Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

DI APOTEK KIMIA FARMA MARTADINATA

Disusun sebagai salah satu syarat mengkuti Ujian Nasional dan Ujian Sekolah
tahun pelajaran 2018/2019

Oleh :

1. Dini Nurmayani : 171810074183


2. Elsa Tiakomala :171810074224
3. Novi Sri Juliati : 171810074162
4. Risa Fauziyah : 171810074201
5. Siti Khotimatun Nisa : 171810074238
6. Tantri Yuliani Fitria Ayunda: 171810074174

Program Studi Keahlian : Farmasi

Kompetensi Keahlian : Farmasi Klinis dan Komunitas

SMK BAKTI INDONESIA KUNINGAN

STATUS “TERAKREDITASI A”

Jl.Raya Jalaksana-Sadamantra Km.10 Telp (0232) 614061

2018/2019
PERSETUJUAN DARI SEKOLAH

LAPORAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

DI APOTEK KIMIA FARMA MARTADINATA

Oleh :

1. Dini Nurmayani : 171810074183


2. Elsa Tiakomala : 171810074224
3. Novi Sri Julianti : 171810074162
4. Risa Fauziyah : 171810074201
5. Siti Khotimatun Nisa : 171810074238
6. Tantri Yuliani Fitria Ayunda : 171810074174

Program Studi Keahlian : Farmasi

Kompetensi Keahlian : Farmasi Klinis dan Komunitas

Kuningan, 4 Februari 2019

MENYETUJUI :

Ketua Kompetensi Keahlian Pembimbing Sekolah

Yusi Sugiarti S.Farm.Apt Andi Nurdin S.Si.Apt


PERSETUJUAN DARI DU/DI

LAPORAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

DI APOTEK KIMIA FARMA MARTADINATA

Oleh :

1. Dini Nurmayani : 171810074183


2. Elsa Tiakomala : 171810074224
3. Novi Sri Julianti : 171810074162
4. Risa Fauziyah : 171810074201
5. Siti Khotimatun Nisa : 171810074238
6. Tantri Yuliani Fitria Ayunda : 171810074174

Program studi keahlian : Farmasi

Kompetensi keahllian : Farmasi Klinis dan Komunitas

Telah disetujui dan disahkan tanggal 4 bulan februari tahun 2019

Pembimbing Praktek DU/DI

Yana Hendriyana

Mengetahui :

Pimpinan Instansi/ Perusahaan,

Mitro Edhi Prabowo S.Farm.Apt

SIPA: 503/KPTS.19.SIPA/IV/2018
PENGESAHAN

LAPORAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

Oleh :

1. Dini Nurmayani : 171810074183


2. Elsa Tiakomala : 171810074224
3. Novi Sri Julianti : 171810074162
4. Risa Fauziyah : 171810074201
5. Siti Khotimatun Nisa : 171810074238
6. Tantri Yuliani Fitrria Ayunda : 171810074174

Program studi keahlian : Farmasi

Kompetensi keahllian : Farmasi Klinis dan Komunitas

Kuningan, 4 Februari 2019

MENGESAHKAN :

Penguji I, Penguji II

Mitro Edhi Prabowo S.Farm.Apt Yana Hendriyana

SIPA: 503/KPTS.19.SIPA/IV/2018

Kepala SMK Bakti Indonesia Ketua kompetensi keahlian

Bara Bagus Priharto,SKM.,M.M Yusi Sugiarti, S.Farm.,Apt


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Praktek Kerja Industri di APOTEK KIMIA FARMA MARTADINATA.

Tujuan dari penyusunan Laporan Praktek Kerja Industri ini adalah untuk
memenuhi salah satu syarat mengikuti Ujian Nasional (UN) di SMK Bakti
Indonesia tahun pelajaran 2018/2019. Laporan ini disusun berdasarkan data
sesungguhnya yang penulis dapatkan selama melakukan Praktek Kerja Industri di
APOTEK KIMIA FARMA MARTADINATA.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Industri


ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, karena itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bisnis Manager Kimia Farma Cirebon, Bapak Drs. Supano. Apt


2. Bapak Mitro Edhi Prabowo, pimpinan kepala instansi
3. Bapak Bara Bagus Priharto,SKM.,M.M. Kepala SMK Bakti Indonesia
4. Ibu Yusi Sugiarti S.Farm.Apt. Ketua kompetensi keahlian
5. Bapak Yana Hendriyana selaku pembimbing dari DU/DI/Instansi
6. Bapak Andi Nurdin S.Si.Apt. Pembimbing dari SMK Bakti Indonesia
7. Seluruh staff dan karyawan yang telah menerima, membantu dan
memberikan bimbingan selama kegiatan Praktek Kerja Industri
berlangsung yng tidak dapat disebutkan satu persatu.
8. Kedua orang tua dan saudara penulis yang telah memberikan do’a restu
dan dukungannya.
9. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas
dukungan dan motivasinya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna,
untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca, penulis harapkan.
Semoga laporan yang memuat pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan
selama Praktek Kerja Industri ini dapat bermanfaat bagi pembaca, penulis
khususnya.

Kuningan, 4 Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI
Lembar judul
Lembar persetujuan Laporan Prakerin (pihak sekolah)
Lembar persetujuan Laporan Prakerin (pihak DU/DI)
Lembar pengesahan prakerin
Kata pengantar
Daftar isi

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang Praktek Kerja Industri(PRAKERIN)
B. Landasan Hukum Praktek Kerja industri
C. Sasaran pokok Praktek Kerja Industri
D. Tujuan
1. Tujuan praktek kerja industri
2. Tujuan pembuatan laporan praktek kerja industri

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Apotek
1. Pengertian Apotek
2. Perizinan Apotek
3. Pengelolaan perbekalan farmasi di Apotek
4. Persyaratan Apotek
5. Pelayanan di Apotek
6. Sarana dan prasarana apotek
7. Prosedur Tetap Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Perbekalan
Kesehatan
8. Prosedur Tetap Pemusnahan Sediaan Farmasi dan Perbekalan
Kesehatan
B. Obat
1. Definisi obat
2. Penggolongan obat
C. Resep
1. Definisi Resep
2. Bagian – bagian resep
3. Orang yang berhak menulis resep
4. Hal – hal yang harus ada dalam resep
5. Salinan resep

BAB III. PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI


A. Gambaran umum perusahaan/instansi
B. Waktu dan tempat pelaksanaan praktek kerja industri
C. Kompetensi yang dilakukan
1. Pengertian apotek
2. Kegiatan yang dilakukan
a. Menyimpan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
b. Mencatat kebutuhan sediaan farmasi dan perbekalan
c. Memesan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
d. Menerima sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
e. Memberikan pelayanan obat bebas, bebas terbaras dan
perbekalan kesehatan
f. Melakukan tugas-tugas administrasi
g. Pelayanan dan peracikan sediaan farmasi berdasarkan
kebutuhan dokter
D. Manfaat yang dirasakan peserta prakerin
E. Jurnal prakerin
F. Masalah yang dihadapi

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran – saran
1. Pihak apotek
2. Pihak sekolah
BAB V. DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN

1. Surat keterangan PRAKERIN dari industri


2. Identitas siswa dan DU/DI
3. Jadwal kegiatan
4. Daftar hadir
5. Album kegiatan
6. Alur pelayanan resep tunai
7. Alur pelayanan resep kredit
8. Surat pesanan
9. Surat pesanan prekursor
10. Surat pesanan narkotika
11. Surat pesanan psikotropika
12. Format salinan resep
13. Format kartu stok
14. Kwitansi penjualan
15. Nota/struk penjualan
16. Faktur pembelian
17. Etiket
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang prakerin


Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual,
maupun sosial, yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi, dan
berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakatdalam bentuk pencegahan penyakit (preventif), peningkatan
kesehatan (promotif), pengobatan penyakit (kuratif), dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif) oleh pemerintah dan/atau masyarakat.
Dalam rangka mempersiapkan diri menjadi tenaga kefarmasian yang
professional sekolah menengah kejuruan (SMK) Bakti Indonesia Kabupaten
Kuningan perlu mengenal, mengetahui dan mengembangkan lebih dalam
ilmu teori dan praktek yang telah didapat dalam kegiatan mengaplikasikannya
dalam praktek kerja industri.
Dengan diadakannya prakerin ini diharapakan para siswa/siswi dapat
mengenal dan mengetahui lebih jauh tentang dunia kerja yang nyata sekaligus
dapat terjun langsung ke masyarakat dan diharapkan pula siswa/siswi SMK
BAKTI INDONESIA mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru tentang dunia
kesehatan.

B. Landasan hukum praktek kerja industri


Landasan hukum adalah peraturan yang baku sebagai titik tolak dalam
melaksanakan kegiatan tertentu,contohnya prakerin.
Berikut ini adalah landasan-landasan hukum prakerin:
1. Undang undang No 20 tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional :
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuata spiritual
keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
2. KEPMEN pendidikan dan kebudayaan No 323/U/1997, tentang
penyelenggaraan prakerin SMK.
3. Peraturan pemerintah No 29 tahun 1990 tentang pendidikan menengah.
4. KEPMENDIKBUD No.080/V/1993 tentang kurikulum sekolah
menengah kejuruan.

