Anda di halaman 1dari 13

 

MAKALAH SOSIOLOGI UMUM

FENOMENA BUDAYA MEMBUANG SAMPAH


SEMBARANGAN PADA MASYARAKAT  

NAMA : RISTI ANNISA

NIM : 2031211025

DOSEN PENGAMPU : ROSTIAR SITORUS

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

2013
 

Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat meliputi
gejala-gejala sosial,struktur sosial dan perubahan sosial yang terjadi dalam
masyarakat. Sosiologi menelaah gejala-gejala yang wajar dalam masyarakat
seperti norma-norma,kelompok sosial lapisan masyarakat,lembaga masyarakatan,
 proses sosial, perubahan sosial dan kebudayaan serta perwujudannya (Soekanto
1990)
Masyarakat adalah kumpulan manusia yang hidup bersama dalam suatu
tempat. Adanya masyarakat di karenakan manusia adalah makhluk sosial yang
tidak dapat hidup sendiri. Manusia yang hidup bersama-sama mempunyai
kebiasaan yang dilakukan terus-menerus dalam jangka waktu lama sehingga
menjadi sebuah kebudayaan.
Manusia dalam kesehariannya tidak akan lepas dari kebudayaan, karena
manusia adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Manusia hidup
karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan
 berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan
merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan
satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan
hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan
kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak
kebudayaan.
Anggota masyarakat sebagai pencipta kebudayaan dapat menciptakan
suatu budaya yang bersifat positif dan suatu budaya yang bersifat negatif.
Pencipta suatu budaya yang bersifat positif apabila budaya tersebut membawa
manfaat serta tidak merugikan. Sedangkan pencipta suatu budaya yang bersifat
negatif apabila budaya tersebut tidak membawa manfaat serta merugikan.
Kebudayaan-kebudayaan yang ada dapat menjadi suatu masalah sosial
ketika kebudayaan tersebut menunjukan gejala-gejala yang tidak berlangsung
normal sebagaimana yang di kehendaki masyarakat yang merupakan gejala-gejala
 

abnormal atau gejala-gejala patologis hal ini disebabkan adanya unsur-unsur


masyarakat tidak dapat berfungsi sehingga menyebabkan kekecewaan dan
 penderitaan .Gejala-gejala abnormal tersebut dinamakan masalah- masalah sosial
(Soekanto 1990) 
Salah satunya adalah budaya membuang sampah pada masyarakat.
Membuang sampah menjadi suatu masalah sosial ketika suatu anggota masyarakat
membuang sampah sembarangan dan diikuti oleh masyarakat lain sehingga
menjadi suatu kebiasaan pada masyarakat untuk membuang sampah sembarangan
dan tidak ada kepedulian untuk membuang sampah pada tempatnya.

1.2 Rumusan Masalah 


Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini adalah:
1.  Apa pengertian kebudayaan?
2.  Mengapa membuang sampah sembarangan menjadi suatu masalah sosial?
3.  Bagaimana cara menanggulangi budaya membuang sampah sembarang
yang terjadi pada masyarakat?

1.3  Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1.  Mengetahui pengertian kebudayaan
2.  Mengetahui sebab membuang sampah menjadi suatu masalah sosial
3.  Mengetahui cara menanggulangi budaya membuang sampah sembarang
yang terjadi pada masyarakat
 

Bab II
Pembahasan

2. 1 Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata budaya sedangkan budaya adalah bentuk
 jamak dari kata budi-daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya
sebenarnya berasal dari bahasa sansekerta buddayah yaitu bentuk jamak dari kata
 buddhi yang berarti budi atau akal.dalam bahasa inggris kata budaya berasal dari
kata culture, dalam bahasa Belanda diistilahkan dengan kata Cultuur, dalam
 bahasa latin, berasal dari kata corela.

Berikut pengertian budaya atau kebudayaan dari beberapa ahli:


1. E.B. Tylor , budaya adalah suatu keseluruhan komplek yang meliputi
 pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.

2. R. Lin ton 
, kebudayaan dapat dipandang sebai konfigurasi tingkah laku yang
dipelajari dan hasil ntingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentukannya
didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.

3. Koentjaraningrat 
, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, milik diri manusia dengan belajar.

4. Sel o Soemar djan dan Soelaeman Soemar di , mengatakan bahwa kebudayaan
adalah semua hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat.

