Anda di halaman 1dari 2

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kepada Allah swt. yang telah
melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata pelajaran akidah akhlak, dengan judul
"aliran maturidiyah"
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari banyak pihak
yang tulus memberikan do'a, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
santri.

Ciganitri, Agustus 2022

Penulis

Daftar isi
Kata pengantar
Daftar isi
Bab 1 pendahuluan
A.Latar Belakang Masalah
Tokoh-tokoh
Pemikiran aliran
Pandangan Umum
Kesimpulan

LATAR BELAKANG

Aliran Maturidiyah lahir di Samarkand pada pertengahan abad IX M. Pendirinya adalah


Abu Mansur Muhammad Ibnu Muhammad ibn Mahmud Al-Maturidi.

Maturidiyah semasa hidupnya dengan Asy’ary, hanya dia hidup di Samarkand sedangkan
Asy’ary hidup di Basrah. Asy’ary adalah pengikut Syafii dan Maturidy pengikut
Mazhab Hanafy. Karena itu kebanyakan pengikut Asy’ary adalah orang-orang Sufiyyah,
sedang pengikut pengikut Maturidy adalah orang-orang Hanafiah.

Maturidiyah muncul sebagai reaksi terhadap pemikiran Mu’tazilah. Reaksi ini timbul
karena adanya perbedaan pendapat antara aliran Mu’tazilah dan aliran Maturidiyah,
yaitu Maturidiyah berpendapat bahwa kewajiban megenai Allah mungkin dapat diketahui
oleh akal. Dalam hal ini, Maturidiyah tidak menggunakan tern wajib seperti yang
digunakan oleh Mu’tazilah. Sementara asy’ariyah berpendapat kewajiban mengetahui
‘tidak mungkin’ melalui akal.

TOKOH-TOKOH ALIRAN MATURIDIYAH


Tokoh-tokoh aliran Maturidiyah yaitu :

Abu Mansur Muhammad Ibn Muhammad Ibn Muhammad Al-Maturidi.


Abu al-yusr Muhammad Al-bazdawi.
Al-Bayadi.
POKOK-POKOK ALIRAN MATURIDIYAH
Pokok-pokok aliran Maturidiyah yaitu :

Kewajiban mengetahui Tuhan, akal semata-mata sanggup mengetahui Tuhan, namun ia


tidak sanggup dengan sendirinya hukum-hukum Taklifi (perintah-perintah Allah)
Kebaikan dan keburukan dapat diketahui dengan akal.
Hikmah dan tujuan perbuatan Tuhan.
Perbuatan tuhan mengandung kebijaksanaan (hikmah), baik dalam ciptaan-ciptaan-Nya
maupun dalam perintah dan larangan-larangan-Nya, perbuatan manusia bukanlah
merupakan paksaan dari Allah, karena itu tidak bisa di katakan wajib, karena
kewajiban itu mengandung suatu perlawanan dengan iradah-Nya[5].

Mengenai perbuatan dosa, maturidiyah berpendapat bahwa perbuatan dosa tersebut


membawa kepada kekufuran karena, jika di lakukan terus menerus, bisa-bisa
menghabiskan keimanan seseorang[6].
Manusia bebas dalam berbuat, tetapi kebebasan itu adalah dalam memilih antara yang
di ridhai tuhan dan yang tidak di ridhaiNya, bukan dalam menentukan perbuatan itu
sendiri.

Berbeda dengan aliran Khawarij, aliran Maturidiyah memandang bahwa pelaku dosa
besar masih dikategorikan mukmin (muslim) sepanjang masih ada keimanan dalam
hatinya.

Pendosa besar tidak bisa dicap telah kafir, menurut aliran Maturidiyah. Sementara
jika pelaku dosa besar meninggal sebelum bertaubat maka nasibnya diserahkan kepada
kehendak Allah SWT.
Maturidi menolak paham-paham Mu’tazilah, antara lain dalam soal:

1) Tidak sepaham mengenai pendapat Mu’tazilah yang mengatakan bahwa Al-Qur’an


itu makhluk.

2) Al salah wa al Aslah.

3) Paham posisi menengah kaum Mu’tazilah.

Kesimpulan
Jadi aliran maturidiyah ini dinisbatkan kepada Imam Al – Maturidy. Nama lengkapnya
Muhammad bin Muhammad bin Mahmud Abu Mansur Al Maturidy. Dia lahir di kota Maturid,
Samarkand. Tahun kelahirannya tidak diketahui dengan jelas, diperkirakan lahir pada
pertengahan abad III H, sedangkan meninggalnya pada tahun 333 H.
Sistem berfikir Al Maturidy tidak berbeda banyak dengan Al Asy’ari. Keduanya sama –
sama gencar mmenentang Mu’tazilah dan membela kepercayaan – kepercayaan yang ada
dalam Al-Qur’an.

Anda mungkin juga menyukai