Anda di halaman 1dari 5

PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

Pengolahan bahan galian dibedakan menjadi 4 yaitu:

A. Proses Kalsinasi Batu Kapur


B. Pengolahan Bahan Galian Dengan Flotasi
C. Proses Ekstraksi Emas (Metoda Amalgamasi)
D. Pengolahan Bijih Emas Dan Perak

A. Proses Kalsinasi Batu Kapur


Proses kalsinasi adalah proses pemanasan batu kapur untuk membebaskan CO2
sehingga menghasilkan CaO. Proses kalsinasi mempunyai mekanisme yang kompleks dan
melibatkan beberapa tahap yang dimulai dengan transfer panas ke permukaan partikel dan
melewati lapisan terluar dari batu kapur. Panas diserap oleh batu kapur sehingga CO2 yang
dihasilkan berpindah ke permukaan dan kemudian menyebar dalam tempat pemanasan.
Temperature dan waktu kalsinasi mempunyai pengaruh besar terhadap kualitas CaO
yang dihasilkan. Kalsinasi pada bagian terluar batu kapur dapat terjadi pada suhu yang lebih
rendah, tetapi kalsinasi secara sempurna terjadi pada suhu yang lebih tinggi (>900 oC). Pada
temperatur 900oC CO2 dapat dibebaskan tetapi untuk masuknya panas pada bagian inti atau
bagian terdalam dari partikel batu kapur di perlukan suhu yang lebih tinggi.
Pemanasan batu kapur diatas suhu 900oC menyebabkan pereduksian pori-pori
sehingga terjadi penyusutan bahan dan meningkatkan density (sintering). Proses sintering
mengurangi kereaktifan CaO terhadap air. Temperature pemanasan juga akan berpengaruh
terhadap ukuran partikel dan luas permukaan CaO. CaO yang dihasilkan diharapkan
mempunyai ukuran partikel yang kecil atau luas permukaan yang besar.
Pemanasan batu kapur hendaknya dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin
dengan syarat cukupnya waktu yang dibutuhkan oleh panas untuk masuk ke dalam partikel
batu kapur dan melepaskan CO2. Waktu pemanasan perlu dikontrol untuk menghindari
terjadinya aglomerasi partikel CaO yang akan menyebabkan luas permukaan CaO menjadi
semakin besar.
B. Pengolahan Bahan Galian dengan Flotasi
a) Pengertian Flotasi (Froth Flotation/Flotasi Buih)
Flotasi merupakan pemisahan satu mineral atau lebih dengan mineral lainnya melalui
pengapungan. Mengapungkan mineral tertentu dari mineral lainnya dengan bantuan
gelembung udara sampai ke permukaan air. Secara spesifik pemisahan ini disebut froth
flotation, atau flotasi buih. Media pemisahannya adalah air dan gelembung udara.
b) Operasi Permukaan Mineral yang Akan Dipisah
 Sifat permukaan ini didasarkan pada pemisahannya memanfaatkan perbedaan sifat
kimia-fisika respon permukaan mineral ketika berada dalam air.
 Sifat permukaan ini disebut Hydrophobicity (Hydrophobicity menunjukkan
kecenderungan permukaan mineral untuk dibasahi air).
 Ketika mineral-mineral bijih berada dalam air, maka permukaan mineral-mineral
tersebut akan merespon air sesuai dengan sifat kimia-fisikanya.
 Mineral-mineral yang permukaannya tidak terbasahi oleh air disebut mineral
hydrophobic atau mineral tak suka air, sedangkan mineral-mineral yang
permukaannya terbasahi oleh air disebut mineral hydrophilic, atau mineral suka air.
 Pada metoda flotasi, mineral hydrophobic akan menempel pada gelembung dan naik
ke permukaan air membentuk buih mineral.
 Sedangan mineral hydrophilic tidak dapat menempel pada gelembung, dan tetap di
dalam air.
 Pada awalnya, flotasi digunakan untuk mengambil mineral logam seperti : tembaga,
Pb dan seng.
 Namun perkembangan selanjutnya flotasi digunakan untuk pemisahan mineral logam
seperti : nikel, molybdenum, mangan, chromium dan cobalt.
 Sekarang, flotasi digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk digunakan untuk
mineral non logam seperti : mika, flourite, feldspar dan batubara.
 Bahkan digunakan untuk pengolahan atau penjernihan air.