Apotek merupakan satu diantara sarana pelayanan kesehatan masyarakat


yang diatur dalam :

1. Undang-undang No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan.


2. Undang-undang No.35 Tahun 2009 tentang narkotika
3. Undang-undang No.5 Tahun 1997 tentang psikotropika
4. Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2016 tentang Pekerjaan
Kefarmasian.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2017 tentang Registrasi, Izin praktik, dan Izin Kerja Tenaga
Kefarmasian.
6. Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 2017 tentang Masa Bakti
Apoteker.
7. Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 2017 mengenai Apotek.
8. Peraturan Menteri Kesehatan No 9 tahun 2017 pasal 3 tentang
ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republk Indonesia No 73 tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
10. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 949/Menkes/Per/VI/2000
yang diadsopsi dari PERMENKES Nomor 917/Menkes/Per/X/1993
yang memuat tentang klasifikasi obat atau penggolongan obat.
11. S.K Menkes RI Nomor 2380/A/SKA/I/1983 tentang penandaan
obat bebas terbatas
12. S.K Menkes No.6355/DIRJEN/SK/1969 tanggal 28 Oktober 1969
yang mengatur tentang peringatan P.No.1 sampai P.No.6.
13. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 2380/A/SK/VI/83 tentang
penandaan obat bebas terbatas.
14. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
02396/A/SKA/III/1986

C. Sasaran pokok PRAKERIN

DIKMENJUR menetapkan strategi operasional yang berdasarkan kepada


“LINK AND MATCH” (kesesuaian dan kesepadanan) departemen
pendidikan sistem ganda. Pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan ketentuan
yang tertuang dalam undang undang No.2 tahun 1989 tentang sistem
pendidikan nasional, PP No 20 tahun 1990 tentang pendidikan menengah, PP
No 39 tahun 1992 tentang peran serta masyarakat dalam pendidikan nasional,
KEPMENDIKBUD No.080/U/1992 tentang sekolah menengah kejuruan dan
KEPMENDIKBUD No.080/U/1993 tentang kurikulum SMK.

D. Tujuan
1. Tujuan PRAKERIN
Tujuan penulis prakerin di apotek kimia farma martadinata adalah untuk
mencapai target kompetensi. Adapun target yang harus dicapai selama
prakerin di apotek kimia farma martadinata adalah sebagai berikut:
2. Tujuan pembuatan Laporan Praktek Kerja Industri
a. Sebagai bukti telah melaksanakan praktek kerja industri di apotek
KIMIA FARMA MARTADINATA
b. Sebagai laporan dari hasil praktek kerja industri yang telah
dilaaksanakan secara tertulis.
c. Mengumpulkan data, guna kepentingan sekolah dan khususnya
penulis sendiri dan juga untuk menunjang peningkatan
pengetahuan siswa tingkat selanjutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. APOTEK
1. Pengertian apotek

Berdsarkan PERMENKES RI No.9 tahun 2017 Apotek adalah sarana


pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker.

2. Perizinan apotek

Berdasarkan PERMENKES RI No.9 tahun 2017 surat izin apotek (SIA)


adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota
kepada apoteker sebagai izin untuk menyelenggrakan apotek. SIA berlaku 5
(lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan.

Untuk memperoleh SIA, apoteker harus mengajukan permohonan tertulis


kepada pemerintah daerah kabupaten/kota menggunakan formulir 1. Permohonan
tersebut harus ditandatangani oleh apoteker disertai dengan kelengkapan dokumen
administratif meliputi:

a. Fotokopi STRA dengan menunjukan STRA asli


b. Fotokopi kartu tanda penduduk (KTP)
c. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Apoteker
d. Fotokopi peta lokasi dan denah bangunan
e. Daftar sarana, prasarana dan peralatan.

3. Pengelolaan perbekalan farmasi di apotek


Perbekalan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, bahan obat
tradisional dan kosmetika.
Pengelolaan perbekalan farmasi atau sistem menejemen perbekalan
farmasi di pelayanan kefarmasian merupakan suatu siklus kegiatan yang
dimulai dari perencanaan sampai evaluasi yang saling terkait antara satu
dengan yang lain. Kegiatannya mencakup perencanaan, pengadaan,
penyimpanan, pengendalian, pencatatan, pelaporan, dan pemusnahan.
Kegiatan tersebut dapat dijabarkan menjadi:
a. Perencanaan
Tujuan perencanaan obat adalah menetapkan jenis dan jumlah obat
yang sesuai yang akan digunakan oleh apotek. Dalam menyusun
perencanaan pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai, perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi,
budaya dan kemampuan masyarakat.
b. Pengadaan obat
Tujuan pengadaan adalah untuk menjamin kualitas pelayanan
kefarmasian. Karena itu, pengadaan sediaan farmasi harus dilakukan
melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan perundang undangan.
Pengadaan barang merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
melaksanakan segala pemenuhan kebutuhan dan keinginan pembeli.
Dalam melaksanakan kegiatan pengadaan barang, data yang perlu
diperhatikan sebelumnya meliputi:
a) Buku habis ( buku defecta ), yaitu buku yang berisi tentang
obat yang habis.
b) Rencana Anggaran Belanja (anggaran pembelian)
c) Pemilhan PBF yang sesuai dengan pertimbangan.

Pemilihan PBF yang sesuai dilakukan berdasarkan beberapa


kriteria antara lain: legalitas PBF, kecepatan pengiriman barang
pesanan, jangka waktu pembayaran, dan harga yang kompetitf. Obat –
obat golongan narkotika hanya dapat dipesan ke PBF yang ditunjuk
oleh pemerintah, yaitu PBF Kimia Farma.
Pemesanan obat kepada PBF atau distributor harus dilakukan
dengan menyertakan surat pesanan (SP) obat yang ditandatangani oleh
apoteker. SP terdiri dari 4 jenis yaitu:
a) Surat pesanan obat , untuk memesan obat selain psikotropika,
narkotika, dan prekursor.
b) Surat Pesanan Prekursor, untuk memesan obat golongan
prekursor dengan format yang sudah ditentukan dan dibuat dua
rangkap.
c) Surat Pesanan Psikotropika, untuk memesan obat golongan
psikotropika dengan format yang sudah ditentukan dan dibuat dua
rangkap
d) Surat Pesanan Narkotika, untuk memesan obat golongan
narkotika dengan format yang sudah dientukan, ditujukan hanya
kepada PBF PT Kimia Farma, dan dibuat empat rangkap. Satu SP
hanya terdiri dari satu jenis obat narkotika.

c. Penerimaan barang
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis,
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan, dan harga yang tertera
dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Setelah
pesanan diterima, perbekalan farmasi akan dikirim oleh PBF disertai
faktur. Barang yang datang diterima dan diperiksa oleh petugas bagian
penerimaan barang.
Prosedur penerimaan barang dilkukan dengan cara berikut:
1. Pemeriksaan barang dan kelengkapannya, alamat pengirim
barang, nama, kemasan, dan jumlah barang. Kualitas dan
Tanggal kadaluwarsa barang yang dikirim harus sesuai dengan
yang tertera pada surat pesanan dan faktur. Apabila terdapat
ketidaksesuaian, petugas penerima barang akan
mengembalikan atau menolak barang yang dikirm (retur)
disertai nota pengembalian barang dari apotek.
2. Jika barang barang tersebut dinyatakan diterima, petugas akan
membubuhkan cap apotek dan menandatangani faktur asli
sebagai bukti bahwa barang telah diterima.
3. Salinan faktur dikumpulkan setiap hari, kemudian dicatat
sebagai data arsip faktur dan barang yang diterima dicatat
sebagai data stok barang, baik secara manual dalam buku
penerimaan barang atau input data ke komputer.
d. Penyimpanan barang
Penyimpanan adalah cara penempatan obat dan sediaan farmasi
lainnya mengikuti persyaratan yang ditentukan. Penyimpanan bertujuan
untuk menjamin kualitas dan stabilitas suatu obat.

4. persyaratan apotek

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan No.9 tahun 2017 tentang


ketentuan dan tata cara pemberian izin Apotek pada pasal 3 dinyatakan bahwa
apoteker harus memenuhi syarat yaitu :

a. Apoteker dapat mendirikan apotek dengan modal sendiri dan/atau modal


dari pemilik modal baik perseorangan maupun perusahaan.
b. Dalam hal apoteker yang mendirikan apotek bekerjasama dengan pemilik
modal maka pekerjaan kefarmasian harus tetap dilakukan sepenuhnya
oleh apoteker yang bersangkutan.
c. Bagunan Apotek harus memiliki fungsi keamanan, kenyamanan, dan
kemudahan dalam pemberian pelayanan kepada pasien serta
perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang
cacat, anak-anak, dan orang lanjut usia.
d. Bangunan apotek harus bersifat permanen.

5. Pelayanan di Apotek

Pelayanan di apotek meliputi:

a. Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi, dokter


hewan.pelayanan resep sepenuhnya atas tanggung jawab apoteker
pengelola apotek.
b. Pelayanan resep sepenuhnya merupakan tanggug jawab Apoteker
Pengelola Apotek (APA). Aoteker tidak diizinkan untuk mengganti obat
yang ditulis dalam resep dengan obat lain tanpa sepengetahuan atau
persetujuan dari pasien atau dokter. Dalam hal pasien tidak mampu
menebus obat yang ditulis dalam resep, apoteker wajib berkonsultasi
dengan dokter untuk pemilihan obat yang harganya lebih terjangkau.
c. Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas, dan mudah
dipahami, akurat, tidak bias, etis, dan bijaksana. Informasi obat untuk
pasien sekurang-kurangnya mencakup: dosis, efek farmakologi atau
khasiatnya, cara penggunaan obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu
perawatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari
selama terapi.
d. Apabila terjadi kekeliruan/penulisan yang tidak tepat pada resep,
apoteker harus memberitahukan dokter penulis resep. Apabila hal
tersebut sengaja dilakukan karena pertimbangan tertentu, dokter wajib
menyatakan secara tertulis atau memberitan tanda tertentu/paraf pada
resep tersebut.
e. Salinan resep harus ditandatangani oleh apoteker.
f. Resep atau salinan resep harus dirahasiakan dirahasiakan dan disimpan di
apotek dalam jangka waktu 3 tahun
g. Resep atau salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis
resep atau yang merawat penderita, penderita yang bersangkutan, petugas
kesehatan stau petugas lain yang berwenang menurut undang undang
yang berlaku.

