuk mengetahui

interpretasi korelasi hubungan, maka digunakan tabel interpretasi

sebagai berikut :

1) Tidak ada korelasi= 0

2) Korelasi sangat lemah = 0,00-0,25

3) Korelasi cukup = 0,25-0,50

4) Korelasi kuat = 0,50-0,75

5) Korelasi sangat kuat = 0,75-099

6) Korelasi sempurna = 1
67
BAB IV

HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian tentang hubungan strategi koping dengan

tingkat kecemasan mahasiswa tingkat akhir dalam menyusun skripsi program studi

S1 Keperawatan STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap. Pengambilan data

dilakukan pada bulan Mei 2021 secara langsung kepada 71 responden penelitian.

Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel yang didasarkan pada hasil analisa

data univariat dan bivariat.

A. Analisis Univariat

Analisa univariat digunakan untuk mendeskripsikan semua variabel dalam

penelitian dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Dalam penelitian ini akan

dideskripsikan distribusi frekuensi dari karakteristik responden, strategi koping

dan tingkat kecemasan.

1. Distribusi frekuensi karakteristik mahasiswa STIKES Al-Irysad AL-

Islamiyyah Cilacap disajikan dalam tabel 4.1 dibawah ini.

Tabel 4. 1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Mahasiswa S1 Keperawatan
STIKESAl-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

N Mean Median SD Min Max


Umur 71 21,97 22 0,828 21 24

Karakteristik f %
Jenis Kelamin
1) Laki-laki 14 19,7
2) Perempuan 57 80,3
Pertama kali menyusun skripsi
1) Ya 71 100
2) Tidak 0 -
Jumlah 71 100
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2021

68
69

Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa rata-rata umur mahasiswa

berusia 22 Tahun. Mahasiswa yang berjenis kelamin mayoritas perempuan

sebanyak 57 mahasiswa (80,3%). Semua mahasiswa baru pertama kali

menyusun skripsi sebanyak 71 mahasiswa (100%).

2. Distribusi frekuensi strategi koping pada mahasiswa Keperawatan STIKES

Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap tahun 2021 disajikan dalam tabel 4.2

dibawah ini.

Tabel 4. 2
Distribusi Frekuensi Strategi Koping pada Mahasiswa S1 Tingkat
Akhir Keperawatan STIKES AL-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
No Strategi Koping f %
1 Adaptif 59 83,1
2 Maladaptif 12 16,9
Jumlah 71 100
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2021

Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa

memiliki stategi koping adaptif sebanyak 59 mahasiswa (83,1%) dan stategi

koping maladaptif sebanyak 12 mahasiswa (16,9%).

3. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa S1 Tingkat Akhir

Keperawatan STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap tahun 2021

disajikan dalam tabel 4.3 dibawah ini.


70

Tabel 4. 3
Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan pada Mahasiswa S1 Tingkat
Akhir Keperawatan STIKES AL-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
No Tingkat Kecemasan f %
1 Tidak Ada 13 18,3
2 Ringan 21 29,6
3 Sedang 28 39,4
4 Berat 9 12,7
5 Sangat Berat 0 0
Total 71 100

Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2021

Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa tingkat kecemasan mahasiswa

S1 Keperawatan tingkat akhir sebagian besar mengalami tingkat kecemasan

sedang sebanyak 28 mahasiswa (39,4%) dan sebagian kecil yang

mengalami tingkat kecemasan berat sebanyak 9 mahasiswa (12,7%)

B. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan dua variabel

dengan melakukan pembuktian analitik mengenai hubungan dua variabel yang

diteliti (Notoatmodjo, 2018). Dalam penelitian ini analisis bivariat digunakan

untuk membuktikan apakah terdapat hubungan strategi koping dengan tingkat

kecemasan mahasiswa tingkat akhir dalam menyusun skripsi program studi S1

Keperawatan STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap tahun 2021. Analisis

data dalam penelitian ini menggunakan uji Spearman Rank.

1. Hubungan antara strategi koping dengan tingkat kecemasan.

Analisis statistik dan tabulating silang strategi koping dengan

tingkat kecemasan mahasiswa tingkat akhir dalam menyusun skripsi

program studi S1 Keperawatan STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

tahun 2021 disajikan dalam tabel 4.4 dibawah ini


71

Tabel 4.4
Hubungan strategi koping dengan tingkat kecemasan mahasiswa
tingkat akhir dalam menyusun skripsi program studi S1 Keperawatan
STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

Strategi Koping Total


Tingkat
No Adaptif Maladaptif Pv r-hitung
Kecemasan N %
f % F %
1 Tidak Ada 12 92,3 1 7,7 13 100
2 Ringan 18 85,7 3 14,3 21 100
3 Sedang 21 75 7 25 28 100 0,392 0,103
4 Berat 8 88,9 1 11.1 9 100
5 Sangat Berat 0 0 0 0 0 0
Jumlah 59 12 71 100
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2021

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar

mahasiswa yang mengalami tingkat kecemasan sedang memiliki strategi

koping adaptif sebanyak 21 mahasiswa (75%). Hal yang sama juga dialami

mahasiswa yang mengalami tingkat kecemasan berat memiliki strategi

koping maladaptif sebanyak 1 mahasiswa (11,1%). Sedangkan hasil

analisa menggunakan rank spearman didapatkan p value sebesar 0,392 >

0,05 yang artinya Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukan bahwa

tidak terdapat hubungan yang signifikan antara strategi koping dengan

tingkat kecemasan mahasiswa tingkat akhir dalam menyusun skripsi

program studi S1 Keperawatan STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

Tahun 2021 ( p value = 0,392 > 0,05) dengan tingkat signifikasi yang

sangat lemah dan searah ( r = 0,103) yang berarti semakin buruk strategi

koping maka semakin berat tingkat kecemasan.


BAB V

PEMBAHASAN

Bab ini memuat pemikiran peneliti untuk memberikan penjelasan dan

interpretasi atas hasil penelitian yang telah dianalisis guna menjawab rumusan

masalah dalam penelitian ini. uraian mengenai pembahasan ini dikaitkan dengan

hasil kajian teori dan hasil-hasil penelitian lain yang relevan.

A. Analisis Univariat

1. Strategi koping pada mahasiswa S1 keperawatan tingkat akhir STIKES Al-

Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap tahun 2021

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar

mahasiswa S1 keperawatan tingkat akhir STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah

Cilacap tahun 2021 memiliki strategi koping adaptif mahasiswa (83,1%).

