Anda di halaman 1dari 48

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Kondisi Jalan

Dari hasil survey yang dilaksanakan secara langsung di lapangan dengan

melakukan pengukuran dan pengamatan geometrik, dimana ruas Jalan KH.

Ahmad Dahlan merupakan Jalan Kolektor, dengan tipe jalan empat lajur dua

jalur terbagi (4/2D). Survey visual kondisi permukaan perkerasan ruas Jalan KH.

Ahmad Dahlan dilakukan untuk masing-masing jalur. Tiap jalur mempunyai

lebar 6 meter, panjang ruas jalan 1200 meter dengan pembagian segmen per 100

meter Panjang. Posisi stasiun 0+000 dimulai dari pencucian Kumbohu dan posisi

stasiun pada simpang PLN Wua-Wua.

4.2 Analisa Data Metode Bina Marga

4.2.1 Analisis Arus Lalu Lintas

Perhitungan arus lalu lintas dilakukan dengan cara jumlah

kendaran per hari dikali dengan nilai emp masing-masing jenis kendaran.

1. Analisis Arus Lalu Lintas Segmen I s/d Segmen VI

a) Analisis Arus Lalu Lintas pada Hari

Senin Diketahui :

Volume kendaraan motor (MC) = 9098 kendaraan/hari

43
44

Volume kendaraan ringan (LV) = 2873

kendaraan/hari Volume kendaraan berat (HV) =

146 kendaraan/hari

Berdasarkan data-data di atas, maka arus lalu lintas pada hari

senin adalah :

1) Motor (MC)

MC = Volume kendaraan x emp

= 9098 x 0,25

= 2275 smp/hari

2) Kendaraan ringan (LV)

LV = Volume kendaraan x emp

= 2873 x 1

= 2873 smp/hari

3) Kendaraan berat (HV)

HV = Volume kendaraan x emp

= 146 x 1,2

= 175 smp/hari
45

4) Arus total (Q)

Q = 𝑄MC+ 𝑄lv + 𝑄HV

= 2275 + 2873 + 175

= 5323 smp/hari

Perhitungan arus lalu lintas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Rekapitulasi Arus Lalu Lintas pada Hari Senin

Rekapitulasi Arus Lalu Lintas pada Hari Senin

Satuan MC LV HV Q
Smp/hari 2275 2873 175 5323
Sumber : Hasil Survey

b) Analisis Arus Lalu Lintas pada Hari

Rabu Diketahui :

Volume kendaraan motor (MC) = 10418 kendaraan/hari

Volume kendaraan ringan (LV) = 2961 kendaraan/hari

Volume kendaraan berat (HV) = 146 kendaraan/hari

Berdasarkan data-data di atas, maka arus lalu lintas pada hari

rabu adalah :
46

1) Motor (MC)

MC = Volume kendaraan x emp

= 10418 x 0,25

= 2605 smp/hari

2) Kendaraan ringan (LV)

LV = Volume kendaraan x emp

= 2961 x 1

= 2961 smp/hari

3) Kendaraan berat (HV)

HV = Volume kendaraan x emp

= 146 x 1,2

= 175 smp/hari

4) Arus total (Q)

Q = 𝑄MC+ 𝑄lv + 𝑄HV

= 2605 + 2961 + 175

= 5741 smp/hari

Perhitungan arus lalu lintas dapat dilihat pada tabel berikut :


47

Tabel 4.2 Rekapitulasi Arus Lalu Lintas pada Hari Rabu

Rekapitulasi Arus Lalu Lintas pada Hari Rabu

Satuan MC LV HV Q
Smp/hari 2605 2961 175 5741

Sumber : Hasil Survey

c) Analisis Arus Lalu Lintas pada Hari

Sabtu Diketahui :

Volume kendaraan motor (MC) = 9677 kendaraan/hari

Volume kendaraan ringan (LV) = 2937 kendaraan/hari

Volume kendaraan berat (HV) = 159 kendaraan/hari

Berdasarkan data-data di atas, maka arus lalu lintas pada hari

sabtu adalah :

1) Motor (MC)

MC = Volume kendaraan x emp

= 9677 x 0,25

= 2419 smp/hari
48

2) Kendaraan ringan (LV)

LV = Volume kendaraan x emp

= 2937 x 1

= 2937 smp/hari

3) Kendaraan berat (HV)

HV = Volume kendaraan x emp

= 159 x 1,2

= 191 smp/hari

4) Arus total (Q)

Q = 𝑄MC+ 𝑄lv + 𝑄HV

= 2419 + 2937 + 191

= 5547 smp/hari

Perhitungan arus lalu lintas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3 Rekapitulasi Arus Lalu Lintas pada Hari Sabtu

Rekapitulasi Arus Lalu Lintas pada Hari Sabtu

Satuan MC LV HV Q
Smp/hari 2419 2937 191 5547
Sumber : Hasil Survey
49

Dari hasil pengamatan secara langsung di lokasi penelitian dimulai hari

senin, 8 Oktober 2018, Rabu, 10 Oktober 2018 dan Sabtu, 13 Oktober

2018 dapat lihat pada tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4 Rekapitulasi Volume Lalu Lintas


Rekapitulasi V. LHR
Hari Smp / hari
Senin 5323
Rabu 5741
Sabtu 5547

Sumber : Hasil Survey

Dari tabel 4.4 diambil nilai lalu lintas harian rata-rata yang paling tinggi

untuk mendapatkan nilai kelas jalan yaitu pada hari Rabu dengan nilai

LHR 5741 Smp/hari. Maka berdasarkan tabel penetapan nilai kelas lalu

lintas (tabel 2.15 pada bab II) didapatkan Nilai Kelas Jalan Yaitu 6.

2. Analisis Arus Lalu Lintas Segmen VII s/d Segmen XII

a) Analisis Arus Lalu Lintas pada Hari

Senin Diketahui :

Volume kendaraan motor (MC) = 17382 kendaraan/hari

Volume kendaraan ringan (LV) = 6628 kendaraan/hari

Volume kendaraan berat (HV) = 262 kendaraan/hari

Berdasarkan data-data di atas, maka arus lalu pada hari senin adalah :
50

1) Motor (MC)

MC = Volume kendaraan x emp

= 17382 x 0,25

= 4346 smp/hari

2) Kendaraan ringan (LV)

LV = Volume kendaraan x emp

= 6628 x 1

= 6628 smp/hari

3) Kendaraan berat (HV)

HV = Volume kendaraan x emp

= 262 x 1,2

= 314 smp/hari

4) Arus total (Q)

Q = 𝑄MC+ 𝑄lv + 𝑄HV

= 4346 + 6628 + 314

= 11288 smp/hari

Perhitungan arus lalu lintas dapat dilihat pada tabel berikut :


51

Tabel 4.5 Rekapitulasi Arus Lalu Lintas pada Hari Senin

Rekapitulasi Arus Lalu Lintas pada Hari Senin

Satuan MC LV HV Q
Smp/hari 4346 6628 314 11288

Sumber : Hasil Survey

b) Analisis Arus Lalu Lintas pada Hari

Rabu Diketahui :

