Bab Iv Hasil Dan Pembahasan
Bab Iv Hasil Dan Pembahasan
Ahmad Dahlan merupakan Jalan Kolektor, dengan tipe jalan empat lajur dua
jalur terbagi (4/2D). Survey visual kondisi permukaan perkerasan ruas Jalan KH.
lebar 6 meter, panjang ruas jalan 1200 meter dengan pembagian segmen per 100
meter Panjang. Posisi stasiun 0+000 dimulai dari pencucian Kumbohu dan posisi
kendaran per hari dikali dengan nilai emp masing-masing jenis kendaran.
Senin Diketahui :
43
44
146 kendaraan/hari
senin adalah :
1) Motor (MC)
= 9098 x 0,25
= 2275 smp/hari
= 2873 x 1
= 2873 smp/hari
= 146 x 1,2
= 175 smp/hari
45
= 5323 smp/hari
Satuan MC LV HV Q
Smp/hari 2275 2873 175 5323
Sumber : Hasil Survey
Rabu Diketahui :
rabu adalah :
46
1) Motor (MC)
= 10418 x 0,25
= 2605 smp/hari
= 2961 x 1
= 2961 smp/hari
= 146 x 1,2
= 175 smp/hari
= 5741 smp/hari
Satuan MC LV HV Q
Smp/hari 2605 2961 175 5741
Sabtu Diketahui :
sabtu adalah :
1) Motor (MC)
= 9677 x 0,25
= 2419 smp/hari
48
= 2937 x 1
= 2937 smp/hari
= 159 x 1,2
= 191 smp/hari
= 5547 smp/hari
Satuan MC LV HV Q
Smp/hari 2419 2937 191 5547
Sumber : Hasil Survey
49
Dari tabel 4.4 diambil nilai lalu lintas harian rata-rata yang paling tinggi
untuk mendapatkan nilai kelas jalan yaitu pada hari Rabu dengan nilai
LHR 5741 Smp/hari. Maka berdasarkan tabel penetapan nilai kelas lalu
lintas (tabel 2.15 pada bab II) didapatkan Nilai Kelas Jalan Yaitu 6.
Senin Diketahui :
Berdasarkan data-data di atas, maka arus lalu pada hari senin adalah :
50
1) Motor (MC)
= 17382 x 0,25
= 4346 smp/hari
= 6628 x 1
= 6628 smp/hari
= 262 x 1,2
= 314 smp/hari
= 11288 smp/hari
Satuan MC LV HV Q
Smp/hari 4346 6628 314 11288
Rabu Diketahui :
Berdasarkan data-data di atas, maka arus lalu pada hari rabu adalah:
1) Motor (MC)
= 16872 x 0,25
= 4218 smp/hari
52
= 6260 x 1
= 6260 smp/hari
= 245 x 1,2
= 294 smp/hari
= 10772 smp/hari
Satuan MC LV HV Q
Smp/hari 4218 6260 294 10772
Sumber : Hasil Survey
53
Sabtu Diketahui :
1) Motor (MC)
= 15948 x 0,25
= 3987 smp/hari
= 5818 x 1
= 5818 smp/hari
54
= 244 x 1,2
= 293 smp/hari
= 10098 smp/hari
Satuan MC LV HV Q
Smp/hari 3987 5818 293 10098
Sumber : Hasil Survey
Dari hasil pengamatan secara langsung di lokasi penelitian dimulai hari senin, 8
Oktober 2018, Rabu, 10 Oktober 2018 dan Sabtu, 13 Oktober 2018 dapat lihat
Dari tabel 4.8 diambil nilai lalu lintas harian rata-rata yang paling
tinggi untuk mendapatkan nilai kelas jalan yaitu pada hari Senin
penetapan nilai kelas lalu lintas (tabel 2.15 pada bab II) didapatkan
dari jenis retak, lebar retak, dan luas kerusakannya dimana untuk nilai
dilakukan secara langsug di lokasi penelitian yaitu ruas Jalan. KH. Ahmad
Hasil penentuan angka kerusakan untuk ruas kiri dan kanan Jalan
KH. Ahmad Dahlan, diambil contoh pada ruas kiri pada segmen I STA
00+7,3 s/d 00+84 dan ruas kanan pada segmen I STA 00+6 s/d 00+98
Tabel 4.9 Penentuan Angka Kerusakan Ruas Kiri Jalan KH. Ahmad Dahlan
Tabel 4.10 Penentuan Angka Kerusakan Ruas Kanan Jalan KH. Ahmad Dahlan
Dari tabel di atas terlihat nilai total kerusakan untuk tiap segmen I
pada ruas kiri dan kanan mendapatkan nilai total kerusakan sebesar 23 dan
25. Maka berdasarkan tabel 2.17 nilai kondisi jalan pada BAB II
didapatkan Nilai kondisi jalan segmen I ruas kiri dan kanan Jalan KH.
