Anda di halaman 1dari 39

UTAMAKAN

BUKU PANDUAN KESELAMATAN &


KESEHATAN KERJA
PELAKSANAAN P3K DI
TEMPAT KERJA HSE
i

KATA PENGANTAR

Pekerja/buruh selalu berhadap dengan sumber-sumber bahaya di tempat kerja yang


memungkinankan terjadi kecelakaan kerja dan sakit akibat kerja. Syarat-syaratkeselamatan kerja
(K3) Sebagaimana diamanatakan Undang-undang No. 1 tahun 1970 Tentang Keselamatan dan kerja
merupakan bagian penting dalam perlindungan K3 bagi tenaga kerja sala satu bentuk perlindungan
K3 di selenggarakan melalui pelaksanan P3K di tempat kerja Untuk itu mentri Tenaga kerja dan
transmigrasi telah menetapkan permenaker no 15/MEN/VIII/2008 Tentang pertolongan pertama
Pada kecelakaan di tempat kerja dengan di tetapkannya peraturan mentri tersebut, perlindungan
bagi pekerja/ buruh yang mengalami kecelakaan di tempat kerja melalui tindakan pertolongan
pertama di tempat kerja.

Mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi industry begitu cepat sehingga
potensi bahaya dan resiko terjadinya. Kecelakaan dan penyakit akibat kerja semakin besar. Untuk
itulah petugas pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di tempat kerja di harapakan untuk dapat
berperan segera menangani pekerja/ buruh ysng mengalami kecelakaan kerja dan sakit secara cepat
dan tepat sehingga tujuan P3K di tempat kerja dapat terwujud dengan tindakan pembenaan
perawatan darurat pada korban, sebelum pertolongan yang lebih lengkap di berikan oleh dokter atau
petugas kesehaatan lainya.

Berdasaraakan hal-hal terebut di atas. Direktorat pengawasan Norma Keselamatan dan


kesehatan kerja telah selsai menyusun Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja . Panduan ini
merupakan salah satu memepermudah Petugas P3K di tempat Kerja dalam pelaksanaan pemberian
pertolongan pertama . Panduan pelaksanaan P3K di tempat kerja ini masih terdapat kelemahan.
Untuk ini saran dan masukan yang bersifat membangun sangat kami harapkan, guna kesempurnaan
panduan ini.

Harapan kami semogga opanduaan pelaksanaan P3K di tempat kerja ini Bermanfaat bagi
kita semua.

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


ii

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................. i


KATA PENGANTAR
DAFTAR ................................................................. i
ISI................................................................................ ii
DAFTAR ISIBAB
................................................................................
I PENDAHULUAN ............................................................iii 1
BAB I PENDAHULUAN ............................................................
BAB II PETUGAS P3K DI TEMPAT KERJA ........................ 1 3
BAB II PETUGAS
A. P3K DI P3K
Petugas TEMPAT KERJA
di tempat Kerja........................ 2
............................................ 4
B. Tugas dan Tnggung Jawab................................................ 4
A. Petugas P3K di tempat Kerja ............................................ 2
B. TugasBAB
dan Tnggung Jawab ................................................
III FASILITAS P3K DI TEMPAT KERJA 3
BAB III FASILITAS P3K P3K
A. Ruang DI TEMPAT KERJA
di tempat Kerja .............................................. 6
B. Kotak P3K di Tempat Kerja ............................................. 6
A. Ruang P3K di tempat Kerja .............................................. 4
C. Alat Pelindung Diri ........................................................... 7
B. Kotak P3K di Tempat Kerja .............................................. 5
D. Transportasi dan Evakuasi ................................................ 7
C. Alat Pelindung Diri ........................................................... 5
D. Transportasi
BAB IV dan Evakuasi ................................................
PELAKSANAAN P3K DAN DI TEMPAT6KERJA
BAB IV PELAKSANAAN P3KPertama
A. Pertolongan DAN DIPada
TEMPAT KERJA
Gangguan Kesadaran ............. 9
B. Pertolongan Pertama Pada Gangguan Pernafasan ............ 10
A. Pertolongan Pertama Pada Gangguan Kesadaran ............. 7
C. Pertolongan Pertama Pada Gangguan Sirkulasi ................ 12
B. Pertolongan Pertama Pada Gangguan Pernafasan ............. 9
D. Pertolongan Pertama Pada Gangguan Patah Tulang ......... 13
C. Pertolongan Pertama Pada Gangguan Sirkulasi ................ 13
E. Pertolongan Pertama Pada Perdarahan ............................. 16
D. Pertolongan Pertama Pada Gangguan Patah Tulang ......... 15
F. Pertolongan Pertama Pada Luka Bakara ........................... 18
E. Pertolongan Pertama Pada Perdarahan .............................. 20
G. Pertolongan Pertama Pada Cedera Sengatan listrik .......... 19
F. Pertolongan Pertama Pada Luka Bakara ........................... 24
H. Pertolongan Pertama Pada Cedera di Ruanagan Tertutup
G. Pertolongan Pertama Pada Cedera Sengatan listrik .......... 26
dan Terbatas ...................................................................... 20
H. Pertolongan Pertama Pada Cedera di Ruanagan Tertutup
I. Pertolongan Pertama Pada Cedera Akibat Pajanan Suhu
dan Terbatas ...................................................................... 27
Ekstrim dan Kejang........................................................... 20
I. Pertolongan Pertama Pada Cedera Akibat Pajanan Suhu
J. Pertolongan Pertama Pada Cedera Akibat Pajanan Bahan
Ekstrim dan Kejang ........................................................... 27
Kimia ................................................................................ 21
J. Pertolongan Pertama Pada Cedera Akibat Pajanan Bahan
K. Pertolongan Pertama Pada Kegiatan Penyelaman ............ 23
Kimia ................................................................................ 29
L. Resusitasi Jantung dan Paru .............................................. 24
K. Pertolongan Pertama Pada Kegiatan Penyelaman ............. 33
M. Posisi Pemulihan ............................................................... 25
L. Resusitasi Jantung dan Paru .............................................. 35
N. Evakuasi ............................................................................ 26
M. Posisi Pemulihan ............................................................... 37
N. Evakuasi
BAB ............................................................................ 38
V TRIASE........................................................................... 31
BAB V TRIASE
BAB........................................................................... 46
VI PENUTUP ..................................................................... 34
BAB VI PENUTUP .....................................................................
DAFTAR 49
PUSTAKA .................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 50

