Laporan Tugas Akhir Wahyu Julio A.P B030319054
Laporan Tugas Akhir Wahyu Julio A.P B030319054
Oleh :
Oleh :
WAHYU JULIO ADITYA PRATAMA
B030319054
Telah diperiksa dan dinyatakan selesai dan memenuhi salah satu syarat kelulusan
kuliah program studi Alat Berat
Jurusan teknik Mesin Politeknik Negeri Banjarmasin
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
berkat dan karunia-Nya sehingga Laporan ini dapat diselesaikan dengan baik dan
lancar tanpa ada halangan apapun.
Tujuan penyusunan Laporan saya adalah dalam rangka memenuhi Mata
Kuliah tugas akhir di Semester 6 pada Jurusan Teknik Mesin. Atas
terselesaikannya Laporan tugas akhir ini, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Teguh Suprianto, M.T. Selaku Pembimbing Tugas Akhir dan
selaku Ketua Panitia Tugas Akhir Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Banjarmasin.
2. Kedua orang tua yang telah membesarkan dan mendidik sampai saat ini,
semoga Tuhan selalu senantiasa menyertai mereka Aamiin Ya Robb.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan Laporan tugas akhir ini masih
jauh dari sempurna. Untuk itu saya menerima saran dan kritik yang bersifat
membangun demi perbaikan dalam Laporan ini. Semoga Laporan tugas akhir ini
bermanfaat bagi kita semua.Terimakasih
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan bagi kita semua, khususnya penulis maupun semua pihak yang
memerlukan.
ii
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................. 5
iii
2.2.5 Oil Control Ring ....................................................................................... 13
2.3.1 Sistem pemasukan udara dan pembuangan udara ( air intake & exhaust
system) ............................................................................................................... 20
2.4 Solar............................................................................................................. 38
iv
2.5.2 Minyak pelumas alami ............................................................................. 42
BAB IV .............................................................................................................. 51
v
ANALISA DAN PEMBAHASAN ................................................................... 51
BAB V ............................................................................................................... 60
PENUTUP ......................................................................................................... 60
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Langkah Hisap.................................................................................... 7
Gambar 2. 2 Langkah Kompresi ............................................................................. 8
Gambar 2. 3 Langkah Usaha ................................................................................... 9
Gambar 2. 4 Langkah Buang ................................................................................ 10
Gambar 2. 5 Engine Blok ...................................................................................... 11
Gambar 2. 6 Cyclinder Liner ................................................................................ 12
Gambar 2. 7 Piston ................................................................................................ 12
Gambar 2. 8 Compression Ring ............................................................................ 13
Gambar 2. 9 Oil Control Ring ............................................................................... 14
Gambar 2. 10 Connecting Rod .............................................................................. 15
Gambar 2. 11 Crankshaft ...................................................................................... 16
Gambar 2. 12 Flywheel ......................................................................................... 17
Gambar 2. 13 Camshaft......................................................................................... 18
Gambar 2. 14 Cyclinder head................................................................................ 19
Gambar 2. 15 Komponen utama air intake & exhaust system .............................. 20
Gambar 2. 16 Komponen Electric system ............................................................ 25
Gambar 2. 17 Saringan bahan bakar untuk pompa injeksi tipe distributor ........... 27
Gambar 2. 18 Saringan bahan bakar untuk pompa injeksi tipe in-line ................. 28
Gambar 2. 19 Saringan bahan bakar sedimeter ..................................................... 29
Gambar 2. 20 Bagian-bagian saringan bahan bakar.............................................. 30
Gambar 2. 21 Bentuk saringan halus .................................................................... 31