kelas LHR dan nilai kondisi jalan. Maka nilai prioritas tiap segmen I ruas
kiri dan kanan Jalan KH. Ahmad Dahlan dapat diperoleh dengan
persamaan berikut:
= 17 – (6 + 8)
=3
= 17 – (6 + 8)
=3
Pada perhitungan urutan prioritas (UP) ruas kiri dan kanan pada
Dahlan, diambil angka rata-rata dari total urutan prioritas (UP) pada setiap
segmen (ruas kiri dan ruas kanan). Dapat dilihat pada Tabel 4.11 dan 4.12
berikut :
6
Tabel 4.11 Total Urutan Prioritas pada Tiap Segmen Ruas Kiri
STA
UP Keterangan Penanganan
Kerusakan (/100m)
Segmen I 3 Rusak Berat Peningkatan Jalan
Segmen II 2 Rusak Berat Peningkatan Jalan
Segmen III 2 Rusak Berat Peningkatan Jalan
Segmen IV 2 Rusak Berat Peningkatan Jalan
Segmen V 4 Rusak Sedang Pemeliharaan Berkala
Segmen VI 7 Rusak Ringan Pemeliharaan Rutin
Segmen VII 9 Baik Pemeliharaan Rutin
Segmen VIII 9 Baik Pemeliharaan Rutin
Segmen IX 9 Baik Pemeliharaan Rutin
Rata-Rata 5 Rusak Sedang Pemeliharaan Berkala
Sumber : Analisa Data
Tabel 4.12 Total Urutan Prioritas pada Tiap Segmen Ruas Kanan
STA
Kerusakan (/100m) UP Keterangan Penanganan
Segmen I 2 Rusak Berat Peningkatan Jalan
Segmen II 2 Rusak Berat Peningkatan Jalan
Segmen III 2 Rusak Berat Peningkatan Jalan
Segmen IV 2 Rusak Berat Peningkatan Jalan
Segmen V 4 Rusak Sedang Pemeliharaan Berkala
Segmen VI 9 Baik Pemeliharaan Rutin
Segmen VII 9 Baik Pemeliharaan Rutin
Segmen VIII 7 Rusak Ringan Pemeliharaan Rutin
Segmen IX 9 Baik Pemeliharaan Rutin
Segmen X 9 Baik Pemeliharaan Berkala
Segmen XI 9 Baik Pemeliharaan Berkala
Segmen XII 9 Baik Pemeliharaan Berkala
Rata-rata 6 Rusak Sedang Pemeliharaan Berkala
Sumber : Analisa Data
atau panjang total dari suatu jenis kerusakan terhadap luas atau panjang
total bagian jalan yang diukur. Sebagai contoh penentuan nilai kerapatan
(density) pada segmen I di ruas kiri dan ruas kanan Jalan Kh. Ahmad
- +7,3 dengan kelas kerusakan High (H) dengan luas kerusakan 8,00 m2
dan pada ruas kanan segmen I (STA : 000 – 100) terdapat kerusakan
lubang di STA : 000 - +74 dengan kelas kerusakan High (H) dengan luas
= 8,00 x 100
600
= 1,33 %
6
4,725
= 600 x 100
= 0,79 %
(Shanin, 1994).