Volume kendaraan motor (MC) = 16872 kendaraan/hari

Volume kendaraan ringan (LV) = 6260 kendaraan/hari

Volume kendaraan berat (HV) = 294 kendaraan/hari

Berdasarkan data-data di atas, maka arus lalu pada hari rabu adalah:

1) Motor (MC)

MC = Volume kendaraan x emp

= 16872 x 0,25

= 4218 smp/hari
52

2) Kendaraan ringan (LV)

LV = Volume kendaraan x emp

= 6260 x 1

= 6260 smp/hari

3) Kendaraan berat (HV)

HV = Volume kendaraan x emp

= 245 x 1,2

= 294 smp/hari

4) Arus total (Q)

Q = 𝑄MC+ 𝑄lv + 𝑄HV

= 4218 + 6260 + 294

= 10772 smp/hari

Perhitungan arus lalu lintas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6 Rekapitulasi Arus Lalu Lintas pada Hari Rabu

Rekapitulasi Arus Lalu Lintas pada Hari Rabu

Satuan MC LV HV Q
Smp/hari 4218 6260 294 10772
Sumber : Hasil Survey
53

c) Analisis Arus Lalu Lintas pada Hari

Sabtu Diketahui :

Volume kendaraan motor (MC) = 15948 kendaraan/hari

Volume kendaraan ringan (LV) = 5818 kendaraan/hari

Volume kendaraan berat (HV) = 244 kendaraan/hari

Berdasarkan data-data di atas, maka arus lalu lintas ruas 2 Jalan

Kh. Ahmad Dahlan pada hari rabu adalah :

1) Motor (MC)

MC = Volume kendaraan x emp

= 15948 x 0,25

= 3987 smp/hari

2) Kendaraan ringan (LV)

LV = Volume kendaraan x emp

= 5818 x 1

= 5818 smp/hari
54

3) Kendaraan berat (HV)

HV = Volume kendaraan x emp

= 244 x 1,2

= 293 smp/hari

4) Arus total (Q)

Q = 𝑄MC+ 𝑄lv + 𝑄HV

= 3987 + 5818 + 293

= 10098 smp/hari

Perhitungan arus lalu lintas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.7 Rekapitulasi Arus Lalu Lintas pada Hari Sabtu

Rekapitulasi Arus Lalu Lintas pada Hari Sabtu

Satuan MC LV HV Q
Smp/hari 3987 5818 293 10098
Sumber : Hasil Survey

Dari hasil pengamatan secara langsung di lokasi penelitian dimulai hari senin, 8

Oktober 2018, Rabu, 10 Oktober 2018 dan Sabtu, 13 Oktober 2018 dapat lihat

pada tabel 4.8 berikut :


55

Tabel 4.8 Rekapitulasi Volume Lalu Lintas


Rekapitulasi V. LHR
Hari Smp / hari
Senin 11288
Rabu 10772
Sabtu 10098
Sumber : Hasil Survey

Dari tabel 4.8 diambil nilai lalu lintas harian rata-rata yang paling

tinggi untuk mendapatkan nilai kelas jalan yaitu pada hari Senin

dengan nilai LHR 11288 Smp/hari. Maka berdasarkan tabel

penetapan nilai kelas lalu lintas (tabel 2.15 pada bab II) didapatkan

Nilai Kelas Jalan Yaitu

4.2.2 Penentuan Angka Kerusakan

Perhitungan angka kerusakan untuk jenis kerusakan kekasaran

permukaan, lubang, dan tambalan didasarkan pada jenis kerusakan saja.

Sedangkan untuk jenis kerusakan retak angka kerusakan di pertimbangkan

dari jenis retak, lebar retak, dan luas kerusakannya dimana untuk nilai

kelompok retak digunakan adalah angka terbesar dari ketiga komponen

tersebut. Dan untuk jenis kerusakan amblas angka kerusakan didasarkan

pada panjang amblas ≥ 5 mm / 100 m.

Survei atau pengambilan data kerusakan permukaan perkerasan

dilakukan secara langsug di lokasi penelitian yaitu ruas Jalan. KH. Ahmad

Dahlan Kota Kendari dimulai pada hari Sabtu, 13 Oktober 2018


56
57

Hasil penentuan angka kerusakan untuk ruas kiri dan kanan Jalan

KH. Ahmad Dahlan, diambil contoh pada ruas kiri pada segmen I STA

00+7,3 s/d 00+84 dan ruas kanan pada segmen I STA 00+6 s/d 00+98

dapat dilihat pada tabel 4.9 dan 4.10 berikut :


5

Tabel 4.9 Penentuan Angka Kerusakan Ruas Kiri Jalan KH. Ahmad Dahlan

SEGMEN I (STA. 0+000 - STA. 0-100 M )

Angka Untuk Angka Untuk Angka Untuk Angka Angka Untuk


Angka
No Jenis Kerusakan Jenis Lebar Luas Untuk Panjang
Kerusakan
Kerusakan Kerusakan Kerusakan Kedalaman Amblas
1 Lubang - - - - - 0
2 Amblas - - - - 4 4
3 Amblas - - - - 4 4
5 Retak Kulit Buaya 5 3 3 - - 5
6 Retak Kulit Buaya 5 3 3 - - 5
7 Retak Kulit Buaya 5 3 3 - - 5
8 Lubang - - 0 - - 0
Total Kerusakan 23
Sumber : Analisa Data
5

Tabel 4.10 Penentuan Angka Kerusakan Ruas Kanan Jalan KH. Ahmad Dahlan

SEGMEN I (STA. 0+000 - STA. 0-100 M )

Angka Untuk Angka Untuk Angka Untuk Angka Angka Untuk


Angka
No Jenis Kerusakan Jenis Lebar Luas Untuk Panjang
Kerusakan
Kerusakan Kerusakan Kerusakan Kedalaman Amblas
1 Amblas - - - - 4 4
2 Amblas - - - - 4 4
3 Lubang - - 0 - - 0
4 Lubang - - 0 - - 0
5 Amblas - - - - 4 4
6 Tambalan - - 0 - - 0
7 Lubang - - 0 - - 0
8 Lubang - - 0 - - 0
9 Amblas - - - - 4 4
10 Amblas - - - - 4 4
11 Retak Kulit Buaya 5 3 2 - - 5
12 Lubang - - 0 - - 0
Total Kerusakan 25

Sumber : Analisa Data


6

Dari tabel di atas terlihat nilai total kerusakan untuk tiap segmen I

pada ruas kiri dan kanan mendapatkan nilai total kerusakan sebesar 23 dan

25. Maka berdasarkan tabel 2.17 nilai kondisi jalan pada BAB II

didapatkan Nilai kondisi jalan segmen I ruas kiri dan kanan Jalan KH.

Ahmad Dahlan dengan masing-masing nilai kondisi jalan yaitu 8.

