Disusun sebagai salah satu syarat mengkuti Ujian Nasional dan Ujian Sekolah
tahun pelajaran 2018/2019
Oleh :
STATUS “TERAKREDITASI A”
2018/2019
PERSETUJUAN DARI SEKOLAH
LAPORAN
Oleh :
MENYETUJUI :
LAPORAN
Oleh :
Yana Hendriyana
Mengetahui :
SIPA: 503/KPTS.19.SIPA/IV/2018
PENGESAHAN
LAPORAN
Oleh :
MENGESAHKAN :
Penguji I, Penguji II
SIPA: 503/KPTS.19.SIPA/IV/2018
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Praktek Kerja Industri di APOTEK KIMIA FARMA MARTADINATA.
Tujuan dari penyusunan Laporan Praktek Kerja Industri ini adalah untuk
memenuhi salah satu syarat mengikuti Ujian Nasional (UN) di SMK Bakti
Indonesia tahun pelajaran 2018/2019. Laporan ini disusun berdasarkan data
sesungguhnya yang penulis dapatkan selama melakukan Praktek Kerja Industri di
APOTEK KIMIA FARMA MARTADINATA.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna,
untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca, penulis harapkan.
Semoga laporan yang memuat pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan
selama Praktek Kerja Industri ini dapat bermanfaat bagi pembaca, penulis
khususnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Lembar judul
Lembar persetujuan Laporan Prakerin (pihak sekolah)
Lembar persetujuan Laporan Prakerin (pihak DU/DI)
Lembar pengesahan prakerin
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang Praktek Kerja Industri(PRAKERIN)
B. Landasan Hukum Praktek Kerja industri
C. Sasaran pokok Praktek Kerja Industri
D. Tujuan
1. Tujuan praktek kerja industri
2. Tujuan pembuatan laporan praktek kerja industri
A. Kesimpulan
B. Saran – saran
1. Pihak apotek
2. Pihak sekolah
BAB V. DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
PENDAHULUAN
D. Tujuan
1. Tujuan PRAKERIN
Tujuan penulis prakerin di apotek kimia farma martadinata adalah untuk
mencapai target kompetensi. Adapun target yang harus dicapai selama
prakerin di apotek kimia farma martadinata adalah sebagai berikut:
2. Tujuan pembuatan Laporan Praktek Kerja Industri
a. Sebagai bukti telah melaksanakan praktek kerja industri di apotek
KIMIA FARMA MARTADINATA
b. Sebagai laporan dari hasil praktek kerja industri yang telah
dilaaksanakan secara tertulis.
c. Mengumpulkan data, guna kepentingan sekolah dan khususnya
penulis sendiri dan juga untuk menunjang peningkatan
pengetahuan siswa tingkat selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. APOTEK
1. Pengertian apotek
2. Perizinan apotek
c. Penerimaan barang
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis,
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan, dan harga yang tertera
dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Setelah
pesanan diterima, perbekalan farmasi akan dikirim oleh PBF disertai
faktur. Barang yang datang diterima dan diperiksa oleh petugas bagian
penerimaan barang.
Prosedur penerimaan barang dilkukan dengan cara berikut:
1. Pemeriksaan barang dan kelengkapannya, alamat pengirim
barang, nama, kemasan, dan jumlah barang. Kualitas dan
Tanggal kadaluwarsa barang yang dikirim harus sesuai dengan
yang tertera pada surat pesanan dan faktur. Apabila terdapat
ketidaksesuaian, petugas penerima barang akan
mengembalikan atau menolak barang yang dikirm (retur)
disertai nota pengembalian barang dari apotek.
2. Jika barang barang tersebut dinyatakan diterima, petugas akan
membubuhkan cap apotek dan menandatangani faktur asli
sebagai bukti bahwa barang telah diterima.