TIM PENYUSUSN ...................................................................... 52


Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja
1

BAB I
PENDAHULUAN

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


2

BAB I

PENDAHULUAN

Pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja adalah upaya memberikan


pertolongan pertama secara cepat dan tepat kepada pekerja/ buruh dan orang lain yang berada di
tempat kerja yang mengalami sakit atau cedera di tempat kerja . Pertolongan pertama tersebut
dimaksudkan untuk memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum pertolongan yang lebih
lengakap di berikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainya. P3K di berikan untuk
menyelamatkan nyawa korban meringankan penderita korban mencegah cedera/ mencegah agar
penyakit tidak menjadi parah , mempertahankan daya tahan korban dan mencarikan pertolongan
yang lebih lanjut.

Dalam Rangka mencapai tersebut di atas petugas P3K di tempat kerja memerlukan
pengetahuan ataupun keterampilan di bidang P3K di tempat kerja yang di laksanakan melalui
pelatihan sesuai dengan ketentuaan yang berlaku. Disamping itu, petugas P3K di tempat kerja
memebutuhkan panduaan yang lebih sederhana tentang pelaksanaan tindakan P3K di tempat kerja
yang dapat di akses dengan mudah dan cepat serta dapat di letakan ke dalam kotak P3K. Materi
pada buku panduan ini sebagian besar merupakan panduan pelaksanaan P3K yang diruntukkan bagi
petugas yang telah mengikut pelatihan P3K di tempat kerja.

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


3

BAB II
PETUGAS P3K DI TEMPAT KERJA

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


4

BAB II

PETUGAS P3K DI TEMPAT KERJA

A. Rasio Petugas P3K di tempat kerja

Klasfikasi Jumlah Jumlah Petugas P3K


Tempat Kerja Pekerja
Tempat Kerja dengan 25-150 org 1 org
potensi Bahaya rendah
>150 1 Orang untuk setiap 150 orang atau
kurang

Tempat kerja dengan -100 1 org


potensi bahaya tinggi
>100 1 Orang untuk setiap 100 orang atau
kurang

Pengaturan Petugas P3K di Tempat Keraja


a. Tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih sesuai jumlah pekerja/ buruh
dan potensi bahaya di tempat kerja.
b. Tempat kerja di setiap lantai yang berada di gedung bertingkat sesuai jumlah pekerja/ buruh
dan potensi bahaya di tempat kerja

Tempat kerja dengan jadwal pekerja/ buruh dan potensi bahaya di tempat kerja.

B. Petugas P3K mempunysi tugas dan tanggung jawab dalam :


a. Melaksanakan tindakan P3K ddi tempat kerja;
b. Merawat fasilitas P3K di tempat kerja;
c. Mencatat setiap kegiatan P3K dalam buku buku kegiatan; dan
d. Melaporakan Kegiatan P3K kepada pengurus

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


5

BAB III
FASILITAS P3K DI TEMPAT KERJA

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


6

BAB III
FASILITAS P3K DI TEMPAT KERJA

A. RUANG P3K DI TEMPAT KERJA


Fasilitas/ isi perlengkapan Ruang P3K sebaiknya sekurang- kurangnya di lengkapi dengan :
1. Wastafel dengan air mengalir
2. Kertas tissue
3. Usungan/ Tandu;
4. Bidai/ Splak;
5. Kotak P3K da nisi;
6. Tempat tidur dengan bantalan Selimut;
7. Tempat untuk Menyimpan Alat-alat, Seperti tandu dan kursi Roda;
8. Sabun & sikat;
9. Pakaian bersih untuk penolong;
10. Tempt sampah; dan
11. Kursi tunggu bila diperlukan

B. KOTAK P3K DI TEMPAT KERJA


Isi Kotak P3K
KOTAK C
Kotak A KOTAK B
Untuk 100
Untuk 25 Untuk 50
NO ISI pekerja atau
Pekerja Atau pekerja atau
lebih
kurang lebih
1 Kasa Steril Terbungkus. 20 40 40

2 Perban ( Lebar 5 Cm). 2 4 6

3 Perban ( Lebar 10 Cm). 2 4 6

4 Plester ( Lebar 1.25 ). 2 4 6

5 Plester Cepat. 10 15 20

6 Kapas ( 25 gram ) 1 2 3

7 Kain Segitiga/ Mitela 2 4 6

8 Gunting 1 1 1

9 Peniti. 12 12 12

10 Sarung Tangan sekali pakai. 2 3 4

11 Masker. 2 4 6

12 Pinset 1 1 1

13 Lampu Senter 1 1 1

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


7

14 Gelas Untuk Cuci Mata 1 1 1

15 Kantong Plastik Bersih 1 2 3

16 Aquades (100 ml lar.Saline) 1 1 1

17 Poviden Lodin (60 ml) 1 1

18 Alkohol 70% 1 1 1

19 Buku panduan P3K di 1 1 1


tempat kerja
20 Buku Catatan 1 1 1

21 Daftar Isi kotak 1 1 1

C. ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


Penyediaan alat pelindung diri di sesuaikan dengan kebutuhan dan potensi bahaya kesehatan yang ada
di tempat kerja. APD ini disiapkan untuk digunakan dalam pertolongan pertama apabila di perlukan.

Contoh APD antara lain :


1. Sarung Tangan Sekali Pakai
2. Masker saku/ masker transparan/ masker RJP

D. TRANSPORTASI DAN EVAKUASI


1. Tandu sebagai alat untuk memindahkan korban.
2. Kendaraan Khusus untuk mengangkut penderita, idealnya ambulance, tetapi dapat di
tunjukan mobil atau kendaraan lain untuk mengangkat korban, seperti :
a. Mobil Pengangkut korban.
b. Kapal/ buat untuk mengangkut korbandi air.
c. Pesawat udara/ helicopter, dll.