Gambar 2. 22 Bentuk saringan gulung.................................................................. 32
Gambar 2. 23 Bentuk saringan kain ...................................................................... 32
Gambar 2. 24 Feed pump / Priming pump ............................................................ 33
Gambar 2. 25 Injection pump type in-line ............................................................ 35
Gambar 2. 26 Injection pump type distributor (rotary) ......................................... 36
Gambar 2. 27 Injection pump type common rail .................................................. 37
Gambar 3. 1 Diagram Alir .................................................................................... 47
Gambar 4. 1 Portable fill fuel pump...................................................................... 52
Gambar 4. 2 Skematik portable Fill fuel pump ..................................................... 53
vii
Gambar 4. 3 Fuel filter .......................................................................................... 54
Gambar 4. 4 Flowmeter sebelum penelitian ......................................................... 55
Gambar 4. 5 Flowmeter sesudah penelitian. ......................................................... 55
Gambar 4. 6 Hasil dari foto mikroskop makro ..................................................... 56
Gambar 4. 7 Hasil dari foto mikroskop makro ..................................................... 57
Gambar 4. 8 Hasil dari foto mikroskop makro ..................................................... 57
Gambar 4. 9 Semprotan Injektor ........................................................................... 58
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem bahan bakar adalah proses mengalirnya bahan bakar dari dalam
tangki hingga masuk kedalam system. Oleh karena itu perlunya pemahaman tentang
jalur aliran bahan bakar tersebut dan cara kerja dari komponen yang ada Pada
Sistem bahan bakar juga terdapat beberapa komponen-komponen penting yang
menunjang kelancaran aliran bahan bakar. Apabila terdapat masalah pada
sistemnya maka dapat mengganggu kerja dari mesin, maka penting juga untuk
dapat menganalisis, memperbaiki dan melakukan pengujian terhadap proses kerja
dari masing-masing komponen sistem bahan bakar motor diesel. Dalam sistem
bahan bakar terdapat beberapa hal yang menyebabkan kerusakan salah satunya
yaitu adanya cairan oli yang tercampur pada bahan bakar sehingga membuat
pembakaran tidak sempurna yang berakibat pada performa engine alat berat.
1
2
1. Mengetahui kondisi fuel filter yang terdapat kandungan oli pada bahan
bakar
Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang, perumusan masalah, batasan
masalah, metode penulisan, dan teknik penulisan.Metode dan Teknik Penulisan
BAB II
Dalam bab ini akan di jelaskan pembahasan mengenai fungsi, nama dan
pembahasan komponen
BAB III
Dalam bab ini akan membahas tentang diagram alir,tahap perancangan,dan
tahap penelitian
BAB IV
Dalam bab ini akan dibahas mengenai langkah-langkah penelitian dan hasil
penelitian
BAB V
Pada bagian ini menerangkan serta mengemukakan kesimpulan dan saran-
saran yang dianggap penting sehubungan dengan tugas akhir yang dibuat.
Bagian akhir
Bagian akhir ini berisikan tentang daftar pustaka yang memuat referensi-
referensi serta berupa lampiran pendukung yang digunakan saat pembuatan laporan
tugas akhir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
Selama langkah pertama, yakni langkah hisap, piston bergerak ke bawah (dari
TMA ke TMB) sehingga membuat kevakuman di dalam ruang silinder, kevakuman
ini membuat udara terhisap melalui lubang katup hisap dan masuk ke dalam
silinder. Pada saat ini katup hisap membuka dan katup buang menutup.
Ada langkah kedua disebut juga dengan langkah kompresi, udara yang sudah
masuk ke dalam ruang silinder akan ditekan oleh piston yang bergerak dari bawah
(TMB) ke atas (TMA). Perbandingan kompresi pada motor diesel berkisar diantara
15 : 1 sampai 22 : 1 sehingga menghasilkan tekanan 40 bar (4,0 MPa; 580 psi).
Akibat proses kompresi ini udara menjadi panas dan temperaturnya bisa mencapai
sekitar 550 °C (1.022 °F). Pada langkah ini katup hisap dan katup buang dalam
posisi menutup.
Dalam langkah ini piston akan bergerak naik ke TMA (titik mati atas) dan
mendorong sisa gas buang keluar melalui katup buang yang sudah terbuka, Pada
langkah ini katup buang terbuka dan katup masuk tertutup.
Pada saat langkah hisap, udara bersih masuk kedalam ruang silinder melalui
inlet port dengan bantuan pompa hisap. Yang terjadi pada langkah ini adalah :
Piston bergerak naik dari TMB (titik mati bawah) ke TMA (titik mati atas).
Saluran masuk membuka sehingga udara bersih masuk kedalam ruang
silinder dengan bantuan pompa udara.
