Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Kajian Literatur Review

Proses pengumpulan literatur dilakukan dengan cara melakukan

pemilihan jumlah jurnal atau artikel dari 30 literatur menjadi 10 literatur

nasional. Proses pencarian dilakukan melalui elektronik based yang terindeks

seperti Google Scholar ( n=10 ).

Peneliti Bahasa Sumber Judul Metode Hasil / Temuan


/ Tahun artikel(li Penelitian (Desain
Terbit nk) studi,Sampel
,
Variabel,Inst
rumen,
Analisis)
Abdulla Indonesi Goggle Gambaran cross Berdasarkan
h, a Scholar Tingkat secsional karakteristik
Rajib. (unjaya.a Kecemasan responden
2015 c.id.) dan diketahui bahwa
Intervensi jenis operasi
Keperawat terbanyak adalah
an Dalam operasi minor yaitu
Menurunka sebanyak 22
n Tingkat responden (68.8%).
Kecemasan Jenis kelamin
Pasien respoden terbanyak
Pada Pre adalah perempuan
Operasi di yaitu sebanyak 21
Bangsal responden (65.6%).
Bedah Usia terbanyak
RSUD adalah usia 41-65
Panembaha tahun sebanyak 14
n Senopati responden (43.8%).
Bantul Pendidikan
responden
terbanyak adalah
32
SMP yaitu
sebanyak 16
responden (50.0%).
Semua responden
termasuk kategori
tidak pernah
mendapatkan
operasi sebelumnya
yaitu 32 responden
(100%).
Duwi Indonesi Goggle Faktor- cross Berdasarkan
tantri a Scholar faktor secsional penelitian
(2017) http:// Yang didapatkan hasil
elib.stike Mempenga bahwa 73
smuhgo ruhi responden (88,0%)
mbong.a Tingkat mengalami
c.id/id/ Kecemasan kecemasan. Uji chi
eprint/ Pasien Pre square
714 Operasi di menunjukkan
RS PKU bahwa faktor-
Muhamadi faktor yang
yah mempengaruhi
Gombang tingkat kecemasan
yaitu faktor jenis
kelamin dengan
p= 0,016 (<0,05)
dan faktor
dukungan keluarga
dengan p= 0,011
(<0,05).
Yomm Indonesi Goggle faktor- cross Pengumpulan data
y Elsa a scholar faktor yang sectional dilakukan tanggal
(2014) http:// berhubung study 12-27 Juli 2014
scholar.u an (usia, dengan sampel
nand.ac.i jenis sebanyak 75 orang
d/id/ kelamin, dengan teknik
eprint/ pengalama accindental
9685 n dan sampling. Analisa
pengetahua data terdiri dari
n) dengan analisa univariat
tingkat dan bivariat. Hasil
kecemasan penelitian
pasien pre menunjukan bahwa
operasi di hampir separuh
Irna bedah (40%) pasien pre
RSUP DR. operasi mengalami

33
M. Djamil cemas sedang,
Padang (36%) cemas
tahun ringan, (14,7%)
2014. cemas berat dan
(9,3%) pasien tidak
cemas. Lebih dari
separuh (74,7%)
pasien pre operasi
berusia dewasa
(21-60 tahun), (56
%) jenis kelamin
laki-laki, (72 %)
mempunyai
pengalaman operasi
dan (61,3%)
memiliki
pengetahuan tinggi
tentang persiapan
sebelum operasi.
Rizka indonesi DSPACE Gambaran cross Berdasarkan
(2019) a http:// Tingkat sectional sampel sebanyak
poltekkes Kecemasan study 40 responden.
.aplikasi- Pada Mayoritas
akademik Pasien Pre responden yang
.com/ Operasi tidak memiliki
xmlui/ Bedah kecemasan yaitu
handle/ Mayor di sebanyak 15 orang
1234567 RSUD dr (27,5%) pada usia
89/2194 Pirngadi mayoritas 29-35
Medan tahun yaitu 14
orang (35,0%).
Mayoritas
responden tidak
memiliki
kecemasan yaitu
sebanyak 15 orang
(37,5%) dan
berjenis kelamin
yang sama banyak
antara laki-laki dan
perempuan yaitu
sebanyak 20 orang
(50,0%). Mayoritas
responden tidak
memiliki
kecemasan yaitu