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


8

BAB IV
PELAKSANAAN P3K DI TEMPAT KERJA

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


9

BAB IV
PELAKSANAAN P3K DI TEMPAT KERJA

A. Pertolongan Pertama Pada Gangguan Kesadaran


1. Pingsan
Langkah penanganan yang dapat di lakukan adalah ;
a. Baringkan korban dan tinggikan tungkainya
b. Longgarkan pakaian Korban
c. Bila pulih istirahatakan beberapa menit
d. Bila tidak pulih perlu tindakan medis
2. Cedera Kepala
Penanganan yang dapat dilakukan
a. Bila tidak sadar
• Posisikan stabil
b. Bila Sadar
• Baringkan dan istirahatkan penderita
• Awasi nafas dan sirkulasi
• Topeng kepala dan leher
• Bila darah dari telinga tutup ringan dengan kasa
• Rujuk ke fasilitas kesehatan

3. Cedera Spinal
Penaganan yang dapat dilakukan adalah :
a. Analisa mekanisme terjadi cedera
b. Lakukan stabilisasi manual kedudukan netral satu garis
c. Lakukan penilaian dini
d. Berikan Oksigen
• Bila tak sadar

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


10

- Perhatikan a,b,c dan bersihkan & buka


- Posisikan Stabil
• Bila sadar
- Tenangkan & Longgarkan
- Jangan gerakan kecuali ada bahaya
- Topeng kepala leher dengan dengan penolong
- Perlu bantuan medis

B. Pertolongan Pertama Pada Gangguan Pernafasan


1. Sumbatan Jalan Nafas
Langkah-Langkah tindakan pertolongan yang bias dilakukan adalah :
a. Keluarakanlah benda penyumbatan jika diluar atau terliahat dalam mulut.
b. Jika korban sadar dan bernafas normal tenangkanlah tetapi terus di amati. Pantau dan
catat tanda vitalnya, yaitu kesadaranya nadi & pernafasanya. Bersiaplah untuk
memeberikan nafas bantuan dan kompresi dada (Resutitasi) jika di perlukan.
c. Sekali pun korban tampak pulih usahakan mengirimkan korban ke rumah sakit atau
fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap

Teknik dan cara mengeluarakan benda asing yang menyumbat penyaluran pernafasan bagian
atas :

a. Membersikan dengan jari


• Miringkan korban
• Buka mulut dan tahan gigi atas dan bawah dengan ibu jari tangan dan telunjuk
• Masukan telunjuk lain menyusuri tepi bagian dalam ke tenggorakan dan bagian
dalam lidah
• Dengan gerakan kait dari belakang tenggorokan, keluarkan sumbatan
b. Menekan perut (posisi berdiri duduk, tidur) Posisi duduk/ berdiri.
• Penolong berdiri di belakang koraban, lingkarkan tangan pada pinggang korban
• Letakan tangan penolong di antara busur iga dan pusar
• Tekan keatas 45 Drajat.
• Untuk Wanita hamil , perut gemuk, anak kecil, bayi dan lansia lebih dari 60 tahun,
lakukan hentakan dada
• Bila perlu ulangi beberapa kali

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


11

Posisi Baring
• Terlentangakan Korban
• Penolong Berlutut dekat pingggul atau mengangkang di atas tubuh korban
• Temapatkan tumit tangan antara busur iga dan pusar dengan jari-jari Mengarah ke
dada
• Dengan bantuan tenaga dari bahu tekanalah ke arah atas 45 drajat.
• Bila perlu ulangi beberapa kali

c. Memukul Punggung,
Posisi/ duduk/berdiri
• Penolong berdiri di blakang korban
• Tempatkan 1 tangan di depan dada koraban sebagai penyanggga
• Sandarkan dada koraban pada penolong
• Bungkukkan badan koraban agar kepala lebih rendah dari dada
• Beri pukulan kuat di antara kedua tulang belikat dengan tumit tangan sebanyak 4 kali
• Bila perlu ulangi

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


12

Posisi Berbaring

• Penolong berlutut di samping korban


• Gulingan korban agar dada koraban tertahan lutut penolong
• Lakukan pukulan pungggung dengan cara yang sama

2. Penyakit Asma
Langkah- langkah pemberian pertolongan yang harus dilakkan untuk koraban dengan
serangan asma:
a. Tetap tenang dan tenangkan koraban berikan ruang dengan udara yang segar dari
cukup oksigen. Bantu korban memeberikan obat yang di bawahnya
b. Bila korban sadar posisikan dengan senyaman mungkin dengan posisi duduk atau
setengah tidur. Jangan baringkan korban.
c. Bila penderita tidak sadar segera siapkann pertologan/ rencana tindakan
d. Segera panggil ambulan dan kirimkan korban ke rumah sakit

C. Pertolongan Pertama Pada Gangguan Sirkulasi


1. Shock
Dalam penanganan korban yang mengalami shock beberapa langkah yang harus
dilakukan dengan segera adalah:
a. Bawa ketempat teduh dan aman
b. Terlentang tungkai tinggikan 20-30 cm
c. Longgarkan pakaian
d. Beri selimut
e. Tenangkan penderita
f. Pastikan jalan nafas dan pernafasn baik

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


13

g. Beri oksigen bila ada


h. Periksa tanda vital berkala
i. Rujuk ke fasilitas kesehataan
j. Shock

2. Penyakit Jantung Koroner


Langkah-langkah pertolongan yang dapat dilakukan adalah:
a. Duduk & istirahatkan korban
b. Longgarkan pakaian
c. Bila ada obat berikan
d. Bila nyeri lebih dari 10 menit dapat berarti serangan jantung
e. Kirim ke dokter atau rumah sakit

3. Serangan Jantung
Langkah- langkah yang dapat dilakukan adalah:
a. Bila sadar posisikan korban dalam posisi duduk
b. Bila denyut nadi lemah, cepat, kepala rasa ringan posisikan stabi
c. Bila tak sadar posisikan stabil
d. Kirim ke dokter atau rumah sakit

D. Pertolongan Pertama Pada Patah Tulang


Tindakan pertolongan pertama pada kasus patah tulang pada umumnya adalah sebagai berikut:
1. Bawah korban ke tempat yang aman dengan hati-hati
2. Bila di sertai pendarahan maka hentikan pendarahan
3. Bebaskan jalan nafas beri pernafasan buatan kalo perlu
4. Tutup luka dengan kasa steril
5. Pasang Bidai/ Penyangga dengan hati-hati pada tulang yang patah
6. Hangatkan tubuh koraban/ selimuti tubuh koraban
7. Segera bawah korban ke rumah sakit

