Anda di halaman 1dari 20



  
 

c  


O     1
 O
 c 25 ʹ 26 J  2012
 

͞  
   c     c  
   c     c
Seri Buku Panduan: Latihan Dasar Kepemimpinan
OSIS SMA Negeri 1 Pamotan
Tanggal 25 ʹ 26 Januari 2012
Perputakaan SMA Negeri 1 Pamotan


  

 
   

c  | ˜ 

     ˜
 1 c  | ˜ 

     ˜
 2

   

Dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha A. Cover
Esa, budi pekerti luhur atau akhlak mulia, kepribadian unggul, wawasan kebangsaan, B. Kata Pengantar ........................................................................................3
prestasi akademik, seni, dan olahraga yang sesuai bakat dan minat, kepekaan dan C. Daftar Isi ..................................................................................................4
toleransi sosial dalam konteks masyarakat plural dan kreatif, maka dengan ini D. LDK: Menjadi Pribadi Unggul & Berkarakter Mulia ......................................5
disusunlah ͞Seri Buku Panduan͟ dalam rangka kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan E. Pendidikan Karakter Untuk Pemimpin Muda .............................................7
(LDK). F. AD/ ART OSIS SMA Negeri 1 Pamotan ......................................................13
G. Analisis Program Kerja Dengan SWOT .....................................................24
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut di atas, para peserta akan mendapatkan H. Etika Berkomunikasi ..............................................................................26
materi LDK dalam suatu buku LDK yang memuat materi tentang; (1) Membangun I. Outbond edukatif & Organisatoris ..........................................................30
Pemimpin Berkarakter, (2) AD/ ART OSIS, (3) Analisis Program Kerja, (4) Penyunan J. Jadwal Latihan Dasar Kepemimpinan ......................................................37
Program Kerja, (5) Pleno Program Kerja, dan (6) Out Boud. K. Daftar Peserta LDK .................................................................................38

Semoga seri buku panduan LDK ini berguna dalam mengantarkan kegiatan LDK OSIS
SMA Negeri 1 Pamotan dengan baik, hingga diharapkan pascapelatihan ini, mampu
mencetak para pengurus OSIS yang memikili pribadi unggul sekaligus ber-ahlaq
mulia.

Pamotan, 21 Januari 2012


Ketua Panitia

Cahyo Purnomo, S.Pd


NIP. 19650118 200212 2 001

c  | ˜ 

     ˜
 3 c  | ˜ 

     ˜
 4
c  
  &   Untuk melaksanakan roda keorganisasian dan program kegiatan OSIS di SMA
Oleh: Cahyo Purnomo, S. Pd Negeri 1 Pamotan, perlu kemudian diberikan materi Out Boud. Materi ini menjadi
penentu secara teknis kepengurusan OSIS di kemudian. Karena materi ini diharapkan
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut di atas, kurikulum kegiatan LDK ini mampu menjalin ikatan-ikatan sosial yang kokoh, langgeng, kerjasa sama,
adalah sebagai berikut; (1) Membangun Pemimpin Berkarakter, (2) AD/ ART OSIS, (3) demokratis, kesetiakawanan sosial, etos kerja, dan mendorong peran dari anggota
Analisis Program Kerja, (4) Penyusunan Program Kerja, (5) Pleno program kerja, dan pengurus OSIS yang fungsional, dengan melibatkan para peserta pelatihan terjun di
(6) Out Boud. lapangan dengan berbagai permaian edukatif dan organisatoris. Dengan demikian,
Materi Membangun Pemimpin Berkarakter diharapkan mampu membangun kepengurusan OSIS pada kali ini memiliki prestasi yang membanggakan.
cara pandang, sikap, dan perilaku pengurus OSIS agar terinternalisasi nilai-nilai
seperti; religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis,
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat/ komunikatif, cinta damai, dan gemar membaca. Dengan demikian
diharapkan menjadi calon-calon pemimpin yang berkarakter mulia.
Materi AD/ ART OSIS diharapkan mampu memberi petunjuk perilaku para
pengurus OSIS untuk selalu bertindak seperti apa yang tertera dalam garis-garis besar
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga OSIS. Dengan demikian, keorganisasian
OSIS sejalan dengan struktur dan peran masing-masing dalam mewujudkan visi dan
misi OSIS.
Materi selanjutanya adalah Analisis Program Kerja. Materi ini diharapkan
mampu membangkitkan daya nalar yang kritis pengurus OSIS tentang apa saja yang
perlu dilakukan dalam kepengurusan OSIS sehubungan dengan realitas sosial dan
problem-problem sosial yang ada (ruang lingkup sekolah). Dengan demikian, para
pengurus OSIS memiliki kecerdasan dalam melakukan analisis sosial dan piawai
dalam tanggung jawab sosial.
Selanjutnya adalah materi Penyunan Program Kerja. Materi ini diharapkan
mampu menuangkan/ mengimplementasikan materi analisis program kerja.
Narasumber perlu memberi batasan-batasan yang berhubungan dengan fungsi
program, teknis pelaksanaan, dan alokasi anggaran yang ada dan yang tersedia.
Diskusi kelompok difokuskan untuk merancang kegiatan pada di tiap-tiap bidang.
Dengan demikian, penyusunan program kerja akan lebih relevan serta realistik
sekaligus terlaksana nantinya, dengan berdasar kebutuhan warga SMA Negeri 1
Pamotan.
Tindak lanjut dari penyusunan program kerja, adalah Rapat Pleno Program
Kerja. Rapat pleno ini merupakan proses diskusi presentasi dari rencana program
kegiatan tiap-tiap seksi dalam kepengurusan OSIS hingga disepakati program-
program unggulan dalam kurun kepengurusan berlangsung.

c  | ˜ 

     ˜
 5 c  | ˜ 

     ˜
 6

  
  !  tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis  

saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain 
. Penelitian
Saat ini, Indonesia memerlukan pemimpin yang berkarakter, berani, dan ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh   

berkomitmen tinggi. Selain cerdas dan kompeten, calon pemimpin bangsa harus dan sisanya 80 persen oleh  
. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa
konsisten dan bisa menjadi teladan1. berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan 
daripada  
.
Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting
untuk ditingkatkan.
Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan
yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan
norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter
kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau
kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan
Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga
menjadi manusia insan kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua
Sumber: http://www.pendidikankarakter.com/pentingnya-pendidikan-karakter-dalam-dunia-pendidikan/ komponen (  ) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen
pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian,
Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu yang kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan
memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana
sumberdaya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Hal prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.
ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Terlepas dari berbagai kekurangan dalam praktik pendidikan di Indonesia,
Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan apabila dilihat dari standar nasional pendidikan yang menjadi acuan pengembangan
kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat kurikulum (KTSP), dan implementasi pembelajaran dan penilaian di sekolah, tujuan
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk pendidikan di SMP sebenarnya dapat dicapai dengan baik. Pembinaan karakter juga
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahannya, pendidikan karakter di
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung sekolah selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-
jawab. nilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di sehari-hari.
setiap jenjang, termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) harus diselenggarakan Sebagai upaya untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter,
secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan Kementerian Pendidikan Nasional mengembangkan    
 pendidikan
pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, karakter untuk setiap jalur, jenjang, dan jenis satuan pendidikan.    

sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Berdasarkan penelitian di Harvard menjadi rujukan konseptual dan operasional pengembangan, pelaksanaan, dan
University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000), ternyata kesuksesan seseorang penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan. Konfigurasi karakter dalam
konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dikelompokan dalam:
1 Olah Hati 

    
    , Olah Pikir 
  
http://nasional.kompas.com/read/2011/12/21/1622067/Indonesia.Perlu.Pimpinan.Berkarakter.dan.Berani

c  | ˜ 

     ˜
 7 c  | ˜ 

     ˜
 8
   Olah Raga dan Kinestetik 
  
  
    dan   ' 
  !˜  
 
  
 
  
Olah Rasa dan Karsa ( 
    

   ! Pengembangan dan         "' 
     
 
implementasi pendidikan karakter perlu dilakukan dengan mengacu pada     
  

!

 tersebut.  

