Anda di halaman 1dari 4

STUDI KASUS BAB 4

Is China Dumping Excess Steel Production?

Soal!

1. Apakah bukti menunjukkan kepada Anda bahwa China membuang kelebihan


produksi baja di pasar dunia?
2. Tidak ada tanggapan dari negara lain, sampai kapan China bisa mengejar kebijakan
ini?
3. Siapa yang dirugikan dengan tindakan ini? Siapa yang mungkin diuntungkan?
4. Kebijakan alternatif apa yang mungkin ditempuh China? Apa biaya dan manfaat dari
kebijakan alternatif ini untuk China?
5. Apakah Uni Eropa dan Amerika Serikat benar untuk mengenakan bea antidumping
yang signifikan atas impor baja China? Apa manfaat dari kebijakan tersebut? Apakah
ada kekurangan?
6. Dapatkah Anda memikirkan konsekuensi yang tidak diinginkan yang mungkin terjadi
sebagai akibat dari pengenaan bea masuk antidumping pada impor baja China oleh
Amerika Serikat dan UE?
7. Apa langkah lain yang dapat diambil dalam jangka panjang untuk mengurangi
kemungkinan produsen di China dan di tempat lain akan membuang kelebihan
produksi mereka dengan kerugian di pasar dunia?

Jawaban!

1. Pada tahun 2015, China memproduksi 800 juta ton baja per tahun, setengah dari
produksi tahunan dunia. Namun pada tahun itu juga, harga baja yang merosot,
sehingga 101 perusahaan baja terbesar di China merugi lebih dari $12 miliar. Alhasil
China mengekspor lebih dari 100 juta ton baja untuk pertama kalinya di 2015, hal itu
tetap dilakukan meskipun nantinya mereka akan mengalami kerugian, karena bagi
mereka itu lebih baik daripada baja tersebut tidak menghasilkan pendapatan apapun.
Harga produk baja China tampaknya setidaknya 10% lebih rendah di luar China
daripada di dalam negeri. Sehingga ekspor dengan harga rendah tersebut berdampak
buruk pada pembuat baja di seluruh dunia. Karena dalam situasi tersebut, penawaran
lebih besar dari pada permintaan, sehingga hal tersebut menyebabkan harga baja di
seluruh dunia juga turun dan berdampak pada pasar dunia.
2. Jika tidak ada tanggapan dari negara lain, Cina bisa melakukan hal ini sampai kapan
pun, setidaknya sampai mereka merasa bahwa keadaan pasar baja di negaranya sudah
membaik. Namun hal ini juga dibatasi dengan persediaan baja Cina. Sebelumnya Cina
memproduksi banyak baja dikarenakan permintaannya yang tinggi, akan tetapi setelah
mengalami penurunan dan menerima kerugian pada 2015 seharusnya produsen-
produsen baja di Cina bisa melakukan perencanaan produksi dan penjualan yang tepat
agar stok yang di ekspor ke pasar global tidak terus bertambah dan tidak perlu
melakukan dumping lagi. Selain itu, Cina akan terus melakukan hal ini jika keadaan
pasarnya belum benar-benar stabil dan tentunya hal ini akan menyebabkan kekacauan
industri baja di seluruh dunia. Namun dilihat dari keadaan Cina yang merupakan salah
satu penghasil hampir separuh baja di dunia, masalah ini sangat mungkin dapat diatasi
oleh Cina. Cina juga sebagai salah satu negara raksasa perekonomian dunia pastinya
akan melakukan berbagai hal untuk mengembalikan keadaan industri baja mereka.
Dengan perencanaan yang matang pastinya masalah ini akan terselesaikan dengan
baik dan keadaan industri baja di dunia akan kembali seperti awal.
3. Pada awal terjadinya hal ini, tahun 2015, produsen baja AS tentu dirugikan karena
tindakan China membuang kelebihan baja di pasar dunia. Dalam keadaan ini, China
tentunya juga mengalami kerugian, namun mereka juga mendapatkan keuntungan.
Kerugian yang diperoleh China adalah mereka mendapatkan tarif impor baja yang
tinggi di beberapa negara. Namun karena tindakan yang dilakukan China, mereka
juga mendapat keuntungan dengan meraih pangsa pasar dan melakukan impor dua
kali lipat. Impor China mengambil 45 persen dari pasar Inggris untuk rebar baja, naik
dari nol di 2010. Inggris pun tentu juga dirugikan karena hal ini, alhasil Inggris
kehilangan sekitar 4.000 pekerjaan pembuatan baja pada paruh kedua tahun 2015. Di
Eropa, raksasa baja yang berbasis di Luksemburg ArcelorMittal juga mengalami
kerugian $8 miliar pada tahun 2015, karena dumping oleh perusahaan China.
4. Untuk mengatasi kelebihan produksi baja, Cina dapat melakukan kerja sama dengan
negara lain yang sedang membangun infrastruktur negaranya. Tentu hal itu membuat
cakupan pasar lebih sempit dibandingkan dengan mengekspor secara global, akan
tetapi dengan perjanjian kerja sama tersebut Cina dapat mendapat kepastian yang
lebih akurat untuk kedepannya dan Cina tidak perlu melakukan dumping yang
dianggap ilegal serta merugikan negara sasaran.
5. Uni Eropa menerapkan tarif antidumping pada impor baja asal China untuk lima
tahun ke depan sebagai upaya melindungi industri dalam negerinya terhadap over
kapasitas yang terjadi. Tarif tersebut berkisar antara 19,7%-22,1% untuk impor dari
China. Adapun produk yang dikenai bea masuk anti dumping atau BMAD adalah cold
rolled coil (CRC) yang digunakan untuk industri kemasan, otomotif, dan sektor
konstruksi. Selain Uni Eropa yang menerapkan tarif antidumping ini, Amerika Serikat
juga menerapkan BMAD bagi tujuh negara termasuk China hingga 265,79% pada
bulan Maret. Sesuai dengan aturan WTO yang berlaku, Uni Eropa dapat
memberlakukan BMAD jika investigasi menunjukkan harga barang impor berada di
bawah harga pasaran dan berakibat pada persaingan industri di negaranya. Saat ini
Uni Eropa menerapkan 37 bea anti dumping dan anti subsidi pada sektor baja, di
mana 15 tarif diberlakukan pada China. Terkait dengan perlakuan yang dilakukan
China untuk meningkatkan industri otomotif pada sektor baja, AS berpendapat bahwa
China melakukan tindakan yang banyak melanggar aturan WTO. Cina telah
menerapkan sejumlah kebijakan perdagangan pada perusahaan asing yang sebenarnya
tidak diperbolehkan dalam WTO. Salah satunya adalah Cina menetapkan kebijakan
perdagangan bagi setiap produsen asing yang ingin mengekspor produk otomotifnya
ke Cina, yakni melalui kemitraan dengan industri otomotif lokal Cina, dan hasilnya
juga harus dibagi sama rata 50/50. Tindakan pemerintah Cina pada produk impor
yang dijual dengan harga dumping tersebut menimbulkan unfair trade.