6. Sarana dan prasana


Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam mencapai
maksud atau tujuan. Sedangkan prasanana adalah segala sesuatu yang
merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha,
pebangunan dll).
Dalam upaya mendukung operasional pelayanan kefarmasian di apotek,
diperlukan sarana dan prasarana yang memadai untuk meningkatkan kualitas
pelayanan teerhadap pasien, mulai dari tempat, peralatan sampai dengan
kelengkapan administrasi yang berhubungan dengan pengobatan.
Sarana dan prasana yag harus dimiliki oleh apotek diantaranya adalah:
a. Papan nama apotek dan papan nama apoteker
Setiap apotek harus memasang papan nama apotek dan papan nama
apoteker penanggung jawab sesuai ketentuan. Papan nama apotek
paling sedikit harus mencantumkan nama apotek, nomor Surat Izin
Apotek (SIA) dan alamat apotek. Papan nama praktek apoteker paling
sedikit harus mencantumkan nama apoteker, nomor Surat Izin
Praktek Apoteker (SIPA), dan jadwal praktek apoteker.
b. Ruang penerimaan resep
Ruang penerimaan resep sekurang-kurangnya terdiri dari tempat
penerimaan resep, satu set meja dan kursi, serta satu set komputer.
Ruang penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan
mudah terlihat oleh pasien
c. Ruang pelayanan resep dan peracikan
Ruang pelayanan resep dan peracikan meliputi rak obat sesuai
kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang peracikan sekurang-
kurangnya disediakan peralatan peracikan, timbangan obat, air minum
( air mineral ) untuk pengencer, sendok obat, bahan pengemas obat,
lemari pendingin, termometer ruangan, blanko salinan resep, etiket
dan label obat.
d. Ruang penyerahan obat
Ruang penyerahan obat berupa konter penyerahan obat yang dapat
digabungkan dengan ruang penerimaan resep.
e. Ruang konseling
Ruang konseling sekurang kurangnya memiliki satu set meja dan kursi
konseling, lemari buku, buku-buku referensi, leaflet, poster, alat bantu
konseling, buku catatan konseling, dan formulir pencatatan pengobatan
pasien
f. Ruang penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai
Ruang penyimpanan harus memperhatikan sanitasi, temperatur,
kelembaban, ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan
keaamanan petugas. Ruang penyimpanan harus dilengkapi dengan
rak/lemari obat, pallet, pendingin ruangan (AC), lemari pendingin,
lemari penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika, lemari
penyimpaanan obat khusus, pengukur suhu dan kartu suhu.
g. Ruang arsip
Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan
dengan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai serta pelayanan kefarmasian dalam jangka waktu tertentu.

7. Prosedur tetap penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan

penyimpanan adalah cara penampatan obat dan sediaan farmasi linnya


mengikuti persyaratan yang ditentukan. Penyimpanan bertujuan untuk
menjamin kualitas dan stabilitas suatu obat. Ketentuan penyimpanan
berdasarkan peraturan perundang-undangan adalah:

a. Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat, yaitu isi dipindahkan ke dalam wadah lain,
harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang
jelas pada wadah baru.

b. Semua obat dan bahan obat harus disimpan pada kondisi ysng sesuai
sehigga terjamin keamanan, kualitas, dan stabilitasnya.
c. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan
kelas terapi obat, serta disusun secara alfabetis.
d. Pengeluaran obat memakai sistem produk yang mendekati kadaluarsa
pertama keluar atau FEFO ( First Expired First Out) atau pertama msuk
pertama keluar atau FIFO ( First In First Out).
e. Mencatatkan data produk di kartu stok.
f. Faktur dan surat penyerahan barang diarsipkan berdasarkan nomor urut
dan tanggal peniramaan.
g. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk menyimpan barang
lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
Penyimpanan obat yang termasuk kedalam golongan Narkotika diatur
dalam Permenkes RI No. 3 tahun 2015 menyebutkan bahwa apotek harus
memiliki tempat khusus untuk menyimpan narkotika dengan persyaratan
sebagai berikut:

a. Seluruhnya harus terbuat dari kayu atau bahan lain yang kuat.
b. Harus mempunyai kunci yang kuat.
c. Lemari terbagi menjadi dua dengan kunci tersendiri; bagian pertama untuk
menyimpan morfin, peidin, dan garam-garamnya, serta persediaan
narkotika; bagian kedua untuk menyimpan narkotika lainnya yang dipakai
sehari – hari.
d. Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari ukuran kurang dari 40 x 80 x
100 cm, lemari tersebut harus dibaut pada tembok atau lantai.

8. Prosedur tetap pemusnahan sediaan farmasi dan alat kesehatan

Pemusnahan obat dan perbekalan kesehatan di bidang farmasi itu karena


rusak, dilarang, atau kadaluwarsa dilakukan dengan cara dibakar atau ditanam
atau dengan cara lain yang ditetapkan Dirjen POM.

Pemusnahan dilakukan dengan cara apoteker pengelola melaporkan tertulis


kepada kakanwil dengan mencantumkan:

a. Nama dan alamat apotek


b. Nama Apoteker Pengelola Apotek (APA)
c. Perincian obat dan perbekalan kesehatan di bidang farmasi yang akan
dimusnahkan.
d. Rencana tanggal dan tempat pemusnahan.
e. Cara pemusnahan.
Pemusnahan dilakukan oleh APA dengan sekurang- kurangnya seorang
petugas apotek yang bersangkutan disaksikan oleh petugas yang ditunjuk oleh
kepala balai POM setempat.
Pada pemusnahan dibuat berita acara pemusnahan sesuai petunjuk dalam
rangkap lima dan ditandatangani oleh APA dan petugas balai POM.
Untuk pemusnahan Narkotika, pada perrmenkes RI No.3 tahun 2015
disebutkan bahwa APA dapat memusnahkan narkotika yang rusak atau tidak
memenuhi syarat harus disaksikan oleh petugas dari dinas kesehatan daerah
tingkat II.
APA yang memusnahkan narkotika harus membuat berita acara
pemusanahan narkotika yang memuat:
a. Hari, tanggal, Bulan, dan tahun pemusnahan.
b. Tempat pemusnahan
c. Nama penanggung jawab fasilitas produksi/ fasilitas distribusi/fasilitas
pelayann kefarmasian/pimpinan lembaga/dokter praktik perorangan
d. Nama petugas kesehatan yang menjadi saksi dan saksi lain badan/sarana
tersebut
e. Nama dan jumlah narkotika, psikotropika, dan prekursor yang
dimusnahkan
f. Cara pemusnahan
g. Tanda tangan penanggung jawab apotek/pemegang izin khusus/ dokter
peilik narkotika dan saksi saksi.

Kemudian berita acara tersebut dikirimkan kepda suku dinas pelayanan


kesehatan, dengan tembusan Balai Besar POM setempat dan arsip.

B. Obat
1. Definisi obat
Secara umum obat dapat diartikan sebagai semua bahan tunggal atau
campuran yang digunakan oleh semua makhluk hidup untuk bagian dalam dan
luar tubuh yang mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakit.
Menurut WHO, obat adalah zat yang dapat mempengaruhi aktifitas fisik
atau psikis. Sedangkan berdasarkan permenkes RI No.73 tentang standar
pelayanan kefarmasian di apotek Obat ialah bahan atau paduan bahan termasuk
produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan, dan atau penyakit, dan
kontrasepsi untuk manusia.
2. Penggolongan obat
Obat dapat digolongkan berdasarkan keamanan, ketepatan penggunaan,
serta keamanan distribusinya menjadi obat bebas, obat bebas terbatas, obat
wajib apotek, obat keras, psikotropika, dan narkotika.penggolongan obat di
idonesia diattur dalam peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
949/Menkes/Per/VI/2000 yang diadsopsi dari peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 917/Menkes/Per/X/1933 yang memuat aturan klasifikasi obat atau
penggolongan obat.
Obat digolongkan menjadi:
a. Obat bebas
Obat bebas adalah obat yang dapat dijual bebas kepada masyarakat
umum tanpa resep dokter yang sudah terdaftar di Departemen Kesehatan
RI dan tidak termasuk dalam daftar narkotika, psikotropika, obat keras dan
obat bebas terbatas. Penandaan dan tanda khusus obat bebas berupa
bulatan berwarna hijau, dengan diameter minimal 1 cm, dan garis tepi
warna hitam, yang telah diatur dalam S.K Menkes RI Nomor
2380/A/SKA/I/1983.
b. Obat Bebas Terbatas
Obat Bebas Terbatas adalah obat yang termasuk dalam daftar “W”
yang merupakan singkatan dari kata Bahasa Belanda “Waarschuwing”
yang berarti peringatan. Obat bebas terbatas merupakan obat keras yang
memiliki batas pada setiap takaran dan kemasan yang digunakan untu
mengobati penyakit ringan yang dapat dikenali oleh penderita sendiri dan
dapat dibeli tanpa resep dokter.
SK Menkes No.6355/DIRJEN/SK/1969 tanggal 28 Oktober 1969
mengaur tanda peringatan P.No.1 sampai P.N0.6 dan penandaan nama
obat yang bersangkutan, daftar bahan aktif beserta jumlah yang digunakan,
nomor batch, tangal kadaluarsa, nomor registrasi, nama dan alamat
produsen, petunjuk penggunaan (indikasi) dan cara pemakaian, peringatan,
serta kontraindikasi pada etiket atau brosur obat. Disamping itu,
penandaan obat bebas terbatas berupa lingkaran berwarna biru dengan
garis tepi berwarna hitam yang diatur berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan RI No.2380/A/SK/VI/83.
c. Obat Keras
Obat keras atau obat daftar G (G = gevaarlijk = berbahaya) adalah
semua obat yang memiliki takaran/dosis maksimum (DM) atau yang
tercantum dalam daftar obat keras yang ditetapkan oleh pemerintah
berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.02396/A/SKA/III/1986, obat keras ditandai dengan lingkaran bulat
berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dan huruf K yang
menyentuh garis tepi.