   
    "   
  "  
Menurut UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada       !     
     
  


Pasal 13 Ayat 1 menyebutkan bahwa Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal,   

 
  
    
# 

nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan  


         
!          
 


informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pendidikan informal 

#

   
  
    "   


sesungguhnya memiliki peran dan kontribusi yang sangat besar dalam keberhasilan  

    

   
 
!$  


pendidikan. Peserta didik mengikuti pendidikan di sekolah hanya sekitar 7 jam per "           
   
    


hari, atau kurang dari 30%. Selebihnya (70%), peserta didik berada dalam keluarga   
  !
dan lingkungan sekitarnya. Jika dilihat dari aspek kuantitas waktu, pendidikan di Menurut Mochtar Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya membawa
sekolah berkontribusi hanya sebesar 30% terhadap hasil pendidikan peserta didik. peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif,
Selama ini, pendidikan informal terutama dalam lingkungan keluarga belum dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Permasalahan pendidikan karakter
memberikan kontribusi berarti dalam mendukung pencapaian kompetensi dan yang selama ini ada di SMP perlu segera dikaji, dan dicari altenatif-alternatif
pembentukan karakter peserta didik. Kesibukan dan aktivitas kerja orang tua yang solusinya, serta perlu dikembangkannya secara lebih operasional sehingga mudah
relatif tinggi, kurangnya pemahaman orang tua dalam mendidik anak di lingkungan diimplementasikan di sekolah.
keluarga, pengaruh pergaulan di lingkungan sekitar, dan pengaruh media elektronik Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan
ditengarai bisa berpengaruh negatif terhadap perkembangan dan pencapaian hasil dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan
belajar peserta didik. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai
adalah melalui pendidikan karakter terpadu, yaitu memadukan dan mengoptimalkan standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik
kegiatan pendidikan informal lingkungan keluarga dengan pendidikan formal di SMP mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya,
sekolah. Dalam hal ini, waktu belajar peserta didik di sekolah perlu dioptimalkan agar mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan
peningkatan mutu hasil belajar dapat dicapai, terutama dalam pembentukan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
karakter peserta didik . Pendidikan karakter pada tingkatan institusi mengarah pada pembentukan
 

    

  
     "     
 budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan
 " !˜
  "  
  

#

 keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan
   
   "   
 




  masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau
   
  
#
! $  

   "  

#

    watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat luas.

      

  
     
 

  Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh Sekolah Menengah Pertama
     
  

 
#

 ! (SMP) di Indonesia negeri maupun swasta. Semua warga sekolah, meliputi para
% 
  
  


      peserta didik, guru, karyawan administrasi, dan pimpinan sekolah menjadi sasaran
   
   
  
      
  program ini. Sekolah-sekolah yang selama ini telah berhasil melaksanakan pendidikan
 
  

!% 
& %
   
 


 karakter dengan baik dijadikan sebagai    
 , yang menjadi contoh untuk
    "          

  
  disebarluaskan ke sekolah-sekolah lainnya.
   
   
     
  
     Melalui program ini diharapkan lulusan SMP memiliki keimanan dan

     

      

   ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkarakter mulia,

c  | ˜ 

     ˜
 9 c  | ˜ 

     ˜
 10
kompetensi akademik yang utuh dan terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang 19. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan
baik sesuai norma-norma dan budaya Indonesia. Pada tataran yang lebih luas, menengah;
pendidikan karakter nantinya diharapkan menjadi budaya sekolah. 20. Memiliki jiwa kewirausahaan.
Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui melalui
pencapaian indikator oleh peserta didik sebagaimana tercantum dalam Standar Pada tataran sekolah, kriteria pencapaian pendidikan karakter adalah
Kompetensi Lulusan SMP, yang antara lain meliputi sebagai berikut: terbentuknya budaya sekolah, yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan
Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar
remaja; sekolah harus berlandaskan nilai-nilai tersebut2.
1. Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri;
2. Menunjukkan sikap percaya diri;
3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih
luas;
4. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial
ekonomi dalam lingkup nasional;
5. Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-
sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif;
6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif;
7. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi
yang dimilikinya;
8. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari;
9. Mendeskripsikan gejala alam dan sosial;
10. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab;
11. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara
kesatuan Republik Indonesia;
12. Menghargai karya seni dan budaya nasional;
13. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya;
14. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu
luang dengan baik;
15. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun;
16. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di
masyarakat; Menghargai adanya perbedaan pendapat;
17. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana;
18. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana;
2
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/08/20/pendidikan-karakter-di-smp/
c  | ˜ 

     ˜
 11 c  | ˜ 

     ˜
 12

 
   Oc
 O J  c
        Pasal 2
 O
  " Dasar dan Azas
         
O    Oc 1. Organisasi ini berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
    1
 O 2. Organisasi ini berzaskan kekeluargaan dan kegotong-royongan.
3. Organisasi ini berbentuk kesatuan, bukan organisasi politik dan tidak menjadi
PEMBUKAAN bagian dari golongan atau aliran organisasi politik manapun.
Pasal 3
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan
Bahwa sebagai pemimpin yang mengemban amanat dan tanggung jawab dari Tuhan.
Maka kami membentuk sebuah Organisasi dengan iktikad membentuk, melatih dan 1. Mempersiapkan siswa sebagai kader penerus perjuangan bangsa dan
meningkatka jiwa jiwa pemimpin berkualitas yang memang seharusnya mutlak ada pembangunan nasional dengan memberikan bekal keterampilan, kepemimpinan,
pada diri setiap manusia sebagai bekal untuk menghadapi tantangan dunia global kesegaran jasmani, daya kreasi, patriotisme, kepribadian dan budi pekerti luhur.
yang semakin terintegrasi setiap waktu. 2. Membangun siswa SMA Negeri 1 Pamotanyang professional dan kompeten
dalam rangka mewujudkan pembangunan bangsa Indonesia sutuhnya menuju
Bahwa haruslah ada kolerasi yang bersinergi antara jiwa ʹ jiwa pemimpin yang ingin masyarakat adil dan makmur.
kami bentuk, latih dan tingkatkan, dengan IMTAQ dan IPTEK yang mendasari itu
semua, sehingga terlahirlah manusia ʹ manusia unggul. Pasal 4
Sifat Organisasi
Sebagai Organisasi yang berada di bawah naungan SMA Negeri 1 Pamotan
menghimpun diri dalam suatu Organisasi Siswa Intra Sekolah yang disusun dalam Organisasi ini bersifat Intra sekolah dan merupakan salah satu wadah yang
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai berikut: menampung dan sah mewakili siswa SMA Negeri 1 Pamotan.

