Disusun Oleh :
Nofantri Wulantika
2141312047
Kelompok S
Dosen Pembimbing :
Gusti Sumarsih, S.Kep, M.Biomed
Ns. Siti Yuli Harni, S.Kep, M.Kep., Sp.Kep.Kom
PENGKAJIAN KELUARGA
A. DATA UMUM
1. Nama Keluarga (KK) : Tn. A
2. Alamat : Kelurahan Beringin
3. Komposisi Keluarga :
Status
No Nama JK Hub dgn KK TTI/Umur Pendidikan
Imunisasi (Vaksin)
1 Ny.B Istri 74 Tahun SD Belum
2 Tn. R P Anak 30 Tahun SMA Vaksin 1 dan 2
L
Genogram :
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Pasien
Tn. A tinggal bersama istri dan satu orang anaknya di dalam satu rumah yaitu Ny. B dan
Tn. R, sedangkan anak-anaknya yang lain sudah berkeluarga dan sudah memiliki rumah
masing-masing
4. Tipe bentuk keluarga :
Tipe keluarga Tn. A adalah nuclear family (keluarga inti). Nuclear family
merupakan keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi
tanggungan yang tinggal dalam satu rumah, dan terpisah dari sanak keluarga lainnya
(Friedman, 2010). Keluarga ini terdari dari Tn. A sebagai kepala keluarga, Ny. B
sebagai istri, dan Tn. R sebagai anak.
5. Latar Belakang Kebudayaan (Etnik) :
Tn. A mengatakan bahwa keluarganya merupakan suku minang, dan bahasa yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah bahasa daerah yaitu bahasa minang.
Keluarga Tn. A tinggal dilingkungan homogen dimana para tetangga adalah masih
keluarga sendiri dengan budaya minangkabau. Tn. A mengatakan tidak ada
pantangan khusus dalam hal makanan ataupun kegiatan. Tn. A mengatakan
menyukai makanan tinggi lemak seperti gorengan dan tinggi garam seperti ikan asin
namun Tn. A mengatakan sudah mengurangi mengonsumsi makanan tersebut
semenjak menderita penyakit hipertensi
6. Identifikasi religius :
Tn. A mengatakan bahwa semua anggota keluarganya beragama Islam. Tn. A
mengatakan sudah jarang melaksanakan shalat ke mesjid, namun selalu
melaksanakan shalat dirumah.
7. Status kelas sosial :
Keluarga Tn. A tergolong ke dalam ekonomi menengah ke bawah. Sumber
penghasilan keluarga Tn. A berasal dari hasil berdagang, lalu ditambah dengan
penghasilan anaknya yang bekerja di bengkel. Keluarga Tn. A tidak menerima dana
bantuan dari pihak manapun. Keluarga menganggap pendapatan yang diperoleh
cukup untuk kehidupan sehari-hari. Pengeluaran keluarga meliputi pemenuhan
kebutuhan sehari-hari di rumah tangga, tagihan listrik, dan juga kesehatan (BPJS).
8. Mobilitas Kelas Sosial
Tidak ada potensial konflik dengan kelas sosial. Keluarga Tn. A tidak pernah
mengalami perubahan yang signifikan. Aktivitas rekreasi keluarga Tn. A sehari-hari
yaitu menonton TV dan berkumpul bersama untuk bercerita.
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap usia lanjut. Tahap ini
merupakan tahap terakhir sikus kehidupan dimana dimulai dengan salah satu atau
kedua pasangan memasuki masa pensiun dan berlangsung hingga salah satu
pasangan meninggal.
Tugas perkembangan keluarga diantaranya :
Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan
Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa tidak ada tugas perkembangan keluarga
yang belum terpenuhi.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
Tn. A memiliki riwayat Hipertensi. Tn. A hanya akan berobat saat gejala timbul.