Obat keras meliputi:

a) Obat baru, kecuali yang dinyatakan tidak membahayaka oleh


pemerintah (Depkes RI),
b) Sediaan obat parenteral/ injeksi/ infus intravena.
c) Semua obat yang pada bungkus luarnya oleh si pembuat disebutkan
bahwa obat tersebut hanya boleh diserahkan tanpa resep dokter.
d. Obat Psikotropika
Berdsarkan undang – undang No.5 Tahun 1997 Psikotropika adalah zat
atau obat, baik alamiah mmaupun sitetis, bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang
menyebabkan perubahan khusus pada katifitas mental dan perilaku
penguuna. Untuk psikotropika penandaan yang dipergunakan sama dengan
penandaan obat keras.
Menurut Undang – Undang RI No.5 Tahun 1997, Psikotropika dibagi
menjadi 4 golongan yaitu:
a) Golongan I
Psikotropika hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi ketergantungan yang sangat tinggi. Psikotropika golongan I
terdiri dari 26 jenis, antara lain lisergid (LSD), MDMA (Metilen Dioksi
Metamfetamin), meskalin, psilosibin, dan katinon.
b) Golongan II
Psikotropika berkhasiat dan dapat digunakan dalam terapi
dan/atau untuk ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ketergantungan yang kuat. Psikotropika golongan II terdiri dari 14 jenis,
antara lain mefetamin, metakualon, sekobarbital, metamfetamin, dan
fanmetrazin.
c) Golongan III
Psikotropoka baerkhasiat dan banyak digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ketergantungan yang sedang. Psikotropika golongan III terdiri dari 9
jenis, antara lain amobarbital, flunitrazepam, pentobrbital, siklobarbital,
dan katina,.
d) Golongan IV
Psikotropika berkhasiat dan sangat luas digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan ilmu pengettahuan serta mempunyai potensi
ketergantungan yang ringan. Psikotropika golongan IV terdiri dari 60
jenis, antara lain alobarbital, barbital, bromazepam, diazepam,
fekamfamin, fenobarbital, flurazepam, klobazam, klordiazepoksida,
meprobamat, nitrazepam, dan triazolam.
e. Obat Narkotika
Menurut Undang – Undang No.35 Tahun 2009, Narkotika adalah zat
atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetik
mauoun semi sintetik, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, kehilangan rasa, pengurangan hingga kehilangan rasa nyeri dan
ketergantungan.
Tanda khusus narkotika berdasarkan peraturan yang terdapat dalam
Ordonasi Obat Bius yaitu “ Palang Medali Merah “.
Berdasrkan Undang – Undang No.35 Tahun 2009, nnarkotika
dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu:
a) Golongan 1

Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat


digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Golongan ini terdiri dari 65 jenis,
antara lain:
a. Semua bagian dari papaver somniferum L
b. Opium mentah.
c. Opium masak, yang terdiri dari candu, jicinng, dan jicingko.
d. Tumbuhan koka
e. Daun koka yang belum atau sudah dikeringkan.
f. Kokain mentah
g. Kokain (metil ester-I-bensoil ekgonin)
h. Tanaman ganja ( Cannabis indica )
i. Tetrahidrokanadiol
j. Delta – 9 – tetrakanabiol dan semua bentuk stereokimianya.

b) Golongan II
Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat yang
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengaibatkan ketergantungan. Golongan
ini terdiri dari 86 jenis antara lain: alfasetilmetadon, difenoksilat,
dihidromorfin, ekgonin, fentanil, metadon, morfin, petidin, tebain,
tebakon.

c) Golongan III
Narkotika golongan III adalah narkotika berkhasiat dan banyak
digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan. Golongan ini terdiri dari 14 jenis, antara lain:
asetildihidrokodein, dekstropropoksifen, dihidrokodein,
etilmorfin,kodein, nikodikodin, nikokodin, norkodein, polkodin,
propiram.

C. Resep
1. Definisi Resep
Menuurut Permenkes No. 73 Tahun 2016 tentang standar pelayanan
kefarmasian, resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi
kepada apoteker, baik dalam bentuk kertas maupun elektronik untuk
menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang
beraku.
Resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang artinya Recipe (ambilah).
Dibelakang tanda ini (R/) biasanya baru tertera nama dan jumlah obat.
Umumnya resep ditulis dalam bahasa latin.
2. Bagian – bagian Resep
Bagian – bagian resep terdiri dari:
a. Invactio : tanda buka penulisan resep dengan R/
b. Inscriptio : terdiri dari nama, tempat, tanggal, bulan, dan tahun penulisan
resep.
c. Ordinatio/praescriptio: berisi nama obat atau bahan obat, jumlah dan
cara menyiapkannya.
d. Signatura : berisi aturan pakai dari obat yang tertulis.
e. Subscriptio : paraf/tanda tangan dokter yang menulis resep.
3. Orang yang Berhak Menulis Resep
Orang yang berhak menulis resep adalah :
a. Dokter
b. Dokter gigi ( hanya pada pengobatan gigi dan mulut )
c. Dokter hewan (hanya untuk pengobatan pada hewan)
4. Hal – hal yang harus ada di dalam resep
a. Nama dokter
b. Nomor Izin Praktek Dokter
c. Alamat dan momor telepon praktik dokter
d. Kota tempat resep ditulis
e. Tanggal waktu resep ditulis
f. Nomor resep
g. Tanda R/
h. Nama obat
i. Jumlah obat
j. Permintaan pembuatan obat
k. Signa (keterangan cara dan dosis pakai)
l. Nama pasien
m. Umur pasien
n. Alamat pasien
o. Paraf dokter yang bersangkutan
p. Tanda Cito (segera), Urgent(sangat penting), dan P.I.M ( Periculum In
Mora) berbahaya bila ditunda, bagi penderita yang memerlukan
pengobatan segera dan dituliskan pada bagian atas kanan resep
q. Tanda garis merah untuk obat narkotika
r. Tanda garis biru untuk obat psikotropika
s. Tanda iteratie (diulang) jika dokter ingin resepnya dapat dibuat ulang.
5. Salinan resep
Salinan resep adalah salinan tertulis suatu resep sebagai pengganti resep
asli apabila obat diambil sebagian atau untuk mengulang resep tersebut.
Berdasarkan Kepmenkes No.280 Tahun 1981, salinan resep harus memuat:
a. Nama dan alamat apotek,
b. Nama dan nomor surat izin praktek apoteker,
c. Tanda tangan atau paraf apoteker pengelola apotek,
d. Tanda DET atau DETUR untuk obat yang sudah diserahkan atau NE
DETUR untuk obat yang belum diserahkan.
e. Nomor resep dan tanggal pembuatan.
BAB III

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

A. Gambaran Umum perusahaan


1. Profil Apotek Kimia Farma Martadinata
PT Kimia Farma Apotek (KFA) adalah anak perusahaan perseroan
yang didirikan berdasarkan akta pendirian pada tanggal 4 januari 2003.
Apotek Kimia Farma Martadinata terletak di Jl.Martadinata No.140
RT.002/RW.001 Kelurahan Ciporang, Kecamatan Kuningan, Kabupaten
Kuningan. Yang berdiri pada tanggal 16 Agustus 2016. Apotek ini berada
tepat didepan jalan raya dan disekitar perumahan juga berdekatan dengan
Rumah Sakit Wijaya Kusumah sehingga memudahkan masyarakat untuk
mendapatkan Pelayanan kefarmasian dan Kesehatan yang diperlukan.
Apotek Kimia farma Martadinata melayani pelayanan selama 24 jam.
Pembagian jadwal dinas karyawan terbagi menjadi 3 shift yaitu pagi, siang,
dan malam.

2. Visi dan Misi


Visi
Menjadi perusahaan Healthcare pilihan utama yang terintegrasi dan
menghasilkan nilai yang berkesinambungan.
Misi
a. Melakukan aktivitas usaha di bidang-bidang industri kimia dan
farmasi, perdagangan dan jaringan distribusi, ritel farmasi dan
layanan kesehatan serta optimalisasi aset.
b. Mengelola perusahaan secara Good Corporate Governance dan
operational excellence didukung oleh Sumber Daya Manusia
(SDM) profesional.
c. Memeberikan nilai tambah dan manfaat bagi seluruh stakehoder.
3. Budaya Perusahaan
Perseroan telah menetapkan budaya perusahaan yang merupakan nilai-
nilai inti Perseroan (corporate values) yaitu I C A R E yang menjadi
acauan/pedoman bagi Perseroan dalam menjalankan usahanya, untuk
berkarya menigkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat. Berikut
adalah budaya perusahaan (corporate culture) perseroan :
Innovative
Budaya berpikir out of the box, smart dan kreatif untuk membangun
produk unggulan

Costumer First
Mengutamakan pelanggan sebagai mitra kerja

Accountable
Dengansenantiasa bertanggung jawab atas amanah yang dipercayakan
oleh perusahaan dengan memegang teguh profesionalisme, intergritas
dan kerja sama

Responsible
Memiliki tanggung jawab pribadi untuk bekerja tepat waktu, tepat
sasaran dan dapat diandalkan, serta senantiasa berusaha untuk tegar dan
bijaksana dalam menghadapi setiap masalah

Eco-Friendly
Menciptakan dan menyediakan baik produk maupun jasa layanan yang
ramah lingkungan

5 asas sebagai Ruh Budaya Perusahaan yang terdiri dari :


Kerja Ikhlas
Siap kerja dengan tulus tanpa pamrih untuk kepentingan bersama

Kerja Cerdas
Keampuan dalam belajar cepat (fast learner) dan memberikan solusi
yang tepat
Kerja Keras
Menyelesaikan pekerjaan dengan mengerahkan segenap kemampuan
untuk mendapatkan hasil yang terbaik

Keja Antusias
Keinginan kuat dalam bertindak dengan gairah dan semangat untuk
mencapai tujuan bersama

Kerja Tuntas

Melakukan pekerjaan secara teratur dan selesai untuk menghasilkan


output maksimal yang sesuai dengan harapan

4. Sarana dan Prasarana Apotek


a. Papan nama apotek yang terlihat jelas, nama apotek pengelola
apotek, nomor izin apotek dan alamat apotek.
b. Ruang tunggu yang bersih yang nyaman, bersih, ventilasi yang
cukup, dan tersedia tempat sampah.
c. Tersedianya tempat menata obat bebas, obat bebas terbatas,
kosmetik, suplemen maknan, dan minuman serta informasi bagi
pasien berupa brosur,leaflet, dan poster.
d. Tempat untuk konseling bagi pasien.
e. Ruang peracikan dilengkapi dengan timbangan, blender racik,
gelas ukur, bungkus obat (perkamen) , mesin perekat bungkus
obat, etiket, plastik klip.
f. Ruang/tempat penyimpanan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan lainnya.
5. Pengadaan Perbekalan Farmasi Apotek Kimia Farma