Hasil ini serupa dengan penelitian Sumoked et al., (2019) tentang

hubungan mekanisme koping dengan kecemasan pada mahasiswa semester

III program studi ilmu keperawatan fakultas kedokteran yang akan

mengikuti praktek klinik keperawatan dengan hasil penelitian menunjukan

sebagian besar mahasiswa memiliki mekanisme koping adaptif (58, 9%)

dan sisanya memiliki mekanisme koping maladaptif. Penelitian serupa

yang dilakukan oleh Usraleli et al., (2020) tentang Hubungan Strategi

Koping dengan Tingkat Stres Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Riau yang

Menyusun Skripsi dimana sebagian besar dapat diketahui bahwa

mahasiswa Poltekkes Kemenkes Riau yang menyusun skripsi

menggunakan strategi ko ping adaptif dan mengalami stres normal

72
73

(74,2%) dan menggunakan strategi koping maladaptif dan mengalami stres

sedang (37,5%).

Hal ini disebabkan oleh koping adaptif yang membantu individu

meminimalkan distres yang diakibatkan secara efektif. Semakin adaptif

koping yang digunakan maka tingkat stres yang dialami semakin ringan.

Penyebab semakin baik koping adaptif dikarenakan individu berfikir lebih

positif, berusaha tenang dalam menghadapi masalah, belajar menerima diri,

pelajari kesalahan, dan jalin hubungan baik dengan orang lain. Adapun

contoh untuk tindakan koping adaptif yaitu mencari dukungan, relaksasi,

humor, berolahraga. Manfaat yang dapat dirasakan oleh mahasiswa yang

mampu melakukan koping stres secara adaptif yaitu memiliki gaya hidup

yang sehat dan semangat yang tinggi dalam menyelesaikan skripsi sehingga

akan lulus tepat pada waktunya.

Koping maladaptif dapat mengakibatkan kejadian yang

menimbulkan stres. Contoh tindakan koping maladaptif yaitu isolasi,

menenangkan diri dengan hal yang tidak sehat, melukai diri sendiri.

Mahasiswa yang memiliki koping maladaptif saat menyusun skripsi dapat

disebabkan karena kurangnya dukungan sosial dari orang terdekat dalam

pemecahan masalah. Dukungan ini meliputi pemenuhan kebutuhan

informasi dan emosional pada diri mahasiswa itu sendiri yang diberikan

oleh orang tua, anggota keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan

masyarakat sekitar. Selain itu faktor kesehatan juga dapat mempengaruhi

strategi koping mahasiswa karena selama dalam usaha mengatasi stres

mahasiswa dituntut mengeluarkan tenaga yang cukup besar. Strategi


74

koping yang efektif dilakukan adalah koping yang membantu mengurangi

atau meminimalisir stres seseorang (Usraleli et al., 2020).

2. Tingkat kecemasan pada mahasiswa S1 keperawatan tingkat akhir STIKES

Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap tahun 2021

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar

mahasiswa S1 keperawatan tingkat akhir STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah

Cilacap tahun 2021 sebagian besar mengalami tingkat kecemasan sedang

(39,4%). Hal ini sejalan dengan penelitian Marjan et al., (2018) tentang

tingkat kecemasan mahasiswa bimbingan dan konseling dalam menyusun

skripsi dengan hasil 1 mahasiswa (3,7%) berada pada kategori sangat tinggi,

10 mahasiswa (37%) berada pada kategori tinggi, 15 mahasiswa (55,6%)

berada pada kategori sedang, 1 mahasiswa (3,7%) berada pada kategori

rendah, dan tidak terdapat kecemasan pada kategori sangat rendah.

Mahasiswa yang memiliki tingkat kecemasan sedang

memungkinkan mahasiswa untuk fokus dalam menyusun skripsi namun

tidak memperhatikan hal lainnya. Kecemasan tingkat sedang mempersempit

lapang persepsi mahasiswa dalam menyusun skripsi. Stuart (2006 dalam

Marjan et al., 2018) menganggap kecemasan sebagai sebagai kekhawatiran

yang tidak menentu, perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya. Tingkat

kecemasan sedang yang dialami mahasiswa berupa sulit berpikir positif

ketika ada permasalahan dengan dosen pembimbing dan bernapas tidak

teratur ketika akan bimbingan skripsi, gugup menjelaskan materi ketika

seminar proposal, tidak dapat berpikir efektif untuk menjawab pertanyaan

yang diajukan tim penguji ketika seminar proposal, bernapas tidak teratur

saat tim penguji memberikan pertanyaan ketika seminar proposal, takut


75

kehilangan kendali ketika seminar proposal berlangsung, dan tangan

berkeringat saat seminar proposal berlangsung merupakan kecemasan

mahasiswa bimbingan dan konseling dalam seminar proposal (Marjan et al.,

2018)

B. Analisis Bivariat

1. Hubungan strategi koping dengan tingkat kecemasan mahasiswa tingkat

akhir dalam menyusun skripsi program studi S1 Keperawatan STIKES Al

Iryad Al Islamiyyah Cilacap tahun 2021.

Bedasarkan hasil penelitian didapatkan tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara strategi koping dengan tingkat kecemasan

mahasiswa tingkat akhir dalam menyusun skripsi program studi S1

Keperawatan STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Tahun 2021 (p

value = 0,392). Bedasarkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,103 yang

berarti tingkat kekuatan hubungan strategi koping dengan tingkat

kecemasan hubungannya adalah sangat lemah dan angka koefisien korelasi

bernilai positif yaitu 0,103 sehingga hubungan kedua variabel tersebut

bersifat searah. Dengan demikian dapat diartikan semakin buruk strategi

koping maka semakin berat tingkat kecemasan. Karena strategi koping

sangatlah penting untuk menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dari

perubahan dan respon terhadap situasi yang mengancam, sehingga ketika

strategi koping adaptif maka mahasiwa bisa mengatasi masalah dengan

tepat.