Sedangkan Ny. B dan Tn. R tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi ataupun
penyakit lainnya.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Tn. A mengatakan bahwa dari pihak keluarga ayah dan pihak keluarga ibunya tidak
ada yang memiliki peyakit keturunan ataupun penyakit kronis sebelumnya.
C. Data Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Status tempat tinggal Tn. A adalah rumah milik sendiri. Kondisi rumah semi
permanen dengan lantai dari semen, atap rumah dari seng. Perabotan rumah klien
cukup dan terusun rapi. Rumah terdiri dari 2 kamar tidur, 1 kamar mandi namun
tidak ada wc, 1 ruang tamu, dan 1 dapur. Penerangan rumah memadai, ventilasi
rumah cukup, dan rumah klien mendapatkan cahaya matahari yang cukup sepanjang
hari. Sumber air bersih keluarga berasal dari sumur. Suplai air minum berasal dari
air sumur yang direbus. Air jernih dan tidak berbau. Kebersihan dan sanitasi dalam
rumah Tn. A baik, tidak ada serangga-serangga kecil yang terlihat baik di dalam
rumah maupun diluar rumah, dan Tn. A tidak mempunyai hewan peliharaan yang
mengganggu sanitasi. Tn. A mengatakan nyaman menggunakan pelayanan di sekitar
lingkungan mereka seperti mesjid, pustu dan praktek bidan mandiri. Namun pasar
memiliki jarak yang cukup jauh dari rumah klien sehingga sulit untuk diakses. klien
mengatakan lebih sering membeli kebutuhan rumah tangga di warung yang dekat
dengan rumahnya dibandingkan pergi ke pasar. Pengaturan privasi dalam rumah
cukup terjaga karena Tn. A dan istrinya mempunyai kamar sendiri dan anak Tn. A
juga mempunyai kamar sendiri. Sampah dikumpulkan, lalu dibakar di depan rumah
yang jaraknya lebih dari 10 meter. Tn. A mengatakan cukup puas dengan penataan
rumahnya.
2. Karakteristik lingkungan sekitar dan komunitas yang lebih besar
Tipe lingkungan Tn. A adalah subkota dengan tipe tempat tinggal yaitu hunian.
Kondisi hunian dan jalan terpelihara, sanitasi jalan raya dan rumah bersih,
pengumpulan sampah dikumpulkan lalu dibakar di depan rumah yang berjarak
kurang lebih 10 meter. Tidak ada masalah kemacetan lalu lintas, serta tidak ada
masalah polusi udara, suara, dan air. Karakteristik etnik lingkungan Tn. A adalah
minangkabau. Pekerjaan Tn. A adalah berdagang yang ia lakukan dirumahnya.
Kepadatan populasi tidak padat, terdapat warung-warung yang menjual berbagai
kebutuhan sehari-hari yang berada di sekitar tempat tinggal Tn. A. Institusi
kesehatan terdekat dari rumah Tn. A yaitu praktek bidan mandiri dan pustu.
Terdapat tempat beribadah seperti mesjid dan mushola. Fasilitas rekreasi cukup jauh
dari lingkungan Tn. A dan hanya dapat diakses dengan menggunakan kendaraaan.
Tersedia transportasi umum seperti ojek. Keamanan di lingkungan terjaga dengan
baik, jarang dijumpai kejadian kemalingan dan sebagainya di lingkungan Tn. A,
namun kegiatan ronda tidak berjalan di lingkungan ini.
3. Mobilitas geografis keluarga
Tn. A mengatakan bahwa ia sudah tinggal di lingkungan tersebut semenjak ia lahir.
Sampai saat ini, Tn. A tetap tinggal di rumah tersebut dan belum pernah pindah ke
daerah lain..
4. Asosiasi transaksi keluarga dengan komunitas
Tn. A menggunakan pelayanan umum seperti pustu dan masjid. Keluarga sering
menggunakan fasilitas umum yang tersedia, contohnya ketika Tn. A dan keluarga
sakit maka akan pergi berobat ke pustu dan ketika ingin membeli kebutuhan sehari-
hari maka Tn. A dan keluarga akan pergi ke warung dan pasar. Keluarga menyadari
pelayanan komunitas relevan dengan kebutuhannya seperti transportasi ojek yang
sering digunakan untuk bepergian.