Sesaat setelah saluran hisap menutup dan katup buang menutup maka piston
yang bergerak dari TMB (titik mati bawah) ke TMA (titik mati atas) akan
memampatkan udara yang berada pada ruang bakar hingga tekanan udara
mencapai 700º _ 900ºC.
mendorong piston bergerak dari TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati
bawah) untuk menghasilkan langkah usaha.
Sesaat piston belum mencapai TMB (titik mati bawah) katup buang sudah
mulai membuka. Dan bila saluran hisap membuka maka udara bersih akan
membantu mendorong gas sisa hasil pembakaran keluar melalui katup buang.
10
2.2.3 Piston
Piston terpasang sempurna di dalam tiap cylinder liner dimana bisa bergerak
ke atas dan ke bawah selama proses pembakaran. Bagian atas piston merupakan
dasar dari ruang bakar.
Gambar 2. 7 Piston
Sumber : http://www.combustionspeedwear.com
13
2.2.7 Crankshaft
Crankshaft / Poros engkol menjadi suatu komponen utama dalam suatu mesin
pembakaran dalam. Crankshaft menjadi pusat poros dari setiap gerakan piston.
Pada umumnya crankshaft berbahan besi cor karena harus dapat menampung
momen inersia yang dihasilkan oleh gerakan naik turun piston.
Sehingga fungsi utama dari crankshaft adalah mengubah gerakan naik turun
yang dihasilkan oleh piston menjadi gerakan memutar yang nantinya akan
diteruskan ke transmisi. Crankshaft harus terbuat dari bahan yang kuat dan mampu
menahan beban atau momen yang kuat karena crankshaft harus menerima putaran
mesin yang tinggi.
16
Gambar 2. 11 Crankshaft
Sumber : http://www.dragcartel.com
2.2.8 Flywheel
Flywheel (roda gila) dibautkan pada bagian belakang crankshaft di dalam
rumah flywheel. Crankshaft memutar flywheel pada langkah tenaga, dan gaya
momentum flywheel menjaga crankshaft tetap berputar mulus pada langkah hisap,
kompresi dan langkah buang.
17
Gambar 2. 12 Flywheel
Sumber : http://www.z1motorsports.com
2.2.9 Camshaft
Camshaft digerakkan oleh crankshaft melalui mekanisme timing gear. Bila
camshaft berputar maka cam lobe berputar. Komponen valve (katup) yang
terhubung ke camshaft akan ikut bergerak naik dan turun. Bila permukaan lobe
berada di atas, valve akan terbuka. Putara camshaft adalah setengah putaran
crankshaft sehingga valve membuka dan menutup pada waktu yang tepat selama
proses empat langkah.
18
Gambar 2. 13 Camshaft
Sumber : http://ssch.com.au
silinder. Namun, hal itu memiliki kelemahan. Yakni bobotnya yang terlalu besar,
bobot besar tersebut secara keseluruhan akan membebani kinerja mesin itu sendiri.
2.3.1 Sistem pemasukan udara dan pembuangan udara ( air intake & exhaust
system)
Air intake dan exhaust system pada engine sangat dibutuhkan untuk
mensuplai kebutuhan udara pada proses pembakaran diruang bakar. Sistem ini
sangat penting untuk menciptakan pembakaran yang sempurna dengan
perbandingan bahan dan udara harus sesuai kebutuhan ,Untuk mendapatkan kinerja
dan daya maksimal dari sebuah engine. Terjadinya gangguan pada sistem ini akan
menyebabkan pembakaran yang tidak sempurna dan pada akhirnya akan
mempengaruhi atau mengurangi performance atau kinerja engine.
5) Aftercooler
6) Exhaust manifold
7) Exhauststack
8) Muffler
2.3.2 Sistem pelumasan ( lubrication system )
Sistem pelumasan pada mesin bertujuan untuk mengurangi seminimal
mungkin gesekan dan penyerapan panas yang ditimbulkan oleh pergesekan antara
bagian – bagian mesin yang saling bergerak. Sistem pelumasan juga dapat
mengurangi panas yang ditimbulkan oleh hasil pembakaran minyak bahan bakar.