34
sebanyak 15 orang
(37,5%) dan
berpendidikan
SMA sebanyak 23
orang (57,5%).
Mayoritas
responden tidak
memiliki
kecemasan yaitu
sebanyak 15 orang
(37,5%) dan
bekerja sebagai
wiraswasta
sebanyak 19 orang
(47,5%).
Kesimpulan dalam
penelitian ini
adalah banyak
responden yang
tidak merasa cemas
saat menghadapi
pre operasi bedah
mayor
Seniwat Indonesi Goggle Hubungan Crosetional Berdasarkan
i (2018) a scholar Pengetahua study sampel 32 orang
n dan Analisa data
Karakterist menggunakan uji
ik Pasien Chi Square
Terhadap Hasil penelitian
Kecemasan ada hubungan
Dalam antara
Menghada pengetahuan
pi Operasi pasien
di RSUD terhadap
Kota kecemasan dalam
Bekasi menghadapi
operasi dengan
nilai pvalue 0,007
(p<0,05). ada
hubungan antara
umur terhadap
kecemasan dalam
menghadapi
operasi dengan
nilai pvalue 0,022
(p< 0,05). ada

35
hubungan
antara jenis
kelamin terhadap
kecemasan dalam
menghadapi
operasi nilai pvalue
0,035 (p< 0,05),
dan ada
hubungan antara
pendidikan
terhadap
kecemasan dalam
menghadapi
operasi dengan
nilai pvalue 0,
017
(p< 0,05)
Septian Indonesi Goggle Analisa Crosectional Berdasarkan
a. a scholar Faktor- study sebanyak 45 orang
(2018.) http:// Faktor di dapatkan Hasil
repo.stik Terhadap penelitian
esicme- Tingkat menunjukkan nilai
jbg.ac.id/ Kecemasan data usia dengan
id/ Pasien tingkat kecemasan
eprint/ Yang Akan pasien
1722 Menjalani menggunakan uji
Operasi di statistik Spearmen
Ruang Rank
Rawat Inap Testdidapatkan
Melati nilai p=0,000, pada
RSUD data jenis kelamin
Bangil dengan tingkat
kecemasa
menggunakan uji
Koefesien
Kontingensi
testdidapatkan
nilaip=0,004, pada
data pendidikan
dengan tingkat
kecemasan
menggunakan
Spearmen Rank
Testdidapatkan
nilai p=0,000, pada
data pengalaman

36
operasi dengan
tingkat kecemasan
menggunakan uji
statistik Koefesien
Kontingensi
tesdidapatkan
nilaip=0,001,
Braz J Pub Inggis Evaluation Hasil penelitian
(2018) Med of didapakan bahwa
Doi: depression tingkat depresi dan
10.2147 and anxiety kecemasan lebih
0/1678- in coronary tinggi pasca operasi
9741- artery by dibandingkan
2018- pss surgery dengan periode pra
0426 patients A operasi dengn nilap
prospective p value 0,001 hal
clinical ini di sebabkan
study oleh faktor usia,
pendidikan,
pengethuan jenis
kelamin terdapat
hubungan yang
bermakna dengan
nilai p value 0,005
Niken Google Indonesia Waiting Terdapat hubungan
Anggra Scholar tim pre antara waktu
ini DOI: anastesi tunggu pra anastesi
(2020) 102938 berhubung dengan tingkat
ISSN: an dengan kecemasan pada
2613- tingkat pasien yang akan
9944 kecemasan dilakukan tindakan
pasien pre operasidengan nilai
opererasi p value 0,004
di Instalasi
Bedah
Sentral RS
PKU
Muhamadi
yah
Yogjakarta
Andi Google Indonesia Faktor- Purposive Terdapat hubungan
Palla Scholar faktor yang sampling yang bermakna
(2020) ISSN: berhubung antara dukungan
2089- an dengan keluarga, jenis
9394 tingkat kelamin dengan
kecemasan nilai p value 0,030