D. Pola Komunikasi
Tn. A mengatakan komunikasi yang dilakukan dalam keluarga normal. Tidak ada
anggota keluarga yang mengalami gangguan verbal sehingga komunikasi yang
dijalankan sangat baik. Komunikasi dalam keluarga dilakukan dengan baik antar anggota
keluarga. Interaksi antar anggota keluarga menggunakan proses komunikasi fungsional.
Dimana anggota keluarga menyatakan maksud pembicaraannya dengan tegas dan jelas
sehingga pesan yang disampaikan terlaksana dengan baik. Tn. A mengatakan jika
masalah yang timbul adalah masalah kecil maka akan diselesaikan sendiri, namun jika
dirasa itu adalah masalah yang besar dan perlu untuk diketahui oleh keluarganya maka
mereka akan berkumpul dan berdiskusi. Saat Tn. A memberikan nasihat dan arahan, istri
dan anaknya mendengarkan dengan baik dan tidak ada yang memberikan perlawanan.
E. Struktur Kekuasaan
- Hasil Akhir Kekuasaan
Tn. A mengatakan dalam keluarga yang memegang kata terakhir dalam musyawarah
adalah ninik mamak, karena keluarganya mengikuti adat istiadat Minang. Jika dalam
keluarga kecil, yang memegang kata terakhir dalam memutuskan hasil musyawarah
adalah Tn. A. Hal ini karena Tuan A merupakan kepala keluarga. Tn. A mengatakan
rumah yang ditempatinya sekarang adalah milik pribadi. Tn. A mengatakan semua
anggaran rumah tangga diatur oleh Ny. B.
- Proses pengambilan keputusan
Tn. A mengatakan pengambilan keputusan dalam keluarga yaitu dengan cara
musyawarah. Keputusan diambil dengan cara kesepakatan oleh Tn. A sebagai kepala
keluarga. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa dasar-dasar
kekuasan yang dipegang oleh keluarga Tn. A adalah kekuasaan legitimasi dimana
berkenaan dengan keyakinan dan persepsi anggota keluarga ditandai dengan adanya
seorang yang mempunyai hak untuk mengendalikan perilaku dalam hal ini adalah
Tn. A.
- Dasar-dasar kekuasaan
Kekuasaan keluarga Tn. A dipengaruhi oleh hirarki kekuasaan keluarga yaitu
struktur kekuasaan yang bertingkat dan kekuasaan dari atas kebawah. Pria lebih
sering mengembangkan kekuasaannya terhadap wanita dan orang tua selalu lebih
berkuasa terhadap anak-anaknya (Friedman, 2010). Dalam keluarga yang
mengambil keputusan adalah Tn. A.
- Keseluruhan kekuasaan sistem dan sub sistem keluarga
Kekuasan keluarga Tn. A termasuk kekuasaan legitimasi (otoritas primer) dimana
berkenaan dengan keyakinan dan persepsi bersama dari anggota keluarga dan
ditandai dengan adanya satu orang yaitu ayah (Tn. A) yang mempunyai hak untuk
mengendalikan perilaku anggota keluarga yang lain.
- Kontinum kekuasaan keluarga
Dari pengkajian didapatkan bahwa landasan kekuasaan keluarga Tn. A merupakan
landasan legitimasi yang berkenaan dengan keyakinan dan persepsi bersama dari
anggota keluarga yang ditandai dengan adanya satu orang yang mempunyai hak
mengendalikan perilaku anggota keluarga (Tn. A). Yang biasa berkata terakhir atau
membuat keputusan adalah ayah (Tn. A) setelah dibicarakan dengan anggota
keluarga. Dan anggota keluarga lain menerima hasil keputusan yang diambil.