3. Salinan faktur dikumpulkan setiap hari, kemudian dicatat
sebagai data arsip faktur dan barang yang diterima dicatat
sebagai data stok barang, baik secara manual dalam buku
penerimaan barang atau input data ke komputer.
d. Penyimpanan barang
Penyimpanan adalah cara penempatan obat dan sediaan farmasi
lainnya mengikuti persyaratan yang ditentukan. Penyimpanan bertujuan
untuk menjamin kualitas dan stabilitas suatu obat.
4. persyaratan apotek
5. Pelayanan di Apotek
a. Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat, yaitu isi dipindahkan ke dalam wadah lain,
harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang
jelas pada wadah baru.
b. Semua obat dan bahan obat harus disimpan pada kondisi ysng sesuai
sehigga terjamin keamanan, kualitas, dan stabilitasnya.
c. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan
kelas terapi obat, serta disusun secara alfabetis.
d. Pengeluaran obat memakai sistem produk yang mendekati kadaluarsa
pertama keluar atau FEFO ( First Expired First Out) atau pertama msuk
pertama keluar atau FIFO ( First In First Out).
e. Mencatatkan data produk di kartu stok.
f. Faktur dan surat penyerahan barang diarsipkan berdasarkan nomor urut
dan tanggal peniramaan.
g. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk menyimpan barang
lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
Penyimpanan obat yang termasuk kedalam golongan Narkotika diatur
dalam Permenkes RI No. 3 tahun 2015 menyebutkan bahwa apotek harus
memiliki tempat khusus untuk menyimpan narkotika dengan persyaratan
sebagai berikut:
a. Seluruhnya harus terbuat dari kayu atau bahan lain yang kuat.
b. Harus mempunyai kunci yang kuat.
c. Lemari terbagi menjadi dua dengan kunci tersendiri; bagian pertama untuk
menyimpan morfin, peidin, dan garam-garamnya, serta persediaan
narkotika; bagian kedua untuk menyimpan narkotika lainnya yang dipakai
sehari – hari.
d. Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari ukuran kurang dari 40 x 80 x
100 cm, lemari tersebut harus dibaut pada tembok atau lantai.
B. Obat
1. Definisi obat
Secara umum obat dapat diartikan sebagai semua bahan tunggal atau
campuran yang digunakan oleh semua makhluk hidup untuk bagian dalam dan
luar tubuh yang mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakit.
Menurut WHO, obat adalah zat yang dapat mempengaruhi aktifitas fisik
atau psikis. Sedangkan berdasarkan permenkes RI No.73 tentang standar
pelayanan kefarmasian di apotek Obat ialah bahan atau paduan bahan termasuk
produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan, dan atau penyakit, dan
kontrasepsi untuk manusia.
2. Penggolongan obat
Obat dapat digolongkan berdasarkan keamanan, ketepatan penggunaan,
serta keamanan distribusinya menjadi obat bebas, obat bebas terbatas, obat
wajib apotek, obat keras, psikotropika, dan narkotika.penggolongan obat di
idonesia diattur dalam peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
949/Menkes/Per/VI/2000 yang diadsopsi dari peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 917/Menkes/Per/X/1933 yang memuat aturan klasifikasi obat atau
penggolongan obat.
Obat digolongkan menjadi:
a. Obat bebas
Obat bebas adalah obat yang dapat dijual bebas kepada masyarakat
umum tanpa resep dokter yang sudah terdaftar di Departemen Kesehatan
RI dan tidak termasuk dalam daftar narkotika, psikotropika, obat keras dan
obat bebas terbatas. Penandaan dan tanda khusus obat bebas berupa
bulatan berwarna hijau, dengan diameter minimal 1 cm, dan garis tepi
warna hitam, yang telah diatur dalam S.K Menkes RI Nomor
2380/A/SKA/I/1983.
b. Obat Bebas Terbatas
Obat Bebas Terbatas adalah obat yang termasuk dalam daftar “W”
yang merupakan singkatan dari kata Bahasa Belanda “Waarschuwing”
yang berarti peringatan. Obat bebas terbatas merupakan obat keras yang
memiliki batas pada setiap takaran dan kemasan yang digunakan untu
mengobati penyakit ringan yang dapat dikenali oleh penderita sendiri dan
dapat dibeli tanpa resep dokter.
