Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN NIFAS

TAHUN 2021

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

DINAS KESEHATAN

UPT PUSKESMAS ARDIMULYO


1
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : dr. Sri Ratna Murti Pratitis
NIP : 1962010519890320007
Jabatan : Kepala Puskesmas Ardimulyo

Mengesahkan/memberlakukan Panduan ANC Tahun 2021

Ardimulyo, November 2021


KEPALA UPT PUSKESMAS ARDIMULYO

dr. Sri Ratna Murti Pratitis


Pangkat
1962010519890320007

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT, Panduan Pelayanan Nifas


Puskesmas Ardimulyo dapat kami selesaikan sebagai dasar acuan pelaksanaan
Panduan Pelayanan Nifas di Puskesmas Kedundung.

Disadari bahwa mungkin masih ada kekurangan-kekurangan yang ditemui


dalam panduan ini, untuk itu sangat diharapkan saran-saran, masukan dan kritik yang
bermanfaat/ membangun demi kelengkapan dan kesempurnaan panduan ini.

Akhirnya diucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya


kepada semua pihak yang telah bekerja keras sejak penyusunan draf, uji coba sampai
ditetapkannya standar ini.

Malang, November 2021

Penulis

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. DEFINISI ..............................................................................................
B. TUJUAN .................................................................................................
C. SASARAN ..............................................................................................
D. DASAR HUKUM ....................................................................................
E. BATASAN OPERASIONAL........................................................................
BAB II RUANG LINGKUP ..........................................................................................
BAB III TATA LAKSANA ............................................................................................
A. LINGKUP KEGIATAN .........................................................................
B. METODE ...............................................................................................
C. LANGKAH KEGIATAN.........................................................................
BAB IV DOKUMENTASI .........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Nifas adalah masa dimulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira – kira
enam mingggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali sebelum ada
kehamilan dalam waktu tiga bulan ( Hanifa, 2005 : 237 ).Masa nifas ( puerperium )
dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu (Saifuddin,
2005 : 122 ).Masa nifas mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6
minggu, akan tetapi  seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada
kehamilan dalam waktu 3 bulan (Sarwono, 2000). 
Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam
sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Asuhan masa nifas diperlukan
dalam periode ini karena merupakan masa krisis baik ibu maupun bayinya. Oleh karena
itu perlu dilakukan kunjungan pada ibu nifas sesuai jadwal yaitu :
a. Kunjungan pertama : 6-8 jam post partum
b.    Kunjungan kedua : 6 hari post partum
c.   Kunjungan ketiga : 2 minggu post partum
d.    Kunjungan keempat : 6 minggu post partum

B. TUJUAN
menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologik, melaksanakan
skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila
terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya

C. SASARAN
Semua ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Ardimulyo
D. DASAR HUKUM

1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat


Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 52 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan
Program Jaminan Kesehatan Nasional
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 65 tahun 2013 tentang Pelaksanaan
Program Jaminan Kesehatan Nasional
4. Peraturan Bupati Kutai Barat Nomor 08 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Retribusi Pelayanan Kesehatan Pada Pusat Kesehatan Masyarakat.