Pengadaan perbekalan farmasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan


perbekalan farmasi di apotek sesuai dengan data perencanaan yang telah
di susun sebelumnya.Pengadaan dilakukan dengan mencari dan
menemukan penyalur masing-masing perbekalan farmasi dalam hal ini
penyalur nya adalah Pedagang Besar Farmasi (PBF) dan dilengkapi
dengan nama, alamat,nomortelpon,daftar harga masing-masing penyalur
dan penentuan waktu pembelian nya.Pengadaan perbekalan farmasi
untuk mendukung pelayanan di apotek kimia farma martadinata di
ajukan oleh apoteker pengelola apotek (APA) kepada PBF dengan
menggunakan surat pesanan (SP) namun terdapat pula cara lain dalam
permintaan nya,yaitu APA kimia farmamartadinata mengajukan daftar
pesanan obat atau yang di sebut Bon Permintaan Barang Apotek
(BPBA) Bussines manager akan membuat surat pesanan (SP) kepada
PBF yang di tunjuk,lalu melalui distributor nya PBF akan mengirimkan
barang-barang yang di pesan ke masing-masing apotek layanan
berdasarkan surat pesanan.Pengadaan perbekalan farmasi dapat berasal
dari beberapa sumber yaitu:

a. Pembelian Rutin
Pembelian rutin di apotek kimia farmadengan membuat Bon
Permintaan Barang Apotek (BPBA),yang kemudian di kirim ke
bisnis manager (BM) akan merekapitulasi permintaan dari
apotek.Untuk obat-obat golongan narkotika digunakan surat
pesanan khusus yang harus di tandatangani oleh Apoteker
Pengelola Apotek (APA).Untuk satu surat pesanan hanya
berlaku untuk satu jenis obat golongan narkotika dan selain
itu,pembelian hanya boleh ke distributor kimia farma yang
bertindak sebagar distributor tunggal.Sedangkan untuk obat
golongan psikotropika dilakukan dengan cara yang sama,tetapi
untuk satu surat pesanan boleh berisi beberapa jenis psikotropika
dan pembelian tidak harus ke PBF kimia farma.
b. Dropping Antar Apotek
Dropping Antar Apotek merupakan permintaan pengadaan
perbekalan farmasi antara apotek kimia farma dengan sistem
BPBA dropping.Pengadaan ini dapat di lakukan untuk
memenuhi kebutuhan pasien saat itu juga jika obat yang tersedia
kurang atau tidak ada di apotek kimia farma.Hal ini di mksud
kan untuk menghindari penolakan resep.
c. Cito
Pengadaan Cito merupakan pembelian yang harus di
segerakkan.Pembelian ini dilakukan dengan cara memesan obat
secara langsung ke PBF tanpa melalui Bussines manager.
d. Konsinyasi
Konsinyasi merupakan suatu bentuk kerjasama antara apotek
kimia farma dengan distributor yang ingin menitipkan produknya
di apotek,kemudian setiap bulan di lakuakan pengecekan dari
pihak distributor untuk mengetahui jumlah produk yang
terjual.Distributor kemudian akan membuat faktur setelah ada
transaksi penjualan dan apotek kimia farma membayar kepada
perusahaan sesuai dengan produk yang terjual.jika produk yang
di konsinyasikan kadaluarsa maka sepenuhnya menjadi tanggung
jawab distributor bersangkutan.
e. Pembelian yang mendesak
Pembelian untuk pengadaan ini dilakukan kepada Apotek pihak
ketiga atau Apotek swasta selain Apotek kimia farma.Pembelian
mendesak ini dilakuakan bila ada resep dan obat yang tersedia
kurang atau tidak tersedia serta obat atau barang tidak ada di
apotek kimia farma lainnya.Akan tetapi hal ini di hindari karena
kerugian dari sistem ini adalah harga beli yang tinggi.Untuk
pemilihan apotek swasta dilakukan berdasarkan pengalaman dan
citra dari apotek swasta tersebut.

6. Penerimaan Perbekalan Farmasi


Perbekalan farmasi yang telah di kirim ke apotek kimia farma
martadinata disertai faktur dan diterima oleh petugas
pembelian.Petugas pembelian akan melakukan pengecekan terhadap
barang yang datang di sesuaikan dengan surat pesanan (SP) dan di
periksa nama sediaan,jumlah,dosis,expiredate,dan kondisi sediaan.
Setelah pengecekkan selesai faktur di tanda tangani dan diberi
stampel Apotek oleh petugas penerima ,setiap penerimaan
perbekalan farmasi dicatat pada masing-masing kartu stok dan
kemudian di entri ke komputer berdasarkan faktur yang telah
dicocokkan pada saat penerimaan barang.
Jika barang yang datang tidak sesuai dengan surat pesanan (SP)
atau ada kerusakan fisik maka bagian pembelian akan melakukan
retur barang tersebut ke PBF yang bersangkutan untuk tukar barang
yang sesuai.

7. Penyimpanan Perbekalan Farmasi


Apotek kimia farma martadinata tidak mempunyai gudang tempat
penyimpanan perbekalan farmasi dalam jumlah besar.Hal ini
bertujuan agar tidak terjadi over stok barang dalam jumlah
besar,hingga dapat mengakibatkan kerusakan barang atau terlewati
nya waktu kadaluarsa obat sehingga perputaran hasil menjadi
terhambat.Perbeklan farmasi yang di terima langsung di simpan di
lemari racikan kemudain di masukan ke tempat nya masing-masing.
Sistem penyimpanan barang di Apotek Kimia Farma Martadinata
dilakukan berdasarkan penggolongan berikut:
a. Berdasarkan penggolongan obat
Penyimpanan obat di apotek Kimia Farma martadinata ialah
berdasarkan golongan perundang undangan seperti obat generik
disimpan dengan obat generik, obat bebas, bebas terbatas, dan
keras. Obat narkotika dan psikotropika disimpan di emari
khusus.
b. Berdasarkan bentuk sediaan
Meliputi tablet,kapsul,syrup,salep,krim,obat tetes mata,tetes
telinga,injeksi,drop,inheler,suppositoriadan ovula.
c. Berdasarkan syarat kondisi ruangan
Penyimpanan obat – obat termolabil disimpan pada lemari
pendingin.
d. Berdasarkan efek farmakologi
Meliputi susunan saraf,kardiovaskular,antibiotik,saluran kemih
dan kelamin,sistem endoktrin dan metabolik,antiimflamasi dan
antipiretik,vitamin dan suplement makanan.
e. Berdasarkan alfabetis
Setelah penyimpanan obat berdasarkan penggolongan, bentuk
sediaan, dan efek farmakologi selanjutnya penyimpanan obat
diurutkan sesuai alfabetis dari mulai A sampai dengan Z.

8. Pengeluaran barang
Pengeluaran barang di apotek kimia farma martadinata
dilakukakan dengan mengacu sistem FIFO(first in first out) yaitu
barang (Obat) yang lebih dulu masuk maka di keluarkan terlebih
dahulu dari pada barang yang masuk nya lebih akhir.Hal ini di
lakukan untuk menghindari adanya barang atau obat yang kadaluarsa
karena terlalu lama di simpan.Selain itu pengeluaran perbekalan
farmasi juga memperhatikan tanggal kadaluarsa,sehingga barang
yang mendekati kadaluarsa di keluarkan terlebih dahulu dari pada
barang yang memiliki kadaluarsa lebih lama.

9. Pengendalian barang
Semua pemasukan dan pegeluaran barang di Apotek Kimia Farma
martadinata langsung dicatatkan pada kartu stok yang disimpan di
dalam msing-masing kotak obat. Walaupun sudah menggunakan
kartu stok, kesalahan penulisan dan human error lainnya masih
dapat terjadi. Di Apotek Kimia Farma matadinata juga dilakukan uji
petik,yaitu kegiatan cross check terhadap jumlah persediaan yang
ada secara fisik dibandingkan dengan data yang ada di komputer.
Selain menggunakan kartu stok dan uji petik, pengendalian
persediaa barang atau obat di apotek dapat ditunjang dengan
melakukan stock opname. Stock opname adalah pemeriksaan jumlah
dan kondisi fisik barang atau obat yang dilakukan secara berkala. Di
Apotek Kimia Farma Martadinata stock opname dilakukan setiap
tiga bulan sekali. Tujuan dari stock opname adalah untuk mengetahui
kebenaran catatan dalam pembukuan apotek, yang juga berfungsi
sebagai sistem pengendalian internal.