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


14

Dalam menangani kasus fraktur tulang terbuka, maka Harus di tanganin Lukanya lebih dahulu:
➢ Bagian Tempat tulang yang patah di pasang dua papan (bidai), dimana kedua bidai harus
mencakup dua persendian di antara tulang yang patah
➢ Kemudian di balut dengan kain verban
➢ Bagian tualang yang patah tidak boleh di gerak- gerakan
Beberapa jenis dan lokasi Fraktur tulang dan cara tindakan pertolonganya:

1. Patah Tulang Leher


Tindakan Pertolongan
- Hentikan Pendarahan dan bebaskan jalan nafas
- Bila pernafasan berhenti, lakukan pernafasan buatan tanpa merubah kedudukan leher
- Leher di balut dengan krah verban untuk mengurangi pergerakan
- Angkat korban ke atas ususngkanberalas keras / kayu atau rata
- Kiri kanan eher di beri bantalan pasir atau sejenisnya
- Bawah ke rumah sakit dengan ambulance

2. Patah Tulang belakang


Tindakan Pertolongan:
- Mula-mula koraban di miringkn dengan 4 orang penolong
- Papan di letakan di blakaang korban
- Korban di telentangkan kembali dengan hati-hati
- Koraban dengan papanya di pindahkan di atas tanduh
- Di bawah punggung di beri bantalan tipis
- Bawah korban ke rumah sakit dengan ambulance

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


15

3. Patah tulang Lengan Atas


Tindakan Pertolongan
- Letakan Lengan bawa di dada dengan telapak tangan menghadap ke dalam
- Pasang bidai dari bahu sampai siku
- Ikat pada daerah di bawah dan di atas tulang yang patah
- Lengan bawah di gendong
- Jika siku juga patah dan tangan tak dapat dilipat, pasang bidai sampai ke lengan bawah
dan biarakan tangan tergantung tidak usah di gendong
- Bawah korban kerumah sakit

4. Patah Tulang lengan Bawah


Tindakan Pertolongan
• Letakan tangan pada dada.
• Pasangkan bidai dari siku sampai punggung tangan.
• Ikat pada daerah di bawah dari atas tulang yang patah.
• Lengan di gendong.
• Bawah korban ke rumah sakit.

5. Patah Tulang Paha


Tindakan Pertolongan
• Siapakan Pembalut secukupnya untuk mengikat bidai pasang dua bidai dari:
- Ketiak sampai sedikit melewati telapak kaki
- Lipatan paha sampai melewati telapak kaki
• Beri bantalan kapas atau kain antara bidai dengan tungkai yang patah.
• Bila perlu ikat kedua kaki di atas lutut dan pergelangan kaki/ telapak kaki dengan
pembalut untuk mengurangi pergerakan.
• Bila ada patah tulanng terbuka atasi perdarahan dan rawatlah lukanya.
• Bawa koraban ke rumah sakit

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


16

6. Patah Tulang Tungkai bawah


Pertolongan :
• Siapakan pembalut secukupnya untuk mengikat bidal,
• Pasangkan dua bidai sebelah dalam dan sebelah luar tungkai kaki yang patah.
• Diantara bidai dan tungkai beri kapas atau kain sebagai alas.
• Bidai di pasng di anatara telapak kaki sampai lipatan paha.
• Bawa korban ke rumah sakit.

7. Patah tulang Kaki


Pertolongan
• Apabila tidak ada perdarahan banyak terjadi pembengkakan maka sepatu di buka.
• Hentikan perdarahan yang terjadi .
• Beri kapas/ kain pada telapak kaki kemudian bidai yang sesuai dengan panjang telapak
kaki..
• Beri ikatan pada kaki jangan terlalu kencang.
• Bawah korban ke rumah sakit.

E. Pertolongan Pertama Pada Perdarahan


Luka perdarahan harus segera di tolong dengan mengutamakan tindakan pertolongan untuk
menghentikan perdarahan. Tindakan pertolongan pertama dengan cara sebagai berikut :

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


17

1. Tekan tempat perdarahan dengan kain kasa antara 5-15 menit. Balut sebagian bila perlu
tekan bagian pangkal dari tempat perdarahan sebelum menutup luka yang kotor, cuci
luka dengan air bersih dari arah luka kea rah luar/ pinggir luka, kemudian keringkan
dengan kapas dan oleskan anti septik pada tempat luka.
2. Tingggikan anggota badan yang terluka atau berdarah lebih tinggi dari jantung kecuali di
duga ada patah tulang.

3. Tidurkan korban dengan kepala lebih rendah kecuali pada perdarahan kepala dan sesak
nafas.
4. Tenangkan koraban dan ajak bicara .
5. Segeraa bawa ke pelayanan kesehatan, (dokter, rumsh dskit, stsu poliklinik).

Selain tindakan pertolongan seperti tersebut di atas, di perlukan tindakan pertolongan pertama yang
di sesuaikan dengan jenis dan lokasi luka seperti contoh di bawah ini :

1. Pertolongan pertama pada luka lecet, sayat dan robek ;


a. Hentikan perdarahan.
b. Bersihkan luka.
c. Beri penutup luka.
d. Balut (dengan Penekanan).
2. Pertolongan pada luka tembus
a. Hentikan perdarahan.
b. Jaga luka sebersih mungkin.
c. Lepaskan atau gunting pakaian yang menutupi.
d. Jika tidak berdarah, hati-hati bersihkan kotoran.
e. Jangan cabut benda yang tertancap.
f. Istirahatkan daerah luka.

