Anda di halaman 1dari 6

Nama : Gr.

Pitu Saor Sinaga


Nim : 12. 2707
Mata Kuliah : Arkeologi Alkitab
Dosen : Pdt. Dr. Hulman Sinaga

TEROWONGAN HIZKIA
(TERUSAN HIZKIA)

1. Pendahuluan
Gihon adalah salah satu dari keempat sungai yang ada di taman eden (Kej. 2: 13). Mata
air inilah yang menyediakan air di kota Yerusalem dan tempat pengurapan Salomo. 1
Dari gihon inilah mengalir air segar yang mengalir ke kolam siloam yang terkenal itu (2
Taw 32:30 ; Yoh 9:7). Pada tahun 700 SM, Raja Hizkia memerintahkan para pekerjanya
untuk membuat sebuah terowongan di batu yang keras. Terowongan itu di buat sebagai
jalan menuju sumber air Gihon dan berfungsi untuk mengalirkan air ke dalam kota
Yerusalem.  Pada waktu mengerjakan terowongan ini, Raja Hizkia membagi pekerjamya
menjadi dua kelompok dan masing-masing kelompok bekerja pada ujung-ujung
terowongan. Setelah berusaha menembus batu yang keras, akhirnya kedua kelompok itu
bertemu di tengah-tengah terowongan.

Usaha para pekerja itu di tuliskan di sebuah prasasti yang di tulis dalam bahasa Ibrani
kuno. Prasasti ini ditemukan pertama seklai oleh anak lokal dan kemudian beberapa
mahasiswa Jerman pada tahun 1880an di ujung selatan di tengah terowongan dan
kemudian disimpan di meseum Istambul. Di dalam prasasti itu memang ditulis tentang
pertemuan kedua kelompok pekerja itu, tetapi tidak di jelaskan bagaimana mereka
memulai pekerjaan hingga bertemu ditengah-tengah. Mungkin penjelasan yang terbaik
yang bisa di terima adalah apa yang dikatakan oleh Amiran, arkeolog Israel, yang
berpendapat bahwa ada sebuah sungai kecil di bawah tanah yang mengalir melalui celah
alamiah dalam batu tersebut. Kedua regu mulai bekerja dengan mengikuti aliran sungai
kecil dari ujung kedua terowongan dan akhirnya mereka bertemu di tengah.

Mengapa Hizkia memerintahkan para pekerjanya untuk membangun terowongan Hizkia


ini? Terowongan yang disebut sebagai "Terowongan Hizkia" ini di buat pada waktu
Sanherib, pemimpin Asyur akan menyerang dan mengepung kota Yerusalem. Pada masa
1
WRF. Browning, “Gihon” dalam Kamus Alkitab, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011), 120

1
itu, apabila suatu kota dikepung ada dua hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan
perairan (2 Taw 321-5 ). Pertama, menghilangkan sumber-sumber air yang dapat
digunakan musuh-musuh untuk keperluan pasukannya. Kedua, menjamin persediaan air
yang cukup untuk penduduk kota. Harus diperhatikan supaya sumber air itu tersembunyi
supaya tidak dapat ditutup atau diracuni oleh pihak musuh. Karena itulah Hizkia
memperkuat tempbok Yerusalem dan menggali sebuah terowongan untuk mengaliri air
ke Yerusalem.2

2. Pembahasan
a. Pengertian

Terowongan Hizkia (bahasa Inggris:


Hezekiah's Tunnel atau Siloam Tunnel,
bahasa Ibrani: ‫נִ ְקַּבת השילוח‬, Nikbat Ha-
Shiloah) adalah sebuah terowongan
saluran air yang digali di bawah daerah
"Kota Daud" di Yerusalem pada zaman
kuno. Terowongan ini terkenal karena
berhubungan dengan tarikh pemerin-
tahan Hizkia, raja Yehuda yang hidup
pada akhir abad ke-8 sampai awal abad
ke-7 sM dan dicatat dalam sejumlah ayat
Alkitab.3

Pemastian kepada zaman Hizkia didasarkan atas tarikh pembuatannya yang tertera
pada sebuah tulisan di dinding terowongan, yang sekarang dikenal sebagai Inskripsi
Siloam, dan penelitian radiokarbon pada bahan organik di lapisan dinding aslinya.

Terowongan ini mengalirkan air dari mata air Gihon ke kolam Siloam, yang
dirancang sebagai saluran air untuk memberikan cukup air bagi kota Yerusalem
selama pengepungan orang Asyur, yang dipimpin oleh raja Sanherib. Diyakini bahwa
airnya cukup untuk mendukung populasi sekitar 2.500 orang. Meskipun sempit dan
rendah di beberapa bagian, orang dapat menyeberang melalui terowongan tersebut.