segmen I di ruas kiri dan ruas kanan Jalan Kh. Ahmad Dahlan yaitu :
1. Ruas kiri segmen I (STA : 000 - +8,4) jenis kerusakan lubang dengan
2. Ruas kanan segmen I (STA : 000 - +74) jenis kerusakan lubang dengan
lebih besar 2 untuk jalan diperkeras. Jika hanya ada satu nilai
pengurang (atau tidak ada), maka nilai pengurang total TDV (Total
b) Jika lebih dari satu nilai pengurang, maka ditentukan jumlah pengurang
dengan,
77
mi = 1 + (9/98) x (100-77)
= 3,11 < 8
Jadi, dipakai 3,11 artinya 3 data diambil nilai penuhnya, ditambah 0,2
ini.
1
2
diambil contoh pada segmen I (STA : 00+7,3 s/d 00+84) dan (STA :
00+6 s/d 00+98) di ruas kiri dan kanan Jalan KH. Ahmad Dahlan
dapat dilihat pada tabel 4.13 dan tabel 4.14 sebagai berikut :
6
SEGMEN 1
1 2 3 4
1 77 24 23 4,4* 4 128,4 75,4
2 77 24 23 2 3 126 78
3 77 24 2 2 2 105 73,9
4 77 2 2 2 1 83 83
m = 3,11< 8
PCI = 100 – 83
= 17 (dengan 83 nilai tertinggi CDV)
Keterangan :
1. Dipakai 3,11 artinya 3 data diambil nilai penuhnya, ditambah 0,2 bagian dari nilai penuhnya yang dalam hal ini
2. Penentuan nilai pengurang (DV) yang nilainya lebih besar 2 diubah menjadi 2, untuk jalan dengan perkerasana
m = 6,01 < 12
PCI = 100 - 73,9
= 26 (dengan 73,9 nilai tertinggi CDV)
1. Dipakai 6,01 artinya 6 data diambil nilai penuhnya, ditambah 0,2 bagian dari nilai penuhnya yang dalam hal ini 0,2 x 9 =
2. Penentuan nilai pengurang (DV) yang nilainya lebih besar 2 diubah menjadi 2, untuk jalan dengan perkerasana aspal atau
beton.
Berdasarkan hasil analisis nilai PCI yang telah dilakukan di atas, maka
didapat nilai rata-rata per segmen untuk tiap sisi perkerasan yang diteliti dapat
Tabel 4.15 Nilai PCI Ruas Kiri Jalan Kh. Ahmad Dahlan
STA Nilai
Kondisi Jalan Penanganan
Kerusakan ( / 100 m) PCI
Segmen I 17 Sangat Buruk Sekarang Rekonstruksi
Segmen II 23 Sangat Buruk Sekarang Rekonstruksi
Segmen III 12 Sangat Buruk Sekarang Rekonstruksi
Segmen IV 13 Sangat Buruk Sekarang Rekonstruksi
Segmen V 45 Sedang Sekarang Rehabilitasi
Segmen VI 89 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Segmen VII 95 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Segmen VIII 91 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Segmen IX 97 Sempurna Belum Ada Perbaikan
1-5 Tahun Lagi
Rata-Rata 54 Sedang
Pemeliharaan
Sumber : Hasil Analisa Data
Dari tabel di atas terlihat nilai PCI rata-rata untuk ruas kiri mendapatkan nilai
sebesar 54 dengan kondisi jalan sedang (fair) dan nilai PCI rata-rata
Metode PCI pada BAB II dimana nilai PCI rata-rata untuk ruas kiri dan ruas
Tabel 4.17 Perbedaan Nilai Kondisi Jalan Berdasarkan Metode Bina Marga dan Metode Pavement Condition Index
(PCI) Ruas Kiri Jalan KH. Ahmad Dahlan
STA Bina Marga PCI
Kerusakan
UP Kondisi Jalan Penanganan PCI Nilai Kondisi Jalan Penanganan
( / 100 m)
Sekarang
Segmen I 3 Rusak Berat Peningkatan Jalan 17 Sangat Buruk
Rekonstruksi
Sekarang
Segmen II 2 Rusak Berat Peningkatan Jalan 23 Sangat Buruk
Rekonstruksi
Sekarang
Segmen III 2 Rusak Berat Peningkatan Jalan 12 Sangat Buruk
Rekonstruksi
Sekarang