Koentjaraningrat (1975) mengemukakan bahwa kebudayaan itu dibagi


atau digolongkan kedalam tiga wujud yaitu:
1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan nilai-nilai norma-norma
dan peraturan
 

2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Berdasarkan penggolongan wujud budaya tersebut, maka kebudayaan dapat
dikelompokan menjadi dua:1. Budaya yang bersifat abstrak dan 2. Budaya yang
 bersifat kongkrit.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan sebagai sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan
yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari  –   hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda
 –   benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya yang
kesemuanya itu ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakatnya.

Manusia merupakan pencipta kebudayaan karena manusia dianugerahi akal


dan budi daya. Dengan akal dan budi daya itulah manusia menciptakan dan
mengembangkan kebudayaan. Terciptanya kebudayaan adalah hasil dari interaksi
manusia dengan segala isi alam raya ini. Karena manusia adalah pencipta
kebudayaan maka manusia adalah makhluk berbudaya. Kebudayaan adalah
ekspresi eksistensi manusia di dunia. Dengan kebudayaanya, manusia mampu
menampakkan jejak - jejaknya dalam panggung sejarah dunia.

2.2 Membuang Sampah Sembarangan Menjadi Masalah Sosial  


Dalam melakukan aktivitas sehari-hari masyarakat selalu menghasilkan
sampah. Seperti ketika berbelanja di toko, membeli makanan yang dibungkus
dengan plastik dapat menghasilkan sampah. Data dari Kementrian Lingkungan
Hidup menunjukkan bahwa setiap individu menghasilkan rata-rata 0,8 kilogram
sampah per hari. Dengan banyaknya sampah yang dihasilkan oleh satu anggota
masyarakat setiap harinya membuat sampah yang dihasilkan oleh masyarakat
semakin menumpuk dan harus dibuang. Namun dalam rangka „membersihkan‟
sampah yang dihasilkan masyarakat cenderung membuang sampah sembarangan,
masyarakat cenderung berpikir „yang penting sampah yang saya hasilkan tidak ada
 

dirumah saya atau berada dilingkungan saya‟. Hal ini jelas menjadi suatu
 permasalahan ketika masyarakat cenderung membuang sampah sembarangan.
 

Perilaku membuang sampah sembarangan kini menjadi suatu hal yang lumrah
dilakukan. Dengan gampangnya masyarkat membuang sampah dilingkungan
sekitarnya. Seperti menumpuk sampah dipinggir jalan, membuang sampah dihutan,
membuang sampah di sungai dan dimana saja. Perilaku menurut Koentjaraningrat
(1975) adalah perwujudan dari budaya. Perilaku adalah cara bertindak atau
 bertingkah laku tertentu dalam situasi tertentu. Setiap perilaku manusia dalam
masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku (patterns of behavior) masyarakat.
Pola-pola perilaku adalah cara bertindak seluruh anggota suatu masyarakat yang
mempunyai norma-norma dan kebudayaan yang sama.
Perilaku membuang sampah sembarangan kini telah menjadi suatu
 budaya. Budaya adalah suatu kebiasaan dan menjadi hal yang lumrah dilakukan
oleh masyarakat. Sesuatu hal tersebut, bisa disebut budaya apabila setiap orang
mengenali dan sering melakukannya secara sadar ataupun tidak sadar Budaya
adalah salah satu cara hidup yang berkembang, bukankah membuang sampah
sembarangan kini telah menjadi salah satu cara hidup yang dipilih oleh
masyarakat Indonesia sebagai jalan cepat untuk menghilangkan berbagai sampah
 