37
pasien pre
operasi di
Rumah
sakit
Massenrem
pulu
kabupaten
Enrekang
Wawan Google Indonesia Perbedaan Crosectional Terdapat perbedaan
Erawan Scholar tingkat study tingkat kecemasan
(2017) kecemasan pasien laki-laki
antara laki- dengan perempuan
laki dan terhadap pre
perempuan operasi laparatomi
pada pre diantaranya
operasi kecemasan pada
laparatomi laki laki cemas
di sedang (26,67%)
RSUP.Prof cemas berat
. Dr.R.D ( 33,33%) dan
Kandou pada pasien
Manado perempuan cemas
sedang (35,29%)
dan cemas berat
(23,53%) dengan
nilai p value=
0,024

38
B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan dengan metode literatur riview dimana

dilakkukan pencarian jurnal melalui elektronik base pada google scholar

didapatkan hasil30 jurnal yang berkaitan dengan tingkat kecemasan pasien

operasi, kemudian artikel disaring berdasarkan judul, abstrak dan kata

kunci didapatkan hasil proses kembali sebanyak 25 jurnal yang kemudian

disaring atas dengan melihat keselutuhan teks didapatkan 10 jurnal yang

relevan dengan peneliitian ini, sumber jurnbal yang di ambil dengan

rentang terbitan reverensi minimal 5 tahun terakhir (2015 – 2020 ).

1. Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Terhadap Tindakan

Operasi

Berdasarkan hasil literatur ilmiah dari 10 jurnal maka peneliti bisa

membandingkan antara jurnal penelitian orang lain, dengan teori kemudian

bisa di ambil kesimpulan serta memberikan asumsi terhadap penelitian

tersebut.

Hasil penelitian Yommy Elsa (2014) di dapatkan dari sampel

sebanyak 75 orang dengan teknik accindental sampling. Analisa data terdiri

dari analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukan bahwa

hampir separuh (40%) pasien pre operasi mengalami cemas sedang, (36%)

cemas ringan, (14,7%) cemas berat dan (9,3%) pasien tidak cemas. Lebih

dari separuh (74,7%) pasien pre operasi berusia dewasa (21-60 tahun), (56

%) jenis kelamin laki-laki, (72 %) mempunyai pengalaman operasi dan

(61,3%) memiliki pengetahuan tinggi tentang persiapan sebelum operasi.

39
Dari hasil penelitian tersebut terlihat ada hubungan tingkat pengetahuan

seseorang terhadap tingkat kecemasan sebelum tindakan operasi dengan

nilai p value= 0,003

Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang

tidak menyenangkan dan dialami oleh setiap makhluk hidup dalam

keadaan sehari-hari. Kecemasan memiliki 4 tingkatan, yakni : kecemasan

ringan (membantu dalam pembelajaran, tumbuh dan berubah), kecemasan

sedang (meningkatkan fokus pada tanda bahaya belajar masih

memungkinkan, gejala objektif dapat divalidasi), kecemasan berat (kognitif

sangat menurun, respon fisik meningkat, kebutuhan akan meningkat),

kecemasan sangat berat/panik (respon fight, flight atau freeze, tidak

mungkin untuk belajar) (Heru, 2019).