Pada hasil penelitian ini menunjukan bahwa mahasiwa yang

memiliki strategi koping adaptif masih mengalami tingkat kecemasan


76

sedang dikarenakan faktor usia dan jenis kelamin. Dari hasil penelitian

menunjukkan bahwa rata-rata usia mahasiswa S1 Keperawatan yamg

sedang menyusun skripsi adalah 22 tahun. Menurut pendapat

Prawirohusodo (2006 dalam Livana 2018) Usia dewasa awal banyak

mengalami kecemasan dan stres karena pada usia ini mekanisme koping

belum terbentuk secara utuh sehingga kesulitan dalam mengambil

keputusan. Hal ini didukung dalam penelitian Livana (2018) yang berjudul

tingkat ansietas mahasiswa dalam menyusun skripsi, berdasarkan hasil

penelitian dan pendapat beberapa literatur, peneliti menyimpulkan bahwa

karakteristik usia responden yang mengalami ansietas adalah berusia 21

tahun karena pada usia ini terjadi ketegangan emosional dan mekanisme

koping belum terbentuk sehingga mudah sekali mengalami ansietas.

Faktor selanjutnya adalah jenis kelamin, hasil penelitian tentang

karakteristik jenis kelamin menunjukan bahwa mayoritas mahasiswa S1

Keperawatan STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap tahun 2021 yang

sedang menyusun skripsi berjenis kelamin perempuan (80,3%). Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian Ardiyanti, PH Ayuwatini (2017)

bahwa ada hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat ansietas.

Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat beberapa literatur, peneliti

menyimpulkan bahwa karakteristik jenis kelamin responden yang

mengalami kecemasan adalah berjenis kelamin perempuan karena

perempuan sulit untuk mengontrol emosi sehingga menimbulkan ansietas.

Adapun faktor lain seperti baru pertama kali menyusun skripsi sehingga

menimbulkan kecemasan dan rasa takut, rasa percaya diri, pemahaman isi
77

skripsi, hubungan interaksi dengan dosen pembimbing, dukungan sosial,

kemampuan dalam berkomunikasi dan pola pikir.

Menurut penelitian Wijayanti (2015) bahwa koping yang digunakan

pada setiap mahasiswa Keperawatan FK Unsrat dalam menghadapi

kecemasan ini berbeda-beda tergantung pada kemampuan menyelesaikan

masalah tersebut. Jika masalah tersebut tidak dapat diselesaikan dengan

baik maka mahasiswa tersebut akan marah-marah, frustasi hingga depresi,

sedangkan jika masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik maka akan

memacu mahasiswa untuk belajar dan lebih berkreatifitas, sehingga dapat

melahirkan cikal bakal yang kreatif dan kompeten dalam profesi

keperawatan. Meskipun jumlah responden yang mempunyai mekanisme

koping maladaptif prosentasenya lebih sedikit, akan tetapi tetap

memerlukan perhatian dari para pendidik

Mekanisme koping adaptif yang digunakan oleh responden mampu

menghasilkan kebiasaan baru dan perbaikan dari situasi serta masalah yang

dihadapi seperti halnya mekanisme koping adaptif yang digunakan oleh

respon dengan supresi dengan pendekatan proses pengendalian diri yang

terang-terangan ditujukan menjaga agar impuls-impuls dan dorongan-

dorongan yang ada tetap terjaga (mungkin dengan cara menahan perasaan

itu secara pribadi tetapi mengingkarinya secara umum). Individu sewaktu-

waktu mengesampingkan ingatan-ingatan yang menyakitkan agar dapat

menitik beratkan kepada tugas, ia sadar akan pikiran-pikiran yang ditindas

(supresi) tetapi umumnya tidak menyadari akan dorongan-dorongan atau

ingatan yang ditekan (Mulyadi,2014 ).


78

Mahasiswa dalam menyusun skripsi menghadapi berbagai gangguan

psikologis seperti stres skripsi, depresi, termasuk kecemasan. Hal ini

didukung oleh hasil penelitian Linayaningsih (2007 dalam Marjan et al.,

2018) bahwa mahasiswa dalam menyusun skripsi mengalami kecemasan

berupa perasaan minder, merasa lebih bodoh, perasaan tidak mampu

mengerjakan skripsi, perasaan sedih, pikiran tidak tenang, merasa tidak

percaya diri, tiba-tiba merasa sakit kepala, mudah marah dan tersinggung.

Juga termasuk ancaman fisik, ancaman terhadap harga diri, dan tekanan

untuk melakukan sesuatu di luar kemampuan dapat menimbulkan

kecemasan. Dalam teori yang dikembangkan oleh Spielberger bahwa

kecemasan yang dirasakan dipengaruhi oleh Trait Anxiety (kecemasan

dasar ) dan Stale Anxiety (kecemasan sesaat). Kecemasan sesaat

merupakan peningkatan kondisi kecemasan ataupun kestabilan individu

terhadap keadaan yang mengancam baik secara objektif berbahaya ataupun

tidak. Kecemasan sesaat dapat dengan mudah hilang dan muncul kembali

walaupun seseorang telah menggunakan mekanisme koping yang baik hal

ini dapat memicu terjadinya kecemasan yang cukup berat pada saat-saat

tertentu sebaliknya dengan seseorang yang seseorang yang sumber

kopingnya buruk bisa mengalami kecemasan ringan dikarenakan Stale

Anxiety (kecemasan sesaat) ini muncul ketika seseorang menerima

stimulus dari kejadian lain yang terus terbayang (Mushofa, 2017).Hal ini

juga bisa dikarenakan adanya pemikiran yang tidak semestinya oleh

seseorang misalnya pemikiran acuh terhadap suatu keadaan dan hanya

melakukan hal yang akan lebih memperburuk namun tidak memiliki rasa

tanggung jawab.
79

Hasil penelitian lain mengenai tingkat kecemasan mahasiswa dalam

menyusun skripsi dalam kategori kecemasan berat menjadi mayoritas

sebesar (51,5%) (Liviana, 2018). Responden mengalami tingkat ansietas

berat karena mereka masih terbebani oleh ujian sidang proposal dan atau

sidang hasil akhir skripsi. Ansietas berat merupakan suatu kondisi dimana

individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta

tidak berfikir tentang hal lain (Stuart, 2013).

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Usraleli (2020) yang

menyebutkan bahwa hasil uji statistik diperoleh p value = 0,014 (p value ≤

0,05), dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara strategi koping dengan tingkat stres mahasiswa Poltekkes Kemenkes

Riau yang menyusun Skripsi. Semakin adaptif koping yang digunakan

dalam menghadapi stres semakin rendah pula tingkat stres yang dirasakan

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini,

yaitu alat dan teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti hanya

menggunakan satu alat dan teknik saja yaitu kuesioner sehingga informasi yang

di dapat kurang mendalam. Dalam penelitian ini tidak dilakukan observasi dan

wawancara secara mendalam (In Depth Interview). Hal ini menyebabkan tidak

dapat diungkapkan secara luas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan latar

belakang mahasiswa, dukungan dari keluarga dan tingkat stres mahasiswa

dalam menyusun skripsi.