F. Struktur Peran
- Peran Formal
Tn. A merupakan kepala keluarga yang bertanggung jawab untuk mencari nafkah
untuk keluarga. Ny. B berperan sebagai ibu rumah tangga yang bertugas mengurus
rumah tangga. Tn. R berperan sebagai anak
- Peran Informal
Ny. B dan Tn. R lebih berperan sebagai pengikut. Pengikut sejalan dengan
pergerakan kelompok, kurang lebih menerima ide orang lain secara pasif, berfungsi
sebagai pendengar dalam diskusi dan keputusan kelompok (Friedman, 2014). Peran
informal dalam keluarga biasanya menunjukkan kebutuhan integrasi dan adaptasi
dari anggota kelompok. Kehadiran peran perantara ketika wawancara dimana
perantara menjawab untuk anggota keluarga lain saat tidak secara langsung ditanya
(Friedman, 2010). Yang menjadi model yang mempengaruhi seorang anggota
keluarga dalam kehidupan awal anggota keluarga adalah ayah yaitu Tn. A
- Analisa model peran
Dalam keluarga Tn. A tidak ada masalah peran yang muncul. Tn. A mengatakan
masing-masing anggota keluarga menjalankan peran dan fungsinya masing-masing
dengan baik. Tidak ada anggota keluarga yang merasa peran anggota keluarga lain
tidak sesuai. Tn. A mengatakan selalu berusaha mendidik anaknya dengan baik, dan
memberikan pendidikan agama dengan baik. Selain itu, Tn. A mengatakan tidak
otoriter dalam mengasuh dan mengedepankan demokrasi dalam mengasuh anaknya.
- Variabel yang mempengaruhi struktur peran
Latar belakang kelas sosial tidak begitu mempengaruhi struktur peran informal dan
formal didalam keluarga.
G. Nilai keluarga
- Perbedaan dalam sistim nilai
Dalam keluarga Tn. A tidak tampak adanya konflik nilai. Hal ini tampak hubungan
kekuasaan dan pola komunikasi terbuka dalam keluarga. Tn. A mengatakan norma
atau aturan yang berlaku di masyarakat tidak ada yang bertentangan dengan aturan
di keluarganya. Selain itu, pelayanan kesehatan juga tidak bertentangan dengan
keyakinan dan nilai dalam keluarga.
- Nilai keluarga
Dalam keluarga Tn. A nilai keluarga merupakan nilai ajaran agama islam dan adat
istiadat minang. Aturan-aturan yang berlaku di keluarga Tn. A merujuk pada norma
di masyarakat. Tn. A mengatakan pencapaian dalam pemenuhan kebutuhan sehari-
hari merupakan salah satu nilai utama dalam keluarga.
H. Fungsi Afektif
Keluarga Tn. A saling menyayangi satu sama lain, meskipun terkadang ada masalah
yang timbul, namun itu akan diselesaikan dengan cepat dan tidak berlarut-larut.
Keluarga Tn. A sering menghabiskan waktu bersama dengan menonton TV. Tn. A
mengatakan saat seorang anggota keluarga ingin menyatakan keinginannya maka
anggota keluarga yang lain akan mendengarkan dan menghargainya, namun jika
dirasa itu tidak cocok maka akan didiskusikan untuk dipertimbangkan.
I. Fungsi Sosialisasi
Tn. A membesarkan anak dengan berdasarkan pada nilai agama, adat dan budaya yang
berlaku. Anak-anak diajarkan untuk saling menghargai satu sama lain dan bersosialisasi
dengan tetangga dan masyarakat sekitar. Bila anak menyatakan keinginannya maka Tn.
A akan mendengarkan dengan seksama dan akan memberikan keputusan diakhir, jika
permintaan tersebut kurang disetujui Tn. A tidak langsung membantah keinginan
anak namun memberikan nasihat dan arahan untuk jalan keluarnya. Saat anak memiliki
kesusahan Tn. A akan membantu mencari jalan keluar dan saat anak mendapatkan suatu
hal yang baik maka keluarga akan memberikan pujian untuk hal tersebut.