Berdasarkan hasil survey dan analisa data telah didapatkan nilai

kelas LHR dan nilai kondisi jalan. Maka nilai prioritas tiap segmen I ruas

kiri dan kanan Jalan KH. Ahmad Dahlan dapat diperoleh dengan

persamaan berikut:

1. Urutan Prioritas (UP) Segmen I Ruas Kiri

UP = 17 – (Kelas LHR + Nilai Kondisi Jalan)

= 17 – (6 + 8)

=3

2. Urutan Prioritas (UP) Segmen I Ruas Kanan

UP = 17 – (Kelas LHR + Nilai Kondisi Jalan)

= 17 – (6 + 8)

=3

Pada perhitungan urutan prioritas (UP) ruas kiri dan kanan pada

segemen I masiing-masing didapatkan nilai sebesar 3. Maka berdasarkan

urutan prioritas 0-3 dimasukkan ke dalam program Peningkatan Jalan.

Selanjutnya untuk menentukan kondisi ruas Jalan Kh. Ahmad

Dahlan, diambil angka rata-rata dari total urutan prioritas (UP) pada setiap

segmen (ruas kiri dan ruas kanan). Dapat dilihat pada Tabel 4.11 dan 4.12

berikut :
6

Tabel 4.11 Total Urutan Prioritas pada Tiap Segmen Ruas Kiri
STA
UP Keterangan Penanganan
Kerusakan (/100m)
Segmen I 3 Rusak Berat Peningkatan Jalan
Segmen II 2 Rusak Berat Peningkatan Jalan
Segmen III 2 Rusak Berat Peningkatan Jalan
Segmen IV 2 Rusak Berat Peningkatan Jalan
Segmen V 4 Rusak Sedang Pemeliharaan Berkala
Segmen VI 7 Rusak Ringan Pemeliharaan Rutin
Segmen VII 9 Baik Pemeliharaan Rutin
Segmen VIII 9 Baik Pemeliharaan Rutin
Segmen IX 9 Baik Pemeliharaan Rutin
Rata-Rata 5 Rusak Sedang Pemeliharaan Berkala
Sumber : Analisa Data

Tabel 4.12 Total Urutan Prioritas pada Tiap Segmen Ruas Kanan
STA
Kerusakan (/100m) UP Keterangan Penanganan
Segmen I 2 Rusak Berat Peningkatan Jalan
Segmen II 2 Rusak Berat Peningkatan Jalan
Segmen III 2 Rusak Berat Peningkatan Jalan
Segmen IV 2 Rusak Berat Peningkatan Jalan
Segmen V 4 Rusak Sedang Pemeliharaan Berkala
Segmen VI 9 Baik Pemeliharaan Rutin
Segmen VII 9 Baik Pemeliharaan Rutin
Segmen VIII 7 Rusak Ringan Pemeliharaan Rutin
Segmen IX 9 Baik Pemeliharaan Rutin
Segmen X 9 Baik Pemeliharaan Berkala
Segmen XI 9 Baik Pemeliharaan Berkala
Segmen XII 9 Baik Pemeliharaan Berkala
Rata-rata 6 Rusak Sedang Pemeliharaan Berkala
Sumber : Analisa Data

Dari tabel di atas terlihat nilai rata-rata untuk setiap ruas

mendapatkan nilai urutan prioritas (UP) 5 dan 6. Maka berdasarkan tabel


6

2.14 Urutan prioritas penanganan kerusakan jalan pada BAB II dimana

urutan 4-6 dimasukkan dalam Program Pemeliharaan Berkala.

4.3 Analisa Data Metode Pavement Condition Index (PCI)

Dari hasil pengamatan langsung di lapangan diperoleh luas kerusakan

ataupun kedalaman yang nantinya dipergunakan untuk menentukan kondisi

kerusakan perkerasan jalan. Tahapan-tahapan perhitungan dengan metode

Pavement Condition Index (PCI) adalah sebagai berikut :

4.3.1 Mencari Nilai Kerapatan (density)

Kerapatan atau density adalah presentase luas total unit sampel

atau panjang total dari suatu jenis kerusakan terhadap luas atau panjang

total bagian jalan yang diukur. Sebagai contoh penentuan nilai kerapatan

(density) pada segmen I di ruas kiri dan ruas kanan Jalan Kh. Ahmad

Dahlan. Pada ruas kiri segmen I (STA : 000-100) terdapat kerusakan

lubang di STA : 000

- +7,3 dengan kelas kerusakan High (H) dengan luas kerusakan 8,00 m2

dan pada ruas kanan segmen I (STA : 000 – 100) terdapat kerusakan

lubang di STA : 000 - +74 dengan kelas kerusakan High (H) dengan luas

kerusakan 4,73 m2.

Untuk menghitung nilai kerapatan (density) dengan rumus :

1. Ruas Kiri (STA 000 - 100)

Kerapatan (density) (%) = Ad x 100


As

= 8,00 x 100
600

= 1,33 %
6

2. Ruas Kanan (STA 000 - 100)

Kerapatan (density) (%) = Ad x 100


As

4,725
= 600 x 100

= 0,79 %

4.3.2 Mencari Nilai Pengurang (Deduct Values)

Nilai pengurang (deduct values) diperoleh dari kurva hubungan

kerapatan (density) dan tingkat keparahan (severity level) kerusakan

(Shanin, 1994).

Sebagai contoh penentuan nilai pengurang (deduct values) pada

segmen I di ruas kiri dan ruas kanan Jalan Kh. Ahmad Dahlan yaitu :

1. Ruas kiri segmen I (STA : 000 - +8,4) jenis kerusakan lubang dengan

kerapatan (density) 1,33 %, maka diperoleh nilai pengurang (deduct

value) pada kategori Hight (H) sebesar 77.

2. Ruas kanan segmen I (STA : 000 - +74) jenis kerusakan lubang dengan

kerapatan (density) 0,79 %, maka diperoleh nilai pengurang (deduct

values) pada kategori (High) sebesar 45,5.


6

Gambar 4.2 Deduct Values Lubang (photoles) (satuan meter)


Sumber : Shanin, 1994

4.3.3 Penentuan Nilai TDV (Total Deduct Values)

a) Nilai pengurang yang dipakai dalam hitungan adalah DV yang nilainya

lebih besar 2 untuk jalan diperkeras. Jika hanya ada satu nilai

pengurang (atau tidak ada), maka nilai pengurang total TDV (Total

Deduct Values) digunakan sebagai pengurang.

b) Jika lebih dari satu nilai pengurang, maka ditentukan jumlah pengurang

ijin (allowable number of deduct, m) dengan menggunakan persamaan

Untuk jalan dengan permukaan diperkeras

mi = 1 + (9/98) x (100 – HDVi)

dengan,

mi = jumlah pengurang ijin, termasuk pecahan untuk unit sampel


6

HDVi = nilai pengurang individual tertinggi untuk sampel-i

Sebagai contoh pada data kerusakan segmen I (00+7,3 s/d

00+84), dengan nilai pengurang (deduct value) tertinggi (HDVi) =

77

mi = 1 + (9/98) x (100-77)

= 3,11 < 8

Jumlah data dari nilai-nilai pengurang individual dikurangi sampai

jumlahnya m, termasuk bagian pecahan. Jika yang tersedia kurang

dari m nilai pengurang, maka keseluruhan nilai pengurang hasil

hitungan yang digunakan.