10. Pelayanan Kefarmasian


Pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh Apotek Kimia Farma
Martadinata meliputi pelayanan resep tunai dan kredit, pelayanan
swamedikasi, pelayanan informasi obat dan konsultasi kesehatan.
a. Pelayanan resep tunai
Resep yang dibawa oleh pasien diterima oleh asisten apoteker,
kemudian diperiksa kelengkapan dan keabsahannya. Apabila
semuanya sudah lengkap, asisiten apoteker akan memeriksa
ketersediaan obat, jika persediaan nya ada kemudian diberi harga
dan diberitahukan kepada pasien untuk mendapatkan
persetujuannya. Pembayaran dilakukan apabila pasien setuju.
Kemudian setelah pembayaran dilakukan, pasien diberikan struk
pembayaran atau no resep. Dan doserahkan ke bagian peracikan.
Kemudian obat disiapkan atau diracik oeh asisten apoteker, dan
diberi etiket yang jelas. Sebelum obat diserahkan kepada pasien,
dilakukan pemeriksaan ulang oleh apoteker atau asisten
apoteker. Obat diserahkan kepada pasien disertai informasi yang
jelas dilengkapi dengan copy resep (apabila obat diambil
sebagian) dan kwitansi apabila diperlukan.
b. Pelayanan resep kredit
Layanan resep kredit dilakukan kepada karyawan dari instansi
yang telah bakerjasama dengan Apotek Kimia Farma
Martadinata. Alur pelayanan resep kredit sama dengan alur
pelayanan resep tunai, perbedaannya hanya pada administrasi
dan cara pembayarannya. Pelayanan resep kredit dilakukan
sebagai berikut:
a) Petugas penerima resep menerima resep dari pasien.
b) Resep diterima dan diberi nomor urut antrian .
c) Setelah itu resep diserahkan ke petugas untuk kemudian
dilakukan penyiapan dan peracikan obat.
d) Asisten apoteker memeriksa kembali kesesuaian hasil
penyiapan obat dalam resep ( nama obat, bentuk, jenis,
jumlah, aturan pakai, dan nama pasien ), kemudian obat
diserahkan ke kasir beserta salinan resep dan resep aslinya
serta dibuatkan bon rangkap tiga untuk arsip, penagihan dan
pasien.
e) Asisten apoteker menyerahkan obat kepada pasien dengan
memberikan informasi mengenai cara pakai obat dan
informasi lain yang diperlukan.
f) Resep diproses pemberian harga, pemisahan debitur serta
koreksi lain yang diperlukan. Hasil penjualan resep-resep
kredit dicatat pada laporan ikhtisar penjualan harian (LIPH)
kredit dan diserahkan kebagian administrasi untuk proses
lebih lanjut.
c. Pelayanan swamedikasi
Pelayanan obat non resep merupakan pelayanan kepada pasien
yang igin melakukan pengobatan sendiri yang dikenal sebagai
swamedikasi. Obat untuk swamediasi meliputi obat obat yang
bisa didapatkan tanpa resep dokter yang meliputi obat wajib
apotek (OWA), obat bebas, dan obat bebas terbatas.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam pelayanan
swamedikasi adalah pemberian informasi obat. Petugas apotek
harus dapat memastikan bahwa pasien yang membeli obat
dengan cara ini, sudah terbiasa dan mengetahui cara pemakaian
obat tersebut. Jika pasien baru pertamakali menggunakannya
maka apoteker berkewajiban memberikan penjelasan singkat
mengenai obat tersebut, baik cara pakai maupun dosis
penggunaannya.
d. Pelayanan informasi obat
Layanan informasi obat di apotek bertujuan untuk memberikan
dasar pengertian mengenai penggunaan obat yang aman dan
efektif serta memberikan informasi yang objektif kepada
berbagai pihak. Pelayanan informasi obat dapat melalui poster,
leaflet, atau brosur.
Informasi mengenai obat terutama obat dengan resep dokter,
biasanya dilakukan ketika menyerahan obat kepada pasien.
Informasi yang diberikan dapat meliputi :
e) Nama obat dan indikasi/kegunaan obat.
f) Cara penggunaan atau aturan pakai khusus.
g) Efek samping yang mungkin terjadi.
h) Makanan, minuman, atau aktivitas yang harus
dihindari.
i) Cara penyimpanan obat dirumah.
j) Tanda-tanda kesembuhan.
k) Informasi mengenai obat dengan cara pemberian
khusus misalnya penggunan inhaler atau obat semprot
untuk obat asma, suppositoria, dan sebagainya.

Dalam pelayanan informasiobat kepada pasien terdapat 3


pertanyaan yang harus ditanyakan kepada pasien untu
mengetahui sejauh mana pasien mengerti tentang obat yang
dipakainya. Diantaranya : apa yang telah dijelaskan oleh dokter,
apakah sudah tau efek atau fungsi dari obat yang dipakai, dan
apa harapansetelah memakai obat tersebut.

11. Pengendalian dan Pengawasan apotek


Pengendalian dan pengawasan jalannya apotek Kimia Farma
Martadinata antara lain dengan:
a. Stock opname
Pemeriksaan jumlah barang yang ada di Apotek Kimia Farma
Martadinata dilakukan setiap tiga bulan sekali dengan tujua
memeriksa ketersediaan barang. Stock opname fisik barang
dilakukan terhadap semua barang dan dilakukan pemisahan
terhada barang yan rusak lewat tanggal kadaluarsa atau berubah
warna.
B. Waktu dan tempat pelaksanaan praktek kerja industri
Praktek kerja lapangan program keahlian farmasi dilakukan mulai
tanggal 4 Februari 2019 sampai dengan 21 April 2019.
Praktek kerja lapangan dilakukan di Apotek Kimia Farma
Martadinata.

C. Kompetensi yang dilakukan


1. Pengertian apotek
Berdasarkan PERMENKES RI No.9 tahun 2017 apotek adalah
sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian
oleh apoteker.