J. Fungsi Perawatan Kesehatan
1. Keyakinan, nilai dan perilaku kesehatan
Tn. A mengatakan jika sakit (seperti demam, flu, batuk) ia hanya beristirahat
dirumah dan tidak berobat ke pelayanan kesehatan. Tn. A mengatakan ia sangat
jarang berobat ke puskesmas dan rumah sakit karena tidak ada yang menemaninya.
Ia hanya akan berobat ke pelayanan kesehatan apabila sakit yang dirasakan memang
sangat perlu untuk diperiksa dan sakit yang tidak tertahankan. Tn. A juga
mengatakan bahwa ia merasa takut jika harus pergi ke pelayanan kesehatan karena
adanya pandemi covid-19.
2. Definisi dan tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat-sakit
Tn. A mempersepsikan sehat saat ia masih mampu untuk melakukan segala hal.
Sedangkan sakit ketika ia merasa nafsu makannya berkurang, tidak bertenaga dan
badan terasa lemah.
3. Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap penyakit yang dirasa
Tn. A mengatakan bahwa ia sudah menderita hipertensi selama 5 tahun lebih.
Dimana saat itu tensinya 180/90 mmHg dan ia merasa sangat pusing sehingga
dibawa berobat ke puskesmas.
4. Praktik diet keluarga
Tn. A mengatakan ia makan sebanyak 2-3x/hari. Pada pagi hari ia terkadang sarapan
dengan lontong dan terkadang makan nasi dengan lauk pauk. Saat siang dan malam
hari Tn. A juga makan nasi dengan lauk pauk. Tn. A mengatakan lauk yang
dikonsumsi tidak menentu karena ia hanya makan apa yang dimasak oleh istrinya.
Tn. A mengonsumsi lebih dari 5 gelas air putih setiap harinya. Tn. A mengatakan ia
tidak memiliki diit khusus untuk hipertensinya, namun ia sudah berusaha
mengurangi makanan yang tinggi garam dan tinggi lemak.
5. Kebiasaan tidur dan beristirahat
Tn. A mengatakan biasanya tidur pada pukul 22.00 WIB dan bangun pada pukul
05.00 WIB. Akan tetapi, Tn. A mengatakan bahwa jam tidurnya juga sering
berubah. Terkadang Tn. A dapat tertidur pada pukul 21.00 WIB, namun terkadang
juga tertidur pada pukul 23.00 WIB. Tn. A mengatakan tidak dapat langsung tertidur
saat ia mencoba untuk memulai tidur, namun membutuhkan waktu sekitar 30-60
menit hingga akhirnya dapat tertidur. Tn. A juga mengatakan bahwa ia sering
terbangun dimalam hari yaitu sekitar 2-4 kali setiap harinya. Tn. A jarang tidur
siang, namun jika Tn. A tidur siang maka waktu yang dihabiskan sekitar 30-60
menit. Tn. A mengatakan kurang puas dengan kebiasaan tidur yang ia miliki karena
Tn. A merasa sering mengantuk di siang harinya dan mengeluh mudah merasa lelah
sehingga hanya banyak menghabiskan waktu dengan duduk dirumah.
6. Praktik aktivitas fisik dan rekreasi
Tn. A mengatakan tidak berolahraga, namun Tn. A rutin melakukan aktivitas fisik
seperti memotong kayu, dan membersihkan perkarangan rumah. Tn. A mengatakan
sering bermain kerumah tetangga untuk bercerita dan menghabiskan waktu
menonton TV bersama keluarga sebagai rekreasi..