   Pasal 5


Bentuk Organisasi
BAB I
UMUM Organisasi ini berbentuk kesatuan.

Pasal 1 Pasal 6
Nama, Waktu dan Tempat Kedudukan Lambang

1. Organisasi ini bernama Organisasi Siswa Intra Sekolah SMA Negeri 1 Pamotan, Lambang OSIS seperti terlampir bersifat Nasional dan digunakan bersama ʹ sama
yang selanjutnya disebut OSIS SMA NEGERI 1 PAMOTAN Pamekasan dengan lambang sekolah.
2. Organisasi ini didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan.
3. OSIS SMA NEGERI 1 PAMOTAN Pamekasan berkedudukan di SMA Negeri 1 Pasal 7
PamotanJalan Pramuka No.2 Kabupaten Pamekasan. Keanggotaan

c  | ˜ 

     ˜
 13 c  | ˜ 

     ˜
 14
2. Ketetapan pembubaran organisasi harus disetujui oleh seluruh perangkat
1. Anggota organisasi ini adalah siswa SMA Negeri 1 Pamotan. Organisasi yang hadir.
2. Keanggotaan berakhir apabila sudah tidak lagi menjadi siswa SMA Negeri 1 3. Setelah pembubaran Organisasi, segala harta kekayaan OSIS diserahkan ke
Pamotan, pindah sekolah, dinyatakan lulus akademis maupun non akademis atau sekolah dalam hal ini SMA Negeri 1 Pamotan.
meninggal dunia.
BAB III
Pasal 8 Pasal 12
Hak dan Kewajiban Anggota Pembina OSIS

Setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam OSIS. 1. Majelis Pembina OSIS merupakan badan pembimbing OSIS yang beranggotakan
guru-guru yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Kepala Sekolah.
Pasal 9 2. Majelis Pembina OSIS dipimpin / diketuai oleh Kepala Sekolah.
Keuangan 3. Majelis Pembina OSIS wajib memberikan bimbingan secara terus-menerus
kepada OSIS dalam melaksanakan tugasnya.
Keuangan Organisasi ini berasal dari :
1. Dana kesiswaan / SPP SMA Negeri 1 Pamotan. BAB IV
2. Sumbangan atau usaha-usaha lain yang sah, halal dan tidak mengikat. Pasal 13
Majelis Perwakilan Kelas dan Dewan Presidium
 
   O  1. MPK dan Dewan Presidium merupakan siswa terpilih dari setiap kelas bukan
pengurus OSIS.
Pasal 10 2. Anggota-anggota MPK merupakan perwakilan kelas, sehingga setiap kelas
Perangkat Organisasi memiliki wakilnya yang duduk di dalam MPK.
3. Dewan Presidium di sahkan oleh semua MPK.
Perangkat Organisasi terdiri dari : 4. Dewan Presidium mempunyai wewenang untuk mengawasi dan memantau
1. Pelindung kinerja OSIS selama satu periode.
2. Majelis Pembina OSIS 5. Dewan Presidium dan Pengurus OSIS bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah.
3. Majelis Perwakilan Kelas, selanjutnya disingkat MPK
4. Dewan Presidium BAB V
5. Pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah. Pasal 14
Kepengurusan OSIS
Pasal 11
Pembubaran Organisasi 1. OSIS dipimpin oleh seorang Ketua dan dibantu oleh seorang Wakil Ketua I dan
seorang Wakil Ketua II.
1. Pembubaran OSIS hanya dapat dilakukan dalam rapat presidium / rapat OSIS 2. Ketua, Wakil Ketua I dan Wakil Ketua II OSIS harus warga Negara Indonesia yang
yang di hadiri oleh perangkat sebagaimana tercantum pada pasal 10. telah duduk di kelas I ataupun Kelas II pada saat di pilih.

c  | ˜ 

     ˜
 15 c  | ˜ 

     ˜
 16
3. Ketua, Wakil Ketua I dan Wakil Ketua II OSIS di pilih seluruh warga sekolah secara Sekolah selaku Ketua Majelis Pembimbing OSIS di hadapan banyak siswa sebagai
bebas, rahasia, umum dan langsung. berikut :
4. Dewan Formatur (DF) OSIS merupakan pengurus OSIS yang terpilih dalam forum
dari Organisasi Siswa Intra Sekolah. JANJI PENGURUS OSIS
5. Pengurus OSIS bertanggung jawab kepada MPK dalam Sidang Pleno MPK dan Atas Rahmat Tuhan yang Maha Esa kami berjanji:
bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah. 1. Akan menjalankan kewajiban kami selaku Ketua Umum, Ketua I dan Ketua II
dengan kesungguhan hati dan sebaik-baiknya.
Pasal 15 2. Akan menjalankan semua ketentuan yang berlaku sesuai dengan Anggaran
Dasar / Anggaran Rumah Tangga dengan penuh tanggung jawab sebagai
1. Semua pengurus OSIS bekerja menurut AD/ART amal bakti kami kepada sekolah, Bangsa dan Negara.
2. Dalam melaksanakan kewajiban Ketua Umum, Ketua I dan Ketua II OSIS dibentu 3. Akan menjalankan tugas kami dengan jiwa persatuan dan kesatuan atas
oleh pengurus OSIS lainnya yang tersusun dalam seksi bidang ʹ seksi bidang yang dasar kekeluargaan demi tercapainya tujuan organisasi kami.
sudah ditetapkan oleh Kepala Sekolah. Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi janji kami ini dengan Taufiq dan Hidayah-
3. Pengurus OSIS memegang jabatan maksimal 2 periode. Nya.
4. Pengurus OSIS dapat diberhentikan apabila tidak bisa melaksanakan
kewajibannya sebagai pengurus OSIS leh Ketua berdasarkan rapat Dewan BAB VI
Presidium dan atas persetujuan Kepala Sekolah PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
5. Ketua OSIS bersama pengurus OSIS periode lama dapat mengangkat pengurus
OSIS periode baru berdasarkan kesepakatan bersama dan atas persetujuan Pasal 18
Kepala Sekolah. Perubahan Anggaran Dasar
6. Ketua OSIS dan Ketua Panitia, menetapka petunjuk pelaksanaan untuk
menjalankan tugas dan kewajiban serta peraturan sebagaimana mestinya. Perubahan Anggaran Dasar OSIS SMA Negeri 1 Pamotan hanya dapat dilakukan oleh
7. Di dalam melaksanakan tugasnya, Pengurus OSIS dapat bekerja sama dengan Sidang Pleno Dewan Formatur SMA Negeri 1 Pamotan
Dewan Presidium atau orang-orang yang dianggap berkompeten dan dibimbing
oleh Pembina OSIS. BAB VII
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 16 Pasal 19

Jika Ketua Umum, Ketua I dan Ketua II OSIS meninggal dunia, berhenti atau tidak Hal ʹ hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, diatur dalam Anggaran
dapat melakukan kewajibannya di dalam masa jabatannya, maka ia diganti oleh Rumah Tanggadan atau peraturan lainnya yang sah serta merupakan kebijakan
anggota pengurus OSIS dalam rapat intern Pengurus OSIS dan Dewan Presidium yang umum OSIS SMA Negeri 1 Pamotan.
ditetapkan oleh Kepala Sekolah dan Pembina OSIS selambat-lambatnya 1 bulan.