Segmen IV 2 Rusak Berat Peningkatan Jalan 13 Sangat Buruk
Rekonstruksi
Segmen V 4 Rusak Sedang Pemeliharaan Berkala 45 Sedang Sekarang Rehabilitasi
Segmen VI 7 Rusak Ringan Pemeliharaan Rutin 89 Sempura Belum Ada Perbaikan
Segmen VII 9 Baik Pemeliharaan Rutin 95 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Segmen VIII 9 Baik Pemeliharaan Rutin 91 sempurna Belum Ada Perbaikan
Segmen IX 9 Baik Pemeliharaan Rutin 97 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Pemeliharaan 1-5 Tahun Lagi
Rata-Rata 5 Rusak Sedang 54 Sedang
Berkala Pemeliharaan
Sumber : Hasil Analisa Data
7
Tabel 4.18 Perbedaan Nilai Kondisi Jalan dengan Metode Bina Marga dan Metode Pavement ondition Index (PCI) Sisi Kanan
Jalan KH. Ahmad Dahlan
STA Bina Marga PCI
Kerusakan
UP Kondisi Jalan Penanganan PCI Kondisi Jalan Penanganan
( / 100 m)
Sekarang
Segmen I 2 Rusak Berat Peningkatan Jalan 26 Buruk
Rekonstruksi
Sekarang
Segmen II 2 Rusak Berat Peningkatan Jalan 18 Sangat Buruk
Rekonstruksi
Sekarang
Segmen III 2 Rusak Berat Peningkatan Jalan 24 Sangat Buruk
Rekonstruksi
Sekarang
Segmen IV 2 Rusak Berat Peningkatan Jalan 14 Sangat Buruk
Rekonstruksi
1-5 Tahun Lagi
Segmen V 4 Rusak Sedang Pemeliharaan Berkala 51 Sedang
Pemeliharaan
Segmen VI 9 Baik Pemeliharaan Rutin 94 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Segmen VII 9 Baik Pemeliharaan Rutin 87 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Segmen VIII 7 Rusak Ringan Pemeliharaan Rutin 84 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Segmen IX 9 Baik Pemeliharaan Rutin 90 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Segmen X 9 Baik Pemeliharaan Berkala 95 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Segmen XI 9 Baik Pemeliharaan Berkala 95 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Segmen XII 9 Baik Pemeliharaan Berkala 94 Sempurna Belum Ada Perbaikan
1-5 Tahun Lagi
Rata-Rata 6 Rusak Sedang Pemeliharaan Berkala 64 Baik
Pemeliharaan
Sumber : Analisa Data
7
Dari analisa kerusakan jalan dengan menggunakan metode Bina Marga dan
metode Pavement Condition Index (PCI) memiliki niliai kerusakan yang relatif
sama. Dari beberapa segmen yang ada di ruas kiri dan kanan Jalan KH. Ahmad
dahlan ada sebagian segmen yang harus segegra diperbaiki melihat kondisi
prioritas perbaikan secepatnya yaitu ruas kiri dan kanan pada segemn I, segemn
jalan secara memadai, baik rutin maupun berkala, akan dapat mengakibatkan
7
kerusakan yang besar pada jalan, sehingga jalan akan lebih cepat kehilangan
Tabel 4.19 Matriks Cara Perbaikan Kerusakan Jalan Berdasarkan Jenis Kerusakan
Tabel 4.19 Matriks Cara Perbaikan Kerusakan Jalan Berdasarkan Jenis Kerusakan (Lanjutan)
Tabel 4.19 Matriks Cara Perbaikan Kerusakan Jalan Berdasarkan Jenis Kerusakan (Lanjutan)
Tabel 4.19 Matriks Cara Perbaikan Kerusakan Jalan Berdasarkan Jenis Kerusakan (Lanjutan)
Faktor
Jenis Density Tindakan Perbaikan
No Ciri-ciri penyebab
Kerusakan (%)
Kerusakan
Langkah penanganan
Amblas ≥ 5 cm
12) perbandingan agregat kasar dan halus 1,5 : 1.