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


18

3. Pertolongan pada luka dengan perdarahan di telapak tangan


a. Hentikan pendarahan (beri bantalan dan gengam).
b. Tinggikan tangan.
c. Balut.
d. Beri gendongan elevasir.
4. Pendarahan pada kulit kepala.
Kulit kepala sangat banyak mengandung pembuluh darah. Tindakan pertolongan pertama
yang di sesuaikan dengan jenis dan lokasi luka seperti contoh di bawah ini :

a. Gunakan sarung tangan sekali pakai dan rapikan kulit yang terkelupas.
b. Tekan langsung daerah luka secara kuat dengan perban steril/ kain tebal yang bersih.
c. Perban di eratkan dengan kain pembalut segitiga, kalo masi berdarah tekaan lagi
bantalanya.
d. Korban yang sadar di baringkan kepala dan bahu di tinggikan . apabila korban tidak
sadar baringkan dengan posisi pemulihan.
e. Bawaa atau kirim koraban kerumah sakit dalam posisi pemulihan.
5. Perdarahan bagian dalam
Tanda-tanda korban yang mengalami perdarahan dalam antara lain adalah sebagai berikut :
a. Korban tampak pucat, kulit dingin dan lembab
b. Nadi cepat dan lemah.
c. Korban merasa nyeri / kesakitan yang baru di alami,haus, gelisah dan tegang.
d. Lebam berpola terutama pada fraktur tulang tengkorak di dasar otak
e. Perdarahan dari liang tubuh (mulut, anus,/bubur,hidung, telingah, uretra,/ saluran
kencing dan vagina

Tindakan pertolongan sebaagai berikut:

a. Korban di baringkan telentang dan di topang . jika tidak sadar baringkan dalam posisi
pemulihan
b. Korban di selimuti agar tidak kedinginan dan hubungi ambulance/ bantuan
c. Periksa dan catat pernafasan
d. Catat jenis, jumlah dan sumber darah yang keluar dari liang tubuh

F. Pertolongan Pertama Pada luka bakar.


Terhadap luka bakar dapat dilakukan pertolongan sebagai berikut ;
1. Bebaskan korban dari penyebab luka bakar.

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


19

2. Apabila korban mengali luka bakar dan pingsan pertama tama yang di tanganin adalah
pingsanya.
3. Tanggalkan semua kain yang melekat pada bagian yang terbakar.
4. Singkirkan segera apa yang mengencang (cincin, gelang, dan ikat pinggang).
5. Kulit yang terluka bakar segera di lakukan.
a. Pada luka bakar tingkat pertama, siram atau rendam dengan air dingin 10-15 menit bila
terasa nyeri beri obat anti nyeri.
b. Pada luka bakar tingkat kedua, rendam di air bersih tutup dengan kain bersih/steril, beri
balutan longgar ber obat anti nyeri dan beri minum.
c. Kulit yang melepuh tidak boleh di pecahkan.
d. Bila kulit mengelupas oleskan levertran zalf atau atau salep anti biotik.
e. Pada luka bakar tingkat ke tiga, tutup bagian yang terbakar dengan kain atau kasa steril,
baringkan korban dengan kepala lebih rendah, perhatikan keadaan umum korban dan
kirim ke rumah sakit.

G. Pertolongan Pertama Akibat Sengatan Listrik

Hal-hal yang perlu di perhatikan pada peristiwa kecelakaan terkena aliran listrik .yaitu (1)
Tempat kejadiaan biasanya korban terjatuh setelah aliran listrik putus dengan
memeperhatikan tempat kejadian dapat menambah informasi bagi petugas P3K, (2)
Memutus sumber arus listrik antara penderita dan penghantar dengan dengan mematikan
sumber arus atau menggunkan benda kering bukan logam (3) menghindari daang
mengurangi pengaruh arus listrik dengan menempatkan diri pada benda kering seperti
papan, kayu pakaian, papan selanjutnya segera lakukan tindakan sebagai berikut :
1. Menilai Kondisi korban dan tentukan status korban dan prioritas tindakan
2. Berikan pertolongan sesuai status korban
a. Baringkan korban dengan kepala lebih rendah dari tubuh

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


20

b. Bila ada tanda henti nafas dan jantung berikan resusitasi jantung paru
c. Slimutan korban.
d. Bila luka ringan obtain seperlunya.
e. Bila luka berat carikan pertolongan ke RS/ Dokter.
f. Luka bakar dilakukan pertolongan sesuai presentase dan drajatnya.

H. Pertolongan Pertama Pada cedera Akibat Pajanan Suhu Ekstrim dan Kejang.

Memberikan Pertolongan

1. Menilai kondisi korban dan tentukan status korban dan proritaskan tindakan.
2. Berikan pertolongan sesuai status korban.
3. Rujuk ke dokter ataau fasilitas kesehatan apabila di perlukan.

I. Pertolongan Pertama Pada cedera Akibat Pajanan Suhu Ekstrim dan Kejang
1. Pertolongan pertama yang dapat di lakukan pada korban paparan suhu panas, antara lain:
a. Pindahkan korban ke tempat yang sejuk semua pakaian luar di lepaskan dan panggil
dokter.
b. Korban di bungkus dengan kain yang basah dan dingin. Biarkan tetap basah dan
dinginkan sampai suhu 38®C.
c. Jika suhu tubuh sudah turun sampai tingkat yang aman 38®C seprei basah di ganti
dengan yang kering. Korban di amati secara seksama dan jika suhu meningkat lagi,
proses pendinginan di ulang kembali.
2. Apabila terdapat korban yang mengalami kejang karena demam, maka dapat di lakukan
hal-hal sebagai berikut ;
a. Lindungi lidah korban dari bahaya tergigit.
b. Lepaskan semua pakaian dan usahakan mendapatkan udara segar.
c. Kompres kepala dan badan dengan air dingin.
d. Jalan nafas di buka dengan posisi.
e. Hubungi petugas kesehatan dan ambulance.
f. Kirim koraban ke playanan lebih lanjut.
g. Apabila terdapat korban kejang otot maka dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
• Regangkan otot
• Pijat/ urut otot yang kejang kearah letak jantung.
• Beri obat gosok pada otot yang kejang.

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


21

• Pada kejang otot karena panas / banyak keringat keluarmaka berikan air minum yang
mengandung garam.