Manfaat dari kebijakan BMAD ini ditujukan sebagai upaya pengendalian importasi
besi dan baja yang masuk ke negara lain, khususnya dari China yang dilakukan
dengan cara unfair trade. BMAD yang dilakukan Uni Eropa dan Amerika Serikat juga
bermanfaat sebagai perlindungan bagi industri dalam negerinya terhadap over
kapasitas yang terjadi. Selain itu kebijakan ini merupakan tindakan untuk menghadapi
perdagangan tidak adil dan berinvestasi untuk pekerja industri baja.

kekurangan :

Di balik manfaat yang akan diperoleh, kebijakan BMAD ini juga akan menimbulkan
dampak yang negatif yaitu ditakutkan banyak negara akan mencerminkan
kecenderungan proteksionis yang terus-menerus. Proteksionis sendiri adalah
kebijakan pemerintah yang membatasi perdagangan internasional demi keuntungan
perekonomian domestik. Awalnya hal itu mungkin terdengar bagus dan memiliki
banyak manfaat karena dengan begitu harga barang impor yang lebih mahal karena
tarif, bea, dan lain sebagainya. Sedangkan produk domestik memiliki harga yang
kompetitif di pasar. Akan tetapi kita tidak tau dampak apa yang akan terjadi jika itu
dilakukan secara terus-menerus.

Produk luar dengan harga pasar lebih rendah menjadi naik karena bea, tarif, pajak, dll.
Dengan ini, produsen di dalam negeri diuntungkan untuk sementara waktu. Namun,
konsumen dalam negeri yang menanggung kerugiannya. Mereka tidak bisa membeli
produk impor dengan harga yang lebih rendah.

Tidak sampai situ saja, Proteksionisme menyakiti kompetitifitas produsen, akses pasar
bagi produsen, dan konsumen. Akibat proteksionisme, produsen menjadi bergantung
pada halangan perdagangan untuk menjadi kompetitif. Selain itu, kurungan
proteksionisme juga menghalangi produsen untuk mendapatkan bahan baku dan
konsumen dari luar negeri. Ketika produsen tidak memiliki akses luas terhadap bahan
baku murah dan konsumen asing, harga output mereka pasti meningkat. Akhirnya,
terjadi inflationary spiral dalam perekonomian yang mengurangi daya beli konsumen
secara drastis.

6. Langkah yang mungkin dapat diambil untuk mengatasi permasalahan ini adalah
dengan membatasi ekspor-impor. Sehingga produsen baja harus bisa membatasi
produksi agar tidak terjadi kelebihan penawaran seperti yang terjadi sebelumnya. Hal
itu juga bertujuan untuk menstabilkan kembali harga baja, agar pihak-pihak tidak
saling merugikan.
7. Langkah lain yang dapat diambil dalam jangka panjang untuk mengurangi
kemungkinan produsen di China dan di tempat lain akan membuang kelebihan
produksi mereka dengan kerugian di pasar dunia adalah dengan peran pemerintah
yang membuat kebijakan antidumping dan membantu untuk mengendalikan tingkat
permintaan dalam pasar agar produsen tidak melakukan produksi yang berlebihan.
Perjanjian kerja sama antarnegara juga dapat membantu untuk mencegah adanya
dumping.

Anda mungkin juga menyukai