7. Praktik penggunaa obat terapeutik dan penenang, alkohol serta tembakau
Tn. A mengatakan tidak mengonsumsi obat-obatan baik obat tidur ataupun obat
yang dibeli di warung karena takut akan efek yang ditimbulkan. Tn. A tidak
mengonsumsi alkohol namun merokok sekitar 2-3 batang setiap harinya.
8. Peran keluarga dalam praktik perawatan diri
Tn. A mengatakan saat ia sakit keluarga akan memberikan perhatian, dukungan dan
merawatnya dengan baik. Tn. A juga mengatakan keluarga sangat memperhatikan
kebersihan lingkungan tempat tinggal untuk mencegah timbulnya penyakit.
9. Tindakan pencegahan secara medis
Tn. A tidak melakukan tindakan pencegahan secara medis, karena Tn. A hanya akan
berobat jika sakit yang dirasakan serius dan tidak tertahankan terlebih lagi ketika
masa pandemi covid-19 ini, Tn. A merasa takut untuk datang ke pelayanan
kesehatan.
10. Terapi komplementer dan alternatif
Tn. A mengatakan terkadang menggunakan obat herbal dan tradisional, tetapi tidak
rutin.
11. Riwayat kesehatan keluarga
Tn. A mengatakan memiliki riwayat penyakit hipertensi, dan salah satu anaknya
juga memiliki riwayat penyakit yang sama
12. Layanan perawatan kesehatan yang diterima
Tn. A saat ini tidak ada menerima perawatan kesehatan.
13. Perasaan dan persepsi mengenai pelayanan kesehatan
Tn. A mengatakan merasa senang dengan adanya pelayanan kesehatan yang tersedia
karena jika ada hal yang dibutuhkan yang berhubungan dengan kesehatan bisa
sesegera mungkin untuk dikunjungi. Tn. A merasa lebih aman dengan adanya
pelayanan kesehatan terdekat karena tidak membutuhkan waktu lama untuk
mendatanginya.
14. Pelayanan kesehatan darurat
Tn. A mengatakan saat terjadi keadaan darurat, ia dan keluarga akan mencari
pengobatan terdekat seperti praktek mandiri bidan. Namun, apabila praktek mandiri
bidan tersebut tutup maka mereka akan pergi ke pelayanan terdekat lainnya yaitu
puskemas.
15. Sumber pembayaran
Tn. A mengatakan menggunakan BPJS jika sakit dan berobat ke pelayanan
kesehatan
16. Logistik untuk mendapatkan perawatan
Jarak dari rumah Tn. A ke pelayanan kesehatan terdekat tidaklah jauh yaitu sekitar
200 meter dan bisa dicapai dengan berjalan kaki ataupun kendaraan pribadi.
K. Stres, Koping, dan Adaptasi Keluarga
1. Stressor jangka pendek
Tn. A mengatakan saat ini tidak ada hal yang membuat ia khawatir
2. Stressor jangka panjang
Tn. A mengatakan tidak ada stress yang dialami, karena ia takut apabila banyak
pikiran berdampak pada kesehatan yang mengakibatkan penyakit hipertensi yang
dimilikinya kambuh.
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Tn. A mengatakan saat terjadi masalah mereka tidak saling menyalahkan tertapi
berdiskusi bersama-sama mencari jalan keluar menyelesaikan masalah
4. Strategi koping yang digunakan
Tn. A dan keluarga menggunakan strategi koping fungsional dalam menghadapi
masalah, dimana mereka akan berdikusi dan bersama-sama mencari jalan keluar
tanpa saling menyalahkan.
5. Strategi adaptasi disfungsional
Tn. A mengatakan apabila terjadi konflik didalam keluarga, maka keluarga akan
berdiskusi dengan baik tanpa melakukan kekerasan dan mencaci maki serta saling
menuduh.
L. Harapan Keluarga
Tn. A berharap untuk kedepan keharmonisan keluarganya tetap terjaga, tidak ada
masalah serius yang akan muncul, selalu diberikan kesehatan, dan anaknya segera
menikah dengan orang yang baik.