J. Pertolongan Pertama Pada Cedera Akibat Suhu Ekstrim.

1. Tindakan Umum :

a. Prinsipnya adalah menghilangkan kontak seminimal mungkin dan mendinginkan kulit


untuk mencegah penyerapan.
b. Melepas pakaian korban.
c. Mengguyur bagian yang terpapar dengan air yang mengalir selama 10-15 menit dan bila
pancaran air si korban harus diletakan di bawah panacaran air dan seluruhnya pakaian
harus di buka di bawah air yang mengalir, maka zat kimia tersebut dapat menyentuh kulit
sekitar dengan konsentrasi yang lebih ringan.
d. Bila bahan kimia kena mata maka segera cuci dengan air sebanyak mungkin.
e. Bila bahan kimia tertelan maka usahakan korban muntah dengan memeberi air minum
atau susu sebanyak mungkin. Sebagai kecualian untuk kasus tertelan bahan kimia korosif
tidak di perkenakan untuk di muntahkan.
f. Bila terjadi sesak nafas segera longgarkan pakaianya dan beri udara segar atau oksigen.

Hal-hal yang harus diperhatikan adalah korban dan penolong tidak mendapatkan bahaya
lebih lanjut, misalnya :

a. Bila terkontaminasi pada kulit atau pakaian oleh bahan kimia maka si korban harus di
guyur terlebih dahulu dengan air pada waktu melepaskan pakaian korban.
b. Korban terkena gas atau asap maka si penolong harus memakai alat pernafasan.
c. Koraban diangkat dengan hati-hati dari daerah yang berbahaya.

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


22

2. Tindak Khusus :

Terhadap Bahan Kimia Khusus

No Zat Kimia Pengobatan Awal Alternatif Lain

1 HCL Basuh dengan Air Sabun Kemudian tutup Dengan Mg(OH)2 atau
Trisilikat
H2SO4

HNO3

2 Asam Oksalaat Basuh Dengan Na HC03 lalu Suntikan Ca- Glukonat di daerah yag
dengan Hyamin 2% dalam Terbakar untuk meredahkan nyeri.
Asam
Alkohol es.
Hidroflort

3 Asam Khromat Basuh dengan Na- hiposultit


encerbasuh dengan air

4 Fenol/ Kresol Basuh dengan Etanol 10% Kemudian tutup dengan minyak zaitun,
minyak nabati atau minyak Jarak.

5 Garam Alkil Basuh dengan Larutan Cuka Di ganti dengan air jeruk nipis, lalu di tutu
Merkuri Encer dengan minyak.

a. Tindakan pertolongan pada kasus keracunan gas beracun


• Singkirkan korban dari tempat bahaya dan bawa ke udara yang segar ( Bila
memungkinan penolong melakukanya.
• Hubungi petugas kesehatan dan cari ambulance.
• Berikan oksigen bila sudah terlatih cara penggunanya.
• Bila korban tidak sadar baringkan korban pada posisi pemulihan.
b. Tindakaan pertolongan pada kasus kontaminasi kulit.
• Sisa zat kimia pada kulit di bilas dengan, air mengalir dan penolong memakai sarung
tangan pelindung.
• Hubungi petugas kesehatan . jika korban tidak sadarkan. Baringkan pada posisi
pemulihan.
c. Tindakan pertolongan pada kasus termakaan bahan benda beracu.
• Korban di duru berbaring dan beristirahat.
• Korban di beriminum, dan d berikan tempat muntah.
• Panggil petugas kesehatan, jika korban tidak sadar baringkan pada posisi pemulihan.

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


23

K. Pertolongan Pertama Pada Kegiatan Penyelaman

Kasus kecelakaaan yang terjadi pada kegiatan penyelaman adalah tenggelam.Tindakan di


lakukan kasus tenggelam antara lain ;

1. Peganglah penderita dari belakang untuk menjaga keselamatan dari petugas P3K.
2. Peganglah di bawah ketiak atau dagunya sementara lutut penolong di dorong ke punggung
korban.
3. Jika perlu tutup hidungnya dengan jari secara paksa.
4. Setelah penderita sampai di darat, kendurkan semua pakaian yang menyesakan dirirnya
bersikan mulutnya dari pasir atau lumpur. Dan lepaskan gigi palsunya, dan petugas berdiri di
tengah tengahnya dengan kaki mengangkang.
5. Tempatkan kedua tangan petugas pada perut penderita dekat pada rusuk yang paling bawah,
6. Angkatlah kepela penderita merunduk ke lantai dan air keluar dari mulut.
7. Jika pernafasan berhenti, segera berikan nafas buatan.

Hal- hal yang perlu di perhatikan pada pelayanan kegawatdaruratan penyelaman antara lain :

1. Kemampuan Melakukan penilaian keadaan darurat.


2. Ketersediaan pelayanan kegawatdaruratan.
3. Alat komunikasi antara lokasi penyelaman kegawatdaruratan.
4. Alat komunikasi antara lokasi penyelamaan pelayanan kegawatdaruratan.

Pertolongan Pertama jika penyelam mengalami luka atau penyakit yang cukup serius, yaitu ;

1. Priksa nafaass korban, jika tidak bernafas maka bebaskan jalan nafas dari muntahan, darah,
gigi, patah dll. Selanjutnya beri nafas buatan.
2. Priksa denyut jantung dengan cara merabah nadi pada nadi pada leher dan pergelangan
tangan. Jika tidak berdenyut mulai la dengaan kompresi dada.
3. Jika aada perdarahaan, hentikan perdarahan dengan penekanan langsung, imbolisassi tungkai
yang pataah untuk meminimallisassi luka yang kerusakan.
4. Jika ada tanda atau gejalagangguan sisitem saarafmpusat (seperti sakit kepala ), maka
penderita harus segera di bawah keruang rekompresi (ruangan bertekanan yang telah didisgn
kusus).

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


24

L. Resusitasi Jantung Paru (RJP)

Sebelum Melakukan RJP pada korban, baringkan korban telentang di ataas dasar yang keras dan
kuat.

Tindakan RJP;

1. Cek respon korban/ Cek kesadaran.

2. Cek nadi pada korban ( yang tidak terlatih pada tindakan ini tidak terekomendasikan).
3. Tentukan titik kompresi (2jari di atas ujung tulang dada/ titik temu tulang iga).

4. Letakan tumit tangan di atas titik kompresi.


5. Kuncilah jari-jari tangan satu dengan jari tangan lainya.
6. Dengan kedua tangan tegak lurus terhadap tulang dada lakukan 30 X Kompresi dada
(kecepatan 100x per menit) dengan bantuan berat badan dan kedalaman 5-55cm . Setiap 30x
kompresi dada dilakukan maksimal dalam waktu 18 detik.