Jadi, dipakai 3,11 artinya 3 data diambil nilai penuhnya, ditambah 0,2

bagian dari nilai penuhnya.

4.3.4 Penentuan Nilai Pengurang Terkoreksi Maksimum (CDV)

Dari Penentuan nilai CDV (corrected deduct values) dari q

dan nilai pengurang total (TDV) dengan menggunakan nilai koreksi

dalam kurva untuk jalan dengan perkerasan dengan permukaan aspal.

Nilai maksimum CDV (Corected Deduct Value) ditentukan secara

iterasi sebagai berikut :

1. Mengurangi nilai-nilai pengurang yang nilainya lebih besar 2

diubah menjadi 2, untuk jalan dengan perkerasan aspal atau beton,

dengan catatan nilai pengurang individual minimum adalah 2

2. Untuk mendapatkan q = 1 (yaitu saat TDV = CDV)


6

Diambil contoh pada ruas kiri dan kanan Segmen I

dengan menggunakan nilai koreksi dalam kurva dibawah

ini.

1
2

Gambar 4.3 Koreksi kurva untuk jalan dengan perkerasan


dengan permukaan aspal dan tempat parkir
Sumber : Shanin, 1994

Sebagai contoh penentuan nilai CDV (corrected deduct values)

diambil contoh pada segmen I (STA : 00+7,3 s/d 00+84) dan (STA :

00+6 s/d 00+98) di ruas kiri dan kanan Jalan KH. Ahmad Dahlan

dapat dilihat pada tabel 4.13 dan tabel 4.14 sebagai berikut :
6

Tabel 4.13 Nilai Pengurang Terkoreksi Maksimum (CDV) Ruas Kiri


Nilai Pengurang (deduct value, DV)
No Iterasi Q TDV CDV

SEGMEN 1
1 2 3 4
1 77 24 23 4,4* 4 128,4 75,4
2 77 24 23 2 3 126 78
3 77 24 2 2 2 105 73,9
4 77 2 2 2 1 83 83

m = 3,11< 8
PCI = 100 – 83
= 17 (dengan 83 nilai tertinggi CDV)

Sangat Buruk ( very poor) dengan nilai PCI 17

Sumber : Analisa Data

Keterangan :

1. Dipakai 3,11 artinya 3 data diambil nilai penuhnya, ditambah 0,2 bagian dari nilai penuhnya yang dalam hal ini

0,2 x 22 = 4.4. (*Catatan : dengan 22 adalah nilai ke empat dalam tabel).

2. Penentuan nilai pengurang (DV) yang nilainya lebih besar 2 diubah menjadi 2, untuk jalan dengan perkerasana

aspal atau beton.

3. Melakukan iterasi sampai mendapatkan q = 1 (yaitu saat TDV = CDV).


6

Tabel 4.14 Nilai Pengurang Terkoreksi Maksimum (CDV) Ruas Kanan


Nilai Pengurang (deduct value, DV)
No TDV q CDV
1 2 3 4 5 6 7
SEGMEN 1

1 45,5 23 21,6 20,7 20,1 16 1,8* 146,9 6 73,9


2 45,5 23 21,6 20,7 20,1 2 1,8* 132,9 5 70,5
3 45,5 23 21,6 20,7 2 2 1,8* 114,8 4 67,8
4 45,5 23 21,6 2 2 2 1,8* 96,1 3 61,6
5 45,5 23 2 2 2 2 1,8* 76,5 2 56,46
6 45,5 2 2 2 2 2 1,8* 55,5 1 55

m = 6,01 < 12
PCI = 100 - 73,9
= 26 (dengan 73,9 nilai tertinggi CDV)

Buruk (poor) dengan nilai PCI 26

Sumber : Hasil Analisa Data


Keterangan :

1. Dipakai 6,01 artinya 6 data diambil nilai penuhnya, ditambah 0,2 bagian dari nilai penuhnya yang dalam hal ini 0,2 x 9 =

1,8. (*Catatan : dengan 9 adalah nilai ke 7 dalam tabel).

2. Penentuan nilai pengurang (DV) yang nilainya lebih besar 2 diubah menjadi 2, untuk jalan dengan perkerasana aspal atau

beton.

3. Melakukan iterasi sampai mendapatkan q = 1 (yaitu saat TDV = CDV).


6

Berdasarkan hasil analisis nilai PCI yang telah dilakukan di atas, maka

didapat nilai rata-rata per segmen untuk tiap sisi perkerasan yang diteliti dapat

dilihat pada tabel 4.12 dan tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.15 Nilai PCI Ruas Kiri Jalan Kh. Ahmad Dahlan
STA Nilai
Kondisi Jalan Penanganan
Kerusakan ( / 100 m) PCI
Segmen I 17 Sangat Buruk Sekarang Rekonstruksi
Segmen II 23 Sangat Buruk Sekarang Rekonstruksi
Segmen III 12 Sangat Buruk Sekarang Rekonstruksi
Segmen IV 13 Sangat Buruk Sekarang Rekonstruksi
Segmen V 45 Sedang Sekarang Rehabilitasi
Segmen VI 89 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Segmen VII 95 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Segmen VIII 91 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Segmen IX 97 Sempurna Belum Ada Perbaikan
1-5 Tahun Lagi
Rata-Rata 54 Sedang
Pemeliharaan
Sumber : Hasil Analisa Data

Tabel 4.16 Nilai Ruas Kanan Jalan Kh. Ahmad Dahlan


STA Nilai
Kondisi Jalan Penanganan
Kerusakan ( / 100 m) PCI
Segemen I 26 Buruk Sekarang Rekonstruksi
Segemen II 18 Sangat Buruk Sekarang Rekonstruksi
Segemen III 24 Sangat Buruk Sekarang Rekonstruksi
Segemen IV 14 Sangat Buruk Sekarang Rekonstruksi
Segemen V 51 Sedang 1-5 Tahun Lagi Pemeliharaan
Segemen VI 94 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Segemen VII 87 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Segemen VII 84 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Segemen IX 90 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Segemen X 95 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Segemen XI 95 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Segemen XII 94 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Rata-rata 64 Baik 1-5 Tahun Lagi Pemeliharaan
Sumber : Hasil Analisa Data
7

Dari tabel di atas terlihat nilai PCI rata-rata untuk ruas kiri mendapatkan nilai

sebesar 54 dengan kondisi jalan sedang (fair) dan nilai PCI rata-rata

mendapatkan nilai sebesar 64 dengan kondisi jalan baik (good). Maka

berdasarkan tabel 2.18 Acuan Keputusan Penanganan Kerusakan Jalan Menurut

Metode PCI pada BAB II dimana nilai PCI rata-rata untuk ruas kiri dan ruas

kanan Jalan KH. Ahmad Dahlan, Kota Kendari dimasukkan ke waktu

perbaikan 1-5 tahun lagi Pemeliharaan).