80

D. Implikasi Untuk keperawatan

Berdasarkan hasil penelitian ini, implikasi dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Implikasi untuk Mahasiswa yang Sedang Menyusun Skripsi Mahasiswa yang

sedang menyusun skripsi perlu mengetahui strategi koping yang efektif bagi

dirinya dalam menghadapi stres. Stategi koping yang efektif dapat mengurangi

tingkat stres serta memberikan pengaruh yang positif terhadap psychological

well-being. Sehingga, hambatan dan tekanan dalam proses penyusunan skripsi

dapat ditangani dengan tepat.

2. Implikasi untuk peneliti, pelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu

referensi untuk melakukan penelitian sejenis agar dapat melanjutkan

menjadi analisis faktor yang berhubungan dengan strategi koping dan

tingkat kecemasan mahasiswa dalam menyusun skripsi.


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka simpulan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mahasiwa tingkat akhir program studi S1 Keperawatan STIKES Al

Irsyad Al Islamiyyah Cilacap yang sedang mengerjakan skripsi

sebagian besar memiliki strategi koping adaptif (83,1%).

2. Sebagian besar mahasiswa tingkat akhir program studi S1 Keperawatan

STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap yang sedang mengerjakan

skripsi mengalami tingkat kecemasan sedang (39,4%).

3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara strategi koping dengan

tingkat kecemasan mahasiswa tingkat akhir dalam menyusun skripsi

program studi S1 Keperawatan STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah

Cilacap Tahun 2021 ( p value = 0,392 > 0,05) dengan tingkat signifikasi

yang sangat lemah dan searah ( r = 0,103)

B. Saran

1. STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

Diharapkan kepada institusi pendidikan khususnya prodi

keperawatan STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap untuk

mengukur strategi koping dengan tingkat kecemasan kepada

mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi.

81
82

2. Mahasiswa Keperawatan STIKES AL-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

Diharapkan kepada Mahasiswa untuk mengaplikasikan lagi ilmu

yang berhubungan dengan strategi koping serta tingkat kecemasan.

3. Peneliti lain

Diharapkan dapat mengembangkan dan menggali informasi

lebih lanjut kaitannya dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi

strategi koping dalam menghadapi tingkat kecemasan selama

penyusunan tugas akhir skripsi agar lebih efektif dan efisien.


83

DAFTAR PUSTAKA

Andarini, S. R., & Fatma, A. (2013). Hubungan Antara Distress Dan Dukungan
Sosial Dengan Prokrastinasi Akademik Pasa Maasiswa Dalam Menyusun
Skripsi.
Annisa, D. F., & Ifdil, I. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia
(Lansia). Konselor, 5(2), 93. https://doi.org/10.24036/02016526480-0-00
Apriska, R. (2016). Mekanisme Koping Pada Lansia Di Unit Pelayanan Lanjut
Usia “ Wening Wardoyo” Ungaran. 2.
Ardiyanti, Y., Livana, P. H., & Ayuwatini, S. (2017). Hubungan karakteristik
dengan tingkat ansietas pada siswa- siswi sma. Jurnal Perawat Indonesia, 1(2),
54-57.
Asri, C. (2020). Dampak Internet Terhadap Solidaritas Sosial Mahasiswa:(Studi
pada Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat). https://repository.ar-
raniry.ac.id/id/eprint/14370/1/Cut Asri%2C 160305041%2C FUF%2C
SA%2C 085261085862 %282%29.pdf
Azizah, L., Zainuri, I., & Akbar, A. (2016). Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta : Indonesia Pusraka.
Carver, C.S. 1997. You want to measure coping but your protocol’s too long:
Consider the Brief COPE. International Journal of Behavioural Medicine. 4:
92-100
Diyanti, D. K. (2014). Hubungan Antara Spiritual Well Being Dengan Coping Pada
Musyrif/Ah Ma’had Sunan Ampel Al- ‘Aly (Msaa) Universitas Islam Negeri
(Uin) Maulana Malik Ibrahim Malang.
Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Trans Info
Media
Ekawati, D. (2019). Hubungan Strategi Koping Dengan Tingkat Kecemasan
Penderita Diabetes Melitus Dipoli Penyakit Dalam Rumah Sakit Bhayangkara
Mappaoudang Makassar.
Etika, N., & Hasibuan, W. F. (2016). Deskripsi Masalah Mahasiswa Yang Sedang
Menyelesaikan Skripsi. KOPASTA: Jurnal Program Studi Bimbingan
Konseling, 3(1), 40–45. https://doi.org/10.33373/kop.v3i1.265
Fauziah, F. & Widuri, J. (2014). Psikologi Abnormal Klinis Dewasa. Jakarta:
Universitas Indonesia (UI-Press)
Hawari D. (2011). Managemen Stress, Cemas dan Depresi. Edisi 2. Jakarta Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
Jonathan, S. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta :
Graha Ilmu
84

Kautsar, F. (2015).Uji Validitas dan Reliabilitas Hamilton Anxiety Rating Scale


Terhadap Kecemasan dan Produktivitas Pekerja Visual Inspection PT. Widatra
Bhakti, diakses dari : http://ejournal.itn.ac.id/index.php/senatek/article/
view/1248/856
KBBI. (2012). KBBI Mahasiswa. Diakses dari https://kbbi.web.id/mahasiswa pada
tanggal 25 Maret 2021
Khasanah, M. L., Wuryanto, E., & Hidayati, T. N. (2014). Analisis Mekanisme
Koping Mahasiswa Semester I Menghadapi Ujian Mahasiswa Program Studi
S1 Keperawatan Fikkes Unimus. EJournal Unimus, 280–284.
Khrisna. (2017). Data Sekunder Primer. Diakses dari
https://datariset.com/olahdata/detail/data-primer-dan-sekunder pada tanggal
10 April 2021

Livana, Susanti, Y., & Arisanti, D. (2018). Tingkat Ansietas Mahasiswa Dalam
Menyusun Skripsi. Community of Publishing in Nursing (Coping), 6, 115–
120.