 Sekarang Flotasi dimanfaatkan untuk mengambil mineral-mineral berbahaya yang
terdapat di dalam air.
Berdasarkan pada mineral yang diapungkannya, flotasi dibagi menjadi dua tipe yaitu :
1. Flotasi langsung
 Pada flotasi langsung, mineral berharga diapungkan dan di keluarkan sebagai
konsentrat.
 Pada flotasi ini mineral berharga adalah mineral hydrophobic.
2. Flotasi tak langsung
 Pada flotasi tak langsung atau Reverse Floatation, mineral gangue (material tidak
berharga yang berada disekitar atau bahkan bercampur dengan mineral yang
diinginkan) akan diapungkan dan di keluarkan sebagai tailing.
 Pada flotasi ini mineral berharga adalah mineral hydrophilic dan tetap berada di
dalam air.
c) Mekanisme Penempelan, Pelekatan Mineral-Gelembung.
 Pelekatan mineral pada gelembung udara tergantung pada kemampuan dari
mineral dan gelembung mengatasi gaya-gaya yang terdapat dalam lapis tipis air.
 Mekanisme pelekatan mineral dan gelembung udara terdiri dari tiga tahap.
1. Gelembung dan atau mineral saling mendekat, kemudian menghasilkan suatu
lapisan tipis air di antaranya. Dalam kondisi ini, partikel mineral bergerak
sesuai dengan hukum hidrodinamika.
2. Mineral dan gelembung terus saling mendekat, hal ini mengakibatkan lapis
tipis air (water film) semakin tipis dan akhirnya terjadi kerusakan atau
pecahnya lapis tipis.
3. Hilangnya lapis tipis akan diikuti dengan terjadinya penempelan mineral-
gelembung. Pelekatan atau penempelan ini diawali dengan terbentuknya
kontak tiga fasa yang dengan cepat meluas dan stabil.
Ada tiga gaya dalam film air yang harus diatasi sampai terjadinya pelekatan :
1. Gaya tarik antar molekul, Van der Waals
2. Gaya elektrostatik yang timbul dari tarik menarik double layer di air dan
sekitar mineral.
3. Hydrasi dari group hydrophilic yang ada pada permukaan mineral.
d) Floatability Mineral Bijih
Floatability atau kemampuan pengapungan didefinisikan sebagai kemampuan
suatu mineral untuk dapat diapungkan. Dalam hal ini, kemampuan pengapungan
menunjukkan kecenderungan mineral untuk menempel pada permukaan gelembung
udara. Floatability suatu mineral sangat tergantung pada sifat permukaan mineral
tersebut. Sifat-sifat yang lainnya hanya berpengaruh sangat kecil. Dalam aplikasinya
sifat permukaan suatu mineral dapat dirubah dan dikendalikan dengan cara pemberian
reagent kimia tertentu. Setelah mineral melekat/ menempel pada permukaan
gelembung, maka terjadi kesetimbangan tegangan antarmuka pada titik kontak tiga
fasa. Kesetimbangan tegangan antarmuka pada titik kontak tiga fasa dapat dinyatakan
sebagai berikut :
Rumus : Tsg = Tsa + Tag cos θ
sehingga : cos θ akan menjadi : (Tsg- Tsa)/Tag = cos θ
Keterangan : Tsg = tegangan antarmuka mineral-gelembung
Tsa = tegangan antarmuka mineral-air
Tag = tegangan antarmuka air-gelembung
θ = sudut antara permukaan gelembung dengan mineral disebut sudut
kontak.

Catatan :
 Sudut kontak sering digunakan untuk mengukur kehidrophobian permukaan
mineral.
 Sudut kontak nol (0) = nol, artinya air menutupi atau menyelimuti permukaan
mineral.
 Permukaan mineral dibasahi oleh air (Mineral ini dikatagorikan sebagai mineral
hydrophilic)
 Sudut kontak 180 derajat, atau 180°, artinya udara menutupi atau menyelimuti
permukaan
 Mineral, atau mineral tidak dibasahi oleh air. Mineral ini dikatagorikan sebagai
mineral hydrophobic.
 Sudut kontak terbesar yang dibangun antara mineral, gelembung dan udara adalah
110°. Sudut kontak pada operasi pemisahan yang menggunakan metoda flotasi
adalah antara 60 – 110°.
 Semakin besar sudut kontak semakin besar kemungkinan mineral menjadi
hydrophobic, sehingga semakin besar pula untuk dapat menempel pada gelembung.
Untuk dapat memperbesar sudut kontak, maka cos θ harus diperkecil.

Anda mungkin juga menyukai