Pasien pre operatif mengalami perasaan cemas dan ketegangan yang

ditandai dengan rasa cemas, takut, tegang, lesu, tidak dapat istirahat

dengan tenang. Bagi hampir semua pasien, pembedahan

merupakan sebuah tindakan medis yang sangat berat karena harus

berhadapan dengan meja dan pisau operasi. Pasien tidak mempunyai

pengalaman terhadap hal-hal yang akan dihadapi saat pembedahan,

seperti anestesi, nyeri, perubahan bentuk dan ketidakmampuan

mobilisasi post operasi (Efendi, 2016).

Pembedahan atau tindakan operasi dilakukan karena beberapa alasan

seperti diagnostik (biopsi, laparotomi eksplorasi), kuratif (eksisi massa

tumor, pengangkatan apendiks yang mengalami inflamasi), reparatif

40
(memperbaiki luka multiplek), rekonstruksi dan paliatif. Indikasi yang

dilakukan dengan tindakan bedah antara lain kolesistektomi, nefrektomi,

kolostomi, histerektomi, mastektomi, amputasi, operasi akibat trauma,

laparatomi dan sectio caesarea (Kemenkes RI, 2017).

Menurut asumsi peneliti bahwa kecemasan yang dialami oleh

pasien disebabkan pasien mengalami ancaman terhadap integritas fisik

yang disebabkan oleh faktor internal, seperti komplikasi yang terjadi

dalam operasi berlangsung, meninggal di meja operasi, cacat steleah

operasi dan lain-lain. Responden pasien yang akan menghadapi

pembedahan secara tidak langsung memberikan respon tentang

gangguan fisik akibat pembedahan dan frustasi kepada

ketidakberdayaan responden post operasi. Selain itu pasien memikirkan

ketika telah dilakukan operasi akan menimbulkan rasa nyeri dan

membuat responden menjadi cemas, Kecemasan tersebut bisa membuat

pasien menjadi stres dalam melakukan persiapan operasi.

2. Hubungan Umur Pasien Dengan Kecemasan Pasien Pre Operasi

Terhadap Tindakan Operasi

Berdasarkan hasil literatur ilmiah dari 10 jurnal maka peneliti bisa

membandingkan antara jurnal penelitian orang lain, dengan teori kemudian

bisa di ambil kesimpulan serta memberikan asumsi terhadap penelitian

tersebut.

Hasil penelitian Rizka (2019) Gambaran tingkat kecemasan pada

pasien pre operasi bedah mayor di RSUD dr Pirngadi Medan di dapatkan

41
mayoritas responden yang tidak memiliki kecemasan yaitu sebanyak

15 orang (27,5%) pada usia mayoritas 29-35 tahun yaitu 14 orang

(35,0%). Mayoritas responden tidak memiliki kecemasan yaitu sebanyak

15 orang (37,5%) dan berjenis kelamin yang sama banyak antara laki-laki

dan perempuan yaitu sebanyak 20 orang (50,0%). Mayoritas responden

tidak memiliki kecemasan yaitu sebanyak 15 orang (37,5%) dan

berpendidikan SMA sebanyak 23 orang (57,5%). Mayoritas responden

tidak memiliki kecemasan yaitu sebanyak 15 orang (37,5%) dan bekerja

sebagai wiraswasta sebanyak 19 orang (47,5%).

Hasil penelitian Septiana (2018) analisa faktor-faktor terhadap

tingkat kecemasan pasien yang akan menjalani operasi di Ruang Rawat

Inap Melati RSUD Bangil terdapat hubungan yang signifikan terhadap

faktor-faktor kecemasan berupa, usia, jenis kelamin, pendidikan,

pengalaman operasi serta dukungan keluarga pada pasien yang akan

menjalani tindakan operasi.

Hasil penelitian Braz J (2018) didapakan bahwa tingkat depresi dan

kecemasan lebih tinggi pasca operasi dibandingkan dengan periode pra

operasi dengn nilap p value 0,001 hal ini di sebabkan oleh faktor usia,

pendidikan, pengethuan jenis kelamin terdapat hubungan yang bermakna

dengan nilai p value 0,005.