2
Peter Atkinson, “Kerajaan yang Terbelah: Israel dan Yehuda” dalam Encyclopedia of the Bible, (Yogyakarta:
Kanisius, 2011), 46
3
Terowongan Hizkia, https://id.wikipedia.org/wiki/Terowongan_Hizkia (dikunjungi 30 Nopember 2015).

2
Kedalaman air biasanya sekitar 0,5m sampai 1m, namun karena berbentuk pipa maka
kadang-kadang airnya naik, tapi hanya sekitar 15 sampai 20cm.

Sekitar 20m ke dalam terowongan, gua


tersebut ternyata tajam ke kiri. Menjelang
akhir terowongan atapnya naik. Hal ini
terjadi karena para pekerja bekerja dari
kedua ujung dan masing-masing tim salah
menilai terhadap yang lain. Sehingga
mereka harus menurunkan lantainya supaya
air dapat mengalir. Sebuah prasasti ibrani
ditemukan di terowongan (salinan dapat
dilihat di Museum Israel): diukir oleh para
insinyur Hizkia, yang memberitahu
konstruksi terowongan.

Berjalan melalui terowongan Hizkia memakan waktu sekitar 20 menit. Tidak ada
lampu di terowongan tetapi tidak mungkin untuk tersesat. Jika tidak ingin basah ada
terowongan kedua tanpa air (terusan siloam), yang memakan waktu sekitar 15 menit
untuk berjalan melaluinya. Untuk menemukan pintu masuk ke terowongan yang
kering, pergi ke sebelah kiri sebelum pembukaan terowongan Hizkia.4

Terowongan ini merupakan sebuah proyek yang dilakukan bersama-sama dengan


pembangunan benteng pertahanan pada kuartal kedua. Bertujuan sebagai penyedia air
murni di Lembah Kidron di lereng timur Kota Daud. Antara mata air dan kolam
renang diapit oleh menara penjaga yang terbuat dari batu siklop, sebuah fakta yang
membuktikan pentingnya sumber air kuno.

Sebelum pemberontakan melawan Sanherib yang mendorong kampanye retributif


melawan Yehuda, Hizkia memerintahkan untuk memiliki terowongan sendiri yang
mengakibatkan terowongan ini buru-buru dibangun namun tidak rentan terhadap
akses musuh karena berliku berbelit-belit di bawah kota Daud ke arah barat. Selain
dari mata air Gihon, Kolam Siloam juga mengumpulkan sedikit air dari laut.
Persiapan ini, didukung oleh bukti arkeologi, secara langsung dikaitkan dengannya di
dalam Alkitab.

4
Amelia Thomas, Israel and the Palestinian Territories, (Lonely Planet, 2010), 127

3
Panjang sebenarnya terowongan Hizkia yang dicatat oleh beberapa sarjana agak
bervariasi, mulai dari 512,5 meter ke lebih dari 533 meter. Prasasti itu sendiri telah
menyebabkan beberapa sengketa mengenai batas asli dari terowongan Hizkia, karena
memberikan panjang sebagai 1.200 hasta.5

b. Sejarah Penemuan

Dari data-data yang ditemukan, selama bertahun-tahun perempuan Yerusalem telah


mencuci pakaian mereka di kolam renang di selatan kota. Air masuk ke kolam renang
dari terowongan dan anak-anak digunakan untuk mempercikan air dari dalam.
Beberapa anak laki-laki merayap agak jauh ke bagian yang gelap. Suatu hari pada
tahun 1880 salah satu dari mereka, memegang cahaya, pergi lebih jauh dari biasanya.
Oleh api yang berkedip-kedip dia melihat beberapa tulisan tergores di dinding
berbatu. Ia keluar untuk menjelaskan penemuannya. Tak seorang pun pernah melihat
prasasti ini sebelumnya, begitu cepat itu dipelajari dengan hati-hati.