Menurut Maleev (1991), Pelumasan adalah pemberian minyak lumas antara dua
permukaan bantalan yaitu permukaan yang bersinggungan dengan tekanan dan
saling bergerak satu terhadap yang lain. Bagian – bagian pada sistem pelumasan,
antara lain:
Saluran minyak lumas ialah sebuah ruangan yang dibor atau dicor dalam blok
mesin, peti engkol, poros engkol, dan penyangga tuas kam atau pada saluran –
saluran yang dipasang untuk mengalirkan minyak lumas ke berbagai bagian yang
penting. Pada umumnya mesin memiliki satu lubang minyak lumas yang besar yang
ditempatkan pada samping sepanjang blok mesin. Lubang minyak lumas tersebut
menerima minyak pelumas dari pompa dan meneruskannya melalui jalannya oli
yang lain dan pipa – pipa oli ke berbagai komponen. Pipa minyak lumas kadang –
kadang dipakai untuk menghubungkan lubang minyak lumas rusak dengan lubang
pelumasan di bagian mesin lainnya misalnya roda gigi pengungkit katup mesin.
22
4) Katub bypass
Katub bypass dipasang pada saringan sistem aliran penuh. Katup itu terbuka
jika saringan tersumbat dan memungkinkan minyak lumas yang tidak disaring
melumasi bagian – bagian mesin. Beberapa saringan canister digabung dengan
katub bypass pada sebuah canister yang bisa diganti. Saringan canister yang lain
dan saringan cartridge memiliki katup bypass yang dipasang pada lubangnya di
atas elemen atau tabung oil pump.
a) Saringan hisap
Terdiri dari suatu susunan jaringan atau saringan yang amat lembut
yang dipasang pada pompa penghisap untuk menghindari adanya
pertikel yang kasar, sebelum campuran minyak lumas dan partikel itu
masuk kedalam pompa atau menyumbat saluran minyak pelumas. Pada
beberapa jenis saringan diletakkan magnet kecil pada penutup saluran
pembuangan yang dapat menarik dan menambat berat logam yang ikut
23
b) Saringan tekan
Tutup saringan minyak lumas merupakan suatu penutup yang bisa dilepas
untuk memudahkan pembukaan atau untuk memungkinkan pengisian minyak
lumas lagi pada mesin. Penutup tersebut dipasang pada suatu tabung yang
ditempelkan pada poros engkol atau penampungan minyak pelumas atau lebih
banyak dipasang pada bagian atas dari tutup poros kam. Pada beberapa mesin
penutup ini dijadikan satu dengan saringan udara, sedang pada mesin yang lain
mungkin dihubungkan dengan pipa ke pembersih udara.
menyalurkan bahan bakar ke ruang bakar ke ruang bakar. Proses penyaluran bahan
bakar pada engine disebut fuel System.
Sistem bahan bakar (fuel system) pada motor diesel memiliki peranan yang
sangat penting dalam menghasilkan energi pembakaran sebagai suatu sistim yang
berfungsi menyediakan dan mensuplai bahan bakar bertekanan tinggi ke dalam
cyclinder.
Tanpa adanya tangki bahan bakar, mustahil kendaraan dapat berjalan. Hal ini
dikarenakan tangki memiliki fungsi yang krusial dan berhubungan langsung dengan
bahan bakar, materi yang menjadi sumber energi utama untuk menggerakan mesin
kendaraan.
dari sisi dalam terbuat dari kawat yang agak berat, pegas dari sisi luar terbuat dari
kawat yang lebih ringan. Menurunkan kecepatan fluida melalui kain sehingga
memberikan efisiensi penyaringan yang lebih baik dengan penurunan tekanan
sedikit. Kantongnya harus dari benang wol karena kain kapas akan memungkinkan
bahan bakar mengambil seratnya. Selain jenis kantong terdapat pula jenis saringan
lainnya yaitu saringan sinter dan saringan fuller.