Pasal 17

Sebelum memangku jabatannya, Ketua Umum, Ketua I dan Ketua II beserta Pengurus
OSIS mengucap janji dengan sungguh ʹ sungguh dengan tuntunan dari Kepala

c  | ˜ 

     ˜
 17 c  | ˜ 

     ˜
 18
      2. Anggota berkewajiban menjunjung tinggi nama dan kehormatan sekolah dan
organisasi.
BAB I 3. Anggota berkewajiban berperan aktif dalam kegiatan ʹ kegiatan sekolah dan
KEANGGOTAAN organisasi.
Pasal 1
BAB II
Anggota OSIS adalah siswa SMA Negeri 1 Pamotanyang dinyatakan lulus dari Masa STRUKTUR ORGANISASI
Orientasi Siswa.(MOS).
Pasal 5
Pasal 2 Sidang Pleno
1. Sidang Pleno memegang kekuasaan organisasi.
Syarat ʹ syarat Keanggotaan 2. Sidang Pleno diadakan 1 tahun maksimak 3 kali.
1. Siswa SMA Negeri 1 Pamotanaktif 3. Sidang pleno istimewa diadakan apabila terdapat kebijakan organisasi dinilai
2. Mengikuti Masa Orientasi Siswa tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.
3. Wajib mentaati peraturan sekolah dan kebijakan OSIS.
Pasal 6
Pasal 3 Wewenang Sidang Pleno
Masa Keanggotaan
1. Menetapkan dari atau mengadakan perubahan AD/ART.
1. Masa keanggotaan OSIS adalah sejak dinyatakan lulus Masa Orientasi 2. Menilai menanggung jawab pengurus.
2. Masa keanggotaan berakhir apabila : 3. Menetapkan Pemilihan Umum Ketua OSIS.
D Meninggal dunia 4. Menetapkan kebijakan ʹ kebijakan organisasi lainnya.
D Sudah dinyatakan lulus secara akademik dan non akademik.
D Pindah sekolah atas kehendak sendiri. Pasal 7
D Diberhentikan sekolah karena melakukan tindakan yang merugikan atau Tata Tertib Sidang Pleno
merusak nama baik sekolah.
1. Peserta terdiri dari Pengurus OSIS, Majelis Perwakilan Kelas (MPK).
Pasal 4 2. Pengurus bertanggung jawab atas dasar penyelengaraan Sidang Pleno.
Hak dan Kewajiban 3. Pimpinan Sidang Pleno yang berbentuk presidium dipilih dari dan oleh peserta
Hak anggota : sebanyak 3 orang.
1. Anggota berhak mengeluarkan pendapat baik lisan maupun tertulis. 4. Sebelum presidium terbentuk pimpinan sidang sementara di pegang oleh
2. Anggota mempunyai hak memilih dan dipilih. presidium yang ditunjuk atas dasar kesepakatan bersama.
3. Anggota berhak mengikuti kegiatan OSIS sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5. Sidang Pleno dinyatakan sah apabila dihadiri ½ + 1 dari jumlah peserta.
6. Apabila ayat 5 tidak terpenuhi, maka sidang diundur 2 x 10 menit dan setelah itu
Kewajiban anggota : dinyatakan sah.
1. Anggota berkewajiban melaksanakan peraturan sekolah dan kebijakan 7. Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah mufakat dan apabila ini
Organisasi. tidak terpenuhi maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.

c  | ˜ 

     ˜
 19 c  | ˜ 

     ˜
 20
D Mempunyai sifat jujur, terampil kerja dan bertanggung jawab.
Pasal 8 D Mempunyai komitmen yang tinggi untuk memajukan OSIS SMA NEGERI 1
Pengurus OSIS PAMOTAN.

1. Masa jabatan pengurus adalah 1 tahun sejak pelantikan atau serah terima Pasal 12
jabatan demisioner
2. Pengurus sekurang ʹ kurangnya terdiri dari Ketua Umum, Ketua I, Ketua II, Pemilihan Sekretaris, Bendahara, dan KaSekbid dipilih oleh ketua dan wakil Ketua I da
Sekretaris, Bendahara dan KaSekbid. II OSIS berdasarkan rapat yang telah dilaksanakan sebelumnya setelah pemilihan
Ketua dan Wakil.
Pasal 9
Tugas dan Wewenang Pengurus Pasal 13
Tugas Pengurus :
1. Pengurus melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan AD/ART, 1. Pengurus OSIS dijatuhi hukuman apabila :
hasil ʹ hasil Sidang Pleno. a. Bertindak mencemarkan nama baik OSIS dan Sekolah.
2. Menyelenggarakan Sidang Pleno pada akhir kepengurusan. b. Bertindak merugikan dan mencemarkan nama baik sekolah, melanggar
3. Menyampaikan pertanggung jawaban kepengurusan OSIS selama 1 tahun masa ketetapan keputusan dan peraturan-peraturan organisasi yang telah
jabatannya kepada MPK. ditetapkan oleh pengurus OSIS.
4. Mengangkat dan memberhentikan pengurus yang kemudian akan ditindak lanjuti 2. Hukuman kepada Pengurus OSIS berupa peringatan dan pemecatan.
oleh Dewan Presidium atas persetujuan Pembina OSIS dan Kepala Sekolah. 3. Pengurus yang di pecat dapat melakukan pembelaan dalam institusi kekuasaan
OSIS.
Wewenag Pengurus : 4. Ketentuan mengenai tata cara pemberian peringatan, pemecatan dan prosedur
1. Menentukan dan menjalankan program kerja. pembelaan diatur dalam ketentuan atau peraturan tersendiri.

Pasal 10 BAB IV
KEUANGAN
Pertemuan pengurus minimal dua kali dalam periode kepengurusan dengan tujuan: Pasal 14
a. Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan pengurus OSIS.
b. Mengadakan persiapan rapat pengurus. 1. Pendanaan untuk kegiatan Organisasi berasal dari pihak sekolah dan sponsor
c. Mempertimbangkan dan memutuskan saran atau usul yang membangun OSIS. yang bersangkutan.
d. Mempersiapkan program pengabdian sekolah. 2. Menejemen keuangan di atur oleh Bendahara dan di ketahui oleh seluruh
Pengurus OSIS.
BAB III
Pasal 11 BAB V
Ketentuan menjadi pengurus adalah : LAMBANG, LOGO, SIMBOL ATRIBUT
a. Pengurus baru dipilih dan oleh pengurus OSIS terpilih melalui rapat pengurus. Pasal 15
b. Syarat ʹ syarat menjadi pengurus : Atribut OSIS banyak jenisnya termasuk lambing, logo, symbol, bendera, stempel dan
D Mempunyai wawasan luas kartu angota

c  | ˜ 

     ˜
 21 c  | ˜ 

     ˜
 22
1. Lambang OSIS Tujuan nasional yang dicita ʹ citakan adalah masyarakat adil dan makmur
Gambar lambang OSIS : berdasarkan Pancasila, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sejahterabai
material meupun spiritual.