2. Kegiatan yang dilakukan di Apotek


1) Menyimpan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
a. Dapat melakukan penyimpanan barang sesuai bentuk
sediaan
Penyimpanan sediaan farmasi berdasarkan bentuk sediaannya
hanya berlaku untuk ruang ethical saja, karena diruang OTC
penyimpanan sediaan farmasi berdasarkan khasiat
farmakologinya dan alfabetis. Untuk sediaan padat disimpan di
palet-palet yang telah disediakan dan disusun secara alfabetis.
Untuk menyimpan sediaan semi padat disimpan didalam laci
lemari sama dengan palet penyimpanan sediaan padat berdasarkan
alfabetis. Sedangkan sediaan cair disimpan dilemari yang telah
disediakan, namun untuk sediaan cair berupa tetes mata, tetes
telinga atau tetes hidung disimpan dalam palet-palet dibawah
sediaan padat dan disusun berdasarkan alfabetis.
b. Dapat melakukan penyimpaanan barang sesuai dengan
golongan-golongan obatnya
Untuk golongan obat bebas, bebas terbatas, alat kesehatan,
suplemen makanan, obat herbal dan obat tradisional disimpan di
rak-rak ruang OTC (Over The Counter) yang disusun berdasarkan
alfabetis dan efek farmakologinya. Sedangkan untuk obat keras,
psikotropika, narkotika dan alat kesehatan yang harus dibeli
berdasarkan resep dokter disimpan di bagian ruang ethical (ruang
racik) yang disusun secara alfabetis dan jenis sediaannya.
c. Dapat melakukan penimpanan barang sesuai dengan khasiat
farmakologinya
Penyimpanan sediaan farmasi berdasarkan efek farmakologinya
di ruang OTC ataupun di ruang ethical meliputi:
a) Analgetik antipiretik/pereda nyeri dan penurun
panas
b) Vitamin dan mineral
c) Antitusif/batuk tidak berdahak
d) Pencernaan
e) Suplemen makanan
d. Dapat melakukan penyimpanan barang sesuai alfabetisnya
Penyimpanan sediaan farmasi berdasarkan alfabetis dilakukan
diruang ethical maupun OTC baik dalam obat generik maupun
paten. Sistem penyimpanan ini dianggap lebih untuk
memudahkan dalam pencarian dan pengawasan
e. Dapat menyusun barang display sesuai dengan estetika dan
kemudahan mencarinya
Sediaan obat oral dipisahkan dengan obat luar untuk
memudahkan pencarian dan menghindari adanya kontaminasi
zat. Obt yang merupakan konsinyasi ditempatkan terpisah
dengan sediaan lain, agar memudahkan dalam mencarinya.
f. Dapat melakukan pengamanan barang terhadap resiko
kerusakan, kehilangan dan kesalahan pengambilan.
2) Mencatat kebutuhan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
a. Dapat membaca dan membuat kartu stock
Kartu stock berfungsi untuk mencatat setiap kali ada
penjualan barang ataupun pembelian barang. Di apotek Kimia
Farma Martadinata meskipun sudah menggunakan sistem
komputer dan setiap ada penjualan dan secara otomatis jumah
barang berkurang namun juga masih menggunkan kartu stock
manual.
b. Dapat mengisi kartu stock dengan lengkap setiap ada lalulintas
barang
Untuk penulisan kartu stock, setelah ada mutasi barang,
petugas harus sesegera mungkin menuliskannya dikartu stock
agar tidak terjadi kehilangan, kesalahan dan lupa
c. Dapat menyesuaikan kartu stock dengan jumlah barang atau
fisik
Untuk menyesuaikan kartu stock dengan jumlah fisik,
petugas hanya melakukannya denngan cara apabila ada resep
atau pembelian bebas, petugas akan mengecek terlebih dahulu di
kartu stock, setelah itu dicek kembaali jumlah barang yang
tersedia apakah sama dengan yang tercantum di kartu stock atau
tidak. Walaupun barang yang dicari di kartu stock ternyata
kosong, yang petugas lakukan adalah melihat kembali stock
barang yang ada. Jika barang ternyata sudah terisi kembali,
maka jumlah barang tersebut harus segera dimasukan ke dalam
kartu stock.
d. Dapat mengidentifikasi barang-barang yang stock out, rusak
atau kadaluarsa
Jika ada obat yang rusak dan kadaluarsa maka yang
dilakukan adalah dengan dua cara, yaitu mengajukan klaim
kepaa PBF tiga bulan sebelum masa kadaluarsa dan
memusnahkan obat tersebut. Untuk obat-obatan selain golongan
Narkotika dan Psikotropika, obat-obatan yang rusak dan
kadaluarsa hanya dikubur atau dibakar. Sedangkan untuk obat-
obatan golongan narkotika dan psikotropika, pemusnahannya
harus membuat dan mengirimkan Berita Acara Pemusnahan
terlebih dahulu kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Untuk barang yang stock out, petugas hanya perlu
mengeceknya dikartu stock, apakah obat masih tersedia atau
sudah habis. Setelah itu dilihat dan dicek kembali apakah data
sesuai dengan kondisi fisik barang atau tidak.
3)Memesan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
a. Dapat membaca dan membuat buku defecta
Buku defecta adalah buku bantu untuk proses pemesanan
kembali suatu barang kepada PBF tertentu. Buku defecta ini
menuliskan jenis obat, jumlah stock akhir, jumlah rencana
pemesanan dan nam pabrik dari obat tersebut yang nantinya
akan memudahkan dalam menentukan PBF untuk pemesanan.
Buku defecta hanya mencatatkan obat-obatan yang telah
mengalami buffer stock dan harus segera dipesan kembali.
b. Dapat membaca dan membuat rekap kadaluarsa
Buku rekap kadaluarsa dimaksudkan untuk memudahkan
memonitoring masa expired date dari suatu obat. Buku rekap
kadaluarsa ini mencatatkan masa expired date. Setiap obat yang
baru datang, akan dilakukan pengecekan masa expired date nya
yang kemudian akan ditindak lanjuti dengan pengklaiman
terhadap PBF nya atau dimusnahkan.
c. Dapat melakukan rekapitulasi kebutuhan barang
Melakukan rekapitulasi kebutuhan barang sama dengan
melakukan pencatatan atas kebutuhan barang yang harus dibeli,
seperti halnya dengan pencatatan buku defecta yang bersumber
dari kartu stock obat. Setelah dicatatkan dibuku defecta maka
akan dibuatkan surat pesanan yang ditujukan pada masing-
masing PBF sesuai pabriknya.
d. Dapat mengenali PBF – PBF resmi dan kesesuain dengan
rekapitulasi kebutuhan barang
PBF – PBF yang bekerja sama dengan apotek kimia farma
martadinata diantara lain adalah:
a) PT COMBI PUTRA
b) PT BINA SAN PRIMA
c) PT INTI CENTRAL PHARMA
d) DOS NI ROHA
e) PT MILENIUM PHARMACON
INTERNATIONAAL TBK
f) PT ANUGRAH ARGON MEDIKA
g) Dan lain lain.
e. Dapat membuat surat pesanan barang secara teliti daan lengkap
Membuat surat pesanan adalah tahap terakhir dari proses
pengadaan barang. Surat pesanan dibagi tiga macam, yaitu surat
pesanan biasa untuk memesan obat bebas, bebas terbatas, keras
tradisional dan herbal. Kemudian surat pesanan untuk
narkotika, dan surat pesanan psikotropika.
4) Menerima sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
a. Dapat meneliti kesesuaian dokumen pengiriman barang dengan
arsip SP
Petugas apotek melakukan pengecekan dan penyesuaian
ketika barang yang dipesan ke PBF datang, dengan cara
menyesuaikan surat pesanan (SP) dengan faktur, menyesuaikan
faktur dengan barang, apakah barang yang dipesankan di surat
pesanan sesuai dengan faktur yang dibawa oleh PBF. Apabila
sesuai barang diterima dan barang dan faktur ditulis di buku
penerimaan barang. Pengecekan ini harus bebar-benar teliti,
tujuannya untuk menghindari pemesanan yang tidakdiinginkan.
b. Dapat meneliti kesesuaian dokumen pengiriman barang dengan
jumlah, jenis dan kondisi barang dengan cermat
Perbekalan farmasi yang telah di kirim ke apotek kimia
farma martadinata disertai faktur dan diterima oleh petugas
pembelian.Petugas pembelian akan melakukan pengecekan
terhadap barang yang datang di sesuaikan dengan surat pesanan
(SP) dan di periksa nama sediaan,jumlah,dosis,expiredate,dan
kondisi sediaan. Apabila ada ketidak sesuaian barang dengan
faktur ataupun barang yang mendekati masa kadaluarsanya
maka dilakukan pereturan barang, karena khawatir barang
tersebut akan kadaluarsa sebelum dibeli.
c. Dapat melengkapi no.batch dan kadaluarsa pada bukti
pengiriman sesuai dengan fisik barang
Dalam barang atau faktur sudah tertera no batch dan
tanggal kadaluarsa, petugas mengecek antara no batch dan
kadaluarsa pada faktur dengan fisik barang. Kemudian
dilakukan rekap faktur tersebut dengan cara ditulis di buku
penerimaan barang.
d. Dapat melakukan validasi bukti pengiriman
Sama seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, validasi
bukti pengiriman yaitu pengecekan antara SP dengan faktur dan
faktur dengan fisik barang agar tidak terjadi kesalahan dalam
pemesanan barang.
e. Dapat melakukan penyimpanan dan pengelolaan faktur
pengiriman barang sesuai SOP yang berlaku
Setelah pengecekan antara surat pesanan dan faktur, Lalu
faktur dan barang selesai, langkah selanjutnya adalah petugas
apotek menerima barang tersebut dan salina faktur , sedangkan
faktur aslinya akan diberikan kembali kepada PBF yang
bersangkutan. Setelah faktur tersebut dituliskan kembali
kedalam buku faktur setelah selesai faktur akan disimpan di
dalam tempat penyimpanan faktur yang sebelumnya terdapat
banyak faktur atas barang yang dipesann.
f. Dapat melakukan pencatatan dan pembuatan buku pembelian
Pencatatan dann pembuatan buku pembelian dilakukan
dengan cara menuliskan barang – barang yang dibeli dalam
kartu stoock. Maka stock yang terdapat dalam kartu stock
tersebut akan berkurang, sehingga untuk pelaporan dapat
diketahui pengeluaran yang keluar dan dapat mengetahui berapa
jumlah barang yang akan dipesan nanti untuk persediaan barang.
5) Memberikan pelayanan obat bebas, bebas terbatas, dan perbekalan
kesehatan
a. Dapat melakukan penggolongan obat – obatan berdasarkan
undang – undang.
Penggolongan obat-obatan berdasarkan undang-undang
yaitu mencakup obat bebas, bebas terbatas, keras, narkotika dan
psikotropika. Dalam hal ini kami menyimpan setiap golongan
obat sesuai dengan peraturan yang berlaku, yaitu obat bebas,
bebas terbatas dan keras hanya disimpan di dalam palet atau rak,
sedangkan obat psikotropika dan narkotika tempat
penyimpanannya memiliki aturan sendiiri.
b. Dapat melakukan komunikasi yang baik terhadap kebutuhan –
kebutuhan pasien
Saat pasien datang kami menyapa dan menanyakan
kebutuhannya seperti menanyakan keluhan pasien, untuk siapa
obat tersebut akan diberikan, obat apa saja yang sudah
dikonsumsi, tindakan apa yang sudah dilakukan dan lain lain.
Setelah mengetahui obat yang dibutuhkan oleh pasien,
kemudian ambilakan obat tersebut lalu cek harga dari obat
tersebut, dan beritahukan kepada pasien harga obat tersebut lalu
berikan nota dan terima uangnya.
c. Dapat mengidentifikasi dengan baik khasiat farmakologinya dan
spesialite dari obat – obatan yang dibutuhkan pasien
Banyak pasien yang datang untuk membeli suatu obat
hanya dengan mengatakan keluhan yang dirasakannya, dan pada
saat itu lah kami memberikan informasi kepada pasien tentang
macam-macam obat yang berkhasiat sesuai dengan penyakit
pasien tersebut.
d. Dapat mempersiapkan jumlah dan jenis obat yang diperlukan
pasien
Saat pasien mengatakan kebutuhannya, dengarkan baik-
baik agar tidak terjadi kesalahan, lalu ambil barang yang
dibutuhkan oleh pasin tersebut dan tanyakan apakah barang
yang diambil sudah sesuai.
e. Dapat melakukan pengecekan ulang terhadap jumlah, jenis dan
harga obat disertai dengan pemberian kemasan
Setelah mengambil semua obat yang dibutuhkan oleh
pasien masukkan daftar obat-obat tersebut pada komputer dan
beri tahu pada pasien harga obat yang dibeli, sebelum
memberikannya pada pasien cek kembali obat yang telah
diambil dengan daftar obat yang telah dimasukan ke komputer.
Setelah semuanya sesuai masukkan obat tersebut kedalam
kantong plastik dan serahkan pada pasien. Jika pasien membeli
obat tersebut secara non resep masukan daftar obat – obat yang
dibeli kedalam buku penjualan harian, ditulis nama, jumlah dan
harga barang.
f. Dapat memberikan informasi sederhana kepada pasien tentang
obat yang dibeli tersebut.
Ada pasien yang membeli obat untuk panas, lalu berikan
obat untuk penurun panas tersebut. Kemudian beri tahu pasien
aturan pakai obat tersebut dengan melihat kemasan obatnya.
6) Melakukan tugas – tugas administrasi
a. Dapat membuat nota pembelian / struk
Nota adalah suatu bukti pembayaran terhadap suatu
transaksi pada sejumlah layanan atau penjualan yang dilakuan
secara tunai. Pembuatan nota/struk di Apotek Kimia Farma
Martadinata menggunakan sistem computeries namun apabila
komputer error atau ada gangguan lainnya biasanya kami juga
memberikan nota dalam bentuk manual. Untuk pembelian obat
non resep kami hanya lagsung memasukan nama obat dan
jumlahnya dan secara otomatis nota/struk akan keluar. Sedagkan
untuk pembelian obat dengan resep dokter kami akan
memasukkan nama obat, jumlah obat dan harga kemudian
secara otomatis struk/nota akan keluar.
b. Dapat membuat kwitansi pebelian
Di Apotek Kimia Farma Martadinata kwitansi akan dibuat
apabila pasien meminta untuk dibuatkan kwitansi. Kwitansi ini
memiliki dua sisi. Sisi pertama menuliskan nama pasien dan
jumlah pembayaran, nama dokter, tanggal dan nominal
pembayaran, sedangkan sisi kedua untuk menuliskan copy resep
dari dokter.
c. Dapat membuat salinan resep
Salinan resep di Apotek Kimia Farma Martadinata dibuat
apabila stok obat habis, pasien meminta hanya dibuatkan
sebagian obat untuk ditebus, dan apabila resep tersebut harus
diulang. Salinan resep harus memuar nomor resep, nama pasien,
nama dokter, tanggal pembuatan, nama dan jumlah obat yang
belum diberikan atau sebagian sudah diberikan, dengan
keterangan obat tang belum diberikan di tandai dengan tulisan
“nedet” dan obat yang sudah diberikan setengahnya diberikan
tulisan “det ½” lalu copy resep tersebut ditandatangani oleh
apoteker dan diberi cap Apotek Kimia Farma Martadinata.
d. Dapat menulis buku penjualan harian
Buku penjualan harian di Apotek Kimia Farma Martadinata
semuanya sudah menggunakan sistem computeriesbaik
penjualan dari resep maupun penjualan bebas (OTC).
e. Dapat melakukan penyimpanan resep – resep sesuai aturan
Resep akan di bundel berdasarkan hari kemudian nomor
urut resep. Kemudian resep juga akan dipilah-pilah untuk
mengidentifikasi pakah ada resep psikotropika dan narkotika
untuk kemudian ditulis di buku penjualan harian narkotika dan
psikotropika yang akan membantu proses pelaporan narkotika
dan psikotropika setiap bulannya.
f. Dapat membuat laporan harian psiktropika narkotika
Resep yang terdapat resep psikotropika dan narkotika akan
dipisahkan untuk kemudian dicatatkan di buku penjualan harian
narkotika dan psikotropika.
g. Dapat membuat laporan bulanan narkotika psikotropika
Setelah setiap hari dicatatkan di buku penjualan narkotika
dan psikotropika, maka setiap bulannya akan direkap dan
dilaporkan via online ke Dinas Kesehatan oleh petuga
penanggung jawab pelaporan psikotropika da narkotika.
7) Pelayanan dan peracikan sediaan farmasi berdasarkan kebutuhan
dokter
a. Dapat melakukan kalkulasi biaya obat dalam resep dengan teliti
dan aman
Pada saat pasien membawa resep, cek terlebih dahulu
ketersediaan obat yang ada dalam resep, jika obat tersebut ada
maka berikan harga dan tanyakan pada pasien apakah obat akan
dibeli atau tidak. Jika obat tersebut dibeli maka berika struknya
pada pasien dan siapkan obatnya.
b. Dapat mendokumentasikan perincian biaya obat dalam resep
dengan baik
Jika pasien sudah menerima salinan struk dari apotek, maka
print kembali struk kedua untuk kemudian disatukan dengan
resep tersebut.
c. Dapat menginformasikan biaya obat kepada pasien
Jika obat dalam resep tersebut tersedia di apotek, maka beri
harga resep tersebut dan beritahukan harganya kepada pasien.
d. Dapat melakukan persiapan obat yang akan diracik/langsung
diserahkan
Sebelum menyiapkan obat, cek terlebih dahulu obat apa
saja yang harus disiapkan, jika sudah tahu obat yang harus
disiapkan kemudian siapkan obatnya dan berika kepada petugas
apotek untuk di cek akhir dan diserahkan kepada pasien.
e. Dapat melakukan peracikan untuk resep-resep racikan
Jika ada resep racikan , lihat relebih dahulu apa dan berapa
jumlah obat yang harus disiapkan, lalu siapkan alat-alat untuk
meraciknya. Sebelum mulai meracik, lihat sediaan apa yang
harus dibuat. Setelah selesai meracik masukan obat kedalam
kemasannya dan beri etiket.
f. Dapat mengemas sediaan obat sesuai bentuk dan jenisnya
Setelah selesai menyiapkan/meracik obat, kemas didalam
plastik dan pastikan obat sesuai dengan yang diminta.
g. Dapat memberikan etiket atau label yang tepat dan sesuai
dengan resep dokter
Setelah obat selesai disiapkan beri etiket dan label yang
jelas sesuai dengan yang ada dalam resep. Untuk sedian
suspensi beri label “ KOCOK DAHULU”, untuk sediaan tetes
telinga H2O2 (perhidrol) beri label “JANGAN DIKOCOK”.
Etiket putih digunakan untuk sediaan obat dalam, dan etiket biru
untuk obat luar.
h. Dapat melakukan pengecekan ulang atas kesesuaian etiket,
jumlah obat, signa dengan resep dokter
Setelah obat selesai disiapkan, periksa kembali kesesuaian
antara nama obat, jumlah obat, signa, dan etiket dengan resep
sebelum diserahkan kepada pasien., untuk menghindari
terjadinya kesalahan.
D. Manfaat yang dirasakan oleh peserta prakerin
Setelah melakukan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di Apotek Kimia
Farma Martadinata Kuningan kami telah merasakan manfaat dari ilmu yang
kami dapatkan selama PRAKERIN, diantaranya adalah:
1. Dapat mengetahui dan membandingkan antara yang diajarkan di sekolah
yang berupa materi dengan keadaan sebenarnya di lapangan.
2. Dapat mengetahui obat – obat yang menjadi kebutuhan kebanyakan
masyarakat.
E. Jurnal kegiatan prakerin