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


25

7. Buka jalan nafas, dan bersikan jika ada sumbatan.

8. Lakukan bantuan pernafasan 2 kali (kecepatan memeberikan ventilasi adalah 1 nafas setiap
6-8 detik).
9. Treruska RJP, Lakukan 5 siklus

Evaluasi RJP :
1. Sesudah siklus kompresi dan bantuan nafas kemudian pasien dievaluasi kembali.
2. Jika tidak ada nadi karotis, dilakukan kembali kompresi dan bantuan nafas dengan rasio
30:20.
3. Jika ada nafas dan denyut nadi teraba letakan pasien pada posisi mantap/stabil.
4. Jika tidak ada nafass tetapi teraba, berikan bantuan nafas sebanyak 10-12 x / menit dan
monitor setiap nadi.
5. Jika sudah terdapat pernafasan spontan dan adekuat serta nadi teraba, jaga agar jalan nafas
tetap terbuka.

M. Posisi Pemulihan.
Cara melakukan posisi pemulihan/ stabil bila harus dilakukan
✓ Miringkan korban.
✓ Tempatkan tangan sebagai penopang kepala.
✓ Tekuk tungkai untuk mencegah korban bergulir.

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


26

Posisi pemulihan dilakuan bila :


✓ Penderita tidak sadar, bernafas. Tanpa trauma.

Manfaat Posisi Pemulihan:


✓ Mencegah lidah menyumbat jalan nafas.
✓ Mencegah aspirasi muntah.
✓ Mempelancar kluar cairan asing.

N. Evakuasi
1. Evakuasi Sebelu Tindakan P3K.
a. Dasar pemikiran. Pengamanan (PATUT) Baik bagi penolong maupun korban.
b. Metode yang di pakai cara RAUTEK.
c. Urut-urutan.
1. Sambil berjongkok , penolong meletakan lutut kananya di samping kiri kepala korban.
2. Lengan tangan dan tangan kanan penolong di masukan di bawah leher korban,
kemudian tangan kanan penolong di selipkan keketiak kanankorban sehingga sampai
ke depan dadanya.
3. Dengan tangan kiri penolong di masukan di bawah leher korban menyilang dadanya,
kemudian penolong dengan tangan kananya memegang tangan kanan korban.
4. Kemudian lengan dan tangan kiri penolong di masukan di bawah ketiak kiri korban
dan kemudian juga di pegang lengan kanan korban.
5. Kedua tangan penolong saling bertaut ( baik ibu jari maupun jari lainya) melingkar
lengan bawah korban.
6. Kemudian kaki kiri penolong di letakan setinggi pinggang korban.
7. Sambil membungkukan tubuh ke depan, maka dengan prinsip mengungkit, badan
korban dapat terangkat dari tanah.
8. Dengan cepat lutut kanan penolong di dorong sejauh mungkin di bawah punggung/
pinggang korban.
9. Korban di dekatkan rapat ke dada penolong, kemudian penolong berdiri dan menarik
korban sejauh mungkin dalam keadaan setengah baring. Hal ini harus di kerjakan
secara tegas dan berhat-hati.

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


27

10. Di tempat aman korban di baringkan dengan hati-hati dan aman.

2. Evakuasi Korban Setelah Tindakan P3K Pengangkutan Dengan Orang


a. Pengnkutan dengan satu orang
• Pondong.

• Di gendong.

• Usungkan anggota pemadam kebakaran atau gendongan.

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


28

• Cara membangunkan korban pingsan tanpa di sertai adanya patah tulang untuk di
pindahkan atau evakuasi.
- Posisi korban telentang .
- Posisi korban tengkurap.
b. Pengangkutan oleh dua orang
Cara ini dapat di terapkan kalau korban tidak perlu di angkat dalam posisi terbaring. Cara
ini tidak boleh di terapkan pda korban dengan patah tulang leher atau punggung.
• Jika korban tidak sadar dan tidak dapat menggunkan tanganya untuk berpegangan maka
ia diangkat dengan cara : Dudukan 2 tangan.
• Jika korban sadar dan mampu memegang dengan satu tangan atau dua tangan, maka
korban diangkat dengan cara : Dudukan empat tangan.

• Apabila harus melalui jalan yang sempit diangat pada punggung, bokong dan lutut.

• Dapat juga korban di angkat dengan duduk di atas kursi, untuk korban dengan luka
ringan , harus turun dari tangga atau melalui gang sempit.

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


29

c. Pengangkutan dengan 3 orang


• Melalui jalan sempit .

• Melalui jalan lapang

d. Pengangkatan oleh empat orang.


Pengangkut berada di sisi korban pada bagian yang cidera.
• Pengangkatan dengan tandu
- Pada umunya pengangkutan dengan tandu ialah dengan bagian kaki korban di depan
kecuali pada keadaan :
✓ Naik tangga/ Tebing jika tungkai korban tidak cedera.
✓ Turun tangga/ tebing dengan korban yang cedera kakinya .

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


30

✓ Jika mengangkut korban ke samping atau bagian kaki tempat tidur.


✓ Jika memasukan korban ke dalam ambulance.
- Sebelum digunakan tandu harus di priksa dulu apakah tandu sudah betul terkunci
dan kuat untuk dan kuat untuk mengangkat korban.
- Dapat dilakukan dengan dua orang atau empat orang pengangkut.
- Pada komando “jalan” maka semua pengangkut mulai jalan dengan kaki sebelah
kanan.

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


31

BAB V
TRIASE

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


32

BAB V

TRIASE

PRINSIP TRIASE

Pada keadaan bencana mssal, korban timbul dalam jumlah yang tidak sedikit dengan resiko cedera
dan tingkat survive yang beragam, pertolongan harus disesuaikan dengan sumber daya yang ada,
Baik sumber dayaa maanusia maupun sumber daya lainya. Hal tersenut merupakan dasar dalaam
memilih korban untuk memeberikan perioritas pertolongan.

Pada umumnya penilaian korban dalam TRIASE dapat dilakaukan dengan:

• Menilai tanda vital dan kondidi umum korban.


• Menilai kebutuhan medis.
• Menilai kemungkinan bertahan hidup.
• Menilai bantuan yang memungkinkan.
• Memprioritaskan penanganan definitive dan Tag warna.
TRIASE dilakukan tidak lebih dari 60 detik/pasien dan setiap pertolongan harus dilakukan segera
mungkin.