Mafazi, N. (2017). Pengaruh strategi coping dan harga diri terhadap


pengungkapan diri remaja di jejaring sosial online.
Man, W. . (2019). Research on the Relationships Among Learning Needs , Coping
Strategies and Life Satisfaction of Senior Citizens in Shangdong China. 12(2).
Marjan, F., Sano, A., & Ifdil, I. (2018). Tingkat kecemasan mahasiswa bimbingan
dan konseling dalam menyusun skripsi. JPGI (Jurnal Penelitian Guru
Indonesia), 3(2), 84. https://doi.org/10.29210/02247jpgi0005
Martfandika, D. A. (2018). Kualitas tidur mahasiswa keperawatan dalam
menyusun skripsi di universitas ‘aisyiyah yogyakarta
Maryam, S. (2017). Strategi Coping: Teori Dan Sumberdayanya. JURKAM: Jurnal
Konseling Andi Matappa, 1(2), 101. https://doi.org/10.31100/jurkam.v1i2.12
Mulyadi, E. (2014). Hubungan Mekanisme Koping Individu Dengan Kecemasan
Komunikasi Interpersonal Pada Mahasiswa NersProgram Studi Ilmu
Keperawatan UNIJA Sumenep. Naskah Publish
Mulyani, G. T. (2019). Hubungan Kecerdasan Spiritual Dengan Mekanisme
Koping Dan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani
Hemodialisis Di Rsi Fatimah Cilacap. Skripsi. STIKES Al-Irsyad Al-
Islamiyyah Cilacap
Mulyani, N.S. 2013. Menopause Akhir Siklus Menstruasi pada Wanita di Usia
Pertengahan. Yogyakarta: Nuha Medika

Mushofa, M. (2017). Sumber Stres Dan Mekanisme Koping Mahasiswa


Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulla Jakarta Dalam
Bembelajaran Klinik. Naskah Publish
85

Nasir, A & Muhith. 2011. Dasar- dasar keperawatan jiwa, pengantar dan teori.
Jakarta. Salemba Medika

Nugraha, I. P. (2019). Hubungan Perilaku Caring Perawat Dan Dukungan


Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Mayor Di Ruang
Rawat Inap Rsi Fatimah Cilacap.
Nursalam (2017). Metodeologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Nursalam, et.al (2018). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS
edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
Pangestutik, D. (2018). Perbedaan Strategi Koping Terhadap Stessor Menghadapi
Ujian Skripsi Pada Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Uin Raden
Intan Lampung.
Pratama, S. R. (2018). Hubungan Strategi Koping Dengan Tingkat Kecemasan
Pada Orang Tua Anak Penderita Acute Lymphoblastic Leukimia Di Ruang
Hematologi Onkologi RSUD Ulin Banjarmasin.
Prawirohusodo, S. (2006). Stres dan Ansietas, Kumpulan Makalah Simposium
Stres dan Ansietas. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Mada
Purwiyati (2015). Gambaran strategi koping pada karyawan bagian manufacturing
PT Coca Cola Bottling Indonesia Semarang. Universitas Diponegoro;
Rafiki, D. M. (2017). Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Mekanisme Koping
Menghadapi Objective Structured Clinical Examination (Osce) Mahasiswa
Semester Ii Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 4, 9–15.
Rahmawati. (2016). Hubungan Kecerdasan Emosianal Dengan Mekanisme Koping
Pada Mahasiswa Tahun Pertama Program Studi Ilmu Keperawatan e-journal
Keperawatan (e-Kp) Volume 7 Nomor 1, Februari 2019
Risky, D. E. A. (2019). Hubungan Strategi Koping Dengan Kecemasan Pada Ibu
Hamil Preeklampsia Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Srikandi Ibi JembeR.
Riyanto, A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta:
NuhaMedika
Rizkiyati, R. B. (2019). Tingkat Kecemasan Mahasiswa Dalam Menyusun Skripsi
Di Program Studi Bimbingan Dan Konseling Islam Fakultas Dakwah IAIN
Purwokerto Angkatan 15.
http://repository.iainpurwokerto.ac.id/id/eprint/5924
Sativa, Insiyah Noryza Ayu. 2018. Hubungan Tekanan Darah dan Kecemasan pada
Lanjut Usia dengan Hipertensi di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha
Jember. Skripsi. Jember: Universitas Jember
Septiyani, R. (2016). Strategi Coping Stres Pada Pasangan Remaja Yang Menikah
Pada Usia Dini Di Desa Tangkisan Klaten. June.
86

Silalahi,U. (2012). Metode Penelitian Sosial, Jakarta : PT. Refika Aditama


Sugiyanto, N. H. K. (2019). Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dan Dukungan
Sosial Teman Sebaya Dengan Kecemasan Pada Mahasiswa Yang Sedang
Menyusun Skripsi.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Qualitative
and Quantitative Research Methods). Bandung: Alfabeta.
________.(2011). Statistik Non Parametris Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
________. (2013). Statistika untuk Penelitian, cetakan kesembilan, hal : 357.
Bandung: Alfabeta.
________.(2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta
________. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
PT Alfabet
Sujarweni, V.W. (2015). Statistik Untuk Kesehatan. Yogyakarta : Gava Media
Stuart G.W. (2014). Buku Saku Keperawatan Jiwa (5th ed.). jakarta: EGC
Stuart, Gail W. (2013). Principles & Practice of Psychiatric Nursing, Edisi 9.
Philadelphia: Elsevier Mosby.
Suminarsis, T. (2009). Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Mekanisme Koping
Pada Mahasiswa Keperawatan Menghadapi Praktek Belajar Lapangan Di
Rumah Sakit. FIK UMS Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura. Naskah Publish
Undang-Undang
Sumoked, A., Wowiling, F., & Rompas, S. (2019). Hubungan Mekanisme Koping
Dengan Kecemasan Pada Mahasiswa Semester Iii Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Yang Akan Mengikuti Praktek Klinik
Keperawatan. Jurnal Keperawatan, 7(1).
Supardi. (2016). Teori Mahasiswa. Jurnal Keperawatan, 2012, 11–44.
Usraleli, Melly, & Deliana, R. (2020). Hubungan Strategi Koping dengan Tingkat
Stres Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Riau yang Menyusun Skripsi. 20(3),
967–970. https://doi.org/10.33087/jiubj.v20i3.1085
Wahyuni Rengil. et.al (2012). Factor Yang Berhubungan Dengan Tingkat
Kecemasan Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di RS Bhayangkara Andi
Mappa Oudang Makassar. Bagian Efidemiologi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Makassar
Wakhyudin, H., & Putri, A. D. S. (2020). Analisis Kecemasan Mahasiswa Dalam
Menyelesaikan Skripsi. WASIS : Jurnal Ilmiah Pendidikan, 1(1), 14–18.
https://doi.org/10.24176/wasis.v1i1.4707
Wijayanti, N. (2013). Strategi Coping Menghadapi Stres Dalam Penyusunan Tugas
Akhir Skripsi Pada Mahasiswa Program S1 Fakultas Ilmu Pendidikan.
87