Hasil penelitian Duwi (2017) mengenai Faktor- Faktor Yang

Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Di Rs Pku

Muhammadiyah Gombong menunjukkan hasil bahwa 43,0% responden

42
mengalami kecemasan sedang, 65,1% responden memiliki pengalaman

baru, 52,3% responden berpendidikan tinggi, 59,3% responden memiliki

pendapatan yang tinggi. Terdapat hubungan antara pengalaman dengan

tingkat kecemasan (p = 0,043), terdapat hubungan antara tingkat

pendidikan dengan tingkat kecemasan (p = 0,001) dan terdapat hubungan

antara pendapatan dengan tingkat kecemasan (p = 0,010).

Hasil penelitian Seniwati (2018) dari 32 orang sampel penelitian

di dapatkan ada hubungan antara pengetahuan pasien terhadap

kecemasan dalam menghadapi operasi dengan nilai pvalue 0,007

(p<0,05). ada hubungan antara umur terhadap kecemasan dalam

menghadapi operasi dengan nilai pvalue 0,022 (p< 0,05). ada hubungan

antara jenis kelamin terhadap kecemasan dalam menghadapi operasi nilai

pvalue 0,035 (p< 0,05), dan ada hubungan antara pendidikan terhadap

kecemasan dalam menghadapi operasi dengan nilai pvalue 0,017.

Menurut Suliswati dalam Yusmaidi (2016) bahwa umur adalah

satuan waktu yang mengukur suatu benda atau makhluk, baik ang hidup

maupun yang mati. Semakin dewasa umur akan semakin siap dalam

menghadapi operasi. Dalam kategori usia yang terbanyak mengalami

kecemasan adalah usia 18-25 tahun. Gangguan kecemasan dapat terjadi

pada semua usia, namun lebih sering pada usia dewasa muda karena

banyak masalah yang dihadapinya. Kematangan usia berpengaruh

terhadap seseorang dalam menyikapi situasi/penyakitnya terhadap

kecemasan yang dialaminya.

43
Menurut asumsi peneliti hubungan umur pasien dengan tingkat

kecemasan pasien yang akan dilakukan tindakan operasi serta di

bandingkan dengan teori maka di dapatkan bahwa kecemasan dapat

dipengaruhi oleh faktor umur. Semakin muda umur seseorang

dalam menghadapi masalah maka akan sangat mempengaruhi

konsep dirinya. Umur dipandang sebagai suatu keadaan yang

menjadi dasar kematangan dan perkembangan seseorang.

Kematangan individu dapat dilihat langsung secara objektif dengan

periode umur, sehingga berbagai proses pengalaman,

pengetahuan, keterampilan, kemandirian terkait sejalan dengan

bertambahnya umur individu. Umur yang jauh lebih tua, akan

cenderung memiliki pengalaman yang lebih dalam menghadapi masalah

kecemasan.

3. Hubungan Jenis Kelamin Dengan Kecemasan Pasien Pre Operasi

Terhadap Tindakan Operasi

Berdasarkan hasil literatur ilmiah dari 10 jurnal maka peneliti bisa

membandingkan antara jurnal penelitian orang lain, dengan teori

kemudian bisa di ambil kesimpulan serta memberikan asumsi terhadap

penelitian tersebut.

Hasil penelitian Abdullah, Rajib. 2015 diketahui bahwa tigkat

kecemasan pasien operasi di pengaruhi oleh jenis operasi terbanyak

adalah operasi minor yaitu sebanyak 22 responden (68.8%). Jenis kelamin

respoden terbanyak adalah perempuan yaitu sebanyak 21 responden

44
(65.6%). Usia terbanyak adalah usia 41-65 tahun sebanyak 14 responden

(43.8%). Pendidikan responden terbanyak adalah SMP yaitu sebanyak 16

responden (50.0%). Semua responden termasuk kategori tidak pernah

mendapatkan operasi sebelumnya yaitu 32 responden (100%).