Kategori Triase
Setelah melakukan penelitian, korban di kategorikan sesuai dengan kondidinya dan di beri tag
warna.

Setiap korban dengan kondisi yang mengancam jiwanya dan dapat mematikan dalam ukuran menit,
harus ditanganin dengan segera.

1. MERAH (Immediate)
Setiap korban dengan kondisi yang mengancam jiwanya dan dapat memaikan dalam ukuran
menit, harus dtanda tangani dengan segra
2. KUNING (Delay)
Setiap korban dengan kondisi berat namun penangananya dapat di tunda.
3. HIJAU (Walking Wounded)
Korban dengan kondisi yang cukup ringan , korban dapat berjalan.
4. HITAM (Dead and Dying)
Korban meninggal atau dalam kondisi yang sangat Sulit untuk di beri pertolongan.

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


33

Model Triase.

1. Singel TRIASE.

Digunakan untuk keadaan dimana pasien datang satu persatu, seperti misalnya di instalasi atau
Unit Gawat Darurat sehari-hari. Atau pada MCI (Mass Casuality Incident). /bencana dimana fase
akut telah terlewati (Setelah 5-10 hari). Jika beban jumlah pasien terlalu banyak, atau
permasalahnya yang ada terlalu kompleks, sisitem ini akan kacau.

2. Simple TRIASE.
Pada keadaan bencana massal (MCI) awal-awal, dimana sarana transpotasi belum ada, atau ada
tapi terbatas, dan terutama sekali. Belum ada tim medis atau paramedis yang kompeten.
Pemilihan dan pemilihan pasien terutama di tunjukan untuk prioritas transportasi pasien dan
kemudian tingkat keparahan penyakit. Biasanya, digunakan TRIASE tag/ Kartu Triase.
3. S.T.A.R.T. (simple TRIAGE And Rapid Treatment)
Penambahan kata Rapid Treatment berarti ada tim atau orang-orang yang cukuo kompeten
melakukan perawatan dan penanganan korban/pasien. Jika keadaanya masi melampaui
kemampuan penolongan . Maka STRAT dapat pula berarti Simple TRIAGE and Rapid
transportation.

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


34

BAB VI
PENUTUP

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


35

BAB VI

PENUTUP

Salah satu hal penting dalam upaya kesehatan kerja adalah Pertolongan pertama pada Kecelakaan
(P3K) di Tempat Kerja. Melalui buku panduan ini dapat di manfaatkan oleh petugas P3K di tempat
kerja dapat melakukan tindakan pertolongan dengan prosedur yang benar dan memanfaatkan
keterampilan yang di miliki.

Terkait dengan hal tersebut, berbagai materi tentang tindakan pertolongan pertama khusus tindakan
di bidang K3 bidang kesehataan kerja khususnya di tempat kerja dalam buku panduan ini dapat
memanfaatkan petugas P3K di tempat kerja.

Di samping itu bagi parapembaca buku panduan ini dapat menjadi penambah pengetahuan dan
wawasan di bidang K3 bidang kesehatan kerja khususnya tindakan pertolongan pertama pada
kecelakaan di tempat kerja.

Pertolongan pertama Pada kecelakaan Secara Keilmuan dan teknologi senantiasa mengalami
perkembangan yang pesat, untuk itu panduan ini harus disesuaikan dengan kemajuan tersebut Untuk
itulah saran dan masukan untuk perbaikan panduan ini sangat di perlukan.

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja


36

DAFTAR PUSTAKA

1. American Hearth Association, 2005. Adjuncts for Airway Control and Venttilation. Diakses
dari .
2. American Hearth Association, 2005. Adult Basic Life Suport. Diakses Dari
3. American Hearth Association, 2005. Overview of CPR . Diakses dari.
4. American Hearth Association, 2010. CPR Tecniquens and Devices. Diakses dari.
5. American Hearth Association, 2005. Toxicology in ECC. Diakses dari.
6. American Hearth Association, 2005. Hypotermia . Diakses dari
http://circ.ahajournals.org/cgi/contet/full/112/24_suppl/IV-139.
7. American Hearth Association, 2010. Overview of CPR. Diakses dari.
Http://circ.ahajournals.org.
8. Anwarusy Syamsi, 2010. Resusitasi Jantung Paru dan Otak, Diakses dari.
9. Barry S.L, David H, W., 2000. Occupational Health 4® Ed. Penerbit Lippincol W & W.
Philadelphia USA.
10. Latief S. A, 2007. Petunjuk Prktis Anestesiologi Edisi kedua. Penerbit FKUI. Jakar
11. American Hearth Association, 2005. Adjuncts for Airway Control and Venttilation. Diakses
dari .
12. American Hearth Association, 2005. Adult Basic Life Suport. Diakses Dari
13. American Hearth Association, 2005. Overview of CPR . Diakses dari.
14. American Hearth Association, 2010. CPR Tecniquens and Devices. Diakses dari.
15. American Hearth Association, 2005. Toxicology in ECC. Diakses dari.
16. American Hearth Association, 2005. Hypotermia . Diakses dari
http://circ.ahajournals.org/cgi/contet/full/112/24_suppl/IV-139.
17. American Hearth Association, 2010. Overview of CPR. Diakses dari.
Http://circ.ahajournals.org.
18. Anwarusy Syamsi, 2010. Resusitasi Jantung Paru dan Otak, Diakses dari.
19. Barry S.L, David H, W., 2000. Occupational Health 4® Ed. Penerbit Lippincol W & W.
Philadelphia USA.
20. Latief S. A, 2007. Petunjuk Prktis Anestesiologi Edisi kedua. Penerbit FKUI. Jakarta.
21. Badan Standarisasi Nsionla, 2000.PUIL 2000 SNI 04-0255-2000.Jakarta.
22. Wikipedia, 2010 , Cardiopulmonary Resusciation daiakses dari http://en .wikipedia
.org/wiki/ Cardiopulmonary_Resusciation.
Wikipedia, 2012 Cardiopulmonary Resusciation, Diakses dari http//en.wikipedia.org

Panduan Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja

Anda mungkin juga menyukai