Keterangan gambar :
1) Priming pump
2) Fuel heater
3) Fuel filter element
4) Sedimeter
5) Drain cock
6) Sedimeter switch assembly
Saringan bahan bakar untuk pompa injeksi tipe in-line menggunakan filter
dengan elemen kertas. Pada bagian atas filter body terdapat sumbat ventilasi udara
yang digunakan untuk mengeluarkan udara yang mungkin dapat tercampur dengan
bahan bakar. Pada saat sumbat ventilasi udara dilonggarkan gerakan pompa
mengeluarkan udara dari sistem bahan bakar. Berikut adalah gambar saringan
bahan bakar untuk pompa injeksi tipe in line dan saringan bahan bakar sedimenter.
Keterangan gambar :
1) Priming pump
2) Sedimeter
3) Switch tanda air penuh
4) Pelampung
5) Drain cock
6) Saringan bahan bakar
Untuk memisahkan air dan bahan bakar digunakan water sedimenter yang
bekerja berdasarkan sifat gravitasi air yang lebih besar daripada bahan bakarnya.
Bila air sampai masuk ke dalam elemen pompa maka dapat menyebabkan
kerusakan pada elemen pompa karena korosi dan pengabutan menjadi terganggu.
Pada sistem injeksi bahan bakar sering dijumpai lebih dari satu penyaringan
bahan bakar yaitu :
30
Keterangan :
1) Rumah saringan
2) Saringan halus
3) Tutup saringan
31
4) Katup pengalir
5) Nipel keluar
6) Nipel masuk
7) Sekrup pembuang udara
1. Macam – macam saringan bahan bakar
Di dalam saringan bahan bakar pada motor diesel ada beberapa macam
saringan halus yaitu saringan kertas model bintang, saringan kertas model gulung,
dan saringan kain. Adapun penjelasan masing – masing model saringan yaitu :
Bahan bakar solar termasuk bahan bakar yang banyak mengandung kotoran,
masuk dari bagian luar saringan halus, karena bentuk sudut saringan model V
sehingga bagian luar lebih besar bentuknya dan mampu menampung banyak
kotoran. Untuk stabilitas diberi pembungkus berlubang-lubang yang ada diluar dan
dalam yang terbuat dari pelat.
Bahan bakar solar masuk melalui bagian atas saringan bahan bakar.
3) Saringan kain
Pada saringan kain ini diisi dengan benang – benang yang dipress.pada
gambar 28 adalah gambar saringan bahan bakar model kain.
Sebelum disalurkan ke pompa injeksi, bahan bakar yang telah disedot oleh
priming pump disaring terlebih dulu melalui filter solar. Hal ini diperlukan saat
terdapat gangguan pada pompa injeksi bahan bakar.
Pompa injeksi sebaris banyak digunakan untuk mesin diesel yang bertenaga
besar, karena pompa injeksi ini mempunyai kelebihan bahwa tiap elemen pompa
melayani satu silinder mesin. Gambar menunjukkan elemen pompa yang terdiri
dari plunyer (plunger) dan silinder (barrel) yang keduanya sangat presisi, sehingga
celah antara plunyer dan silindernya sekitar 1/1000 mm. Ketelitian ini cukup baik
untuk menahan tekanan tinggi saat injeksi, walaupun pada putaran rendah. Sebuah
alur diagonal yang disebut alur pengontrol (control groove), adalah bagian dari
plunyer yang dipotong pada bagian atas. Alur ini berhubungan dengan bagian atas
plunyer oleh sebuah lubang. Bahan bakar yang dikirimkan oleh pompa pemindah
masuk ke pompa injeksi dengan tekanan rendah. Plunyer bergerak turun naik
dengan putaran poros nok pompa injeksi.
Elemen pompa yang terdiri dari plunyer (plunger) dan silinder (barrel) yang
keduanya sangat presisi, sehingga celah antara plunyer dan silindernya sekitar
1/1000 mm. Ketelitian ini cukup baik untuk menahan tekanan tinggi saat injeksi,
walaupun pada putaran rendah. Sebuah alur diagonal yang disebut alur pengontrol
(control groove), adalah bagian dari plunyer yang dipotong pada bagian atas. Alur
ini berhubungan dengan bagian atas plunyer oleh sebuah lubang. Bahan bakar yang
dikirimkan oleh pompa pemindah masuk ke pompa injeksi dengan tekanan rendah.
Plunyer bergerak turun naik dengan putaran poros nok pompa injeksi.