SK Menkes No.6355/DIRJEN/SK/1969 tanggal 28 Oktober 1969
mengaur tanda peringatan P.No.1 sampai P.N0.6 dan penandaan nama
obat yang bersangkutan, daftar bahan aktif beserta jumlah yang digunakan,
nomor batch, tangal kadaluarsa, nomor registrasi, nama dan alamat
produsen, petunjuk penggunaan (indikasi) dan cara pemakaian, peringatan,
serta kontraindikasi pada etiket atau brosur obat. Disamping itu,
penandaan obat bebas terbatas berupa lingkaran berwarna biru dengan
garis tepi berwarna hitam yang diatur berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan RI No.2380/A/SK/VI/83.
c. Obat Keras
Obat keras atau obat daftar G (G = gevaarlijk = berbahaya) adalah
semua obat yang memiliki takaran/dosis maksimum (DM) atau yang
tercantum dalam daftar obat keras yang ditetapkan oleh pemerintah
berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.02396/A/SKA/III/1986, obat keras ditandai dengan lingkaran bulat
berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dan huruf K yang
menyentuh garis tepi.
b) Golongan II
Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat yang
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengaibatkan ketergantungan. Golongan
ini terdiri dari 86 jenis antara lain: alfasetilmetadon, difenoksilat,
dihidromorfin, ekgonin, fentanil, metadon, morfin, petidin, tebain,
tebakon.
c) Golongan III
Narkotika golongan III adalah narkotika berkhasiat dan banyak
digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan. Golongan ini terdiri dari 14 jenis, antara lain:
asetildihidrokodein, dekstropropoksifen, dihidrokodein,
etilmorfin,kodein, nikodikodin, nikokodin, norkodein, polkodin,
propiram.
C. Resep
1. Definisi Resep
Menuurut Permenkes No. 73 Tahun 2016 tentang standar pelayanan
kefarmasian, resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi
kepada apoteker, baik dalam bentuk kertas maupun elektronik untuk
menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang
beraku.
Resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang artinya Recipe (ambilah).
Dibelakang tanda ini (R/) biasanya baru tertera nama dan jumlah obat.
Umumnya resep ditulis dalam bahasa latin.
2. Bagian – bagian Resep
Bagian – bagian resep terdiri dari:
a. Invactio : tanda buka penulisan resep dengan R/
b. Inscriptio : terdiri dari nama, tempat, tanggal, bulan, dan tahun penulisan
resep.
c. Ordinatio/praescriptio: berisi nama obat atau bahan obat, jumlah dan
cara menyiapkannya.
d. Signatura : berisi aturan pakai dari obat yang tertulis.
e. Subscriptio : paraf/tanda tangan dokter yang menulis resep.
3. Orang yang Berhak Menulis Resep
Orang yang berhak menulis resep adalah :
a. Dokter
b. Dokter gigi ( hanya pada pengobatan gigi dan mulut )
c. Dokter hewan (hanya untuk pengobatan pada hewan)
4. Hal – hal yang harus ada di dalam resep
a. Nama dokter
b. Nomor Izin Praktek Dokter
c. Alamat dan momor telepon praktik dokter
d. Kota tempat resep ditulis
e. Tanggal waktu resep ditulis
f. Nomor resep
g. Tanda R/
h. Nama obat
i. Jumlah obat
j. Permintaan pembuatan obat
k. Signa (keterangan cara dan dosis pakai)
l. Nama pasien
m. Umur pasien
n. Alamat pasien
o. Paraf dokter yang bersangkutan
p. Tanda Cito (segera), Urgent(sangat penting), dan P.I.M ( Periculum In
Mora) berbahaya bila ditunda, bagi penderita yang memerlukan
pengobatan segera dan dituliskan pada bagian atas kanan resep
q. Tanda garis merah untuk obat narkotika
r. Tanda garis biru untuk obat psikotropika
s. Tanda iteratie (diulang) jika dokter ingin resepnya dapat dibuat ulang.