VII. Tujuh belas butir padi, Delapan lipatan pita, Empat buah kapas, Lima daun
kapas 17-08-1945 adalah peristiwa penegakan jembatan emas kemerdekaan
Indonesia mengandung nilai ʹ nilai perjuangan ͛45 yang harus dihayati para siswa
sebagai kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional. Kemerdekaan
yang telah ditebus dengan mahal perlu di isi dengan partisipasi penuh para siswa.
Arti bentuk dan warna lambang OSIS:
VIII. Warna Kuning.
I. Bunga bintang sudut lima dan lima kelopak daun bunga. Sebagai dasar lambing yaitu warna kehormatan / agung. Sesuatu kehormatan bila
Generasi muda adalah bunga harapan bangsa dengan bentuk bintang sudut lima generasi muda diberi kepercayaan untuk berbuat baik dan bermanfaat melalui
menunjukkan kemurnian jiwa siswa yang berintikan Pancasila. Para siswa berdaya organisasi, untuk kepentingan dirinya dan sesame mereka, sebagai salah satu
upaya melalui lima jalan dengan kesungguhan hati, agar menjadi warga negara sumbangsih nyata kepada tanah air, bangsa dan Negara.
yang baik dan berguna. Kelima jalan tersebut dilukiskan dalam bentuk lima
kelopak daun bunga, yaitu: abdi, adab, ajar, aktif dan amal. IX. Warna Coklat.
Warna tanah Indonesia, berpijak pada kepribadian dan budaya sendiri serta nasional
II. Buku terbuka Indonesia.
Belajar keras menuntut ilmu pengetahuan dan teknologi, merupakan sumbangsih
siswa terhadap pembangunan bangsa dan Negara. X. Warna Merah Putih.
III. Kunci Pas Warna kebangsaan Indonesia, dengan hati yang suci, berani membela kebenaran.
Kemauan bekerja keras akan menumbuhkan rasa percaya pada kemampuan diri dan
bebas dari ketergantungan pada belas kasihan orang lain, menyebabkan siswa berani BAB VII
mandiri. Kunci pasa adalah alat kerja yang dapat membuka semua permasalahan dan ATURAN TAMBAHAN
kunci pemecahan dari segala kesulitan.
Pasal 16
IV. Tangan Terbuka Setiap anggota telah mengetahui AD/ART ini setelah di tetapkan.
Kesediaan menolong orang lain yang lemah sesame siswa dan masyarakat yang
memerlukan bantuan dan pertolongan, yang menunjukkan adanya sikap mental Pasal 17
siswa yang baik dan bertanggung jawab. Atribut adalah kelengkapan sebagai identitas OSIS SMA Negeri 1 Pamotan.
V. Biduk.
Biduk/perahu, yang melaju di lautan hidup menuju masa depan yang lebih baik, yaitu BAB VIII
tujuan nasional yang dicita-citakan. PENGESAHAN
Pasal 18
VI. Pelangi Merah Putih Anggaran Rumah Tangga ini pertama kali disahkan pada Sidang Pleno tanggal 1
Januari 2008-2009.

c  | ˜ 

     ˜
 23 c  | ˜ 

     ˜
 24
dicantumkan dalam GBHK (Garis-garis Besar Haluan Kerja) yang menjelaskan tentang
c
O   J   "O# kondisi lingkungan organisasi baik kondisi internal maupun external.
Analisis SWOT ini merupakan sebuah ͞penyelidikan͟ tentang situasi dan
!   $$ "O% kondisi dalam suatu lingkungan. Contohnya adalah:
Ada sebuah organisasi yang akan membuat program kerja, untuk itu mereka
Teori Analisis SWOT adalah sebuah teori yang digunakan untuk merencanakan harus tahu tentang kondisi organisasi mereka dan lingkungan dimana organisasi itu
sesuatu hal yang dilakukan dengan SWOT. SWOT adalah sebuah singkatan dari, S berada. Untuk itu mereka melakukan analisis SWOT.
adalah ()&*+( atau Kekuatan, W adalah ,&%*& atau Kelemahan, O adalah Pertama S, yaitu dengan mengetahui kekuatan organisasi ʹdalam hal ini,
--)( *.(/ atau Kesempatan, dan T adalah (+)&( atau Ancaman. SWOT ini kekuatan bisa diartikan sebagai kondisi yang menguntungkan untuk organisasi-
biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah tersebut. Misalnya, pengurus yang setia terhadap organisasi, atau kas organisasi yang
rencana untuk melakukan sesuatu, sebagai contoh, program kerja. banyak, dll. Kedua W, yaitu dengan mengetahui kelemahan organisasi ʹdalam hal ini,
kelemahan bisa diartikan sebagai suatu kondisi yang merugikan untuk organisasi-
tersebut. Misalnya, kondisi anggota yang tidak aktif, dana yang tak ada, dll. Ketiga O,
yaitu dengan mengetahui kesempatan organisasi ʹ dalam hal ini bisa diartikan
sebagai suatu hal yang bisa menguntungkan jika dilakukan namun jika tidak diambil
bisa merugikan, atau sebaliknya. Misalnya, sumber dana ada bila diminta. Keempat T,
yaitu dengan mengetahui ancaman organisasi ʹ dalam hal ini bisa diartikan sebagai
suatu hal yang akan menghambat atau mengancam selama perjalanan
kepengurusan. Misalnya, banyak pengurus dan anggota yang tidak aktif.
Setelah dilakukan analisis SWOT maka jadi mengetahui kondisi nyata apa yang
terjadi di lingkungan internal dan external organisas, maka dapat mulai membuat
rencana program kerja yang sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan dan mampu
untuk dilaksanakan oleh pengurus tersebut.