Air yang mengalir di dinding terowongan telah meninggalkan deposito kapur selama
menulis, tetapi ketika dibersihkan, enam baris jelas tulisan Ibrani muncul. Tulisan itu
menggambarkan bagaimana dua kelompok pekerja memotong terowongan melalui
batu. Kelompok mulai bekerja di ujung-ujung dan akhirnya bertemu di bawah tanah.
Ayat ini mengatakan salah satu kelompok mendengar suara pecahan lainnya di dalam
batu, sehingga mereka tahu bagaimana cara untuk pergi.6

Kemudian semakin banyak orang mengetahui hal ini setelah waktu yang lama ketika
Edward Robinson, seorang penjelajah terkenal Amerika di Palestina, membuat survei
akurat pertama pada tahun 1838. Dia menunjukkan bahwa air mengalir dari sumber
air murni ke kolam renang, bukan sebaliknya seperti beberapa pikiran. Menurutnya,
alasan mengapa terowongan berliku-liku tidak bisa dipastikan. Meskipun kurangnya
kompas, para insinyur kuno bisa terus garis lurus dengan penampakan dari ujung.
Mungkin mereka ditindak sungai bawah tanah dan kesalahan di batu pada bagian yang
mereka kerjakan. Terowongan digali untuk mengambil air dari salah satu bagian dari
kota ke kota lain. Yang jelas Prasasti yang ditemukan oleh anak lokal hampir lima
puluh tahun sebelum Robinson mengadakan survei langsung ke waktu ketika

5
Robb Andrew Young, Hezekiah in History and Tradition, (Leiden, IDC Publisher, 2012), 48-49
6
Alan Millard, Discoveries from Bible Times: Archaeological Treasures Throw Light on the Bible (Oxford:
Lion Publishing, 1990), 126

4
terowongan itu dibuat dan alasan untuk membuatnya kemudian. Ukiran yang ada
merupakan contoh yang baik dari saat tulisan tangan Ibrani kuno sebelum
pembuangan.

Dari saat penemuannya, sarjana telah mengkaitkannya dengan Raja Hizkia dari
Yehuda, sebelum tahun 700 sM. Dalam beberapa tahun terakhir pemulihan dokumen
Ibrani awal lainnya telah menunjukkan bahwa bentuk huruf itu adalah milik tahun
tersebut. Di antaranya adalah kesan di lapangan tanah liat dari segel yang dimiliki
oleh salah satu petugas Hizkia, Jehozerah bin Hilkia, hamba Hizkia. (Hilkia disebut
dalam II Raja18).

c. Catatan Alkitab

Penulis kitab Raja-raja secara khusus menceritakan langkah-langkah yang diambil


Hizkia untuk menjamin penyediaan yang cukup: “ia membuat kolam dan saluran air
dan mengalirkan air ke dalam kota”. Namun, nabi Yesaya menyatakan bahwa
persiapan-persiapan tersebut merupakan kepercayaan pada diri sendiri yang angkuh,
padahal yang perlu adalah kepercayaan kepada Allah. Ia bahkan berkata bahwa Hizkia
tidak menghargai arsitek-arsitek dan pekerja-pekerja lainnya yang telah bekerja
sebelumnya dalam sistem waduk tersebut (Yes. 22 : 8-11). Beberapa ayat Alkitab
yang dapat memperjelas keberadaan terowongan ini, di antaranya:

1. II Raja-raja 20: 20; “Selebihnya dari riwayat Hizkia, segala kepahlawanannya dan
bagaimana ia membuat kolam dan saluran air dan mengalirkan air ke dalam kota,
bukankah semuanya itu tertulis dalam kitab sejarah raja-raja Yehuda?”
2. II Tawarikh 32: 2 – 4; “Ketika Hizkia mengetahui, bahwa Sanherib datang
hendak memerangi Yerusalem, ia berunding dengan para panglima dan
pahlawannya untuk menutup segala mata air yang terdapat di luar kota dan
mereka itu bersedia membantunya. Maka berkumpullah banyak orang. Mereka
menutup semua mata air dan sungai yang mengalir dari tengah-tengah negeri itu.
Kata mereka: “Mengapa raja-raja Asyur harus mendapat banyak air, kalau
mereka datang?”
3. II Tawarikh 32: 30; “Hizkia ini juga telah membendung aliran Gihon di sebelah
hulu, dan menyalurkannya ke hilir, ke sebelah barat, ke kota Daud. Hizkia
berhasil dalam segala usahanya.

5
3. Kesimpulan
Terowongan Hizkia merupakan bagian dari sistem pertahanan kota ketika Sanherib
mengepung kota Yerusalem, yang dibangun bersama-sama dengan pembangunan
benteng pertahanan kota. Terowongan ini adalah hasil karya yang menunjukkan keahlian
dan teknik yang luar biasa, dimana pengerjaannya dimulai dari kedua ujung terowongan
namun dapat bertemu di tengah-tengah terowongan.
Disebut terowongan Hizkia karena dibangun berdasarkan perintah Hizkia pada masa
pemerintahannya sekitar tahun 727 – 698 sM.

Anda mungkin juga menyukai