5. Salinan resep
Salinan resep adalah salinan tertulis suatu resep sebagai pengganti resep
asli apabila obat diambil sebagian atau untuk mengulang resep tersebut.
Berdasarkan Kepmenkes No.280 Tahun 1981, salinan resep harus memuat:
a. Nama dan alamat apotek,
b. Nama dan nomor surat izin praktek apoteker,
c. Tanda tangan atau paraf apoteker pengelola apotek,
d. Tanda DET atau DETUR untuk obat yang sudah diserahkan atau NE
DETUR untuk obat yang belum diserahkan.
e. Nomor resep dan tanggal pembuatan.
BAB III
Costumer First
Mengutamakan pelanggan sebagai mitra kerja
Accountable
Dengansenantiasa bertanggung jawab atas amanah yang dipercayakan
oleh perusahaan dengan memegang teguh profesionalisme, intergritas
dan kerja sama
Responsible
Memiliki tanggung jawab pribadi untuk bekerja tepat waktu, tepat
sasaran dan dapat diandalkan, serta senantiasa berusaha untuk tegar dan
bijaksana dalam menghadapi setiap masalah
Eco-Friendly
Menciptakan dan menyediakan baik produk maupun jasa layanan yang
ramah lingkungan
Kerja Cerdas
Keampuan dalam belajar cepat (fast learner) dan memberikan solusi
yang tepat
Kerja Keras
Menyelesaikan pekerjaan dengan mengerahkan segenap kemampuan
untuk mendapatkan hasil yang terbaik
Keja Antusias
Keinginan kuat dalam bertindak dengan gairah dan semangat untuk
mencapai tujuan bersama
Kerja Tuntas
a. Pembelian Rutin
Pembelian rutin di apotek kimia farmadengan membuat Bon
Permintaan Barang Apotek (BPBA),yang kemudian di kirim ke
bisnis manager (BM) akan merekapitulasi permintaan dari
apotek.Untuk obat-obat golongan narkotika digunakan surat
pesanan khusus yang harus di tandatangani oleh Apoteker
Pengelola Apotek (APA).Untuk satu surat pesanan hanya
berlaku untuk satu jenis obat golongan narkotika dan selain
itu,pembelian hanya boleh ke distributor kimia farma yang
bertindak sebagar distributor tunggal.Sedangkan untuk obat
golongan psikotropika dilakukan dengan cara yang sama,tetapi
untuk satu surat pesanan boleh berisi beberapa jenis psikotropika
dan pembelian tidak harus ke PBF kimia farma.
b. Dropping Antar Apotek
Dropping Antar Apotek merupakan permintaan pengadaan
perbekalan farmasi antara apotek kimia farma dengan sistem
BPBA dropping.Pengadaan ini dapat di lakukan untuk
memenuhi kebutuhan pasien saat itu juga jika obat yang tersedia
kurang atau tidak ada di apotek kimia farma.Hal ini di mksud
kan untuk menghindari penolakan resep.
c. Cito
Pengadaan Cito merupakan pembelian yang harus di
segerakkan.Pembelian ini dilakukan dengan cara memesan obat
secara langsung ke PBF tanpa melalui Bussines manager.
d. Konsinyasi
Konsinyasi merupakan suatu bentuk kerjasama antara apotek
kimia farma dengan distributor yang ingin menitipkan produknya
di apotek,kemudian setiap bulan di lakuakan pengecekan dari
pihak distributor untuk mengetahui jumlah produk yang
terjual.Distributor kemudian akan membuat faktur setelah ada
transaksi penjualan dan apotek kimia farma membayar kepada
perusahaan sesuai dengan produk yang terjual.jika produk yang
di konsinyasikan kadaluarsa maka sepenuhnya menjadi tanggung
jawab distributor bersangkutan.
e. Pembelian yang mendesak
Pembelian untuk pengadaan ini dilakukan kepada Apotek pihak
ketiga atau Apotek swasta selain Apotek kimia farma.Pembelian
mendesak ini dilakuakan bila ada resep dan obat yang tersedia
kurang atau tidak tersedia serta obat atau barang tidak ada di
apotek kimia farma lainnya.Akan tetapi hal ini di hindari karena
kerugian dari sistem ini adalah harga beli yang tinggi.Untuk
pemilihan apotek swasta dilakukan berdasarkan pengalaman dan
citra dari apotek swasta tersebut.