35
Bahan bakar ditekan oleh vane type feed pump yang mempunyai 4 vane.
Pump plunger bergerak lurus bolak-balik sambil berputar karena bergeraknya drive
shaft, cam plate, plunger spring, dan lain-lain. Gerakan plunger menyebabkan
naiknya tekanan bahan bakar dan menekan bahan bakar melalui delivery valve ke
injection nozzle. Governor berfungsi mengatur banyaknya bahan bakar yang
diinjeksikan nozzle dengan menggerakkan spill ring sehingga merubah saat akhir
langkah efektif plunger. Pressure timer berfungsi memajukan saat penginjeksian
bahan bakar dengan cara merubah posisi tappet roller. Fuel cut-off solenoid untuk
menutup saluran bahan bakar dalam pompa.
36
2.3.4.6 Noozle
Injection nozzle terdiri nozzle body dan needle dan berfungsi untuk
mengabutkan bahan bakar. Antara nozzle body dan needle dikerjakan dengan
presisi dengan toleransi 1/1000 mm karena itu kedua komponen itu apabila perlu
diganti harus diganti secara bersama. Baik tidaknya pengabutan ditentukan dengan
kekuatan spring nozzle.Nozzle dibagi menjadi dua macam yaitu pintle type nozzle
dan hole type nozzle.
nozzle tipe pasak jarum). Pada tipe ini tidak diperlukan jarak pancar yang jauh dan
tekanan pancar yang tinggi, karena pembakaran dapat terjadi dua kali.
Apabila engine beroperasi tanpa cooling system atau aliran cairan pendingin
( coolant ) pada engine terhenti walaupun hanya dalam waktu singkat, akan sangat
berisiko besar terhadap kerusakan engine yang signifikan.
2.4 Solar
Minyak solar ialah fraksi minyak bumi berwarna kuning coklat yang jernih
yang mendidih sekitar 175-370° C dan yang digunakan sebagai bahan bakar mesin
diesel. Umumnya, solar mengandung belerang dengan kadar yang cukup tinggi.
Penggunaan solar pada umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua jenis mesin
diesel dengan putaran tinggi (diatas 1000 rpm).
1) Kualitas penyalaan
2) Volatilitas
Volatilitas bahan bakar diesel yang merupakan faktor yang penting untuk
memperoleh pembakaran yang memuaskan dapat ditentukan dengan uji distilasi
ASTM (ASTM D 86-90). Makin tinggi titik didih atau makin berat bahan bakar
diesel, makin tinggi nilai kalor untuk setiap galonnya dan makin diinginkan dari
segi ekonomi. Tetapi hidrokarbon berat merupakan sumber asap dan endapan
karbon serta dapat mempengaruhi operasi mesin. Sehingga bahan bakar diesel harus
mempunyai komposisi yang berimbang antara fraksi ringan dan fraksi berat agar
diperoleh volatilitas yang baik.
3) Viskositas
Viskositas bahan bakar solar perlu dibatasi. Viskositas yang terlalu rendah
dapat mengakibatkan kebocoran pada pompa injeksi bahan bakar, sedangkan
viskositas yang terlalu tinggi dapat mempengaruhi kerja cepat alat injeksi bahan
bakar dan mempersulit pengabutan bahan bakar minyak akan menumbuk dinding
dan memebentuk karbon atau mengalir menuju ke karter dan mengencerkan minyak
karter.
40
Bahan bakar solar harus dapat mengalir dengan bebas pada suhu atmosfer
terendah dimana bahan bakar ini digunakan. Suhu terendah dimana bahan bakar
solar masih dapat mengalir disebut titik tuang. Pada suhu sekitar 10° F diatas titik
tuang, bahan bakar solar dapat berkabut dan hal ini disebabkan oleh pemisahan
kristal malam yang kecil-kecil. Suhu ini dikenal dengan nama titik kabut. Karena
kristal malam dapat menyumbat saringan yang digunakan dalam system bahan
bakar mesin diesel, maka seringkali titik kabut lebih berarti dari pada titik tuang.
Sifat-sifat bahan bakar solar lainnya yang perlu juga diperhatikan ialah
kebersihan, kecenderungan bahan bakar untuk memberikan endapan karbon dan
kadar belerang. Bahan bakar solar harus bebas dari kotoran seperti air dan pasir.