Hasil penelitian Wawan Erawan (2017) Terdapat perbedaan tingkat

kecemasan pasien laki-laki dengan perempuan terhadap pre operasi

laparatomi diantaranya kecemasan pada laki laki cemas sedang (26,67%)

cemas berat ( 33,33%) dan pada pasien perempuan cemas sedang

(35,29%) dan cemas berat (23,53%) dengan nilai p value= 0,024.

Hasil penelitian Niken Anggraini (2020) Terdapat hubungan

antara waktu tunggu pra anastesi dengan tingkat kecemasan pada pasien

yang akan dilakukan tindakan operasidengan nilai p value 0,004. Hasil

penelitian Andi Palla (2020) Terdapat hubungan yang bermakna antara

dukungan keluarga, jenis kelamin dengan nilai p value 0,030.

Jenis kelamin merupakan karakteristik demografik yang

berhubungan dengan kecemasan preoperasi adalah jenis kelamin dan

jenis kelamin perempuan lebih besar resiko untuk terkena kecemasan pre

operasi (Sopha, 2016). Diperkuat dengan teori berkaitan dengan

kecemasan pada pria dan wanita oleh (Sunaryo, 2017) dalam yang

menulis dalam bukunnya bahwa pada umummnya seorang laki-laki

dewasa mempunyai mental yang kuat terhadap sesuatu hal yang dianggap

mengancam bagi dirinya dibandingkan perempuan.

45
Menurut asumsi peneliti sesuai dengan literatur jurnal penelitian

dan di bandingkan dengan teori maka dapat di simpulkan bahwa

kecemasan seseorang juga dapat di pengaruhi oleh jenis kelamin.

Berkaitan dengan kecemasan pada pria dan wanita, perempuan lebih

cemas akan ketidakmampuannya dibandingkan dengan laki-laki, laki-

laki cenderung lebih aktif, eksploratif, sedangkan perempuan lebih

sensitif. Sehingga kalu di lihat dari cara mengatasi kecemasan seorang

laki-laki-laki lebih rileks dibanding perempuan. Apalagi dalam

menghadapi kecemasan terhadap tindakan operasi, perempuan akan lebih

cemas terhadap tindakan yang akan dilakukan saat operasi berlangsung

ataupun stelah dilakukan tindakan operasi.

46
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil literatur review terhadap jurnal yang didapat dari

Google Scholar, dari hasil pencarian didapatkan 35 jurnal yang berkaitan

dengan tingkat kecemasan pasien operasi, 10 jurnal diantaranya mendapatkan

hasil penelitian yang signifikan dimana adanya hubungan karateristik

responden dengan tingkat kecemasan pasien pre operatif yang menjalani

tindakan operasi.

1. Mengetahui hubungan umur pasien dengan kecemasan pasien pre

operasi terhadap tindakan operasi berdasarkan penelusuran artikel

ilmiah

2. Mengetahui hubungan jenis kelamin pasien dengan kecemasan pasien

pre operasi terhadap tindakan operasi berdasarkan penelusuran artikel

ilmiah

3. Mengetahui hubungan pendidikan pasien dengan kecemasan pasien

pre operasi terhadap tindakan operasi berdasarkan penelusuran artikel

ilmiah.

47
B. SARAN

1. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan institut pendidikan khususnya Serjana keperawatan agar dapat

memanfaatkan hasil penelitian ini dapat meneruskan kembali penelitian ini

untuk hasil yang maksimal dengan meneliti variabel yang berbeda.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan dan

melanjutkan penelitian ini pada penelitian yang lebih baik dengan meneliti

teknik-teknik yang lain seperti memberikan stimulasi elektrik karena dapat

mempengaruhi kecemasan pasien pre operasi.

48

Anda mungkin juga menyukai