Yussof, N., Low, W.Y., Yip, C.H. (2010). Reliability and Validity of the Brief
COPE Scale (English Version) Among Women with Breast Cancer
Undergoing Treatment of Adjuvant Chemotherapy: A Malaysian Study.
Medical Journal of Malaysia. 65(1): 41-44
88

LAMPIRAN-LAMPIRAN
89

Lampiran 1
90
91

Lampiran 2

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Al-

Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap maka yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : SAYYID RIDHO MUSTOFA

NIM : 108117O57

Judul Penelitian : HUBUNGAN ANTARA STRATEGI KOPING DENGAN


TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA TINGKAT
AKHIR DALAM MENYUSUN SKRIPSI PROGRAM
STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES ALIRSYAD AL-
ISLAMIYYAH CILACAP

Dengan segala kerendahan hati, memohon kepada Saudara/saudari untuk

berkenan menjadi responden dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner yang

peneliti ajukan. Jawaban Saudara/saudara sangat kami butuhkan dan akan dijamin

kerahasiaannya.

Atas kesediaan dan bantuan saudari, peneliti sampaikan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Peneliti

Sayyid Ridho Mustofa


NIM. 108117057
92

Lampiran 3

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :
Umur :
Alamat :

Menyatakan bersedia menjadi responden pada penelitian yang dilakukan oleh :

Nama : Sayyid Ridho Mustofa

NIM : 108117057

Untuk mengisi daftar pertanyaan penelitian yang diajukan oleh mahasiswa Program

Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Al-Irsyad Al-Islamiyyah

Cilacap tanpa prasangka dan paksaan. Jawaban yang diberikan hanya semata-mata

untuk keperluan ilmu pengetahuan.

Demikian surat pernyataan kami buat.

Cilacap, 2021

Responden
93

Lampiran 4

KUISONER A

KUESIONER KARAKTERISTIK RESPONDEN

Petunjuk umum pengisian:

a. Bacalah pertanyaan berikut dengan baik

b. Berilah tanda (√ ) pada kolom kotak yang telah disediakan yang menurut anda

benar pada pertanyaan kuesioner data demografi.

c. Jawaban anda kami jamin kerahasiaannya.

d. Jika ada hal-hal yang kurang jelas silahkan bertanya kepada peneliti

A. Kuesioner Data Responden

1. Nama :

2. Usia :

3. Prodi :

5. Baru pertama kali menyusun skripsi

: Ya

: Tidak
94

Lampiran 5

KUESIONER B

Kuesioner Strategi Koping (Brief Cope)

Petunjuk pengisian:

Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan dengan cara memberi

tanda ( √ ) pada kolom jawaban:

No Pertanyaan Tidak Jarang Sering Selalu


Pernah
1 Saya berusaha memikirkan
melakukan sesuatu untuk mengatasi
masalah yang saya alami
2 Saya mengambil tindakan untuk
mencoba membuat situasi ini
menjadi lebih baik
3 Saya berdiskusi dengan orang lain
untuk mencari solusi dari masalah
yang saya alami
4 Saya meminta saran atau bantuan
dari orang lain tentang apa yang
harus dilakukan dalam menghadapi
masalah
5 Saya berusaha membuat strategi
tentang apa yang sebaiknya saya
lakukan untuk mengatasi masalah
6 Saya memikirkan tentang langkah-
langkah apa yang harus saya
lakukan
7 Saya menerima kenyataan bahwa
masalah tersebut telah terjadi
Saya
8 Saya belajar untuk terbiasa dengan
masalah
9 Saya mencari dukungan emosional
dari orang lain
10 Saya mencari kenyamanan dan
pengertian dari orang lain
11 Saya tidak serius menanggapi
masalah saya saat ini
12 Saya berusaha membuat masalah ini
lebih menyenangkan
13 Saya berusaha melihat situasi ini
dengan cara yang berbeda, agar
95

masalah tersebut tampak lebih


positif
14 Saya mencari sesuatu yang positif
dari masalah yang terjadi
15 Saya berusaha untuk menemukan
kenyamanan dalam agama atau
keyakinan spiritual saya
16 Saya berdoa untuk mengatasi
masalah
17 Saya tidak berusaha untuk
menyelesaikan masalah
18 Saya mengatakan untuk mengatasi
masalah
19 Saya mengatakan kepada diri
sendiri bahwa ini tidak nyata
20 Saya tidak percaya tentang kondisi
saya saat ini
21 Saya berusaha bekerja atau
melakukan kegiatan lain untuk
mengisi pikiran saya
22 Saya melakukan sesuatu untuk
mengurangi pikiran tentang kondisi
saya seperti pergi ke bioskop,
menonton TV, membaca, melamun,
tidur atau belanja
23 Saya mengkritik diri sendiri
24 Saya menyalahkan diri sendiri untuk
hal-hal yang terjadi
25 Saya membuat perasaan saya
menjadi lebih baik atau perasaan
lega dalam menghadapi masalah
dengan mengkonsumsi alkohol atau
obat-obatan lain
26 Saya mencoba melupakan atau
melalui masalah yang saya hadapi
dengan mengkonsumsi alcohol dan
obat-obatan lain
27 Saya menyatakan kepada diri
sendiri masalah yang saya hadapi
ringan dan tidak perlu
memikirkannya
28 Saya berusaha mengungkapkan
perasaan-perasaan negative saya
Sumber : Risky (2019)
96

Lampiran 6

KUESIONER C
HAMILTON RATING FOR ANXIETY (HRS-A)
Kuesioner ini berisi gejala-gejala yang akan timbul saat terjadinya
kecemasan. Silahkan Anda memberi tanda (√) pada kolom isi sesuai dengan yang
anda rasakan saat ini. Skala penilaian berupa :
Nilai 0 : Tidak Ada Gejala
Nilai 1 : Gejala Ringan (Satu dari gejala yang ada)
Nilai 2 : Gejala Sedang (Sedang/ separuh dari gejala yang ada)
Nilai 3 : Gejala Berat (Berat/lebih dari ½ gejala yang ada)
Nilai 4 : Gejala Berat Sekali (Sangat berat semua gejala ada)