Gambar. Analisis SWOT

"O  $$

Dalam sebuah organisasi biasanya setiap awal periode kepengurusan akan


dilaksanakan pembuatan rencana program kerja, untuk itu biasanya akan dilakukan
sebuah analisis kondisi mengenai suatu organisasi tersebut. Analisis SWOT biasanya

3
http://faizperjuangan.wordpress.com/2008/02/12/aplikasi-teori-analisis-swot-dalam-organisasi/
c  | ˜ 

     ˜
 25 c  | ˜ 

     ˜
 26
  O & membicarakan tentang Reksadana Syariah kepada orang yang tidak tahu bahkan
tentang bank sekalipun. Hanya akan membuang-buang waktu dan membuat kita
Dalam berkomunikasi dibutuhkan lebih dari asal bicara, apalagi asal bunyi. semakin keki.
Ada etika yang harus ditaati, baik yang tersurat maupun yang tersirat. Namun
demikian pada dasarnya etika itu dapat berdasarkan 5W+1H : 3. Where (dimana)

Membicarakan politik di tempat pesta ulang tahun teman tidaklah tepat,


mungkin malah akan merusak suasana pesta. Bergurau secara berlebihan ketika
sedang menikmati santap malam disebuah restoran hotel yang cukup mewah saja,
anda akan menjadi pusat perhatian dan mungkin akan dicap sebagai perusuh. Bisa
jadi semua mata akan memandang anda. Lain ladang lain belalang, lain kolam lain
pula ikannya. Apa yang biasanya kita anggap biasa ditempat biasa, mungkin menjadi
luar biasa ditempat lain. Begitupun sebaliknya, yang kita anggap bermasalah
ditempat kita, ternyata malah menjadi adat ditempat lain. Untuk itu kita harus
mampu membuka mata, membuka telinga, membuka hati, menajamkan rasa, agar
kita mampu membawa diri ditempat yang berbeda.

4. When (kapan)
Sumber gambar: http://1.bp.blogspot.com/_NNOmxc31YvQ/TPidoPbC6ZI/AAAAAAAAADw/
6CMW8cEjK74/ s1600/Communication.jpg Waktu sangatlah penting untuk diperhitungkan dalam menjaga etika
komunikasi. Tidak mudah untuk menjadi pandai mengetahui kapan waktu yang tepat
1. Who (siapa) untuk membicarakan sesuatu. Mengetahui tentang kebiasaan seseorang yang kita
ajak berkomunikasi sangatlah penting agar apa yang kita bicarakan menjadi efektif
Dengan mengetahui siapa yang kita ajak berkomunikasi, maka kita bisa dan efisien.
langsung menyesuaikan diri. Nada suara, gerak tubuh, pandangan mata, hendaknya
seirama dengan siapa kita berbicara. Misalnya saat berbicara dengan anak-anak, 5. Why (mengapa)
nada suara agak direndahkan, gerak tubuh agak mengikuti anak-anak yang kita ajak
bicara, pandangan mata lebih lembut. Begitu juga saat kita bicara dengan rekan Mengapa, satu pertanyaan yang bisa menjadi tujuan dari arah pembicaraan.
bisnis, nada suara, gerak tubuh tentu akan menyesuaikan. Tujuan ini disesuaikan dengan siapa, apa, dimana dan kapan kita mengutarakan
maksud dan tujuan kita. Menentukan arah pembicaraan itu penting selain agar kita
2. What (apa) bisa lebih fokus, tujuan akan membuat kita memilih kata-kata yang tepat untuk
mendapatkan sasaran.
Setelah tahu siapa yang menjadi teman kita berkomunikasi, kita bisa
menyesuaikan apa yang hendak kita bicarakan. Rasanya tidak akan  6. How (bagaimana)

Tujuan baik, tapi cara penyampaian tidak baik, maka hancurlah sudah.
4
http://www.anneahira.com/etika-komunikasi.htm Komunikasi kita bisa dianggap tidak beretika. Cara membawa rupa, rupa bisa
c  | ˜ 

     ˜
 27 c  | ˜ 

     ˜
 28
membawa berkah atau petaka. Cara ini sangat penting untuk dipertimbangkan O O   O O
dengan matang. Salah-salah semua yang sudah kita rencanakan menjadi berantakan
hanya gara-gara sedikit salah melangkah. '$ O
Outbound adalah kegiatan di alam terbuka. Outbound juga dapat memacu
semangat belajar. Outbound merupakan sarana penambah wawasan pengetahuan
yang didapat dari serangkaian pengalaman berpetualang sehingga dapat memacu
semangat dan kreativitas seseorang. Oleh karena itu, Kimpraswil menyatakan bahwa
outbound adalah usaha olah diri (olah pikir dan olah fisik) yang sangat bermanfaat
bagi peningkatan dan pengembangan motivasi, kinerja dan prestasi dalam rangka
melaksanakan tugas dan kepentingan organisasi secara lebih baik Kegiatan outbound
berawal dari sebuah pengalaman sederhana seperti bermain. Bermain juga membuat
setiap anak merasa senang, dan bahagia. Dengan bermain anak dapat belajar
menggali dan mengembangkan potensi, dan rasa ingin tahu serta meningkatkan rasa
percaya dirinya. Oleh karena itu, bermain merupakan fitrah yang dialami setiap anak.

Sumber: http://kriyamandirisolo.files.wordpress.com/2010/12/11.jpg

Pengalaman merupakan guru dalam proses pembelajaran secara alami.


Misalnya, seorang anak mengalami proses alami bermain. Hal itu dalam rangka
menambah dan mengembangkan pengetahuan dari setiap pengalamannya. Jadi,
tidak menutup kemungkinan siapapun berhak bermain baik anak-anak, remaja, orang
dewasa ataupun orang tua. Karena belajar dari sebuah pengalaman dalam aktivitas
bermain dijadikan sebagai sarana pembelajaran yang menyenangkan yang dapat
dilakukan di ruangan terbuka atau tertutup.