F. Masalah yang dihadapi dan penanganan masalah


1. Pasien membeli obat pskotropika dengan menggunakan resep palsu
Ketika resep tersebut diterima oleh asisten apoteker, lalu di skrinng dan
resep tersebut bukan resep asli. Karena resep tersebut palsu asisten
apoteker tidak memberikan obat yang diminta, dan mengatakan bahwa
obat tersebut kosong .
2. Kami kesulitan ketika ada pasien yang menanyakan mengenai alat
kesehatan misalnya perban anti air. Seharusnya sekolah lebih menyiapkan
dan mematangkan materi mengenai alat kesehatan.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di Apotek
Kimia Farma Martadinata kuningan kami dapat mengambil kesimpulan
bahwa :
1. Dapat menyimpan sediaanfarmasi dan perbekalan kesehatan.
2. Dapat mencatat kebutuhan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan.
3. Dapat memesan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan.
4. Dapat menerima sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan.
5. Dapat memberikan pelayanan obat bebas, bebas terbatas, dan
perbekalan kesehatan.
6. Dapat melakukan tugas-tugas administrasi.
7. Dapat melakukan pelayanan dan peracikansediaan farmasi
berdasarkan kebutuhan dokter.
B. Saran – saran
1. Saran untuk sekolah
Saran untuk sekolah (SMK Farmasi Bakti Indonesia Kuningan) :
1) Lebih meningkatkan komunikasi dengan pihak Kimia Farma dan
Pihak sekolah.
2) Mengunjungi tempat prakerin untuk memantau langsung kegiatan
Praktek Kerja Industri sesuai jadwal yang sudah di sepakati
bersama.
2. Saran untuk Apotek Kimia Farma Martadinata
1) Lebih baik lagi dalam penataan alat-alat racikan agar lebih
memudahkan dalam pelayanan obat racik.
2) Untuk tempat lebih rapih lagi. Terutama di area konseling pasien,
agar pasien lebih nyaman.
3) Untuk penyimpanan stok obat dirapihkan lagi untuk memudahkan
pencarian stok.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan


Menteri Kesehatan (PERMENKES) Republik Indonesia No.9 tahun 2017
tentang apotek.
 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.3 tahun 2015 tentang tatacara
pemusnahan narkotika.
 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.73 tahun 2016 tentang standar
pelayanan kefarmasian di Apotek.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
APOTEK KIMIA FARMA MARTADINATA

Jl. RE. Martadinata No.140 Ciporang Kuningan

Telp.(0232)8900678

SURAT KETERANGAN SELESAI PRAKTIK KERJA INDUSTRI


Dengan ini, kami bertandatangan dibawah ini
Nama :Mitro Edhi Prabowo, S.Farm.,Apt
Jabatan : Apoteker Penanggung Jawab Apotek (APA)
Menyatakan yang beridentitas dibawah ini

NO NIS Nama Siswa L/P Program keahlian

1. 171810074183 Dini nurmayani P Farmasi

2. 171810074224 Elsa Tiakomala P Farmasi

3. 171810074162 Novi Sri julianti P Farmasi

4. 171810074201 Risa Fauziah P Farmasi

5. 171810074238 Siti khotimatun Nisa P Farmasi

6. 171810074174 Tantri Yuliani Fitria Ayunda P Farmasi

Telah selesai melakukan kegiatan praktek kerja industri di Apotek Kimia


Farma Martadinata dari tanggal 04 Februari 2019 sampai dengan 21 April 2019
sesuai dengan surat permohonan dari SMK Bakti Indonesia Kuningan.
Selama melaksanakan kegiatan praktek kerja industry di instansi kami,
peserta sangat antusias dan dapat menjalankan tugas yang kami berikan dengan
baik dan dapat dipertanggungjawabkan.
Demikian surat keterangan ini kami buat, atas perhatian dan kerjasamanya
kami ucapkan terimakasih.
Kuningan, 21 April 2019
Mitro Edhi Prabowo,S.Farm.Apt
IDENTITAS DUNIA USAHA/INDUSTRI

1. Nama Dunia Usaha/Industri : Apotek Kimia Farma Martadinata

2. Jenis Usaha : Apotek

3. Alamat : Jl.RE. Martadinata No.140 Ciporang

4. No.Telepon / Fax : (0232)8900678

5. Nama Pimpinan : Mitro Edhi Prabowo,.S.Farm.Apt

6. Nama Instruktur DU/DI : Yana Hendriyana

7. Nama Pembimbing Sekolah : Andi Nurdin,.S.Si.Apt


JADWAL KEGIATAN
DAFTAR HADIR
ALBUM KEGIATAN
ALUR PELAYANAN RESEP TUNAI

PENERIMAAN SKRINING RESEP


RESEP

PEMBAYARAN CEK STOK DAN


ENTRI HARGA

PENYIAPAN OBAT PENULISAN ETIKET

PENYERAHAN CEK AKHIR:


OBAT DESERTAI
PIO RESEP, STRUK,
ETIKET
ALUR PELAYANAN RESEP KREDIT

PENERIMAAN SKRINING RESEP


RESEP

PENYIAPAN OBAT CEK STOK

PENULISAN ETIKET CEK AKHIR:


RESEP, STRUK,
ETIKET

PEMBUBUHAN PENYERAGAN
TANDA TANGAN OBAT DISERTAI
PADA STRUK PIO
SURAT PESANAN
SURAT PESANAN PREKURSOR
SURAT PESANAN NARKOTIKA
SURAT PESANAN PSIKOTROPIKA
FORMAT SALINAN RESEP

FORMAT KARTU STOK


KWITANSI PENJUALAN
NOTA/STRUK PENJUALAN
FAKTUR PEMBELIAN
ETIKET

Anda mungkin juga menyukai