7

Tabel 4.17 Perbedaan Nilai Kondisi Jalan Berdasarkan Metode Bina Marga dan Metode Pavement Condition Index
(PCI) Ruas Kiri Jalan KH. Ahmad Dahlan
STA Bina Marga PCI
Kerusakan
UP Kondisi Jalan Penanganan PCI Nilai Kondisi Jalan Penanganan
( / 100 m)
Sekarang
Segmen I 3 Rusak Berat Peningkatan Jalan 17 Sangat Buruk
Rekonstruksi
Sekarang
Segmen II 2 Rusak Berat Peningkatan Jalan 23 Sangat Buruk
Rekonstruksi
Sekarang
Segmen III 2 Rusak Berat Peningkatan Jalan 12 Sangat Buruk
Rekonstruksi
Sekarang
Segmen IV 2 Rusak Berat Peningkatan Jalan 13 Sangat Buruk
Rekonstruksi
Segmen V 4 Rusak Sedang Pemeliharaan Berkala 45 Sedang Sekarang Rehabilitasi
Segmen VI 7 Rusak Ringan Pemeliharaan Rutin 89 Sempura Belum Ada Perbaikan
Segmen VII 9 Baik Pemeliharaan Rutin 95 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Segmen VIII 9 Baik Pemeliharaan Rutin 91 sempurna Belum Ada Perbaikan
Segmen IX 9 Baik Pemeliharaan Rutin 97 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Pemeliharaan 1-5 Tahun Lagi
Rata-Rata 5 Rusak Sedang 54 Sedang
Berkala Pemeliharaan
Sumber : Hasil Analisa Data
7

Tabel 4.18 Perbedaan Nilai Kondisi Jalan dengan Metode Bina Marga dan Metode Pavement ondition Index (PCI) Sisi Kanan
Jalan KH. Ahmad Dahlan
STA Bina Marga PCI
Kerusakan
UP Kondisi Jalan Penanganan PCI Kondisi Jalan Penanganan
( / 100 m)
Sekarang
Segmen I 2 Rusak Berat Peningkatan Jalan 26 Buruk
Rekonstruksi
Sekarang
Segmen II 2 Rusak Berat Peningkatan Jalan 18 Sangat Buruk
Rekonstruksi
Sekarang
Segmen III 2 Rusak Berat Peningkatan Jalan 24 Sangat Buruk
Rekonstruksi
Sekarang
Segmen IV 2 Rusak Berat Peningkatan Jalan 14 Sangat Buruk
Rekonstruksi
1-5 Tahun Lagi
Segmen V 4 Rusak Sedang Pemeliharaan Berkala 51 Sedang
Pemeliharaan
Segmen VI 9 Baik Pemeliharaan Rutin 94 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Segmen VII 9 Baik Pemeliharaan Rutin 87 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Segmen VIII 7 Rusak Ringan Pemeliharaan Rutin 84 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Segmen IX 9 Baik Pemeliharaan Rutin 90 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Segmen X 9 Baik Pemeliharaan Berkala 95 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Segmen XI 9 Baik Pemeliharaan Berkala 95 Sempurna Belum Ada Perbaikan
Segmen XII 9 Baik Pemeliharaan Berkala 94 Sempurna Belum Ada Perbaikan
1-5 Tahun Lagi
Rata-Rata 6 Rusak Sedang Pemeliharaan Berkala 64 Baik
Pemeliharaan
Sumber : Analisa Data
7

Dari analisa kerusakan jalan dengan menggunakan metode Bina Marga dan

metode Pavement Condition Index (PCI) memiliki niliai kerusakan yang relatif

sama. Dari beberapa segmen yang ada di ruas kiri dan kanan Jalan KH. Ahmad

dahlan ada sebagian segmen yang harus segegra diperbaiki melihat kondisi

kerusakannya sangat mengaganggu bagi pengendar yang melewati ruas jalan

tersebut dan untuk mengantisipasi meluasnya kerusakan.

Gambar 4.4 Ruas Jalan KH. Ahmad Dahlan, Kota Kendari

Dari gambar di atas menunjukkan segmen yang harus mendapatkan

prioritas perbaikan secepatnya yaitu ruas kiri dan kanan pada segemn I, segemn

II, segmen III, dan segmen IV.

4.4 Cara Perbaikan atau Penanganan Kerusakan

Perbaikan jalan adalah penangan jalan yang meliputi perawatan, rehabilitasi,

penunjangan dan peningkatan jalan. Tanpa pemeliharaan dan perbaikan

jalan secara memadai, baik rutin maupun berkala, akan dapat mengakibatkan
7

kerusakan yang besar pada jalan, sehingga jalan akan lebih cepat kehilangan

fungsinya. Melihat kondisi perkerasan yang telah mengalami kerusakan

sebaiknya segera dilakukan perbaikan. Tindakan perbaikan disesuaikan dengan

jenis kerusakannya sehingga diharapkan dapat meningkatkan kondisi

perkerasan jalan tersebut. Cara perbaikan berdasarkan jenis kerusakan dapat

dilihat pada tabel 4.17 berikut


7

Tabel 4.19 Matriks Cara Perbaikan Kerusakan Jalan Berdasarkan Jenis Kerusakan

Jenis Density Faktor penyebab Tindakan Perbaikan


No Ciri-ciri
Kerusakan (%) Kerusakan
Langkah penanganan
 .Amblas ≤ 5 cm
1) Menyemprotkan tack coat dari jenis RS pada
Terjadi daerah kerusakan 0,5 lt/m2 untuk aspal emulsi atau
beban lalu-lintas
penurunan 0,2 lt/m2 untuk cut back dengan aspalt
berlebihan,
perkerasan yang ketlle/kaleng berlubang.
penurunan
di ikuti dengan 2) Mengaduk agregat untuk campuran dingin dengan
sebagian dari
retakan perbandingan 1,5 agregat kasar : 1,0 agregat halus.
perkerasan
1 Amblas 30,92 penurunan dan Kapasitas maksimum mixer kira-kira 0,1 m3.
akibat lapisan
di tandai dengan Untuk campuran dingin ditambahkan agregat 0,1
dibawah
adanya m3 sebelum aspal.
perkerasan
genangan air 3) Menambahkan material aspal dan m engaduk
mengalami
pada selama 4 menit. Siapkan campuran aspal dingin
penurunan.
permukaan kelas A, kelas C, kelas E, atau campuran aspal
perkerasan. beton secukupnya sampai pekerjaan selesai.
7

Tabel 4.19 Matriks Cara Perbaikan Kerusakan Jalan Berdasarkan Jenis Kerusakan (Lanjutan)

Jenis Density Faktor penyebab Tindakan Perbaikan


No Ciri-ciri
Kerusakan (%) Kerusakan
Langkah penanganan
 Amblas ≤ 5 cm
4) Menghamparkan campuran aspal dingin pada
permukaan yang telah ditandai, sampai
ketebalan diatas permukaan minimum 10 mm.
Terjadi 5) Memadatkan dengan Baby Roller (minimum 5
penurunan lintasan) sampai diperoleh kepadatan optimum.
perkerasan yang  .Amblas ≥ 5 cm
di ikuti dengan 1) Menggali material sampai mencapai material di
retakan bawahnya (biasanya kedalaman pekerjaan jalan
beban lalu-lintas
1 Amblas 30,92 penurunan dan 150 – 200 mm, harus diperbaiki).
berlebihan.
di tandai dengan 2) Membersihkan daerah yang diperbaiki dengan
adanya air compressor.
genangan air 3) Menggali material sampai mencapai material di
pada permukaan
bawahnya (biasanya kedalaman pekerjaan jalan
perkerasan.
150 – 200 mm, harus diperbaiki).
4) Membersihkan daerah yang diperbaiki dengan air
compressor.
7