E. BATASAN OPERASIONAL

5
BAB III
RUANG LINGKUP

A. Tahapan Masa Nifas


Tahapan masa nifas dibagi menjadi tiga, yaitu :(Ambarwati, E.R, dkk, 2009:3)
a. Early puerperium (masa jam pertama setelah melahirkan)
Adalah masa nifas dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
Dalam agama islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari
b. Intermediate puerperium (masa 1 sampai 7 hari setelah persalinan).
Adalah kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu. 
c. Late puerperium (masa 7 hari sampai 40 hari setelah persalinan
Adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat
sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan
B. Program dan Kebijakan Teknis Pelayanan Nifas
a. Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali
melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk :
b. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik.
c. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,mengobati atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
d. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan
perawatan bayi sehat.
e. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
Asuhan masa nifas diperlukan pada peiode ini karena merupakan masa kritis baik
ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan tejadi
setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjasi 24 jam pertama. Masa
neonatus merupakan masa kritis dari kehidupan bayi, dua pertiga kematian bayi terjadi
dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam
waktu 7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi
masa nifas dapat mencegah kematian beberapa ini. (Saifuddin, 2006:122)
a. Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan nifas, yaitu :
Kunjungan pertama
Dilakukan 6 jam - 3 hari setelah persalinan dengan tujuan untuk mencegah
perdarahan pada masa nifas karena atonia uteri, mendeteksi dan merawat
penyebab lain perdarahan berlanjut, memberikan konseling pada ibu dan
keluarganya bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas karena atonia
uteri, pemberian ASI, dan melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir,
menjaga bayi tetap sehat dengan mencegah hipotermia.
6
b. Kunjungan kedua
Hari ke 4- 28 hari setelah persalinan dengan tujuan untuk memastikan involusi
uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah pusat, tidak ada
perdarahan abnormal, tidak ada bau, menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi
atau perdarahan abnormal, memastikan ibu mendapat cukup istirahat, makan dan
cairan, memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-
tanda penyulit, memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari; menganjurkan ibu
untuk minum tablet darah sampai 40 hari setelah persalinan, memberi penjelasan
tentang Keluarga Berencana (KB) dan pencegahan infeksi saluran reproduksi.
c. Kunjungan ketiga
Hari ke 29 - 42 hari setelah persalinan dengan tujuan sama dengan kunjungan
pada 6 hari setelah persalinan. Dan kunjungan ke empat, 6 minggu (42 hari)
setelah persalinan dengan tujuan menanyakan kepada ibu tentang penyulit yang
dialami atau bayinya, memberikan konseling untuk ber-KB secara dini
(Saroha,2009)

C. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA NIFAS


1. Uterus .
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya
kembali seperti sebelum hamil  (Sarwono, P. 2002 : 237) 
Tabel Involusi Uterus

(Rustam Muchtar. 1998

2. Lochea 
Adalah cairan yang keluar dari vagina yang berasal dari tempat plasenta dalam
rahim setelah persalinan. Dan ini terjadi segera setelah plasenta dikeluarkan 
(Close, Sylvia. 1998 : 55). 
Macam – macam Lochea :
7
 Lochea rubra (Cruenta  ): berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel-
sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dam mekonium, selama 2 hari post
partum. 
 Lochea Sanguinolenta : berwarna kuning berisi darah dan lendir, hari 3 – 7
post partum.
 Lochea serosa : berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7 -
14 post partum
 Lochea alba : cairan putih, setelah 2 minggu.  (Rustam Muchtar. 1998 : 116).

D. TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS :


> Perdarahan berat pada vagina
> Perdarahan berwarna merah segar atau pengeluaran bekuan darah
> Lochea yang berbau busuk
> Nyeri pada perut atau pelvis
> Pusing atau lemas yang berlebihan
> Suhu tubuh ibu > 38˚C
> Tekanan darah yang meningkat
> Ibu mengalami kesulitan atau nyeri pada saat b.a.k atau pada saat pergerakan
usus
> Tanda– tanda mastitis: payudara bengkak, kemerahan disertai rasa sakit.

8
BAB III

TATA LAKSANA

A. LINGKUP KEGIATAN
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini ( 6 jam – 42 hari ) karena
merupakan masa krisis baik ibu maupun bayinya.
Pelayanan Kesekatan ibu nifas meliputi :
1. Menanyakan kondisi ibu nifas secara umum ( anamnese )
2. Pemeriksaan padamukaibu (mataconjungtivapucat/tidak, sclera ikterus/tidak,
mukaudema/tidak.
3. Pengukurantanda vital sign (tensi, suhu, nadidanpernafasan)
4. Pemeriksaanpayudara kiri kanan
5. Pemeriksaan abdomen:
a. Periksabekaslukajikaoperasibaru.
b. Pemeriksaan kontraksi rahim.
c. Palpasiuntukmendeteksi tinggi fundus uteri(involusi uteri)
6. Pemeriksaangenetaliadantanda infeksi
7. Pemberian kapsul vit A 200.000 IU dan tablet tambah darah (bila belum di beri
setelah persalinan)
8. Pelayanan kontrasepsi pasca persalinan
9. Konseling
10. Tatalaksana pada ibu nifas sakit atau ibu nifas dengan komlikasi
11. Memberikan nasehat tentang :
a) Gizi seimbang
b) Kebututan minum pada ibu menyusui
c) Kebersihan diri ( personal higiene )
d) Istirahat cukup
e) Cara menyusui yang baik dan benar
f) Perawatan bayi yang benar
g) Stimulasi dini pada bayi
h) KB pasca persalinan