No GEJALA KECEMASAN 0 1 2 3 4

1 Perasaan cemas (ansietas)


Cemas
Firasat buruk
Takut akan pikiran sendiri
Mudah tersinggung
2 Ketegangan
Merasa tegang
Lesu
Tidak bisa istirahat tenang
Mudah terkejut
Mudah menangis
Gemetar
Gelisah
3 Ketakutan
Pada gelap
Pada orang asing
97

No GEJALA KECEMASAN 0 1 2 3 4
Ditinggal sendiri
Pada binatang besar
Pada keramaian atau lalulintas
Pada kerumunan orang banyak
4 Gangguan tidur
Susah untuk tidur
Terbangun malam hari
Tidur tidak nyenyak
Bangun dengan lesu
Banyak mimpi
Mimpi buruk
Mimpi menakutkan
5 Gangguan kecerdasan
Sukar konsentrasi
Daya ingat menurun
6 Perasaan depresi (murung)
Hilangnya minat
Berkurang kesenangan pada hobi
Sedih
Bangun dini hari
Perasaan berubah-ubah sepanjang
hari
7 Gejala somatik / fisik (otot)
Sakit dan nyeri di otot-otot
Kaku
Kedutan otot
Gigi gemeletuk
Suara tidak stabil pada otot
98

No GEJALA KECEMASAN 0 1 2 3 4
8 Gejala somatik / fisik (sensorik)
Tinitus (telinga berdenging)
Penglihatan kabur
Muka merah atau pucat
Merasa lemas
Perasaan ditusuk-tusuk
9 Gejala kardiovaskuler
Takikardia
Berdebar-debar
Nyeri di dada
Denyut nadi mengeras
Rasa lesu/lemas seperti mau pingsan
Detak jantung menghilang (berheti
sekejap)
10 Gejala respiratori (pernapasan)
Rasa tertekan atau sempit di dada
Rasa tercekik
Sering menarik nafas
Nafas pendek / sesak
11 Gejala gastrointestinal
(pencernaan)
Sulit menelan
Perut melilit
Gangguan pencernaan
Nyeri sebelum dan sesudah makan
Perasaan terbakar di perut
Rasa penuh atau kembung
Mual dan muntah
99

No GEJALA KECEMASAN 0 1 2 3 4
Buang air besar lembek
Sukar buang air besaar (konstipasi)
Kehilangan berat badan
12 Gejala urogenital (perkemihan
dan kelamin)
Untuk Wanita :
a. Sering buang air kecil
b. Tidak dapat menahan air seni
c. Tidak datang bulan
d. Darah haid berlebihan
e. Kehilangan libido
Untuk Pria :
a. Sering buang air kecil
b. Tidak dapat menahan air seni
c. ejakulasi dini
d. Kehilangan libido
e. Sulit ereksi
13 Gejala autonom
Mulut kering
Muka merah
Muka pucat
Mudah berkeringat kepala pusing
Kepala terasa berat
Kepala terasa sakit
Bulu-bulu berdiri
14 Tingkah laku (sikap) pada
wawancara
Gelisah
100

No GEJALA KECEMASAN 0 1 2 3 4
Tidak tenang
Jari gemetar
Kerut kening
Muka tegang
Otot tegang / mengereas
Nafas pendek dan cepat
Muka merah
Sumber : Risky (2019)
101

Lampiran 7

Data Karakteristik Responden

PERTAMA KALI
JENIS
NO RESPONDEN MENGERJAKAN UMUR
KELAMIN
SKRIPSI
1 H P YA 22
2 E L YA 22
3 G P YA 21
4 R L YA 21
5 S P YA 22
6 H P YA 24
7 M L YA 22
8 S P YA 22
9 R P YA 22
10 R P YA 21
11 M L YA 21
12 R L YA 22
13 A P YA 22
14 D P YA 22
15 A P YA 21
16 C P YA 22
17 L P YA 21
18 A L YA 21
19 S P YA 23
20 N P YA 23
21 R P YA 21
22 T P YA 23
23 S P YA 23
24 I L YA 21
25 I P YA 22
26 R L YA 22
27 A P YA 22
28 J P YA 23
29 I L YA 24
30 F P YA 21
31 K L YA 22
32 E P YA 23
33 A P YA 21
34 M P YA 23
35 D P YA 21
102

36 W P YA 22
37 N P YA 23
38 R P YA 21
39 R P YA 21
40 Y P YA 21
41 D P YA 23
42 E P YA 21
43 N P YA 22
44 I P YA 22
45 N P YA 24
46 L P YA 21
47 M P YA 21
48 T P YA 23
49 D P YA 21
50 A P YA 21
51 S P YA 22
52 Y P YA 21
53 E P YA 22
54 S P YA 22
55 E P YA 22
56 E P YA 23
57 M L YA 22
58 P P YA 22
59 V P YA 22
60 M P YA 23
61 R L YA 22
62 N P YA 23
63 Y L YA 22
64 S P YA 22
65 R L YA 22
66 L P YA 23
67 W P YA 22
68 S P YA 22
69 N P YA 22
70 Y P YA 22
71 N P YA 21
103

Lampiran 8

Data Tabulasi Strategi Koping


104
105
106

Lampiran 9

Tabulasi Data Tingkat Kecemasan

NO RESPONDEN P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 TOTAL KRITERIA COODING


1 H 2 3 1 2 2 2 2 3 2 2 3 2 1 2 29 Berat 4
2 E 3 2 2 3 4 2 3 3 1 0 3 3 1 3 33 Berat 4
3 G 2 3 1 1 2 1 2 1 2 3 3 2 2 1 26 Sedang 3
4 R 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Ringan 2
5 S 4 4 4 2 2 3 1 1 2 2 3 2 3 3 36 Berat 4
6 H 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 20 Ringan 2
7 M 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 18 Ringan 2
8 S 3 2 0 2 2 1 2 1 1 0 1 1 1 3 20 Ringan 2
9 R 2 3 2 2 4 3 3 3 2 1 1 0 1 2 29 Berat 4
10 R 2 1 2 1 4 3 1 2 0 2 1 0 1 1 21 Sedang 3
11 M 1 1 1 1 0 1 1 1 2 3 1 1 2 1 17 Ringan 2
12 R 2 4 0 0 0 2 1 1 1 2 2 1 1 1 18 Ringan 2
13 A 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 17 Ringan 2
14 D 4 4 4 2 2 3 1 1 2 2 3 2 3 3 36 Berat 4
15 A 4 3 0 1 0 0 0 1 2 0 1 0 1 1 14 Ringan 2
16 C 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 21 Sedang 3
17 L 2 2 2 3 4 2 2 2 2 2 2 2 1 2 30 Berat 4
18 A 2 1 1 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 12 Tidak Ada 1
19 S 2 2 0 1 2 1 1 1 2 2 3 1 1 1 20 Ringan 2
107