Tabel 4.19 Matriks Cara Perbaikan Kerusakan Jalan Berdasarkan Jenis Kerusakan (Lanjutan)

Jenis Density Faktor penyebab Tindakan Perbaikan


No Ciri-ciri
Kerusakan (%) Kerusakan
Langkah penanganan
5) Amblas ≥ 5 cm
6) Memeriksa kadar air optimum material pekerjaan
jalan yang ada.
7) Menambahkan air jika kering hingga keadaan
Terjadi optimum.
penurunan 8) Menggali maerial jika basah dan dan biarkan
perkerasan yang sampai kering
di ikuti dengan 9) Memadatkan dasar galian dengan pemadatan
retakan tangan.
beban lalu-lintas 10) Mengisi galian dengan bahan pondasi agregat yaitu
1 Amblas 30,92 penurunan dan
berlebihan.
di tandai dengan kelas A atau kelas B (tebal maksimum 15 cm),
adanya
kemudian memadatkan agregat dalam keadaan
genangan air
pada kadar optimum air sampai kepadatan maksimum.
permukaan 11) Menyemprotkan lapis serap ikat (pengikat) prime
perkerasan.
coat jenis RS dengan takaran 0,5 lt/m2. Untuk Cut
Back jenis MC-30 atau 0,8 lt/ m2 untuk aspal
emulsi.
7

Tabel 4.19 Matriks Cara Perbaikan Kerusakan Jalan Berdasarkan Jenis Kerusakan (Lanjutan)

Faktor
Jenis Density Tindakan Perbaikan
No Ciri-ciri penyebab
Kerusakan (%)
Kerusakan
Langkah penanganan
 Amblas ≥ 5 cm
12) perbandingan agregat kasar dan halus 1,5 : 1.
Kapasitas maksimum aspalt mixer kira-kira 0,1 m3 .
Terjadi
Untuk campuran dingin, menambahkan semua gregat
penurunan
0,1 m3 sebelum aspal.
perkerasan yang
13) Menambahkan aspal dan mengaduk selama 4 menit
di ikuti dengan
siapkan campuran aspal dingin secukupnya untuk
retakan beban lalu-
keseuruhan dari pekerjaan ini.
1 Amblas 30,92 penurunan dan lintas
14) Menebarkan dan memadatkan campuran aspal dingin
di tandai dengan berlebihan.
dengan tebal maksimum 40 mm sampai diperoleh
adanya
permukaan yang rata dengan menggunakan alat
genangan air
perata.
pada permukaan
15) Memadatkan dengan Baby Roller minimum 5
perkerasan.
lintasan, material ditambahkan jika diperlukan.
Membersihkan lapangan dan memeriksa peralatan
dengan permukaan yang ada.
7

Tabel 4.19 Matriks Cara Perbaikan Kerusakan Jalan Berdasarkan Jenis Kerusakan (Lanjutan)

Tindakan Perbaikan
Jenis Density Faktor penyebab
No Ciri-ciri
Kerusakan (%) Kerusakan
Langkah Penanganan
1) Menggali material sampai
mencapai lapisan di bawahnya
2) Membersihkan bagian yang akan
ditangani dengan tenaga manusia
Tampak retakan dengan Kegagalan lapis
3) Menyemprotkan lapis resap prime
Retak Kulit arah tidak beraturan permukaan atau lapis
2 47,73 coat dengan takaran 0,5 liter/m2
Buaya dansaling berpotongan, pondasi akibat beban
4) Menebarkan dan memadatkan
Lebar retakan > 2 mm. berulang-ulang.
campuran aspal beton sampai
diperoleh permukaan yang rata
5) Memadatkan dengan baby roller
(minimum 5 lintasan).
8

Tabel 4.19 Matriks Cara Perbaikan Kerusakan Jalan Berdasarkan Jenis Kerusakan (Lanjutan)

Jenis Density Faktor penyebab Tindakan Perbaikan


No Ciri-ciri
Kerusakan (%) Kerusakan
Langkah penanganan
1) Menggali material sampai mencapai lapisan
di bawahnya
2) Membersihkan bagian yang akan ditangani
dengan tenaga manusia
Drainase yang
Bahan lapis permukaan 3) Menyemprotkan lapis resap prime coat
buruk dan beban
3 Lubang 6,35 hilang dan membentuk dengan takaran 0,5 liter/m2
kendaraan yang
lubang-lubang bulat. 4) Menebarkan dan memadatkan campuran
berlebih.
aspal beton sampai diperoleh permukaan
yang rata
5) Memadatkan dengan baby roller (minimum
5 lintasan).
8

Tabel 4.19 Matriks Cara Perbaikan Kerusakan Jalan Berdasarkan Jenis Kerusakan (Lanjutan)

Jenis Density
No Ciri-ciri Faktor penyebab Kerusakan Tindakan Perbaikan
Kerusakan (%)

Bahan lapis
permukaan Drainase kurang baik, kosentrasi lalu Cara perbaikannya dengan
Retak hilang dan lintas berat di dekat pinggir mengisi celah dengan campuran
4 1,70
Pinggir membentuk perkerasan dan adanya pohon-pohon aspal cair dan pasir.
lubang-lubang besar di dekat pinggir perkerasan
bulat.

Perbaiakn atau penggantian


Penutup bagian
tambalan diseluruh kedalaman
perkerasan yang kegagalan dari perkerasan di bawah
5 Tambalan 4,24 untuk perbaikan permanen dan
mengalami tambalan dan sekitarnya
penambalan permukaan untuk
perbaikan
perbaikan sementara
8

Tabel 4.19 Matriks Cara Perbaikan Kerusakan Jalan Berdasarkan Jenis Kerusakan (Lanjutan)

Jenis Density Faktor penyebab


No Ciri-ciri Tindakan Perbaikan
Kerusakan (%) Kerusakan

Tampak
Pemakaian kadar 1) Memobilisasi peralatan, pekerja dan material ke
lelehan aspal
aspal yang lapangan
pada
tinggi pada 2) Memberikan tanda pada jalan yang akan diperbaiki
permukaan
campuran 3) Membersihkan daerah dengan air compressor
jalan,
aspal, 4) Menebarkan pasir kasar ukuran lebih besar dari 5
6 Kegemukkan 0,062 permukaan
pemakaian mm di atas permukaan yang terpengaruh kerusakan
jalan tampak
terlalu banyak 5) Melakukan pemadatan dengan pemadatan ringan
lebih hitam
aspal pada (1- 2)ton sampai diperoleh permukaan yang rata
dan mengkilat
pekerjaan prime dan mempunyai kepadatan optimal ( kepadatan 95
dari bagian
coat atau tack %).
yang lain
coat.
83

Untuk penanganan kerusakan jalan yang masuk dalam kategori

rusak berat dapat dilakukan dengan melakukan overlay atau dengan

rekonstruksi dilakukan pada ruas atau bagian jalan dengan kondisi rusak

berat dengan melakukan peningkatan struktural jalan pada jalan.