Kapasitas maksimum aspalt mixer kira-kira 0,1 m3 .
Terjadi
Untuk campuran dingin, menambahkan semua gregat
penurunan
0,1 m3 sebelum aspal.
perkerasan yang
13) Menambahkan aspal dan mengaduk selama 4 menit
di ikuti dengan
siapkan campuran aspal dingin secukupnya untuk
retakan beban lalu-
keseuruhan dari pekerjaan ini.
1 Amblas 30,92 penurunan dan lintas
14) Menebarkan dan memadatkan campuran aspal dingin
di tandai dengan berlebihan.
dengan tebal maksimum 40 mm sampai diperoleh
adanya
permukaan yang rata dengan menggunakan alat
genangan air
perata.
pada permukaan
15) Memadatkan dengan Baby Roller minimum 5
perkerasan.
lintasan, material ditambahkan jika diperlukan.
Membersihkan lapangan dan memeriksa peralatan
dengan permukaan yang ada.
7
Tabel 4.19 Matriks Cara Perbaikan Kerusakan Jalan Berdasarkan Jenis Kerusakan (Lanjutan)
Tindakan Perbaikan
Jenis Density Faktor penyebab
No Ciri-ciri
Kerusakan (%) Kerusakan
Langkah Penanganan
1) Menggali material sampai
mencapai lapisan di bawahnya
2) Membersihkan bagian yang akan
ditangani dengan tenaga manusia
Tampak retakan dengan Kegagalan lapis
3) Menyemprotkan lapis resap prime
Retak Kulit arah tidak beraturan permukaan atau lapis
2 47,73 coat dengan takaran 0,5 liter/m2
Buaya dansaling berpotongan, pondasi akibat beban
4) Menebarkan dan memadatkan
Lebar retakan > 2 mm. berulang-ulang.
campuran aspal beton sampai
diperoleh permukaan yang rata
5) Memadatkan dengan baby roller
(minimum 5 lintasan).
8
Tabel 4.19 Matriks Cara Perbaikan Kerusakan Jalan Berdasarkan Jenis Kerusakan (Lanjutan)
Tabel 4.19 Matriks Cara Perbaikan Kerusakan Jalan Berdasarkan Jenis Kerusakan (Lanjutan)
Jenis Density
No Ciri-ciri Faktor penyebab Kerusakan Tindakan Perbaikan
Kerusakan (%)
Bahan lapis
permukaan Drainase kurang baik, kosentrasi lalu Cara perbaikannya dengan
Retak hilang dan lintas berat di dekat pinggir mengisi celah dengan campuran
4 1,70
Pinggir membentuk perkerasan dan adanya pohon-pohon aspal cair dan pasir.
lubang-lubang besar di dekat pinggir perkerasan
bulat.