8. Pengeluaran barang
Pengeluaran barang di apotek kimia farma martadinata
dilakukakan dengan mengacu sistem FIFO(first in first out) yaitu
barang (Obat) yang lebih dulu masuk maka di keluarkan terlebih
dahulu dari pada barang yang masuk nya lebih akhir.Hal ini di
lakukan untuk menghindari adanya barang atau obat yang kadaluarsa
karena terlalu lama di simpan.Selain itu pengeluaran perbekalan
farmasi juga memperhatikan tanggal kadaluarsa,sehingga barang
yang mendekati kadaluarsa di keluarkan terlebih dahulu dari pada
barang yang memiliki kadaluarsa lebih lama.
9. Pengendalian barang
Semua pemasukan dan pegeluaran barang di Apotek Kimia Farma
martadinata langsung dicatatkan pada kartu stok yang disimpan di
dalam msing-masing kotak obat. Walaupun sudah menggunakan
kartu stok, kesalahan penulisan dan human error lainnya masih
dapat terjadi. Di Apotek Kimia Farma matadinata juga dilakukan uji
petik,yaitu kegiatan cross check terhadap jumlah persediaan yang
ada secara fisik dibandingkan dengan data yang ada di komputer.
Selain menggunakan kartu stok dan uji petik, pengendalian
persediaa barang atau obat di apotek dapat ditunjang dengan
melakukan stock opname. Stock opname adalah pemeriksaan jumlah
dan kondisi fisik barang atau obat yang dilakukan secara berkala. Di
Apotek Kimia Farma Martadinata stock opname dilakukan setiap
tiga bulan sekali. Tujuan dari stock opname adalah untuk mengetahui
kebenaran catatan dalam pembukuan apotek, yang juga berfungsi
sebagai sistem pengendalian internal.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di Apotek
Kimia Farma Martadinata kuningan kami dapat mengambil kesimpulan
bahwa :
1. Dapat menyimpan sediaanfarmasi dan perbekalan kesehatan.
2. Dapat mencatat kebutuhan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan.
3. Dapat memesan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan.
4. Dapat menerima sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan.
5. Dapat memberikan pelayanan obat bebas, bebas terbatas, dan
perbekalan kesehatan.
6. Dapat melakukan tugas-tugas administrasi.
7. Dapat melakukan pelayanan dan peracikansediaan farmasi
berdasarkan kebutuhan dokter.
B. Saran – saran
1. Saran untuk sekolah
Saran untuk sekolah (SMK Farmasi Bakti Indonesia Kuningan) :
1) Lebih meningkatkan komunikasi dengan pihak Kimia Farma dan
Pihak sekolah.
2) Mengunjungi tempat prakerin untuk memantau langsung kegiatan
Praktek Kerja Industri sesuai jadwal yang sudah di sepakati
bersama.
2. Saran untuk Apotek Kimia Farma Martadinata
1) Lebih baik lagi dalam penataan alat-alat racikan agar lebih
memudahkan dalam pelayanan obat racik.
2) Untuk tempat lebih rapih lagi. Terutama di area konseling pasien,
agar pasien lebih nyaman.
3) Untuk penyimpanan stok obat dirapihkan lagi untuk memudahkan
pencarian stok.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Telp.(0232)8900678
PEMBUBUHAN PENYERAGAN
TANDA TANGAN OBAT DISERTAI
PADA STRUK PIO
SURAT PESANAN
SURAT PESANAN PREKURSOR
SURAT PESANAN NARKOTIKA
SURAT PESANAN PSIKOTROPIKA
FORMAT SALINAN RESEP