Rekonstruksi dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu:

a. Rekonstruksi dengan cara recycling atau daur ulang perkerasan dapat

berupa CTRB (Cement Treated Recycling Base) dengan beberapa

kelebihan yaitu dari segi material lebih hemat karena dapat diambil

dari kerusakan jalan, waktu pelaksanaan sedang, tidak banyak

membutuhkan tenaga kerja saat persiapan permukaan jalan, biaya

konstruksi sedang dan dari keamanan dan kenyamananya baik.

Rekonstruksi menggunakan recycling dengan syarat bahwa kualitas

material yang ada masih dalam kondisi yang baik secara propertis dan

dari peralatan yang ada tersedia.

b. Rekonstruksi Rigid pavement mempunyai kelebihan yaitu struktur kuat

dan awet serta biaya pemeliharaan lebih murah. Rekonstruksi

menggunakan perkerasan kaku dengan beberapa pertimbangan seperti:

1) Kerusakan yang sudah meluas dan penanganan lokal tidak efektif.

2) Adanya anggaran biaya yang mendukung rekonstruksi jalan

menggunakan perkerasan beton


8

4.5 Pembahasan

Jalan KH. Ahmad Dahlan masuk dalam kategori tipe jalan empat lajur

dua jalur terbagi (4/2D). Pengumpulan data dilakukan sepanjang 1,2 km untuk

masing-masing jalur. Tiap jalur mempunyai lebar 6 meter, dengan pembagian

segmen diambil sepanjang 100 m untuk tiap segmen. Jadi total untuk masing-

masing ruas adalah 12 segmen.

4.5.1 Analisa Metode Bina Marga

Lalu-lintas harian rata-rata (LHR) yang didapat langsung dari lokasi

penelitian pada ruas segemen I s/d segmen VI selama 3 hari pada hari

senin 5323 smp/hari, rabu 5741 smp/hari, dan sabtu 5547 smp/hari. Dan

diambil nilai lalu lintas harian rata-rata terbesar dari ketiga hari tersebut

untuk mendapatkan nilai kelas jalan. Maka nilai LHR ruas segmen I s/d

segmen VI Jalan KH. Ahmad Dahlan sebesar 5741 smp/hari, sehingga

berdasarkan tabel penetapan nilai kelas lalu-lintas (tabel 2.13 pada bab II)

didapatkan nilai kelas jalan yaitu 6. Sedangkan pada ruas segmen VII s/d

segmen XII didapat lalu lintas harian rata-rata (LHR) selama 3 hari pada

hari senin 11288 smp/hari, rabu 10772 smp/hari, dan sabtu 10098 smp/hari.

Dan diambil nilai lalu lintas harian rata-rata terbesar dari ketiga hari

tersebut untuk mendapatkan niai kelas jalan. Maka niai LHR ruas 2 Jalan

KH. Ahmad Dahlan sebesar 11288 smp/hari, sehingga berdasarkan tabel

penetapan nilai kelas lalu lintas (tabel 2.13 pada bab II) didapatkan nilai

kelas jalan yaitu 6.


8

Perhitungan angka kerusakan untuk jenis kerusakan kekasaran

permukaan, lubang, dan tambalan didasarkan pada jenis kerusakan saja.

Sedangkan untuk jenis kerusakan retak angka kerusakan di

pertimbangkan dari jenis retak, lebar retak, dan luas kerusakannya dimana

untuk nilai kelompok retak digunakan adalah angka terbesar dari ketiga

komponen tersebut. Dan untuk jenis kerusakan amblas angka kerusakan

didasarkan pada panjang amblas ≥ 5 mm / 100 m. Selanjutnya untuk

menentukan nilai kondisi jalan, diambil angka total kerusakan, maka

berdasarkan tabel 2.17 Nilai kondisi jalan pada bab II didapatkan angka

nilai kondisi jalan pada tiap segmen. Pada ruas kiri Jalan KH. Ahmad

Dahlan pada segmen I didapatkan total angka kerusakan 23 sehingga

didapatkan nilai kondisi jalan 8, segmen II total angka kerusakan 40 dan

nilai kondisi jalan 9, segmen III total angka kerusakan 37 dan nilai

kondisi jalan 9, segmen IV total angka kerusakan 51 dan nilai kondisi

jalan 9, segmen V total angka kerusakan 20 dan nilai kandisi jalan 7,

segmen VI total angka kerusakan 10 dan nilai kondisi jalan 4, serta

segmen VII, VIII dan IX masing-masing segmen mendapatkan total

angka kerusakan 5 sehingga nilai kondisi jalan untuk masing-masing

segmen ialah 2. Dan pada ruas kanan Jalan KH. Ahamad Dahlan pada

segmen I didapatkan total angka kerusakan 25 sehingga didapatkan nilai

kondisi jalan 9, segmen II total angka kerusakan 68 dan nilai kondisi jalan

9, segmen III total angka kerusakan 70 dan nilai kondisi jalan 9, segmen

IV total angka kerusakan 31 dan nilai kondisi jalan 9, segmen V total

angka kerusakan 21 dan nilai kondisi jalan 7, segmen VI


8

total angka kerusakan 5 dan nilai kondisi jalan 2, segmen VII total angka

kerusakan 5 dan nilai kondisi jalan 2, segmen VIII total angka kerusakan

10 dan nilai kondisi jalan 4, segmen IX, X, XI, dan XII didapatkan

masing- masing total kerusakan 5 sehingga nilai kondisi jalan untuk tiap

segmen ialah 2.

Dari nilai kelas jalan berdasarkan lalu lintas harian rata-rata dan

nilai kondisi jalan yang diambil dari total angka kerusakan maka

didapatkan nilai urutan prioritas penanganan jalan untuk tiap ruas Jalan

KH. Ahmad Dahlan.

a) Untuk ruas kiri pada segmen I setelah dianalisa diperoleh nilai urutan

prioritas (UP) = 3 dengan kondisi jalan rusak berat dimasukkan dalam

program peningkatan jalan. Pada segmen II diperoleh nilai UP = 2

dengan kondisi jalan rusak berat dimasukkan dalam program

peningkatan jalan. Pada segmen III diperoleh nilai UP = 2 dengan

kondisi jalan rusak berat dimasukkan dalam program peningkatan

jalan. Pada segmen IV diperoleh nilai UP = 2 dengan kondisi jalan

rusak berat dimasukkan dalam program peningkatan jalan. Pada

segmen V diperoleh nilai UP = 4 dengan kondisi jalan rusak sedang

dimasukkan dalam program pemeliharaan berkala. Pada segmen VI

diperoleh nilai UP = 7 dengan kondisi jalan rusak ringan dimasukkan

dalam program pemeliharaan rutin. Pada segmen VII, VIII dan IX

masing-masing diperoleh nilai UP = 9 dengan masing-masing kondisi

jalan baik dimasukkan dalam program pemeliharaan rutin.