c  | ˜ 

     ˜
 29 c  | ˜ 

     ˜
 30
Berdasarkan latar belakang tersebut outbound merupakan perpaduan antara Tujuan outbound menurut Adrianus dan Yufiarti, dalam jurnal Memupuk
permainan-permainan sederhana, permainan ketangkasan, dan olah raga, serta diisi Karakter Siswa melalui Kegiatan Outbound (2006: 42) adalah untuk:
dengan petualangan-petualangan. Hal itu yang akhirnya membentuk adanya unsur- 1) mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri siswa;
unsur ketangkasan, dan kebersamaan serta keberanian dalam memecahkan masalah. 2) berekspresi sesuai dengan caranya sendiri yang masih dapat diterima
Seperti halnya Iwan menegaskan bahwa ͞permainan yang disajikan dalam outbound lingkungan;
memang telah disusun sedemikian rupa, sehingga bukan hanya psikomotorik (fisik) 3) mengetahui dan memahami perasaan, pendapat orang lain dan menghargai
peserta yang ͛tersentuh͛ tapi juga afeksi (emosi) dan kognisi (kemampuan berpikir) perbedaan;
4) membangkitkan semangat dan motivasi untuk terus terlibat dalam
'   O kegiatan-kegiatan;
Kegiatan belajar di alam terbuka seperti outbound bermanfaat untuk 5) lebih mandiri dan bertindak sesuai dengan keinginan;
meningkatkan keberanian dalam bertindak maupun berpendapat. Kegiatan 6) lebih empati dan sensitif dengan perasaan orang lain;
outbound membentuk pola pikir yang kreatif, serta meningkatkan kecerdasan 7) mampu berkomunikasi dengan baik;
emosional dan spiritual dalam berinteraksi. Kegiatan ini akan menambah pengalaman 8) mengetahui cara belajar yang efektif dan kreatif;
hidup seseorang menuju sebuah pendewasaan diri. 9) memberikan pemahaman terhadap sesuatu tentang pentingnya karakter
Pengalaman dalam kegiatan outbound memberikan masukan yang positif yang baik;
dalam perkembangan kedewasaan seseorang. Pengalaman itu mulai dari 10) menanamkan nilai-nilai yang positif sehingga terbentuk karakter siswa
pembentukan kelompok. Kemudian setiap kelompok akan menghadapi bagaimana sekolah dasar melalui berbagai contoh nyata dalam pengalaman hidup;
cara berkerja sama. Bersama-sama mengambil keputusan dan keberanian untuk 11) mengembangkan kualitas hidup siswa yang berkarakter;
mengambil risiko. Setiap kelompok akan meng-hadapi tantangan dalam memikul 12) menerapkan dan memberi contoh karakter yang baik kepada lingkungan.
tanggung yang harus dilalui.
Tujuan outbound secara umum untuk menumbuhkan rasa percaya dalam diri
guna memberikan proses terapi diri (mereka yang berkelainan) dalam ' !$$
berkomunikasi, dan menimbulkan adanya saling pengertian, sehingga terciptanya
saling percaya antar sesama. Ancok pun menegaskan dalam bukunya Outbound Pelaksanaan outbound selalu dilaksanakan dengan aktifitas petualangan di
Management Training (2003: 3) bahwa: alam terbuka, maka ciri utamanya : adanya resiko yang nyata dalam kegiatan,
Metode pelatihan di alam terbuka juga digunakan untuk kepentingan terapi tantangan yang ada bukan merupakan aktifitas yang dilakukan oleh orang umum,
kejiwaan (lihat Gass, 1993). pelatihan ini digunakan untuk meningkatkan konsep diri dan kegiatan outbound mengandung ketidakpastian yang tinggi.
anak-anak yang nakal, anak pencandu narkotika, dan kesulitan di dalam hubungan
sosial. Metode yang sama juga digunakan untuk memperkuat hubungan keluarga Pengalaman yang didapat dalam kegiatan outbound :
ber-masalah dalam program family therapy (terapi keluarga). Afiatin (2003) dalam ͻ Pengalaman menghadapi tantangan yang beresiko
penelitian disertasinya telah menggunakan pelatihan outbound untuk penangkalan ͻ Pengalaman mengelola takut yang bergejolak
pengguna obat terlarang (narkoba). Dalam penelitiannya Afiatin menemukan bahwa ͻ Pengalaman mengendalikan stress dalam diri
penggunaan metode outbound mampu meningkatkan ketahanan terhadap godaan ͻ Pengalaman mengukur kemampuan diri
untuk menggunakan narkoba. Selain itu dilaporkan pula oleh Afiatin, penelitian yang ͻ Pengalaman menumbuhkan keberanian mencoba sesuatu yang baru
dilakukan oleh Johnson dan Johnson bahwa kegiatan di dalam outbound training ͻ Pengalaman mendapatkan keberhasilan melewati tantangan
dapat meningkatkan perasaan hidup bermasyarakat (sense of community) diantara
para peserta latihan.

c  | ˜ 

     ˜
 31 c  | ˜ 

     ˜
 32
Pengalaman diatas akan terekam dan teringat dipikirannya dalam rentang ͻ Pengalaman presentasi akhir tentang hasil kegiatan
waktu yang lama dan berdampak positif secara psikologis, antara lain : ͻ Pengalaman refleksi tentang permainan
ͻ Menumbuhkan rasa percaya diri
ͻ Meningkatkan pemahaman tentang konsep diri Pengalaman diatas meberi manfaat edukasional, yang meliputi ketrampilan
ͻ Meningkatkan harga diri (Self efficacy) dan pengetahuan dengan hal-hal berikut di bawah ini :
ͻ Meningkatkan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru ͻ Mengembangkan pengetahuan tentang pendidikan outdoor
ͻ Meningkatkan keberanian untuk menguji kemampuan diri ͻ Meningkatkan pengetahuan tentang konservasi alam
ͻ Memberikan sensasi positif saat mencoba hal baru ͻ Meningkatkan kesadaran pentingnya daya dukung lingkungan dalam
kehidupan
' $$$ ͻ Meningkatkan tanggungjawab dalam melestarikan lingkungan
Pelaksanaan outbound selalu melibatkan beberapa orang atau kelompok. ͻ Mengembangkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah
Sehingga ada pengalaman berinteraksi dengan orang lain dalam menghadapi ͻ Mengembangkan penguasaan akademis
tantangan yang sama, pengalaman itu antara lain: ͻ Meningkatkan kesadaran dan klarifikasi nilai kehidupan
ͻ Pengalaman dibantu teman saat dalam kesulitan
ͻ Pengalaman berkomunikasi dengan teman baru ' !($
ͻ Pengalaman saat harus berbagi dengan teman lain Pelakasanaan kegiatan diluar ruang dapat dipastikan memerlukan aktifitas
ͻ Pengalaman harus bekerja secara kelompok fisik yang lebih besar, sehingga memberikan rangsangan pembelajaran yang lebih
ͻ Pengalaman saat mendapat apresiasi positif dari teman optimal :
ͻ Pengalaman saat mendapat dukungan dari teman ͻ Pengalaman menyelesaikan tantangan permainan tali
ͻ Pengalaman saat mendapat masukan dari teman ͻ Pengalaman menyelesaikan trekking
ͻ Pengalaman menjaga kebugaran tubuh
Pengalaman-pengalaman diatas berdampak sosiologis, antara lain : ͻ Pengalaman mengelola kelelahan tubuh
ͻ Mengembangkan sikap peduli pada orang lain
ͻ Mengembangkan kemampuan komunikasi Dari pengalaman diatas, peserta diharapkan akan mendapatkan manfaat dan
ͻ Mengembangkan rasa memiliki hasil positif dari kegiatan outbound, antara lain :
ͻ Mengembangkan kemapuan untuk memberi umpan balik positif ͻ Meningkatkan kesegaran jasmani
ͻ Mengembangkan kemampuan untuk membangun persahabatan ͻ Mengembangkan ketrampilan organ tubuh
ͻ Mengembangkan kemampuan untuk mengendalikan diri ͻ Mengembangkan kekuatan tubuh
ͻ Melatih kemampuan koordinasi gerak tubuh
' $ ͻ Memberikan porsi latihan tambahan
Pelaksanaan outbound yang bebasis alam akan dijadikan media implementasi ͻ Mengembangkan keseimbangan tubuh
pengetahuan teori yang di dapat peserta outbound, sehingga timbul pengalaman :
ͻ Pengalaman menjaga kebersihan lingkungan bermain ' $!
ͻ Pengalaman menanam pohon untuk menjaga kelestarian Manusia diciptakan Tuhan dilengkapi dengan Akal, Hati dan Nafsu. Akal,
ͻ Pengalaman menyelesaikan masalah dalam permainan adalah materi organik yang berdaya logis. Materi bekerja untuk memilih,
ͻ Pengalaman diskusi tentang perjalanan kegiatan outbound menganalisa, membandingkan informasi dari obyek nyata, kejadian, dan lain-lain.
ͻ Pengalaman membuat perencanaan sebelum kegiatan Secara umum fungsi dari akal adalah :