Adanya pasir yang sangat halus yang terikut bahan bakar solar dapat
mengakibatkan keausan bagian injektor bahan bakar. Kadar abu dalam bahan bakar
merupakan ukuran sifat abrasi bahan bakar.
Bahan bakar kendaraan bermotor yang dalam hal ini bahan bakar minyak
solar untuk kendaraan bermesin penyalaan kompresi (compression ignition engine)
yang beredar di pasaran di Indonesia diatur dan dibatasi dengan spesifikasi yang
ditetapkan oleh pemerintah (Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi).
Bahan bakar minyak solar untuk kendaraan bermotor yang beredar dipasaran
baik di Indonesia dan beberapa negara lain, sebagai berikut:
1) Solar 48
Bahan bakar solar 48 adalah bahan bakar yang mempunyai angka setana CN
(Cetane Number) minimal 48.
2) Solar 51
Bahan bakar minyak solar 51 adalah bahan bakar minyak solar yang
mempunyai angka setana minimal 51 dengan kadar sulfur lebih sedikit dibanding
solar 48. Kandungan sulfur solar 51 ini maksimal 0,05 % m/m atau 500 ppm sedang
solar 48 maksimal 0,35 %m/m atau 3500 ppm.
42
Sifat ini sangat penting untuk melindungi permukaan pada saat mulai
bergerak yaitu pada saat minyak pelumas belum cukup banyak saat pompa minyak
belum bekerja.
8. CF-4 digunakan untuk motor diesel empat langkah dengan tugas berat
buatan tahun 1990 dan beroperasi dengan kecepatan tinggi.
9. CG-4 digunakan untuk motor diesel empat langkah dengan tugas berat
buatan tahun 1994 dan beroperasi dengan kecepatan tinggi serta beban
berat.
10. CH-4 digunakan untuk motor diesel kecepatan tinggi buatan tahun 1998
ke atas.
11. CI-4 digunakan untuk motor diesel empat tugas berat yang memenuhi
standar emisi gas buang.
BAB III
METODE PENELITIAN
47
48
sumber referensi teori yang relevan dengan kasus dan permasalahan yang
ditemukan. Kemudian dilakukan pengumpulan data kerusakan yang terjadi akibat
adanya campuran oli pada bahan bakar. Setelah terkumpulnya data tersebut,
kemudian dilakukan penelitian pada filter solar yang terkontaminasi oli dan yang
tidak terkontaminasi oli.
Dari hasil penelitian yang kita analisa kemudian kita membuat pembahasan
mengenai hal tersebut. Setelah semuanya telah dianggap selesai, maka kita boleh
menarik sebuah kesimpulan dari apa yang telah kita analisa dan dibahas.
Kemudian kita juga memberikan saran apa yang sesuai dengan apa yang kita
simpulkan, dan ini dapat merupakan bahan masukan tentang beberapa penyebab
yang memungkinkan oli tercampur dengan bahan bakar. Barulah langkah-langkah
ini dianggap selesai.
BAB IV
Pada tanggal 10 november 2021 ada sebuah unit yang mengalami Trouble
berupa gas buang berwarna hitam dan unit mengalami low power serta ditemukan
kondisi solar yang berwarna hitam pada fuel filter. Dan dilakukanlah pernggantian
semua filter solar pada unit tersebut. Dan melakukan penggantian terhadap 6
injector. Pada saat setelah dilakukan penggantian injector dll kondisi unit kembali
normal. Dari yang susah hidup menjadi mudah,asap buangnya normal dan power
unit juga bagus. Namun setelah unit tersebut dioperasikan selama kurang lebih 7
jam beroperasi unit kembali low power serta muncul kode error dan mati. Pada saat
engine distart, engine tidak bisa hidup. Dan dilakukan pengecekan pengecekan
apakah ada kebocoran dan hasilnya tidak ada kebocoran serta menukar fuel pump
dan common rail pressure namun alat masih problem dan engine masih tidak bisa
hidup.