B. METODE
Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) adalah rumusan tentang penampilan
atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah
ditetapkan yaitu standar pelayanan kebidanan yang menjadi tanggung jawab
9
profesi bidan dalam sistem pelayanan yang bertujuan untuk meningkatan
kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan
masyarakat (Depkes RI, 2001: 53).
Standar layanan kebidanan merupakan suatu alat organisasi untuk
menjabarkan mutu layanan Kebidanan ke dalam terminologi operasional sehingga
semua orang yang terlibat dalam layanan kebidanan akan terikat dalam suatu
sistem, baik pasien, penyedia layanan kebidanan, penunjang layanan kebidanan ,
ataupun manajemen organisasi layanan kebidanan, dan akan bertanggung gugat
dalam menjalankan tugas dan perannya masing-masing.
Sehingga, Standar Pelayanan Kebidanan Dasar adalah norma dan tingkat
kinerja yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Syaratstandar Pelayanan Kebidanan :
1.      Dapat diobservasi dan diukur
2.      Realistik
3.      Mudah dilakukan dan dibutuhkan

FORMAT STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN


 Standar pelayanan berguna dalam penerapan norma tingkat kinerja yang
diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan
 Melindungi masyarakat
 Sebagai pelaksanaan, pemeliharaan, dan penelitian kualitas pelayanan
 Untuk menentukan kompetisi yang diperlukan bidan dalam menjalankan praktek
sehari-hari.
 Sebagai dasar untuk menilai pelayanan, menyusun rencana pelatihan dan
pengembangan pendidikan (Depkes RI, 2001:2)
D. LANGKAH KEGIATAN
Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir
 Pernyataan Standar:
Petugas memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan
pernafasan spontan mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan,
dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan
juga harus mencegah dan menangani hipotermia.
Tujuan adalah menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu di mulainya
pernafasan serta mencegah hipotermi, hipoglikemi dan infeksi. Dan hasil
yang di harapkan adalah bayi baru lahir menemukan perawatan dengan
segera dan tepat. Bayi baru lahir mendapatkan perawatan yang tepat
untuk dapat memulai pernafasan dengan baik
Standar 14 : Penanganan Pada Dua Jam Pertama Setelah Persalinan
 Pernyataan Standar:

10
Petugas melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya
komplikasi dalam dua jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan
yang di perlukan.
            Tujuannya adalah mempromosikan perawatan ibu dan bayi yang bersih
dan aman selama persalinan kala empat untuk memulihkan kesehatan ibu
dan bayi. Meningkatkan asuhan saying ibu dan saying bayi. Memulai
pemberian ASI dalam waktu 1 jam pertama setelah persalinan dan
mendukung terjadinya ikatan batin antara ibu dan bayinya.
Standar 15: Pelayanan Bagi Ibu Dan Bayi Pada Masa Nifas
 Pernyataan Standar:

Petugas memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan


rumah pada hari ketiga, minggu ke dua dan minggu ke enam setelah
persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui
penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini penanganan atau
rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta
memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan
perorangan, makanan bergizi, ;erawatan bayi baru lahir, pemberian ASI,
imunisasi dan KB.  Tujuannya adalah memberikan pelayanan kepada ibu
dan bayi sampai 42 hari setelah persalinan dan memberikan penyuluhan
ASI eksklusif.

11
BAB IV
DOKUMENTASI
A. DOKUMENTASI
1. Rekam medis pasien
2. Ceklist layanan nifas
3. Buku KIA
4. Kohord Nifas
5. Laporan bulanan
6. Penilaian kinerja puskesmas

12
Daftar Pustaka

–  Sarwono, P. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Saworno

Rustam, M. (1998). Sinopsis Obstetri I. Jakarta. EGC

Saifuddin, dkk. (2004). Buku Panduan Praktis Pelayanan Keseahatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta : Yaysan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Bobak, Lowdermilk, Jensen (2005). Maternity Nursing (4th ed), Maria A& Piter I
(2004). (Alih Bahasa), Jakarta : EGC

Abdul Bari, S. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Dan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : YBPSP 

Sarwono Prawirohardjo. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBSP 

asakan diri untuk berperan sebagai ibu.

13

Anda mungkin juga menyukai