8

b) Untuk ruas kanan pada segmen I setelah dianalisa diperoleh nilai UP =

3 dengan kondisi jalan rusak berat dimasukkan dalam program

peningkatan jalan. Pada segmen II diperoleh nilai UP = 2 dengan

konisi jalan rusak berat dimasukkan dalam program peningkatan jalan.

Pada segmen III diperoleh nilai UP = 2 dengan kondisi jalan rusak

berat dimasukkan dalam program peningkatan jalan. Pada segmen IV

diperoleh nilai UP = 2 dengan kondisi jalan rusak berat dimasukkan

dalam program peningkatan jalan. Pada segmen V diperoleh nila UP =

4 dengan kondisi jalan rusak sedang dimasukkan dalam program

pemeliharaan berkala. Pada segmen VI diperoleh nilai UP = 9 dengan

kondisi jalan baik dimasukkan dalam program pemeiharaan rutin. Pada

segmen VII diperoleh nilai UP = 9 dimasukkan dalam program

pemeliharaan rutin. Pada segmen VIII diperoleh nilai UP = 7 dengan

kondisi jalan rusak ringan dimasukkan dalam program pemeliharaan

rutin. Serta pada segmen IX, X, XI, dan XII masing-masing diperoleh

nilai UP = 9 dengan kondisi jalan baik dimasukkan dalam program

pemeliharaan berkala.

Berdasarkan nilai kelas jalan dan nilai kondisi jalan pada setiap

segmen didapatkan nilai urutan prioritas (UP) untuk ruas kiri dan kanan

yaitu 5 dann 6, yang menyatakan bahwa ruas Jalan KH. Ahmad Dahlan,

Kota Kendari dimasukkan dalam program pemeliharaan berkala.


8

4.5.2 Analisa Metode Pavement Condition Index (PCI)

Dari hasil pengamatan visual di lokasi penelitian diperoleh

kedalaman, luas kerusakan ataupun lebar retak yang nantinya digunakan

utuk penentuan kelas kerusakan jalan pada setiap ruas Jalan Kh. Ahmad

Dahlan.

a) Untuk ruas kiri pada segmen I setelah dianalisa diperoleh kondisi jalan

yang sangat buruk dengan nilai PCI = 17. Pada segmen II setelah

dianalisa diperoleh kondisi jalan yang buruk dengan nilai PCI = 23.

Pada segmen III setelah dianalisa diperoleh kondisi jalan yang sangat

buruk dengan nilai PCI = 12. Pada segmen IV setelah dianalisa

diperoleh kondisi jalan yang sangat buruk dengan nilai PCI = 13. Pada

segmen V setelah dianalisa diperoleh kondisi jalan yang sedang dengan

nilai PCI = 45. Pada segmen VI setelah dianalisa diperoleh kondisi jalan

baik dengan nilai PCI = 89. Pada segmen VII setelah dianalisa diperoleh

kondisi jalan sedang dengan nilai PCI = 95. Pada segmen VIII setelah

dianalisa diperoleh kondisi jalan baik dengan nilai PCI = 91. Pada

segmen XI setelah dianalisa diperoleh kondisi jalan sempurna dengan

nilai PCI = 97. Kondisi jalan dengan nilai PCI yang terendah adalah

pada segmen III (STA : 0+200 s/d 0+300) dengan nilai 12 dalam

kategori sangat buruk.

b) Untuk ruas kanan pada segmen I setelah dianalisa diperoleh kondisi

jalan yang buruk dengan nilai PCI = 26. Pada segmen II setelah

dianalisa diperoleh kondisi jalan yang sangat buruk dengan nilai PCI =

18. Pada segmen III setelah dianalisa diperoleh kondisi jalan yang

buruk dengan
8

nilai PCI = 24. Pada segmen IV setelah dianalisa diperoleh kondisi jalan

yang sangat buruk dengan nilai PCI = 14. Pada segmen V setelah

dianalisa diperoleh kondisi jalan yang baik dengan nilai PCI = 51. Pada

segmen VI setelah dianalisa diperoleh kondisi jalan yang sempurna

dengan nilai PCI = 94. Pada segmen VII setelah dianalisa diperoleh

kondisi jalan yang sempurna dengan nilai PCI = 87. Pada segmen VIII

setelah dianalisa diperoleh kondisi jalan yang sempurna dengan nilai

PCI

= 84. Pada segmen XI setelah dianalisa diperoleh kondisi jalan yang

sempurna dengan nilai PCI = 90. Pada segmen X setelah dianalisa

diperoleh kondisi jalan yang sempurna dengan nilai PCI = 95. Pada

segmen IX setelah dianalisa diperoleh kondisi jalan yang sempurna

dengan nilai PCI = 95. Pada segmen IIX setelah dianalisa diperoleh

kondisi jalan yang sempurna dengan nilai PCI = 94. Kondisi jalan

dengan nilai PCI yang terendah adalah pada STA 0+300 s/d 0+400

dengan nilai 14 dalam kategori sangat buruk.

Berdasarkan kondisi perkerasan pada setiap segmen didapatkan

nilai PCI untuk ruas kiri yaitu 54 dengan kondisi jalan sedang, dan nilai

PCI untuk ruas kanan yaitu 64 dengan kondisi jalan baik. Dimana waktu

perbaikan pada ruas kiri dan kanan Jalan Kh. Ahmad Dahlan 1 – 5 tahun

lagi Pemeliharaan.

Pada lokasi penelitian di ruas Jalan Kh. Ahmad Dahlan, Kota Kendari

terdapat 6 jenis kerusakan dan luas keseluruhan kerusakannya yaitu dengan

kerusakan amblas 39,92 %, lubang 6,35 %, retak kulit buaya 47,73 %, tambalan

4,24%, kegemukkan 0,062 %, dan retak pinggir 1,70 %.


9

Setiap metode yang digunakan mempunyai kelebihan dan kekurangan, dari

kedua metode yang digunakan ini ada beberapa kekurangan dan kelebihan. Pada

metode Bina Marga, kelebihanya adalah volume lalu lintas yang melewati suatu

ruas jalan yang ditinjau masuk dalam faktor pengaruh hasil nilai kondisi jalan.

Kekurangnnya adalah metode ini kurang detail dalam penilaian karena hanya

memasukan jenis kerusakan yang ada kedalam nilai kerusakan jalan. Sedangkan

metode Pavement Condition Index, kelebihanya adalah dalam analisis

kerusakannya lebih detail karena harus menggunakan grafik untuk setiap jenis

dan tingkat keparahan kerusakan yang berbeda satu persatu. Kekurangan dari

metode ini adalah tidak mengikutkan faktor volume lalulintas yang sebenarnya

juga dari volume tersebut memberikan dampak kerusakan pada ruas yang jalan

yang ditinjau.

Anda mungkin juga menyukai