20 N 1 3 0 1 0 2 1 1 3 0 0 0 0 0 12 Tidak Ada 1
21 R 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 Tidak Ada 1
22 T 1 3 1 1 2 0 0 0 1 1 2 3 0 0 15 Ringan 2
23 S 2 2 0 0 0 1 1 1 1 1 2 0 0 0 11 Tidak Ada 1
24 I 1 3 1 1 2 1 2 3 2 1 2 3 2 1 25 Sedang 3
25 I 2 2 1 1 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 11 Tidak Ada 1
26 R 1 1 1 1 2 1 3 1 1 0 0 0 0 0 12 Tidak Ada 1
27 A 2 1 2 2 2 1 1 1 1 3 2 0 1 1 20 Ringan 2
28 J 2 1 1 1 0 3 2 1 1 1 2 1 1 1 18 Ringan 2
29 I 3 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 2 1 18 Ringan 2
30 F 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 Tidak Ada 1
31 K 2 2 2 2 2 1 1 1 0 2 2 2 2 1 22 Sedang 3
32 E 3 2 2 3 4 2 3 3 1 0 3 3 1 3 33 Berat 4
33 A 2 2 1 1 0 2 1 1 0 0 1 0 0 1 12 Tidak Ada 1
34 M 0 1 1 1 2 1 0 1 0 0 3 0 1 0 11 Tidak Ada 1
35 D 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Ringan 2
36 W 2 1 0 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 18 Ringan 2
37 N 2 1 0 2 2 2 1 1 1 0 0 0 2 1 15 Ringan 2
38 R 1 1 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 0 25 Sedang 3
39 R 1 1 0 0 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 18 Ringan 2
40 Y 2 1 1 1 2 3 2 2 1 1 1 1 2 1 21 Sedang 3
41 D 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 3 2 21 Sedang 3
42 E 1 1 1 1 4 2 2 3 1 1 1 1 1 2 22 Sedang 3
43 N 2 1 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 28 Berat 4
44 I 1 1 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 2 2 27 Sedang 3
108

45 N 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Ringan 2
46 L 3 1 0 0 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 18 Ringan 2
47 M 2 1 0 0 0 0 0 3 2 2 0 0 0 0 10 Tidak Ada 1
48 T 2 1 1 2 2 0 0 0 0 2 1 1 0 1 13 Tidak Ada 1
49 D 1 1 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 Tidak Ada 1
50 A 2 1 3 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 27 Sedang 3
51 S 2 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Ringan 2
52 Y 1 2 3 3 2 3 2 1 1 2 2 1 2 2 27 Sedang 3
53 E 2 2 1 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 27 Sedang 3
54 S 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 3 2 22 Sedang 3
55 E 2 3 2 2 4 1 1 1 2 1 1 2 1 1 24 Sedang 3
56 E 1 2 1 2 0 1 1 1 2 2 3 2 2 2 22 Sedang 3
57 M 2 2 1 2 2 2 1 3 2 1 1 1 1 1 22 Sedang 3
58 P 2 2 1 1 0 1 2 2 1 1 2 1 1 1 18 Ringan 2
59 V 3 3 2 2 4 2 1 1 1 1 2 1 1 1 25 Sedang 3
60 M 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 21 Sedang 3
61 R 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 Tidak Ada 1
62 N 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 3 3 2 26 Sedang 3
63 Y 3 3 0 3 2 3 3 1 2 1 1 0 3 2 27 Sedang 3
64 S 2 2 1 1 4 1 2 1 1 1 1 1 1 2 21 Sedang 3
65 R 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 25 Sedang 3
66 L 2 2 2 3 2 1 2 2 1 1 3 1 1 1 24 Sedang 3
67 W 2 2 1 1 4 3 2 2 3 2 1 1 1 1 26 Sedang 3
68 S 1 3 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 24 Sedang 3
69 N 2 2 1 1 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 30 Berat 4
109

70 Y 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 24 Sedang 3
71 N 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 24 Sedang 3
110

Lampiran 10

OUTPUT ANALISA DATA MENGGUNAKAN KOMPUTERISASI

A. Analisa Univariat

1. Karakteristik Responden

UMUR

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance


Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic
Umurr 71 3 21 24 21.97 .098 .828 .685
Valid N 71
(listwise)

JENIS_KELAMIN
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki-Laki 14 19.7 19.7 19.7
Perempuan 57 80.3 80.3 100.0
Total 71 100.0 100.0

2. Variabel Penelitian

STRATEGI KOPING
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Adaptif 59 83.1 83.1 83.1
Maladaptif 12 16.9 16.9 100.0
Total 71 100.0 100.0
111

TINGKAT_KEECEMASAN
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak Ada Kecemasan 13 18.3 18.3 18.3
Kecemasan Ringan 21 29.6 29.6 47.9
Kecemasan Sedang 28 39.4 39.4 87.3
Kecemasan Berat 9 12.7 12.7 100.0
Total 71 100.0 100.0

B. Analisa Bivariat
BIVARIAT
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Adaptif Tidak Ada 12 16.9 16.9 16.9
Adaptif Ringan 18 25.4 25.4 42.3
Adaptif Sedang 21 29.6 29.6 71.8
Adaptif Berat 8 11.3 11.3 83.1
Maladaptif Tidak 1 1.4 1.4 84.5
Ada
Maladaptif Ringan 3 4.2 4.2 88.7
Maladaptif Sedang 7 9.9 9.9 98.6
Maladaptif Berat 1 1.4 1.4 100.0
Total 71 100.0 100.0

Correlations
Strategi_Ko Tingkat_Ke
ping cemasan
Spearman's Strategi_Koping Correlation 1.000 .103
rho Coefficient
Sig. (2-Tailed) . .392
N 71 71
Tingkat_Kecemasa Correlation .103 1.000
n Coefficient
Sig. (2-Tailed) .392 .
N 71 71

Anda mungkin juga menyukai