disekelilingnya, dan hal ini terus berkembang dengan banyaknya sampah yang
 berserakan tidak pada tempatnya. Perilaku ini menjadi suatu masalah sosial ketika
 perilaku yang telah menjadi budaya ini ditiru oleh masyarakat lain sehingga
hampir semua masyarakat tidak memiliki kepedulian terhadap membuang sampah
 pada tempatnya
Apabila perilaku membuang sampah sembarangan dilakukan oleh orang
tua sudah jelas anaknya akan mengikuti perilaku yang dilakukan oleh orang
tuanya. Sehingga budaya membuang sampah sembarangan akan dilakukan dari
satu generasi ke generasi lainnya. Dari kata generasi ke generasi disana secara
tersirat dikatakan bahwa tindakan itu tidak dilakukan dalam satu atau dua periode
saja, melainkan terus menerus secara berkala, maka dari itu kita juga bisa melihat
 bukti dilapangan bahwa Indonesia belum bisa bersih dari yang namanya sampah,
oleh karenanya membuang sampah sembarangan kini sudah menjadi sebuah
 budaya yang “illegal” di Indonesia.
Sehingga budaya membuang sampah sembarangan menjadi suatu masalah
sosial karena budaya tersebut tidak berlangsung seharusnya atau dapat
menimbulkan masalah ditengah masyarakat. Menurut Soekanto (1990 ) 
Kebudayaan-kebudayaan yang ada dapat menjadi suatu masalah sosial ketika
kebudayaan tersebut menunjukan gejala-gejala yang tidak berlangsung normal
sebagaimana yang di kehendaki masyarakat yang merupakan gejala-gejala
abnormal atau gejala-gejala patologis hal ini disebabkan adanya unsur-unsur
masyarakat tidak dapat berfungsi sehingga menyebabkan kekecewaan dan
 penderitaan .Gejala-gejala abnormal tersebut dinamakan masalah- masalah sosial.
Larangan membuang sampah memang sudah diatur dalam pasal 25 UU
 pengelolaan sampah yang juga mengatur larangan membuang sampah
sembarangan. Namun, yang menjadi keunikan Negara ini adalah sebuah larangan
yang sudah jelas-jelas tertera dalam Undang-undang, bukanya dihindari untuk
tidak melakukan hal tersebut. Malah asyik dikerjakan dan menjadikannya sebuah
kebiasaan buruk yang tak pantas diteruskan secara turun menurun. Tapi kini hal
itu sulit untuk dihindarkan, buktinya sering terjadi bencana banjir dan lain
sebagainya yang diakibatkan oleh sampah yang sudah sangat menumpuk. Hal itu
terjadi akibat prilaku dan ulah manusia itu sendiri, karena di zaman seperti saat
 

ini, setiap orang sudah tak merasa malu lagi ataupun segan apabila dirinya
membuang setumpuk sampah pada sungai disekitarnya. Malah, banyak orang
yang secara terang-terangan membuang sampah seenaknya di tempat-tempat
umum. Kebiasaan membuang sampah kini telah menjelma menjadi “gaya hidup”
masyarakat Indonesia yang kini beramai-ramai melakukanya, malah budaya
membuang sampah sembarangan bisa mengalahkan kesenian budaya, seperti tari-
tari daerah yang mulai sulit untuk ditemukan. Sedangkan sampah dan periku yang
membuang sampah sembarangan bisa dijumpai dengan mudah.
Apabila kita ingin membandingkan hal tersebut dengan Negara lain
 pastilah terlihat perbedaan yang siginifikan akan hal ini, contohnya di Singapura,
di Negara bersimbol kepala Singa tersebut diterapkan peraturan bahwa yang
membuang sampah sembarangan akan dikenai sanksi, bahkan bukan sekedar itu,
yang meludah di tempat umum pun diberi sanksi tegas. Tapi apa yang terjadi di
Indonesia, bukan sebuah peraturan dan sanksi yang diterapkan, tapi kita bisa
melihat dan merasakannya sendiri, jangankan bisa mewujudkan peraturan tersebut
dalam hal yang lebih konkret lagi, namun kita juga bisa menilai bahwa di
Indonesia sedikit sekali tempat sampah yang bisa kita temui disembarang tempat.
Mungkin inilah salah satu faktor selain faktor peraturan sanksi yang tidak tegas
dan juga merupakan satu point penting diantara point-point lainnya yang
membedakan Indonesia dengan Negara lain.
Budaya membuang sampah sembarangan menjadi suatu masalah sosial
ketika:
1.  Perilaku satu anggota masyarakat yang membuang sampah
sembarangan diikuti oleh masyarakat lain. Sehingga terbentuk suatu
kebudayaan membuang sampah sembarangan.
2.  Perilaku membuang sampah sembarangan dilakukan oleh orang tua
yang diikuti oleh anak-anaknya yang terjadi pada setiap generasi ke
generasi selanjunya sehingga terbentuk suatu kebudayaan membuang
sampah sembarangan
3.  Masyarakat cenderung tidak peduli terhadap lingkungan
4.  Rasa gotong royong antar masyarakat untuk membuat/menanggulangi
sampah semakin meluntur.
 

 
2.3 Cara Menanggulangi Budaya Membuang Sampah
Sembarangan Pada Mayarakat
Selain memiliki dan memanfaatkan lingkungan yang ada, manusia hendaknya
 juga merawat dan melestarikan lingkungan. Sehingga segala yang ada di lingkungan
tetap terjaga dan dapat dinikmati oleh anak cucu mereka. Salah satunya budaya
membuang sampah sembarangan yang harus dihilangkan. 
Budaya membuang sampah pada tempatnya merupakan salah satu hal kecil
yang dapat dilakukan oleh manusia untuk mengatasi permasalahan lingkungan.
Melalui budaya membuang sampah pada tempatnya, secara tidak langsung akan
memberikan dampak positif, baik bagi lingkungan maupun bagi manusia.