Tabel 4.19 Matriks Cara Perbaikan Kerusakan Jalan Berdasarkan Jenis Kerusakan (Lanjutan)
Tampak
Pemakaian kadar 1) Memobilisasi peralatan, pekerja dan material ke
lelehan aspal
aspal yang lapangan
pada
tinggi pada 2) Memberikan tanda pada jalan yang akan diperbaiki
permukaan
campuran 3) Membersihkan daerah dengan air compressor
jalan,
aspal, 4) Menebarkan pasir kasar ukuran lebih besar dari 5
6 Kegemukkan 0,062 permukaan
pemakaian mm di atas permukaan yang terpengaruh kerusakan
jalan tampak
terlalu banyak 5) Melakukan pemadatan dengan pemadatan ringan
lebih hitam
aspal pada (1- 2)ton sampai diperoleh permukaan yang rata
dan mengkilat
pekerjaan prime dan mempunyai kepadatan optimal ( kepadatan 95
dari bagian
coat atau tack %).
yang lain
coat.
83
rekonstruksi dilakukan pada ruas atau bagian jalan dengan kondisi rusak
kelebihan yaitu dari segi material lebih hemat karena dapat diambil
material yang ada masih dalam kondisi yang baik secara propertis dan
4.5 Pembahasan
Jalan KH. Ahmad Dahlan masuk dalam kategori tipe jalan empat lajur
dua jalur terbagi (4/2D). Pengumpulan data dilakukan sepanjang 1,2 km untuk
segmen diambil sepanjang 100 m untuk tiap segmen. Jadi total untuk masing-
penelitian pada ruas segemen I s/d segmen VI selama 3 hari pada hari
senin 5323 smp/hari, rabu 5741 smp/hari, dan sabtu 5547 smp/hari. Dan
diambil nilai lalu lintas harian rata-rata terbesar dari ketiga hari tersebut
untuk mendapatkan nilai kelas jalan. Maka nilai LHR ruas segmen I s/d
berdasarkan tabel penetapan nilai kelas lalu-lintas (tabel 2.13 pada bab II)
didapatkan nilai kelas jalan yaitu 6. Sedangkan pada ruas segmen VII s/d
segmen XII didapat lalu lintas harian rata-rata (LHR) selama 3 hari pada
hari senin 11288 smp/hari, rabu 10772 smp/hari, dan sabtu 10098 smp/hari.
Dan diambil nilai lalu lintas harian rata-rata terbesar dari ketiga hari
tersebut untuk mendapatkan niai kelas jalan. Maka niai LHR ruas 2 Jalan
penetapan nilai kelas lalu lintas (tabel 2.13 pada bab II) didapatkan nilai
pertimbangkan dari jenis retak, lebar retak, dan luas kerusakannya dimana
untuk nilai kelompok retak digunakan adalah angka terbesar dari ketiga
berdasarkan tabel 2.17 Nilai kondisi jalan pada bab II didapatkan angka
nilai kondisi jalan pada tiap segmen. Pada ruas kiri Jalan KH. Ahmad
nilai kondisi jalan 9, segmen III total angka kerusakan 37 dan nilai
segmen ialah 2. Dan pada ruas kanan Jalan KH. Ahamad Dahlan pada
kondisi jalan 9, segmen II total angka kerusakan 68 dan nilai kondisi jalan
9, segmen III total angka kerusakan 70 dan nilai kondisi jalan 9, segmen
total angka kerusakan 5 dan nilai kondisi jalan 2, segmen VII total angka
kerusakan 5 dan nilai kondisi jalan 2, segmen VIII total angka kerusakan
10 dan nilai kondisi jalan 4, segmen IX, X, XI, dan XII didapatkan
masing- masing total kerusakan 5 sehingga nilai kondisi jalan untuk tiap
segmen ialah 2.
Dari nilai kelas jalan berdasarkan lalu lintas harian rata-rata dan
nilai kondisi jalan yang diambil dari total angka kerusakan maka
didapatkan nilai urutan prioritas penanganan jalan untuk tiap ruas Jalan
a) Untuk ruas kiri pada segmen I setelah dianalisa diperoleh nilai urutan
rutin. Serta pada segmen IX, X, XI, dan XII masing-masing diperoleh
pemeliharaan berkala.