51
52
4.2 Pembahasan
Berdasarrkan pada hasil pengamatan dan menganalisa secara langsung pada
permasalahan yang terjadi pada Excavator Sany Sy245. Maka penulis melakukan
penelitian terhadap filter solar yang tercampur oli dan yang tidak tecampur dengan
oli di workshop alat berat dan setelah melakukan penelitian tersebut maka filter
tersebut dibelah dan difoto menggunakan mikroskop makro di lab teknik mesin
Poliban.
1. Portable fill fuel pump untuk membantu mensirkulasikan solar pada fuel
filter.
2. Pada gambar 4.2 terdapat skematik portable fill fuel pump agar
membantu mengetahui aliran fluida pada alat tersebut dan
memberitahu komponen apa saja yang ada pada portable fill fuel
pump. Berikut uraian skematik portable fill fuel pump :
1) Tangki ( jerigen )
2) Pompa
3) Filter
4) Flowmeter
5) Tangki ( Jerigen )
1. Mensirkulasikan 300 liter solar pada setiap fuel setiap fuel filter.
masing masing filter memiliki perbedaan. Ada yang mengandung oli
sebanyak setengah botol air mineral, seperempat botol air mineral dan
ada yang tidak mengandung oli.
55
Gambar 4. 6 Hasil dari foto mikroskop makro yang tidak tercampur oli
2. Pada gambar 4.7 merupakan hasil foto mikroskop makro dari fuel
filter yang tercampur oli sebanyak 150 ml atau sebanyak 1,5% dari 10
liter solar. Dapat dilihat pada gambar tersebut memiliki warna yg
terang dan banyak ditemukan bintik-bintik hitam yang merupakan
kotoran dari oli
57
Dan dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa fuel filter tidak dapat
menyaring oli yang tercampur bahan bakar dengan sempurna. Hal inilah yang
mengakibatkan kerusakan pada engine dikarenakan fuel filter hanya dapat
menyaring kotoran yang memiliki ukuran 2 micron. Oleh karena itu solar yang
terkontaminasi oli tidak dapat di saring dikarenakan sama-sama zat fluida
Dapat dilihat perbedaan semprotan injector yang bagus dan tidak bagus.
Apabila semprotan injector tidak bagus dalam jangka waktu yang panjang tanpa
ada perbaikan maka akan terjadi kerusakan yang lebih parah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil
beberapa kesimpulan dengan harapan dapat memberikan pedoman atau
penyelesaian tentang masalah yang sama kepada para pembaca, yaitu sebagai
berikut :
1. Kondisi fuel filter yang dilalui fuel yang tercampur oli sebagai berikut :
1) Pada fuel filter yang tidak tercampur oli memiliki warna yang bening dan
bersih.
2) Pada fuel filter yang tercampur oli sebanyak 150 ml atau sebanyak 1,5%
dari 10 liter solar. memiliki warna yg terang dan banyak ditemukan
bintik-bintik hitam yang merupakan kotoran dari oli
3) Pada fuel filter yang tercampur dengan oli sebanyak 300 ml atau
sebanyak 3% dari 10 liter solar memiliki warna agak kekuningan dan
terdapat bercak bercak yang berwarna kuning kegelapan dan banyak
ditemukan bintik bintik hitam yang merupakan kotoran dari oli.
4) Dari data yang didapat hasil penelitian ke 3 fuel filter tersebut adalah
bahwa fuel filter tidak dapat menyaring oli yang tercampur bahan bakar
dengan sempurna. Hal inilah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada
engine dikarenakan fuel filter hanya dapat menyaring kotoran yang
memiliki ukuran 2 micron. Oleh karena itu solar yang terkontaminasi oli
tidak dapat di saring dikarenakan sama-sama zat fluida
60
61
adalah berupa pemberian tag name pada setiap drum agar mudah
membedakan yang mana drum berisi oli dan bahan bakar.
5.2 Saran
Adapun saran – saran yang penulis dapat sampaikan pada skripsi ini adalah :
Maleev, Tahun 1991. Operasi dan Perbaikan Mesin diesel: Konstruksi, Operasi,
Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin Diesel. Jakarta, Erlangga.
Rabiman. 2011. Sistem Bahan Bakar Motor Diesel, Graha Ilmu, Yogyakarta.
62