FORM FULL The Mini Nutritional Assessment
( Formulir Pengkajian Nutrisi Mini)
11 Pilih salah satu jenis asupan 0 : jika tidak ada atau hanya 1 0.5
protein yang biasa anda jawaban diatas
konsumsi? 0,5 : jika terdapat 2 jawaban
a. Setidaknya salah satu produk ya
dari susu (susu, keju,yoghurt 1 : jika semua jawaban ya
per hari)
b. Dua porsi atau lebih kacang-
kacangan/telur perminggu
c. Daging, ikan atau unggas
setiap hari
Petunjuk penilaian: 1.Untuk setiap pertanyaan, lingkarilah salah satu pilihan yang sesuai
dengan kondisi anda (1atau 0), 2). Jumlahkan seluruh pertanyaan yang mendapat poit 1.
Pertanyaan Yes No
1. Secara umum apakah anda merasa puas dengan hidup anda ? 0 1
2. Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan hobi? 1 0
3. Apakah anda merasa hidup ini kosong ? 1 0
4. Apakah anda sering merasa bosan? 1 0
5. Apakah anda memiliki harapan tentang masa depan? 0 1
6. Apakah anda merasa terganggu dengan pikiran yang tidak dapat 1 0
keluar dari kepala anda ?
7. Apakah anda merasa bersemangat hampir sepanjang waktu? 0 1
8. Apakah anda merasa takut sesuatu yang buruk akan menimpa anda ? 1 0
9. Apakah anda merasa bahagia sepanjang waktu? 0 1
10. Apakah anda sering merasa tidak ada yang menolong? 1 0
11. Apakah anda sering merasa kurang istirahat dan lemah? 1 0
12. Apakah anda lebih menyukai berada di rumah, dari pada pergi keluar 1 0
dan melakukan hal-hal baru?
13. Apakah anda sering merasa khawatir dengan masa depan 1 0
14. Apakah anda merasa memiliki lebih banyak masalah mengenai daya 1 0
ingat dibandingkan sebelumnya?
15. Menurut anda apakah saat ini hidup terasa menyenangkan? 0 1
16. Apakah anda sering merasa bersedih 1 0
17. Apakah anda merasa tidak berharga dengan cara anda sekang? 1 0
18 Apakah anda khawatir terhadap hidup anda? 1 0
19. Apakah anda merasa hidup ini sangat menarik? 0 1
20. Apakah berat untuk anda untuk memulai pada hal yang baru? 1 0
21. Apakah anda merasa penuh dengan energy? 0 1
22. Apakah anda merasa situasi sekarang tidak ada harapan? 1 0
23 Apakah anda merasa semua orang lebih beruntung dari pada anda? 1 0
24. Apakah anda sering merasa kecewa berlebihan karena hal kecil? 1 0
25. Apakah anda sering merasa ingin menangis? 1 0
26. Apakah anda memiliki masalah dalam hal berkonsentrasi? 1 0
27. Apakah anda menikmati bangun pada pagi hari? 0 1
28. Apakah anda lebih suka menghindari pergaulan social? 1 0
29. Mudah bagi anda untuk menbuat keputusan? 0 1
30. Apakah pikiran anda sejelas/sejernih dahulu? 0 1
SKOR = 7
Keterangan :
Pilihan pasien
Penilaian :
1. Skor 0-4 = Normal
2. Skor 5-8 = Depresi Ringan
3. Skor 9-11 = Depresi Sedang
4. Skor 12-15 = Depresi Berat
MORSE FALL SCALE (MFS)
INSTRUKSI :
Pertanyaan-pertanyaan berikut berhubungan dengan kebiasaan tidur yang biasa Bapak/Ibu
jalani selama sebulan terakhir. Jawaban Bapak/Ibu harus menunjukkan jawaban yang
paling akurat dan yang paling sering terjadi pada sebagian hari dan sebagian malam dalam
satu bulan terakhir. Jawablah semua pertanyaan.