Berdasarkan nilai kelas jalan dan nilai kondisi jalan pada setiap
segmen didapatkan nilai urutan prioritas (UP) untuk ruas kiri dan kanan
yaitu 5 dann 6, yang menyatakan bahwa ruas Jalan KH. Ahmad Dahlan,
utuk penentuan kelas kerusakan jalan pada setiap ruas Jalan Kh. Ahmad
Dahlan.
a) Untuk ruas kiri pada segmen I setelah dianalisa diperoleh kondisi jalan
yang sangat buruk dengan nilai PCI = 17. Pada segmen II setelah
dianalisa diperoleh kondisi jalan yang buruk dengan nilai PCI = 23.
Pada segmen III setelah dianalisa diperoleh kondisi jalan yang sangat
diperoleh kondisi jalan yang sangat buruk dengan nilai PCI = 13. Pada
nilai PCI = 45. Pada segmen VI setelah dianalisa diperoleh kondisi jalan
baik dengan nilai PCI = 89. Pada segmen VII setelah dianalisa diperoleh
kondisi jalan sedang dengan nilai PCI = 95. Pada segmen VIII setelah
dianalisa diperoleh kondisi jalan baik dengan nilai PCI = 91. Pada
nilai PCI = 97. Kondisi jalan dengan nilai PCI yang terendah adalah
pada segmen III (STA : 0+200 s/d 0+300) dengan nilai 12 dalam
jalan yang buruk dengan nilai PCI = 26. Pada segmen II setelah
dianalisa diperoleh kondisi jalan yang sangat buruk dengan nilai PCI =
18. Pada segmen III setelah dianalisa diperoleh kondisi jalan yang
buruk dengan
8
nilai PCI = 24. Pada segmen IV setelah dianalisa diperoleh kondisi jalan
yang sangat buruk dengan nilai PCI = 14. Pada segmen V setelah
dianalisa diperoleh kondisi jalan yang baik dengan nilai PCI = 51. Pada
dengan nilai PCI = 94. Pada segmen VII setelah dianalisa diperoleh
kondisi jalan yang sempurna dengan nilai PCI = 87. Pada segmen VIII
PCI
diperoleh kondisi jalan yang sempurna dengan nilai PCI = 95. Pada
dengan nilai PCI = 95. Pada segmen IIX setelah dianalisa diperoleh
kondisi jalan yang sempurna dengan nilai PCI = 94. Kondisi jalan
dengan nilai PCI yang terendah adalah pada STA 0+300 s/d 0+400
nilai PCI untuk ruas kiri yaitu 54 dengan kondisi jalan sedang, dan nilai
PCI untuk ruas kanan yaitu 64 dengan kondisi jalan baik. Dimana waktu
perbaikan pada ruas kiri dan kanan Jalan Kh. Ahmad Dahlan 1 – 5 tahun
lagi Pemeliharaan.
Pada lokasi penelitian di ruas Jalan Kh. Ahmad Dahlan, Kota Kendari
kerusakan amblas 39,92 %, lubang 6,35 %, retak kulit buaya 47,73 %, tambalan
kedua metode yang digunakan ini ada beberapa kekurangan dan kelebihan. Pada
metode Bina Marga, kelebihanya adalah volume lalu lintas yang melewati suatu
ruas jalan yang ditinjau masuk dalam faktor pengaruh hasil nilai kondisi jalan.
Kekurangnnya adalah metode ini kurang detail dalam penilaian karena hanya
memasukan jenis kerusakan yang ada kedalam nilai kerusakan jalan. Sedangkan
kerusakannya lebih detail karena harus menggunakan grafik untuk setiap jenis
dan tingkat keparahan kerusakan yang berbeda satu persatu. Kekurangan dari
metode ini adalah tidak mengikutkan faktor volume lalulintas yang sebenarnya
juga dari volume tersebut memberikan dampak kerusakan pada ruas yang jalan
yang ditinjau.