c  | ˜ 

     ˜
 33 c  | ˜ 

     ˜
 34
ͻ Menggali pengetahuan dengan nalar ͻ Dari pengalaman diatas, peserta diharapkan akan mendapatkan manfaat
ͻ Menyimpan pengetahuan secara spiritual dari hasil positif mengikuti kegiatan outbound, antara lain :
ͻ Menyimpulkan hal yang belum diketahui dengan pengetahuannya ͻ Meningkatkan keinginan selalu berbuat sebaik mungkin pada diri sendiri
ͻ Menggabungkan berbagai informasi menjadi informasi baru maupun orang lain
ͻ Meningkatkan sikap berani, tangguh dan pantang menyerah dalam
Hati, merupakan materi organik yang berdaya emosi, materi ini bekerja menghadapi setiap masalah yang ada
meneruskan suara yang berasal dari ruh, berpihak pada hal yang baik dan ͻ Selalu mempunyai kesadaran bahwa apapun kesuksesan yang didapatnya
memutuskan untuk berprilaku. Fungsi hati : selalu karena atas keterlibatan dan kemurahan Tuhan
ͻ Menggali pengetahuan dengan daya cita rasa
ͻ Menjadi pusat kesadaran moral Outbound merupakan kegiatan yang berbasis petualangan di alam bebas
ͻ Menjadi pusat kesabaran dengan menunjang 3 aspek : cognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik
ͻ Menjadi pusat kekuatan dari Tuhan (tindakan), yang kemudian diharapkan akan memotivasi keberhasilan seseorang.
Keberhasilan seseorang ditentukan oleh :
Nafsu, komponen yang ada dalam diri manusia yang memiliki kekuatan untuk ͻ 45 % attitude (sikap / moral)
mendorong melakukan sesuatu atau tidak. Karena itu manusia selalu dalam ͻ 10 % knowledge (pengetahuan)
pengaruh dan dorongan untuk melakukan sesuatu atau dorongan untuk menghindari ͻ 20 % practice (praktek)
sesuatu. Contoh dorongan untuk melakukan sesuatu : ͻ 25 % skill (ketrampilan)
ͻ Menjadi seorang yang berprestasi
ͻ Menjadi seorang ketua Outbound sebagai metodologi akan berjalan efektif bila mengacu pada :
ͻ Menjadi seorang yang terbaik ͻ perkembangan psikomotorik
ͻ perkembangan intelektual
Contoh dorongan untuk menghindari sesuatu : ͻ perkembangan emosional
ͻ Malas
ͻ Boros
ͻ Curang
ͻ Tidak mau mematuhi peraturan

Kaitannya dengan aktifitas outbound, ketiga materi (akal, hati dan nafsu)
mempunyai peran berupa pengalaman :
ͻ Muncul pengetahuan baru, pemahaman baru, ide atau inspirasi baru, dari
hasil kerja akal. Contoh : Pemahaman tentang kenapa alam diciptakan untuk
manusia ?
ͻ Munculnya rasa keberanian, ketakutan, kasih sayang, kebencian,
kegembiraan, contoh : Tumbuhnya rasa cinta dan peduli dengan alam sekitar
ͻ Munculnya keinginan untuk berperan dalam menjaga kelestarian alam
ͻ Munculnya keinginan untuk berperan mengurangi polusi yang merusak
kelestarian alam sekitar

c  | ˜ 

     ˜
 35 c  | ˜ 

     ˜
 36
J "c 
  c 
c  

 (c ) O     1
 O
    1
 O

   
    O.    c

1 Ana Aminatul Aliyah XI IPA.2


No. Hari/ Jam Materi Narasumber Ket 2 Adi Yulianto XI IPA.2
* 25 J 2012 3 Riska Ariyana X.2
1. 12.15 ʹ 13.00 Upacara Pembukaan Panitia 4 Adi Prayetno X.3
2. 13.00 ʹ 14.30 AD/ ART OSIS Drs. Daryoto Eko 5 Alfinatun Nazula X.5
3. 14.30 ʹ 15.00 Istirahat Panitia 6 Aniqotunnur X.1
4. 15.00 ʹ 17.00 Out Bond Drs. Didik Pudianto 7 Hani Nur Rohmah XI IPS.4
Aris Susanto, S. Pd 8 Umi Chabibah XI IPA.1
5. 17.00 ʹ 19.00 Ishoma Panitia 9 Ahmad Nur Faid XI IPA.2
6. 19.00 ʹ 20.30 Membangun Drs. Agus Basuki, M.Si 10 Amruhu Yusra X.3
Pemimpin Berkarakter
11 Athour Rohman X.2
7. 20.30 ʹ 22.00 Analisis Program Kerja Drs. Budi Winoto
12 Reti Hestiningsih XI IPA.1
8. 22.00 ʹ 23.30 Penyusunan Program Drs. Wardi
13 M. Nurmansyah X.4
Kerja
14 Nurma Indri Alfitrasari XI IPA.1
9. 23.30 ʹ 04.00 Istirahat/ tidur Panitia
15 Ihsan Affandi XI IPA.1
 $* 26 J 2012
16 Puji Rahayu XI IPA.1
1. 04.00 ʹ 04.45 Sholat & Bersih-bersih Panitia
Diri 17 Nindi Friantica XI IPS.4
18 Galih Lenggono Sakti XI IPS.3
2. 04.45 ʹ 05.45 Senam Pagi Panitia
3. 05.45 ʹ 07.00 Sarapan Pagi Panitia 19 Catur Ahmad Taufiq XI IPS.1
4. 07.00 ʹ 10.00 Mengikuti Pelajaran di Pantia 20 Alfiana Nur Rohmah X.6
Kelas 21 Bambang Sugiayarto XI IPS.1
5. 10.00 ʹ 12.00 Pleno Program Kerja Cahyo Purnomo, S. Pd 22 Kristina Novitasari XI IPS.3
6. 12.00 ʹ 12.30 Istirahat Panitia 23 Anton Kusuma XI IPS.4
7. 12.30 ʹ 13.00 Upacara Penutupan Panitia 24 Ahmad Khairul Anam XI IPS.4
25 Yunus Ade I.P. XI IPS.1
26 Taufiqur Rohman X.4
27 Bela Zikra Z. XI IPS.2
28 Siti Afifah X.2
29 Lia Vitana XI IPS.1
30 Aldo Alhise X.1
c  | ˜ 

     ˜
 37 c  | ˜ 

     ˜
 38
31 Lutfi Khakim XI IPA.2
32 Maya Masita XI IPA.2
33 Danang P X.3
34 Ika Purwanti XI IPA.1
35 Nur Ainik X.1
36 Nurul Amalia (MPK) XI IPA.1
37 M. Iqbbal (MPK) X.1
38 Siti Nurhayati XI IPS.2 SMA NEGERI 1 PAMOTAN

Visi

"DISIPLIN MENGUKIR PRESTASI,


BERADAB MEMBANGUN MARTABAT"

Misi

 ˜       



     
  
 
 
 
        
  
    

 




 ˜          
 
    
   
 ˜       
 
      



 

  
   
       
 

 ˜            
 
      
   
  
   


c  | ˜ 

     ˜
 39 c  | ˜ 

     ˜
 40

Anda mungkin juga menyukai