1. Dalam sebulan terakhir, jam berapa biasanya bapak/ibu pergi ke tempat tidur untuk
memulai tidur dimalam hari ? Jam 22.00
2. Dalam sebulan terakhir, berapa lama (dalam menit) biasanya yang bapak/ibu butuhkan
untuk tertidur ? 30-60 menit
3. Dalam sebulan terakhir, jam berapa bapak/ibu biasanya bangun pagi ? Jam 05.00 pagi
4. Dalam sebulan terakhir, berapa lama (dalam jam) bapak/ibu merasa tidur dimalam hari
? (Ini mungkin berbeda dari jumlah jam yang bapak/ibu habiskan di tempat tidur) ? +
5 jam
5. Dalam sebulan terakhir, berapa sering bapak/ibu merasakan masalah gangguan tidur
seperti..............
Tidak Kurang dari 1 – 2 kali 3 kali /
Masalah tidur pernah 1 kali dalam dalam lebih dalam
seminggu seminggu seminggu
a. Tidak bisa tidur selama 30 √
menit
b. Terbangun ditengah malam atau √
dini hari
c. Terbangun untuk kekamar √
mandi
d. Tidak bisa bernapas dengan √
nyaman
e. Batuk atau mendengkur √
f. Merasa sangat kedinginan √
g. Merasa kepanasan √
h. Mengalami mimpi buruk √
i. Merasa nyeri √
j. Alasan lain dan seberapa sering √
mengalami kesulitan tidur
dengan alasan ini
6. Dalam sebulan terakhir, bagaimana menurut bapak/ibu kualitas tidur yang bapak /
ibu rasakan ?
Sangat baik
Cukup baik
Cukup buruk
Sangat buruk
7. Dalam sebulan terakhir, berapa sering bapak/ibu menggunakan obat-obatan untuk
membantu tertidur ?
Tidak pernah
Kurang dari sekali dalam seminggu
Sekali sampai dua kali dalam seminggu
Tiga kali atau lebih dalam seminggu
8. Dalam sebulan terakhir, seberapa sering bapak/ibu mengalami kesulitan untuk
tetap terjaga saat mengendara, makan, atau terlibat dalam kegiatan sosial ?
Tidak pernah
Kurang dari sekali dalam seminggu
Sekali sampai dua kali dalam
seminggu Tiga kali atau lebih dalam
seminggu
9. Dalam sebulan terakhir, seberapa besar antusias bapak/ibu dalam menyelesaikan
masalah yang sedang dihadapi ?
Tidak ada masalah sama sekali
Beberapa masalah
Banyak bermasalah
Sangat banyak/besar masalah
SKOR = 10
Keterangan :
Pilihan pasien
- Lipat dua
- Taruh dilantai
- Menyalin gambar
Copying :minta klien untuk mengcopy gambar
dibawah. Nilai 1 point jika seluruh 10 sisi ada dan 2
pentagon saling berpotongan membentuk sebuah
gambar 4 sisi
Total nilai 30 28
Interpretasi nilai:
>23 : aspek kognitif dari fungsi mental baik
18-22 : kerusakan aspek fungsi mental ringan
<17 : terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
ANALISA DATA DAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Terapeutik
- Modikasi lingkungan
- Batasi waktu tidur siang, jika perlu
- Fasilitasi menghilangkan stres sebelum
tidur
- Tetapkan jadwal tidur rutin
- Lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan (mis. pijat, pengaturan
posisi, terapi akupresur
Edukasi
- Jelaskan pentingnya tidur cukup selama
sakit
- Anjurkan menepati kebiasaan waktu
tidur
- Anjurkan menghindari makanan/
minuman yang mengganggu tidur
- Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap gangguan pola tidur (mis.
psikologis, gaya hidup, sering berubah
shift bekerja
- Ajarkan relaksasi otot autogenik atau
cara nonfarmakologi lainnya