Cara menanggulangi budaya membuang sampah sembarangan yang paling


sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak
lingkungan dengan sampah. Selain itu peran dari orang tua, golongan tertentu dan
 pemerintah dapat membantu menanggulangi masalah ini yaitu:
1.  Peran Orang tua: Dengan memberi nasihat terhadap anaknya bahwa membuang
sampah sembarangan bukan merupakan perilaku yang baik. Dan
memcontohkan kepada anaknya untuk membuang sampah pada tempatnya.
Karena anak-anak cenderung mengikuti perilaku orang tuanya.
2.  Peran Golongan tertentu: Golongan tertentu ini dapat berupa lembaga-lembaga
lingkungan yang dapat melakukan sosialisai mengenai membuang sampah
 pada tempatnya. Memberi contoh cara memanfaatkan sampah, mendaur ulang
sampah dan sebagainya
3.  Peran Pemerintah: Disini pemerintah dapat mengeluarkan aturan mengenai
sanksi bagi masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Selain itu
 pemerintah juga menjadi pengontrol terhadap keberlangsungan aturan tersebut.

Menurut Anonim (2011) selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya
masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, walaupun kadang harus dihadapkan pada
mitos tertentu. Mitos-mitos yang ada pada masyarakat mengenai larangan membuang
sampah sembarangan jika dilihat sebenarnya memiliki maksud tersirat untuk menjaga
lingkungan
 

Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika
tidak maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya. Keberadaan
Undang-Undang persampahan dirasa sangat perlukan. Undang-Undang ini akan
mengatur hak, kewajiban, wewenang, fungsi dan sanksi masing-masing pihak.
UU juga akan mengatur soal kelembagaan yang terlibat dalam penanganan
sampah.

Demikian pula pengembangan sumber daya manusia (SDM). Mengubah


 budaya masyarakat soal sampah bukan hal gampang. Tanpa ada transformasi
 pengetahuan, pemahaman, kampanye yang kencang. Ini tak bisa dilakukan oleh
 pejabat setingkat Kepala Dinas seperti terjadi sekarang. Itu harus melibatkan dinas
 pendidikan dan kebudayaan, departemen agama, dan mungkin Depkominfo.

Menurut Nugraha (2012) cara menanggulangi budaya membuang sampah


sembarangan dapat dilakukan dengan:

1.  Memberikan pengarahan pada masyarakat untuk bias memahami resiko


membuang sampahsembarangan
2.  Menghilangkan kebiasaan lama membuang sampah sembarangan.
3.  Menempatkan tempat sampah di tempat yang strategis.
4.  Mendaur ulang sampah.
5.  Membiasakan sejak dini kepada anak-anak untuk tidak membiasakan
membuang sampah sembarangan.
 

Bab III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan uraian pada makalah
ini adalah:
1.  Kebudayaan sebagai sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari  –   hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan
kebudayaan adalah benda  –   benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya yang kesemuanya itu ditujukan untuk membantu
manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakatnya. Kebudayaan
 juga merupakan suatu kebiasaan/perilaku yang dilakukan terus menerus.
2.  Budaya membuang sampah sembarangan menjadi masalah sosial ketika
 perilaku membuang sampah oleh satu anggota masyarakat diikuti oleh
anggota masyarakat yang lain sehingga menjadi suatu kebiasaan yang
lama-lama akan menjadi suatu budaya.
3.  Untuk menanggulangi budaya membuang sampah sembarangan dapat
dilakukan dengan bantuan dari orang tua, golongan tertentu dan
masyarakat. Dan yang paling terpenting adalah dari diri kita sendiri

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah cara untuk menanggulangi
 budaya membuang sampah sembarangan yang paling mudah namun berdampak
 besar adalah dimulai dari diri sendiri.
 

Daftar Pustaka 
Anonim. 2011. Makalah Tentang Sampah.   http://www.isomwebs.net   [15
 November 2013]
Koentrajaningrat. 1975. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia . Jakarta:
Jambatan

 Nugraha. 2012 Budaya Membuang Sampah Sembarangan.


http://rendipriadinugraha.blogspot.com {15 November 2013]

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta  : PT. Raja


Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai